8.

Konsep Parasitisme dan Penyakit Tanaman

Kedelai
Lutfi Afifah, MSi
Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-Umbian
Universitas Singaperbangsa Karawang
 KONSEP PARASITISME
Organisme yang hidup dan mendapat makanannya
dari organisme lain disebut PARASIT
Hubungan antara parasit dengan inangnya disebut
PARASITISME
Berikan contoh hubungan parasitisme
What is a plant parasite ?

Parasit tanaman adalah :

organisme yang berasosiasi dengan tanaman,
yang memanfaatkan tanaman untuk
memperbanyak diri, tumbuh, dan berkembang
 Nutrisi & air yang diambil oleh parasit dari tanaman
inangnya menyebabkan penurunan terhadap
pertumbuhan normal tanaman

Proses perkembangan & reproduksi tanaman

terganggu

Penyakit tanaman

PARASITISME BERASOSIASI
DENGAN PATOGENISITAS
Patogenisitas: Kemampuan pathogen untuk menyebabkan penyakit
(berkaitan dengan mekanisme infeksi dan perkembangan penyakit)
Patogen yang ada
dalam jaringan inang Senyawa‐senyawa
mengeluarkan senyawa tersebut dapat
tertent
tertentu berpengaruh terhadap
jaringan tanaman

Tanaman inang
menghasilkan senyawa
tertentu sebagai Peningkatan respirasi,
disintegrasi sel,
respon terhadap kelayuan, gugur,
kehadiran patogen di degenerasi klorofil
dalam jaringan
Patogen tanaman dapat dibedakan atas :

Parasit obligat
Tidak dapat hidup di luar jaringan inangnya
Saprofit fakultatif
Dapat hidup sebagai saprofit, tetapi lebih banyak hidup
sebagai parasit
Parasit fakultatif
Lebih banyak hidup sebagai saprofit, kemampuan
hidupnya sebagai parasit tidak berkembang kuat
Saprofit obligat
Tidak dapat bersifat parasit
Parasit obligat & nonobligat berbeda dalam
cara menyerang tanaman & mendapatkan
nutrisi dari tanaman inangnya tersebut

Parasit non‐obligat umumnya menghasilkan toksin

atau enzim

Parasit obligat tidak mematikan inangnya sebelum

mengambil nutrisi
PARASIT NON‐OBLIGAT

Disintegrasi komponen sel melalui mekanisme

toksin atau enzim

Kematian sel

Patogen memanfaatkan isi sel untuk pertumbuhannya

They grow on a non‐living substrate within a living plant

Contoh : kebanyakan bakteri dan beberapa kelompok

cendawan
PARASIT OBLIGAT

Penetrasi dan kolonisasi sel

inang

Absorbsi atau pengalihan nutrisi dari sel inang ke sel

patogen/parasit

Pertumbuhan inang terhambat, tetapi tidak selalu

menyebabkan kematian inang

Contoh : semua jenis virus, beberapa kelompok cendawan

Pengelompokkan cendawan berdasarkan aspek
ekologisnya (Luttrell 1974)
BIOTROPI
- Organisme yang termasuk sukar dibiakkan (in vitro).
- Di alam mereka mendapatkan makanannya dari jaringan hidup dimana
siklus hidupnya diselesaikan.
- Contoh : cendawan karat, cendawan gosong, cendawan‐cendawan
embun bulu, embun tepung, embun hitam.
HEMIBIOTROPI
- Organisme yang menyerang jaringan hidup dengan cara yang sama
dengan organisme biotropi, tetapi kemudian tetap mampu
berkembang & bersporulasi setelah jaringan inang mati.
- Contoh : cendawan penyebab bercak daun.
PERTOTROPI
- Organisme yang mematikan jaringan inang sebelum penetrasi kemudian
hidup secara saprofitik
- Contoh : Sclerotium rolfsii
 TANAMAN KEDELAI

PENYAKIT TANAMAN KEDELAI

Notes on pest problems

Among the diseases,soyabean rust

caused by Phakopsora pachyrhizi
can reduce yields by as much as
90%. Other serious diseases in the
region are: bacterial pustule
(Xanthomonas axonopodis pv.
phaseoli), downy mildew
(Peronospora manshurica),
anthracnose (Colletotrichum
truncatum and Glomerella
glycines), purple seed stain
(Cercospora kikuchii), pod and
stem blight (Diaporthe
phaseolorum var. sojae), soybean
mosaic potyvirus, yellow mosaic
virus and various seedling
diseases.
 TANAMAN KEDELAI

1. PENYAKIT KARAT (RUST)

DISTRIBUSI GEOGRAFI
 TANAMAN KEDELAI

PENYAKIT KARAT (RUST)

ARTI EKONOMI

Estimated yield losses due to the rust infection were 15-40% in southern Japan and up
to 70-80% in individual fields and 20-30% in the total crop in Taiwan (Bromfield, 1976). In
field trials in Taiwan, yield losses were 18-57% (Chen, 1989).

In a plot trial in Thailand, yield losses were 100% in the most susceptible cultivars and
0-38% in the most tolerant cultivars (Sangawongse, 1973). In Thailand, seed-yield losses
in the wet season were 100% for the most susceptible cultivars, while the losses were
reduced to 10-15% in the dry season (Sangawpmgse et al., 1977).

In a field trial in Korea, yield losses were 68.7% in a susceptible cultivar and 22.3% in a
tolerant cultivar (Shin and Tschanz, 1986).
 TANAMAN KEDELAI

PENYAKIT KARAT (RUST)

GEJALA PENYAKIT Infections occur mostly on leaves, often on
petioles, and less frequently on stems.

On susceptible species/cultivars, infections

result in small yellowish-brown or greyish-
brown spots or lesions which are delimited by
vascular bundles.

Several pustules of urediniospores are

formed on surfaces of the lesion. The lesions
coalesce, become dark brown and are
covered by pale-brown spore masses as
sporulation progresses.

Later in the season, the lesions become dark

reddish-brown and crust-like; these are
subepidemal telial clusters.
 TANAMAN KEDELAI

PENYAKIT KARAT (RUST)

GEJALA PENYAKIT

When resistant species/cultivars are

infected, minute, reddish-brown spots
appear, on which only a few uredinial
pustules are formed. Sporulation on
resistant lesions is much less than on
susceptible lesions.

PENYAKIT KARAT (RUST)
PENYEBAB PENYAKIT
Preferred Name
Phakopsora pachyrhizi Syd. & P.
Syd.
Taxonomic Position
Domain: Eukaryota
Kingdom: Fungi
Phylum: Basidiomycota
Class: Urediniomycetes
Order: Uredinales
Family: Phakopsoraceae
TANAMAN KEDELAI
Other Names Used
Phakopsora calothea Syd.
Phakopsora erythrinae Gäum.
Phakopsora sojae Fujik.
Phakopsora sojae Sawada
Phakopsora vignae (Bres.) Arthur
Physopella pachyrizi (Syd. & P. Syd.) Azbukina
Uromyces sojae (Henn.) Syd. & P. Syd.
Malupa sojae (Henn.) Ono et al. [anamorph]
Uredo erythrinae Henn. [anamorph]
Uredo sojae Henn. [anamorph]
 TANAMAN KEDELAI

PENYAKIT KARAT (RUST)

PENYEBAB PENYAKIT
 TANAMAN KEDELAI

PENYAKIT KARAT (RUST)

KISARAN INANG

P. pachyrhizi has been known to infect and sporulate, in the field, on 35 species in 18
genera of the subfamily Papilionoideae in the Fabaceae.

Primary hosts: Glycine max (soyabean), Cajanus cajan (pigeon pea), Phaseolus
(beans), Phaseolus vulgaris (common bean), Phaseolus lunatus (lima bean),
Pachyrhizus erosus (chop suey bean), Pueraria lobata (kudzu), Vigna unguiculata
(cowpea), Lupinus (lupins).

Secondary hosts: Calopogonium mucunoides, Erythrina subumbrans (dadap),

Erythrina variegata (Indian coral tree), Kennedia prostrata, Kennedia rubicunda, Mucuna
(velvetbeans), Pueraria phaseoloides (tropical kudzu), Voandzeia subterranea (bambara
groundnut).
 TANAMAN KEDELAI

2. SOYBEAN MOSAIC VIRUS

DISTRIBUSI GEOGRAFI
 TANAMAN KEDELAI

SOYBEAN MOSAIC VIRUS

ARTI EKONOMI
In some districts of Georgia (former Soviet Union) incidence has been reported to amount
to 45-65% (Lekhveishvili, 1976).

In Poland at two locations, 17.4 and 60% of the plants were found to be infected
(Fiedorow, 1994).

In northwestern Pakistan, at 15 locations, incidence ranged from nearly 8 to ca 72% (Ali

and Hassan, 1993).

In eight counties of Ontario, Canada, through 1977-81 the virus, even though widely
distributed, only reached an average incidence of 1.3% (Tu, 1986).
 TANAMAN KEDELAI

SOYBEAN MOSAIC VIRUS

GEJALA The margins of the affected leaves
curl downwards and dark green areas
along the veins develop into raised
puffs or puckering, or into a more
general leaf curling and rugosity.

The primary leaves of plants grown

from infected seed may show
mottling and downward curling.
Infected plants are usually
stunted because of shortening of
the petioles and internodes,
particularly when infected while still
young or when infected from the
seed.
 TANAMAN KEDELAI

SOYBEAN MOSAIC VIRUS

GEJALA Some cultivars develop progressive necrosis of
the petioles and stems, bud necrosis, defoliation
and plant death with some strains (Cho et al.,
1977; Hunst and Tolin, 1982) resembling the bud
blight of soyabean caused by Tobacco ringspot virus
and Tobacco streak virus (Cho et al., 1977).

The pods are reduced in number and size, some

are malformed, or seedless, and the yield may be
considerably reduced. The virus can reduce the
size of the seed (Demski and Jellum, 1975; Hepperly
et al., 1979), diminish seed viability (El-Amrety et
al., 1985a), seed germination (Suteri, 1981), seedling
vigour (Kwon and Oh, 1983) and thus the quality of
the seed.
 TANAMAN KEDELAI

SOYBEAN MOSAIC VIRUS

Seed-coat mottling often
GEJALA associated with SMV infection
(Kennedy and Cooper 1967).

It is not correlated with seed

transmission of the virus (Iwai et al.
1985) and cannot be used as a
parameter of infection by SMV and of
seed transmission of the virus.

There may also be a reduction in

the number of roots and their
volume. Bacterial nodulation of the
roots is often reduced and reduced
nitrogen fixation.
 TANAMAN KEDELAI

SOYBEAN MOSAIC VIRUS

GEJALA
 TANAMAN KEDELAI

SOYBEAN MOSAIC VIRUS

PENYEBAB

Preferred scientific name Acronym

Soybean mosaic virus SMV

Taxonomic position Common names

Virus Group: Virus Indonesia:
Family: Bunyaviridae virus mosaik kedelai
Genus/Species: Tospovirus
Genus: Potyvirus

Other scientific names

soybean mosaic potyvirus
soja virus 1
soybean virus 1
 TANAMAN KEDELAI

SOYBEAN MOSAIC VIRUS

BIOEKOLOGI

Aphid transmission
SMV is transmitted non-specifically by aphids in the non-persistent stylet-borne
manner.

Spread of SMV is by several aphid species, but only a few species are important
vectors of the virus. In India, Myzus persicae gave the highest percentage of
transmission of four aphid species (Naik and Venkatesh, 1997).

Stylet-borne viruses may persist for some hours, and they may be carried over long
distances. Long-distance transfer of non-persistent viruses (12 km) by aphids has been
recorded for other non-persistently transmitted legume viruses (Irwin, 1999).
 TANAMAN KEDELAI

SOYBEAN MOSAIC VIRUS

BIOEKOLOGI

Seed Transmission
SMV was one of the first viruses detected to be transmitted to plants from
seed harvested from infected plants (Kendrick and Gardner, 1924), Seed
transmission was demonstrated in a field environment by plants developing the disease when
grown from infected seeds while protected from insect-borne inoculum by insect-proof cages.
 TANAMAN KEDELAI

SOYBEAN MOSAIC VIRUS

BIOEKOLOGI

Epidemiology
Humans play a dominant and quantitative role in the ecology of SMV by deciding to
grow soyabean and by deciding which cultivar to grow and by choosing the time,
extent and way of cultivation.

Man also continues to introduce and spread the virus in commercial seed and in
germplasm used for breeding (Cho and Goodman, 1979; Irwin and Schultz, 1981) and in
breeders' material used for multilocational testing.

Epidemic development (quantitative ecology) depends on the number and quality of

the sources of infection, on vector number, efficiency and activity, on the distance
between source of infection and suscept, and on crop susceptibility.
 TANAMAN KEDELAI

SOYBEAN MOSAIC VIRUS

Pengendalian
Use of Certified Seed
The use of certified seed is highly advisable. There is remarkably little documentation
on certification standards. Absolute freedom from SMV, and other seedborne pathogens,
is ideal, but the cost of producing and testing such seed would increase the price of
the seed prohibitively. The percentage of seed infestation that is tolerable depends on the
vector population density at the location and season of cultivation. For SMV the threshold
levels have not yet been determined (Irwin and Schultz, 1981).
 TANAMAN KEDELAI

SOYBEAN MOSAIC VIRUS

Pengendalian
Vector Control
Using biological control, parasitoid
Promising results have been obtained with pesticides with active ingredient:
pyrethroids that have a rapid knock-down effect on insects, but the widespread use
of such broad-spectrum insecticides has caused concern because of the
possible hazardous effects on beneficial insects and the possible
selection for insecticide resistance.
 TANAMAN KEDELAI

SOYBEAN MOSAIC VIRUS

Pengendalian
Host-Plant Resistance
The use of resistant cultivars is the simplest method of control, particularly in
developing countries where the infrastructure to provide farmers with reliable certified seed
with guaranteed low levels of virus infestation is virtually absent. There are many soyabean
cultivars with varying degrees of resistance, but the resistances available so far are strain-
specific.
 TANAMAN KEDELAI

SOYBEAN MOSAIC VIRUS

Pengendalian
Cultural Control
Dense cropping usually reduces aphid landing and movement within the soyabean
crop, but this depends on the aphid species (Halbert and Irwin, 1981).

Mixed cropping with cereals (e.g. sorghum) to intercept virus transfer from soyabean to
soyabean has also been advocated, but the cereal should be of a similar height to avoid
unacceptable reduction of the soyabean yield (Bottenberg and Irwin, 1992).

Overlap in cropping time must be avoided, and volunteer soyabean plants (Fett, 1978)
within 100 m of a soyabean field should be removed. Such measures, including spatial and
temporal isolation, are particularly important when certified seed is produced.
 TANAMAN KEDELAI

SOYBEAN MOSAIC VIRUS

Pengendalian
Regulatory Measures (Regulation)
SMV does not have quarantine status because it occurs worldwide, but it is advisable
to avoid the international transfer of new strains of the virus that are still of
limited distribution.

Restricting the introduction of soyabean to new areas where it has not been grown
before, and quarantining the seed of alien cultivars for soyabean diversification, and
alien genotypes for breeding may be useful. The quarantine of soyabean germplasm is
obligatory for a number of other seedborne viruses (Frison et al., 1990).
 Tanaman Kedelai

3. LAYU SKLEROTIUM
GEJALA PENYAKIT
- Menguning atau layu tanaman secara tiba-tiba merupakan gejala awal yang
se-ring ditemukan. Infeksi dimulai dari pangkal batang menimbulkan bercak coklat
dan dapat meluas sampai ke seluruh batang. Jaringan tanaman mati oleh
enzyme dan oxalic acid yang dikeluarkan patogen untuk menghancurkan
pektin dan selulose
- PERTOTROPI

Bila kondisi lingkungan mendukung,

tanaman di sekitarnya dengan cepat
terinfeksi tetapi umumnya perkembangan
penyakit terbatas pada sekumpulan
tanaman yang berdekatan
 Tanaman Kedelai

LAYU SKLEROTIUM
PENYEBAB PENYAKIT
Penyebab penyakit Sclerotium rolfsii

Tanda penyakit yang paling mudah

ditemukan adalah miselium berwarna
putih dan sklerotium coklat pada
tanaman sakit

Perkecambahan sklerotium pada tanah lembab dirangsang oleh eksudat

organik yang dikeluarkan oleh sisa tanaman
Karena kekurangan energi, miselium meng-kolonisasi sisa organik yang tersedia
di tanah sebelum akhirnya menginfeksi tanaman
Kelembaban tinggi pada tanah maupun di bawah kanopi tanaman
memperparah kerusakan. Penyakit lebih banyak terjadi pada tanah berpasir
dengan aerasi baik
 Tanaman Kedelai

4. EMBUN BULU/DOWNY MILDEW

GEJALA PENYAKIT

Embun bulu tampak pada permukaan atas

daun muda berupa bercak kuning pucat
Selama cuaca lembab, permukaan bawah
bercak diselimuti kumpulan sporangiofora
berwarna coklat sampai kekuningan
Daun terinfeksi berat cepat gugur
BIOTROPI

Polong yang terinfeksi mungkin tidak

menampakkan gejala di luar, tetapi biji yang
dihasilkan diselimuti miselium cendawan
 Tanaman Kedelai

EMBUN BULU/DOWNY MILDEW

PENYEBAB PENYAKIT
Peronospora manshurica membentuk
sporangium bulat atau oval, hialin; sporangiofora
bercabang dikotom. Tidak menghasilkan
zoospora
Oospora, struktur istirahat pada daun atau benih
Benih yang tumbuh dari biji sakit akan terinfeksi
sistemik dan bercak muncul pada daun kedua
Sporululasi cendawan pada bercak ini
menghasilkan sporangiospora yang dapat
disebarkan melalui angin dan terjadilah
infeksi pada tanaman di sekitarnya
 Tanaman Kedelai

EMBUN BULU/DOWNY MILDEW

PENGENDALIAN PENYAKIT

Varietas dengan gen resisten Rpm terhadap race 1-32 tetapi tidak terhadap race 33
Benih hendaknya diberi perlakuan fungisida
Sisa tanaman harus dibenam agak dalam
Rotasi dengan tanaman bukan inang minimal setahun
 Tanaman Kedelai

5. ANTRAKNOSA
ARTI EKONOMI
Antraknosa pada kedelai tersebar luas di Indonesia
Sudah cukup lama dikenal di Indonesia (1931)
Selalu terdapat pada pertanaman kedelai menjelang dewasa
Kurang merugikan, tetapi bila keadaan cuaca lembab kerugian yang
disebabkan cukup merugikan; penurunan hasil dilaporkan berkisar 16-26%
(Amerika) atau 30-50% (Thailand)
 Tanaman Kedelai

ANTRAKNOSA
GEJALA PENYAKIT

Gejala pada tanaman dewasa muncul pada

batang, tangkai daun, dan polong. Gejala jarang
terlihat pada daun
Diduga patogen adalah parasit lemah. Infeksi terjadi pada
bagian tanaman yang aktif tumbuh dan segera menjadi infeksi
laten (tanpa timbul gejala).
Gejala muncul jika jaringan tanaman mencapai stadium matang,
karena pada saat itu patogen berkembang dengan cepat
Gejala khas pada batang dan polong berupa daerah-daerah
nekrotik coklat konsentris diselimuti acervulus hitam

Infeksi berat menyebabkan gugur daun

Gejala “damping-off” dapat terjadi bila benih membawa patogen
 Tanaman Kedelai

ANTRAKNOSA
PENYEBAB PENYAKIT

Antraknosa disebabkan oleh Colletotrichum

truncatum.

Patogen membentuk aservulus hitam dengan seta

berwarna coklat kehitaman, banyak dibentuk
dipermukaan bagian yang sakit bila cuaca
lembab

Adanya seta pada acervulus merupakan tanda

diagnostik

Konidia hialin, bersel satu dan agak bengkok 20-22

x 4 m.
 Tanaman Kedelai

ANTRAKNOSA
PENGENDALIAN PENYAKIT

1. Hanya menanam benih sehat. Bila tidak, kejadian damping off dapat mencapai 20%
2. Menanam dengan jarak yang lebih renggang terutama pada musim hujan
3. Karena patogen dapat bertahan pada sisa tanaman dan tanah, maka hindari
penanaman kedelai terus menerus
4. Sebelum menanam kedelai, lahan sebaiknya bersih dari sisa tanaman kacang-
kacangan
5. Beberapa jenis fungisida mungkin efektif untuk antraknosa
6. Penggunaan mikroba antagonis perlu dicoba
 Tanaman Kedelai

6. PUSTUL
GEJALA PENYAKIT

Mula-mula pada daun terjadi bercak hijau

kekuningan dengan bangian tengahnya agak
menonjol

Bercak ini tidak tampak kebasahan seperti

kebanyakan infeksi oleh bakteri
Bercak berkembang menjadi lebih besar dan
bagian tengah (terutama bagian permukaan
bawah daun) terdapat tonjolan coklat muda
(pustul) yang mirip dengan karat
Bercak mengering dan sering menjadi sobek-
sobek (seperti hawar daun)
 Tanaman Kedelai

PUSTUL
PENYEBAB PENYAKIT

Xanthomonas campestris pv. phaseoli

 Tanaman Kedelai

PUSTUL
SIKLUS PENYAKIT

Patogen mempertahankan diri pada sisa tanaman, dapat terbawa benih, dan pada
rhizosphere tanaman lain (gandum)

Dapat disebarkan oleh air pada waktu hujan angin, kegiatan budidaya saat daun-daun
masih basah

Bakteri menginfeksi melalui luka, stomata, atau lubang alami lain; memperbanyak
diri interseluler

Penyakit akan berkembang jika lingkungan lembab dan hangat (30-35C),

sehingga penyakit banyak ditemukan di dataran rendah
 Tanaman Kedelai

PUSTUL
PENGENDALIAN PENYAKIT

Menimbun dan memusnahkan sisa tanaman setelah panen

Menghindari kegiatan budidaya pada waktu daun-daun masih basah

Menanam benih sehat, dan menanam jenis yang tahan

Penyiangan gulma perlu dilakukan untuk mengurangi penyakit

Pergiliran tanaman
 Any Question??
1. Resume!
2. Refleksi