02 PEMBAHASAN
03 ASUHAN KEPERAWATAN
04 KESIMPULAN
LATAR BELAKANG
Pengertian paliative
care
Perawatan paliatif care adalah
penedekatan yang bertujuan memperbaiki
kualitas hidup pasien dan keluarga yang
menghadapi masalah berhubungan dengan
penyakit yang dapat mengancam jiwa,
Tujuan Keperawatan
mealaui pencegahan dan membantu
Paliatif
meringankan penderitaan, identifikasi dini
dan penilaian yang tertib serta penanganan Tujuan dari perawatan palliative adalah
nyeri dan masalah lain baik fisik, untuk mengurangi penderitaan pasien,
psikososial dan spiritual memperpanjang umurnya, meningkatkan
kualitas hidupnya, juga memberikan
support kepada keluarganya. Meski pada
akhirnya pasien meninggal,
yang terpenting sebelum meninggal dia
sudah siap secara psikologis dan spiritual,
tidak stres menghadapi penyakit yang
dideritanya.
Peran Fungsi Perawat
Pada Asuhan
Keperawatan Paliatif
keperawatan a. Keluhan utama, data umum pasien, riwayat pemakaian obat, adanya
alergi, pembedahan sebelumnya, dan pengetahuan pasien terhadap persiapan
tindakan pembedahan, yang meliputi persiapan fisik dan mental serta
prognosis tindakan keperawatan selanjutnya dalam mobilisasi dini, latihan
pergerakan pasca pembedahan.
PENGKAJIAN b. Riwayat penyakit sistemik seperti, liver, kardiovaskuler, diabetes, paru-
paru, dan masalah infeksi gigi, infeksi saluran kemih, dan infeksi lainnya.
Osteomielitis dapat terjadi melalui penyebaran hematologi. Disabilitas
permanen dapat terjadi akibat infeksi yang terjadi pada tulang dan sendi,
infeksi yang ada harus diobati dulu sebelum pembedahan ortopedi terencana.
c. Penampilan fisik umum, postur, gaya berjalan, kesimetrisan tubuh,
deformitas, keterbatasan sendi, adanya massa, warna kulit, ekimosis, jejas
pada kulit, nyeri tekan, krepitus, pemakaian alat fiksasi atau alat bantu.
d. Integritas fungsi meliputi keterbatasan mobilitas, keterbatasan fungsi
neuromuskuler. Perubahan sensori-persepsi, pengkajian neurovaskuler,
fungsi motorik dan defisit sensori sebelum induksi
Smeltzer dan Bare (2002) menetapkan diagnosa keperawatan
utama pasien setelah pembedahan ortopedi sesuai urutan prioritas
adalah :
a. Nyeri berhubungan dengan prosedur pembedahan,
DIAGNOSA pembengkakan, dan immobilisasi.
KEPERAWATAN b. Potensial terhadap perubahan perfusi jaringan perifer yang
berhubungan dengan pembengkakan, alat yang mengikat,
gangguan peredaran darah.
c. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri,
pembengkakan, prosedur pembedahan, adanya alat fiksasi.
d. Perubahan citra diri, harga diri, atau kinerja peran yang
berhubungan dengan dampak masalah muskuloskeletal.
Tujuan utama pasien setelah pembedahan ortopedi dapat meliputi pengurangan nyeri,
perfusi jaringan yang adekuat, pemeliharaan kesehatan, peningkatan mobilitas, perbaikan
konsep diri, dan tidak adanya komplikasi (Smeltzer & Bare, 2002). Intervensi
perawatan sesuai dengan diagnosa yang telah ditegakkan antara lain :
a. Meredakan nyeri
Setelah pembedahan ortopedi, nyeri mungkin sangat berat, edema, hematoma, dan spasme
otot merupakan penyebab nyeri yang dirasakan. Tingkat nyeri pasien dan respon terhadap
Intervensi
upaya terapeutik harus dipantau ketat. Nyeri yang terus bertambah dan tidak dapat dikontrol
perlu dilaporkan ke dokter ahli untuk dievaluasi. Harus diupayakan segala usaha untuk
mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan. Bila pemberian analgesik per oral atau
intramuscular diberikan pada kondisi hanya jika diperlukan. Obat diberikan berdasarkan
pencegahan dalam interval yang ditentukan bila awitan nyeri dapat diramalkan (Smeltzer &
Bare, 2002).
Pendekatan farmakologi dan nonfarmakologi diperlukan untuk penatalaksanaan nyeri
(Potter & Perry, 2006). Peninggian ekstremitas yang dioperasi dan kompres dingin bisa
dilakukan untuk membantu mengontrol nyeri dan mengurangi edema (Smeltzer & bare,
2002). Perawat akan menyadari bahwa tehnik perubahan posisi, relaksasi, distraksi, guided
imagery, dan terapi modalitas lainnya diperlukan untuk membantu mengurang dan
mengontrol nyeri pada pasien (Pulido, Hardwick, Munro, May & Dupies-Rosa, 2010)
b. Memelihara perfusi jaringan c. Memperbaiki mobilitas d. Peningkatan konsep
adekuat fisik diri
Rencana perawatan pre operasi Mobilisasi merupakan Perawat dan pasien
terus dilanjutkan. Perawat harus keluhan yang paling menyusun rencana yang
memantau status neurovaskuler banyak menyertai setelah akan dicapai.
bagian badan yang dioperasi dan nyeri, dan keluhan takut Peningkatan aktivitas
melaporkan segera kepada dokter untuk bergerak juga perawatan diri dalam
bila ditemukan adanya gangguan disertai keluhan nyeri pada batas program terapeutik
perfusi jaringan. Pasien diberi pembedahan ortopedi dan pengembalian peran
penyuluhan agar melakukan (Australian Acute dapat membantu
latihan mobilisasi dan latihan Musculosceletal Pain mengenali kembali
pergelangan atau sendi (Black & Guidelines Group, 2004). kemampuannya dan
Hawks, 2009). Perhatikan juga Hubungan terapeutik dapat meningkatkan harga diri,
indikasi adanya pressure ulcer, membantu pasien identitas diri, dan kinerja
peningkatan nutrisi, pemenuhan berpartisipasi dalam peran. Penerimaan
kebersihan diri sebagai upaya aktivitas yang dirancang perubahan citra tubuh
juga memperbaiki perfusi. untuk memperbaiki tingkat dapat dibantu dengan
mobilisasi. dukungan yang diberikan
oleh perawat, keluarga
dan orang lain (Smeltzer
& Bare, 2002)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI