Disusun oleh :
Annisa Wulandari
NIM : 14231031
2017
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Disusun oleh :
Annisa Wulandari
NIM : 14231031
2017
i
Proposal
Diusulkan oleh :
Annisa Wulandari
NIM : 14231031
Pembimbing Lapangan
ii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa Laporan Praktik Kerja Lapangan ini tidak terdapat
bagian yang pernah digunakan untuk memperoleh gelar Ahli Madya atau gelar
lainnya di suatu Perguruan Tinggi dan sepengetahuan saya tidak terdapat bagian
yang pernah ditulis dan diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Annisa Wulandari
iii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya dan
hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Mandiri
dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu. Shalawat serta salam selalu tercurahkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang penuh nikmat ini.
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini adalah buah hasil kerja keras saya
selama dua bulan pelaksanaan PKL dan tiga bulan proses pengerjaan laporan.
Oleh karena itu, karya ini ingin saya persembahkan kepada:
1. Allah SWT karena atas berkat nikmat ilmu-Nya saya dapat menyelesaikan
pelaksanaan Praktik Kerja Mandiri dan penulisan laporan dengan penuh
kemudahan dan kelancaran.
2. Kedua orang tua, Bapa dan Ibu saya yang selalu memberikan ridhonya
dukungan serta doa-doa luar biasa kepada saya.
3. Adik-adik saya, Khaerul Fikri Ramadhan dan Faiz Al-Farizi yang selalu
memberikan semangat kepada saya.
4. Sahabat karib saya, Chaerul Syahfrudin yang selalu memberikan motivasi,
doa dan semangat kepada saya.
5. Sahabat-sahabat terbaik saya, Hikni, Witri, Neni, Alun, Risa, Dalili, Putri,
dan Aning yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada saya.
6. Rekan-rekan sejawat Analis Kimia Universitas Islam Indonesia 2014 yang
selalu memberikan semangat dan dukungan.
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan rahmat dan karunia-Nyalah yang
membuat Penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan
penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dapat diselesaikan dengan
benar dan sebaik-baiknya.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan bertujuan memberikan
kesempatan kepada mahasiswa agar mendapatkan pengalaman kerja sebelum
memasuki dunia kerja, mendapatkan referensi dari instansi atau perusahaan,
membandingkan dan menerapkan kemampuan akademik dan kecakapan yang
telah dimiliki dengan aplikasi di lapangan, memahami konsep kerja yang
sesungguhnya sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, serta lebih mematangkan
kecakapan yang telah dimiliki sehingga lebih siap memasuki dunia kerja. Praktik
Kerja Lapangan juga merupakan sebagai bentuk tugas akhir mahasiswa dan
sebagai salah satu syarat kelulusan di Jurusan DIII Analis Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Islam Indonesia.
Dalam penyelesaian laporan ini tentu tidaklah lepas dari bantuan, bimbingan,
dukungan serta semangatdari berbagai pihak. Oleh karena ini, pada kesempatan
ini Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Thorikul Huda, S.Si.,M.Sc selaku Ketua Program Studi DIII Analis
Kimia FMIPA UII.
2. Ibu Reni Banowati Istiningrum, S.Si.,M.Sc selaku dosen pembimbing PKL
yang sabar membimbing saya yang melaksanakan PKL jauh dari
Yogyakarta.
3. Ibu Nita Haspriyanti, S.T selaku pembimbing PKL yang senantiasa
membimbing saya.
4. Kedua orangtua, adik serta sahabat-sahabat yang slalu memberikan
motivasi, semangat dan doa kepada Penulis.
5. Mba Ima, Mba Riska, Mba Tia, Mba Heni, Mas Ipul, Mas Adhim, Bu
Siska, Pak Roro dan seluruh Keluarga besar R & D Pertamina yang tidak
v
dapat saya sebutkan seluruhnya yang telah membantu, membimbing,
memberi nasehat dan menjadi keluarga selama 2 bulan saya melaksanakan
PKL.
6. Hartiwi Putri Indah Ratri yang telah menjadi teman suka duka di Jakarta,
teman menjelajah macetnya Jakarta, dan menjadi bagian keluarga saya.
7. Rekan-rekan PKL dari , IPB, UNJ, UPN Surabaya, ITS, Polban, AKABO
yang telah menjadi teman perjuangan selama di Jakarta.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
banyak membantu dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini.
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN...........................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................................v
DAFTAR ISI.........................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL..................................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................................2
2.2 Asphaltene..............................................................................................................3
vii
3.2 Tempat......................................................................................................................7
3.3 Bahan.......................................................................................................................7
3.4 Alat...........................................................................................................................7
5.2 Saran........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................21
LAMPIRAN............................................................................................................................23
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
LTS atau Laboratory & Technical Services adalah bagian dari R&D atau
Research and Development Direktorat Megaproyek Pengolahan & Petrokimia
PT. Pertamina (Persero) yang bertugas sebagai plant support and technical
services serta mencari problem solving terhadap permasalahan yang terjadi di
kilang dari segi laboratorium. LTS menerima sampel berupa Atmosferic
Residu Outlet Feed Filter AHU (Atmosferic Residue Hydrodemetalization
Unit) yang berasal dari RU VI Balongan dengan adanya permasalahan pada
system feed filter, dimana back flushing semakin cepat rata-rata 3 menit
versus design 30 menit. Hal ini disebabkan terjadinya fouling pada feed filter
yang sulit dibersihkan. Diperkirakan tumpukan deposit tersebut karena
adanya impurities dalam feed.
Fouling adalah akumulasi dari fase yang tidak diinginkan pada suatu unit
proses, fouling biasanya berbentuk solid yang terakumulasi diatas permukaan
peralatan yang didesain untuk mengalirkan cairan atau gas. Penyebab fouling
bermacam-macam, dalam hal masalah yang terjadi pada system feed filter RU
VI Balongan hipotesa awal disebabkan oleh precipitation asphaltene.
Penelitian ini dilakukan evaluasi untuk mengetahui kestabilan asphaltene
pada sampel atmosferic residu outlet feed filter AHU. Kestabilan asphaltene
pada sampel dapat diketahui dari yang merupakan nilai refractive index oil
(RIoil) dikurangi nilai refractive index pada awal terjadinya onset asphaltene
precipitation (PRI) atau memasukkan nilai RI oil dan PRI dalam suatu peta
kestabilan.
1
1.3 Tujuan
1. Melakukan analisis nilai RI oil untuk mengetahui kelarutan pada sampel
2
BAB II
DASAR TEORI
3
Gambar 1. Struktur Molekul Asphaltene
Asphaltene dalam suatu sampel dapat menjadi penyebab fouling, yang
merupakan pembentukan lapisan deposit yang biasanya berbentuk solid pada
suatu permukaan peralatan yang didesain untuk mengalirkan cairan atau gas
yang diakibatkan oleh akumulasi dari fase atau senyawa yang tidak
diinginkan pada suatu unit proses. Apabila sampel mengakibatkan fouling,
walaupun dalam jumlah kecil fouling sangat merugikan karena dapat
meningkatkan biaya energy dengan cara mengurangi efisiensi panas. Selain
itu moderate fouling juga dapat mengurangi efisiensi unit dan high fouling
dapat mengurangi laju alir serta meningkatkan pressure drop. umumnya unit
harus di stop untuk membersihkan fouling, namun pada kasus dimana fouling
dengan tingkat yang lebih parah dapat menyebabkan unplanned unit shut
down (Nita, 2016).
2.3 Onset Asphaltene Precipitation
4
oil dan PRI dalam RI. RI dapat menentukan kestabilan asphaltene dalam
suatu sampel karena sumbu absis Refractive Index Oil memberikan indikasi
seberapa baik daya larut sampel terhadap asphaltene. Sumbu ordinat PRI
adalah ukuran stabilitas atau ketidakstabilan asphaltene dari sampel.
Sedangkan kedua nilai berupa RI oil dan PRI ( RI) menentukan kestabilan
asphaltene sampai terjadi pengendapan (asphaltene precipitation) yang
diakibatkan oleh n-heptane (Nita, 2016).
5
Penentuan kestabilan asphaltene juga dapat dilakukan dengan cara lain,
yaitu berdasarkan nilai RI seperti pada gambar berikut :
6
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu
4 s.d 21 April 2017
3.2 Tempat
Penelitian dilakukan di Laboratorium Crude, Feedstock and Fuel,
Laboratory & Technical Services, Research and Development, PT. Pertamina
(Persero)
3.3 Bahan
1. Aseton
2. N- Heptane
3. Sampel Atmosferic Residu Outlet Feed Filter AHU RU VI Balongan,
tanggal 16 Maret 2016
4. Toluene
5. Tissue
3.4 Alat
1. Heating mantle
2. Kaca preparat
3. Mikroskop merek Olympus DSX510
4. Neraca analitik
5. Pipet tetes
6. Automatic Refractometer RA-620
7. Spatula
8. Vial 10 mL
9. Water bath
3.5 Cara Kerja
3.5.1 Penentuan Refractive Index Oil dengan Ekstrapolasi
1. Preparasi Sampel
1. Dibuat perbandingan sampel yang telah dipanaskan dalam water
7
30 1,5 3,5
40 2 3
FRI =
Keterangan :
FRI = Faktor Refractive
Index n = Refractive Index
b. Membuat grafik Konsentrasi Oil vs Faktor Refractive Index
c. Menghitung nilai FRI Konsentrasi Oil 1 dari persamaan
linier
(y = ax + b) yang dihasilkan oleh grafik pada poin b
menggunakan persamaan 2 berikut :
FRI = slope (a) x konsentrasi oil (1) + intersep (b)
8
d. Mengekstrapolasi nilai refractive index oil 100% dari nilai
FRI pada poin c menggunakan persamaan 3 berikut :
n=√
Keterangan :
FRI = Faktor Refractive Index yang berasal dari persamaan
linear
n = Refractive Index Oil 100%
3.5.2 Penentuan PRI Onset Asphaltene Precipitation
1. Preparasi Sampel
1. Dibuat perbandingan sampel yang telah dipanaskan dalam water
9
4. Dicatat pada konsentrasi % oil berapa terbentuk onset asphaltene
precipitation.
3. Penentuan Nilai RI pada Awal Terjadinya Onset Asphaltene
Precipitation (PRI)
1. Nyalakan Automatic Refractometer, ditunggu alat hingga ready.
2. Ditentukan titik temu antara kedua nilai dan dihitung nilai RI untuk
mengetahui sampel termasuk stabil, tidak stabil atau stabil pada
daerah perbatasan.
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
11
water bath pada suhu 6 , fungsi pemanasan adalah untuk mencairkan sampel
yang berupa padatan agar memudahkan dalam proses penimbangan sampel
sehingga dapat meningkatkan keakuratan dalam penimbangan. Kemudian
dibuat perbandingan sampel yang telah dipanaskan dalam water
bath pada suhu 6 dengan toluene untuk konsentrasi 20%, 30% dan 40% oil
dalam vial 10 mL sebanyak 5 gram. Proses penimbangan dilakukan dengan
cepat karena toluene merupakan senyawa yang bersifat volatil sehingga
apabila terlalu banyak toluene yang menguap akan menjadikan pelarutan
sampel menjadi tidak maksimal.
Penghomogenan larutan adalah langkah selanjutnya dengan digojog vial
dengan kuat hingga seluruh sampel larut dengan toluene. Pelarutan sampel
menggunakan toluene dikarenakan oil larut dalam toluene dan sebagai
pelarut, toluene bersifat memaksimalkan kandungan molekular yang terdapat
dalam crude karena bersifat membersihkan pengotor yang umumnya
mikromolekular yang terdapat dalam sampel, karena kandungan dalam crude
oil sangat kompleks sehingga tidak dapat diketahui kandungan-kandungan
pengotor yang terdapat dalam crude oil.
Nilai refractive index atau indeks bias blangko berupa toluene dan sampel
selanjutnya ditentukan sebanyak dua kali pengulangan dengan batas
repeatability maksimal 0,0002 (ASTM D-1218) menggunakan alat
refractometer pada suhu 20 . Pengujian nilai indeks bias dilakukan pada suhu
20 , suhu ini harus dijaga kestabilannya karena sangat berpengaruh pada nilai
uji indeks bias. Refractometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan
nilai indeks bias dari suatu sampel dengan prinsip kerja berupa pembiasan,
dasar pembiasan adalah penyinaran yang menembus dua macam media
dengan kerapatan berbeda, karena perbedaan kerapatan tersebut akan terjadi
perubahan sudut sinar. Sehingga didapatkan hasil pengukuran nilai refractive
index sebagai berikut :
Tabel 4.1.1 Penentuan Refractive Index Sampel Oil 100 %
Konsentrasi Massa Massa Nilai Rata-rata Nilai
(% Oil) Sampel Akhir Refraction Refraction Index
(gram) (gram) Index
0 1,4968 1,4968
1,4968
12
20 1,0074 5,0165 1,5012 1,5011
1,5011
30 1,5126 5,0128 1,5034 1,5034
1,5034
40 2,0174 5,0810 1,5059 1,5059
1,5060
Hasil pada tabel 4.1.1 semakin besar konsentrasi oil akan semakin besar
nilai refractive index nya dikarenakan semakin besar pula jumlah molekul
dan atomnya yang berinteraksi dengan sinar datang, menandakan bahwa laju
cahaya akan semakin kecil seiring dengan bertambahnya konsentrasi larutan
sehingga nilai refractive index akan semakin besar, selain itu konsentrasi
larutan juga akan berpengaruh secara proporsional terhadap sudut refraksi.
Apabila konsentrasi oil besar maka sudut refraksi akan kecil dan sebaliknya
jika konsentrasi oil kecil maka sudut refraksi akan besar karena adanya
perbedaan refraksi dari prisma dan sampel karena refraktive index prisma
jauh lebih besar dibandingkan dengan sampel. (Hidayanto, 2010) semakin
besar nilai RI menandakan semakin baik daya larut sampel terhadap
asphaltene. Sehingga didapatkan nilai refraction index sampel 100% oil
sebagai berikut :
Tabel 4.1.2 Hubungan Antara FRI Oil : Toluene dengan Konsentrasi Oil
Konsentrasi Nilai refractive index Nilai FRI
0 1,4968 0,2925
0,2 1,5011 0,2947
0,3 1,5034 0,2958
0,4 1,5059 0,2971
1
Berdasarkan tabel 4.1.2 dapat ditentukan grafik hubungan antara FRI yang
dihitung menggunakan persamaan 1 dengan campuran oil dan toluene yang
selanjutnya akan diperoleh persamaan regresi linear yang digunakan dalam
penentuan nilai refractive index 100% oil.
13
FRI of Mixture of Crude Oil and Solvent
0,3100
FRI
(n2 += 2)
(n2 - 1) /
y = 0,0113x + 0,2925
0,3000 R² = 0,9988
0,2971
0,2958
0,2947
0,2925
0,2900
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
Crude Oil Volume Fraction
Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Grafik Hubungan antara FRI
Campuran Oil dan Toluene dengan Konsentrasi Oil
14
nilai refractive index sampel atmosferic residu outlet feed filter AHU 100 %
didapatkan sebesar 1,5196.
4.2 Penentuan Onset Asphaltene Precipitation
Sampel dipanaskan dalam water bath pada suhu 6 . Fungsi pemanasan
adalah untuk mencairkan sampel yang berupa padatan agar memudahkan
dalam proses penimbangan sampel sehingga dapat meningkatkan keakuratan
dalam penimbangan. Penimbangan sampel dilakukan untuk pembuatan
variasi rasio campuran crude : precipitant dalam hal ini n-heptane dalam vial
tertutup untuk konsentrasi 20%, 30%, 40% sampai 90% oil, sebanyak 5 gram
dalam vial 10 mL. Sehingga didapatkan data sebagai berikut :
Tabel 4.2.1 Tabel Variasi Rasio Campuran Oil : Precipitant
Konsentrasi Massa sampel Massa akhir
(% oil) (gram) (gram)
10 0,5040 5,0020
20 1,0188 5.0485
30 1,5032 5,0505
40 2,0257 5,0123
50 2,5075 5,0752
60 3,0239 5,0565
70 3,5065 5,0094
80 4,0710 5,0245
90 4,5051 5,0079
15
memantulkan cahaya atas mikroskop sehingga asphaltene yang terbentuk
tidak dapat diamati. Pengolesan dilakukan seperti pada gambar berikut :
16
tidak stabil, karena dengan sedikit saja gangguan dari n-heptane terhadap
asphaltene, asphaltene keluar dari sistem. Berdasarkan hal tersebut,
didapatkan gambaran asphaltene menggunakan mikroskop dengan perbesaran
416 kali sehingga didapatkan data sebagai berikut :
17
4.3 Penentuan Stability Asphaltene
Penentuan asphaltene stability dilakukan dengan cara memplotkan nilai RI
oil dan PRI dalam peta kestabilan atau menghitung nilai RI dan menetapkan
kestabilan asphaltene dalam sampel berdasarkan literatur. Didapatkan hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.2.2 Nilai RI Oil dan PRI
Onset Asphaltene Precipitation Refractive Index @20
% vol n-Heptane PRI RI oil
30 1,4854 1,5196
:
Gambar 7. Peta Kestabilan Sampel Atmosferic Residu Outlet Feed
Filter AHU
Berdasarkan gambar 7. didapatkan hasil titik temu antara RI oil dan PRI
dalam peta kestabilan, yang berdasarkan peta kestabilan sudah termasuk
kedalam zona decreasing stability sehingga sampel atmosferic residu outlet
feed filter AHU bersifat tidak stabil dilihat dari titik temu antara RI oil dan
PRI. yang menurut jurnal Fuzzy Assessment of Asphaltene Stability in Crude
Oils karya Amin Gholami pada tahun 2014 daerah RI tersebut menandakan
crude outlet feed filter tidak stabil.
Apabila aspalthene stability ditentukan berdasarkan nilai RI didapatkan
nilai RI sebesar 0,0342 yang menurut literatur jurnal Fuzzy Assessment of
Asphaltene Stability in Crude Oils jika nilai RI 0,06 sampel bersifat tidak
18
stabil. Sampel yang tidak stabil menandakan asphaltene yang terdapat
didalam sampel tidak stabil terhadap sistem, karena dengan penambahan
%precipitant hanya sekian persen asphaltene sudah terbentuk, contohnya
dalam hal ini sampel atmosferic residu outlet feed filter AHU tidak stabil
asphaltene nya hanya dengan penambahan n-heptane sebanyak 30%. Hal ini
dan mengindikasikan bahwa blending sampel atmosferic residu outlet feed
filter AHU tidak mencapai kecocokan antar komponennya, temperature,
pressure atau sebagainya yang juga merupakan faktor yang mempengaruhi
kestabilan asphaltene sehingga menimbulkan asphalthene precipitation yang
menjadi salah satu penyebab fouling. Apabila kondisi ini terus dilanjutkan
tanpa adanya perbaikan terhadap hal yang menjadi penyebab fouling pada
system feed filter akan mengakibatkan dampak fouling yang lebih parah
dimasa depan.
19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
Asphaltene stability dalam sampel Atmosferic Residu Outlet Feed Filter AHU
bersifat tidak stabil, karena nilai RI didapatkan sebesar 0,0342 0,045.
RI didapatkan dari pengurangan nilai Refractive Index oil yang nilainya
sebesar 1,5196 dengan nilai PRI Onset Asphaltene Precipitation yang
terjadi pada sampel : precipitant sebesar 70 %: 30% dengan nilai PRI sebesar
1,4854. kemudian penilitian asphaltene stability ini dilakukan dengan prinsip
didasarkan pada memplotkan nilai PRI dengan nilai RI oil sampel 100%
dalam suatu peta kestabilan dan ditetapkan titik temu kedua garis
berdasarkan nilai RI. Selanjutkan tetapkan titik tersebut termasuk kedalam
zona stabil, tidak stabil atau stabil pada daerah perbatasan sehingga dapat
ditarik kesimpulan kestabilan asphaltene pada sampel tersebut.
5.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah :
20
DAFTAR PUSTAKA
ASTM D-1218 Standard Test Method for ASTM Color of Petroleum Products
(ASTM Color Scale)
Buckley, J.S. and Wang, J.X., 2002. Crude Oil and Asphaltene Characterization
For Prediction of Wetting Alteration. Journal of Petroleum Science and
Engineering 33 Hal.195-202.
Chan, C.C., H.LY.C. LEE, & X. Zhang., 2004. Analytical Method Validationand
Instrumental Performent Verification. Willey Intertercina A. John Willy
and Sons. Inc., Publication.
Gholami, Amin., Mojtaba Asoodeh & Parisa Bagheriour., 2013, Fuzzy Assessment
of Asphaltene Stability in Crude Oils. Journal of Dispersion Science and
Technology Hal 35
Haspriyanti, Nita., 2016. Evaluasi Deposit Feed Filter 12-J-501 Unit ARDHM
RU IV Balongan. Jakarta : R & D PT. Pertamina (Persero).
Hidayanto, Eko dkk. 2010. Aplikasi Portable Brix Meter untuk Pengukran
Indeks Bias. Jurnal Berkala Fisika. Vol. 13 No. 4 Yogyakarta.
21
Wang, J.X., 2002. Asphaltene : A General Introduction, P & Sc Group PRRC.
New Mexico Tech.
22
LAMPIRAN
FRI =
a. Konsentrasi Oil 0% c. Konsentrasi Oil 30%
FRI FRI
0,2925 0,2958
b. Konsentrasi Oil 20% d. Konsentrasi Oil 40%
FRI FRI
0,2947 0,2971
23
Grafik Hubungan Antara Grafik Hubungan antara FRI Campuran Oil dan Toluene
dengan Konsentrasi Oil
y = 0,0113x + 0,2925
0,3000 R² = 0,9988
0,2971
0,2958
0,2947
0,2925
0,2900
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
Crude Oil Volume Fraction
0,3038
Penentuan RI sampel konsentrasi 100% berdasarkan persamaan 3 :
n √
=√
√
= 1,5196
24