Proposal penelitian
NIM : 20253223051
2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita. Salawat berangkaikan salam tidak
lupa pula untuk junjungan umat nabi Muhammad yang telah membawa umatnya dari
zaman jahiliah menuju zaman yang penuh ilmu pengetahuan seperti saat ini .Sehingga
penulis dapat membuat proposal dengan judul . “ANALISIS PEMASARAN KUBIS
(Brassica oleracea L. var. cagitata DI SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) JETIS
KABUPATEN SEMARANG”.
Penulisan proposal penelitian ini bertujuan untuk menjadi salah satu tugas untuk
mengikuti mata kuliah Bahasa Indonesia program studi agribisnis Politeknik Pertanian
Negeri Payakumbuh
Dalam penyusunan proposal ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini
masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang
terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
terciptanya proposal yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.
Pada proses penyusunan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, penulis
menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada Ibu Ir.Nelzi Fati,M.P selaku Dosen
Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu serta memberikan bimbingan dan
pengarahan sampai terselesaikan proposal penelitian ini
Windi Pratiwi
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................4
1.1.Latar Belakang................................................................................................................................4
1.3.Tujuan penelitian.............................................................................................................................6
1.4.Hipotesis...........................................................................................................................................6
2.1. Kubis................................................................................................................................................7
2.3.Sistem Pemasaran..........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Peranan sektor pertanian dalam prekonomian nasional sangat penting dan strategis.
Hal ini dikarenakan sektor pertanian masih memberikan lapangan pekerjaan bagi
sebagian besar penduduk khususnya yang berada di pedesaan dan menyediakan bahan
pangan bagi masyarakat (Sadono, 2008).
Kubis merupakan sayuran yang mempunyai peran penting untuk kesehatan manusia.
Kubis banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan tubuh manusia.
Sebagai sayuran kubis dapat membantu pencernaan, menetralkan zat-zat asam (Pracaya,
2005).
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan produk sayuran kubis baik segar maupun
olahan dari produksi dalam negeri, maka usaha pengembangan perlu dilakukan secara
khusus dengan menerapkan sistem usaha yang paling menguntungkan (Ditjen. Bina
Produksi Hortikultura, 2002). Untuk meningkatkan usaha pengembangan sayuran kubis,
maka lahan potensial yang tersedia perlu dimanfaatkan secara optimal. Sebagaimana
komoditas sayuran lainnya sayuran kubis memiliki prospek pasar yang perlu digarap
secara lebih intensif dan lebih spesifik lagi sesuai dengan permintaan pasar. Permintaan
pasar sayuran terutama kubis dari Jawa Tengah cukup tinggi dalam 2 tahun terakhir
terutama ekspor ke Singapura, namun kendala utama adalah mutu hasil dan daya tahan
produk agar tetap sekar sampai tujuan, oleh karena itu upaya budidaya dengan
menggunakan benih bermutu, pengendalian hama dan penyakit secara intensif dan
penanganan pasca panen terus ditingkatkan. Melalui upaya ini diharapkan pendapatan
petani sayuran, kubis khususnya dapat ditingkatkan (Ditjen. Bina Produksi Hortikultura,
2002)
Pemasaran merupakan sebuah faktor penting dalam siklus yang berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan konsumen. Dalam perusahaan, pemasaran merupakan salah satu
dari kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya, berkembang dan mendapatkan laba, kegiatan pemasaran pada perusahaan juga
harus dapat memberikan kepuasan pada konsumen jika menginginkan usahanya tetap
berjalan (Lukitaningsih, 2014)
5
digunakan untuk pengembangan akses pasar (Badan Agribisnis Departemen Pertanian,
2000).
1.4. Hipotesis
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kubis
Kubis atau kol sebenarnya merupakan tanaman semusim atau lebih yang
berbentuk perdu. Tanaman kubis berbatang pendek dan beruas – ruas. Sebagai bekas
tempat duduk daun. Tanaman ini berakar tunggang dengan akar samping yang sedikit tapi
dangkal.Daunnya lebar berbentuk bulat telur dan lunak. Daun yang muncul terlebih
dahulu menutup daun yang muncul kemudian, demikian seterusnya hingga membentuk
krop daun bulat seperti telur dan padat berwarna putih. Bunganya tersusun rapi dalam
tandan dengan mahkota bunga berwarna kuning spesifik.
Tanaman kubis sukar berbunga di indonesia karena perlu suhu rendah antara 5 –
10 derajat celcius selama satu bulan lebih. Buahnya bulat panjang menyerupai polong.
Polong muda berwarna hijau, setelah tua berwarna kecoklatan dan mudah pecah. Bijinya
kecil, berbentuk bulat dan berwarna kecoklatan. Biji yang banyak tersebut menempel
pada dinding bilik tengah polong.
Kubis atau kol dikonsumsi sebagai sayuran daun, diantaranya sebagai lalab(lalap)
mentah dan masak, lodeh campuran bakmi, lotek, Pecal, asinan, dan aneka makanan
lainnya. Di wilayah Argalingga (Majalengka), tunas kubis yang dipelihara setelah
dipanen kropnya Ternyata laku dijual ke pasaran ekspor dengan tingkat harga beberapa
Kali lipat dari harga kropnya. Tunas kubis ini dipesan oleh SingapuraDan Malaysia.
Pendayagunaan tunas kubis selain sebagai lalap, juga Untuk dijadikan asinan Masyarakat
Argalingga menyebut tunas kubis Dengan nama ”Sirung kol” atau nama dagangnya
“Keciwis” (Rukmana, 1995)
Klasifikasi kubis
Divisio : Spermatophya
7
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Papavorales
Genus : Brassica
(Rukmana, 1995).
Tanaman kubis mempunyai jenis cukup banyak. Lima jenis Diantaranya sudah
umum dibudidayakan di dunia, yaitu:
• Kubis-krop atau kol, engkol, kubis telur (B.o.L.var.capitata L.). Jenis kubis ini memiliki
cirri-ciri daun-daunnya dapat Saling menutup satu sama lain membentuk krop (telur)
• Kubis daun atau kubis-stek (B.o.L.var.achepala L.). Jenis Kubis ini ditandai dengan
daun-daunnya tidak dapat Membentuk krop, sehingga dikenal dengan nama kubis
“Kale”.
• Kubis-umbi (B.o.L.var.gongylodes L.) atau populer disebut “Kohlrabi”. Jenis kubis ini
memiliki ciri pada pangkal Batangnya dapat membentuk umbi yang bentuknya bulat
Sampai bundar. Umbi dan daun-daunnya enak dijadikan lalap Atau disayur.
• Kubis-tunas atau kubis-babat (B.o.L.var. gemmifera L.) atau Popular disebut “Brussels
Sprout”. Ciri-ciri kubis ini adalahTunas samping kiri dan kanan sampai ke bagian atas
(pucuk) Dapat membentuk krop kecil berdiameter antara 2,5-5,0 cm; Sehingga dalam 1
batang (pohon) terdiri atau puluhan krop Kecil.
• Kubis-bunga (B.o.L.var. botrytis L.) dan Brocolli (B.o.L. var. Botrytis sub var. cymosa
L.). Kubis-bunga mempunyai ciri-Ciri dapat membentuk massa bunga (curd) yang
berwarna Putih atau putih-kekuningan; sedangkan massa bunga Broccoli berwarna hijau
atau hijau-kebiruan. (Rukmana,1995)
Kubis sebagai tanaman yang bernilai ekonomi tinggi, yang dalam Penelitian kali
ini jenis kubis yang diteliti merupakan jenis kubis krop ,Dibutuhkan masyarakat dalam
jumlah yang cukup besar, bahkan skala Pemenuhannyapun sampai dengan pasar ekspor.
Dengan melihat Morfologi dan klasifikasi serta berbagai jenis kubis sudah barang tentu
Terdapat banyak kandungan zat gizi serta kegunaan tanaman kubis.
8
Kandungan dan Kegunaan Kubis
Kubis melindungi terhadap borok perut, kanker usus besar dan Kanker payudara
karena kubis mengandung glutamine dan Smethylmethionine. Dapat digunakan sebagai
pencegah dan obat Sariawan, penyakit beri-beri, penyakit Xerophthalmia, radang
syaraf,lemahnya otot-otot, luka-luka pada tepi mulut, dermatitis bibir menjadi merah dan
radang lidah, kandungan niacin dapat mencegah penyakit palagra dan pembentuk tulang
dan gigi.Indole-3-carbinol (I3C) itulah nama senyawa alami yang ditemukan dalam
kubis/kol yang dapat mempengaruhi faktor-faktor yang dapat membantu reproduksi sel.
Para peneliti menemukan bahwa I3C dapat menghalangi virus herpes yang juga
membutuhkan faktor-faktor tersebut untuk reproduksi. Menurut Agfi, (2010) kandungan
zat gizi dalam kubis per 100 gram.\
9
Berikut ketujuh pola saluran pemasaran kubis di STA Jetis Kabupaten Semarang :
Tampak pada ketujuh saluran pemasaran kubis di STA Jetis bahwa petani
dihadapkan pada banyak lembaga pemasaran yang memiliki kepentingan bisnis masing-
masing. Banyaknya lembaga pemasaran yang dihadapi oleh petani kubis menjadikan
bargainning atau daya tawar petani kubis dalam mempengaruhi penentuan harga kubis di
STA akan menjadi lemah. Dari ketujuh pola saluran pemasaran tersebut diatas, tidak ada
satupun pola saluran yang sering digunakan oleh para pedagang dalam memperlancar
arus distribusi kubis. Hal ini dikarenakan cara pandang para pedagang hanya sebatas
untuk mendapatkan laba atau keuntungan dari kegiatan jual beli kubis di STA Jetis. Para
pedagang tidak memperdulikan masalah saluran pemasaran, yang penting bagi para
pedagang adalah bagaimana mereka bisa mendapatkan atau membeli kubis dan bisa
menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi dari pembelian sehingga akan
memperoleh keuntungan.
2.3.Sistem Pemasaran
Sistem pemasaran merupakan suatu kesatuan urutan lembaga - lembaga
pemasaran yang melakukan fungsi - fungsi pemasaran untuk memperlancar aliran produk
pertanian dari produsen awal ke tangan konsumen akhir dan memperlancar aliran uang,
nilai produk yang tercipta oleh kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembaga-lembaga
pemasaran (Gumbira dan Intan, 2004).
10
pemasaran kubis dan petani produsen untuk menjalankan bisnisnya. Sistem ini memberi
pengertian bahwa petani, pedagang tengkulak/desa, pedagang pengumpul, pedagang
besar, dan konsumen merupakan suatu bentuk bisnis yang terpisah yang bertujuan
memaksimalkan labanya sendiri.
Menurut pendapat (Mieke dan Nurmalinda, 1993), bahwa sistem pemasaran yang
efektif dan efisien akan mendorong peningkatan pendapatan petani kubis dan pelaku
pemasaran kubis. Sehingga diharapkan petani kubis akan lebih sejahtera dan mau
meningkatkan produktifitas pertanian kubisnya.
Kelemahan sistem pemasaran konvensional bagi petani adalah bahwa petani tidak
memiliki daya tawar yang kuat dalam menentukan harga sehingga petani sebagai pemilik
produk hanya menerima harga yang lebih ditentukan oleh pedagang. Sehingga hal inilah
yang sering kali merugikan bagi petani. Keuntungan bagi petani kubis dari sistem
konvensional terbuka hanya sebatas menerima pembayaran tunai dan keleluasaan menjual
produknya kepada lembaga pemasaran yang dikehendaki serta seberapa besar kubis yang
dimiliki petani akan bisa dijual.
Sistem pemasaran kubis yang berjalan di STA Jetis juga menjadikan pemicu
terbentuknya banyak pola saluran pemasaran. Dengan banyaknya pola saluran pemasaran
kubis tentunya akan semakin banyak melibatkan lembaga pemasaran, sehingga akan
berdampak pada harga kubis di tingkat petani. Setiap lembaga pemasaran akan mencari
keuntungan yang tinggi dari proses jual beli kubis di STA Jetis tanpa harus berfikir
bagaimana dengan harga yang akan diterima oleh petani. Banyaknya keterlibatan
lembaga pemasaran kubis yang berada di STA Jetis menjadikan jalur distribusi kubis dari
petani produsen ke konsumen akhir akan menjadi lebih panjang. Panjang pendeknya
11
saluran pemasaran kubis di STA Jetis akan berpengaruh terhadap harga yang akan
dibayarkan oleh konsumen dan harga yang akan diterima petani produsen.
BAB III
12
Data Sekunder yang digunakaj berupa data kubis di kabupaten semarang serta dalam
Indeks Harga Konsumen (IHK) umum.
DAFTAR PUSTAKA
Gumbira, S.E dan A.H. Intan. 2004. Manajemen Agribisnis. PT. Ghalia Indonesia.
Bogor.
Mieke, A dan Nurmalinda. 1993. Kubis. Usaha Tani Kubis. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Balai Hortikultura. Lembang.
Rahim Abd dan Hastuti. 2008. Ekonomika Pertanian. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.
Soekartawi. 2003. Agribisnis; Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
13
Sukmadinata, T. 2001. Sistem Pengelolaan Terminal Agribisnis dan Sub Terminal
Agribisnis Secara Terpadu untuk Memberikan Nilai Tambah Pelaku dan Produk
Agribisnis. Makalah pada Apresiasi Manajemen Kelayakan Terminal Agribisnis, Sub
Terminal Agribisnis, Pergudangan dan Distribusi. Tanggal 14-16 Agustus 2001. Cisarua.
Supriyono, R.A 2000. Perencanaan dan Pengendalian Biaya serta Pembuatan Keputusan.
BPFE. Yogyakarta.
14