Anda di halaman 1dari 18

SISTEM PENGENDALIAN MUTU BENIH MANGGA DI UPT

PENGEMBANGAN BENIH HOLTIKULTURA JAWA TIMUR

PROPOSAL

Diajukan Kepada Program Studi Agribisnis


Untuk Menyusun KKP

Diajukan Oleh :
Dian Nova Kurniasari
NPM. 20024010028

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

SISTEM PENGENDALIAN MUTU BENIH MANGGA DI UPT


PENGEMBANGAN BENIH HOLTIKULTURA JAWA TIMUR

Oleh :

Nama Mahasiswa : Dian Nova Kurniasari


NPM : 20024010028
Program Studi : Agribisnis

Menyetujui,
DOSEN PEMBIMBING

Dr. Ir. Taufik Setyadi, MP


NIP. 20119660830250

Mengetahui,

plt. KOORDINATOR PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

Dr. Ir. Nuriah Yuliati, M.P.


NIP. 196207121991032001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, taufik, dan hidayah-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan
penulisan Proposal Permohonan Kuliah Kerja Profesi di UPT Pengembangan Benih
Hortikultura Jawa Timur dengan baik meskipun masih terdapat banyak kekurangan
di dalamnya.

Penyusunan proposal Kuliah Kerja Profesi yang berjudul “ Sistem


Pengendalian Mutu Benih Mangga di UPT Pengembangan Benih Holtikultura Jawa
Timur ” ini ditujukan guna memenuhi salah satu persyaratan dalam melaksanakan
Kuliah Kerja Profesi di UPT Pengembangan Benih Hortikultura Jawa Timur.
Kegiatan KKP merupakan kewajiban bagi setiap mahasiswa Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur program studi Agribisnis dalam
menyelesaikan program sarjana strata satu. Kuliah Kerja Profesi yang akan
dilaksanakan bertujuan untuk membekali ilmu dan wawasan mahasiswa di bidang
Agribisnis dalam tatanan praktis.

Penulis menyadari bila dalam penyusunan proposal Kuliah Kerja Profesi ini
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun serta
sumbangan pemikiran yang konstruktif sangat penulis harapkan. Akhirnya, penulis
berharap dengan selesainya penulisan proposal Kuliah Kerja Profesi ini akan
mendapatkan tanggapan positif dari UPT Pengembangan Benih Hortikultura Jawa
Timur dan dapat membantu berbagai pihak yang tentunya membutuhkan informasi
yang berkaitan dengan tulisan ini.

Surabaya, 24 Juli 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2. Tujuan ....................................................................................................... 2
1.3. Manfaat ..................................................................................................... 3
1.3.1. Manfaat Bagi Mahasiswa .................................................................. 3
1.3.2. Manfaat Bagi Instansi ....................................................................... 3
1.3.3. Manfaat Bagi Perguruan Tinggi ........................................................ 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 4
2.1. Sistem Pengendalian Mutu ....................................................................... 4
2.1.1 Indikator Pengendalian Mutu .......................................................... 5
2.1.2 Tujuan Pengendalian Mutu ............................................................. 5
2.2. Mutu Benih Holtikultura .......................................................................... 6
2.3. Tanaman Mangga ..................................................................................... 7
III. METODE KULIAH KERJA PROFESI ............................................................ 9
3.1. Nama Kegiatan ......................................................................................... 9
3.2. Waktu Pelaksanaan................................................................................... 9
3.3. Tempat Pelaksanaan ................................................................................. 9
3.4. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 9
3.4.1. Data Primer ....................................................................................... 9
3.4.2. Data Sekunder ................................................................................... 9
3.5. Metode Penyajian Data .......................................................................... 10
3.6. Kewajiban Mahasiswa Selama Kuliah Kerja Profesi ............................. 10
IV. PENUTUP....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12
LAMPIRAN .......................................................................................................... 14

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan suatu Negara yang berbasis agraris dengan mayoritas


penduduknya hidup dari hasil pertanian. Kekayaan sumber daya alam yang
melimpah di Negara Indonesia menjadikan sektor pertanian mempunyai andil
yang besar untuk kelestarian hidup, peningkatan ketahanan pangan dan
keberlanjutan pertanian (Nugrohowati dan Prathama, 2022). Agar pembangunan
di sektor pertanian terus berkembang, pemerintah mendirikan Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan di setiap wilayah Negara Indonesia yang bertugas untuk
melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan di bidang pertanian, peternakan, perikanan dan ketahanan pangan.
Salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan di
Provinsi Jawa Timur yaitu UPT Pengembangan Benih Holtikultura (PBH) yang
berada di Kota Pasuruan.

Hortikultura ialah cabang dari ilmu pertanian yang mempelajari budidaya


buah-buahan, sayuran dan tanaman hias. Holtikultura dari segi fungsi dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan jasmani sebagai sumber vitamin, mineral
dan protein yang berasal dari buah dan sayur, serta memenuhi kebutuhan rohani
dengan memberikan rasa tentram, ketenangan hidup dan estetika yang berupa
tanaman hias/bunga (Pitaloka, 2017). UPT Pengembangan Benih Holtikultura
Jawa Timur menyediakan berbagai jenis holtikultura yaitu tanaman buah-
buahan, sayuran, tanaman hias dan obat-obatan. Selain itu, UPT Pengembangan
Benih Holtikultura Jawa Timur membina dan mengkoordinasi 26 kebun di 14
kota dan kabupaten wilayah Jawa Timur dengan total luas lahan 132,63 hektar.
UPT PBH bergerak di bidang pengelolaan, penangkaran, pemasaran,
pendistribusian dan pengembangan benih holtikultura. Di Kota Pasuruan,
komoditi identik yang menggambarkan wilayah Pasuruan adalah tanaman
mangga, yang juga merupakan komoditi utama di UPT Pengembangan Benih
Holtikultura Jawa Timur.

1
Mangga (Mangifera indica L) merupakan tumbuhan yang banyak ditemukan
di Indonesia. Rasa buah mangga yang manis-asam, bertekstur lunak, berwarna
kuning-jingga dan memiliki beragam kandungan zat gizi yang bermanfaat bagi
kesehatan (Herwin dan Meilani, 2016). Mangga tumbuh berupa pohon berbatang
tegak, bercabang banyak, dan bertajuk rindang hijau sepanjang tahun
(Oktavianto, et al, 2015). Mangga ialah tanaman buah yang potensial
dikembangkan karena mempunyai tingkat keragaman genetik yang tinggi, sesuai
dengan agroklimat Indonesia, disukai oleh hampir semua lapisan masyarakat dan
memiliki pasar yang luas. UPT PBH Jawa Timur melakukan produksi tanaman
mangga dengan melalui serangkaian pemeriksaan dan pengujian, sehingga benih
tanaman mangga di UPT PBH Jawa Timur mendapatkan sertifikasi mutu benih
yang sudah memberikan jaminan kualitas mutu benih unggul dan melindungi
konsumen atau pengguna benih dari peredaran benih palsu dan benih yang
mutunya tidak baik.

Menurut Meri et al (2017), Mutu merupakan upaya dari produsen untuk


memenuhi kepuasan pelanggan dengan memberikan apa yang menjadi
kebutuhan, ekspektasi, dan harapan dari pelanggan, dimana upaya tersebut
terlihat dan terukur dari hasil akhir produk yang dihasilkan. Untuk melihat proses
sertifikasi benih mangga di UPT PBH Jawa Timur, yaitu dengan mengamati
sistem pengendalian mutu yang dilakukan oleh UPT PBH Jawa Timur pada benih
mangga yang akan diproduksi. Pengendalian mutu (Quality Control) merupakan
bagian dari manajemen mutu yang difokuskan pada pemenuhan persyaratan
mutu (Kurniawan dan Zahrok, 2017). Sistem pengendalian mutu akan membuat
benih mangga di UPT PBH Jawa Timur melakukan perbaikan dengan jaminan
mutu benih mangga terbaik yang diharapkan dapat menembus pasar
Internasional sehingga dapat menunjang perekonomian Indonesia di sektor
pertanian.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dilaksanakannya KKP yaitu untuk mengetahui dan


mempelajari tentang sistem pengendalian mutu benih mangga yang ada di UPT
Pengembangan Benih Hortikultura Jawa Timur.

2
1.3. Manfaat

Ada beberapa manfaat yang didapat dari pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi
(KKP), diantaranya:

1.3.1. Manfaat Bagi Mahasiswa


1) Mengenalkan dan membiasakan diri terhadap suasana kerja
sehingga dapat membangun etos kerja yang baik, serta untuk
memperluas cakrawala wawasan kerja.
2) Mahasiswa dapat mengembangkan dan mengaplikasikan
pengalaman kerja di lapangan untuk dijadikan sebagai bahan
pertimbangan Skripsi atau Tugas Akhir serta dapat
meningkatkan kemamapuan diri.
3) Mahasiswa dapat memperluas wawasan pengetahuan secara
langsung dalam bidang Agribisnis khususnya pada bidang
pengendalian mutu.

1.3.2. Manfaat Bagi Instansi


Dapat menjadi sarana kerja sama antara perusahaan dan perguruan
tinggi di masa yang akan datang sebagai bentuk implementasi dari Tri
Dharma Perguruan tinggi khususnya di bidang Agroindustri. Selain itu,
dapat menjadi bahan masukan untuk meningkatkan strategi pengendalian
mutu benih mangga.

1.3.3. Manfaat Bagi Perguruan Tinggi


1) Memberikan peluang untuk membuka jalur kerjasama antara
perguruan tinggi dan instansi.
2) laporan KKP mahasiswa dapat dijadikan referensi pada kajian
sejenis yang dilakukan mahasiswa terutama di bidang
pengendalian mutu.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu adalah struktur kerja operasi pada seluruh perusahaan


atau pabrik yang disepakati, didokumentasi dalam prosedur-prosedur teknis
manajerial yang terpadu dan efektif untuk membimbing tindakan-tindakan yang
terkoordinasi dari tenaga kerja, mesin, dan informasi perusahaan, serta pabrik
melalui cara yang terbaik dan paling praktis untuk menjamin kepuasan pelanggan
akan mutu dan biaya mutu yang ekonomis (Prihantoro, 2012). Pengendalian
mutu ialah bagian dari manajemen mutu yang bertugas menjamin mutu dari segi
produk dan proses dengan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Adanya
pengendalian mutu akan memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas
produk akhir yang bisa memenuhi standar suatu instansi atau perusahaan dan
juga menjadi efisisensi biaya bagi perusahaan. Karena setiap perusahaan akan
berusaha semaksimal mungkin menghasilkan produk yang dapat diterima dan
memenuhi keinginan konsumen (Andespa, 2020).

Prawirosentono (2011) memberikan pengertian bahwa pengendalian mutu


atau pengendalian kualitas merupakan kegiatan terpadu mulai dari pengendalian
standar kualitas bahan, standar proses produksi, barang setengah jadi, barang
jadi, sampai standar pengiriman produk akhir ke konsumen, agar barang (jasa)
yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi kualitas yang direncanakan.
Pengendalian mutu (quality control) dapat diartikan pula sebagai suatu teknik
dan aktivitas atau tindakan yang terencana yang dilakukan untuk mencapai,
mempertahankan, dan meningkatkan kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan konsumen
(Herlina, et al, 2021). Keuntungan yang dapat diperoleh dengan penerapan
pengendalian mutu yaitu market gain dan cost saving. Pada segmen pasar
pengendalian mutu akan menghasilkan manfaat berupa perbaikan reputasi,
peningkatan volume penjualan dan peningkatan harga. Sementara pada segmen
biaya, pengendalian mutu akan menghasilkan manfaat berupa penghematan
karena adanya peningkatan produktivitas, penurunan biaya pada pengerjaan
ulang dan biaya scrap, dan penurunan biaya garansi (Prihantoro, 2012).
4
2.1.1. Indikator Pengendalian Mutu

Mutu dapat diukur dengan beberapa dimensi sehingga dengan dimensi ini
bisa dianalisis apakah suatu produk itu dinyatakan bermutu atau tidak. Terdapat
delapan dimensi mutu, yaitu sebagai berikut (Herlina, et al, 2021) :

a. Performa (Performance), berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan


merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika
ingin membeli suatu produk.

b. Kelengkapan (Features), merupakan aspek kedua dari performansi yang


menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan dan pengembanganya.

c. Kehandalan (Reliability), berkaitan dengan kemungkinan suatu produk


berfungsi secara berhasil dalam periode waktu tertentu di bawah kondisi
tertentu.

d. Konformansi (Conformance), berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk


terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan
keinginan pelanggan.

e. Daya tahan (Durability), merupakan ukuran masa pakai suatu produk.


Karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan dari produk itu.

f. Kemampuan Pelayanan (Service Ability), merupakan karakteristik yang


berkaitan dengan kecepatan atau kesopanan, kompetensi, kemudahan serta
akurasi dalam perbaikan.

g. Estetika (Aesthetics), merupakan karakteristik mengenai keindahan yang


bersifat subjektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan
refleksi dari preferensi atau pilihan individual.

h. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality), bersifat subyektif,


berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengonsumsi produk, seperti
meningkatkan harga diri.

2.1.2 . Tujuan pengendalian Mutu

Luthfi et al (2016) menjelaskan bahwa tujuan pengendalian mutu ialah untuk


mendapatkan jaminan bahwa mutu produk atau jasa yang dihasilkan sesuai
dengan standar mutu yang ditetapkan dengan mengeluarkan biaya yang
ekonomis atau serendah mungkin. Pengendalian mutu juga bertujuan agar produk

5
akhir mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan standar mutu yang telah
ditetapkan dan agar biaya desain produk, biaya inspeksi, dan biaya produksi
dapat berjalan efisien. Hal ini sejalan dengan pendapat Sholiha dan Syaichu
(2015) yang mengatakan secara umum bahwa tujuan utama dari pengendalian
mutu adalah menjaga mutu produk dan meminimalisir produk cacat lolos ke
tangan konsumen secara kontinyu.

2.2. Mutu Benih Holtikultura


Saat ini benih tanaman hortikultura telah menjadi salah satu komoditas
penting dalam sistem perdagangan global maupun lokal yang akan mendukung
sistem ketahanan pangan. Status mutu benih menentukan keberhasilan produksi
tanaman. Mutu benih penting dijaga sejak proses produksi benih, pemasaran
hingga sampai di tangan konsumen. Untuk memastikan status mutu benih
sebelum dipasarkan, maka pengujian mutu benih harus dilakukan terlebih dahulu
(Ningsih, et al, 2018). Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian tentang
Produksi, Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Holtikultura, tanaman
holtikultura ialah tanaman yang menghasilkan buah, sayuran, bahan obat nabati,
dan florikultura, termasuk di dalamnya jamur, lumut dan tanaman air yang
berfungsi sebagai sayuran, bahan obat nabati dana tau bahan estetika.
Holtikultura berasal dari kata “hortus” (= garden atau kebun) dan “colere” (= to
cultivate atau budidaya).

Benih holtikultura yang selanjutnya disebut benih merupakan tanaman


holtikultura atau bagian darinya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau
mengembangbiakkan tanaman. Benih holtikultura yang bermutu ialah benih
yang varietasnya sudah terdaftar untuk peredaran dan diperbanyak melalui sistem
sertifikasi benih, mempunyai mutu genetik, mutu fisiologi, mutu fisik serta status
kesehatan yang sesuai dengan standar mutu atau persyaratan teknis minimal.
Benih dapat dikatakan sebagai awal dari suatu kehidupan tanaman. Dalam suatu
sistem budidaya benih memegang peranan yang sangat penting. Benih bermutu
merupakan faktor utama suksesnya produksi dibidang pertanian. Sarana produksi
lain seperti pupuk, pestisida, zat pengatur tumbuh, dan cara budidaya yang baik
tidak akan meberikan hasil yang baik apabila benih yang digunakan tidak
bermutu, sedangkan benih yang bermutu akan menghasilkan produksi yang
tinggi dan produk yang berkualitas (Wiguna, 2013).
6
Benih yang bermutu akan memperlihatkan ciri-cirinya yakni sebagai
berikut:

a. Benih bersih dan terbebas dari kotoran, seperti potongan tangkai, biji-bijian
lain, debu dan kerikil.

b. Benih murni, tidak tercampur dengan varietas lain.

c. Warna benih terang dan tidak kusam.

d. Benih mulus, tidak bebercak, kulit tidak terkelupas.

e. Sehat, tidak keriput, ukurannya normal dan seragam. Selain itu, benih
dianggap bermutu tinggi jika memiliki daya tumbuh (daya berkecambah)
lebih dari 80% (tergantung jenis dan kelas benih) dan nilai kadar air dibawah
10 %.

2.3. Tanaman Mangga


Mangga merupakan salah satu buah tropis unggulan yang digemari oleh
masyarakat di dunia. The Best Loved-Tropical, mendampingi popularitas durian
sebagai King of Fruit. Indonesia, termasuk Jawa Timur merupakan pusat dan
sumber dari berbagai varietas buah tropika beserta keaneka ragaman hayatinya.
Mangga tumbuh berupa pohon berbatang tegak, bercabang banyak, dan bertajuk
rindang hijau sepanjang tahun. Tinggi pohon dewasa bisa mencapai 10-40 m.
umur pohon bisa mencapai 100 tahun lebih. Morfologi pohon mangga terdiri atas
akar, batang, daun, dan bunga (Oktavianto, et al, 2015).

Tanaman mangga yang memiliki nama ilmiah Mangifera indica L. bukanlah


tanaman asli Indonesia. Di Indonesia mangga tumbuh baik di daerah rendah yang
berhawa panas, tapi juga masih bisa ditanam sampai dataran tinggi yang berhawa
sedang. Daerah penyebaran tanaman mangga paling luas di dunia adalah Asia
Tenggara, yakni meliputi Thailand, Malaysia, Filipina, dan Indonesia (Sibuea,
2016). Buah manga selain memiliki sifat rasa yang manis dan menyegarkan,
ternyata buah manga juga mengandung banyak nutrisi yang bermanfaat bagi
kesehatan tubuh. Hancuran daging buah mangga kaya akan gizi, mengandung
berbagai vitamin dan mineral. Buah mangga sebagai bahan makanan terdiri dari
80% air dan 15-20% gula serta berbagai macam vitamin, antra lain vitamin A,
B1, B2, dan C (Rahmalia, 2013).
7
Manfaat tanaman mangga termasuk dalam tanaman buah-buahan dan obat-
obatan karena banyak mengandung manfaat. Bagian tanaman mangga yang
mengandung manfaat yaitu pada bagian akar, kulit, daun, bunga, buah maupun
biji. Bagian akar dan kulit daun mangga dapat dimanfaatkan sebagai zat anti
inflamasi, anti sembelit, sebagai obat sembelit, serta dapat dimanfaatkan sebagai
obat luka. Bagian bunga daun mangga dapat dimanfaatkan sebagai antisembelit,
mengobati bisul, luka, diare, disentri kronis serta anemia. Bagian buah pada
tanaman ini banyak dimanfaatkan sebagai sumber vitamin yang dibutuhkan bagi
tubuh. Selain sebagai sumber vitamin, buah mangga dapat bermanfaat sebagai
obat pencahar, sebagai obat pemberhenti pendarahan pada rahim, paru-paru,
usus, kekurusan dan anemia. Selain itu biji mangga dapat digunakan sebagai
produk bioetanol yang berasal dari sumber daya hayati. Beberapa manfaat
mangga antara lain adalah :

a. Bahan makanan

b. Sebagai komoditas ekspor

c. Sebagai tanaman peneduh serta pelindung lapisan tanah

d. Dalam dunia farmakologi: sebagai peluruh urine, penyegar, penambah


nafsumakan, pencahar ringan, peluruh dahak, antioksidan, dan yang lainnya.

8
BAB III

METODE KULIAH KERJA PROFESI

3.1. Nama Kegiatan

Kuliah Kerja Profesi (KKP) di UPT Pengembangan Benih Hortikultra


Jawa Timur.

3.2. Waktu Pelaksanaan

Kuliah Kerja Profesi ini dilaksanakan pada tanggal 25 Juli – 25 Agustus


2022.

3.3. Tempat Pelaksanaan

Kegiatan Kuliah Kerja Profesi ini bertempat di UPT Pengembangan Benih


Hortikultura Jawa Timur yang berlokasi di Jalan Urip Sumoharjo Nomer 33,
Kelurahan Pohjentrek, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan, Jawa Timur.

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Pengumpulan data primer menggunakan metode sebagai berikut:


1) Wawancara, yakni mengumpulkan data dan informasi melalui
tanya jawab secara langsung kepada kepala pembimbing
lapangan maupun pihak lain yang terlibat.
2) Observasi, yakni pengumpulan data dengan mengamati dan
mencatat hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian mutu
benih mangga di UPT Pengembangan Benih HortikulturaJawa
Timur.

3.4.2. Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder didapatkan dari informasi pendukung


seperti referensi jurnal, hasil penelitian terdahulu dan bukti relevan dari
instansi guna menunjang dan melengkapi tulisan Laporan Kuliah Kerja
Profesi.

9
3.5. Metode Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk deskriptif dengan menggambarkan serta
menginterpretasi suatu objek sesuai dengan kenyataan yang ada, tanpa dilebih-
lebihkan. Penyajian data berupa uraian atau narasi, tabulasi dan gambar-gambar
yang menggambarkan fakta-fakta selama pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi di UPT
Pengembangan Benih Holtikultura Jawa Timur secara sistematis dan akurat
ditunjang dengan studi literatur sesuai dengan objek Kuliah Kerja Profesi.

3.6. Kewajiban Mahasiswa Selama Kuliah Kerja Profesi

1. Mentaati semua peraturan yang di tetapkan, mengikuti petunjuk dan arahan


dari pembimbing serta menerima saran yang di berikan oleh petugas
lapangan, pembimbing lapangan maupun penanggung jawab Kuliah Kerja
Profesi.

2. Mengikuti semua kegiatan Kuliah Kerja Profesi yang telah di tentukan.

3. Membuat laporan Kuliah Kerja Profesi sebagai syarat penyusunan proyek


akhir.

10
BAB IV

PENUTUP

Demikian proposal Kuliah Kerja Profesi ini dibuat sebagai permohonan


dan acuan dalam pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Profesi. Besar harapan
penulis agar dapat diizinkan melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Profesi di
UPT Pengembangan Benih Hortikultura Jawa Timur. Penulis berharap segenap
pihak terkait berkenan untuk membimbing dan mendukung selama kegiatan
Kuliah Kerja Profesi berlangsung, agar kegiatan ini dapat berjalan dengan
lancar dan bermanfaat bagi banyak pihak. Atas kesediaannya penulis
mengucapkan terima kasih.

11
DAFTAR PUSTAKA

Andespa, Ira. 2020. Analisis Pengendalian Mutu Dengan Menggunakan Statistical Quality
Control (SQC) Pada PT. Pratama Abadi Industri (JX) Sukabumi. E-Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Universitas Udayana, 9(2), 131-132.
Herlina, Elin., Prabowo, F.H.E., Nuraida, Dea,. 2021. Analisis Pengendalian Mutu Dalam
Meningkatkan Proses Produksi. Jurnal Fokus Manajemen Bisnis, 11(2), 175-176.
Herwin., Meilani,. 2016. Identifikasi Aktivitas Ekstrak Etanolik Buah Mangga (Mangifera
indica L.) Pada Mencit Jantan (Mus musculus) Sebagai Produk Imunoglobulin
(IgM). As-Syifaa, 8(2), 98.
Kurniawan, M., Zahrok, I.A. 2017. Studi Pengendalian Mutu Kacang Tanah Sebagai Bahan
Baku Produksi Kacang Shanghai Pada Perusahaan Putri Panda Tulungagung.
Jurnal JIEM, 2(10), 31-35.
Luthfi, M.N., Rustono dan Saleh, K. 2016. Analisis Pengendalian Kualitas Produk Berbasis
Statistical Quality Control (Studi Kasus pada PT Appareal One Indonesia). Jurnal
Manajemen Bisnis. 2(1): 65-78.
Meri, M., Irsan., Wijaya, H. 2017. Analisis Pengendalian Kualitas Pada Produkk SMS
(Sumber Minuman Sehat) dengan Metode Statistical Process Control (SPC).
Jurnal Teknologi, 7(1), 119-126.
Ningsih, N.N.D.R., Raka, I.G.N., Siadi, I.K., Wirta, G.N.A.S,. 2018. Pengujian Mutu
Benih Beberapa Jenis Tanaman Hortikultura yang Beredar di Bali. E-Jurnal
Agroekoteknologi Tropika, 7(1), 64-65.
Nugrohowati R.H., Prathama, A. 2022. Peran Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
Dalam Meningkatkan Produksi Padi. Jurnal Kebijakan Publik, 13(2), 90.
Nurhuda, Prima. 2019. Efektifitas Rebusan Kulit Mangga (Mangifera indica L.) Arumanis
Terhadap Pertumbuhan Salmonella typhi. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Ilmu
Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surabaya.

12
Oktavianto, Yoga., Sunaryo., Suryanto, Agus,. 2015. Karakterisasi Tanaman Mangga
(Mangifera indica L.) Cantek, Ireng, Empok, Jempol di Desa Tiron, Kecamatan
Banyakan Kabupaten Kediri. Jurnal Produksi Tanaman, 3(2), 92-93.
Pitaloka, Dyah. 2017. Holtikultura : Potensi, Pengembangan dan Tantangan. Jurnal
Teknologi Terapan, 1(1), 1.
Prawirosentono. (2011). Manajemen Produktivitas. Bumi Aksara.
Prihantoro, C. R. (2012). Konsep Pengendalian Mutu. PT. Remaja Rosdakarya.
Rahmalia, S. 2013. Studi penetapan kadar kandungan vitamin C pada beberapa macam
buah mangga (Mangifera indica L.) yang beredar di kota Medan secara volumetri
dengan 2,6- diklorofenol indofenol. Skripsi. Fakultas Farmasi. Universitas
Sumatera Utara.
Sholiha, L. dan Syaichu, A. 2015. Analisa Pengendalian Kualitas Produk Gula Kristal Putih
dengan Metode Seven Tools. Jurnal Ilmu-Ilmu Teknik. 13(1): 50-58.
Sibuea, A.F., Hamzah, Faizah., Rossy, Evy,. 2016. Pemanfaatan Buah Mangga (Mangifera
indica L.) Dan ekstrak teh hijau (Camelia sinensis) Dalam Pembuatan Selai. Jom
Faperta, 3(1), 1-2.
Wiguna, Gungun. 2013. Perbaikan Viabilitas Dan Kualitas Fisik Benih Tomat Melalui
Pengaturan Lama Fermentasi Dan Penggunaan Naocl Pada Saat Pencucian Benih.
Mediagro, 2(2), 68.

13
LAMPIRAN

Berikut data mengenai mahasiswa yang akan melakukan Kuliah Kerja


Profesi di UPT Pengembangan Benih Hortikultura Jawa Timur.
Nama : Dian Nova Kurniasari
NPM : 20024010028
Angkatan : 2020
Perguruan Tinggi : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
Fakultas : Pertanian
Program Study : Agribisnis
Tempat/Tanggal Lahir : Mojokerto, 16 November 2001
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Ngayunan RT 009/RW 002, Kedungringin, Beji, Pasuruan
No. Handphone : 0857-8588-9145
Email : dnnvkrnsr@gmail.com

14

Anda mungkin juga menyukai