Anda di halaman 1dari 16

JALUR DISTRIBUSI SAYUR BAYAM

Br Sandan, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan

Oleh:

I Putu Yosan Budana/ 1910531052

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

BALI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat bliaulah saya
dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul “Jalur Distribusi Sayur Bayam di
Br Sandan, Baturiti, Tabanan” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
laporan ini adalah untuk memenuhi tugas matakuliah Analisis Rantai Nilai. Selain itu
laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Jalur Distribusi Sayur
Bayam di Br Sandan, Baturiti, Tabanan bagi para pembaca dan juga penulis.

Terlebih dahulu, saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Ir. Suparta
Utama, M.S.,Ph.D. selaku dosen pengampu Analisis Rantai Nilai yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni ini.

Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat
saya sebutkan semua, terimakasih atas bantuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini.

Kemudian saya menyadai bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini. Oleh karena itu, kami mengharap segala kritik dan saran
yang membangun dan dapat menjadikan laporan ini jauh lebih baik lagi. Saya mohon
maaf setulustulusnya atas kesalahan maupun kekurangan dalam penyususnan laporan
ini.

Hormat saya,

I Putu Yosan Budana


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................2

BAB I.......................................................................................................................................3

PENDAHULUAN...................................................................................................................3

1.1. Latar Belakang.........................................................................................................3

1.2. Tujuan......................................................................................................................4

1.3. Manfaat....................................................................................................................4

BAB II.....................................................................................................................................5

METODE SURVEY................................................................................................................5

2.1. Komoditas................................................................................................................5

2.2. Lokasi.......................................................................................................................5

2.3. Penentuan Sample/ responden..................................................................................5

2.4. Metode Pengambilan Data dan Informasi................................................................6

2.5. Analisis Data............................................................................................................6

BAB III....................................................................................................................................7

HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................7

3.1. Distribusi Bayam......................................................................................................7

3.2. Orientasi Nilai Sayur Bayam....................................................................................8

BAB IV..................................................................................................................................12

KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................................12

4.1. Kesimpulan............................................................................................................12

4.2. Saran......................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

LAMPIRAN...........................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sayur bayam merupakan salah satu komoditas pangan yang ada di
Indonesia. Sayur bayam sangat mudah ditemui di pasar Indonesia baik pasar
tradisional maupun pasar modern. Bayam merupakan sayuran yang paling padat
gizi dan sangat baik sebagai sumber zat hijau atau klorofil. Beberapa vitamin dan
mineral yang terdapat dalam bayam adalah vitamin A, B kompleks, C, E, K,
karoten, mangan, kalsium, dan yodium (Rizki, 2013).

Sayur bayam merupakan sayuran yang sangat popular dan gemar


dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Hampir semua bagian dari sayur bayam
dapat dimaanfaatkan atau di konsumsi. Bayam hijau dapat dipasarkan ke
supermarket, hotel, rumah makan, dan konsumen. Distribusi sayur bayam dari
produsen hingga konsumen merupakan hal yang penting untuk diperhatikan,
karna saling berkaitannya antara pasar dengan usahatani, akan memberikan
keuntungan secara bersama sama. Petani sebagai pemasok sayur bayam akan
diuntungkan dengan tidak jatuhnya harga di pasar, sedangkan penjual
diuntungkan dengan selalu tersedianya produk sayuran dengan begitu akan
tercipta kepercayaan antara petani, penjual dan konsumen. Disinilah manajemen
rantai nilai yang dimana akan memberikan manfaat kepada semua stakeholder-
nya. Dengan bekerjasama semua pihak saling membantu dan saling bermitra satu
sama lain. Namun disisi itu ada permasalahan utama yang dihadapi oleh petani di
Indonesia.

Permasalahan utama yang dihadapi oleh sebagian besar petani pada


negara Indonesia adalah kurangnyan pemahaman untuk memenuhi keinginan
konsumen, fasilitas yang tidak memadai, serta lemahnya infrastruktur dan
pengetahuan. Di sisi lain, meningkatnya pendapatan konsumen biasanya diiringi
dengan permintaan terhadap mutu yang baik. Pada produk sayur bayam segar,
mutu dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari karakteristik dan atribut yang
memberikan nilai terhadap produk itu sendiri.

Rantai nilai (value chain) adalah keseluruhan aktivitas yang diperlukan


untuk membawa produk/jasa dari titik awal, melalui berbagai tahap produksi,
melibatkan berbagai kegiatan transformasi secara fisik dan berbagai input jasa,
untuk selanjutnya menyampaikan produk tersebut kepada konsumen akhir.

Dalam mewujudkan nilai produk sayur bayam secara maksimal perlu


mengetahui apa kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga nilai ekonomi
maksimal lebih fokus pada keinginan konsumen. Value Chain Analysis
merupakan salah satu konsep pendekatan bagaimana menambah aktivitas dan
memperbesar nilai produk secara maksimal dalam tatanan rantai pasok (Stringer
dalam Kindangen dan Bahtiar, 2011). Laporan ini berusaha untuk menjawab
rantai nilai sayur bayam di Br. Sandan, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan.

1.2. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas matakuliah Analisis Rantai Nilai

2. Mengetahui rantai distribusi sayur bayam di Br Sandan, Baturiti, Tabanan.

1.3. Manfaat
1. Meambah nilai matakuliah Analisis Rantai nilai.

2. Menambah wawasan terkait rantai distribusi sayur bayam di Br Sandan,


Baturiti, Tabanan
BAB II

METODE SURVEY

2.1. Komoditas
Komoditas adalah sebagai barang dagangan, bahan mentah atau benda
niaga. Komoditas yang saya gunakan adalah sayur bayam. Sayur bayam
merupakan salah satu komoditi yang di budidayakan di Br Sandan, Baturiti,
Tabanan. Permintaan konsumen terhadap sayur bayam di Baturiti cukup tinggi.
Bayam merupakan sayuran yang paling padat gizi dan sangat baik sebagai sumber
zat hijau atau klorofil. Beberapa vitamin dan mineral yang terdapat dalam bayam
adalah vitamin A, B kompleks, C, E, K, karoten, mangan, kalsium, dan yodium
(Rizki, 2013).

2.2. Lokasi
Lokasi studi case yang saya pilih bertempat di kebun bayam Ibu Wayan
Kaci, di Br Sandan, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan.

2.3. Penentuan Sample/ responden


Purposive adalah suatu cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan
sengaja dengan catatan bahwa sampel tersebut reprensentatif atau mewakili
populasi. Dipilihnya Br Sandan sebagai lokasi adalah karena petani bayam didesa
tersebut dapat mewakili petani bayam serta memiliki rantai pemasaran secara
langsung ke pasar tradisional dan kekonsumen di Kecamatan Baturiti, Kabupaten
Tabanan.

Penentuan jumlah sampel ditentukan secara acak sederhana (sampel


random sampling). Pedagang sampel ditetapkan dengan cara sepihak setelah
dikenal terlebih dahulu bahwa pedagang bayam tersebut layak dijadikan pedagang
sampel

2.4. Metode Pengambilan Data dan Informasi


Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi,
serta berperan aktif. Data yang digunakan dalam penyusunan laporan ini
berdasarkan data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh adalah
saluran distribusi. Data sekunder yang diperoleh dari ragam jurnal atau literature
yang terkait analisis rantai nilai, dengan jalur distribusi sayur bayam.

2.5. Analisis Data


Tujuan dianalisis menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif yang
digunakan memusatkan perhatian terhadap proses distribusi, saluran distribusi
sayur bayam di Br Sandan, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. Saluran
distibusi dianalisis menggunakan metode kualitatif, yaitu melakukan observasi,
wawancara, partisipasi aktif pada kegiatan pengiriman dan penjualan. Analisis
yang digunakan adalah analisis kreasi nilai (Collins, 2009)
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Distribusi Bayam


Distribusi bayam adalah kegiatan ekonomi yang berfungsi membawa atau
mendistribusikan komoditi bayam dari petani bayam kekonsumen. Dari hasil survey
dan wawancara yang dilakukan bersama Ibu Nyoman Kaci sebagai salah satu petani
bayam di Br Sandan biasanya menjual hasil bayam kepedagang pengecer yang ada di
Pasar Tradisional Baturiti. Dalam survey ini di temukan 1 jalur pemasaran yang lebih
jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:

Pedagang pengecer
Petani Konsumen
Pasar Tradisional Baturiti

Pada jalur ini petani bayam langsung menjual ke pedagang pengecer yang ada
di Pasar Tradisional Baturiti, setelah sampai di pasar dijual kepada konsumen akhir.
Dari keterangan dan skema jalur di atas dapat terlihat bahwa pedagang pengumpul
yang biasanya mengumpulkan produksi langsung dari petani tidak ada.

Dalam sekali panen petani memeperoleh 25 ikat berukuran besar sayur


bayam. Dalam pendistribusiannya biasanya petani langsung yang mebawa ke
pedagang pengecer di Pasar Tradisional Baturiti atau pedagang pengecer yang
mendatangi petani kekebun dan kerumah petani dengan membuat perjanjian
sebelumnya.

Tabel 1 Harga Jual sayur bayam

Harga Keterangan
No Uraian Kegiatan
(Rp) (Ikat)

1 Harga Jual Sayur Bayam dari Petani ke Pedagang


4.000 1 Ikat Besar
Pengecer di Pasar Tradisional Baturiti Tabanan.

2 5.000 1 Ikat Besar


Harga Jual Sayur Bayam dari Pedagang Pengecer
di Pasar Tradisional Baturiti Tabanan ke 3.000 1 Ikat Sedang

konsumen. 2.000 1Ikat Kecil

3.2. Orientasi Nilai Sayur Bayam

Gambar 1. Karakteristik Aktivitas pada Rantai Nilai, Sumber: Collins (2009)

Karakteristik rantai nilai dianalisis dengan menggunakan metode Collins.


Orientasi anggota rantai dapat diukur dengan menggunakan kinerja terkait delapan
kriteria evaluasi, yaitu: keseimbangan antara harga dan nilai, transfer informasi,
orientasi waktu, sifat alami hubungan, interaksi dalam rantai nilai, ketergantungan
dalam rantai, kekuatan dalam rantai, serta orientasi dari anggota rantai. Kedelapan
kriteria tersebut memungkinkan untuk memetakan berbagai karakteristik orientasi
rantai produk segar, aktivitas, dan perilaku anggota rantai, dari penambahan nilai
yang rendah, sedang, hingga berorientasi penuh pada nilai (Collins, 2009). Untuk
mengetahui nilai orientasi nilai sayur bayam Br. Sandan, Kecamatan Baturiti,
Kabupaten Tabanan dapat dilihat menggunakan table evaluasi yang berorientasi
dengan nilai (Collins, 2009).
Kreteria Evaluasi Total
Jalur Distribusi
1 2 3 4 5 6 7 8 Value

Petani, Pedagang Pengecer,


3 1 3 3 3 3 3 2 21
Konsumen.

Keterangan:

Total Skor Orientasi Nilai

8 >8-17 >17-26 >26-<32 32


(sangat Lemah) (Lemah) (Moderat) (Kuat) (Sangat Kuat)

Dari hasil table evaluasi menyatakan bahwa orientasi nilai pada sayur bayam Br.
Sandan, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan tergolong Moderat. Hal tersebut
dikarenakan sebagai berikut:

1. Keseimbangan antara harga dan nilai

Anggota rantai nilai (petani) produk segar dapat berfokus sepenuhnya


pada harga. Anggota rantai nilai (Pedagang pengecer, Konsumen)
mengutamakan harga dan nilai dari sayur bayam.

2. Transfer informasi

Tidak ada informasi yang dibagikan antar anggota rantai nilai (petani,
pedagang pengecer, konsumen) terkait harga, kualitas, pasokan sehingga
tidak adanya tawar menawar yang terjadi..

3. Orientasi waktu

Orientasi waktu yang terjadi adalah jangka menengah. petani


memahami kebutuhan satu sama lain dengan benar atau membangun
hubungan yang lebih kuat antara petani, pedagang pengecer, konsumen.
Pemikiran jangka menengah dikaitkan dengan orientasi harga di atas nilai,
yang mengakibatkan rendahnya tingkat inovasi.

4. Sifat alami hubungan

Sifat alami hubungan terjadi antara petani dan pedagang pengecer. Hal
ini dibuktikan adanya kerja sama yang baik antara petani dan pedagang
dalam menjual sayur bayam ke konsumen pengecer di Pasar Tradisional
Baturiti.

5. Interaksi dalam rantai

Interaksi yang terjadi dalam anggota rantai nilai (petani, pedagang


pengecer, konsumen) lebih kearah relasi. Antara petani dan pedagang
pengecer sudah sering berkejasama dan mengenal dalam penyaluran hasil
sayur bayam. Begitu juga dari pedagang ke konsumen sudah kenal satu sama
lain sehingga konsumen akan berbelanja di pedagang pengecer bayam
tersebut.

6. Ketergantungan dalam rantai

Ketergantungan dalam rantai terjadi antara petani, pedagang pengecer,


dan konsumen Biasanya petani akan bergantung pada pedagang dalam
menjual sayur bayam karna ada beberapa kesepakatan antara petani dan
pedagang pengecer yautu: (1) pedagang pengecer langsung membeli sayur
bayam dr petani lalu di jual ke konsumen, (2) Bahwa sayur yang laku terjual
dan dibeli oleh konsumen itulah yang di bayar oleh pedagang pengecer, yang
tidak laku akan dikembalikan lagi ke petani.

7. Kekuatan dalam rantainilai beradadi tangan konsumen

Kekuatan dalam rantainilai beradadi tangan konsumen karna


konsumenlah yang akan menentukan untuk membeli atau tidak sayur bayam
di Pasar Tradisional Baturiti
8. Orientasi dari anggota rantai

Petani dan pedagang pengecer sayur bayam akan mementingkan Diri


sendiri dulu agar sayur bayam bisa habis terjual dalam jangka waktu 3 hari
baru disusul rantai yang lain yaitu konsumen. Karna sayur bayam hanya
mampu bertahan selama 3 hari, jika lebih dari 3 hari kualitas mutu dari sayur
bayam akan menurun dan tidak dapat d jual kembali. Hal itu dapat
meneybabkan kerugian dari petani maupun pedagang pengecer.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Rantai nilai (value chain) adalah keseluruhan aktivitas yang diperlukan
untuk membawa produk/jasa dari titik awal, melalui berbagai tahap produksi,
melibatkan berbagai kegiatan transformasi secara fisik dan berbagai input jasa,
untuk selanjutnya menyampaikan produk tersebut kepada konsumen akhir. Dari
hasil survey dan wawancara yang dilakukan bersama Ibu Nyoman Kaci sebagai
salah satu petani bayam di Br Sandan biasanya menjual hasil bayam kepedagang
pengecer yang ada di Pasar Tradisional Baturiti. Dalam survey ini di temukan 1
jalur pemasaran yakni dari petani, pedagang pengecer lalu ke konsumen. Dari
hasil table evaluasi menyatakan bahwa orientasi nilai pada sayur bayam Br.
Sandan, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan tergolong lemah. Hal tersebut
dilihat dari delapan kriteria evaluasi, yaitu: keseimbangan antara harga dan nilai,
transfer informasi, orientasi waktu, sifat alami hubungan, interaksi dalam rantai
nilai, ketergantungan dalam rantai, kekuatan dalam rantai, serta orientasi dari
anggota rantai (Collins, 2009).

4.2. Saran
Perlunya ada penyuluhan atau edukasi ke para petani terkait pentingnya
orientasi rantai nilai di pasar Indonesia. Karna masih banyak petani kecil di
Indonesia yang tidak paham terkait rantai nilai sehingga banyak petani kecil
menjadi rugi.
DAFTAR PUSTAKA

Sayidatul, F., Unteawati, B., dan Zaini M. 2018. Analisis Distribusi


Bayam Hijau Organik di Yayasan Bina Sarana Bakti. Lampung: Politeknik
Negeri Lampung.

Hidayatulloh, R., Koestiono, D., dan Setiawan B. 2015. Analisis Rantai


Nilai (Value Chain) Usahatani Sayuran Organik (Studi Kasus Pada Komunitas
Organik Brenjonk, Desa Penanggungan Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto
Jawa Timur). Malang: Universitas Brawijaya.

Yoga, S., dan Yuriani D. 2016. Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian


Karakteristik Rantai Nilai Rumput Laut di Kabupaten Klungkung. Denpasar:
Universitas Udayana.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai