Disusun Oleh:
Dita Ayu Rosmawati
NIS. 15.61.08028
Disahkan oleh,
1. Dwika Riandari, S.Si sebagai Kepala SMK Sekolah Menengah Analis Kimia
Bogor.
2. Amilia Sri Ghani selaku Wakil Kepala SMK-SMAK Bogor bidang Hubungan
Kerja Industri.
3. Erizal Tanjung, S.Si selaku Manager Laboratorium yang telah memberikan
kesempatan bagi penulis untuk melaksanakan prakerin.
4. Septiadi, S.Si selaku Supervisor Laboratorium yang telah mengijinkan
penulis untuk melaksanakan prakerin dan bersedia menjadi pembimbing
penulis selama melaksanakan Prakerin.
5. Anggi Aprisandi selaku kepala laboratorium Water Quality yang telah
membimbing penulis selama kegiatan di laboratorium.
6. Iceu Nur Aenny, S.Si, M.Ak selaku pembimbing Praktik Kerja Industri di
Sekolah Menengah Kejuruan – SMAK Bogor yang telah banyak memberikan
dukungan, bimbingan, nasihat serta doa.
1
7. Semua unsur pendidik dan tenaga kependidikan SMK Sekolah Menengah
Analis Kimia Bogor.
8. Orang tua serta keluarga atas semua dukungan dan doa dengan penuh
kesabaran dan keikhlasan.
9. Seluruh staf Laboratorium PPLI (Ka Siska, Ka Vita, Ka Fitri, Ka Nervita, Ka
Tami, Pak Mulyasir, Pak Uding, Pak Firman, Pak Aji, Pak Tarno, Pak Uhan,
Pak Dudung, Pak Aji, dan lain-lain)
10. Teman seperjuangan di Laboratorium PPLI, Anta, Daffa, Arief, Faisal, Bagas,
Ka Ainul, Ka Ataya, Ka Mia, Ka Nadia, Ka Aldo, Ka Ichsan, dan lain-lain.
11. Seluruh rekan seperjuangan Prometheus Clavata 61.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................. i
Daftar Isi ............................................................................................. iii
Daftar Tabel ............................................................................................. iv
Daftar Lampiran ............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Tujuan Praktik Kerja Industri (Prakerin) ............................................... 3
2
1.3. Tujuan Penulisan Laporan ................................................................... 3
3
2.9.3. Laboratorium Water Quality ......................................................
2.9.4. Laboratorium Instrument ..........................................................
2.10. Risk Management
2.10.1. Audit Lingkungan .....................................................................
2.10.2. Sertifikasi Menejemen ISO 14001 dan OHSAS 18001 .............
2.10.3. Penghargaan dan Pengakuan dari Pihak Lain..........................
2.10.4. Tanggap Darurat
2.10.5. Sistem Manifest
2.10.6. OLIMS
2.10.7. Layanan Pengankutan dan GPS
2.10.8. Kebijakan Kesehata dan Keselamatan
2.10.9. Pemantuan Lingkungan
4
DAFTAR TABEL
5
DAFTAR LAMPIRAN
6
7
BAB I
PENDAHULUAN
2. MISI
a. Melaksanakan pendidikan kejuruan analisis kimia yang berkualitas
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dunia usaha dan dunia industri
baik tingkat nasional maupun internasional.
b. Meningkatkan kemitraan nasional dan membina kemitraaan internasional.
c. Membina dan menyelenggarakan fungsi sosial dan kemasyarakatan
3. Tujuan
1
Tujuan SMK-SMAK Bogor untuk mewujudkan visi dan misi adalah sebagai
berikut :
a. Mencapai kualitas siswa serta lukusan sesuai SKKNI melalui metode
pengajaran menggunakan kurikulum terkini dan yang didukung dengan
benchmark dari institusi pasangan yang menerapkan standar pendidikan
di negara anggota OECD.
b. Meningkatkan jumlah peminat masuk SMK-SMAK Bogor, memperluas
kemitraan, memudahkan pemasaran lulusan, memperbaiki ketelusuran
penyebaran lulusan dan mengantisipasi perkembangan dalam
persaingan dunia kerja sesuai amanat Undang-Undang No. 3 tahun
2014.
c. Mengembangkan penerapan sistem teknologi komunikasi informasi
(ICT) secara terintegrasi dimulai dari tahapan Penerimaan Peserta Didik
Baru (PPDB) hingga penelusuran lulusan yang diarahkan pada
pembentukan sistem basis data yang efisien dan tangguh.
d. Meningkatkan jaringan kemitraan dengan institusi luar negeri untuk
mempermudan akses bagi lulusan dalam menghadapi persaingan global
dan mengembangkan keterampilan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
e. Mendukung pengembangan Teaching Factory melalui pendekatan
sertifikasi Laboratorium Uji sesuai ISO 17025 dan pengembangan
laboratorium mengarah ke laboratorium industry dengan memperbaiki
tata ruang dan tata kelola serta melengkapi peralatan dan instrumentasi
sesuai dengan perkembangan terkini.
f. Meningkatkan pembinaan dan penyelenggaraan kegiatan sosial
kemasyarakatan.
g. Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat
pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga terwujud
sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan
2
Sehingga dapat menghasilkan lulusan yang kompeten, inovatif dan berakhlak
mulia.
Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir, siswa dan siswi wajib
membuat suatu laporan akhir lengkap yang meliputi semua kegiatan selama
Praktik Kerja Industri (Prakerin). Laporan ini digunakan sebagai bahan
pertanggungjawaban selama kegiatan ujian akhir. Berikut ini merupakan
beberapa tujuan pembuatan laporan.
1. Memantapkan siswa dalam pengembangan dan penerapan unit kompetensi
yang telah diajarkan di sekoMampu mengembangkan dan menerapkan
pengetahuan yang diberikan di sekolah pada institusi tempat prakerin.
2. Siswa mampu mencari alternatif lain dalam pemecahan masalah analis kimia
secara rinci dan mendalam (seperti apa yang terungkap dalam laporan
Prakerin yang dibuatnya.
3. Menambah referensi pustaka di perpustakaan sekolah maupun di institusi
Prakerin, sehingga dapat menambah pengetahuan, baik bagi dirinya
(penulis) maupun bagi pembaca.
3
4. Siswa dapat membuat laporan kerja dan mempertanggung jawabkannya.
BAB II
INSTITUSI PRAKERIN
4
Seiring meningkatnya perkembangan industri di era globalisasi ini, maka
dampak pencemaran lingkungan semakin memprihatinkan. Salah satunya yaitu
tingkat pencemaran yang kebanyakan dihasilkan oleh banyak industri yang ada
di kota-kota besar, kawasan industri, dan kawasan padat penduduk tanpa
adanya infrasruktur dan penegakan hukum untuk melindungi lingkungan. Salah
satu faktor penyumbang pencemaran adalah limbah yang dihasilkan industri itu
sendiri.
Untuk mengatasi masalah tersebut, pada tanggal 23 Mei 1994 didirikan
sebuah perusahaan pengolah limbah pertama di Indonesia dan Asia Tenggara,
yaitu PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI)yang berlokasi di Jalan Raya
Narogong, Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal Cileungsi, Kabupaten bogor.
PT. PPLI – Waste management Indonesia adalah perusahaan yang bergerak
pada jasa pengolahan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Saat pertama berdiri, PT PPLI dimiliki oleh BAPEDAL (Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan) yang memiliki 5% saham, PT Bimantara Citra memiliki
25% saham dan WMI (Waste management Indonesia) memiliki 70% saham.
Pada tahun 2000, 95% sahamnya dipegang oleh MAEH (Modern Asia
Enviromental Holdings) dan 5% sisanya oleh BUMN (Badan Usaha Milik
Negara).
Waste management Indonesia (WMI) adalah perusahaan Indonesia yang
dimiliki oleh Modern Asia Enviromental Holdings (MAEH) dan beroperasi di
bawah kendali para profesional yang telah berpengalaman di kawasan Asia.
MAEH adalah perusahaan pengolah limbah terkemuka di Asia yang didukung
oleh The HSBC Private Capital Ltd and the management.
Pada tahun 2009, MAEH diambil alih oleh Dowa Eco Sistem Co.LTD.,
sebuah perusahaan yang berdedikasi untuk management lingkungan dan
recycling dan secara keseluruhan merupakan cabang dari Dowa Holdings
Co.Ltd., perusahaan yang telah berdiri selama lebih dari 120 tahun sebagai
perusahaan penambang dan pemurni logam. Bisnis ini berpusat pada recycling,
waste management, perbaikan tanah dan konsultasi lingkungan.
Sejalan dengan akuisisi MAEH oleh Dowa Eco Sistem, WMI dan MAEH
sekarang menjadi bagian keluarga yang lebih besar. Bisnis Dowa Grup
menawarkan operasi daur ulang terpadu yang meliputi pengumpulan, daur ulang,
pengangkutan dan fasilitas penimbunan.
Para ahli yang dimiliki MAEH membuat PT PPLI mampu memberikan tingkat
pelayanan dan kenyamanan lingkungan yang konsisten dengan standar
internasional dan memastikan perusahaan atau organisasi konsumen mematuhi
5
peraturan internasional, ISO 14001 dan ISO 17025 tentang Pengelolaan
Laboratorium serta meminimasi kewajiban lingkungan di masa depan.
PT PPLI terus berinvestasi dan memperluas fasilitasnya dengan
membangun tempat yang digunakan sebagai tempat penampungan sementara
di luar pusat pengelolaan PPLI yang didirikan di tempat yang strategis di
Indonesia. Tempat pertama yang telah beroperasi adalah Cibitung Transfer
Station (CTS) di kawasan industri MM2100 Bekasi, East Java Transfer Station
(EJTS) di kawasan industri Brebek,. Sidoarjo, Lamongan Transfer Station (LTS)
di Lamongan shorebase, Lamongan, Batam Transfer Station (BTS) di kawasan
pengelolaan limbah industri, Batam dan Kalimantan Operation Office (KOO) di
Balikpapan Timur.
6
3. Semua pekerja diwajibkan memakai tanda pengenal selama jam kerja
berlangsung.
4. Pekerja dilarang tidur selama jam kerja.
5. Apabila pekerja terlambat masuk kerja, maka pekerja tersebut harus segera
memberitahu atasannya atau kepala departemennya.
6. Apabila pekerja sakit, maka pekerja wajib memberitahu perusahaan secara
tertulis dengan bukti surat keterangan dari dokter.
7. Pekerja harus mengenakan pakaian kerja yang pantas dan rapi.
8. Setiap karyawan yang bekerja langsung atau berhubungan langsung dengan
limbah diwajibkan menggunakan alat pengaman seperti masker, sepatu
pengaman, helm pengaman, sarung tangan, dan juga pakaian pengaman
(khusus di bagian laboratorium diharuskan memakai jas laboratorium lengan
panjang).
Public Community
Public Relation Engineering
Relation
Relation Departement
Departement
Departement
Departeme
nt
Customer Depo 7
Service Departement
New Business
Departement
and Logistic
Gambar 1. Struktur Organisasi Keseluruhan PT PPLI
2.4.2. Struktur Organisasi di Departemen Laboratorium
President
Director
Director Of
Operational
Sec. Director
Of Operational
8
PT PPLI mengoperasikan laboratorium layanan teknis terpadu yang
dilengkapi fasilitas dan alat yang modern yang dioperasikan oleh teknisi
berpengalaman dan kompeten di bidangnya. Laboratorium di PT PPLI telah
terakreditasi ISO 17025 yang memungkinkan untuk mengembangkan berbagai
proses pengolahan serta memonitor contoh limbah mulai dari penerimaan hingga
pengolahan dan pembuangan akhir atau penimbunan.
Laboratorium pelayanan teknis juga memastikan bahwa baik PPLI maupun
pelanggan memiliki informasi yang lengkap tentang hal-hal yang perlu
diperhatikan dan unsur-unsur apa saja yang terkandung dalam limbah mereka,
sehingga dapat memastikan pengelolaan yang bertanggung jawab demi
keselamatan dalam penanganan, transportasi dan pengolahan serta
pemusnahan limbah yang sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan
pemerintah Indonesia. Selain itu, laboratorium ini menjadi tempat untuk
mempertimbangkan pengembangan berbagai proses pengolahan serta
memonitoring keadaan air di seluruh proses pembuangan.
9
Kontainer-kontainer untuk pengangkutan limbah disiapkan di lokasi atau
pabrik milik pelanggan dan disewakan oleh PT PPLI kepada pelanggan. Biaya
penyewaan ditentukan berdasarkan frekuensi pengumpulan limbahnya dan
seberapa besar nilai bisnisnya. Untuk rute jarak jauh, PT. PPLI mengoperasikan
armada yang ramah lingkungan seperti draw bar trailer dan 40 feet trailer yang
dapat memaksimalkan efisiensi biaya logistik kontainer, meminimalisir biaya
transportasi dari lokasi kerja pelanggan hingga ke lokasi pengolahan dan
pembuangan akhir.
2.6.1. Landfill
PT PPLI memiliki 2 landfill, yaitu landfill kelas 1 dan kelas 2. Landfill kelas 1
telah diizinkan beroperasi sejak 1994 dan digunakan untuk tempat akhir bagi
limbah yang bersifat bahan beracun dan berbahaya (B3). Sedangkan landfill
kelas 2 telah beroperasi sejak 2007 dan digunakan untuk tempat akhir bagi
limbah yang non B3.
Metode dan bahan yang digunakan dapat menjamin bahwa limbah
berbahaya dan tidak berbahaya dikelola dengan benar dan aman secara
permanen. Sistem pemantauan dan audit lingkungan tingkat tinggi juga dilakukan
untuk memberikan kepercayaan pada keamanan jangka panjang dari fasilitas
pembuangan.
Saat ini PT PPLI sedang mengembangkan suatu sistem di Eco-Landfill yang
akan memungkinkan untuk mengubah gas metana yang dihasilkan oleh limbah
menjadi listrik yang akan memberdayakan semua fasilitas PPLI.
10
Sebagian besar proses industri menghasilkan limbah cair dalam berbagai
jumlah. Limbah cair mungkin berbahaya atau tidak berbahaya tergantung pada
jenis proses dan bahan bakunya. PT PPLI mampu mengolah berbagai jenis
limbah cair yang mengandung kontaminasi tingkat tinggi. Proses perawatan
menggabungkan proses reaksi fisik, kimia, serta proses biologis.
2.6.3. Stabilisasi
Limbah yang masuk ke PT PPLI tidak semua bersifat stabil, sebelum limbah
ditimbun di landfill, limbah harus distabilkan terlebih dahulu secara fisika dan
kimia. PPLi menawarkan pengolahan stabilisasi untuk limbah padat yang dikirim
dalam bentuk tidak stabil. Proses stabilisasi dilakukan dengan melibatkan
perlakuan kimia.
11
bahan bakar sesuai dengan regulasi Kementrian Lingkungan Hidup dengan
memperhatikan nilai-nilai heat content, sulfur content, TOX, pH, dan viskositas.
Limbah yang telah diolah, dimasukkan dalam pembakar dalam bentuk padat.
Lalu dibakar pada temperature yang tinggi (1200 – 1400°C) serta waktu yang
lama di dalam pembakar semen, menjamin kesempurnaan pemusnahan limbah.
Hasil dari pembakaran diawasi dan diperiksa untuk memastikan bahwa tidak
terbentuk gas berbahaya.
12
dari limbah tersebut. Sampel yang dikirim dinamakan sampel PA
(PreAcceptance). Melalui sampel tersebut, maka PT PPLI dapat menentukan
sifat dan kandungan yang terkandung dalam limbah, serta menentukan metode
pengolahan yang harus dilakukan.
Saat libah sudah datang dalam skala besar, limbah tersebut diperiksa ulang
dengan uji sidik jari. Proses uji sidik jari ini dilakukan untuk memastikan apakah
limbah yang diterima sama dengan sampel limbah yang telah diperiksa lalu
dibuatkan profil limbahnya. Sampel limbah yang datang tersebut dinamakan
sampel EA (End-Acceptance). Setelah melalui analisa di laboratorium uji sidik jari
maka dilakukan pengolahan limbah sesuai dengan karakteristik limbah tersebut.
13
Limbah
Anorganik Organik
Bioplant
Stabilisasi dan
Solidifikasi
Effluent
Landfill
14
kimia dan sifat sampel tersebut. Setelah proses stabilisasi dan solidifikasi,
sebelum ditimbun ke landfill, terdapat tes kriteria kontrol kualitas sepeti tes TCLP
(Toxicity Characteristic Leacing Procedure) yaitu untuk penentuan sifat racun
untuk identifikasi limbah, uji kuat tekan minimal 10 ton/m2, uji filter cat dan
sebagainya. Proses stabilisasi akan diulang bila hasil uji TCLP ini tidak
memuaskan. Proses stabilisasi sebagian besar digunakan untuk limbah non cair.
Proses ini digunakan untuk limbah cair yang berbahaya. Secara umum
proses Phy-chem dilakukan melalui proses netralisasi, flokulasi, dan koagulasi.
Setelah melalui proses tersebut maka sebagian besar zat-zat berbahaya akan
terendapkan. Melalui proses filterisasi maka endapan akan terpisah dan
dimasukkan ke dalam proses stabilisasi. Sementara untuk bagian cair akan
diolah melalui proses Bioplant.
2.8.3. Bioplant
Limbah yang memiliki kandungan bahan organik lebih dari 10% maka
langsung diolah melalui fuel blending/proses thermal destruction. Hal tersebut
dikarenakan limbah organik tidak bisa ditimbun dikarenakan batas maksimal
kandungan organik dalam limbah yang masuk ke landfill ialah 10%.
15
(see detail liner system)
16
4. Manajemen Air Tanah
Manajemen air tanah dilakukan dengan melapisi dasar tempat
pembuangan akhir sedemikian rupa sehingga mampu mencegah lindi
memasuki air tanah. Pemantauan terhadap air tanah dilakukan secara terus-
menerus dengan memeriksa kualitas air tanah yang diperoleh dari sumur-
sumur pemantauan.
Dalam proses analisa sampel limbah yang masuk ataupun sampel yang
harus dimonitoring, PT PPLI menyediakan 4 laboratorium, diantaranya :
17
sampel disaring kemudian filtratnya dianalisa di laboratorium water quality atau
instrumen.
2.9.3. Laboratorium Water Quality
Analisis yang dilakukan ialah berkaitan dengan kimia air. sampel yang
dianalisa di laboratorium Water Quality ialah sampel PA, EA QC, sampel
komersil, sampel project yang berasal dari laboratorium finger print serta proses
monitoring terhadap sampel dari proses Bioplant, dimana parameter yang
dianalisa ialah key parameter (pH, TDS, COD, dan Ammonia terlarut), BOD, Cl - ,
COD, Cr6+, DO, Fl-, NO2-, NO3-, phosporus, sulphide, sulfat, total organic, phenol,
dan MBAS. Parameter tersebut dilakukan tergantung dari kebutuhan dari setiap
sampel.
18
test yang digunakan sebagai syarat spesifikasi suatu bahan bakar sintetik
sesuai regulasi yang ditentukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup.
19
2.10.4. Tanggap Darurat
2.10.6. OLIMS
20
atau pengangkutan milik PT PPLI pada saat pengangkutan limbah, hal ini untuk
menambah rasa aman dan respon segera pada saat melayani pelanggan dan
menetapkan keputusan-keputusan operasional.
21