Oleh:
Oleh:
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Sebutan Ahli
Madya pada Program Diploma III Politeknik Negeri Samarinda
Menyetujui/Mengesahkan
Ketua Program Studi Manajemen
Lingkungan,
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Tak lupa
shalawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW beserta keluarga besar dan
para sahabat nabi. Dan hanya dengan izin-Nya, penulis dapat menyelesaikan
yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie. Praktek Kerja
Lapang dilakukan selama 2 bulan yaitu bermula dari awal bulan Maret 2015 dan
berakhir pada akhir April 2015. Kegiatan Praktek Kerja Lapang merupakan salah
satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir agar mendapat gelar Ahli Madya
penulis juga tidak terlepas menerima bantuan, bimbingan, dukungan, dan saran
dari banyak pihak, oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis
kepada:
Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie yang telah banyak membantu dan
Wahab Sjahranie yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang
telah banyak membantu dan mengajar penulis sampai selesainya Praktek
Kerja Lapang.
Samarinda.
Lingkungan.
9. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan pengetahuan dan ilmu yang
10. Kedua Orang Tua saya Bapak Syamsul Bahri,SE dan Ibu Siti Aisyah yang
telah melahirkan saya ke dunia ini, merawat dan memberikan kasih sayang
sejak kecil, serta untuk doa dan nasehatnya yang tidak pernah putus sampai
saat ini. Dan untuk keluarga besar saya terima kasih atas dukungan yang
diberikan.
11. Keluarga, kakak saya Mitra Sella Suliani,A.Md dan kedua adik saya Zepry
Ananda Syaputra dan Mega Sulvi Oktavia sangat tercinta yang telah banyak
memberi dukungan dan do’a kepada saya, serta Rully Ramdani, S.Sos
Pada kesempatan ini penulis memohon maaf kepada semua pihak atas
segala khilaf, baik dalam perbuatan maupun perkataan, baik yang sengaja
Lapang. Semoga apa yang telah diberikan kepada penulis akan mendapatkan
masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penulisan laporan ini,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan laporan ini. Demikian laporan ini penulis buat untuk dapat
dijadikan acuan pada praktek yang akan datang maupun untuk panduan para
pembaca laporan ini. Semoga laporan Praktek Kerja Lapang ini dapat
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Tujuan PKL ......................................................................... 4
1.3 Hasil PKL yang di Harapkan ............................................... 4
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
sebagai salah satu bentuk industri jasa yang memberikan pelayanan kesehatan,
terdiri atas berbagai unit operasional yang bekerja selama 24 jam per hari dan
tujuh hari per minggu. Sebagai institusi yang bersifat sosial-ekonomis, rumah
dampak negatifnya antara lain menghasilkan limbah (limbah medis maupun non
medis) yang dapat menimbulkan penyakit dan pencemaran yang perlu perhatian
khusus.
menjadi depot segala macam penyakit yang ada di masyarakat, bahkan dapat
pula sebagai sumber distribusi penyakit sebab selalu dihuni, dipergunakan, dan
dikunjungi oleh orang-orang yang rentan dan lemah terhadap penyakit. Di tempat
ini dapat terjadi penularan baik secara langsung (cross infection), melalui
dari limbah rumah sakit. Limbah rumah sakit dapat mencemari lingkungan
penduduk di sekitar rumah sakit dan dapat menimbulkan masalah kesehatan. Hal
ini dikarenakan dalam limbah rumah sakit dapat mengandung berbagai jasad
renik penyebab penyakit pada manusia termasuk demam typoid, kholera, disentri
Keadaan yang ada di masyarakat saat ini, terkait dengan lokasi rumah
sekitar lingkungan rumah sakit dengan adanya limbah rumah sakit baik limbah
ketat, maka pihak rumah sakit umumnya menempatkan sarana pengolah limbah
pada skala prioritas yang rendah sebab penyediaan sarana pengolah limbah
rumah sakit membutuhkan biaya investasi yang besar sehingga secara paralel
tersebut.
dengan kapasitas kecil sampai sedang. Untuk itu, perlu disebarluaskan informasi
pihak pengelola limbah rumah sakit dapat memilih teknik pengelolaan limbah
rumah sakit yang sesuai dengan karakteristik limbah yang akan diolah, yang
(Anonim 2014).
kekuatan bangsa dan diharapkan mampu berperan serta secara ilmiah sehingga
dan pengabdian Penulis melalui disiplin ilmu sebagai implementasi terhadap ilmu
semakin kuat maka perlu diadakan suatu kegiatan yang terencana dan sistematik
serta aplikatif untuk melatih dan mendidik Penulis agar menjadi intelektual muda
lapangan, maka diadakan Praktik Kerja Lapang (PKL) di Rumah Sakit Umum
Lingkungan dan juga sebagai salah satu syarat kelulusan bagi setiap Penulis
Penulis :
implementasi dari ilmu yang selama ini diperoleh melalui bangku kuliah dan
sakit.
rumah sakit.
5. Memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas dan dapat
6. Memahami penggunaan alat, bahan dan sarana yang tepat dan efisien dalam
6. Selama dalam waktu PKL diharapkan penulis dapat lebih kreatif dan peka
Rumah Sakit Umum ini dibangun tahun 1933, kepunyaan kerajaan Kutai
Juliana atau Emma Straat (sekarang jalan Gurami), Samarinda. Dokter yang
ditempati Rumah Sakit Islam (RSI) Samarinda, meski bentuk dan ukurannya tak
lagi persis sama dengan bangunan awal landschap hospital didirikan. Kapasitas
layanan pasti berbeda jika dibandingkan dengan RSUD Abdul Wahab Sjahranie
yang ada sekarang. Selain faktor modernisasi, faktor jumlah penduduk pun turut
orang asli Indonesia pada 1938. Dokter yang sangat berjasa itu adalah dr
yang ada di rumah sakit ketika itu dan harus bertanggung jawab melayani
Pada 1974, Pemprov Kaltim yang ketika itu dipimpin Gubernur Abdoel
Wahab Sjahranie mulai memikirkan untuk membangun satu rumah sakit yang
rumah sakit yang baru, yang kini menjadi RSUD Abdul Wahab Sjahranie.
Pada tanggal 12 November 1977, rumah sakit yang baru digunakan itu
diberi nama Rumah Sakit Segiri. Secara keseluruhan, peralatan dari Landschaap
Hospital baru bisa dipindahkan pada 21 Juli 1984. 2 tahun kemudian, tepatnya
22 Februari 1986, rumah sakit ini kembali berganti nama menjadi Rumah Sakit
mewujudkan rumah sakit yang lebih layak bagi masyarakat (Merry O, 2012).
Pada tanggal 21 Juli 1984, seluruh Pelayanan Rawat Inap dan Rawat
1984 Jalan dipindahkan dari rumah sakit lama (Selili) kelokasi rumah sakit
umum baru yang terletak di Jln.Palang Merah Indonesia.
Timur. Status kelas B berlangsung sejak tahun 1993 atas dasar: SK Menkes No.:
1993. Dan terhitung sejak bulan Januari 2014 Rumah Sakit Umum Daerah
A.Wahab Sjahranie sebagai TOP REFERAL, dan sebagai Rumah Sakit Kelas A
Kepala Daerah Tingkat I Kaltim No.: 528 tahun 1990 yang ditetapkan di
a. Motto
b. Falsafah
c. Visi
d. Misi
f. Budaya Kerja
1) Rumah Sakit AWS adalah taman bunga kita, kepentingan pasien adalah
yang utama
4) Organisasi pembelajar
berkelanjutan dalam :
secara professional, tepat, aman dan efisien yang berfokus dan berorientasi
kepada pasien/pelanggan.
Medis 13 12 24 24 37
Keperawatan 85 158 202 219 417
Honorer
Tenaga Penunjang Medis 15 35 19 19 82
Administrasi 117 144 187 187 259
Total 1280 1513 1644 1699 1700
Sumber : RSUD AWS Samarinda
Wahab Sjahranie
a) Visi
Menjadikan rumah sakit dengan pelayanan bertaraf internasional.
b) Misi
1. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan berstandar internasional.
c) Tujuan
1. Terciptanya pelayanan kesehatan yang paripurna bermutu dan terjangkau
air, kamar mandi dan WC. Untuk pemeliharaan tersebut, kebijakan dari Rumah
Pengertian limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari
kegiatan Rumah Sakit dalam bentuk padat, cair, pasta (gel) maupun gas yang
Limbah Rumah Sakit yaitu buangan dari kegiatan pelayanan yang tidak
dipakai ataupun tidak berguna termasuk dari limbah pertamanan. Limbah rumah
sakit cenderung bersifat infeksius dan kimia beracun yang dapat mempengaruhi
Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan
Rumah Sakit dari pencemaran limbah yang dihasilkannya maka Rumah Sakit
melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber dan harus mengelola dan
pihak yang berwenang. Pewadahan limbah padat non medis dipisahkan dari
limbah medis padat dan ditampung dalam kantong plastik warna hitam khusus
untuk limbah medis non padat (Kepmenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004,
Tabel 6. Klasifikasi Limbah Medis Padat yang Berasal dari Rumah Sakit
Limbah padat rumah sakit yang lebih dikenal dengan pengertian sampah
rumah sakit. Limbah padat (sampah) adalah sesuatu yang tidak dipakai, tidak
disenangi, atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari
(Azwar, 1990).
Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang
berbentuk padat akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat
akibat kegiatan Rumah Sakit yang terdiri dari limbah medis dan non medis, yaitu:
1. Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan
2. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius,
yang tinggi.
yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam
jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia
yang rentan.
4. Limbah sangat infeksius adalah limbah yang berasal dari pembiakan dan
dan bahan lain yang diinokulasi, terinfeksi atau kontak dengan bahan yang
sangat infeksius.
antara sampah padat medis dan sampah padat non medis yang dipisahkan lagi
antara kering dan basah. Kebijakan dari direktur mengenai pengelolaan sampah
yang menggunakan pedal injak dan dilapisi kantong plastik warna kuning
yang dibedakan antara sampah padat medis basah dan kering yang
diletakkan bersebelahan, diruang tindakan baik rawat inap dan rawat jalan.
b) Untuk sampah padat non medis basah dan kering menggunakan bak sampah
pendegradasi limbah cair. Sumber limbah cair domestik berasal dari kantin, gizi,
kamar mandi dan toilet. Sedangkan sumber limbah cair medis berasal dari
pelayanan medis, ruang perawatan inap, ruang rawat jalan, ruang operasi, ruang
limbah.
2. Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah yang
bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak
kembali.
5. Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui proses
Bacillus subtilis.
Apabila rumah sakit tidak mempunyai jarum yang sekali pakai (disposable),
berikut :
Tabel 7. Jenis Wadah dan Label Limbah Medis Padat Sesuai Kategori
Wadah
No. Kategori kontainer/kan Lambang Keterangan
tong plastik
Kantong plastik
kuat, anti bocor, atau
Sangat
2 Kuning kontainer yang dapat
infeksius
di sterilisasi
dengan otoklaf
Limbah
infeksius, Plastik kuat dan anti
3 Kuning
patologi bocor atau kontainer
anatomi
Kontainer plastik
4 Sitotoksik Ungu
kuat dan anti bocor
Sambungan : Tabel 7
Limbah
kimia Kantong plastik atau
5 Coklat -
dan kontainer
farmasi
Sumber : Kepmenkes No. 1204/Menkes/SK/X/2004
8. Daur ulang tidak bisa dilakukan oleh rumah sakit kecuali untuk pemulihan
9. Limbah Sitotoksik dikumpulkan dalam wadah yang kuat, anti bocor, dan
mengacu pada semua limbah yang dihasilkan oleh rumah sakit, baik itu limbah
yang menular dan yang tidak menular, limbah infeksius, limbah kimia dan limbah
dengan pembakaran di incenerator, tetapi yang sering jadi masalah ialah emisi
udara dari incenerator tersebut yang dapat mencemari udara apabila tidak
berbentuk abu dan dilakukan netralisasi dan solidifikasi abu hasil bakaran dan
rumah sakit sehingga diperlukan standar pengoperasian yang baik. Hal yang
perlu diperhatikan dalam pengoperasian incenerator antara lain dimulai dari alat
peindung diri (APD) dari karyawan yang bertugas, durasi pengumpulan limbah
dari setiap ruang rumah sakit, pengemasan limbah, durasi dan sistem
pembakaran termasuk pengoperasian insinerator dalam suhu tinggi (>10000C),
limbah bahan beracun dan berbahaya (limbah B3) adalah sisa suatu usaha
yang lain. Limbah medis adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah
sakit dalam bentuk padat, cair, dan gas. Limbah Padat B3 terdiri dari limbah
infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis,
kandungan logam berat yang tinggi. Pengelolaan limbah rumah sakit mengacu
pembakaran dalam suatu sistem yang terkontrol dan terisolir dari lingkungan
ruang pembakaran, yaitu Ruang Bakar 1 (Primary Chamber) dan Ruang Bakar 2
(Secondary Chamber).
a. Primary Chamber
Berfungsi sebagai tempat pembakaran limbah. Kondisi pembakaran dirancang
limbah itu sendiri. Udara (oksigen) untuk pembakaran di suplai oleh blower
dapat berupa padatan tak terbakar (logam, kaca) dan abu (mineral),
b. Secondary Chamber
Gas hasil pembakaran dan pirolisa perlu dibakar lebih lanjut agar tidak
dengan baik jika terjadi pencampuran yang tepat antara oksigen (udara)
dengan gas hasil pirolisa, serta ditunjang oleh waktu tinggal (retention time)
blower dalam jumlah yang terkontrol. Selanjutnya gas pirolisa yang tercampur
gas-gas pirolisa (Metana, Etana dan Hidrokarbon lainnya) terurai menjadi gas
ambien pada cerobong mesin insenerator oleh Balai Riset dan Standardisasi
macam agen antimikroba, dan lebih banyak lagi. Banyak yang akan bertahan,
contohnya, pada cuaca tertentu organisme memiliki kulit, pada beberapa tubuh
zat cair atau pada udara, Air, makanan, kotoran, atau ruangan berdebu. Caranya
harus dirubah, oleh karena itu, dengan masalah nyata. Hal ini tidak mungkin,
bagaimanapun pada garis besarnya tentunya prinsip dasar digaris bawahi pada
alat/bahan. Sterilisasi adalah cara yang paling aman dan paling efektif untuk
Sterilisasi basah dilakukan dengan uap panas pada tekanan tertentu misalnya
paling efisien karena suhu yang dicapai melebihi titik didih air yaitu 121ºC dan
lama sterilisasi pada umumnya 20 menit. Lama sterilisasi dihitung mulai dari
saat suhu mencapai 121ºC, untuk seperti kain kasa dan kapas lama sterilisasi
b. Sterilisasi Kering
Dilakukan didalam oven, membutuhkan suhu yang lebih tinggi yaitu umumnya
antara 150-170 ºC dan waktu yang lebih lama dari pada autoclave. Digunakan
terbatas untuk alat gelas dan bahan minyak, gas atau bubuk yang rusak
dengan uap. Untuk mematikan spora dibutuhkan waktu 2 jam pada suhu
180ºC.
Ada beberapa bahan kimia yang merupakan racun bagi mikroorganisme tetapi
tidak banyak yang di pakai sebagai bahan sterilisasi. Bahan kimia yang
digunakan untuk sterilisasi antara lain gas etilen oksida, formaldehid. Gas ini
merupakan bahan kimia yang sangat relatif, sehingga cukup berpotensi untuk
Merupakan metode sterilisasi yang dipakai untuk larutan yang tidak tahan
panas seperti serum,plasma atau tripsin. Jenis saringan terbuat dari selulosa
difiltrasi. Dan ukuran penyaring (filter) yang digunakan untuk sterilisasi adalah
ditularkan melalui udara pada ruang kultur jaringan. Efek samping dapat
merusak retina mata dan sel-sel yang bermitosis sehingga tidak diperbolehkan
bekerja dibawah sinar UV, selain itu sinar Ultra Violet juga bersifat mutogenik
(Darmadi, 2008).
rumah sakit antara lain adalah pembasmian nyamuk, lalat, semut, tikus dan
kucing. Untuk pembasmian nyamuk, lalat dan semut dilakukan oleh personel dari
bulan sekali atau setiap ada kasus tertentu. Sedangkan untuk pembasmian
Air merupakan sumber daya yang mutlak harus ada bagi kehidupan. hal
ini dibuktikan dengan keberadaan air dalam tubuh organisme. Tubuh manusia
kurang lebih 70% terdiri atas air, karena air merupakan pelarut yang universal.
menentukan karakteristik air tersebut, baik secara kimia maupun secara fisis dan
sampel limbah cair dapat diperoleh sekitar satu bulan, kemudian membuat
Dalam pelaksanaan program air bersih ini, rumah sakit menggunakan air
Pemeriksaan Fisik Kimia dan mikrobiologi oleh Balai Riset dan Standardisasi
Industri Samarinda setiap 6 bulan sekali, dengan lokasi titik sampling antara lain :
1. Teratai
2. Mawar
1. Instalasi Gizi
3. HD (Hemodialisa)
dilakukan selama Praktek Kerja Lapang dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini :
Kelompok
No. Uraian Kegiatan Lokasi Tanggal
Kegiatan
RSUD A.
a. Mendata Jumlah 07,08,11,16,17,23 Maret
Wahab
Bak Sampah & 13,23 April 2015
Sjahranie
b. Mendata Berat
TPS RSUD A.
Sampah Medis dan 08,19,23 Maret & 02
Wahab
Non MedisPer April 2015
Sjahranie
ruangan
Pengelolaan c. Pembakaran RSUD A.
1. 04,06,12,23,26 Maret
Limbah Padat Sampah Medis Di Wahab
2015
Insenerator Sjahranie
d. Pengangkutan
Sampah Domestik Bukit Sampah 11 Maret 2015
Ke TPA
RSUD A.
e. Uji Emisi, Ambien
Wahab 02 April 2015
dan Kebisingan
Sjahranie
Teratai 2,
Melati, Instalasi
Gizi, Bedah
Pengambilan Sampel
2. Penyehatan Air Sentral, HD, 13 April 2015
Air Minum
CSSD RSUD A.
Wahab
Sjahranie
a. Penanganan RSUD A.
Masalah Kerusakan Wahab
3. Penyehatan 09 Maret & April 2015
Sarana Rumah Sakit Sjahranie
Ruang dan
Bangunan
b. Pengawasan RSUD A. 05,06,16,19,24,31 Maret
Kebersihan Per Wahab & 08,09,22,27 April
Zona Sjahranie 2015
Sambungan : Tabel 8
04,05,11,12,13,20,31
RSUD A.
Maret &
c. Sterilisasi Ruangan Wahab
01,06,07,10,15,16,
Sjahranie
21,24,27,30 April 2015
Pengendalian
Serangga dan RSUD A.
20,26, Maret & 20 April
4. Binatang Pest Control Wahab
2015
Pengganggu Sjahranie
Lainnya
BAB III
HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG
a. Tujuan
Mendata jumlah bak sampah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
berapa jumlah bak sampah yang ada di setiap ruangan rumah sakit, untuk
mengetahui bak sampah sudah mencukupi untuk setiap ruangan dan bak
b. Dasar Teori
Tempat sampah (bahasa Inggris: waste container) adalah tempat untuk
menampung sampah secara sementara, yang biasanya terbuat dari logam atau
membuang sisa keperluan dapur seperti kulit buah atau botol. Ada juga tempat
memiliki penutup pada bagian atasnya untuk menghindari keluarnya bau yang
dikeluarkan sampah. Kebanyakan harus dibuka secara manual, namun saat ini
sampah ketika sudah penuh, cukup dengan membawa kantong yang melapisi
tempat sampah lalu menggantinya dengan yang baru. Hal ini memudahkan
sampah yang ditempatkan di sisi sepanjang jalan yang secara frekuentif dapat
a) Kamera
b) Pulpen
c) Buku
d. Prosedur Kerja
1) Mempersiapkan buku dan pulpen
1. Sakura 16 15 19 176
2. IGD 12 7 18 10
3. Cempaka 1 3 2 20 2
4. Cempaka 2 2 2 8 2
5. Teratai 1 4 - 12 13
6. Teratai 2 4 - 8 10
7. Teratai 3 4 - 16 12
8. Endelwies 4 - 16 1
9. Mawar 3 - 10 2
10. Melati 2 - 10 -
11. Anggrek 3 2 9 13
12. Flamboyan 2 1 12 2
Sambungan : Tabel 9
13. Angsoka 2 - 12 2
14. Seruni 2 - 12 2
15. Dahlia 2 - 12 2
16. ICU 2 2 9 4
17. ICCU 2 1 3 2
18. Radiologi 4 2 20 2
20. PICU/NICU 15 4 - 2
22. Poliklinik 12 3 30 20
f. Pembahasan
Dari hasil kegiatan mendata bak sampah per ruangan yang telah
dilaksanakan, dapat diketahui keseluruhan jumlah bak sampah medis yang besar
yaitu 119 dan bak sampah medis yang berukuran kecil 47, sedangkan untuk bak
sampah non medis yang berukuran besar berjumlah 279 dan bak sampah non
medis yang berukuran kecil berjumlah 261. Untuk penggunaan bak sampah di
penggunaan kantong plastik yang berbeda untuk limbah medis, limbah non
medis, dan kemoterapi. Untuk bak sampah non medis menggunakan kantong
plastik warna hitam, bak sampah medis menggunakan kantong plastik warna
kuning dan untuk kemoterapi menggunakan kantong plastik berwarna ungu, dan
untuk limbah jarum diletakkan dijerigen bekas agar tidak membahayakan bagi
a. Tujuan
Memantau berat sampah per ruangan dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui persentasi berat sampah medis dan non medis yang dihasilkan per
b. Dasar Teori
Dalam kegiatan sehari-hari rumah sakit menimbulkan banyak sampah
adalah sampah yang diambil dari lokasi pengambilan terpilih, untuk diukur
kertas-katon, kayu, kain-tekstil, karet-kulit, plastik, logam besi-non besi, kaca dan
Sampah yang dihasilkan berupa sampah medis dan non medis. Sampah
dengan sampah non medis adalah sampah yang berasal dari unit pelayanan sisa
a) Timbangan
b) Kamera
c) Pulpen
d) Buku
d. Prosedur Kerja
1) Mempersiapkan buku dan pulpen
2) Menyediakan timbangan
sampah medis dan non medis yang dihasilkan per ruangan dalam jangka waktu
f. Pembahasan
Dari hasil kegiatan mendata jumlah berat sampah per ruangan yang telah
perbulan untuk semua ruangan sampah medis pada bulan Maret yaitu 17.802 Kg
dan untuk bulan April yaitu 15.918 Kg, sedangkan jumlah sampah non medis
pada bulan Maret yaitu 75.980 Kg dan pada bulan April yaitu 92.885 Kg. Jumlah
sampah medis dan non medis tergantung dari kegiatan yang dilaksanakan rumah
sakit.
jumlah sampah secara efektif, yaitu dengan cara mengambil beberapa kantong
plastik sebagai sampel, kemudian menghitung jumlah kantong plastik yang ada
a. Tujuan
Pembakaran sampah medis di insenerator dengan tujuan untuk:
3) Mencegah daur ulang sampah medis yang sangat berbahaya dan dapat
b. Dasar Teori
Insinerasi adalah pembakaran limbah padat menggunakan suatu alat
listrik atau untuk memanaskan ruangan. Meski demikian, tidak semua jenis
limbah padat dapat dibakar dalam insinerator. Jenis limbah padat yang cocok
untuk insinerasi di antaranya adalah kertas, plastik, dan karet, sedangkan contoh
jenis limbah padat yang kurang sesuai untuk insinerasi adalah kaca, sampah
b) Incenerator
c) Kamera
d) Buku
e) Pulpen
a) Solar
b) Sampah Medis
d. Prosedur Kerja
1) Petugas harus memakai Alat Pelindung Diri (APD), seperti helm, masker,
3) Sampah medis dari ruangan ditimbang dan dicatat dalam buku monitoring
8) Apabila hasilnya tidak baik segera laporkan ke bagian terkait (IPS RS)
medis yang berbahaya jika terkena tubuh pasien seperti jarum suntik, tabung
Insinerasi material sampah mengubah sampah menjadi abu, gas sisa hasil
bertekanan tinggi serta suhunya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. (Min.
dan jumat tergantung dari cuaca dan jumlah limbah medis. Jumlah limbah medis
a. Tujuan
Kegiatan pengangkutan sampah ke TPS dilakukan dengan tujuan untuk
rumah sakit yang bisa mengakibatkan/menimbulkan bau yang tidak enak dan
b. Dasar Teori
Tempat pembuangan akhir (TPA) atau tempat pembuangan
sampah (TPS) ialah tempat untuk menimbun sampah dan merupakan bentuk
tertua perlakuan sampah. TPA dapat berbentuk tempat pembuangan dalam (di
tempat yang digunakan oleh produsen. Dahulu, TPA merupakan cara paling
umum untuk limbah buangan terorganisir dan tetap begitu di sejumlah tempat di
penyediaan fasilitas dan perlakuan yang benar agar keamanan tersebut dapat
a) Truk
b) Gerobak sampah
c) Kamera
d) Pisau
b) Kantong plastik
d. Prosedur Kerja
1) Mengambil sampah dari ruang dan dikumpul di suatu tempat
terlebih dahulu.
5) Sampah yang dianggap tidak berbahaya dan tidak memiliki nilai ekonomis
Abdul Wahab Sjahranie dapat dihilangkan agar dapat menampung lagi sampah
yang nantinya dibawa dari ruangan sebelum dibawa ke TPA, bau yang tidak
enak dapat dihilangkan dan dapat mencegah hewan seperti tikus, kecoa dan
f. Pembahasan
Kegiatan pengangkutan sampah dilakukan secara rutin setiap hari jam
11.30 siang. Sebelum sampah dibawa ke TPA, sampah terlebih dahulu dipilah
antara sampah yang bernilai ekonomis dan sampah yang tidak bernilai
ekonomis.Sampah yang bernilai ekonomis seperti botol aqua bekas, gelas aqua,
kardus, dan limbah plastik lainnya akan dijual oleh pengumpul sampah dan
a. Tujuan
Uji emisi dan ambien dilakukan dengan tujuan untuk memantau kualitas
udara emisi, ambien dan kebisingan di sekitar RSUD Abdul Wahab Sjahranie
dan untuk mengetahui apakah udara emisi, ambien dan kebisingan di sekitar
b. Dasar Teori
Ambien adalah udara sekitar kita di lapisan troposfer yang apa adanya
yang sehari-hari kita hirup. Dalam keadaan normal, udara ambien ini akan terdiri
dari gas nitrogen (78%), oksigen (20%), argon (0,93%) dan gas karbon dioksida
(0,03%). Udara emisi adalah udara yang langsung dikeluarkan oleh sumber emisi
seperti knalpot kendaraan bermotor dan cerobong gas buang pabrik. Tergantung
dari pengelolaan lingkungannya, udara emisi bisa mencemari udara ambien atau
tidak mencemari udara ambien. Oleh sebab itu perlu diadakan analisis udara
ambien dan udara emisi dengan beberapa parameter. Parameter-parameter
kualitas udara yang dipantau umumnya hampir sama seperti gas SOx, CO, NO2,
yang tidak dikehendaki yang dapat menimbulkan rasa sakit dan mengganggu
yang tidak di ketahui dan dapat dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan,
b) Dust Collector
c) Envirometer
d) HDAS
d. Prosedur Kerja
Untuk uji emisi dan ambien dilakukan oleh petugas dari Balai Riset dan
RSUD Abdul Wahab Sjahranie dapat dipantau. Dan dapat diketahui apakah
udara emisi, ambien dan kebisingan di sekitar rumah sakit memenuhi standar
f. Pembahasan
Setiap 6 bulan sekali dilaksanakan kegiatan pemeriksaan uji emisi,
ambien dan kebisingan pada cerobong mesin insenerator oleh Balai Riset dan
gedung utama
a. Tujuan
Pengambilan sampel air minum dan air bersih dilakukan dengan tujuan
agar penyediaan air bersih dan air minum di RSUD A. Wahab Sjahranie dapat
kesehatan.
b. Dasar Teori
Air bersih adalah air sehat yang dipergunakan untuk kegiatan manusia
dan harus bebas dari kuman-kuman penyebab penyakit, bebas dari bahan-bahan
kimia yang dapat mencemari air bersih tersebut. Air merupakan zat yang mutlak
bagi setiap mahluk hidup dan kebersihan air adalah syarat utama bagi
terjaminnya kesehatan. Menurut Peraturan Menteri Kesehata RI Nomor : 41
Pengawasan Kualitas Air bersih, Air minum adalah air yang kualitasnya
Permendagri No. 23 tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara
Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum, Departemen
dalam Negeri Republik Indonesia, Air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
a) Pelita
b) Korek api
e) Kertas
f) Pulpen
a) Spiritus
b) Alkohol
c) Air
d) Kapas
e) Tisu
f) Lakban
d. Prosedur Kerja
1) Mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan
5) Hidupkan pelita
7) Sterilkan botol kaca, tutup botol kaca, jerigen, tutup jerigen, kran air
kemudian lap mulut botol kaca, jerigen, tutup botol kaca, tutup jerigen,
dan kran air dan dilanjutkan dengan memanaskan semua alat tersebut di
8) Hidupkan kran air dan isi botol kaca dan jerigen hingga penuh
10) Setelah pengambilan sampel air selesai, sampel air di bawa ke Baristand
untuk diuji.
ditentukan, kualitas air minum dapat terpantau dan terlindungi secara terus
menerus dan dapat diketahui apakah kualitas air minum yang digunakan untuk
f. Pembahasan
Setiap 6 bulan sekali, Instalasi KESLING mengambil sampel air minum
2) Melati
3) Instalasi Gizi
6) HD (Hemodialisa)
Sampel air yang telah diambil akan dihantar ke Baristand (Balai Riset dan
bersih, hasil pemeriksaan sampel air dapat diperoleh sekitar satu bulan,
kepada:
a. Tujuan
Penanganan masalah kerusakan sarana rumah sakit dilakukan dengan
tujuan untuk memperbaiki sarana rumah sakit yang rusak agar bisa digunakan
kembali dan nyaman digunakan oleh karyawan maupun pengunjung dan pasien
b. Dasar Teori
Penanganan masalah kerusakan sarana Rumah Sakit adalah salah satu
a) Pipa kompresor
b) Kamera
c) kran
2) Bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah Shock
(soda api)
d. Prosedur Kerja
1) Menuju ruangan yang melaporkan tentang kerusakan
dan pasien yang berada di RSUD Abdul Wahab Sjahranie dan tidak
f. Pembahasan
Penanganan masalah kerusakan Sarana Rumah Sakit akan ditangani
oleh petugas KESLING, namun jika petugas dari KESLING tidak dapat
a. Tujuan
Pengawasan kebersihan zona dilakukan dengan tujuan untuk memantau
b. Dasar Teori
Pengawasan kebersihan adalah pemeriksaan berkala terhadap suatu
proses atau kondisi yang telah berjalan, dan merupakan perangkat pemeriksaan
SML terhadap rencana yang telah ditetapkan dalam tujuan dan sasaran
c. Alat
Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:
a) Kamera
b) Buku
c) Pulpen
d. Prosedur Kerja
Pengawasan kebersihan zona RSUD Abdul Wahab Sjahranie dilakukan
dengan cara:
menjadi 3 zona, yaitu zona 1 zona resiko rendah, zona 2 zona resiko sedang dan
zona 3 zona resiko tinggi. Setiap zona akan diawasi oleh dua orang petugas
kebersihan Rumah Sakit dan harus melaporkan segera jika ada terjadi
a. Tujuan
Pengendalian serangga dan binatang pengganggu lainnya ini dilakukan
Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie agar tidak menggaggu maupun menjadi
b. Dasar Teori
Pengendalian vektor adalah sebuah usaha yang dilakukan untuk
tumbuhan. Contoh: Kucing, tikus, nyamuk, lalat dan semut (Sumantri, 2010).
berdarah, anti rayap, nyamuk, kecoa dan tikus. Pest control dalam bahasa
dengan hama dan pestisida. Pest control berasal dari dua kata dalam bahasa
Inggris yaitu pest dan control. Pest berarti hama sedangkan control berarti
hama atau penyucian hama pest control bertujuan untuk membuat kehidupan
nyaman dan sehat manusia di area perkotaan, terhindar dari gangguan hama
dan resiko penyakit maupun kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh hama
c. Pembahasan
a. Alat
Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini adalah:
a) Kandang
b) Stik Jaring
c) Kamera
2) Memakai APD
6) Membuang ke TPA
penyakit infeksius di rumah sakit, kucing yang di dapat sebanyak 5 ekor kucing 1
ekor kucing di areal ruang rawat inap endelwis, 2 ekor kucing di areal ruang
rawat inap melati, 1 ekor kucing di selasar ruang kemoterapi dan 2 ekor kucing
lainnya di tangkap di areal kantin depan ruang rawat inap seruni dengan hasil
b) Kamera
a) Racun tikus
b) Roti
b. Prosedur Kerja
1) Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2) Memakai APD
Area yang di dapatkan tikus di depan ruang rawat inap sakura 3 ekor tikus, ruang
rawat inap tulip 2 ekor tikus, di belakang ruang rawat inap flamboyan 2 ekor tikus
dan di belakang ruang gizi 4 ekor tikus dan ruangan-ruangan lainnya. total
setelah penangkapan dan dikumpulkan menjadi satu seluruh tikus dan di data
jumlahnya setelah itu tikus tersebut di buang dengan cara menguburkan di areal
b) Kamera
b. Prosedur Kerja
1) Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2) Memakai APD
nyamuk untuk mengurangi penularan dari darah dengan gigitan nyamuk dari
pasien yang infeksius kepada pasien lain dan petugas kesehatan lainnya di
ruang rawat inap tulip (ruang inap penyakit resiko zona tinggi) dan di halaman
b) Plaster
d) Kamera
a) Perekat beraroma
b. Prosedur Kerja
1) Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2) Memakai APD
3) Menggelembungkan sarung tangan karet
dihinggapi lalat
penyakit baru pada pasien di rumah sakit dihasilkan 3 ekor lalat di dalam
b. Prosedur Kerja
1) Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2) Memakai APD
yang di tularkan, semut yang bersarang di selasar rumah sakit sudah tidak ada
semut.
a. Tujuan
Sterilisasi ruangan dilakukan dengan tujuan untuk mencegah transmisi
penyakit yang telah digunakan oleh pasien yang menderita penyakit menular
berbahaya.
b. Dasar Teori
Sterilisasi adalah menghilangkan semua bentuk kehidupan, baik bentuk
atau dengan cara lain hingga tidak ada organisme hidup yang tertinggal.
yang lebih dari 106 (yaitu, lebih dari 99,9999% terbunuh). Sterilisasi dapat
dilakukan dengan fisik maupun kimia. Metode fisik didasarkan pada tindakan
basah) iradiasi atau pada pemisahan secara mekanis melalui filtrasi. Cara kimia
mencakup sterilisasi gas dengan etilen oksida atau gas yang menyemburkan
( Amette et al.,2002).
c. Alat dan Bahan
1) Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:
clothes
c) Kamera
d) Spidol
e) Buku
b) Solasi
d. Prosedur Kerja
1) Menuju ruangan yang akan disteril.
airborne.
Tinggi).
mesin ini.
celah/lubang sedikitpun).
10) Operator disarankan memakai masker bila masuk ruangan yang baru
selesai didesinfeksi.
12) Putar switch besar pengatur luas ruangan dan switch kecil pengatur
13) Apabila mesin sudah mati (secara otomatis), maka ruangan didiamkan
sebanyak 37 ruangan. Ruangan yang telah dipakai oleh pasien yang menderita
penyakit menular seperti Difteri, Morbili, TB Paru, HIV AIDS dan yang sejenisnya,
f. Pembahasan
Sterilisasi ruangan hanya dilakukan jika pasien yang telah menempati
ruangan tersebut menderita penyakit yang berjangkit melalui udara seperti Difteri,
5.1 Kesimpulan
Lingkungan Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie dan mengkaji beberapa
Wahab Sjahranie, maka pada bab penutup ini dapat dibuat kesimpulan dari hasil
kegiatan Praktek Kerja Lapangan dan penulis juga dapat memberikan saran-
1. Memahami tugas dan fungsi rumah sakit serta mempelajari melalui pedoman
sesuaikan.
4. Dapat mengenal alat dan cara penggunaan yang tepat untuk digunakan pada
5. Dapat mengenal jenis limbah dan membedakan dengan limbah padat yang
kerapian taman. Sehingga para karyawan dan pasien selalu merasa nyaman
RSUD Abdul Wahab Sjahranie dan sekitarnya. Karena dari sana lah timbul
sarang Nyamuk.
rusak dan tidak lancar. Agar aliran dari bak control ke Instalasi Pembuangan
pembuntuan.
yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
A. Persiapan
1. Bersihkan ruangan dengan mengepel lantai dan dinding yang bisa dipel
dengan cairan Surfanios Primium, serta seluruh permukaan peralatan
medis yang terdapat dalam ruangan yang akan dilakukan Airborne
dengan cairan Surfaniosafe.
2. Letakkan Aerosept 100 VF ditengah ruangan yang akan dilakukan
Airborne.
3. Hitung volume ruangan yang akan di desinfeksi (panjang x lebar x tinggi).
4. Pastikan galon desinfektan sudah ada ditempat tersedia di dalam mesin
ini.
5. Cek apakah cairan desinfektan sudah ada didalam galon mencukupi
untuk ruangan yang akan kita desinfeksi.
6. Matikan AC dan exhaust fan.
7. Pastikan tidak ada orang di dalam ruangan.
8. Pastikan daya listrik tersedia untuk mesin Aerosept.
9. Pastikan ruangan yang akan di desinfeksi tertutup rapat (tidak ada celah
atau tidak ada lubang sedikit pun).
10. Operator disarankan memakai masker bila masuk ruangan yang baru
selesai di desinfeksi.
B. Pemakaian
1. Kontrol bahan bakar dan pastikan bahan bakr dalam keadaan cukup untuk
dipakai membakar sampah.
2. Periksa burner atas, burner kanan dan burner kiri, pastikan dalam keadaan
siap pakai.
3. Periksa listrik dari PLN, nyala atau padam.
4. Masukkan sampah medis yang sudah dipilah ke ruang bakar melalui pintu
utama mesin.
5. Sampah medis yang dimasukkan jangan terlalu memenuhi ruang bakar
(sebaiknya 2/3 nya saja), karena akan mengurangi oksigen dalam ruang
bakar.
6. Tutup pintu utama rapat-rapat, lalu kunci dengan kunci baut yang ada.
7. Mesin uap dioperasikan.
INSTRUKSI KERJA
MENGOPERASIKAN RAM FEEDER
Instalasi listrik pada mesin Incenerator RSUD A.W.S di ambil dari jaringan yang
ada di RSUD AWS melalui jalur kamar mayat yang di distribusikan melalui kabel
ukuran 4 x 40mm dengan menggunakan 3 (tiga) buah panel.
PANEL I :
Berada di dinding kamar jenazah bagian depan dengan menggunakan breaker
20 Ampere yang di hubungakan ke Panel II.
PANEL II :
Berada di dinding bagian depan ruang upacara kamar jenazah, dengan
mengguakan MCB 25 Ampere dan dibagi menjadi yang dihubungkan ke panel III.
PANEL III :
Berada di ruang mesin Incenerator tepatnya di bagan Ventilasi ruang mesin,
menggunakan MCB dengan kapasitas 45 Ampere.
Sistem Distribusi Jaringan dalam Panel :
Dari MCB, 45 Ampere dibagi menjadi 8 MCB dengan kapasitas 25 Ampere.
Selanjutnya dihubungkan ke masing-masing saklar/tombol burner A, burner B
dan burner C yang terlebih dahulu melalui sebuah alat yang bernama Timing
Control, untuk mengukur gerak kerja Burner B dan Burner C. Serta Blower keong
yang berada di cerobong atas maupun di bawah ruang bakar utama.
Perlu diketahui bahwa di tiap-tiap tombol di pasang 1 MCB yang bertujuan untuk
membatasi arus dan memutus arus bila terjadi trouble (korslet ) pada salah sau
tombol, dengan terputusnya arus maka secara otomatis burner/mesin akan
berhenti dengan sendirinya.
RUANG MESIN
Ruang mesin berukuran 5m x 8m dengan menggunakan Foel Ventilasi atau
fentilasi penuh menggunakan besi beton berukuran 10mm yang berbentuk trails
denga ukuran 2m x 3m dipasan mengelilingi mesin incinerator yang bertujuan
agar serkulasi oksigen yang masuk ruang pembakaran dapat berjalan denga
bebas dari segala penjuru ruang mesin. Sehingga dapat dengan cepat mengurai
partikel CO2 yang dikeluarkan dari cerobong Incenerator.
PINTU
Paa ruang mesin Incenerator di pasang dua buah pintu :
1 buah pintu utama yang berada di depan ukuran 2m x 2,60m.
1 buah pintu berada di sisi sebelah kanan ruang mesin dengan ukuran 80m x
2,60m, semua pintu terbuat dari besi beton 10mm dan pipa 2” setiap pintu
dipasang kunci gembok.
CEROBONG ASAP
Cerobong asap tinggi 10²m terbuat dari baja stainless steel dengan ketebalan
0,5cm diameter 20cm dipasan diatas atap mesin dengan posisi tegak, sepanjang
8m dengan sambungan tiap-tiap sambungan menggunakan plane 8 baut.
Pada sambungan terakhir di ikat dengan mengguanakan seling yang berukuran
0,5cm ditarik membentuk segitiga, yang betujuan untuk menjaga keseimbangan
cerobong pada saat ditiup angin kencang dan supaya tidak ambruk.
Gedung RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda