Anda di halaman 1dari 30

i

USULAN PENELITIAN

ANALISIS PEMASARAN UDANG VANNAMEI (Litopnaeus


vannamei) DI KECAMATAN BANTAN KABUPATEN
BENGKALIS

RITA HULINA BR SARAGIH

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
ii

USULAN PENELITIAN

ANALISIS PEMASARAN UDANG VANNAMEI (Litopnaeus


vannamei) DI KECAMATAN BANTAN KABUPATEN
BENGKALIS

Dalam Bidang Sosial Ekonomi Perikanan

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana


pada Fakultas Perikanan dan Kelautan

RITA HULINA BR SARAGIH


NIM. 1804113355

Dibawah Bimbingan :

1. Ir. Eni Yulinda, MP


2. Lamun Bathara, S.Pi, M.Si

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas berkat
dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini yang berjudul
“Analisis Pemasaran Udang vannamei (Litopnaeus vannamei) Di Kecamatan
Bantan Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau”. Usulan penelitian ini telah dibuat
sesuai dengan pedoman yang ada dan sebagai pendukung dalam melakukan
penelitian untuk menyelesaikan program sarjana pada Fakultas Perikanan dan
Kelautan Universitas Riau.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Ibu Ir. Eni Yulinda, MP dan Lamun Bathara, S.Pi, M.Si yang
telah memberikan bimbingan pengarahan dan nasehat kepada penulis dalam
menyelesaikan usulan penelitian ini.
Dalam usulan penelitian ini penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan usulan penelitian ini. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan
yang lebih baik lagi untuk selanjutnya.

Pekanbaru, Februari 2022

Rita Hulina Br Saragih


ii

DAFTAR ISI
Isi Halaman

KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
DAFTAR TABEL.................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ iv
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian...................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian.................................................................... 6

II. METODOLOGI PENELITIAN


2.1 Waktu dan Tempat................................................................... 7
2.2 Prosedur Penelitian................................................................... 7
2.2.1. Metode Penelitian........................................................... 7
2.2.2. Penentuan Responden..................................................... 7
2.2.3. Pengumpulan Data.......................................................... 8
2.3. Defenisi Operasional Variabel.................................................. 9
2.4. Batasan Penelitian..................................................................... 10
2.5. Analisis Data............................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 12
LAMPIRAN............................................................................................. 15
1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kabupaten Bengkalis merupakan daerah yang mempunyai garis pantai


sepanjang 1.385 Km2 dan merupakan daerah dengan pantai terpanjang di Provinsi
Riau. Hal ini merupakan potensi untuk pengembangan perikanan laut maupun air
payau. Kecamatan Bantan merupakan salah satu kecamatan yang berada di pulau
Bengkalis yang mempunyai batas-batas wilayah dimana sebelah utara berbatasan
dengan selat malaka, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Bengkalis,
sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bengkalis dan Selat Malaka dan
Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Melaka.
Potensi perikanan di Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis adalah
perikanan laut serta budidaya. Pengembangan perikanan laut yaitu perikanan
tangkap dan budidaya laut (Tambak). Potensi penangkapan ikan laut di Kabupaten
Bengkalis mencapai 11.200 ton dengan tingkat produksi sebesar 6,286,40
ton/tahun. Kondisi ini cukup tinggi, sehingga pengembangan sektor perikanan
diarahkan kepada pengembangan budidaya laut berupa ikan kakap putih, udang
windu, dan vannamei yang dikembangkan Kecamatan Bantan. Faktor yang
mempengaruhi masyarakat banyak memudidayakan udang vannamei adalah
ketahanan tubuh yang lebih baik terhadap serangan berbagai penyakit
dibandingkan dengan udang windu. Kelebihan yang lain adalah dengan kebiasaan
hidup di kolom air maka udang vannamei dapat dibudidayakan dalam kepadatan
tinggi (Supono, 2020).
Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu komoditas
perikanan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan banyak diminati karena
kandungan nilai gizi yang baik (Mustafa et al., 2019). Tingginya permintaan
udang vannamei mendorong pembudidaya untuk meningkatkan produksi dengan
penyempurnaan teknik budidaya. Budidaya udang vannamei dengan pola super
intensif merupakan sistem budidaya masa depan dengan antara lain padat tebar
yang tinggi dan produktivitas yang tinggi. Udang vannamei (Litopenaeus
vannamei) merupakan salah satu sektor perikanan yang menjanjikan, hal ini
disebabkan karena permintaan pasar terhadap udang ini sangat tinggi baik itu dari
2

pasar domestik maupun pasar ekspor. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS), nilai ekspor hasil perikanan Indonesia pada Maret 2020 mencapai
USD427,71 Juta atau meningkat 6,34% dibanding ekspor Februari 2020.
Sementara dibanding Maret 2019 meningkat 3,92% (Kementrian Kelautan dan
Perikanan, 2020). Hal ini menyebabkan peran pemasaran sangat vital bagi
pasar domestik maupun pasar ekspor.
Menurut (Hendrik, 2017) pemasaran yaitu suatu kelompok individual
(perorangan maupun organisasi) yang mempunyai permintaan terhadap barang
tertentu berdaya beli, dan berniat merealisasikan pembelian tersebut secara
keseluruhan, perilaku pasar bersifat heterogen sebagian pasar bersifat berperilaku
tertentu, sedangkan bagian pasar yang lain berperilaku lain pula. (Saleh dan Miah
Said, 2019) menyatakan bahwa konsep pemasaran sama dengan konsep penjualan
atau promosi atau periklanan. Meskipun pada dasarnya penjualan dan promosi
atau periklanan hanyalah sebagian kecil dari pemasaran. Harus dipahami dalam
arti yang lebih luas, definisi pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang
membuat individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai timbal balik dengan orang
lain. Pemasaraan terdiri dari saluran pemasaran dan lembaga pemasaran.
Saluran pemasaran adalah sekumpulan organisasi yang saling tergantung
yang terlibat dalam proses penyediaan suatu produk ataupun pelayanan untuk
digunakan atau dikonsumsi (Api, et al 2019). Saluran pemasaran atau saluran
distribusi merupakan serangkaian organisasi yang terkait di dalam suatu kegiatan
yang digunakan untuk meyalurkan produk serta status pemiliknya dari produsen
ke konsumen. Saluran pemasaran memungkinkan arus barang dari produsen,
melalui perantara, untuk pembeli. Beberapa perantara benar-benar membeli
barang dari penjual, menyimpanya, dan menjualnya kepada pembeli (Malau,
2017). Saluran pemasaran merupakan suatu struktur unit organisasi dalam
perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri dari agen, pedagang besar dan
pengecer, melalui mana sebuah komoditi, produk, atau jasa dipasarkan (Adha et
al., 2019). Berdasarkan pendapat diatas disimpulkan bahwa hal yang terpenting
dalam saluran pemasaran yaitu menekankan tentang banyaknya lembaga yang
ada dalam aliran atau arus barang.
3

Lembaga pemasaran yaitu badan usaha atau individu yang menyalurkan


jasa dan komoditas dari produsen untuk konsumen akhir memiliki hubungan
dengan badan usaha ataupun individu lain. Tugas lembaga pemasaran yaitu
melaksanakan fungsi pemasaran dan memenuhi keinginan konsumen seoptimal
mungkin (Ilahude, 2013). Peranan lembaga pemasaran tergantung dari sistem
pasar yang berlaku dan karakteristik aliran barang yang dipasarkan. Produsen
tidak dapat bekerja sendiri untuk memasarkan produksinya, maka diperlukan
pihak lain atau lembaga pemasaran yang lain untuk membantu memasarkan
produksi perikanan yang dihasilkan. Dengan demikian muncul istilah pedagang
pengumpul, pedagang pengecer, pedagang besar, dan sebagainya (Zainal abidin,
Nuddin harahab, 2017).
Dalam melakukan pemasaran ikan lembaga pemasaran berperan sebagai
perantara penyampaian barang dari titik produsen ke titik konsumen seperti fungsi
pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas, sehingga membentuk saluran
pemasaran (Mohy-ud-Din & Badar, 2011). Menurut Philip Kotler (2020) fungsi
pertukaran yaitu kegiatan jual beli yang terjadi antara penjual dan pembeli yang
berupa penentuan harga jual yang diberlakukan kepada konsumen beserta diskon
yang diberikan, sedangkan fungsi fisik merupakan kegiatan pengangkutan atau
transportasi pergudangan atau penyimpanan serta pendistribusian, dan fungsi
fasilitas yaitu berupa penyediaan fasilitas baik fisik maupun non fisik yang
diperlukan bagi kegiatan pemasaran atau fungsi yang terdahulu secara efektif dan
efesien. Setiap lembaga pemasaran melakukan fungsi-fungsi pemasaran dengan
tujuan barang yang di produksi oleh petambak dapat sampai dengan waktu, mutu,
bentuk, harga dan tempat yang tepat (Arif rahmaddhiyanto, 2018).
Dalam melakukan pemasaran, setiap pihak (penjual dan pembeli) akan
memperoleh keuntungan atau pendapatan bersih. Keuntungan atau pendapatan
bersih adalah selisih antara penerimaan atau pendapatan kotor dengan total biaya
produksi yang dikeluarkan. Besar kecilnya keuntungan yang diterima
pembudidaya dapat berpengaruh pada kelangsungan usaha tersebutn (Yulianti et
al., 2017). Biasanya pedagang menetapkan harga penjualan yang dapat
memberikan sejumlah laba tertentu atas dasar harga pokok penjualan. Dalam hal
ini jumlah pengeluaran pedagang perantara dalam arti biaya pemasaran
merupakan komponen yang sangat menentukan besar kecilnya margin pemasaran.
4

Menurut (Kotler & Keller, 2021) margin pemasaran merupakan perbedaan


harga yang diterima produsen dengan harga yang dibayarkan konsumen, dimana
margin pemasaran dihitung berdasarkan pengurangan harga penjualan pada setiap
tingkat lembaga pemasaran. (Sudiyono, 2002) mengatakan margin pemasaran
sering dipakai untuk mengukur efisiensi pemasaran secara ekonomis. Selain
margin pemasaran, untuk mengetahui efisiensi dari suatu sistem pemasaran dapat
dianalisa dengan memperhitungkan bagian yang diterima oleh petambak
(farmer’s share). Farmer’s share merupakan harga yang betul-betul diterima
petambak dibagi harga yang dibayarkan oleh konsumen dikalikan 100%. untuk
mengetahui bahwa pemasaran udang vannamei dianggap efisien secara ekonomis
adalah tiap-tiap saluran pemasaran mempunyai nilai persentase margin pemasaran
yang rendah dan mempunyai nilai persentase bagian yang diterima petambak
udang. (Laili, et al 2018) Dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Pemasaran Ikan Kering di Desa Jangkar Kecamatan Jangkar Kabupaten
Situbondo” menunjukan bahwa sistem pemasaran ikan kering di desa jangkar
adalah sistem pemasaran distribusi melalui perantara. Disana terdapat 4 pola
saluran pemasaran ikan kering di desa jangkar, pola saluran I (pabrikan –
grosir) saluran pemasaran II (pabrikan - middleman - wholesaler) pola saluran
pemasaran III ( pabrikan – mixer - pengecer) 4 (pabrikan - konsumen). Margin
pemasaran pada bisnis ikan kering di desa Jangkar adalah Rp.5000, Saluran
Pemasaran I , Rp.8.000, - dan Rp.7.000, Pola Saluran II, Rp.4000, Saluran
Pemasaran III dan 0 Rupiah Saluran Pemasaran IV). Model strategi
pemasaran yang sudah ada di desa Jangkar berada di wilayah putih, artinya
dalam posisi yang kuat. (Deli, et al 2018)
Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Pemasaran Ikan Asin Aso-Aso” Desa
Pasar II, Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal menunjukkan Pada
saluran pemasaran I Ikan Asin Sio-sio yaitu total biaya pemasaran Rp 7.000/kg,
total keuntungan pemasaran Rp 23.000/kg dan marjin pemasaran Rp 30.000/kg.
Untuk saluran pemasaran II total biaya pemasaran Rp 11.300/kg, total keuntungan
pemasaran Rp 50.000/kg dan marjin pemasaran Rp 44.400/kg. 2. Jika dilihat dari
efisiensi secara ekonomis dari kedua saluran yang ada di Desa Pasar II maka
saluran pemasaran I adalah saluran pemasaran ikan asin aso-aso yang paling
efisien karena mempunyai mempunyai nilai farmer’s share tertinggi yaitu 57,14%.
5

Pada saluran pemasaran II nilai farmer’s sharenya 37,50%. Berdasarkan uraian di


atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Pemasaran Udang Vannamei (Litopnaeus Vannamei) Di Kecamatan Bantan
Kabupaten Bengkalis”.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam menjalankan usaha di budidaya udang vannamei, pemasaran berperan


penting kerena akan mempengaruhi tinggi dan rendahnya pendapatan petambak.
Produksi yang banyak dengan harga yang rendah tidak akan menguntugkan. Oleh
karena itu tingginya produksi tidak selalu memberikan keuntungan yang tinggi
tanpa disertai pemasaran yang efisien. Pemasaran dapat dikatakan efisien apabila
mampu menyampaikan hasil-hasil produksi kepada konsumen dengan biaya
semurah-murahnya dan mampu mengadakan pembagian yang adil dari
keseluruhan yang dibayarkan konsumen kesemua pihak yang ikut serta dalam
kegiatan produksi dan pemasaran.
Kegiatan pemasaran dalam menyampaikan barang kepada konsumen dari
produsen akan membutuhkan biaya, sehingga akan berpengaruh terhadap harga
yang dibayar oleh konsumen dan harga yang diterima ditingkat produsen.
Tingginya biaya itu disebabkan oleh berbagai faktor yang berpengaruh dalam
proses pemasaran antara lain biaya transportasi, biaya retribusi, biaya resiko dan
lain-lain. Proses penyampaian barang konsumsi tersebut oleh produsen atau
lembaga pemasaran bisa disalurkan melalui lebih dari satu saluran pemasaran dan
lembaga pemasaran. Masalah pemasaran ini bukan semata-mata terletak pada
panjang pendeknya saluran pemasaran, tetapi saluran pemasaran mana yang
memberikan tingkat efisiensi yang paling tinggi dan mampu bersaing di pasar.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti:
1. Menganalisis pola saluran pemasaran udang vannamei (Litopnaeus vannamei)
di daerah penelitian?
2. Menganalisis tugas dan fungsi lembaga-lembaga pemasaran udang vannamei
(Litopnaeus vannamei) di daerah penelitian?
3. Berapa besar biaya pemasaran, marjin pemasaran, Share Margin dan sebaran
harga (Price Spread) di daerah penelitian?
6

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai oleh
peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pola saluran pemasaran udang vannamei di daerah
penelitian
2. Untuk menganalisis tugas dan fungsi lembaga-lembaga pemasaran udang
vannamei di daerah penelitian
3. Untuk mengetahui besar biaya pemasaran, marjin pemasaran, Share
Margin, dan sebaran harga (Price Spread) di daerah penelitian

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Penulis mengharapkan penelitian ini dapat sebagai bahan masukan


untuk ditelaah bagi masyarakat Riau dan khususnya masyarakat
Bengkalis
2. Semoga penelitian ini dapat menjadi acuan untuk sebagai bahan
informasi dan referensi dengan masalah terkait analisis pemasaran,
3. Dapat menjadi sumbangan pemikiran khalayak umum dan bagi
pemerintah sebagai bahan koreksi dalam meningkatkan pembangunan
dalam sektor perekonomian perikanan dimasa yang akan datang.
7

II. METODE PENELITIAN

2.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan February 2022, bertempat di


Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Penentuan lokasi
penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), dengan mempertimbangkan
bahwa Kecamatan Bantan merupakan salah satu daerah penghasil udang
vannamei terbesar di Kabaten Bengkalis.

2.2. Prosedur Penelitian

2.2.1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei


Pengamatan secara langsung terhadap objek di lapangan dan pengumpulan data
yang ada hubungannya dengan penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan oleh
peneliti adalah dengan melakukan observasi, pengisian kuisioner dan wawancara
dengan petambak udang. Data primer tersebut dapat diperoleh dari pemasaran
udang vannamei (Litopnaeus vannamei). Data sekunder yang dikumpulkan
diperoleh dari buku, jurnal, dan instansi-instansi terkait.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan
dukungan data-data kuantitatif. Fokus dan tujuan penelitian dalam penelitian
kualitatif merupakan acuan untuk memilih sumber data dan teknik pengumpulan
data. Dengan subjek penelitian petambak yang berada di Kecamatan Bantan
Kabupaten Bengkalis.

2.2.2. Penentuan Responden


Responden dalam penelitian ini adalah petambak udang vannamei, Agen di
Desa kembung dan Bantan, pengumpul dan pengecer di pekanbaru. Pengambilan
responden untuk petambak udang vannamei di lakukan secara sensus karena
jumlah petambak udang vannamei hanya berjumlah 20 orang. sedangkan teknik
penentuan sampel untuk responden lembaga pemasaran di Kecamatan bantan
dengan menggunakan metode snowball sampling yaitu penelusuran saluran
8

pemasaran udang vannamei yang ada di Kecamatan Bantan mulai dari produsen
sampai konsumen akhir berdasarkan informasi yang diberikan oleh produsen.
Teknik snowball adalah teknik pemilihan sampel dengan cara melakukan
wawancara terhadap suatu kelompok atau seorang responden yang relevan, dan
selanjutnya yang bersangkutan diminta untuk menyebutkan atau menunjukkan
calon responden yang berikutnya yang memiliki spesifikasi atau spesialisasi yang
sama (Sugiarto, 2001). Teknik snowball sampling dipilih dengan alasan untuk
mempermudah peneliti dalam mencari informasi mengenai pemasaran udang
vannamei dari produsen sampai ke konsumen. Adapun lembaga pemasaran di
Kabupaten Bengkalis Kecamatan Bantan berjumlah 16, yang meliputi 3 Agen, 12
pedagan pengumpul, dan 1 pedagang pengecer.

2.2.3. Pengumpulan Data

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian menggunakan


pendekatan kualitatif dengan dukungan data kuantitatif yang menekankan pada
analisis diskriptif eksploratif. Pendekatan ini memiliki tujuan menggali secara luas
tentang sebab-sebab atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu
(Muhajirin dan Maya 2017).
Metode deskriptif eksploratif adalah penelitian dengan pemecahan
masalah yang digali secara luas tentang sebab-sebab atau hal-hal yang
mempengaruhi terjadinya sesuatu berdasarkan fakta-fakta yang terjadi dilapangan,
baik dalam hal sumber teori, teknik pengumpulan data, sumber data dan analisis.
Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara mendalam dengan para
narasumber. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data
primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti
secara langsung. Teknik pengumpulan data primer yang dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara:
1) Observasi (Pengamatan)
Observasi merupakan suatu cara pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung terhadap objek dalam suatu periode tertentu dan
melakukan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yamg akan
diamati.
2) Kuisioner
9

Kuisioner merupakan daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun secara


terperici lengkap, biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuisioner
tertutup) atau memberikan kesempatan responden menjawab bebas
(kuisioner terbuka).
3) Wawancara
Wawancara merpakan kegiatan mencari bahan berupa keterangan atau
pendapat responden melalui tanya jawab lisan secara langsung dengan
responden, peneliti dapat menggunakan daftar pertanyaan yang sudah
disediakan sebelumnya atau tanpa menggunakan panduan pertanyaan.
Data sekunder diperoleh dari publikasi instansi-instansi yang berkaitan
dengan penelitian seperti kondisi geografis dan demografis. Selain itu, data
sekunder yang dikumpulkan diperoleh buku, jurnal, Badan Pusat Statistik serta
instansi-instansi terkait. Adapun mengenai teknik pengumpulan data dalam
penelitian “Analisis Pemasaran Udang vannamei (Litopnaeus vannamei) di
Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau”.

2.3. Definisi Operasional Variabel

Untuk memudahkan dalam proses pengumpulan dan pembahasan data dan


untuk menghindari penafsiran yang berbeda pada suatu variabel, maka
dirumuskan defenisi operasional sebagai berikut.
1. Petambak yang dimaksud adalah orang yang membudidayakan udang
vanamei (Litopnaeus vannamei) di Kabupaten bengkalis serta
menjadikannya sebagai usaha pokok atau sebagai sumber mata pencarian.
2. Lama panen adalah waktu yang dibutuhkan untuk dapat menghasilkan
jumlah produksi secara optimal dalam jangka waktu produksi yang telah di
tetapkan (Bulan).
3. Sistem pemasaran adalah kumpulan lembaga – lembaga yang secara
langsung atau tidak langsung terlibat di dalam kegiatan pemasaran barang
dan jasa, yang saling mempengaruhi dengan tujuan mengalokasikan
sumber daya langka secara efisien guna memenuhi kebutuhan manusia
sebanyak- banyaknya.
10

4. Lembaga pemasaran adalah badan – badan yang menyelenggarakan


kegiatan atau fungsi tataniaga dimana barang – barang bergerak dari
produsen sampai kepada konsumen.
5. Pedagang pengumpul adalah orang yang membeli udang vanamei
(Litopnaeus vannamei) dari petambak udang serta mengumpulkannya,
kemudian menjual ikan tersebut ke lembaga pemasaran yang tujuan
akhirnya adalah udang tersebut sampai ke konsumen.
6. Agen adalah pedangang yang berada di luar kota yang membeli udang
vanamei (Litopnaeus vannamei) dari pedagang pengumpul bengkalis untuk
selanjutnya di pasarkan ke pedagang pengecer luar kota
7. Pedagang pengecer yaitu organisasi atau seseorang yang menjalankan
penjualan barang secarang langsung ke konsumen akhir untuk kegunaan
pribadi bukan bisnis.
8. Harga udang vanamei (Litopnaeus vannamei) adalah nilai yang di berikan
terhadap udang vannamei dalam bentuk uang, dinyatakan dalam Rp/Kg.
9. Biaya pemasaran adalah seluruh komponen atau biaya – biaya yang
berhubungan dengan pemasaran udang vannamei (Litopnaeus vannamei)
yang di keluarkan oleh masing – masing lembaga pemasaran, dihitung
dalam bentuk uang, dinyatakan dalam Rp/Kg.
10. Marketing margin adalah perbedaan harga ikan di tingkat konsumen degan
harga di tingkat produsen (Petambak udang) dengan satuan Rp/Kg dan
dalam bentuk (%).
11. Profit margin adalah keuntungan yang di peroleh setiap lembaga
pemasaran yang telah di kurangi dengan biaya-biaya pemasaran (Rp/Kg).
12. Fishermen share adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan besarnya
bagian harga yang di terima oeleh petambak, dihitung dalam (%).
Penelitian ini hanya terbatas untuk mengetahui bagaimana pemasaran
udang vannamei (Litopnaeus vannamei) di Kabupaten bengkalis dengan
menganalisa saluran pemasaran, fungsi-fungsi pemasaran serta marjin
pemasaran, Share Margin, dan sebaran harga (Price Spread) udang vannamei
tersebut.

2.4. Batasan Penelitian


Penelitian ini hanya terbatas mengetahui pola saluran pemasaran udang
11

vannamei (Litopnaeus vannamei) tugas dan fungsi lembaga-lembaga pemasaran


dan biaya pemasaran, marjin pemasaran, Share Margin dan sebaran harga (Price
Spread) di Kecamatan Banten Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Selain itu
penelitian ini juga akan memaparkan gambaran umum kondisi daerah penelitian
dan selain hal tersebut tidak akan dibahas dalam penelitian ini.

2.5. Analisis Data

Data yang diperoleh dari lapangan terlebih dahulu ditabulasi secara


sederhana dan selanjutnya dianalisis sesuai dengan metode analisis yang sesuai.
Untuk mengetahui saluran pemasaran udang vannamei (Litopnaeus vannamei)
dikabupaten Bengkalis diuji dengan analisis deskriptif berdasarkan survey dan
pengamatan yang dilakukan didaerah penelitian. Sedangkan untuk menganalisis
mengenai tugas dan fungsi lembaga pemasaran yang ada di Kabupaten Bengkalis
Kecamatan Bantan digunakan analisis diskriptif. .
Untuk mengetahui biaya pemasaran dan marjin pemasaran di tingkat
lembaga dalam saluran pemasaran digunakan alat analisis biaya dan marjin
pemasaran (cost marjin analysis) yaitu dengan menghitung besarnya biaya,
keuntungan dan marjin pemasaran pada tiap lembaga perantara pada berbagai
saluran pemasaran.
Untuk menghitung marketing margin, menurut (Dani Ramizan et al., 2014)
dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
HK −HP
MM = × 100 %
HK
Keterangan:
MM : Marketing Margin (%)
HK : Harga Tingakat Konsumen (Rp/kg)
HB : Harga Tingkat Produsen (Rp/kg)
Menurut (Nasution et al., 2015) total biaya pemasaran dihitung dengan
menjumlahkan seluruh komponen (biaya – biaya pemasaran) yang di keluarkan
masing-masing lembaga pemasaran dengan rumus:
BP = BP1 + BP2 + …..BPn
Dimana :
BP = Biaya total pemasaran
12

BP (1,2,…n) = Biaya pemasaran yang dikeluarkan masing-masing komponen


yang di keluarkan untuk pemasaran udang vannamei
(Litopnaeus vannamei).
Nilai profit margin dihitung dengan menggunakan rumus :

PM = Hij - BiP
Dimana:
PM = Profit Margin
Hij = Harga Jual
BiP = Biaya Pemasaran
Total keuntungan pemasaran dihitung menggunakan rumus :

KP = MM – BP
Dimana:

KP = Keuntungan Pemasaran (Rp)


MM = Marketing Margin (Rp)
BP = Biaya Pemasaran (Rp)
Menurut (Dani Ramizan et al., 2014) Untuk melihat efisiensi pemasaran
dapat di peroleh dengan mencari nilai Fisherman share, dihitung menggunakan
rumus:
HP
FS = × 100 %
HK
Dimana
FS = Fisherman Share Dalam Persen (%)
HP = Harga di tingkat produsen (Rp/Kg)
HP = Harga di Tingkat Konsumen (Rp/Kg)
Jika Fishermen Share lebih besar marketing margin, maka pemasaran
dikatakan efisien, tetapi jika fishermen share lebih kecil marketing margin maka
pemasaran tidak efisien (Setyawan, et al 2020).
Efisiensi pemasaran dianalisis secara dekriptif dengan membandingkan nilai
marketing yang diperoleh masing-masing lembaga pemasaran, semakin kecil nilai
marketing margin maka pemasaran lebih efisien.
13

DAFTAR PUSTAKA

Adha, C., Pranoto, Y. S., & Purwasih, R. (2019). Analisis Structure, Conduct, and
Performance (SCP) pada Pemasaran Lada Putih (Muntok White Pepper) di
Kabupaten Bangka Barat. Journal of Integrated Agribusiness, 1(2), 82–91.

Api, M. T., Saleh, Y., & Murtisari, A. (2019). Saluran Pemasaran Ikan Bandeng
Di Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato. AGRINESIA: Jurnal
Ilmiah Agribisnis, 3(3), 183–191.

Arif Rahmaddhiyanto, A. R. (2018). Marketing Analysis Of Captured Mackerel


Of Fisherman In South Ampenan, Ampenan District, MATARAM.
Universitas Mataram.

Avianty, E., Nurhayati, A., & Handaka, A. (2017). Analisis Pemasaran Ikan Neon
Tetra ( Paracheirodon Innesi ) Studi Kasus Di Kelompok Pembudidaya Ikan
Curug Jaya II. Jurnal Perikanan Dan Kelautan, VIII(1), 179–185.

Deli, R. O., Widjaya, S., & Endaryanto, T. (2018). Analisis Strategi Pemasaran
Berbagai Produk Berbasis Ikan Bandeng Di Provinsi Lampung. Jurnal Ilmu
Ilmu Agribisnis: Journal of Agribusiness Science, 6(2).

Hendrik, R. H. (2017). Manajemen Pemasaran. Universitas Riau.

Ilahude, M. A. (2013). Analisis Sistem Pemasaran Kopra di Kabupaten Gorontalo


(Suatu Studi di Kecamatan Limboto). Skripsi, 1(614409029).

Kementrian Kelautan dan Perikanan. (2020). Nilai Ekspor Perikanan Capai


USD1,24 MILIAR. Kementrian Kelautan Dan Perikanan.
https://kkp.go.id/artikel/18769-triwulan-i-2020-nilai-ekspor-perikanan-capai-
usd1-24-miliar

Kotler, P., & Keller, K. L. (2021). Manajemen pemasaran edisi 13 jilid 2.

Laili, A., Sulistyaningsih, & Sari, S. (2018). Analisis Pemasaran Ikan Kering Di
Desa Jangkar Kecamatan Jangkar Kabupaten Situbondo. Fakultas Pertanian
Universitas Abdurachman Saleh Situbondo, 1–13.

Malau, H. (2017). Manajemen Pemasaran; Teori dan aplikasi pemasaran era


tradisional sampai era modernisasi global.

Mohy-ud-Din, Q., & Badar, H. (2011). Marketing of agricultural products in


Pakistan: theory & practice. Higher Education Commission.
14

Muhajirin, M., & Maya, P. (2017). Pendekatan praktis: metode penelitian


kualitatif dan kuantitatif. Idea Press.

Mustafa, M. F., Bunga, M., & Achmad, M. (2019). Use of Probiotics to Fight
Bacterial Populations of Vibrio sp. on Vaname Shrimp Cultivation
(Litopenaeus vannamei). Torani Journal of Fisheries and Marine Science,
69–76.

Nasution, Y. S., Bathara, L., & Hamid, H. (2015). Margin Marketing Anchovy
(Stolephorus Commersonii) in Ward Sei Berombang District Panai Hilir
Labuhanbatu District North Sumatra Province. Riau University.

Ramizan, D, Yulinda, E., & Bathara, L. (2014). Analisis Kelembagaan Pemasaran


dan Margin Tataniaga Hasil Perikanan Tangkap di Desa Buluh Cina
Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Jurnal Online
Mahasiswa Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, 1(1),
1–5.

Ramizan, Dani, Yulinda, E., & Bathara, L. (2014). Analisis kelembagaan


pemasaran dan margin tataniaga hasil perikanan tangkap didesa buluh cina
kecamatan siak hulu kabupaten kampar provinsi riau. Riau University.

Saleh, H. M. Y., & Miah Said, S. E. (2019). Konsep dan Strategi Pemasaran:
Marketing Concepts and Strategies (Vol. 1). SAH MEDIA.

Setyawan, H. A., Wibowo, B. A., & Mudzakir, A. K. (2020). Margin dan Tingkat
Efisiensi Pemasaran Ikan Tenggiri (Scomberomorus commerson) di PPI
Tanjungsari Kabupaten Pemalang. Jurnal Teknologi Perikanan Dan
Kelautan, 11(1), 53–62.

Sudiyono, A. (2002). Pemasaran Pertanian. 2 edisi 2. Malang: UMM Press.

Sugiarto. (2001). Teknik Sampling. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.

Supono, S. (2020). Teknologi Produksi Udang. Malang.

Yulianti, S., Yulinda, E., & Bathara, L. (2017). The Business Analysis of Catfish
(Clarias sp) Enlargement on Fish Pond In Sub-District of Minas, District of
Siak, Riau Province. Riau University.

Zainal abidin, Nuddin harahab, L. asmarawati. (2017). Pemasaran Hasil


Perikanan (UB Press (ed.).
15

LAMPIRAN
16
17

Lampiran 1. Kuisioner Analisis Pemasaran Udang Vannamei

A. Identitas dan Karakteristik Responden ( Petambak)


1. Nama : .....................................................................
2. Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan*
3. Umur : tahun
4. Alamat : ......................................................................
5. Pendidikan terakhir : SD/SLTP/SMU/Perguruan Tinggi/lainnya*
6. Pengalaman bertambak :
7. Alasan menjadi petambak udang vannamei……………………
Anggapan petambak terhadap pekerjaan bertambak/usahataninya:
a. Mata Pencaharian Pokok
b. Mata Pencaharian Sampingan
8. Alasan memilih budidaya udang vannamei
a. Keuntungan lebih besar
b. Pemasaran lebih mudah
c. Usaha turun temurun
d. Cocok untuk lahan local
e. Dianjurkan pemerintah
f. Lainnya………………………………………..
9. Luas lahan yang diusahakan = Ha
10. Jumlah produksi / panen = ………………………kg/ ton
11. Berapa kali panen dalam setahun…………………………………….
12. Lama waktu panen berlangsung :
13. Apakah jika harga di pasar turun, anda tetap melakukan kegiatan panen?
14. Alat yang digunakan dalam pemanenan :…………………………………
15. Kemana hasil panen selanjutnya ? (dijual langsungditempat/ disimpan/ )
16. Apakah anda mengeluarkan biaya pengangkutan? Jika ya, besarnya…………
17. Bagaimana menentukan harga jual?.............................................
18. Harga jual udang vannamei Rp…/kg. volume yang dijual………Bulan/Tahun
19. Apakah tujuan selalu sama? jika tidak sebutkan alternative lain……….
20. Bagaimana teknik penjualannya? (kontrak/langanan/langsung/lainnya )
21. Bagaimana cara pembayarannya? (tunai/kredit/lainnya )

22. Apakah bapak melakukan penghitungan/ pencatatan pembiayaan dari


18

usaha tambak udang vannamei ini?


23. Apakah kesulitan dalam memasarkan udang vannamei? ( ya/Tidak)
24. Sumber modal ( modal sendiri/dapat bantuan)
a. Besarnya modal Rp……………………….
b. Jika dapat bantuan dalam bentuk….., jangka waktu….tahun
c . Apakah ada keterkaitan dengan pemilik modal?( ya/tidak)
a. Jika ya apakah hasil panen harus dijual ke lembaga tersebut?

Lampiran 2. Kuisioner Pemasaran Udang Vannamei


B. Identitas dan Karakteristik Responden ( Pedagang )

1. Nama :
2. Golongan pedagang :
3. Umur :
4. Alamat :
5. Pendidikan :
6. Pekerjaan utama………./sampingan……………
Cara Pembelian
1. Dari mana biasanya bapak/ibu membeli udang vannamei?
Nama Alamat Golongan Pembayaran Keterangan
(sebelum/sesudah)
penerimaan barang

2.
Apakah bapak selalu membeli dari orang tersebut? (ya/tidak) Jika tidak dari
siapa dibeli lagi?
Nama Alamat Golongan Alasan
19

3. Berapa frekuensi pembelian udang vannamei yang bapak/ibu


beli? ( tiap hari/tiap minggu/lainnya)
…………………………………….
4. Berapa volume udang vannamei ……………..kg ,/……ton.
5. Bagaimana menentukan kualitas udang vannamei yang dibeli……..
6. Kegiatan apa saja yang bapak/ibu lakukan
a. Pembelian f. Penggradingan
b. Penjualan g. Bongkar muat
c. Pengangkutan h. Penyortiran
d. Pengemasan i. Penanggungan resiko
e. Penyimpanan j. Retribusi
7. Apakah anda melakukan kegiatan penyimpanan?
a. Jumlah yang disimpan………………………………..
b. Lama penyimpanan…………………………………..
c. Cara penyimpanan…………………………………….
d. Lokasi penyimpanan………………………………..
8. Besarnya biaya yang dikeluarkan:
a. Biaya : - pengangkutan………………
- Tenaga kerja……………….
- Pengemasan………………..
- Penyimpanan……………….
- Penyusutan………………….
- Bongkarmuat………………..
- Sortasi………………………..
- Penimbangan………………..
- Retribusi…………………….
- Lain-lain……………………
9. Apakah anda melakukan standarisasi/sortasi
Bila tidak dijual apakah anda mengalami kerugian? Siapa yang menanggung?
10. Apakah anda menanggung biaya resiko dari kegiatan pembelian?
*Cara Penjualan
1. Kemana biasanya anda melakukan kegiatan penjualan udang vannamei?
Nama Alamat Golongan Pembayaran Keterangan
(sebelum/sesudah)
penerimaan barang
20

2. Apakah anda selalu menjual ke orang yang sama? Jika tidak , alternative lain:
Nama Alamat Golongan alasan

3. Bagaimana cara penjualannya ? ( kontrak, langganan, langsung, lainnya……,,)


1. Bagaimana cara pembayarannya? ( tunai,kredit,lainnya.................................)
2. Berapa bayak udang vannamei yang anda jual…………
3. Bagaimana frekuensi penjualan udang vannamei ini?.............
7. Kualitas udang vannamei yang dijual
a………………
b………………
c……………….
8. Berapa harga jual pada saat panen besar/panen kecil?
Kualitas Harga pembelian/kg/ton Harga pembelian /kg/ton
Panen besar Panen kecil Panen besar Panen kecil

9. Ada berapa banyak pedagang udang vannamei seperti bapak disini?


10. Apakah hambatan-hambatan yang anda alami dalam memasarkan udang
vannamei ini?
11. Manakah dari pernyataan dibawah ini yang sesuai dengan keadaan anda
sekarang?
a. Pembeli sedikit, penjual banyak (ya/tidak)
b. Kualitas udang vannamei kurang bagus(ya/tidak)
21

c. Biaya transportasi tinggi (ya/tidak)


d. Ketersediaan udang vannamei kontiniu(ya/tidak)
12. Bagaimana mendapatkan informasi mengenai jumlah, harga , dan mutu
udang vannamei yang akan dijual?
13. Apakah anda mengeluarkan biaya sewa untuk berdagang?(ya/tidak), jika ya
besarnya
14. Bagaimana cara anda menetukan harga jual?
a. Berdasarkan biaya yang dikeluarkan ditambah dengan persentase keuntung
presentasi
b. Berdasarkan harga yang ditetapkan
c. Tergantung pada permintaan
d. Lainnya
15. Biaya yang dikeluarkan sewaktu menjual udang vannamei ?
16. Apakah ada perbedaan harga antara pasar atau lokasi penjualan?
22

JADWAL PENELITIAN

Bulan
Kegiatan
Oktober November Desember Januari
Persiapan

proposal

Seminar

proposal

Pelaksanaan

Penelitian

Penyusunan

Laporan

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kecamatan Bantan Kabupaten

Bengkalis Provinsi Riau pada bulan Januari 2022. Adapun jadwal penelitian ini

sebagai berikut :
23

ORGANISASI PENELITIAN

1. Peneliti Utama : Rita Hulina Saragih

Alamat : Jl. Bangau Sakti Gg. Bangau

Pekerjaan : Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan

NIM : 1804113355

Jurusan : Sosial Ekonomi Perikanan

2. Dosen Pembimbing I : Ir. Eni Yulinda, M.P

Alamat : Fakultas Perikanan dan Kelautan

NIP : 19670709 199303 2 003

Pekerjaan : Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan

3. Dosen pembimbing II : Lamun Bathara, S.Pi, M.S.i

Alamat : Fakultas Perikanan dan Kelautan

NIP : 19741122 200812 1 000

Pekerjaan : Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan


24

RINCIAN ANGGARAN

N
JENIS VOLUME HARGA JUMLAH
O
A. Pembuatan Proposal

1 Kertas A4 1 rim Rp. 45.000 Rp. 45.000

2 Penggandaan Proposal 5 rangkap Rp. 20.000 Rp. 100.000

3 Penulisan dan Penjilidan 5 rangkap Rp. 6.000 Rp. 30.000

4 Konsumsi Seminar 5 paket Rp. 30.000 Rp. 150.000

Sub Total Rp. 325.000

B. Pelaksanaan Penelitian

1 Transportasi (pergi- 2 Paket Rp. 600.000 Rp. 1.200.000

pulang)

2 Konsumsi 30 Hari Rp. 20.000 Rp. 600.000

3 Dokumentasi 1 Paket Rp.150.000 Rp. 150.000

Sub Total Rp.1.950.000

C. Penyusunan Laporan

1 Pengetikan 1 Paket Rp.50.000 Rp. 50.000

2 Penjilidan 5 Paket Rp.50.000 Rp.250.000

3 Revisi 1 Paket Rp.150.000 Rp. 150.000

4 Biaya Ujian 1 Paket Rp.400.000 Rp. 400.000

Sub Total Rp.850.000

D Biaya Tak Terduga Rp.1.000.000

TOTAL Rp.4.125.000

Terbilang:Empat Juta Seratusduapuluh Lima Ribu Rupiah


25

OUTLINE SEMENTARA

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
I.2. Rumusan Masalah
I.3. Tujuan
I.4. Manfaat Penelitian
II. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
3.2. Prosedur penelitian
3.2.1. Metode Penelitian
3.2.2. Penentuan Responden
3.2.3. Pengumpulan data
3.3. Definisi Operasional Variabel
3.4. Batasan Penelitian
3.4. Analisis Data

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah
4.1.2. Keadaan Penduduk
4.1.3. Sarana dan Prasarana
4.2. Karakteristik Responden Petambak
4.2.1. Umur Responden Petambak
4.2.2. Tingkat Pendidikan Responden Petambak
4.2.3. Pengalaman Pembudidaya
4.2.4. Jumlah Tanggungan Keluarga
4.3. Analisis Input Usaha Budidaya Udang vannamei
4.3.1. Proses Budidaya Tambak Udang vannamei
4.3.2. Penebaran Benih Tambak Udang vannamei
4.3.3. Pemberian Pakan
4.3.4. Pemeliharaan
4.3.5. Pengendalian Hama dan Penyakit
4.3.6. Pemanenan
26

4.4. Analisis Pemasaran Udang vannamei di Kecamatan Bantan


4.4.1. Karakteristik Sampel Lembaga Pemasaran
4.4.2. Tugas dan Fungsi Lembaga Pemasaran
4.4.3. Analisis Pemasaran
4.4.4. Margin dan Keuntungan Pemasaran
4.4.5. Efesiensi Pemasaran Tambak Udang
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai