Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

IDENTIFIKASI PENYAKIT PADA TANAMAN


Disusun untuk memenuhi tugas:
Mata Kuliah Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman

OLEH :
Kelompok 1
• Tricilya Enies Setyo Wahyu (195040100113001)
• Khamalludin (195040100113002)
• Ratna Sekar Peni (195040100113012)
• Ade Irgi Normansyah (195040100113004)
• Danika Sofi Azzahro (195040100113013)
• Salsa Savila (195040100113024)
• Eka Ramadhanis (195040100113026)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA KEDIRI
2020
1. Penyakit Speckle pada Daun Pisang
 Nama Pantogen (Nama Ilmiah)
Cendawan Cladosporium musae Ma son.
 Tanaman Inang
Tanaman Pisang (Musa)
 Taksonomi Tanaman dan Patogen
Taksonomi Pisang
Kingdom : Plantae
Sub-kingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub-kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca
Taksonomi C. musae
Kerajaan : Jamur
Divisi : Ascomycota
Kelas : Dothideomycetes
Sub-kelas : Dothideomycetidae
Memesan : Capnodiales
Famili : Mycosphaerellaceae
Marga : Cladosporium
Spesies : C. musae
 Gejala yang Ditimbulkan
Gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini diawali dengan munculnya
tanda berupa bitnik-bintik kecil berwarna coklat pucat pada permukaan
daun yang lama-kelamaan akan mengakibatkan daun berubah warna
menjadi hitam kusut dan berakhir mati. Penyakit ini dapat
menyebabkan kerusakan (nekrosis) pada daun pisang mencapai lebih
dari 95% dan secara nyata menurunkan produksi buah mencapai lebih
dari 37%.
 Foto Gejala

 Tanda yang Ditimbulkan

Munculnya bintik-bintik kecil berwarna coklat pucat pada


permukaan daun atas yang terserang. Bintik-bintik kecil ini akan
tampak jelas jika dilihat di bawah sinar matahari. Lama-kelamaan
bintik-bintik ini membentuk garis yang akan bergabung membentuk
luka-luka nekrotik. Luka-luka nekrotik ini akan bergabung satu sama
lain membentuk becak-becak berwarna kuning kecoklatan yang
akhirnya akan berubah menjadi caklat tua kehitaman.
 Ekologi Pantogen
Cladosporium musae Mason dapat ditemukan pada stomata daun
pisang yang terkena penyakit tersebut namun serangan Cladosporium
musae Mason ini kemungkinan besar hanya ada pada pisang dewasa.
 Cara Pengendalian
Terdapat 2 metode pengendalian yang dapat dilakukan yaitu:
1) Metode Kuratif
Dilakukan dengan menyemprotkan fungisida kontak misalnya
Chlorothalonil dan Mancozeb, masing-masing dengan dosis
1.38 l dan 4 per ha, yang dikombinasikan dengan fungisida
sistemik misalnya Tridemorph, Propiconazole, dan Bitertanol
masing-masing dengan dosis 0.6 l, 0.4 l dan 0.5 l per ha.
2) Metode Preventif
• Menggunakan varietas yang tahan (misalnya kelompok
pisang olah seperti: tanduk, kapok atau batu,
siem/awak/kedah, raja)
• Kultur teknis yang meliputi sanitasi kebun, yaitu
membersihkan gulma dan memotong dan membuang
daun-daun yang terserang.
2. Penyakit Busuk Pangkal Batang dan Antraknosa pada Tanaman Buah
Naga
 Nama Pantogen (Nama Ilmiah)
Sclerotium rolfsii Sacc
 Tanaman Inang
Tanaman Buah Naga (Hylocereus undatus)
 Taksonomi Tanaman dan Patogen
Taksonomi Buah Naga
Kingdom : Plantae
Sub-kingdom : Tracheophytes
Super Divisi : Angiosperms
Divisi : Magnoliophyta
Ordo : Caryophyllales
Famili : Cactaceae
Genus : Hylocereus
Spesies : H. undatus
Taksonomi Sclerotium rolfsii Sacc
Kingdom : Fungi
Divisi : Basiodiomycota
Kelas : Basiomycetes
Ordo : Agaracales
Famili : Typhulaceae
Genus : Sclerotium
Species : Sclerotium Rolfsii Sacc
 Gejala yang Ditimbulkan
Adanya pembusukan pada pangkal batang yang berawal dari
munculnya bintik-bintik coklat sehingga menyebabkan batang berair
dan berwarna kecokelatan.
 Foto Gejala
 Tanda yang Ditimbulkan

Adanya bintik-bintik pada batang buah naga yang lama kelamaan


akan menyatu dan mengakibatkan pembusukan pada pangkal batang.
Pada daerah terserang juga terdapat bulu-bulu putih halus yang
merupakan miselium cendawan.
 Ekologi Pantogen
Jamur Sclerotium rolfsii Sacc. dan lebih sering menyerang tanaman
pada saat cuaca lembab.
 Cara Pengendalian
Pengaturan drainase dan kelembaban pada saat musim hujan.
Penyemprotan tanaman menggunakan pestisida nabati, seperti daun
serai, bawang putih, kunyit, serta bawang merah. Bahan-bahan
tersebut direbus dan disemprotkan pada tanaman. Upaya lain yang
bisa dilakukan adalah dengan pemanfaatan agensia hayati, seperti
Trichoderma sp. dan Gliocldium sp. Pengendalian secara kimiawi
dengan penyemprotan Benlate dengan dosis 2 g/ltr air atau
menggunakan Ridomil 2 g/ltr air sebulan sekali.
3. Penyakit Kuning Keriting pada Cabai
 Nama Pantogen (Nama Ilmiah)
Gejala keriting disebabkan oleh diantaranya ChiVMV (Chilli Veinal
Mottle Virus) sedangkan gejala menguning disebabkan oleh
(PepYLCV) Pepper Yellow Leaf Curl Virus.
 Tanaman Inang
Tanaman Cabai (Capsium)
 Taksonomi Tanaman dan Patogen
Taksonomi Cabai
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsium
Spesies : Capsium annuum (cabai besar, cabai lonceng).
Capsium frustescens (cabai kecil/ cabai rawit).
Taksonomi ChiVMV (Chilli Veinal Mottle Virus)
(unranked) : Virus
Realm : Riboviria
Kingdom : Orrthornavirae
Phylum : Pisuviricota
Class : Stelpavirales
Order : Patatavirales
Family : Potyviridae
Genus : Potyvirus
Species : Chilli veinal mottle virus
Taksonomi PepYLCV (Pepper Yellow Leaf Curl Virus)
(unranked) : Virus
Realm : Monodnaviria
Kingdom : Shotokuvirae
Phylum : Ressdnaviricota
Class : Repensiviricetes
Order : Geplafuvirales
Family : Geminiviridae
Genus : Begomovirus
Spesies : Pepper Yellow Leaf Curl Virus
 Gejala yang Ditimbulkan
Gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini yaitu menguning dan
mengeritingnya bagian pucuk daun cabai.
 Foto Gejala

 Tanda yang Ditimbulkan

Tanda penyakit ini biasanya terlihat pada helai daun dimana


terdapat bercak-bercak berwana putih.
 Ekologi Pantogen
ChiVMV (Chilli Veinal Mottle Virus) dan PepYLCV (Pepper Yellow
Leaf Curl Virus) memiliki penyebaran yang cukup luas dan selalu dapat
ditemukan pada setiap pertanaman cabai walaupun proporsi kejadian
penyakitnya berbeda untuk setiap tempat.
 Cara Pengendalian
Pengendalian yang dapat dilakukan adalah melakukan upaya
pencegahan mulai dari penggunaan benih yang sehat, sanitasi lahan
dari gulma, dan memusnahkan tanaman yang terserang dan yang
paling penting adalah mengendalikan vektornya. Karena disini vektor
berperan sangat penting dalam penyebaran virus. Pengendalian
vektor dapat kita lakukan dengan cara menggunakan tanaman
pembatas seperti jagung untuk membantu mencegah masuknya
vektor ke lahan, menggunakan perangkap serangga seperti perangkap
kuning, dan penggunaan insektisida jika jumlah populasi vektor tinggi.
4. Penyakit Layu Fusarium pada Melon
 Nama Pantogen (Nama Ilmiah)
Fusarium oxysporum
 Tanaman Inang
Tanaman Buah Melon (Cucumis melo)
 Taksonomi Tanaman dan Pantogen
Taksonomi Melon
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : C. melo
Taksonomi Fusarium oxysporum
Kingdom : Fungi
Filum : Ascomycota
Subfilum : Pezizomycotina
Kelas : Sordariomycetes
Ordo : Hypocreales
Famili : Nectriaceae
Genus : Fusarium
 Gejala yang Ditimbulkan
1. Pada gejala awal terjadi pucatnya tulang – tulang daun diikuti
merunduknya tangkai, akhirnya tanaman menjadi layu secara
keseluruhan dan tanaman mati.
2. Jika pangkal batang atau dikelupas dengan kuku atau pisau akan
terlihat suatu cincin coklat dari berkas pembuluh.Jamur berada di
dalam pembuluh kayu dan menyebabkan berkas pembuluh
terdapat nekrotik berwarna coklat.
 Foto Gejala

 Tanda yang Ditimbulkan


Terdapat bercak berwarna putih pada bagian daun melon seperti
yang terlihat pada lingkaran merah.
 Ekologi Pantogen
Cendawan menginfeksi area perakaran tanaman yang
menyebabkan tanaman layu dan mati. penyebaran spora cendawan
Fusarium oxysporum pada tanaman melon sangat cepat meluas.
Dalam waktu yang singkat, layu fusarium dapat menginfeksi ribuan
tanaman.
 Cara Pengendalian
1. Pengolahan Lahan
Hindari menanam pada bekas tanaman melon atau tanaman
sejenis dan bekas tanaman inang lainnya (semangka, timun,
blewah, cabai, terong dll). pH tanah ideal untuk budidaya melon
adalah 6 – 7 (netral).
2. Gunakan Pupuk Kandang Yang di Lengkapi Trichoderma
Dengan membuat Pukan Trico atau Tricho Kompos. Pukan
Tricho atau Tricho Kompos adalah pupuk organik yang telah
diperkaya dengan Trichoderma.
3. Pengocoran Trichoderma
- Larutkan 10 ml Trichoderma dengan 1 liter air (10 gram jika
berbentuk padat). Kocorkan 250 ml larutan pada lubang tanam
sesaat sebelum penanaman.
- Kocorkan pada pangkal batang tanaman setiap 1 minggu
dengan konsentrasi tersebut.
4. Penggunaan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria)
Untuk mengantisipasi kemungkinan serangan bakteri
pathogen yang juga menyebabkan penyakit layu. Bakter-bakteri
PGPR sangat bermanfaat digunakan untuk menekan layu bakteri
dan penyakit akar lainnya. Peran utama PGPR adalah menekan
perkembangbiakan bakteri patogen yang hidup disekitar
perakaran.
5. Penyakit Busuk pada Padi
 Nama Pantogen (Nama Ilmiah)
Jamur Rhizoctonia sp
 Tanaman Inang
Tanaman Padi (Oriza sativa)
 Taksonomi Tanaman dan Patogen
Taksonomi Padi
Kerajaan : Plantae
(tanpa takson) : Tracheophyta
(tanpa takson) : Angiospermae
(tanpa takson) : Monokotil
(tanpa takson) : Commelinids
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Oryza
Spesies : O. sativa
Taksonomi Patogen
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidomycota
Class : Agaricomycetes
Order : Cantharellales
Family : Ceratobasidiaceae
Genus : Rhizoctonia sp
 Gejala yang Ditimbulkan
Gejala yang muncul pada penyakit ini dimulai pada menguningnya
bagian pelepah dekat permukaan air pertama, selanjutnya
berkembang ke pelepah atau helai daun bagian atasnya.
 Foto Gejala

 Tanda yang Ditimbulkan

Tanda dari penyakit ini dapat dilihat dari munculnya bercak-bercak


berwarna putih pada bagian bawah batang padi.
 Ekologi Pantogen
Jamur ini menyerang daun dan pelepah daun yang sudah
membentuk anakan tanaman padi.
 Cara Pengendalian
• Pengaturan jarak tanam yang tidak terlalu rapat
• Pemupukan berimbang
• Pengairan berselang
• Sanitasi sisa tanaman dan gulma di sekitar sawah
• Aplikasi fungisida berbahan aktif benomyl, difenoconazol,
mankozeb, dan validamycin
DAFTAR PUSTAKA

Sahlan. 2004. Patogenisitas Penyakit Speckle Daun Pisang (Cladosporium


musae Ma son) pada Tanaman Pisang. J. Hort. 14(2):91-100

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung. 2019.


Penyakit Kuning Keriting pada Cabai. Diakses pada 23 Oktober 2020, 18.06 dari
http://babel.litbang.pertanian.go.id/index.php/profil

https://agrokomplekskita.com/penyakit-layu-fusarium-pada-melon/

https://mitalom.com/mencegah-layu-fusarium-pada-tanaman-melon/

https://id.wikipedia.org/wiki/Fusarium

https://www.liputan6.com/news/read/49491/jamur-fusarium-menyerang-lahan-
melon-di-nganjuk

http://lampung.litbang.pertanian.go.id/eng/index.php/berita/4-info-aktual/631-
pengendalian-hawar-pelepah-daun-pada-tanaman-
padi#:~:text=Gejala%20Serangan&text=Bercak%20mula%2Dmula%20berwarn
a%20kelabu,berwarna%20coklat%20dan%20mudah%20lepas.

https://translate.google.com/translate?hl=id&sl=en&tl=id&u=https%3A%2F%2F
en.m.wikipedia.org%2Fwiki%2FRhizoctonia&anno=2&client=srp&prev=search

Anda mungkin juga menyukai