BAKTERI PROT C
PENDAHULUAN
Bakteri merupakan makhluk hidup yang bersifat kosmopolitan, yaitu paling banyak
jumlahnya dan tersebar luas hampir di semua tempat seperti di makanan, tanah, air, udara,
dalam tubuh makhluk hidup, dan bahkan di tempat yang sangat ekstrim seperti di dalam
magma (Win et al., 2014).
Bakteri Rhizobium adalah kelompok bakteri yang berkemampuan sebagai penyedia
hara bagi tanaman. Rhizobium hanya dapat memfiksasi nitrogen atmosfer bila berada
di dalam bintil akar dari mitra legumnya. Peranan Rhizobium terhadap pertumbuhan
tanaman khususnya berkaitan dengan masalah ketersediaan hara bagi tanaman
inangnya.
Keuntungan penggunaan bakteri Rhizobium adalah: mampu meningkatkan
ketersedian unsur hara terutama N, tidak mempunyai bahaya atau efek samping,
efisiensi penggunaan yang dapat ditingkatkan sehingga bahaya pencemaran
lingkungan dapat dihindari, harganya relatif murah, dan teknologinya atau
penerapannya relatif mudah dan sederhana (Novriani, 2011).
DESKRIPSI PATOGEN
CIN
A
AMERIK JEPAN KLASIFIKASI
A UTARA G
Kingdom : Bakteri
Divisi : Proteobakteri
DAERAH
SEBARA Kelas : Alphaproteobavteria
TIMUR
TENGAH
N AFRIKA
SELATA Ordo : Rhizobiales
N
Family : Rhizobiaceae
Marga : Allorhizobium
ISRAE CHIL Spesies : Allorhizobium vitis.
L I
DESKRIPSI PATOGEN
Morfologi
Bakteri dari genus ini memiliki bentuk kecil, tongkat pendek (0,5-1,0 x 1,2-3,0 μm).
Mereka mobile dengan kehadiran 1-4 flagela yang terletak secara lateral. Jika
mereka menyajikan flagel tunggal fiksasi mereka bisa lateral atau kutub kromosom
dan plasmid.
Genom A. vitis terdiri dari dua kromosom melingkar dan lima plasmid. Panjangnya
6,32 Mb dan mengkode 5.549 protein.
• Langkah pertama adalah daya tarik kemotaktik terhadap sel tumbuhan yang terluka
(terutama akar).
• Rhizobium Strain Ti mentransfer bentuk tunggal T-DNA dan beberapa virulensi protein
Vektor melalui sistem sekresi tipe IV bakteri ke dalam sel inang tanaman. Gen
patogenisitas Rhizobium Strain Ti sebagian besar terletak pada plasmid pemicu tumor
besar (pTi). Sebagian dari plasmid (T-DNA) ini ditransfer dan dimasukkan ke dalam
DNA inti tanaman selama infeksi.
• Ekspresi gen T-DNA selanjutnya menghasilkan produksi auksin dan sitokinin yang
berlebihan, yang pada akhirnya menyebabkan pembentukan empedu yang abnormal
pada tanaman inang.
• Gen DNA kemudian menghasilkan tumor-specifik senyawa yang disebut opines, yang
berfungsi sebagai nutrisi untuk R. vitis.
Penyebaran Penyakit
• Menanam di daerah rawan beku atau daerah dengan drainase yang buruk
harus dihindari.
• Mengurangi stresor tanaman anggur lainnya, seperti kekurangan nutrisi
dan pH tanah yang rendah, juga membatasi kerentanan.
• Menggunakan beberapa kultivar tahan terhadap penyakit empedu
mahkota. Vitis vinifera umumnya rentan terhadap penyakit empedu
mahkota, tetapi jenis anggur tahan dapat ditanam secara istimewa.
• Strain bakteri dapat digunakan sebagai agen pengendali hayati untuk
membatasi pertumbuhan A. vitis patogen. Akar anggur yang telah
direndam dalam suspensi yang mengandung strain penghambat kurang
rentan dibandingkan dengan yang tidak.
TERIMA KASIH