Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN RESMI

KESEHATAN TERNAK

Oleh :

CHARYA SEPTIANTO BUDIMAN

202110350311014

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Charya Septianto Budiman
Nim : 202110350311014
Jurusan : Peternakan
Fakultas : Pertanian dan Peternakan
Mata Praktikum : Kesehatan Ternak

Laporan praktikum ini telah diterima sebagai persyaratan untuk mengikuti ujian
akhir praktikum Kesehatan Ternak pada Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian
Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.

Asisten I Asisten II Asisten III

Puput Oktaviani Zalsha Putri Erdiani Fahmi Syaifurrizal


202010350311109 202110350311084 202110350311069

Asisten IV Asisten V Asisten VI

Dwi Yuniar Syafat Sallsabilla Putri Priyandani Risky Jaka Nugraha


202110350311083 202110350311012 202110350311004

Mengetahui,
Malang, 12 Desember 2022

Kepala, Instruktur Praktikum


Laboratorium Peternakan

Apriliana Devi Anggraini, S.Pt., M.Sc Prof. Dr. Drh. Lili Zalizar., MS
NIP: 11089030099 NIDN: 0030036201

i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan hidayah-
Nya dan juga kesehatan akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak dengan tepat waktu. Shalawat beserta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Penyusunan Laporan Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak ini penulis telah
memperoleh bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung,
maka melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ketua Jurusan Peternakan Dr. Ir. Asmah Hidayati, MP, atas dukungan
dan motivasinya.
2. Kepala Laboratorium Peternakan dan Nutrisi Apriliana Devi Anggraini,
S.Pt., M.Sc atas dukungan dan motivasinya.
3. Instruktur Ilmu Kesehtan Ternak Prof. Dr. drh. Lili Zalizar, MS. atas
bimbingan, motivasi, nasehat, dan semangat yang sangat berharga sejak
awal hingga terselesainya laporan praktikum ini.
4. Kakak – kakak asisten yang telah memberikan arahan dan ilmu yang
bermanfaat bagi penulis.
5. Semua pihak yang terlibat banyak membantu sehingga laporan
praktikum ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan
praktikum ini masih banyak kekurangan. Karena itu kritik dan saran dari pembaca
sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan laporan praktikum ini
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 12 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................. 1
PENDAHULUAN............................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang................................................................................... 1
1.2. Tujuan ................................................................................................ 3
BAB II .............................................................................................................. 5
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 5
2.1 Pengenalan Jenis Obat....................................................................... 5
2.2 Uji Telur Cacing pada Sampel Tinja ................................................. 8
2.3 Deteksi Mastitis................................................................................. 8
2.4 Pengenalan Jenis Bloat...................................................................... 9
2.5 Teknik Pemeriksaan Symthon........................................................... 9
2.6 Teknik Penyuntikan dan Vaksinasi Pada Unggas ............................. 10
2.7 Teknik Pengambilan Darah pada Ternak Unggas ............................. 10
2.8 Teknik Pemeriksaan Pascamati Ayam .............................................. 11
BAB III............................................................................................................. 12
METODOLOGI PRAKTIKUM ...................................................................... 12
3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................ 12
3.2 Alat dan Bahan .................................................................................. 13
3.3 Prosedur Praktikum ........................................................................... 15
BAB IV ............................................................................................................ 18
PEMBAHASAN .............................................................................................. 18
4.1 Pengenalan Jenis Obat ....................................................................... 18
4.2 Uji Telur Cacing pada Sampel Tinja ................................................. 18
4.3 Deteksi Mastitis ................................................................................. 18
4.4 Pengenalan Jenis Bloat ...................................................................... 18
4.5 Teknik Pemeriksaan Sympthon ......................................................... 18
4.6 Teknik Penyuntikan dan Vaksinasi pada Unggas ............................. 18
4.7 Teknik Pengambilan Darah pada ternak Unggas .............................. 18

iii
4.8 Tenik pemeriksaan Pascamati Ayam..................................................18
BAB V .............................................................................................................. 19
PENUTUP ........................................................................................................ 19
5.1. Kesimpulan ............................................................................................ 19
5.2. Saran ...................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 22

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Obat adalah suatu zat, termasuk bahan-bahan kimia, tetapi bukan bahan
makanan yang dipergunakan untuk menyembuhkan atau menjaga kesehatan hewan
atau manusia. Obat dapat berupa vitamin-vitamin yang sebetulnya termasuk dalam
zat makanan dipergunakan untuk pengobatan tetapi hal ini hewan atau manusia itu
memang sedang kekurangan vitamin yang diberikan itu. Obat memiliki beberapa
jenis tergantung jenis pemberian dan juga efek yang dihasilkan setelah pengunaan.
Metode pemberian obat dibagi menjadi tiga yakni bedasarkan bentuk dan macam
obat, jenis hewan dan macam penyakitnya Pemeriksan feses adalah prosedur untuk
memeriksa sampel feses atau tinja. Pemeriksan feses bertujuan untuk mendeteksi
penyakit atau gangguan pada sistem pencernaan. Metode pemeriksaan pada feses
yang sering dilakukan yakni metode naktif dan centrifudge.
Mastitis merupakan peradangan dari jaringan internal kelenjar susu yang
disebabkan oleh agen infeksius, toksin serta faktor traumatik. Penyebab terjadinya
mastitis pada sapi adalah dikarenakan rendahnya higienitas dari kandang dan juga
saat proses pemerahan. Pengobatan pada mastitis cukup mudah dikarenakan
penyebabnya bakteri maka pengobatannya dapat dengan pemberian antiseptik
setelah proses pemerahan. Penyakit yang sering menyerang ruminansia tidak hanya
mastitis, tetapi ada penyakit lainnya yang lebih berbahaya yakni bloat atau
kembung. Bloat merupakan penyebab utama kematian mendadak pada ternak,
biasanya kejadian kembung tidak teramati, seperti pada sapi yang digembalakan,
sapi penggemukan atau sapi perah dalam masa kering. Penyakit bloat sering
menyerang sapi perah yang sedang laktasi, dimana terobservasi secara teratur, bloat
biasanya lebih cepat teramati. Tanda yang dapat dilihat adalah ternak nampak resah
karena ada rasa sakit, sisi perut sebelah kiri nampak menonjol (membesar) bila
disbanding ukuran normalnya, bila perut ditepuk-tepuk (perkusi) mirip suara drum,
berbaring pada posisi bagian kanan bawah, pulsus nadi meningkat, terdengar
eruktasi, cenderung menendang dengan kaki belakang, mata merah, namun dapat

1
berubah menjadi kebiruan yang menandakan adanya kekurangan oksigen dan
mendekati kematian.
Pemeriksaan sympthon yaitu pemeriksaan tanda-tanda penyakit pada ternak
hidup. Ternak yang sehat biasanya lincah, tubuh mudah digerakkan, semua alat
gerak berfungsi normal, rambut mengkilat dan halus, kulit mempunyai turgor yang
baik dan lubang hidung tidak ada eksudat. Gejala lainnya yakni lidah tidak menjulur
dan ternak dapat bangkit dari berbaring dengan mudah. Ternak yang sakit atau
bagian tubuhnya ada yang lumpuh biasanya suka bersandar pada ternak dekatnya.
Ternak sakit dapat dilihat ketika kepala digulirkan kelantai sewaktu berbaring,
biasanya ruminansia tidak membaringkan punggungnya bila dalam keadaan sehat.
Bulu yang kasar dan dibeberapa nampak bercak-bercak atau kegundulan
menunjukkan adanya penyakit. Penanganan dan pencegahan penyakit dapat
dilakukan dengan cara vaksinasi dan penyuntikan. Penyuntikkan yang biasanya
dilakukan terhadap ternak unggas adalah secara intra muskuler ( IM ) dan secara
sub cutan ( SC ). Suntikan intra muskuler adalah suatu usaha memasukkan vitamin,
vaksin atau obat-obatan kedalam otot daging ( muskuler ). Suntikan sub cutan
adalah usaha untuk memasukkan vaksin atau cairan lain kedalam jaringan dibawah
kulit. Tempat suntikkan terletak pada daerah sekitar pangkal leher. Tempat ini
mempunyai jaringan kulit yang longgar, sehingga memungkinkan vaksin atau
cairan lain dapat dicurahkan. Suntikan sub cutan mempunyai tingkat absorbsi yang
relatif lebih lambat bila dibandingkan dengan cara pemberian obat yang lain Intra
Muskuler atau Intra Vena. Metode lain yakni vaksinasi dengan cara tetes mulut,
tetes mata dan tetes hidung pada unggas. Identifikasi penyakit pada unggas dapat
dilakukan dengan pengecekan darah pada unggas. Pengambilan darah dilakukan
pada pembuluh darah vena brachialis yang terdapat disekitar sayap ayam. Metode
identifikasi lainnya selain pengujian darah adalah nekropsi, yakni pembedahan
bangkai unggas yang mati akibat penyakit. Pemeriksaan pasca mati bertujuan untuk
memeriksa patologik anatomik secara tepat guna menetapkan sebab-sebab suatu
penyakit atau suatu kematian hewan. Hasil seksi tersebut dapat dilakukan tindakan-
tindakan pencegahan atau pengobatan terhadap hewan atau ternak lainnya, manusia
dan lingkungannya.

2
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Pengenalan Jenis Obat dan Uji Telur pada
Sampel Tinja yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui golongan berbagai jenis obat

2. Mengetahui fungi dari bebagai jenis obat.

3. Mengetahui berbagai jenis cacing dalam tinja

4. Mengetahui berbagai bentuk telur cacing pada sampel tinja.

5. Mengetahui metode pengujian sampel tinja

6. Mengetahui cara melakukan Pengujian Sampel Tinja.

7. Mengetahui jenis cacing yang terdapat pada sampel tinja sapi

8. mengetahui bentuk telur cacing yang terdapat pada sampel tinja sapi.

Adapun tujuan dari praktikum Deteksi Mastitis dan Pengenalan Bloat yang
telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui cara pengobatan mastitis

2. Mengetahui cara pencegahan mastitis.

3. Mengetahui jenis metode pengujian mastitis

4. Mengetahui cara melakukan pengujian mastitis.

5. Mengetahui gejala penyakit bloat pada ternak.

6. Mengetahui perilaku ternak yang terjangkit penyakit bloat.

7. Mengetahui cara pencegahan penyakit bloat.

8. Mengetahui cara pengobatan bloat.

Adapun tujuan dari Teknik Pemeriksaan Sympthon, Teknik Penyuntikan


dan Vaksinasi pada Unggas, Teknik Pengambilan darah pada Unggas dan Teknik
Pemeriksaan Pascamati Ayam yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui metode pemeriksaan symthom pada unggas

2. Mengetahui Teknik pemeriksaan gejala klinis pada unggas.

3. Mengetahui berbagai metode penyuntikan pada unggas

4. Mengetahui metode vaksinasi pada ungags.

3
5. Mengetahui metode pengambilan darah pada unggas

6. Mengetahui cara melakukan pengambilan darah pada unggas.

7. Mengetahui metode pemeriksaan pascamati unggas

8. Dapat melakukan identifikasi penyakit pada unggas.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengenalan Jenis Obat


Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan,
kesehatan dan kontrasepsi. Obat dalam arti luas ialah zat kimia yang dapat
mempengaruhi proses hidup, maka farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas
cakupannya. Obat menurut seorang dokter mempelajari obat bertujuan agar dapat
menggunakan obat untuk maksud pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit
(Sitio, 2018).
Obat merupakan suatu benda atau zat yang dapat digunakan untuk menjaga
kesehatan, mencegah penyakit, dan juga untuk menyembuhkan sakit. Obat terbagi
menjadi berbagai macam jenis yang dibedaka melalui logo dan label obat. Obat
dikategorikan menjadi beberapa jenis seperti, obat bebas, obat terbatas, obat keras,
obat herbal, obat tradisional, obat bius atau narkotika dan lainnya (Rahayuda,
2016).
2.1.1 Antibiotika
Antibiotik merupakan senyawa alami maupun sintetik yang mempunyai
efek menekan atau menghentikan proses biokimiawi di dalam organisme,
khususnya dalam proses infeksi oleh mikroba. Antibiotik berfungsi sebagai agen
kemoterapi dalam memerangi penyakit infeksi oleh bakteri, yang menjadi
penyebab utama kematian di seluruh dunia. Bakteri penyebab infeksi telah
mengembangkan perlindungan terhadap senyawa biokimia lingkungan, dan untuk
resisten terhadap antibiotik yang berbahaya bagi mereka (Soleha, 2015).
Antibiotik merupakan substansi kimiawi yang di hasilkan oleh
mikroorganisme yang mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan
atau membunuh mikroorganisme lain. Antibiotik merupakan obat yang paling
banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Penggunaan
antibiotik akan menguntungkan dan memberikan efek bila diresepkan dan
dikonsumsi sesuai dengan aturan. Penggunaan antibiotik yang tidak pada

5
fungsinya akan mengakibatkan resiko penurunan keefetivitas obat itu sendiri
yakni resistensi antibiotik (Pratomo & Dewi, 2018).
2.1.2 Antiseptica
Antiseptik merupakan zat yang dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan mikroorganisme tanpa harus membunuh mikroorganisme tersebut
di jaringan hidup. Antiseptik biasanya mengandung alkohol, chlorhexidine, dan
anilides. Desinfektan merupakan zat yang dapat membunuh patogen di
lingkungan. Desinfektan biasanya mengandung glutaraldehid dan formaldehid.
Antiseptik dan disinfektan digunakan dalam upaya menjaga kebersihan diri dan
lingkungan (Larasati & Haribowo, 2020).
Antiseptik merupakan zat yang biasa digunakan untuk menghambat
pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme yang hidup di permukaan tubuh.
Antiseptik atau germisida adalah senyawa kimia yang bekerja dengan membunuh
atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti
pada permukaan kulit dan membran mukosa. Penggunaan antiseptik berbeda
dengan jenis obat lain, penggunaan antiseptic sendiri dilakukan dengan metode
penyemprotan ataupun pengolesan yang bersifat diluar tubuh (Hariwan et al.,
2019).
2.1.3 Anthelmetika
Anthelmetik merupakan obat yang bekerja secara lokal untuk mengeluarkan
cacing dari saluran gastrointestinal maupun secara sistemik membasmi cacing
dewasa serta perkembangannya yang dapat menyerang organ dan jaringan.
Anthelmetik terbuat dari beberapa senyawa kimia yang terdapat pada tumbuhan
diantaranya yaitu zat tannin, fenol, alkaloid, dan saponin. Clitoria ternatea adalah
salah satu tumbuhan yang memiliki potensi obat antelmintik yang dapat mencegah
infeksi cacing Ascaris lumbricoides (Purba, 2020).
Antelmintik adalah obat yang digunakan untuk memberantas ataupun
mengurangi cacing dari dalam tubuh manusia maupun hewan. Obat herbal atau
tradisional merupakan salah satu alternatif untuk mengobati infeksi cacing karena
dinilai lebih aman, lebih murah, mudah dibeli dan efek sampingnya relative lebih
ringan dibanding dengan obat dari sintesis. Tanaman yang memiliki aktivitas

6
sebagai obat cacing adalah umbi batang rotan, umbi batang rotan mengandung
metabolit sekunder berupa saponin dan alkaloid (Herdaningsih et al., 2021).
2.1.4 Anastetika
Anestetika merupakan obat yang umum poten diberikan secara inhalasi atau
suntikan intravena. Penggunaan dan durasi merupakan efek farmakokinetik yang
paling penting pada anestetik intravena ketika digunakan sebagai induksi anestesi.
Anestesi intravena dapat menghasilkan berbagai manfaat dan efek samping seperti
depresi atau stimulasi kardiovaskular, nyeri pada sisi injeksi, mual dan muntah,
depresi atau stimulasi pernafasan, eksitasi atau perlindungan central nervous
system dan supresi adenocorticoid (Inayati, 2012).
Anestetika merupakan obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa
nyeri yang dapat menyebabkan hilangnya kesadaran total atau bagian yang lebih
luas pada tubuh atau hilangnya rasa pada daerah tertentu yang di inginkan pada
sebagian kecil daerah tubuh. Pola penggunaan anestetik meliputi jenis obat, rute
atau cara pemberian obat dan dosis penggunaan obat yang diberikan kepada
pasien. Penggunaan anestetika didalam dunia medis seing berkaitan dengan
pembedahan dan operasi organ organ dalam dari tubuh ternak maupun manusia
(Djajanti & Arfah, 2016).
2.1.5 Analgetika
Analgetik adalah obat yang selektif mengurangi rasa sakit dengan bertindak
dalam sistem saraf pusat atau pada mekanisme nyeri perifer, tanpa secara
signifikan mengubah kesadaran .Analgetik menghilangkan rasa sakit, tanpa
mempengaruhi penyebabnya. Analgesik apabila digunakan dengan dosis yang
berlebihan maka dapat menimbulkan beberapa efek samping. Obat- obat analgetik
memiliki efek samping antara lain reaksi hipersensitivitas, gangguan lambung dan
usus, kerusakan pada ginjal, dan dapat menyebabkan kerusakan hati apabila
dikonsumsi dengan dosis yang berlebihan (Wardoyo et al., 2019).
Analgetik adalah bahan atau obat yang digunakan untuk menekan atau
mengurangi rasa sakit atau nyeri tanpa menyebabkan hilangnya kesadaran.
Analgetik terbagi menjadi dua kelompok utama yaitu analgetik opioid dan
analgetik non-opioid. Analgetik opioid merupakan kelompok obat yang selain
memiliki efek analgetik, juga memiliki efek seperti opium. Analgetik opioid

7
digunakan dalam penatalaksanaan nyeri sedang sampai berat (Pandey et al.,
2013).
2.2 Uji Telur Cacing Sampel Tinja
Sampel diperiksa untuk keberadaan telur trematoda dengan metode modifikasi
filtrasi dan sedimentasi. Prevalensi trematodosis dihubungkan dengan kategori
musim, umur, jenis kelamin, pola pemeliharaan dan padang penggembalaan yang
dianalisis statistik dengan uji Chi-square. Spesies trematoda yang menginfeksi
dengan prevalensi tertinggi adalah Paramphistome (1.31%) dan rataan ukuran telur
terbesar adalah Fasciola sp., berdasarkan pada kategori di atas, prevalensi tertinggi
ditemukan pada musim hujan, sapi betina dengan umur lebih dari 2 tahun
(Satyawardana et al., 2018).
Metode yang dipakai dalam uji laboratorium sampel tinja adalah metode native
dan sentrifuge. Metode ini dipergunakan untuk pemeriksaan telur cacing secara
cepat dan baik untuk infeksi berat, tetapi untuk infeksi yang ringan sulit untuk
ditemukan telur-telur cacing. Metode ini digunakan larutan garam jenuh atau gula
jenuh yang didasarkan berat jenis telur sehingga telur akan mengapung dan mudah
diamati terutama untuk pemeriksaan feses yang mengandung sedikit telur (Kahol
et al., 2019).
2.3 Deteksi Mastitis
Mastitis merupakan peradangan jaringan internal kelenjar ambing dengan
berbagai penyebab dan derajat keparahan, lama penyakit serta akibat penyakit yang
ditimbulkan sangat beragam. Manifestasi penyakit mastitis pada sapi perah
dibedakan menjadi dua macam yaitu mastitis klinis dan subklinis. Kasus mastitis
seringkali bermula dari mastitis subklinis yang terjadi pada saat laktasi. Mastitis
klinis selalu diikuti tanda klinis, baik berupa pembengkakan, pengerasan ambing,
rasa sakit, panas serta kemerahan bahkan sampai terjadi penurunan fungsi ambing
(Nurhayati & Martindah, 2015).
Mastitis subklinis merupakan radang pada kelenjar susu yang menyerang ternak
penghasil susu. Ambing ternak yang terinfeksi akan tampak normal, namun ternak
akan mengalami penurunan produksi serta kualitas susu. Deteksi dini mastitis
subklinis penting bagi peternak untuk mengurangi kerugian ekonomi. Metode-
metode deteksi mastitis subklinis yang dapat dilakukan di lapangan seperti

8
California Mastitis Test (CMT), Surf Field Mastitis Test (SFMT), Milk Electrical
Conductivity (EC), Infrared Thermography (IRT), pH Detector, White Side Test
(WST), dan Somatic Cell Counted (SCC) (Namira et al., 2022).
2.4 Pengenalan Jenis Bloat
Bloat merupakan penyakit yang sering dijumpai pada ternak ruminansia seperti
sapi dan kambing, penyakit bloat diindikasikan penyakit kembung. Bloat dibagi
menjadi dua bagian yaitu bloat primer dan bloat sekunder. Penyakit bloat terjadi
akibat dari gangguan pengeluaran gas secara normal dari rumen. Penyebab dari
gejala bloat adalah pemberian leguminosa yang tinggi (berprotein tinggi),
kemudiaan pemberian hijauan dengan kandungan air yang tinggi. Penanganan
penyakit ang baik yakni peternak yang baru mengambil rumput dalam kondisi yang
basah sebaiknya dilakukan proses diangin-anginkan terlebih dahulu atau melalui
proses penjemuran (Christi et al., 2022).
Kembung rumen atau bloat adalah bentuk gangguan pencernaan yang ditandai
dengan akumulasi gas yang berlebihan di rumen. Bloat terjadi ketika mekanisme
eruktasi terganggu dan laju produksi gas melebihi kemampuan hewan untuk
mengeluarkannya. Bloat bisa terjadi dengan sangat cepat karena volume gas
berlebihan yang diproduksi di rumen. Bloat dapat diklasifikasikan menjadi bloat
primer (frothy/wet bloat) yang berbentuk busa bersifat persisten yang bercampur
dengan isi rumen dan bloat sekunder/timpani bloat (free gas/dry bloat) yang
berbentuk gas bebas yang terpisah (Yanuartono et al., 2018).
2.5 Teknik Pemeriksaan Sympthom
Pemeriksaan symthom merupakan pemeriksaan gejala penyakit pada hewan
ternak, terutama di ternak unggas. Pemeriksaan gejala klinis, patologi, anatomis
sebagai data pendukung dilakukan anamesis. Pemeriksaan gejala pada bidang
peternakan digunakan untuk menentukan pengobatan, vaksinisasi,dan kejadian
penyakit sebelumnya, hasil dari penelitian menunjukan bahwa penyakit pada ayam
pedaging terutama terjadi pada umur 11-20 hari dan kejadian penyakit menignkat
pada musim hujan dikarenakan oleh titer anti bodi (Bere et al., 2022).
Pemeriksaan gejala kinis pada ternak dapat digunakan sebagai pencegahan
berbagai macam penyakit pada unggas. Penyakit yang dapat dicegah diantaranya
penyakit ND, yang dapat dicegah dengan pengawasan khusus pada ayam yang baru

9
datang dengan cara memeriksa kelengkapan surat keterangan kesehatan hewan
(SKKH) dan melakukan check point (pemeriksaan hewan). Pengamatan gejala
klinis dilakukan secara teratur dengan cara tepat agar penyakit yang menyerang
unggas dapat diantisipasi (Susanti et al., 2021).
2.6 Teknik Penyuntikan dan Vaksinasi pada Unggas
Injeksi merupakan teknik memasukkan senyawa kimia atau obat kedalam tubuh
makhluk hidup dengan bantuan alat suntik. Injeksi terbagi menjadi beberapa jenis
yakni injeksi intramuskuler dan subkutan. Injeknsi dalam ternak sering digunakan
dalam kegiatan oprasi yang berupa pembedahan pada hewan ternak, contoh pada
ternak ungags yakni utntuk mengobati tumor ditangani dengan melakukan
pembedahan. Kegiatan setelah pembedahan dilakukan tindakan operasi, hewan
diberikan premedikasi berupa atropine sulfate melalui injeksi subkutan, lima belas
menit kemudian dilanjutkan dengan pemberian xylazine dan ketamine secara
injeksi intramuscular (Marliani et al., 2018).
Vaksinasi merupakan proses memasukkan mikroorganisme penyebab penyakit
yang telah dilemahkan ke dalam tubuh hewan. Virus yang berada di dalam tubuh
hewan, tidak menimbulkan bahaya penyakit, melainkan dapat merangsang
pembentukan zat-zat kekebalan antibody terhadap agen penyakit tersebut. Efisiensi
vaksin dipengaruhi faktor yang dapat menyebabkan kegagalan dalam vaksinasi
diantaranya adalah cara pemberian di lapangan, dimana cara pemberian yang
berbeda akan menghasilkan respon imun yang berbeda pula. Perlakuan pemberian
vaksin yaitu perlakuan P1: tetes mata, P2: tetes hidung, P3: tetes mulut, P4: suntik
(Saputro et al., 2014).
2.7 Teknik Pengambilan Darah pada Ternak Unggas
Pengambilan darah digunakan untuk mengetahui titer antibodi ayam sebelum
vaksinasi, sedangkan pemeriksaan terhadap hasil vaksinasi dilakukan setiap
minggu sebanyak tiga kali mulai minggu ke-2 sampai minggu ke-4 pasca vaksinasi.
Pengambilan darah dilakukan melalui pembuluh darah vena brachialis yang terletak
di bawah sayap. Pengambilan darah juga dapat digunakan sebagai deteksi penyakit
pada peredaran darah seperti parasite dan kutu (Kencana et al., 2016).
Metode pengambilan darah dilakukan dengan memilih 1 sampel secara acak
pada setiap unit flock. Pengambilan darah dilakukan melalui pembuluh vena

10
brachialis menggunakan spuit (disposible syringe). Darah yang diambil minimal
sebanyak 1 ml dan ditampung pada tabung EDTA yang mengandung
antikoagulan.Tabung dikocok secara perlahan dan disimpan pada suhu rendah
(18ºC) untuk menghindari lisis atau penggumpalan darah (Purnomo et al., 2015).
2.8 Teknik Pemeriksaan Pascamati Ayam
Nekropsi dilakukan untuk melihat perubahan organ yang terjadi pada hewan
ternak. Pemeriksaan dengan metode nekropsi akan memperkuat data dalam
menegakkan diagnosis suatu penyakit dari ayam. Nekropsi merupakan suatu
metode yang cepat, murah, mudah, dan tepat untuk melihat perubahan organ-organ
pasca mati di lapangan yang memberikan gambaran lebih mendalam dari
pathogenesis suatu penyakit (Awaludin et al., 2019).
Nekropsi merupakan pengambilan organ dari sampel yang akandigunakan untuk
proses uji selanjutnya. Organ yang diambil adalah bagian mata, otak, limpa dan
hati karna VNN menyerang sistem saraf, hati dan juga dapat mengenai limpa. Nekropsi
dilakukan langsung ditempat pengambilan sampel untuk menjaga organ tidak mengalami
kerusakan (Rahmawanti et al., 2021).

11
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan tempat


3.1.1 Pengenalan Jenis Obat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 2 November 2022. Pukul 09.30
WIB-selesai. Bertempat di Lab Nutrisi Universitas Muhammadiyah Malang.
3.1.2 Uji Telur pada Sampel Tinja
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 16 November 2022. Pukul
09.30 WIB-selesai. Bertempat Lab Nutrisi Universitas Muhammadiyah Malang.
3.1.3 Deteksi Mastitis
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 23 November 2022. Pukul
09.30 WIB-selesai. Bertempat di Lab Nutrisi Universitas Muhammadiyah
Malang.
3.1.4 Pengenalan Jenis Bloat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 23 November 2022. Pukul
09.30 WIB-selesai. Bertempat di Lab Nutrisi Universitas Muhammadiyah
Malang.
3.1.5 Teknik Pemeriksaan Sympthom
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 30 November 2022. Pukul
09.30 WIB-selesai. Bertempat di Lab Nutrisi Universitas Muhammadiyah
Malang.
3.16 Teknik Penyuntikan dan Vaksinasi pada Unggas
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 30 November 2022. Pukul
09.30 WIB-selesai. Bertempat di Lab Nutrisi Universitas Muhammadiyah
Malang.
3.1.7 Teknik Pengambilan Darah pada Ternak Unggas
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 30 November 2022. Pukul
09.30 WIB-selesai. Bertempat di Lab Nutrisi Universitas Muhammadiyah
Malang.

12
3.1.8 Teknik Pemeriksaan Pascamati Ayam
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 30 November 2022. Pukul
09.30 WIB-selesai. Bertempat di Lab Nutrisi Universitas Muhammadiyah
Malang.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Pengenalan Jenis Obat
3.2.1.1 Alat
Adapun alat pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Alat tulis
2. Buku tulis
3.2.1.2 Bahan
Adapun bahan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1 . Obat
3.2.2 Uji Telur Cacing Sampel Tinja
3.2.2.1 Alat
Adapun alat pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Gelas beaker
2. Ose
3. Mortar
4. Mortar
5. Gelas objek
6. Gelas penutup
7. Mikroskop
8. Korek
9. Pipet tetes
3.2.2.2 Bahan
Adapun bahan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Tinja segar
2. Larutan Nacl

13
3.2.3 Deteksi Mastitis
3.2.3.1 Alat
Adapun alat pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. CMT paddle
3.2.3.2 Bahan
Adapun bahan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Susu segar
2. CMT reagen
3.2.4 Pengenalan Jenis Bloat
3.2.4.1 Alat
Adapun alat pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Trocar
3.2.4.2 Bahan
Adapun bahan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Gedebog pisang
3.2.5 Teknik Pemeriksaan Sympthom
3.2.5.1 Alat
Adapun alat pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Thermometer
2. Stopwatch
3.2.5.2 Bahan
Adapun bahan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Ayam Hidup
3.2.6 Teknik Penyuntikan dan Vaksinasi pada Unggas
3.2.6.1 Alat
Adapun alat pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. socorex
2. Suntik
3.2.6.2 Bahan
Adapun bahan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Ayam Hidup
2. Medivac ND-IB

14
3.2.7 Teknik Pengambilan Darah pada Ternak Unggas
3.2.7.1 Alat
Adapun alat pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Spuit 1cc
2. Tabung reaksi
3.2.7.2 Bahan
Adapun bahan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Ayam hidup
3.2.8 Teknik Pemeriksaan Pascamati Ayam
3.2.8.1 Alat
Adapun alat pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Pisau
2. Nampan plastik
3. Gunting bedah
4. Silet
3.2.8.2 Bahan
Adapun bahan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Ayam hidup
3.3 Prosedur Praktikum
3.3.1 Pengenalan Jenis Obat
Adapun prosedur praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mengamati jenis obat dan fungsi obat.
2. Membedakan mana obat vitamin, vaksin, dan obat peredam rasa sakit.
3. Mencatat jenis obat dan fungsi obat.
4. Mencatat golongan-golongan obat.
3.3.2 Uji Telur Cacing pada Sampel Tinja
Adapun prosedur pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Sterilisasi gelas objek dengan korek api
2. Mengambil sampel tinja denga ose
3. Meletakkan sampel pada gelas objek
4. Beri sedikit larutan aquades seteril dengan pipet
5. Homogenkan denga ose

15
6. tutup dengan gelas penutup
7. Amati telur cacing dengan mikroskop perbesaran 400x
3.3.3 Deteksi mastitis
Adapun prosedur pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Ambil sampel susu sebanyak 1 ml
2. Letakkan sampel pada CMT paddle
3. tambahkan CMT reagen sebanyak 1 ml atau perbandingan 1:1
4. Goyangkan CMT paddle selama 30 detik - 1 menit
5. Amati perubahan yang terjadi pada susu
3.3.4 Pengenalan Jenis Bloat
Adapun prosedur pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Gambar desain tubuh sapi pada gedebog pisang
2. Cari kantung rumen, yang terletak dibelakang gambar 3 rusuk terakhir
3. Tusuk dengan trocar
3.3.5 Teknik Pemeriksaan Sympthom
Adapun prosedur pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Ambil ayam yang masih hidup
2. Amati bagian kepala ayam, meliputi jengger, paruh, mata, dan hidung
3. Amati pertumbuhan dan warna pada bulu ayam
4. Amati kotoran yang tertinggal pada bagian kloaka
5. Masukkan thermometer kedalam kloaka untuk mengukur suhu
6. Tempelkan jari pada hidung
7. Hitung jumlah pernafasan ayam selama 1 menit
8. Tempelkan jari pada urat nadi
9. Hitung jumlah denyut nadi selama 1 menit
10. Catat hasil dari seluruh pengamatan
3.3.6 Teknik Penyuntikan dan Vaksinasi pada Unggas
Adapun prosedur pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Ambil ayam yang masih hidup
2. siapkan vaksin ND, yang berupa vaksin tetes
3. Teteskan vaksin pada paruh, hidung, dan mata pada ayam

16
3.3.7 Teknik Pengambilan Darah pada Ternak Unggas
Adapun prosedur pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Siapkan suntik spuit 1cc
2. Ambil ayam yang masih hidup
3. Cari pembuluh vena brachialis pada bagian bawah sayap ayam
4. Ambil darah menggunakan suntik yang tersedia sampai penuh
5. Letakkan sampel darah pada tabung reaksi
6. Simpan dan tunggu selama 24 jam
7. Amati perubahan pada darah ayam
3.3.8 Teknik Pemeriksaan Pasacamati Ayam
Adapun prosedur pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Siapkan pisau sembelih
2. Ambil ayam yang masih hidup, kemudian sembelih
3. Bersihkan sedikit bulu yang mengganggu
4. Bedah bagian bawah perut ayam menggunakan pisau dan gunting bedah
5. Amati warna pada kantung hawa
6. Pisahkan organ dalam dengan karkas ayam
7. Amati otot yang terdapat pada kedua paha bagian dalam
8. Amati organ pencernaan proventikulus, gizzard, hati, dan usus
9. Amati organ pernafasan seperti saluran trakea, jantung dan paru paru
10. Amati organ penghasil antibodi di kloaka (bursa fabricius)
11. Catat kondisi organ organ tersebut
12. Bandingkan dengan organ organ ayam normal
13. Catat kemungkinan identifikasi penyakit

17
BAB IV
PEMBAHASAN
Langsung dilampirkan foto laporan mingguan/ tulis tangan dengan urutan :

1. Cover

2. Hasil

3. Pembahasan

18
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Adapun Kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Golongan jenis obat yakni anestetika anthelmetika, analgetika, antibiotika
dan antiseptica
2. Anestetika menimbulkan pengaruh sensasi tanpa rasa, Anthelmetika
merupakan obat untuk membunuh cacing, Analgetika berfungsi untuk
meredakan nyeri, Antibiotik berfungsi untuk mencegah dan mengobati
infeksi bakteri, Antiseptik berfungsi untuk membunuh bakteri.
3. Cacing yang biasa terdapat pada tinja yakni cacing berjenis trematoda,
cestoda, dan nematoda
4. Bentuk telur cacing yang terdapat pada tinja yakni bulat, lonjong, panjang,
dan tak beraturan
5. Metode pengujian sampel tinja ada tiga yaitu metode naktif, metode willis
atau apung, dan metode centrifudge
6. Cara pengujian sampel tinja yakni dengan meletakkan sampel pada objek
glass, kemudian beri aquades, dan amati dengan mikroskop
7. Jenis cacing yang terdapat pada sampel tinja sapi yakni trematoda, yang
berbentuk pipih dan lebar seperti daun
8. Jenis telur cacing yang terdapat pada sampel tinja yakni telur berbentuk
lonjong dengan bagian dalam berwarna lebih gelap yang diindikasikan
sebagai telur Fasciola gigantica
Adapun tujuan dari praktikum Deteksi Mastitis dan Pengenalan Bloat yang
telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Cara pengobatan mastitis yakni dengan mengoleskan antibiotic pada


ambing setiap selesai pemerahan.
2. Cara pencegahan mastitis yakni dengan senantiasa meningkatkan
kebersihan kendang dan kebersihan hewan ternak sapi.
3. Pengujian mastitis dengan metode CMT dengan bantuan CMT reagen
4. Cara melakukan pengujian mastitis yakni dengan mencampurkan susu
dengan CMT reagen dan menggoyangkan selama 30 - 1 menit

19
5. Gejala pada penyakit bloat yakni bagian rumen sebelah kiri menggembung
dan bersuara seperti drum ketika dipukul
6. Perilaku ternak yang terkena bloat yakni lebih sering berbaring, kurang
aktif dan konsumsi pakan yang menurun.
7. Pencegahan bloat yakni dengan memberikan pakan yang kadar airnya
tidak terlalu tinggi, dan pengurangan pakan yang mengandung leguminosa
tinggi.
8. Pengobatan bloat dengan menggunakan alat trocar yang ditusukkan ke
bagian kantung rumen di belakang rusuk paling akhir
Adapun tujuan dari Teknik Pemeriksaan Sympthon, Teknik Penyuntikan dan
Vaksinasi pada Unggas, Teknik Pengambilan darah pada Unggas dan Teknik
Pemeriksaan Pascamati Ayam yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan symthom pada unggas dilakukan dengan pengamatan pada


bagian bagian tubuh luar ungags
2. Teknik pemeriksaan symthon yakni dengan memeriksa Kesehatan bentuk
dan warna pada organ tubuh bagian luar yakni kepala, jengger, mata,
kloaka, paruh, serta menghitung denyut nadi, pernafasan dan pengukuran
suhu.
3. Metode penyuntikan pada unggas yang sering dilakukan yakni subcutan
dan intramuscular.
4. Metode vaksinasi dilakukan dengan meode penetesan pada mulut, hidung,
dan mata.
5. Metode pengambilan darah pada unggas dilakukan dengan suntik yang
dimasukkan pada pembuluh darah.
6. Suntik ukuran 1cc dimasukkan vena brachialis yang terletak di bagian
bawah sayap, kemudian pengambilan darah dapat dilakukan.
7. Metode pemeriksaan pascamati pada unggas dilakukan dengan
pengamatan perubahan pada organ organ bagian dalam yang menjadi dasar
indentifikasi penyakit
8. Identifikasi penyakit dapat dikalukan dengan memeriksa organ pernafasan,
organ pencernaan dan organ reproduksi pada ungags.

20
5.2. Saran
Adapun saran untuk praktikum yakni untuk alat dan bahan praktikum
seharusnya disiapkan dengan detail, serta untuk saran laporan mingguan yang
tulis tangan di ganti dengan soft file Microsoft word.

21
Daftar Pustaka

Awaludin A.et al. (2019). Jurusan Peternakan, Politeknik Negeri Jember 2


Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada Email : 3(1), 25–30.
Bere, J. F, et al.. (2022). Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Pada Anjing
Menggunakan Metode Certainty Factor. JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik
Informatika), 6(1), 245–252. https://doi.org/10.36040/jati.v6i1.4627
Christi, R. F., Setiawan, R., & Alhuur, K. R. G. (2022). Peningkatan Pengetahuan
Jenis-Jenis Penyakit Pada Kambing Perah di Kelompok Ternak Azkia Raya
dan Gotong Royong Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat. Farmers:
Journal of Community Services, 3(1), 25–29.
https://doi.org/10.24198/fjcs.v3i1.37617
Djajanti, A. D., & Arfah, U. K. (2016). Pola Penggunaan Anastesi pada Tindakan
Operasi Caesar di Instalasi Bedah Rumah Sakit. Pola Penggunaan Obat
Anastesi Pada Tindakan Operasi Caesar Di Instalasi Bedah Di Rumah Sakit
Labuang Baji Makassar, 53(9), 1689–1699.
Hariwan P, H. (2019). Jurnal PASTI Volume IX No 2, 203 – 219 ANALISA
PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PENENTUAN CAIRAN ANTISEPTIK
TANGAN YANG TERBAIK DENGAN METODE ANALYTICAL
HIERARCHY PROCESS (AHP). IX(2), 203–219.
Herdaningsih, S., Khofifah Akademi Farmasi Yarsi Pontianak, M., Panglima Aim
No, J., Pontianak, K., & Barat, K. (2021). UJI AKTIVITAS
ANTHELMINTIK EKSTRAK UMBI BATANG ROTAN (Calamus Rotang
L.) TERHADAP CACING GELANG AYAM ( Ascaridia Galli ) SECARA
IN VITRO PHRASE (Pharmaceutical Science) Journal. PHRASE
(Pharmaceutical Science) Journal, 1(1), 90–98.
http://openjournal.wdh.ac.id/index.php/Phrase/index
Inayati, I. D. K. Z. I. (2012). Evaluasi Efektivitas dan Keamanan Penggunaan
Obat Anestesi Umum di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Farmasains :
Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kesehatan, 2(1).
https://doi.org/10.22219/far.v2i1.1152
Kencana, G., Suartha, I., Paramita, N., & Handayani, A. (2016). Vaksin
Kombinasi Newcastle Disease dengan Avian Influenza Memicu Imunitas
Protektif pada Ayam Petelur terhadap Penyakit Tetelo dan Flu Burung
(COMBINED NEWCASTLE DISEASE (ND) AND AVIAN INFLUENZA
(AI) VACCINES INDUCE PROTECTIVE IMMUNE RESPONSE IN
COMMERCIAL LAYER AGAINST ND AND AI). Jurnal Veteriner, 17(2),
257–264. https://doi.org/10.19087/jveteriner.2016.17.2.257
Larasati, A. L., & Haribowo, C. (2020). Larasati A L, Gozali D, Haribowo C.
Penggunaan Desinfektan Dan Antiseptik Pada Pencegahan Penularan
Covid-19 Di Masyarakat. Maj Farmasetika 2020; 5(3): 137-145. 5(3), 137–
145.
Marliani, N. K., Pemayun, I. G. A. G. P., & Sudisma, I. G. N. (2018). Laporan
Kasus : Hemangioma pada Anjing Golden Retriever. Indonesia Medicus
Veterinus, 7(6), 728–736. https://doi.org/10.19087/imv.2018.7.6.728
Marpaung, A. . (2020). Kembang telang (Clitoria ternatea L.): pemanfaatan dan
bioaktivitas. EduMatSains, 4(2), 111–124.
Merauke, S. K. (2019). Musamus Journal of Animal Livestock Science, Vol. 1

22
No.2 April tahun 2019. 1(2), 53–59.
Namira, N., Cahyadi, A. I., Windria, S., Sarjana, M., Studi, P., Hewan, K.,
Kedokteran, F., & Padjadjaran, U. (2022). Kajian Pustaka: Komparasi
Metode Deteksi Mastitis Subklinis (Comparison of Subclinical Mastitis
Detection Methods: A Literature Review). Acta Veterinaria Indonesiana,
10(1), 39–50. http://www.journal.ipb.ac.id/indeks.php/actavetindones
Nurhayati, I. S., & Martindah, E. (2015). Controlling Subclinical Mastitis by
Antibiotic Application during Dry Period of Dairy Cow. Indonesian Bulletin
of Animal and Veterinary Sciences, 25(2), 65–74.
https://doi.org/10.14334/wartazoa.v25i2.1143
Pandey, P. V., Bodhi, W., & Yudistira, A. (2013). Uji Efek Analgetik Ekstrak
Rumput Teki ( Cyperus Rotundus L .) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar
( Rattus Novergicus ). PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT,
2(02), 44–49.
Pratomo, G. S., & Dewi, N. A. (2018). Tingkat Pengetahuan Masyarakat Desa
Anjir Mambulau Tengah terhadap Penggunaan Antibiotik. Jurnal Surya
Medika, 4(1), 79–89. https://doi.org/10.33084/jsm.v4i1.354
Rahayuda, S. (2016). Identifikasi Jenis Obat Berdasarkan Gambar Logo Pada Kemasan
Menggunakan Metode Naive Bayes. Klik - Kumpulan Jurnal Ilmu Komputer, 3(2),
125. https://doi.org/10.20527/klik.v3i2.46
Rahmawanti, A., Setyowati, D. N., & Mukhlis, A. (2021). Histopathological of
Brain, Eye, Liver, Spleen Organs of Grouper Suspected VNN in
Penyambuan Village, North Lombok. Jurnal Biologi Tropis, 21(1), 140–148.
https://doi.org/10.29303/jbt.v21i1.2439
Saputro, B., Santosa, P. E., & Kurtini, T. (2014). PENGARUH CARA
PEMBERIAN VAKSIN ND LIVE PADA BROILER TERHADAP TITER
ANTIBODI, JUMLAH SEL DARAH MERAH DAN SEL DARAH PUTIH
The Influence Ways Live ND Vaccine In Broiler Antibody Titer, The
Number of Red Blood Cells And White Blood Cell Count. Jurnal Ilmiah
Peternakan Terpadu, 2(3), 43–48.
http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIPT/article/view/501
Satyawardana, W., Ridwan, Y., & Satrija, F. (2018). Trematodosis pada Sapi
Potong di Wilayah Sentra Peternakan Rakyat (SPR) Kecamatan Kasiman,
Kabupaten Bojonegoro. Acta VETERINARIA Indonesiana, 6(2), 1–7.
https://doi.org/10.29244/avi.6.2.1-7
Sitio, S. L. M. (2018). Penerapan Fuzzy Inference System Sugeno untuk Menentukan
Jumlah Pembelian Obat (Studi Kasus: Garuda Sentra Medika). Jurnal Informatika
Universitas Pamulang, 3(2), 104. https://doi.org/10.32493/informatika.v3i2.1522
Soleha, T. U. (2015). Uji Kepekaan Terhadap Antibiotik. Juke Unila, 5(9), 121.
Sugiharto, S., & Isroli, I. (2015). Total leukosit dan diferensial leukosit darah
ayam broiler akibat penggunaan tepung onggok fermentasi rhizopus oryzae
pada ransum. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, 25(3), 59–68.
https://doi.org/10.21776/ub.jiip.2015.025.03.08
Susanti, W. G., Wicaksono, A., & Basri, C. (2021). Kejadian Kasus Penyakit
Newcastle di Peternakan Ayam Buras di Kabupaten Barru. Jurnal Ilmu
Pertanian Indonesia, 26(3), 379–385. https://doi.org/10.18343/jipi.26.3.379
Wardoyo, A. V., & Zakiah Oktarlina, R. (2019). LITERATURE REVIEW
Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Obat Analgesik Pada

23
Swamedikasi Untuk Mengatasi Nyeri Akut. Association Between the Level of
Public Knowledge Regarding Analgesic Drugs And Self-Medication in Acute
Pain, 10(2), 156–160. https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.138
Yanuartono, Y.-, Indarjulianto, S., Nururrozi, A., Purnamaningsih, H., & Raharjo,
S. (2018). Review: Peran pakan pada kejadian kembung rumen. Jurnal Ilmu-
Ilmu Peternakan, 28(2), 141. https://doi.org/10.21776/ub.jiip.2018.028.02.07

24

Anda mungkin juga menyukai