DISUSUN OLEH:
OLEH:
Oleh:
Mengetahui:
KEPALA SEKOLAH
SMK NEGERI 3 MEDAN GURU PEMBIMBING
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. WB
Puji dan syukur penulisan ucapan kepada Allah SWT serta Shalawat
beriring salam kepada Nabi besar Muhammad SAW atas rahmat dan Hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan kerja Praktek ini.
Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Praktek Kerja
INDUSTRI (PRAKERIN). Laporan ini disusun berdasarkan data data
PRAKERIN yang dilaksanakan pada tanggal 01 oktober 2022 s/d 31 desember
2022 dibagian laboratorium PERUMDA Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air
Minum (IPAM) Sunggal.
Dalam praktek Kerja Industri (PRAKERIN) kami banyak berterima kasih kepada
beberapa pihak yang telah memberikan bimbingan kepada kami, pada kesempatan
ini kami ingin mengucapkan terima kasih Kepada:
1. Ibu Evi Herawati Lubis, selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Medan.
2. Ibu Erni, selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan PRAKERIN kepada kami.
3. Ibu Dewi Aspita Siregar, ST Selaku Kepala Instalasi Pengolahan Air
Minum (IPAM) Sunggal yang telah menyediakan tempat pada kami untuk
dapat melaksanakan Praktek Kerja Indsustri (PRAKERIN)
4. Ibu Cempaka sebagai kepala bagian pengendalian Mutu yang telah banyak
membimbing dan memberikan arahan kepada kami selama melakukan
praktek kerja INDUSTRI (PRAKERIN) di PERUMDA Tirtanadi Instalasi
Pengolahan Air Minum (IPAM) Sunggal.
5. Pak Bangun dan Ibu Risna selaku Analis Laboratorium Pengendalian
Mutu IPAM Sunggal yang telah banyak memberi arahan dan masukan
kepada kami dalam menyelesaikan laporan ini.
ii
6. Kedua orangtua tercinta yang telah mendukung dan mendoakan kami
dalam masa Praktek Kerja INDUSTRI (PRAKERIN) ini.
Kami menyatakan bahwa dari penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
kesempurnaan, Untuk itu kami pintakan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Harapan dari kami semoga laporan yang memuat pengalaman dan
pengetahuan yang telah kami dapatkan selama melaksanakan praktek kerja
Industri(PRAKERIN) ini dapat bermanfaat bagi siswa-siswi SMK Negeri 3
Medan.
iii
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN.................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
B. Sejarah Perusahaan..................................................................................1
B. Kebijakan Mutu.......................................................................................5
C. Struktur Organisasi..................................................................................6
A. Pengertian Air........................................................................................15
B. Sumber Air.............................................................................................16
C. Kualitas Air...........................................................................................18
A. Unit-Unit Pengolahan..........................................................................20
1. Bendungan.......................................................................................20
2. Intake...............................................................................................21
iv
4. Raw Water Pump (RWP)................................................................22
5. Clearator/Clarifier...........................................................................23
6. Filter................................................................................................25
7. Reservoir.........................................................................................26
9. Lagoon.............................................................................................27
A. Syarat Fisika..........................................................................................32
B. Syarat Kimia..........................................................................................34
C. Syarat Mikrobiologi...............................................................................35
1. Pemeriksaan pH......................................................................................37
6. Analisa Temperatur................................................................................42
9. Analisa Alkalinitas.................................................................................45
v
11. Analisa Besi (Fe)..................................................................................49
1. Jar Test...............................................................................................55
A. Kesimpulan............................................................................................58
B. Saran......................................................................................................59
Daftar Pustaka......................................................................................................59
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam hal ini melatar belakangi penulis memilih tempat praktek kerja
INDUSTRI di PERUMDA Tirtanadi IPAM Sunggal karena ingin
menerapkan secara langsung ilmu yang telah di peroleh selama di bangku
SMK, khususnya mata praktek teknologi pengolahan air dan limbah
INDUSTRI.
1
tanggal 23 september 1905 dengan nama n, v water leading maatschappij
ayer barresih dan berkantor pusat di Amsterdam - belanda .
2
3. Cabang Brastagi, JL. Veteran no.2 Brastagi.
9. Cabang Deli Tua, JL. Pamah Deli Tua, Kab. Deli Serdang
10. Cabang Limau Manis, JL. Limau Manis, Pasar 13, Kec. Tanjung
Morawa
3
Adapun manfaat Dari Praktek Dari Praktek Kerja Industri adalah:
4
BAB II
1. Visi
2. Misi
B. Kebijakan Mutu
5
2. Meningkatkan efektifitas Sistem Manajemen Mutu secara terus menerus.
Kebijakan Mutu ini akan selalu ditinjau untuk kesesuaiannya dan harus di
pahami oleh seluruh personal dalam organisasi serta menjadi acuan kerja
untuk menetapkan dan menijau sasaran mutu.
C. Struktur Organisasi
NO Jenis Instalasi
6
Tabel 2.2 Wilayah dan Nama Cabang Milik PERUMDA Tirtanadi
7
Struktur organisasi IPA Sunggal adalah bentuk garis, yang dipakai oleh
kepala instalasi yang berorientasi pada pelanggan (Customer Orientasi)
strukturdibagi atas blok- blok kegiatan utama yang mengarah kepada spesialis
dan kompetensi.
Asisten I
Asisten II Asisten II
8
2. Kepala Bagian Pengolahan Air Minum
Tugas – tugas
9
b) Merencanakan mengoperasikan serta serta mengendalikan sistem
perpompaan(Mekanikal Elektrikal) dan mesin genset sesuai dengan
ketentuan dan kebutuhan.
c) Mencari sebab – sebab kerusakan atau gangguan pada instalasi serta
mengambilLangkah – Langkah pengendalian.
d) Memelihara serta merawat seluruh peralatan mesin dan listrik yang
ada di unit instalasi
e) Menata dan memelihara kebersihan di areal sekitar lokasi sistem
perpompaan mesin dan listrik.
f) Memberikan instruksi dan petunjuk yang jelas mengenai prosedur
operasi seluruh system mekanikal elektrikal kepada bawahannya
g) Memberikan instruksi kepada staff bawahannya mengenai tindakan
– tindakan yangperlu dilaksanakan apabila terjadi kerusakan atau
hambatan dalam melaksanakan pekerjaan.
h) Memberikan saran dan pertimbangan serta usul kepada instalasi
tentang Langkah Langkah yang perlu serta membuat laporan berkala
kepada kepala instalasi.Kepala Bagian mesin dan listrik memiliki
wewenang, yaitu membimbing,mengatur, dan memberdayakan
pegawai untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya.
Adapun tanggung jawab kepala bagian mesin dan listrik, antara lain:
10
a. Melakukan koordinasi antar bagian yang ada di instalasi.
b. Merencanakan program kerja serta perencanaan sistem pengolahan.
c. Menganalisa jumlah dan jadwal penggunaan bahan kimia secara efektif
dan efisien.
d. Memonitor serta mengendalikan seluruh unit pengolahan air agar kualitas
air yang di produksi dari unit instalasi memenuhi standart yang
ditetapkan.
e. Memberikan instruksi – instruksi dan petunjuk – petunjuk kepada
staff/operator bawahannya mengenai pelaksanaan pekerjaan
pengoperasian unit – unit pengolahan air serta Langkah – Langkah yang
perlu diambil bila terjadi suatu gangguan.
f. Menyiapkan catatan mengenai kegiatan dan kejadian yang timbul dalam
setiap kelompok kerja.
g. Menyusun aturan sistem perasional pengolahan bagi petugas – petugas
bawahannya.
h. Memberikan sarana dan pertimbangan serta usul kepada kepala instalasi
tentang
11
d. Menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan kerja dan senantiasa
melakukan koordinasi dengan Kepala Satuan Keamanan.
e. Menyusun dan melaksanakan kegiatan – kegiatan pembinaan
mental/spiritual dan kesejahteraan pegawai.
f. Melaksanakan kegiatan ketatausahaan.
g. Mengurus peralatan dan perlengkapan serta mengatur adminstrasi rumah
tangga instalasi.
h. Mendata hal – hal yang berkaitan dengan disiplin kepegawaian instalasi.
Adapun tanggung jawab Kepala Bagian Umum dan Personalia, antara lain:
12
c. Membantu kepala instalasi dalam pengawasan adminstrasi Teknik baik
pekerjaan perpipaan/sipil maupun pekerjaan mekanikal dan elektrikal.
d. Memberikan laporan kepada Kepala Instalasi atas kemungkinan
terjadinya gangguan pada proses pengolahan yang diakibatkan oleh
prosedur kerja.
e. Melakukan monitoring dan menyampaikan informasi adanya
penyimpangan kerja dari standart, prosedur maupun ketentuan –
ketentuan yang berlaku sebagai pedoman kerja baik yang yang dilakukan
bagian lain maupun pihak ketiga.
f. Membuat laporan berkala atas pelaksanaan tugas pengawasan di instalasi
kepada kepala satuan pengawasan intern dengan diketahui oleh Kepala
Instalasi.
g. Mengelola fungsi pengawasan dan senantiasa melakukan koordinasi
dengan satuan pengawasan intern, khusus dalam pembinaan tugas –
tugas pengawasannya.
h. Memberikan rekomendasi atas pelaksanaan tugas – tugas yang dilakukan
oleh masing – masing bagian termasuk pekerjaan yang dilakukan oleh
pihak ketiga.
i. Memeriksa kesesuaian kualitas dan volume pekerjaan yang dilakukan
oleh pihak ketiga agar sesuai dengan spesifikasi teknis dan ketentuan –
ketentuan yang di atur dalam surat perintah melalui kerja/kontrak.
j. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan bagian
pengawasan dilengkapi oleh evaluasinya.
Adapun tanggung jawab Kepala Bagian Mesin dan Listrik antara lain:
13
b. Melaksanakan semua tugas dan tugas lainnya yang diberikan oleh kepala
instalasi pengolahan air minum.
14
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertiann Air
Air merupakan satu diantara sekian banyaknya senyawa kimia yang ada
di permukaan bumi ini, dengan rumus H2O bahwa 1 molekul air tersusun dari
2 atom Hidrogen yang terkait secara kovalen dengan 1 atom Oksigen. Air
memiliki sifat berwarna, tidak berbau, tidak berasa pada keadaan standart yaitu
pada tekanan 10 kpa (1bar) dan bersusun 273,15 k.
Warna TCU 15 -
15
Temperatur °C Suhu Udara +3 °C -
Kekeruhan NTU 5 -
pH - - 6,5-8,5
B. Sumber Air
1. Air Laut
Air laut memiliki rasa asin karena mengandung senyawa garam murni
(NaCL) yang cukup tinggi. Menurut beberapa penelitian, kadar garam murni
air laut berkisar 3% dari jumlah total keseluruhan air laut. Karena rasanya yang
asin, untuk menjadikan air laut sebagai air minum diperlukan sebuah teknologi
terepan untuk memfilter sekaligus destilasi (penyulingan) air. Untuk
menghilangkan kadar garam yang sangat tinggi untuk saat ini,beberapa negara
16
di timur tengah telah mengembangkan teknologi filterisasi dan destilasi yang
mampu mengubah air laut menjadi air minum.
2. Air Hujan
Selain itu, air hujan yang turun juga tercemar oleh udara. Akibatnya air hujan
tidak bersifat netral (pH=7) lagi, melainkan bersifat asam. Hujan yang bersifat
asam dapat menyebabkan korosi (karat) pada benda yang berbahan logam.
Selain bersifat asam, air hujan cenderung bersifat sadah karena kandungan
kalsium dan magnesiumnya cukup tinggi. Indikasi air sadah (kesadahannya)
adalah sabun atau detergen tidak berbusa walaupun dilarutkan dengan air.
Dengan demikian air sadah dapat memboros penggunaan sabun mandi atau
sabun cuci, selain kalsium dan magnesium, air hujan juga mengandung
beberapa senyawa dan unsur (mineral) antara lain:SO4,CI,NH3,N2,C dan O2.
3. Air Permukaan
a. Air Sungai
Air sungai berasal dari mata air dan air hujan yang mengalir pada
permukaan tanah. Secara fisik, air terlihat berwarna coklat dengan tingkat
17
kekeruhan yang tinggi karena bercampur dengan pasir , lumpur, kayu dan
kotoran lainnya. Kualitas air sungai juga di pengaruhi oleh lingkungan sekitar
sungai. Secara umum, kualitas air sungai di daerah hilir (muara) lebih rendah
dibandingkan di daerah hulu (mata air). Hal ini terjadi akibat limbah
INDUSTRI dan rumah tangga yang dibuang langsung ke sungai. Akibatnya
secara kualitas fisika, kimia, maupun biologi air di muara sangat rendah sekali
dan tidak layak di jadikan bahan baku air minum.
b.Air Danau/Rawa
Akibat proses pembusukan tersebut, air danau memiliki kualitas lebih baik dari
pada air sungai, karena tingkat pencemaran di danau relative lebih kecil di
bandingkan di aliran sungai.
C.Kualitas Air
1) Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung tanpa di proses lebih dahulu.
2) Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
3) Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan
dan peternakan.
4) Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian,
usaha di Perkotaan, INDUSTRI, dan PLTA
5) Golongan E, yaitu air yang dapat di gunakan untuk keperluan Air
Golongan A, B, C, dan D.
18
Pada hakikatnya, pemantauan kualitas air pada perairan umum memiliki tujuan
sebagai beriku:
a. Mengetahui nilai kualitas air dalam bentuk parameter fisika, kimia, dan
biologi.
b. Membandingkan nilai kualitas air tersebut dengan air baku mutu sesuai
dengan peruntukannya meurut peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 20 tahun 1990.
19
BAB IV
1. Bendungan
Sumber air baku adalah air permukaan dari sungai belawan yang
berhulu di kecamatan pancur batu dan melintasi Kecamatan Sunggal. Untuk
menampung air tersebut dibuat bendungan dengan Panjang 25m (sesuai dengan
lebar sungai) dan tinggi 4 m. Pada sisi kanan bendungan dibuat sekat (chanel)
berupa saluran penyadap yang lebarnya 2m dilengkapi dengan pintu pengatur
ketinggian air masuk ke intake.
20
2. Intake
21
Raw Water Tank (bak air baku) merupakan bangunan yang dibangun
setelah intake yang terdiri dari 2 unit (4sel). Setiap unitnya berdiameter 23,3 m
X 20 m, tinggi 5 m dilengkapi dengan 2 buah inlet gate, 2 buah outlet gate dan
2 buah pintu bilas.
22
Raw Water Pump (Pompa Air Baku) berfungsi untuk memompakan air
dari Raw Water Tank ke Clarifier yang lebih tinggi dari RWT. RWP terdiri
dari 18 unit pompa air baku. Kapasitas setiap pompa 110L-160L/Detik dengan
rata – rata 18 m memakai Motor AC nominal daya 75 Kwatt. Setelah uprating
2015 ditambah 3 unit pompa dengan kapasitas 550L/detik
5. Clearator (Clarifier)
23
bersih hasil olahan (effluent) melalui pembentukan dan pengendapan flok –
flok yang menggunakan agitator sebagai pengaduk lambat dan selanjutnya
dialirkan ke filter. Endapan flok – flok tersebut dibuang sesuai dengan tingkat
ketebalannya secara otomatis.
Clerator ini terbuat dari beton berbentuk bulat dengan lantai kerucut yang
dilengkapi dengan sekat – sekat pemisah untuk proses – proses sebagai berikut:
Untuk menentukan dosis PAC yang tepat dalam proses, terlebih dahulu PAC
terlalu rendah, maka pembentukan flok akan terganggu yang ditandai dengan
proses air yang keruh.
0-100 2 1
24
100-300 2 2
600-1000 1 2-2,5
1000-2500 1 2,5-3
2500-4000 1 3-3,5
6. Filter
25
Filter merupakan tempat berlangsungnya proses filtrasi yaitu proses
penyaringan flok – flok sangat kecil dan sangat ringan yang tidak tertahan
(lolos) dari clearator.
7 .Reservoir
26
Reservoir merupakan bangunan beton di bawah tanah berdimensi 50 m
x 40 m x 7m yang berfungsi untuk menampung air minum ( air olahan) setelah
melewati media filter, IPAM Sunggal mempunyai 3 buah reservoir (R1, R2
dan R3) dengan kapasitas total 21.000 m3.
9. Lagoon
27
di terapkan sejak tahun 2002 di IPAM Sunggal dengan kapasitas 9600
m3(berdiameter 80 m x 40 m).
Lagoon terdiri dari 3 sel. Sel 1 adalah sebagai tempat lumpur. Jika sel telah
penuh lumpur akan dikeruk dan diangkat ke atas dan di gunakan untuk
menimbun tanah di sekitar lagoon. Air dari sel 1 ini akan di alirkan ke sel
berikutnya yang di filtrasi dengan batu brojong. Sel 2 yang di dalamnya di
budidayakan ikan. Tersebut bisa bertahan hidup sehingga dapat diindikasikan
bahwa air tersebut tidak tercemar bahan – bahan berbahaya. Air dari sel 2 ini di
filtrasi lagi dengan batu bronjong ke sel 3. Dari sel ke 3 ini, air lagoon tersebut
akan dialirkan Kembali ke intake.
Pada cara ini biasanya dilakukan pada air yang sangat kotor. Pada dasarnya
pengolahan lengkap ini di bagi dalam tiga tingkatan pengolahan:
a. Pengolahan fisik
b. Pengolahan Kimiawi
28
Yaitu suatu tingkatan pengolahan dengan menggunakan zat – zat kimiawi
untuk membantu proses pengolahan selanjutnya. Misalnya dengan
penambahan bubuk kapur dalam proses pelunakan air.
c. Pengolahan Bakteriologi
29
mendegradasi dan juga sumber makanan, yang dapat di hasilkan pula dari
alga.
- FILTRASI
- KLORINASI
HOCI OCI- + H+
30
- NETRALISASI
31
BAB V
Unsur – unsur yang dianalisa dalam penentuan kualitas air minum disebut
parameter – parameter kualitas air minum. Parameter – parameter tersebut adalah
sebagai berikut :
A. Syarat Fisika
Parameter fisika untuk menentukan kualitas air minum meliputi beberapa hal
berikut:
1. Warna
Warna di dalam air dapat di sebabkan oleh adanya ion – ion metal alam
( besi, mangan), humus, plankton, tanaman air dan buangan INDUSTRI.
Selain itu warna yang terdapat dalam air juga disebabkan adanya kontak air
dengan reruntuhan organis, humus, tanin, bahan dekomposisi lignin, dan
bahan – bahan lain. Warna air dihilangkan terutama sekali untuk
penggunaan air INDUSTRI dan air minum. Warna sejati adalah warna
setelah kekeruhan sampel dihilangkan, sedangkan warna semu adalah warna
yang ditimbulkan oleh suspensi dan koloid penyebab kekeruhan.
2. Kekeruhan
32
disebabkan oleh adanya zat tersuspensi seperti : lempung, zat organic,
plankton, dan zat – zat halus lainnya.
3. Bau
Bau dalam air terjadi akibat adanya bahan – bahan organic yang
membusuk, tipe – tipe tertentu organisme mikrokopis, serta persenyawaan –
persenyawaan kimia seperti phenol.
4. Rasa
Rasa dalam air terjadi akibat adanya persenyawaan kimia seperti phenol
dan dapat meningkatkan intesitasnya jika terhadap air dilakukan
khlorinisasi.
5. Suhu
Bahan padat adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada penguapan
dan pengeringan pada suhu 103 -105 0C . Kebanyakan bahan padat
terdapat dalam bentuk terlarut yang terdiri dari garam anorganik. Standart
untuk zat padat terlarut di tetapkan oleh PerMenKes No. 416 tahun 1990
yaitu di anjurkan 500mg/I dan di perbolehkan 1500 mg/I.
33
Daya Hantar Listrik di dalam air diartikan sebagai kemampuan untuk
mengahntarkan arus listrik dalam 1 centimeter 3 air temperatur 25 0
C.
Parameter DHL ini dapat diukur dengan cepat menggunakan alat electrical
conductifity meter untuk memperoleh gambaran besarnya kandungan kation
(ion muatan positif) dan anion (ion muatan negative) dalam air.
B. Syarat Kimia
2. Alkalinitas
3. Besi (fe)
Besi (fe) yaitu kadar besi berasal dari karatan – karatan besi yang
seperti karatan pompa. Dalam air kadar besi yang melebihi satu mg/I akan
menimbulkan noda – noda pada peralatan. Oleh karena itu kadar besi yang
dianjurkan adalah 0,1-1,0 mg/L.
4. Mangan
5. Magnesium
34
6. Klor
Klor adalah penyebab utama rasa asin dalam air laut. Dengan
kosentrasi yang tinggi pada air laut dan sumur yang dalam, misalnya 250
mg/L dapat ditest dengan rasa.
Unsur ini bila ditemui dalam jumlah sedikit saja menandakan adanya
kotoran manusia. Ini semua dapat ditemukan dalam bentuk anomiak dan
nitrat.
8. Fluroida
Fluroida pada kosentrasi 1,5 – 2,0 mg/L dapat menyebabkan karat pada
gigi anak anak.
C. Syarat Mikrobiologi
35
diolah atau yang telah tercemar seperti limbah dan faecess besar
kemungkinan mengandung bakteri pathogen. Dalam pemeriksaan secara
mikrobiologi sangat dihindari terjadinya kontaminasi untuk dalam
pengambilan conto air, Alat – alat yang akan dipakai disterilkan terlebih
dahulu. Waktu maksimum yang diizinkan untuk pemeriksaan mikrobiologi
air adalah 1 jam sesudah pengambilan contoh dan tidak boleh lebih dari 12
jam.
36
BAB VI
1. Pemeriksaan pH
2. Kuvet
Bahan : 1. Sampel air ( Air Baku, Air Kumpulan dan Air Reservoir)
Posedur Kerja:
37
3) Ditambahkan 3-5 tetes Indikator Bromthymol Blue (BTB).
4) Ditempatkan kuvet sampel di sebelah kanan pada tempat kuvet
Comparator.
5) Ditempatkan kuvet Blanko di sebelah kiri pada tempat kuvet
Comparator.
6) Dibandingkan warna sampel dengan standart pada comparator.
- Jika warna sampel sama atau mendekati maka nilai pH dibaca pada Disk
- Jika warna sampel tidak dengan warna pada disk comparator, maka dilihat
nilai tengah atau median.
7) Ditampang sisa sampel yang telah tercampur bahan kimia kedalam Wadah
yang aman.
8) Catat hasil pengukuran yang diperoleh.
9) Diisi form ketidaksesuaian jika nilai pengukuran tidak sesuai dengan
Standart.
2. Kuvet
Prosedur kerja :
38
- Jika warna sampel sama atau mendekati maka nilai sisa chlor dibaca pada
disk Comparator
- Jika warna sampel tidak sama dengan warna pada disk comparator, maka
Dilihat nilai tengah (median).
6) Ditampung sisa sampel yang telah tercampur bahan kimia ke dalam wadah
yang aman
7) Catat hasil pengukuran yang diperoleh.
8) Diisi form ketidaksesuaian jika nilai pengukuran tidak sesuai dengan
Satandart.
2. Kuvet
39
3. tissue
Bahan : sampel air (Air Baku, Air kumpulan, Air Sekunder, Air Reservoir)
Prosedur Kerja : :
2. Beaker glass
Prosedur kerja :
40
5) Dihitung persentase lumpur dengan rumus:
%Lumpur = volume Lumpur x 100%
1000
6) Jika persentase lumpur ≥ 20% maka main disludge dibuka menurut
Perhitungan:
Tujuan : Untuk menentukan dosis optimum alum terhadap kekeruhan dan pH air
baku.
2. Pipet Volume 10 mL
5. Turbidimeter 100 mL
41
7. Bola Karet
8. Botol Semprot
9. Kuvet
10. Disk pH
3. Larutan Tawas 1%
4. Aquadest
Prosedur kerja :
6. Analisa Temperatur
42
Alat : 1. Hanna Instrument 98129
2. Beakerglass
Prosedur Kerja:
2. Beaker glass
Prosedur Kerja :
43
6) Dibaca dan dicatat hasil pengukuran DHL
7) Dibilas probe dengan hati – hati dengan aquadest setelah masing –masing
pengukuran selesai.
Alat : 1. Buret
3. Neraca analitik
4. Erlenmeyer 250 mL
6. Pengaduk bermagnet
7. Botol KOB
Prosedur Kerja :
44
2) Pengujian CO2 Agresif
a. Ukur 100 mL benda uji yang tersimpan dalam botol KOB yang berisi serbuk
CaCO3, CaCO3 tidak terambil dan masukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL
b. Tambahkan ke dalam Erlenmeyer tersebut indicator metil jingga sebanyak 3
tetes
c. Titrasi dengan larutan asam sulfat 0,02N sampai warna jingga, catat mL
larutan asam sulfat yang digunakan
d. Lakukan pengukuran titrasi secara duplo
e. Apabila perbedaan dalam titrasi tersebut lebih dari 0,1 mL ulangi pengujian,
apabila kecil atau sama dengan 0,1 mL hitung rata – ratanya
f. Ulangi Langkah – Langkah di atas dengan menggunakan metode uji yang
tersimpan dalam botol KOB yang tidak berisi serbuk CaCO3
g. Hitunglah kadar karbon dioksida agresif dalam air berdasarkan rumussebagai
berikut :
A1 = mL larutan asam sulfat yang digunakan dalam titrasi benda uji yang
A2 = mL larutan asam sulfat yang digunakan dalam titrasi benda uji yang
h. Tampung sisa sampel yang telah tercemar bahan kimia dan sisa kemasan
bahan
kimia yang baru atau yang kadaluarsa ke dalam wadah yang aman
9. Analisa Alkalinitas
45
Alat : 1. Digital Titrator (Catridge and titration catrid)
2. Erlenmeyer 250 mL
Prosedur kerja :
46
3. Dipipet volume sampel air sebanyak 100 mL, dimasukkan kedalam
Erlenmeyer 250 mL, di tambahkan satu kandungan indicator
phenolphthalein powder pillow, di aduk hingga larut.
- Jika larutan menjadi warna merah muda, dititrasi dengan asam sulfat
sampai tidak berwarna dan dicatat hasilnya.
C = A x Angka pengali
D = B x Angka pengali
Keterangan :
C = P alkalinitas
7. Ditampung sisa sampel yang telah tercemar bahan kimia dan sisa kemasan
bahan kimia yang baru atau kadaluarsa kedalam wadah yang aman.
47
10. Analisa Kesadahan
2. Erlenmeyer 250 mL
5. Tissue
Prosedur kerja :
48
didorong tombol pengeluaran untuk mengeluarkan udara dan beberapa tetes
tiran, direset perhitungan ke nol dan dikeringkan ujung tube dengan tisuue.
5. Dititrasi dengan EDTA sampai perubahan warna dari merah menjadi biru
dicatat angka yang di peroleh dan dihitung kesadahan total dengan rumus :
Mg/L total hardness = angka yang diperoleh x angka pengali (sebagai CaCO3)
6. Ditampung sisa sampel yang telah tercemar bahan kimia dan sisa
kemasan bahan kimia yang baru atau kadaluarsa kedalam wadah yang
aman.
2. Kuvet
Prosedur kerja :
49
4. Diisi botol pertama (sebagai blanko) dan botol kedua ( sebagai sampel)
dengan
10 mL sampel air.
5. Tambahkan satu bungkus ferro ver iron powder pillow kedalam botol sampel
10. Ditekan “READ”, dicatat hasil analisa besi yang ditunjukkan layar
11. Ditampung sisa sampel yang telah tercemar bahan kimia dan sisa kemasan
2. Kuvet
Prosedur kerja :
50
3. Diisi botol sampel pertama 10mL Aquadest (sebagai blanko) dan botol kedua
kedalam botol sampel pertama dan botol sampel kedua, aduk hingga rata.
botol sampel pertama dan botol sampel kedua, aduk hingga rata .
12. Ditampung sisa sampel yang telah tercemar bahan kimia dan sisa kemasan
2. Kuvet
51
2. Cyclohexane
Prosedur kerja :
blanko)
ditutup
11. Ditekan “READ” , catat hasil analisis sianida yang ditunjukkan layar
12. Ditampung sisa sampel yang telah tercemar oleh bahan kimia dan sisa
Kemasan bahan kimia yang baru atau yang kadarluarsa ke dalam wadah yang
aman.
52
2. Digital Titrator
3. Erlenmeyer
Bahan : 1. DO 1 , DO 2 , DO 3
Prosedur kerja :
3. Dipastikan tidak ada gelembung udara di dalam botol, kocok hingga larut
homogen.
Catatan:
Flok akan terbentuk, flok akan berwarna coklat orange jika terdapat oksigen di
dalam sampel dan akan berwarna putih jika tidak terdapat oksigen di dalam
sampel
Catatan:
Flok akan larut dan larutan akan berwarna kuning jika oksigen terdapat di dalam
sampel
53
6. Ambil 20 mL larutan yang ada dalam botol (pada point 6) dan masukkan
kedalam erlenmeyer
10. Ditampung sisa sampel yang telah tercemar oleh bahan kimia dan sisa
kemasan bahan kimia yang baru atau yang kadarluarsa ke dalam wadah yang
aman.
2. Baume Meter
Prosedur kerja :
sebanyak 1000 mL
4. Dicatat hasil pengukuran untuk digunakan pada penentuan dosis PAC (jartest)
54
BAB VII
55
2. Data Hasil Analisa Kekeruhan (NTU)
Hari : Selasa
KEKERUHAN (NTU)
Jam Air CLARIFIER
Baku I II III IV V I II
Kump Skd Kump Skd Kump Skd Kump Skd Kump Skd
08:00 14.5 0.59 20.8 4.70 6.21 195 6.25 49.5 1.37 29.6 0.86 0.80
09:00 14.9 1.11 19.6 4.82 7.03 224 6.82 81.0 1.17 33.0 0.47 0.80
10:00 16.3 0.27 18.5 4.28 7.03 172 11.0 162 2.54 46.2 0.74 1.11
11:00 14.0 0.53 18.4 3.21 6.14 241 9.38 225 3.54 70.3 1.01 1.10
12:00 14.2 0.67 18.5 5.48 6.57 379 8.27 24.8 4.57 70.8 1.35 1.60
13:00 12.0 0.72 15.1 3.64 6.46 985 7.03 15.7 5.15 56.4 1.53 1.55
14:00 13.0 0.52 17.3 2.42 7.85 308 9.91 161 5.61 62.0 0.80 0.96
15:00 12.0 0.62 16.3 2.24 6.79 276 8.96 69.0 4.61 60.2 0.89 0.99
16:00 11.1 0.68 19.1 6.12 6.63 81.4 8.50 70.4 4.63 47.2 0.60 1.22
17:00 16.2 0.54 18.4 5.67 6.41 76.2 7.91 65.4 4.14 58.2 1.03 1.35
56
Hari : Selasa
pH Sisa Chlor2
JAM AIR CLARIFIER RES RES INTAKE
BAKU I II III IV V I II I II I II
08:00 7.0 6.5 6.5 6.5 6.5 6.5 6.9 6.9 0.50 0.50 0.0 0.0
09:00 7.0 6.5 6.5 6.5 6.5 6.5 7.0 7.1 0.30 0.30 0.0 0.0
10:00 7.0 6.5 6.5 6.5 6.5 6.5 7.1 7.1 0.30 0.30 0.0 0.0
11:00 7.0 6.5 6.5 6.5 6.5 6.5 7.0 7.0 0.40 0.40 0.0 0.0
12:00 7.0 6.5 6.5 6.5 6.5 6.5 6.9 6.9 0.50 0.50 0.0 0.0
13:00 7.0 6.5 6.5 6.5 6.5 6.6 6.9 6.9 0.50 0.50 0.0 0.0
14:00 7.0 6.5 6.5 6.5 6.5 6.6 6.9 7.3 0.50 0.50 0.0 0.0
15:00 7.0 6.5 6.5 6.5 6.5 6.6 6.9 7.2 0.50 0.50 0.0 0.0
16:00 7.0 6.5 6.5 6.5 6.5 6.6 6.9 7.2 0.50 0.50 0.0 0.0
17:00 7.0 6.5 6.5 6.5 6.5 6.6 6.9 7.2 0.50 0.50 0.0 0.0
57
Bab VIII
A. Kesimpulan
58
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
AWWA, Standart Methods For The Examination if water and Waste Water, 14 th
edition 1975
Sunarya, Yayan, 2001. Pencemaran Air, Udara dan Tanah. Bnadung : Grafindo
Media Pertama
59