WAWAN KURNIAWAN
1
SANITASI PETERNAKAN ITIK DI DESA SIBALAYA SELATAN,
KEC.TANAMBULAVA, KAB. SIGI, PROV. SULAWESI TENGAH
WAWAN KURNIAWAN
O 121 17 225
2
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Pembimbing Utama Pembimbing Lapangan
Ir. Moh. Asril Adjis, S.Pt., MP, IPM Ir. Sri Sarjuni, M.Si
NIDN. 0013047409 NIP. 196006021 198603 2 005
Disahkan Oleh
Koordinator Program Studi
Peternakan
3
RINGKASAN
MOHAMMADFADLI
012117177
Praktek Kerja Lapang ini bertujuan mengetahui mengeta hui cara sanitasi
Lingkungan Ayam Layer (Ayam Petelur) dengan baik dan benar. Praktek Kerja
Lapang dilakukan di Desa Sibalaya Selatan, Kee. Tanambulava, Kab. Sigi, Prov.
Sulawesi Tengah. Metode dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah
untuk meningkatkan dan memantapkan pengetahuan bahwa pentingnya
kebersihan lingkungan bagi ternak ayam petelur agar terhindar dari penyakit, dan
peternak mengenai manajemen penanganan kandang dan sanitasi kandang pada
ayam petelur. Hasil praktek kerja lapang menunjukkan bahwa dalam sanitasi
lingkungan menunjang produksi telur ayam, ayarn juga bisa terhindar dari
penyakitdan stress, sanitasi kandang dapat dinyatakan memenuhi standar apabila
lingkungan sekitar kandang terjaga kebersihannya.
4
UCAPAN TERIMAKASIH
Rahmat, Taufik, Rezeki dan Karunia' Nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan
laporan ini yang berjudul "Sanitasi Lingkungan Ayam Layer (Ayam petelur) di
Desa Sibalaya Selatan, Kee. Tanambulav,aKab. Sigi, Prov. Sulawesi Tengah ".
yang telah memberikan semangat dan doa,Bapak Moh. Asril Adjis, S.Pt., MPyang
telah membantu dalam membimbing pembuatan laporan ini, Ibu Dr. Ir. Selvy
Mazin, M.Sc, sebagai Ketua Panitia Praktek Kerja Lapang (PKL), Nuun Marfuah,
S.pt., Msi, sebagai Panitia Praktek Kerja Lapangan (PKL), Ibu Ir. Sri Sarjuni,
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
Penulis
5
DAFTARISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
RINGKASAN...................................................................................................iii
DAFf AR ISI............................................................................................... V
DAFf AR LAMPIRAN.....................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN
2.1. Biosekuriti...........................................................................................4
2.2. Sanitasi................................................................................................5
2.3. Desinfektan....................................................................................7
6
4.1.1. Kondisi Wilayah.......................................................................19
5.1. Kesimpulan..........................................................................................23
5.2. Saran...............................................................................................23
DAFT AR
PUSTAKA
LAMPIRAN
7
DAFTAR LAMPIRAN
8
BABlPENDAHULUAN
tidak hanya kematian, tetapi juga pertumbuhan lambat, produksi telur yang
menumn bahkan terhenti sama sekali. Program biosekuriti dalam tata laksana
mempakan salah satu cara untuk mencegah dan mengendalikan penyakit pada
ayam karena tidak satupun program pencegahan penyakit yang dapat bekerja
mempakan suatu hal pent ing yang hams dijalankan. Program sanitasi
sebenarnya relatif tidak mahal tetapi mempakan cara termurah dan efektif
9
yang layak bagi kehidupan ayam, mengamankan keadaan produk yang
macam penyakit baik yang menular maupun tidak menular. Oleh karena itu
terhadap ayam mati, kehadiran lalat, dan bau yang kerap kali menimbulkan
Histomon as, Aspergilus dan berbagai jenis virus dapat tahan dalam waktu
M ycoplasma dan beberapa jenis bakteri dapat juga hidup beberapa lama di
10
digunakan.Sed angkan peralatan kandang seperti tempat pakan dan tempat
minum biasa dibersihkan setiap hari. Baik pada saat membersihkan peralatan
dosis aman pemakaian dan biasa nya disesuaikan dengan jenis penyakit yang
kandang dan peralatan perlu dilakuk an secara rutin supaya bibit penyakit
ternak unggas.Hal ini penting mengingat hanya ternak yang sehat yang dapat
Tujuan dan manfaat dari praktek kerja lapangan (PKL) ini yaitu dapat
persiapan kandang.
d. Praktek kerja lapangan dapat memahami jenis- jenis serta manfaat dari
desinfektan.
11
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Biosekuriti
hewan (animal welfare) (Winkel, 2010). Dalam tata laksana usaha peternakan
dapat bekerja dengan baik tanpa disertai program biosekuriti (Hadi, 2012).
12
Bio sek uriti ope rasional adalah tingkat ketiga, terdiri atas prosedur
2011).
2.2. Sanitasi
mencegah hidupnya jasad renik pathogen dan mengurangi jasad renik lainnya
benda-benda yang ada didalam kandang seperti litter, kotoran dan sisa-sisa
13
Untuk melakukan desinfeksi ini perlu menge nal maam-macam desinfektan,
2015).
14
pekerja. Sedangkan dalam industri peternakan. Prinsip-prinsip sanitasi
2.3. Desinfektan
mikroorganisme vegetatif dan bentuk spora tidak dapat dirusak dengan cara
ini. Untuk campuran air minum biasanya menggunakanv irusidal, harus hati hati
namun harus dibuat rniimal 100 ppm.Keberadaan penyakit pada ternak pun
sulit dibatasi keberadaannya pada ternak yang dipelihara. Banyak cara yang
seperti bakteri dan virus, dapat juga untuk membunuh atau menurunkan
15
Disenfektan yang tidak berbahaya bagi permuk aan tubuh dapat digunakan
virus sepert i virus influenz a dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus
tujuan untuk merangsang pembentukan daya tahan atau daya kebal tubuh
sejumlah jasad renin dari jenis penyakit yang diupayakan untuk dicegah agar
2003).
16
yang mempunyai tingkat virulensi dan mortalitasnya rendah yaitu st rain B1
dengan strain lain pada virus galur lentogenik. Vaksin dengan strain F paling
dilakukan melalui air rninum ata u pen yem protan/ spraying. Pemberian vaksin
strain La Sota pada umur 18 - 21 hari dan ayam periode bertelur (Fadilah,
2004).
antara lain adanya peningkatan jumlah ayarn yang diafkir, penurunan kualitas
karkas dan telur, penurunan daya tetas telur dan kualitas anak ayam dan
2000).
17
pertama kali pada tahun 1926 di Jawa(lndonesia) dan Newcastle
18
pelaksa naan program immunisasi di lokasi ternak tersebut.
(Soeharsono, 2005).
penyakit ini juga populer sebagai tetelo, diambil dari nama dalam
dikenal dengan gejala klinis seperti terkena pilek (hidung berair dan
pada unggas dewasa, kematian biasa nya terjadi dua sampai tiga hari
envelope, yaitu protein yang berfungsi untuk attach ment virus, yang
reseptor pada bagian luar membran sel inang, terrnasuk juga pada
19
ber fungsi untuk proses penyatuan envelope virus dengan membran sel
(Machdum, 2009).
20
penyebaran virus di lingkungan dapat dihindari.Tujuan vaksinasi
2009).
21
Efektifitas program vaksinasi dapat dilihat dari peningkatan
untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas ada lah berasal dari ayam
hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup
banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara
ketat oleh para pakar Ayam itu sendiri terbagi ke dalam dua jenis yaitu aya m
jenis pedaging dan ayam jenis petelur. Ayam jenis pedaging, pastinya
dengan kualitas yang baik, sedangkan ayam petelur juga dibudidaya untuk
menghasilkan telur dengan jurnlah yang banyak dan kualitas yang baik
(Anonim, 2012).
Ayam ini tubuhnya relatif lebih kecil. Produksi telurnya antara 250
sampai 280 butir per tahun. Telur pertama dihasilkan pada saat berumur 5
bulan dan akan terns menghasilkan telur sa mpai umurn ya mencapai umur 2
tahun. Umurnnya produksi telur yang terbaik akan diperoleh pada tahun
pertama ayam mulai bertelur. Produksi telur pada tahun-tahun ber ikutnya
22
ce nderung akan terns menurun. Sebelum tahun 1940, peternakan ayam
yang dipiara para petani hanya kecil, 20-150 ekor saja, sekedar memenuhi
kebutuhan keluarga dan kalau sisa prod uksi baru dijual kepasar. Pada saat
tersebut, ayam dipiara tanpa kandang; dilepas dan bebas berkeliaran ke mana
pun. Akan tetapi karena adanya suatu pemikiran bahwa ayam yang
(Kartasujana, 2005).
akan menghasilkan pertumbuhan ayam yang baik, kondisi aya m yang sehat,
tingkat mortalitas yang rendah dan pada akhirnya akan menghasilkan ayam
23
BAB 3MATERI DAN METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Sulawesi Tengah. Pelaksanaan ini kurang lebih I bulan yaitu 30 hari, dari
1. Observasi/pengamatan
ayam petelur.
2. Interview/wawancara
lebih banyak dan lebih jelas mengenai saitasi lingkungan ayam petelur.
24
3. Praktek Lapangan
harian yang kami lakukan mulai pagi hari darijam 07:00 dengan
baru sehingga produksi telur aya m maksimal dan ayam terhindar dari
ayam. Kemudian so re hari jam 16:00 kami mengumpu lkan telur ayam,
4. Studi Pustaka
Prosedur atau cara kerja sanitasi kandang ayam petelur dapat dilakuka n
25
a. Menyiapkan alat dan bahan
1. Alat
2. Bahan
pupuk kandang.
26
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
mahasiswa Peternakan.
selalu tercu kupi, walaupun musim kemarau panjang air masih tersedia.
Hasil dari praktek kerja lapangan yang di lakukan, yaitu ayam petelur
27
4.1.3 Manajemen Perkandangan
a. Lokasi Kandang
pemukiman.
b. Konstruksi Kandang
kelebihan dari model ini adalah kotoran ayam dapat langsung jatuh
mengalami
28
kesulitan bergerak. Kebebasan bergerak ini akan menimbulkan ayam
sebagaimana mestinya.
c. Atap
ke dalam kandang dan sebaliknya. Oleh karena itu atap harus ses uai
d. Dinding
e. Lantai
29
4.2.Kegiatan yangDilak.wlakan
kotor.
dijemur selama beberapa hari agar bakteri atau virus yang menempel
tidak ada lagi atau steril.Sanitasi yang karni lakukan pada saat praktek
kerja lapangan yaitu agar ayam petelur terhidar dari penyakit dan virus
30
BABSKESIMPULANDANSARAN
5.1.Kesirnpulan
kebersihan kandang.
sekitarnya.
5.2Saran
Jangan lupa mengenakan masker ketika bekerja agar tidak terkena penyakit
kebersihan kandang, agar kandang bisa jauh lebih bersih dan steril, Sehingga
31
DAFTAR PUSTAKA
Charles, AL, Chang Y-H, Ko W-C, Sriroth K, Huang T-C. 2004. Some physical
and chemical properties of starch isolates of cassava genotypes.
St arch/Starke 56 413-418.
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogo r.2011. Buku Data Peternakan
Tahun 2009. Bogor: Dinas Petemakan dan Perikanan Kabupaten Bogor.
Siregar, A.P, 2015. Teknik Berternak Ayam Petelur di Indonesia. Magie Grup :
Jakarta.
32
Siswadi, 2013.Uji Sistem Pemberian Nutrisi dan Macam Media Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Selada (Lactuca sativa L) Hidroponik.Jurnal
Agronomika.Surakarta ;Vol. 08. No. 01.
Steneroden, K. 2004. Newcastle Disease. Iowa USA: Center Food Security dan
PublicHealth Iowa State University.
33
DOKUMENTASI
1. Mengangkat feses ayam petelur dan membersihkan sekam padi yang lama.
34
2. Menga mbil sekam padi untuk kandang ayam petelur
35
3. Menaburkan sekam padi yang baru untuk kandang ayam petelur
36