Anda di halaman 1dari 2

5. Penyakit Antraknosa (Colletotrichum 7. Layu Fusarium (Fusarium oxysporum f. sp.

)
gloeospoiroides). Gejala penyakit: Daun yang terserang mengalami
Seed borne (penyakit kelayuan mulai dari bagian
dapat terbawa oleh bawah, menguning dan
benih). menjalar ke atas ke ranting
Gejala penyakit: Terdapat muda. Bila infeksi berkembang
titik gelap pada tanaman menjadi layu. Warna
permukaan kulit buah, jaringan akar dan batang
bercak bulat panjang menjadi coklat. Tempat luka
sedikit cekung dan infeksi tertutup hifa putih
bergaris tengah/ seperti kapas. Pengendalian:
lingkaran konsentris 1mm, berwarna merah Menggunakan agen antagonis
kecoklatan. Menyerang Trichoderma spp. Dan Gliocladium spp. yang
dari persemaian sampai berbuah. diaplikasikan bersamaan dengan pemupukan
Pengendalian : Menggunakan mulsa hitam perak, dasar, sanitasi dan eradikasi (tanaman yang
sanitasi dengan membuang buah yang terserang,
menggunakan benih sehat, perendaman/perlakuan
terserang dicabut dan dimusnahkan),
agar serangannya tidak meluas, dapat Hama dan
benih, pestisida nabati (ekstrak daun mimba, menggunakan pestisida nabati diantaranya
cengkeh, kencur, kunyit), dan menggunakan
varietas tahan. Jika kerusakan tanaman cukup berat,
cengkeh dan nimba. Penyakit
dilakukan penyemprotan fungisida yang dianjurkan,
misalnya Difenokonazol (Score 250 EC, 2ml/l), atau
8. Layu bakteri (Ralstonia solanacearum) Penyakit
tular tanah. Gejala penyakit : Gejala layu mulai Tanaman Cabai
KI orotalonil (Daconil 500 F, 2 g/l). tampak pada daun bagian atas tanaman. Setelah
beberapa hari gejala layu diikuti oleh layu yang
6. Penyakit virus kuning (Gemini Virus). tiba- tiba dan seluruh daun tanaman menjadi layu
Gejala penyakit: Daun menggulung, mengecil dan permanen, sedangkan warna daun tetap hijau,
berwarna kuning, produksi buah menurun bahkan kadang-kadang sedikit
tidak berbuah, bila serangan sejak tanaman belum kekuningan. Bila batang
berbunga. Pada serangan berat, hamparan cabai dipotong melintang dan
bisa berubah menjadi kuning. dicelupkan kedalam air akan
Pengendalian: Mengendalikan vektor penyebab mengeluarkan cairan putih
penyakit (kutu kebul), menggunakan varietas tahan, keruh. Pengendalian : Kultur
sanitasi (membersihkan teknis dengan pergiliran tanaman, penggunaan
tanaman di sekitar lahan benih sehat dan sanitasi dengan mencabut dan
dari tanaman atau gulma memusnahkan tanaman sakit, menggunakan agen
yang menjadi inang, antagonis Trichoderma spp. dan Gliocladium spp.
menggunakan bibit yang diaplikasikan bersamaan dengan
tanaman tanaman yang pemupukan dasar. Pestisida nabati dapat
sehat dan eradikasi menggunakan nimba.
(mencabut/
memusnahkan) tanaman BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA
yang terserang. BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
3. Kutu daun hijau/ Aphids (Aphis gossypii)
S erangan hama dan penyakit merupakan
salah satu faktor penting dan memegang
2. Kutu Kebul (Bemisia tabaci) (Hemiptera:
Aleyrodidae), (Homoptera : Aphididae),
pengaruh yang besar terhadap keberhasilan Bersifat polifag, mengeluarkan embun madu dan Bersifat polifag, mengeluarkan embun madu dan
budidaya cabai. Serangan hama dan penyakit dapat menjadi vektor virus kuning dll serta bersifat dapat menjadi vektor virus.
bisa menurunkan produktivitas tanaman, bahkan persisten atau dapat bertahan lama pada tubuh Gejala serangan : Kutu berada di bawah
dapat mengakibatkan gagal panen. Berikut ini vektor tersebut. permukaan daun, tanaman yang terserang A.
beberapa jenis hama dan penyakit utama yang Gejala serangan : Bercak nekrotik pada permukaan gossypii tampak bercak-bercak pada daun,
sering menyerang tanaman cabai di Jakarta bawah daun disebabkan oleh rusaknya sel-sel tanaman menjadi kerdil, daun keriting dan
beserta cara pengendaliannya. dan jaringan daun akibat serangan nimfa dan layu, serangan berat dapat menyebabkan matinya
serangga dewasa. Embun madu yang dikeluarkan tanaman.
1. Thrips (Thrips parvispinus Karny) (Thripidae oleh kutu kebul dapat menimbulkan serangan Pengendalian : Pemanfaatan musuh alami,
Thysanoptera) jamur jelaga yang berwarna hitam, keberadaan parasitoid Aphelinus gossypi
Bersifat polifag atau dapat menyerang banyak embun jelaga menyebabkan terganggunya proses (Timberlake), Lysiphlebus
jenis tanaman lainnya dan dapat menjadi vektor fotosintesis pada daun. testaceipes (Cresson), predator
(pembawa) penyakit virus mosaik & virus Pengendalian : Pemanfaatan musuh alami, Coccinella transversalis atau
keriting. predator Menochilus sexmaculatus, parasitoid cendawan entomopatogen
Encarcia adrianae, patogen Bacillus thuringiensis, Neozygites fresenii, pestisida nabati
Gejala serangan: Adanya bercak keperak- perangkap kuning, tanaman perangkap seperti sirsak, srikaya, daun pepaya
perakan pada permukaan bawah daun, daun (jagung), tumpang sari dengan tagetes, pestisida dan kecubung, jika serangan
yang terserang berubah warna menjadi coklat nabati seperti Pyrethrin (dari chrysanthemum), cukup tinggi dapat digunakan
tembaga, dan mengeriting. Pada serangan nimba dan tembakau. Insektisida berbahan aktif insektisida berbahan aktif Imidaklorpid 200 SL.
berat menyebabkan daun, tunas atau pucuk Teflubenzuron 50 EC, Permetrin 25 EC,
menggulung ke dalam dan pertumbuhan Imidaklorpid 200 SL, dan Metidation 25 WP. 4. Lalat buah (Bactrocera spp.) (Diptera :
tanaman terhambat dan kerdil. Tephritidae)
Gejala serangan: Adanya titik hitam bekas tusukan
Pengendalian: Menggunakan tanaman pada permukaan buah,
perangkap (kenikir kuning), mulsa perak, sanitasi berwarna kuning pucat
lingkungan dengan memotong tanaman yang dan buah menjadi layu.
terserang, menggunakan perangkap kuning, Buah yang terserang akan
pemanfaatan musuh alami (predator kumbang membusuk dan kemudian
Coccinellidae, patogen Entomophthora sp.), jatuh ke tanah.
pestisida nabati dengan menggunakan tanaman Pengendalian : Sanitasi
piretrum, jika serangan trips berlanjut dilakukan lingkungan (membuang
penyemprotan dengan insektisida, antara lain buah yang terserang),
Abamectin (Agrimec 18 EC, 0,5 ml/l), Spinosad menggunakan perangkap
(Tracer 120 SC, 0,5 ml/l), Imidakloprid (Confidor atraktan metil eugenol/
50 SC, 0,5 ml/l)), Diafentiuron (Pegasus 500 SC, 1 pertogenol dengan dosis
-2 ml/l), atau Karbosulfan (Marshal 200 EC, 1-2 1 ml/l perangkap
ml/l). sebanyak 40 buah/ha, rotasi tanaman bukan
Ket: Thrips Ket: Hama kutu kebul inang, pemanfaatan musuh alami parasitoid larva
dan pupa (Biosteres sp, Opius sp), predator semut,
Arachnidae (laba-laba), Staphylinidae (kumbang)
dan Dermatera (Cecopet).

Anda mungkin juga menyukai