Oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
TAHUN
2020
LAPORAN KULIAH PRAKTEK/MAGANG
Oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
TAHUN
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui:
Mengetahui:
Tanggal seminar :
i
RINGKASAN
Kuliah Praktek/Magang (sekarang disebut Magang) adalah kerja mandiri
atau kelompok dari mahasiswa berupa tinjauan atau kerja lapangan yang
menyangkut kegiatan observasi, perencanaan, pelaksanaan, dan sistem
pengelolaan pada sektor hulu-hilir serta penunjang pertanian, yang dibimbing oleh
seorang dosen pembimbing magang dan seorang pembimbing lapang.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur atas kehadirat Allah swt karena atas berkat dan rahmat beliau,
penulis mempunyai kesempatan untuk dapat menyelesaikan penulisan proposal
kuliah lapangan/magang. Shalawat dan salam tidak lupa penulis hadiahkan kepada
Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan
hingga ke zaman yang penuh ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat membangun agar laporan ini bisa lebih baik. Demikianlah laporan
ini ditulis, jika ada kesalahan dan kejanggalan penulis memohon maaf dan
penulisan mengucapkan terima kasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... i
RINGKASAN.................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR............................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Tujuan..................................................................................................... 1
1.3 Manfaat................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3
2.1 Organisme Pengganggu Tanaman(OPT)............................................ 3
2.2 Pengendalian.......................................................................................... 4
2.2.1 Pengendalian Hayati...................................................................... 4
2.2.2 Pengendalian Secara Kimia........................................................... 6
2.2.3 Penerapan PHT............................................................................... 7
BAB III METODE PELAKSANAAN.......................................................... 8
3.1 Organisasi Instansi/ Perusahaan........................................................... 8
3.2 Bahan dan Metode................................................................................ 9
1. Laboratorium........................................................................................ 9
2. Lapangan............................................................................................... 13
3.4 Pengawasan............................................................................................ 15
3.5 Manajemen kegiatan............................................................................. 15
BAB IV. TUGAS KHUSUS.......................................................................... 16
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 17
5.1 Pembuatan agens hayati........................................................................ 17
5.2 Pembuatan Pestisida Nabati................................................................. 18
5.3 Pembuatan media PDA......................................................................... 18
5.4 Pembiakan Paenibacillus poymyxa dan Trichoderma sp.................. 19
5.5 Pembuatan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria)........... 19
iv
5.6 Pembuatan dan pemanenan tribac....................................................... 19
5.7 PPHT ( lapangan).................................................................................. 20
5.8 Pelaksanaan bimbingan......................................................................... 20
5.9 Pengamatan ke Lapangan..................................................................... 20
5.10 Koleksi basah (Herbarium)................................................................ 21
5.11 Gerdal OPT.......................................................................................... 21
BAB VI PENUTUP......................................................................................... 23
A. Kesimpulan.............................................................................................. 23
B. Saran......................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... vii
LAMPIRAN..................................................................................................... ix
Dokumentasi................................................................................................. ix
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kemasan tribac......................................................................................... 20
3. Hasil pengamatan..................................................................................... 21
vi
BAB I PENDAHULUAN
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Laboratorium PHP juga sebagai pusat
kegiatan pengamatan dan peramalan perkembangan OPT serta sebagai tempat
klinik tanaman dan mendiagnosa OPT. Pengamatan di lapangan yang
dilaksanakan oleh Petugas Hama dan Penyakit (PHP) atau POPT di wilayah
kerjanya dikoordinir oleh Koordinator PHP dan dikoordinasikan dengan LPHP.
1.2 Tujuan
a. Memberikan pengalaman visual dan pengenalan tentang segala sesuatu yang
menyangkut kegiatan observasi, perencanaan dan pelaksanaan, serta sistem
pengelolaan di seluruh sektor pertanian.
1
c. Mengasah soft skill dan hard skill mahasiswa sehingga mampu bekerjasama
dalam tim.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan magang ini sebagai berikut:
Bagi peserta magang / kerja praktek mempelajari lebih dalam dari kegiatan
seperti pembuatan agens hayati, pembuatan PGPR, pembuatan pestisida nabati,
dan pengendalian hama terpadu.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2 Pengendalian
4
Paenibacillus polymyxa merupakan bakteri non patogen yang menguntungkan
di bidang kesehatan dan lingkungan. Bakteri ini penghasil antibiotik polomiksin.
Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan mempunyai
daya hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain. Di bidang pertanian,
Paenibacillus polymyxa dapat ditemukan di tanah dan tanaman. Bakteri ini
mampu mengikat nitrogen. Biofilms dari Paenibacillus polymyxa menunjukkan
produksi eksopolysakarida pada akar tanaman yang dapat melindungi tanaman
dari patogen. Hasil uji di BB Biogen bakteri juga mengandung hormon pengatur
gibberellin. (Widarti dan Sugeng, 2014).
b. PGPR
5
kemampuan dalam mensintesis metabolit anti fungal seperti antibiotik, dinding sel
fungal – lysing enzim atau hidrogen sianida, yang menekan pertumbuhan patogen
jamur; kemampuan untuk bersaing secara sukses dengan patogen untuk nutrisi
atau unsur hara atau tempat khusus dalam perakaran tanaman; dan
kemampuannya dalam menimbulkan resistensi sistemik (Sorensen, dkk., 2001)
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tumbuh-
tumbuhan dan berkhasiat mengendalikan serangan hama pada tanaman. Pestisida
nabati tidak meninggalkan residu berbahaya pada tanaman maupun lingkungan
serta dapat dibuat dengan mudah menggunakan bahan yang murah dan peralatan
yang seerhana. (Soenandar, 2010).
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan
atau bagian tumbuhan seperti akar, daun, batang atau buah. Bahan-bahan ini
diolah menjadi berbagai bentuk, antara lain bahan mentah berbentuk tepung,
ekstrak atau resin yang merupakan hasil pengambilan cairan metabolit sekunder
dari bagian tumbuhan atau bagian tumbuhan dibakar untuk diambil abunya dan
digunakan sebagai pestisida. Pestisida dari bahan nabati sebenarnya bukan hal
yang baru tetapi sudah lama digunakan, bahkan sama tuanya dengan pertanian itu
sendiri. Sejak pertanian masih dilakukan secara tradisional, petani di seluruh
belahan dunia telah terbiasa memakai bahan yang tersedia di alam untuk
mengendalikan organisme pengganggu tanaman. Pada tahun 40-an sebagian
petani di Indonesia sudah menggunakan bahan nabati sebagai pestisida,
diantaranya menggunakan daun sirsak untuk mengendalikan berbagai macam
hama sehingga hama tanaman yang menyerang dapat dikendalikan secara alami
karena tidak menyebabkan racun bagi organisme lain (Oka, 1995).
6
2.2.3 Penerapan PHT
Pengendalian hama terpadu (PHT) adalah sebuah pendekatan baru untuk
melindungi tanaman dalam kontek sebuah sistem produksi tanaman (Rola, 1993).
PHT memiliki beberapa prinsip yang khas, yaitu; (1) sasaran PHT bukan
eradikasi/pemusnahan hama tetapi pembatasan atau pengendalian populasi hama
sehingga tidak merugikan, (2) PHT merupakan pendekatan holostik maka
penerapannya harus mengikutsertakan berbagai disiplin ilmu dan sektor
pembangunan sehingga diperoleh rekomendasi yang optimal, (3) PHT selalu
mempertimbangkan dinamika ekosistem dan variasi keadaan sosial masyarakat
maka rekomendasi PHT untuk pengendalian hama tertentu juga akan sangat
bervariasi dan lentur, (4) PHT lebih mendahulukan proses pengendalian yang
berjalan secara alami (non-pestisida), yaitu teknik bercocok tanam dan
pemanfaatan musuh alami seperti parasit, predator, dan patogen hama.
Penggunaan pestisida harus dilakukan secara bijaksana dan hanya dilakukan
apabila pengendalian lainnya masih tidak mampu menurunkan populasi hama, dan
(5) program pemantauan/pengamatan biologis dan lingkugan sangat mutlak dalam
PHT karena melalui pemantauan petani dapat mengetahui keadaan agro-ekosistem
kebun pada suatu saat dan tempat tertentu (Untung,1997).
7
BAB III METODE PELAKSANAAN
A. Tugas
B. Fungsi
g. Membuat laporan hasil analisa tersebut dan segera melaporkan kepada instansi
sebagaimana diatur dalam buku pedoman pengamatan dan pelaporan
perlindungan tanaman pangan dan hortikultura
8
h. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pengamatan dan pengambilan
contoh OPT dan agens hayati
o. Membuat koleksi OPT, agens hayati dan bahan nabati yang ditemukan di
wilayah kerjanya
p. Melakukan pembiakan OPT dan agens hayati pada tanaman padi, palawija dan
hortikultura
1. Laboratorium
Kegiatan magang yang bersifat dalam ruangan pengerjaannya dilakukan
didalam laboratorium PHP Tanjung Morawa. Setiap alat dan bahan sudah
disiapkan oleh pihak laboratorium, sehingga memudahkan peserta magang untuk
melakukan kegiatannya selama pelaksanaan magang berlangsung. Adapaun bahan
dan cara kerjanya sebagai berikut:
Adapun alat yang digunakan yaitu kompor, wajan, aerator, selang ,ember,
saringan, plastisin, kapas, botol, gunting, jarum ose, timbangan, dirijen, dan besi
9
pemberat. Dan bahannya yaitu bibit paenibacillus, air kelapa, air , alkohol, dan
PK.
Adapun fungsi kapas dan larutan Pk pada pembuatan agens hayati ini yaitu
untuk penyaringan oksigen yang masuk kedalam dirijen agar menghasilkan
oksigen yang murni untuk perkembangbiakan bakteri. Aerator berfungsi sebagai
pemompa atau penghasil gelembung udara pada rangkaian ini. Kemudian tunggu
lebih kurang selama tiga munggu untuk melihat hasilnya.
Adapaun alat yang digunakan yaitu gelas ukur, autoclave, ember, saringan,
incase, plastik, jarum ose, hacter dan bunsen. Dan bahannya yaitu air, jagung
(yang telah digiling), alkohol dan bibit Trichoderma sp.
Cara perbanyakan agens hayati ini yaitu pencampuran dengan bibit jagung
yang telah disediakan Sebanyak 2 Kg . Disiapkan jarum ose, bunsen ,autoclave,
dan hacter kemudian masukkan bibit jagung sebnyak sepetiga dari bibit di testube
kedalam plastik yang berisi jagung yang telah didinginkan tadi menggunakan
jarum ose yang telah disterilkan menggunakan alkohol. Kegiatan ini dilakukan
10
didalam incase yang berisikan bunsen. Setelah itu, plastik di hacter untuk yang
telah berisi bibit jagung dan diaduk bibit jagung dalam plastik hingga tercampur
rata. Terakhir, ditunggu selama seminggu untuk mendapatkan hasilnya.
Adapun alat yang digunakan yaitu alu, pisau, parang, ember, dan pastik.
Dan bahannya yaitu 100 gr daun mindi, 300 gr serei, 500 gr lengkuas, 100 gr daun
sirsak, 2 sdm rinso dan 2 liter air.
Dan cara pembuatannya yaitu pertama, disediakan alat dan bahan untuk
pengerjaanya, kemudian setiap bahan yang terdiri dari daun mindi, daun sirsak,
lengkuas dan sereh ditumbuk masig-masing bahan didalam lumpang hingga
hancur dan dibantu dengan pemberian air dalam proses penumbukannya. Setelah
itu, semua bahan yang telah dihaluskan, dicampurkan dan diberi air sebanyak 30
liter kemudian didiamkan beberapa hari. Setelah didiamkan, ditambahkan deterjen
2 sendok makan dan diaduk kemudian ditambahkan lagi air sebanyak lebih
kurang sekitar 400 L. Dan pesnab sudah dapat diaplikasikan.
Adapun alat yang diperlukan yaitu testube, jarum ose, bunsen, laminar
airflow, incase, alumunium foil, dan kapas . Dan bahannya yaitu bibit
Paenibacillus polymyxa, bibit Trichoderma sp. dan alkohol.
11
didalam airflow, jarum ose disterilisasikan menggunakan alkohol . Setelah itu
jarum ose dibakar mengguakan bunsen hingga berwarna merah, kemudian
diletakkan pada media agar sebelum digerus permukaan bibitnya. Setelah digerus
permukaannya langsung digoreskan pada permukaan agar. Usahakan digoreskan
dengan sangat pelan , jangan menggunakan kekuatan agar agarnya tidak hancur
dan bakteri dapat tumbuh. Kemudian setelah digerus dapat didiamkan beberapa
hari hingga bakterinya tumbuh.
f. Pembuatan PGPR
Adapun alat yang digunakan yaitu wajan besar, kompor, alat pengaduk,
ember dan timbangan. Dan bahannya yaitu air, gula , belacan, dedak, akar bambu,
dan ajinomoto.
Adapun alat yang digunakan yaitu wadah, ember dan saringan. Dan
bahannya yaitu agens hayati bakateri Paenibacillus polymyxa dan agens hayati
jamur Trichoderma sp.
12
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk baunya hilang namun tribak ini
sangat berperan dalam pengendalian patogen.
h. Bimbingan
Adapun alat yag digunakan yaitu gelas beaker berukuran 2L, kompor
listrik dan pengaduk kaca. Dan bahannya yaitu aquades 1L, cufri sulfat 10 gr,
asam asetat 10 ml, gliserin 10 ml dan formalin 2 %.
Adapun cara pembuatan koleksi ini yaitu pertama disediakan alat seperti
kompor listrik, gelas beker ukuran 2 liter, dan pengaduk kaca dan bahannya yaitu
aquades 1L, cupri sulfat 10 gr, asam asetat 10 ml, gliserin 10 ml dan formalin
2%. Dicampurkan semua bahan (kecuali formalin) kedalam beaker glass
kemudian dipanaskan diatas kompor hingga mendidih. Spesimen (daun) yang
akan dikoleksi dibersihkan dengan air bersih. Kemudian spesimen direbus
kedalam bahan yang telah mendidih dan diamati perubahan warna hingga kembali
hijau. Dingkat spesimen dan direndam didalam air bersih selama 24 jam. Setelah
24 jam spesimen diangkat. Kemudian disiapkan media untuk pengawetannya.
Pada 1 liter formlin 2%, dimasukkan 54 ml formalin kedalam 946 ml aquades.
Setelah itu disesuaikan tempatnya dengan daun yang akan di koleksi. Kemudian
ditata spesimen didalam jar spesimen yang telah berisi fornalin 2% tadi, dan
koleksi basah sudah siap.
2. Lapangan
Selain kegian magang yang dilakukan dilaboratorium, terdapat juga
kegiatan yang bersifat lapangan. Para peserta magang ikut serta dalam
pengamatan dan kegiatan lapangan lainnya yang diadakan oleh pihak LPHP
Tanjung Morawa. Adapaun alat, bahan dan cara kerjanya sebagai berikut:
a. PPHT
Adapun alat yang digunakan yaitu kertas karton gunting, lem, alat tulis,
penggaris, dan buku. Dan cara kerja dari kegiatan ini yaitu sediakan kertas karton,
kemudian potong sesuai ukurang yang sudah diarahkan pihak laboratorium, kotak
13
ini di bentuk dengan membuat tigaruangan didalam kotak, Hal ini tertujuan umtuk
memisahkan jawaban a, b, c pada kotak. Kotak dibuat sebnyak 20 buah.
Kemudian pembuatan koinnya dari kertas karton. Koin di buat sebnyak 25 nomor,
dengan setiap nomor tedoro dari 20 buah nomor yang sama. Cara penentuannya
yaitu berdasarkan absen. Nomor satu untuk absen nomor satu dan begitu
seterusnya.Ini bertujuan untuk memudahkan dalam penilaian sehingga tidak
tertukar . Petani memsauki kawasan balok box secara bergantian, setelah itu
petani membaca soal yang sudah ditancapkan oleh pegawai laboratorium
sebelumnya. Petani para mahasiswa magang membantu menuntun petani dan
mengarahkannya untuk dapat dengan mudah membaca soal dan menuntunnya
mengikuti arahan yang telah di berikan sebelumnya.
b. Pengamatan lapangan
Adapun alat yang diperlukan hanya berupa alat tulis dan kamera hp. Setiap
mahasiswa memfoto tanaman yang terserang dan hama yang diperolehnya.
Mahasiswa magang mengikuti arahan dari pembimbing lapangan kemudian
mengikuti dam memperhatikan apa saja yang beliau sampaikan. Setelah itu
beristirahat dan melanjutkan pengamatan hama dan penyakit pada tanaman padi.
c. Gerdal OPT
14
3.4 Pengawasan
Pengawasan dilakukan secara langsung oleh para pegawai yang ada di
Laboratoriun. Sebelum para mahasiswa diawasi, setiap pengawas memberikan
arahan dan penjelasan mengenai prosedur pengerjaan dari setiap kegiatan yang
akan diaksanakan. Pengawasan bertujuan untuk memantau kerja dari para
mahasiswa magang mengenai kegiatan kerja yang dilaksanakan. Dan pengawasan
juga dilakukan secara tidak langsung oleh dosen pembimbing magang melalui via
zoom ataupun melalui chat di grup magang .
15
BAB IV. TUGAS KHUSUS
Pelaksanaan kuliah praktek atau magang , biasanya memiliki tugas khusus
yang diberikan oleh pembimbing lapangan untuk masing-masing mahasiswa/i
yang melaksanakan magang ditempat mereka. Namun pada LPHP Tanjung
Morawa, para mahasiswa/i magang tidak diberikan tugas khusus karena
keterbatasan peralatan yang ada sehingga dalam pelaksaannya , kami para
mahasiswa/i magang melaksanakan kegiatan magang secara bersama-sama.
Meskipun demikian tidak mengurangi maksud dan tujuan dari pelaksanaan
magang ini.
16
Menurut Nuryanti (2004) ,Trichoderma sp. dapat berperan sebagai organisme
pengurai, dapat pula berfungsi sebagai agen hayati dan stimulator pertumbuhan
tanaman. Beberapa spesies Trichoderma sp. telah dilaporkan sebagai agensia
hayati seperti Trichoderma harzianum, Trichoderma koningii, dan Trichoderma
viridae yang berspektrum luas pada berbagai tanaman pertanian. Biakan jamur
Trichoderma sp. dalam media pembawa (carrier) seperti beras, jagung, bekatul,
serta kompos TKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit) dapat diberikan ke areal
pertanaman dan berlaku sebagai biodekomposer, mendekomposisi limbah organik
(rontokan dedaunan dan ranting tua) menjadi kompos yang bermutu. Serta dapat
berlaku sebagai biofungisida. Trichoderma sp. dapat menghambat pertumbuhan
beberapa jamur penyebab penyakit pada tanaman antara lain Rigidiforus lignosus,
Fusarium oxysporum, Rizoctonia solani, Sclerotium rolfsii, dll.
17
5. 2 Pembuatan Pestisida Nabati
Pestisida nabati merupakan pestisida yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
yang berfungsi untuk mengendalikan serangan hama pada tanaman. Pestisida ini
dapat diperoleh dengan mudah karena berasal dari bahan-bahan yang ada dialam,
namun dalam pelaksanaannya ,kami hanya menggunakan empat jenis bahan yang
ada disekitar laboratorium yaitu daun mindi, daun sirsak, serai dan lengkuas ,
meskipun begitu pestisida ini sudah diuji cobakan oleh pihak laboratorium
sehingga pada saat pelaksanaannnya kami dapat diarahkan oleh pembimbing
lapangan.
Selain penggunaan daun sirsak juga terdapat daun mindi, daun dan biji
dari tanaman mindi dapat digunakan untuk mengendalikan ulat, kumbang, serta
kutu daun yang selalu menyerang tanaman pangan dan hortikultura. Zat yang
terkandung dalam mindi mampu menghambat pertumbuhan serangga hama.
18
bubuk atau sari kentang merupakan sumber makanan bagi pertumbuhan agens
hayati.
19
Gambar 1. kemasan tribac
20
Gambar 3. Hasil pengamatan
21
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulannya yaitu kegiatan magang sangat membantu penulis
dalam meningkatkan pengetahuan penulis mengenai agens hayati, pembuatan
pestisida nabati, PGPR, pembuatan tribac, dan lain sebagainya. Secara umum,
pengamatan dan pengendalian hama penyakit tanaman dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Namun pada LPHP Tanjung Morawa lebih memfokuskan tentang
agens hayati karena itu merupakan salah satu kegiatan utama dari laboratorium
ini. Agens hayati sangat berperan dalam pengendalian patoden secara hayati
sehingga lebih ramah lingkungan. Pada pengamatan yang dilakukan, penulis
memperoleh banyak pelajaran yang biasanya tidak penulis dapatkan di kampus.
22
B. Saran
Adapun saran yaitu semoga kedepannya lebih banyak pengetahuan yang
penulis dapatkan dan pihak laboratorium dapat memberikan gambara pelaksanaan
kegiatan sebelum pelaksaan magangnya di mulai, misalnya seperti diawal
pertemuan, sehingga para mahasiswa dapat menentukan gambaran pelaksaannya.
Dan untuk pihak kampus semoga kedepannya bisa dilaksanakan pembukaan
magang secara langsung, agar mahasisa dapat mempersiapkan diri dengan lebih
baik lagi.
23
DAFTAR PUSTAKA
BPTPH. 2007. Bakteri Pelindung Petani (Paenibacillus polymyxa) Balai
Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura. Banyumas.
FAO,1997. Code of conduct for the import adrelease of exotic biological control
agents. Biocontrol news and information 18(4): 119- 124.
Rola,A.C. and P.L. Pingali. 1993. Pesticides, Rice Productvity, and Farmer’s
Health. An Economic Assessment. International Rice Research Institute, Los
Banos, Laguna, Philippines. 100 pp.
Soenandar,Meidiantie, Muanis Nur Aeni dan Ari Raharjo . 2010. Petunjuk Praktis
Membuat Pestisida Organik. Jakarta : PT Agromedia Pustaka.
Sorensen, J., Jensen, L. E., and Nybroe, O. 2001. Soil and rhizosphere as habitats
for Pseudomonas inoculants: New knowledge on distribution, activity and
physiological state derived from micro-scale and single-cell studies. Plant
Soil.
vii
Untung, K. 1997. Penerapan Prinsip-prinsip PHT pada Sub Sektor Perkebunan.
Bahan Ceramah pada Apresiasi Proyek PHT Tanaman Perkebunan Rakyat.
Cipanas, Jawa Barat. Maret 1997.
viii
LAMPIRAN
Dokumentasi
Gambar Keterangan
ix
Pemasukkan jagung kedalam plastik
Pembuatan media
x
Pemasukkan media kedalam testube
xi
Pembuatan balok box
xii
Pembuatan koleksi basah
xiii