Kementerian Pertanian
Exclusive Edition
“Gebyar Agrostandar”
Penerbit
Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Jakarta
Balai Besar Penerapan Standar Instrumen Pertanian
Badan Standarisasi Instrumen Pertanian Jakarta
2023
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM
POT/POLYBAG DI DKI JAKARTA
Editor:
Dr. Ir. Muhammad Alwi Mustaha, M.Si
Tezar Ramdhan, S.T.P., M.Eng, P.hD
Dra. Dyah Pitaloka, M.Si
Penerbit:
BPSIP Jakarta
Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Jakarta
Jl. Ragunan No. 30, Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta
Selatan
Cetakan Pertama: September 2023
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Dilarang mengutip
atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa
ijin tertulis dari penerbit. Isi di luar tanggung jawab
percetakan
KATA PENGANTAR
iii
KATA SAMBUTAN
3. Penyiapan Benih
Benih merupakan salah satu faktro penting dalam
budidaya tanaman. Tahapan produksi bawang merah
bermutu perlu memperhatikan hal-hal berikut, di
antaranya:
Muncul
tunas
berwarna
hijau
5. Penanaman
a. Ujung umbi dipotong 1/4 bagian dari umbi
menggunakan pisau tajam dan bersih.
b. Sebelum dilakukan penanaman, diupayakan kondisi
media di wadah dalam keadaan lembab untuk
menghindari kerusakan umbi saat tanam.
c. Tanam 1 umbi per pot/polybag untuk ukuran
diameter 15 cm. Penanaman di talang pvc
menggunakan jarak tanam 15 cm.
Gambar 2. Umbi bawang yang telah dipotong ¼ bagian ujung
atasnya dan diaplikasikan fungisida
6. Pemeliharaan
a. Pemupukan susulan dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu:
- Pemupukan susulan pertama diberikan pada umur
10—15 hari setelah tanam (HST), berupa pupuk
majemuk NPK 25-7-7 sebanyak 2 g/tanaman.
- Pemupukan susulan kedua diberikan pada umur
20—25 HST, berupa pupuk majemuk NPK 16-16-
16 sebanyak 3 g/tanaman.
- Pemupukan susulan ketiga diberikan pada umur
30—35 HST, berupa pupuk majemuk Kalium
Magnesium Sulfat (Kamas) sebanyak 3
g/tanaman (Gambar 3).
- Teknik pemupukan dilakukan dengan cara
membuat lubang pada kanan dan kiri tanaman,
selanjutnya ditutup dengan tanah. Lakukan
penyiraman segera setelah pemupukan.
Gambar 3. Pemupukan pada produksi benih bawang merah
b. Pengairan
Pengairan dilakukan dengan cara menyiram dua kali
sehari, pagi dan sore atau disesuaikan dengan kondisi
kelembaban tanah sampai dengan umur tanaman
sekurang-kurangnya 50 HST, setelah itu disiram
sehari sekali. Dua hari sebelum panen tidak dilakukan
penyiraman.
c. Pengendalian gulma
Pembersihan gulma dilakukan secara berkala minimal
setiap pekan dengan cara mencabut gulma.
d. Pengendalian OPT dilakukan sesuai kebutuhan.
- Lakukan penyiraman kembali pada tanaman
bawang merah setelah hujan ringan pada siang
hari, untuk mengurangi risiko penyakit tular tanah.
- Pengendalian OPT menggunakan pestisida
dilakukan pada saat terjadi serangan yang sudah
melebihi ambang batas (batas toleransi intensitas
serangan atau kepadatan populasi OPT terendah
untuk dilakukan pengendalian).
Tabel 1. Jenis Hama dan Pengendaliannya pada Bawang
Merah
No. Jenis Hama Gejala Pengendalian Gambar
Serangan
1. Ulat Munculnya • Menggunakan
Bawang lubang- perangkap
(Spodoptera lubang pada feromon
exigua) daun, mulai • Menggunakan
dari tepi perangkap likat
daun kuning
permukaan • Menggunakan
atas atau insektisida
bawah berbahan aktif
hingga ke rofenofos,
seluruh spinosad, Sumber: Yani T, et al
bagian daun lufenuron, (2021)
klorfluazuron,
betasiflurin
2. Ukat Grayak daun • Pemasangan
bawang light trap
merah (lampu
berlubang perangkap)
seperti • Mengunakan
transparan, perangkap
munculnya feromon
lubang- • Menggunakan
lubang pada kelambu kasa
daun, mulai • Insektisida
dari tepi berbahan aktif Sumber: Yani T, et al
daun sipertemin, (2021)
permukaan fenvalerat,
atas atau siromazin,
bawah BPMC, MIPC
hingga ke
seluruh
bagian daun
3. Lalat ditandai • Menggunakan
penggorok dengan perangkap likat
(L. bintik-bintik kuning
chinensis) putih pada • Menggunakan
daun akibat musuh alami
tusukan seperti
ovipositor, Ascecodes sp,
dan berupa Opius sp,
liang Hemiptorsemus
korokan voricornis,
larva yang Gronotoma sp
berkelok- • Menggunakan
kelok. Jika insektisida
terjadi berbahan aktif
serangan bensultap, Sumber: Yani T, et al
yang berat klorfenapir dan (2021)
maka siromazin
seluruh
helaian
daun penuh
dengan
korokan.
Akibatnya,
daun
menjadi
kering dan
berwarna
cokelat
seperti
terbakar
Tabel … Jenis Penyakit dan Pengendaliannya pada Tanaman
Bawang Merah
No. Jenis Hama Gejala Serangan Pengendalian Gambar
1. Bercak ungu ditandai dengan • Waktu
(Alternaria bercak kecil pada daun tanam yang
porii) yang melekuk ke tepat
dalam, berwarna putih • Menjaga
dengan pusat yang area tanam
berwarna ungu dari gulma
(kelabu). Jika cuaca yang
lembap, serangan membuat
terjadi dengan cepat, lingkungan
bercak berkembang menjadi
hingga menyerupai lembab
cincin dengan bagian • Gunakan
Sumber: Yani T, et
tengah berwarna ungu fungisida
al (2021)
dan tepi kemerahan berbahan
dikelilingi warna aktif
kuning yang dapat mancozeb,
meluas ke bagian atas klorotalonil,
maupun bawah promineb,
bercak. Ujung daun difenokonaz
mengering, sehingga ol
daun patah. • Menggunaka
Permukaan bercak n pupuk
tersebut akhirnya organik
berwarna cokelat dengan
kehitaman. penambaha
Serangan dapat n agens
berlanjut ke umbi, hayati
yang menyebabkan trichodherm
umbi membusuk, a
berwarna kuning lalu
merah kecokelatan.
Akibat serangan ini
menyebabkan umbi
membusuk dan berair
yang dimulai dari
bagian leher,
kemudian jaringan
umbi yang terinfeksi
mengering dan
berwarna lebih gelap
2. Penyakit layu layu fusarium tampak • Menjaga
fusarium atau dari daun bawang drainase
moler merah yang • Penyiraman/
(twisting menguning, terpelintir pencuciam
disease) (terputar), akar daun setelah
membusuk, dan dasar hujan
umbi tampak • Penambaha
keputihan. n
Setelah terinfeksi thricoderma
penyakit ini, bagian sp
daun akan berangsur • Benih umbi
mati, dimulai dari dicelupkan Sumber: Yani T, et
ujung hingga ke dalam al (2021)
pangkal. Setelah itu, larutan PGPR
tanaman akan mati • Mencabut
secara keseluruhan. dan
Pada dasar umbi memusnahk
terlihat cendawan an tanaman
yang berwarna yang
keputihputihan, terserang
sedangkan jika umbi • Menggunaka
lapis dipotong n fungisida
membujur terlihat berbahan
adanya pembusukan, aktif
yang berawal dari difenokonaz
dasar umbi meluas ke ol dan
atas maupun ke profikonazol
samping.
Menteri Pertanian
ttd
Achmad Affandi
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN
NOMOR: 66/Kpts/TP.240/2/2000
TANGGAL: 25 Februari 2000