Anda di halaman 1dari 12

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PERTANIAN TUMPANGSARI BAWANG MERAH

DI DESA SRIGADING

1. Ulat Bawang (Spodoptera exigua)

Ciri-ciri

Gejala

 Daun bawang terlihat menerawang tembus cahaya / terlihat bercak-bercak putih


transparan, akhirnya daun terkulai.

Pencegahan

Penanganan

Pengendalian Hayati

 Parasitoid Telenomus remus, Eriborus sinicus, Trichogramma sp., Diadegma sp., Cotesia
sp., Chaprops sp., Euplectrus sp., Stenomesius japonicus, Microsplitis similes,
Steinernema sp., dan Peribaea sp.
 Patogen serangga antara lain Mikrosporidia SeNPV, Bacillus thuringiensis, Paecilomyces
farinosus, Beauveria bassiana, Metarrhizium anisopliae, Nomuraea rileyi, Erynia spp.
 Predator antara lain Carabidae.

2. Ulat grayak (Spodoptera litura)

Ciri-ciri

Gejala

 Daun bawang tampak berat putih memanjang seperti membrane, kemudian layu,
berlubang, dan di dekat lubang tersebut terdapat kotoran ulat

Pencegahan

Penanganan

Pengendalian Hayati

 Eriborus argenteopilosus, Apenteles sp. Telenomeus sp, Brachymeria sp, Charops


longiventris, Chelonus sp, Euplecectrus platyphenae, Microplitis manilae, Nythobia sp,
Tachinidae, Podomya setosa dan Harpactor sp
3. Thrips tabaci

Ciri-ciri

Gejala

 Pada permukaan daun akan terdapat bercak-bercak yang berwarna putih seperti perak.
 Apabila bercak-bercak tersebut saling berdekatan dan akhirnya bersatu maka daun akan
memutih seluruhnya mirip seperti warna perak.
 Lama kelamaan bercak ini akan berubah menjadi warna coklat dan akhirnya daun akan
mati.
 Jadi pada umumnya bagian tanaman yang diserang oleh Thrips ini adalah pada daun,
kuncup, tunas yang baru saja tumbuh, bunga serta buah cabai yang masih muda
 Kotoran hama ini yang berbentuk seperti tetes hitam dapat menutupi jaringan daun yang
diserangnya sehingga daun berubah menjadi hitam
 Biasanya menyerang bawang setelah berumur sekitar 30 hari setelah tanam, di sebabkan
oleh kelembapan di sekitar tanaman relatif tinggi dengan suhu rata-rata di atas normal.

Pencegahan


Penanganan

 Penyemprotan Natural BVR atau Pestona.


Pengendalian Hayati

 Parasitoid yaitu Eulophidae dan Trichogrammatidae.


 Predator aphid wasp (tawon kutu), kutu anthocorid dari genus Orius, Amblyseius
cucumeris dan tungau Phytoseiid.

Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn.)

Ciri-ciri

Gejala

 Tanaman yang terserang adalah tanaman-tanaman muda. Pangkal batang yang digigit
akan mudah patah dan mati. Di samping menggigit pangkal batang, larva yang baru
menetas, sehari kemudian juga menggigit permukaan daun.

Pencegahan

Penanganan
 Jaga kebersihan dari sisa-sisa tanaman atau rerumputan yang menjadi sarangnya
 Penyemprotan Pestona.
Pengendalian Hayati

 Parasitoid yaitu Goniophana heterocera, Apanteles (= Cotesia) ruficrus, Cuphocera varia


dan Tritaxys braueri.
 Predator penting adalah Carabidae.
 Patogen adalah jamur Metharrizium spp. dan Botrytis sp. Serta nematoda Steinernema sp.

4. Hama Penggorok Daun (Liriomyza huidobrensis)

Ciri-ciri

Gejala

 Adanya guratan berwarna putih atau perak dengan pola acak tak beraturan menyerupai di
permukaan daun.
 Serangan berat oleh lalat dewasa akan mengakibatkan daun mengering dan tidak mampu
mengeluarkan tunas baru.
 Serangan hama ini berpotensi menimbulkan serangan penyakit sekunder, terutama
disebabkan oleh infeksi fungi maupun bakteri, sehingga daun akan membusuk.

Pencegahan

Penanganan

Pengendalian Hayati

 Parasitoid (efektif) Hemiptarsenus varicornis (Hymenoptera: Eulophidae).


 Selain itu, dapat juga dengan memanfaatkan parasitoid Opius sp, Neochrysocharis sp.,
Asecodes sp., Chrysocharis sp., Chrysonotomya sp., Gronotoma sp., Quadrasticus sp.,
Digyphus isaea
 Predator Coenosia humilis.

Penyakit Bawang Merah

5. Layu Fusarium / “Ngoler”

Gejala

 Daun bawang menguning, tanaman layu dengan cepat (ngoler)


 Mudah menyebar melalui tanah dan \belum ada fungisida baik yang sistemik maupun
kontak yang mampu menyembuhkan penyakit layu fusarium yang sudah terlanjur
menginfeksi tanaman.
Pencegahan

 Preventif pengendalian dengan Natural Glio.

Penanganan

 Tanaman yang terserang di cabut dan dibuang atau dibakar di tempat yang jauh.

Pengendalian Hayati

 Pemberian trichoderma sp pada pupuk dasar maupun dengan cara dikocor maka
cendawan fusarium bisa ditekan perkembangannya. Trichoderma sp juga berguna sebagai
dekomposer pupuk menjadi C organik dan unsur esensial lainnya yang mudah diserap
tanaman.

6. Penyakit bercak ungu/ “Trotol”

Gejala

 Disebabkan oleh jamur Alternalia porri cendawan patogen jenis phytopthora infestans
melalui umbi atau percikan air dalam tanah.
 Mudah menyebar pada area lembab terutama dimusim penghujan. Masa infeksi penyakit
bercak ungu cukup lama yakni sekitar 7-10 hari tanpa penanganan maka tanaman bisa
mati karena seluruh daunnya busuk.
 Gejala bagian ujung daun mengering atau muncul trotol-trotol kering pada bagian tepi
daun.
 Terdapat bintik lingkaran konsentrasi berwarna ungu atau putih kelabu di daun, setelah
itu daun menguning dan mengering.
 Serangan umbi sehabis panen mengakibatkan umbi membusuk sampai berair dengan
warna kuning hingga merah kecoklatan.

Pencegahan

 Jika hujan rintik-rintik segera lakukan penyiraman. Preventif taburkan atau


kocorkan Natural Glio.
 Penanaman bawang merah dimusim kemarau.
 Menjaga kebersihan area tanam dari gulma yang rutin untuk menciptakan lingkungan
lembab serta menggunakan fungisida berbahan aktif mancozeb setiap 4-7 hari sekali.

Penanganan

 Semprotkan fungisida kontak berbahan aktif mancozeb selama 3 hari berturut-turut serta
gunakan fungisida sistemik berbahan aktif dimetomorf atau metalaksil setiap 7 hari sekali
hingga gejala serangan berhenti lalu penggunaan fungisida sistemik bisa diulang setiap
10 hari sekali.

Pengendalian Hayati

7. Penyakit antracnose
Gejala

 Penyakit ini disebabkan oleh jamur Colletrotikum gloesporiodes, ditandai


dengan terbentuknya bercak putih pada daun dan lekukan, menyebabkan patah daun
secara serentak (otomatis).
 Jika antraknosa pada tanaman cabe dan tomat lebih condong menyerang buahnya maka
antraknosa pada tanaman bawang merah lebih condong menyerang bagian daun.
 Spora antraknosa mudah menyebar terbawa aliran atau percikan air.
 Antraknosa cepat menyebabkan tanaman mati lanas (meranggas) apabila tidak segera
ditangani.

Pencegahan

 Menjaga agar area tanam bersih dari gulma dan tidak terlalu lembab dan rutin
menyemprotkan fungisida kontak berbahan aktif propineb

Penanganan

 Tanaman yang terserang segera dicabut dan dimusnahkan.


 Kendalikan dengan pengocoran Natural Glio.
 Penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif dimetomorf atau difekonazole lalu
diikuti dengan penyemprotan fungisida kontak berbahan aktif propineb selama 3 hari
berturut-turut. Setelah itu maka penyemprotan fungisida kontak bisa dilakuakn 3-4 hari
sekali lalu penyemprotan fungisida sistemik setiap 10 hari sekali.
Pengendalian Hayati

8. Penyakit Embun Bulu pada Tanaman Bawang


Gejala

 Penyebab penyakit embun bulu atau yang juga sering dikenal dengan sebutan kresek ini
adalah cendawan. Penyebaran spora dan fase infeksinya akan sangat cepat terjadi
dimusim penghujan

Pencegahan

 Pada musim kemarau penyakit ini jarang ditemui karena spora dan cendawan embun bulu
akan mudah mati oleh terik matahari.

Penanganan

 Untuk mengatasi serangan embun bulu maka sebaiknya anda menggunakan fungisida
sistemik berbahan aktif difekonazol dan fungisida translaminar seperti Trivia yang
mampu menembus daun dan mencapai bagian bawah permukaan daun.

Pengendalian Hayati

9. Penyakit Layu Bakteri


Gejala

 Daun bawang menguning, tanaman layu dengan cepat seperti layu fusarium namun
fasenya berlangsung sangat cepat yakni sekitar 3 hari maka tanaman sudah mati kering.
 Penyebabnya adalah bakteri patogen yang menginfeksi bagian akar atau batang tanaman
yang terluka.

Pencegahan

Penanganan

 Layu bakteri dapat disembuhkan dengan bakterisida sistemik berbahan aktif streptomicyn
dengan tambahan pengkocoran tembaga hidroksida dibagian pangkal tanaman yang luka.

Pengendalian Hayati

Anda mungkin juga menyukai