BANJARMASIN
Oleh :
TAUPIK RAHMAN
i
BANJARMASIN, 2012
BANJARMASIN
Oleh :
TAUPIK RAHMAN
BANJARMASIN, 2012
ii
LEMRAR PERSETUJUAN PEMBIMBINC›
Karya Tulis llmiah ini berjudul Asuhan Keperusvatan Thulu 'eiitia par:la Klien An.
S cli Ruang Sedap Malant (Anak) Rumah Sakit Utnuiit Daerah t//fH Banjarntasin,
yang dibuat oleh Taupik Rahman (NPM. 712002 S 09114 R), telah mendapatkan
persetujuan dari para pembimbing untuk diujikan pada ujian Sidang Karya Tulis
Ilmiah Program Studi D.3 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Banjarmasin.
Pembimbing 1,
Pembimbing 2,
Zukiubarak, SE, MM
Mengetahui
iii
Tim Penguji:
Penguji 1,
Penguji 2,
Penguji 3,
Mengetahui
Ketua Program Studi D.3 Keperawatan,
Yuliani Budiyarti,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Mat
NIK. 021 009 099
Mengesahkan
Ketua Stikes Muhammadiyah Banjarmasin,
M. Syafwani,S.Kp.,M.Kep.Sp.Jiwa
NIK 012 012 096
iv
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahim,
Dengan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan ujian akhir program
Diploma 3 Ahli Madya Keperawatan yang diajukan sebagai salah satu syarat
kelulusan, dengan judul Karya Tulis Ilmiah ” Asuhan Keperawatan Thalasemia
Pada Klien An. S Di Ruang Anak (Sedap Malam) Rumah Sakit Umum Daerah
Ulin Banjarmasin” yang diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan.
Dalam proses penulisan dan pelaksanaan Asuhan Keperawatan ini tentunya tidak
lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan serta bimbingan
dari semua pihak, dan tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
v
6. Pimpinan beserta segenap karyawan dan karyawati RSUD Ulin
Banjarmasin atas bantuan dan kerjasamanya.
7. Yayasan Thalasemia Indonesia-Perhimpunan Orang Tua Penderita
Thalasemia Indonesia (YTI-POPTI) cabang Kalimantan Selatan atas
dukungan dan bantuannya.
8. Dosen-dosen D3 Keperawatan dan staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Banjarmasin yang telah memberikan motivasi dan
supprot kepada penulis.
9. Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Banjarmasin yang telah banyak memberikan kesempatan untuk menggali
literatur ilmu pengetahuan.
10. Orang tua tercinta dan keluarga yang telah memberikan doa, motivasi dan
support baik langsung maupun tidak langsung.
11. Kepada sahabat-sahabatku, terima kasih atas bantuan dan supportnya.
12. Semua pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan tugas
akhir.
Harapan penulis semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan mempunyai
nilai ibadah. Amin Ya Rabbal Alamin.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAM SAMPUL.......................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI................................................................iv
KATA PENGANTAR.........................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................vii
DAFTAR TABEL...............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................x
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Tujuan Asuhan Keperawatan ................................................... 3
1.3 Metode Ilmiah Asuhan Keperawatan....................................... 3
1.4 Sistematika Penulisan .............................................................. 3
1.5 Manfaat .................................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS
2.1 Tinjauan Teoritis Medis ........................................................... 5
2.2 Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan Thalasemia ............... 17
BAB 3 HASIL ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Gambaran Kasus ...................................................................... 26
3.2 Analisis dan Diagnosis Keperawatan....................................... 34
3.3 Rencana Keperawatan.............................................................. 37
3.4 Implementasi ............................................................................ 40
3.5 Evaluasi .................................................................................... 42
3.5 Catatan Perkembangan............................................................. 44
BAB 4 PENUTUP
4.1 Simpulan .................................................................................. 49
vii
4.2 Saran............................................................................................49
DAFTAR RUJUKAN..........................................................................................51
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................54
viii
DAFTAR
1. Pemeriksaan Laboratorium...........................................................................31
2. Analisa Data dan Diagnosis Keperawatan....................................................34
3. Rencana Asuhan Keperawatan.....................................................................37
4. Implementasi dan Evaluasi Tindakan...........................................................40
5. Evaluasi........................................................................................................42
6. Catatan Perkembangan.................................................................................44
ix
DAFTAR
x
BAB 1
PENDAHULUA
1
2
Berdasarkan data yang dipoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Ulin
Banjarmasin pada tahun 2011, didapatkan jumlah kasus Thalasemia yang
terjadi yaitu 69 kasus.
Anak-anak dengan thalasemia mayor adalah normal pada saat lahir, tetapi
mereka menderita kekurangan darah pada usia antara tiga dan delapan belas
bulan. Mereka menjadi pucat, tidak dapat tidur nyenyak, tidak mau makan
dan mungkin memuntahkan makanan yang dimakan. Apabila anak-anak
dengan thalasemia mayor tidak dirawat, maka hidup mereka akan menderita.
Mereka biasanya dapat meninggal dunia pada umur antara satu sampai
dengan delapan tahun (Yayasan Thalasemia Indonesia, 2008).
1.4.1 BAB I
Pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan umum, tujuan khusus,
metode ilmiah asuhan keperawatan, sistematika penulisan dan manfaat
penulisan.
1.4.2 BAB II
Tinjauan teoritis Thalasemia, meliputi pengertian, etiologi,
patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi, pemeriksaan penunjang
serta penatalaksanaan medis, tinjauan teoritis keperawatan Thalasemia
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,
tindakan intervensi dan evaluasi.
1.4.3 BAB III
Hasil asuhan keperawatan meliputi gambaran kasus, analisa data,
diagnosa keperawatan, rencana asuhan keperawatan, implementasi dan
evaluasi.
1.4.4 BAB IV
Penutup meliputi simpulan dan saran.
1.5 Manfaat
TINJAUAN TEORITIS
Hemoglobin adalah suatu zat di dalam sel darah merah yang berfungsi
mengangkut zat asam dari paru-paru ke seluruh tubuh, selain itu juga
memberkan warna merah pada darah. Hemoglobin terdiri dari 4 molekul
zat besi (heme), 2 molekul rantai globin alpha dan 2 molekul rantai
globin beta. Rantai globin alpha dan beta adalah protein yang
produksinya disandi oleh globin alpha dan beta dalam kromosom
(Yayasan Thalasemia Indonesia, 2008).
Sumber: http//gassama.myweb.uga.eduhemoglobin.html
5
6
2.1.2 Pengertian
2.1.4 Etiologi
2.1.5 Patofisiologi
Sumber: Patofisiologi Thalasemia dimodifikasi penulis dari Billota, Kowalak, Price, Sonati, dan
Yayasan Thalasemia Indonesia.
1
2.1.7.1 Laboratorium
2.1.7.2 Pencitraan
2.1.8 Penatalaksanaan
2.1.9 Prognosis
pubertasnya terlambat.
2.1.10 Komplikasi
2.2.1 Pengkajian
Sonati (2012) menjelaskan pada klien thalasemia biasanya didapatkan
beberapa hal seperti berikut:
2.2.1.1 Asal keturunan/ kewarganegaraan
Thalasemia banyak dijumpai pada bangsa disekitar Laut Tengah
(mediterania). Seperti Turki, Yunani, Cyprus, dll. Di Indonesia
sendiri, thalasemia cukup banyak dijumpai pada anak, bahkan
merupakan penyakit darah yang paling banyak diderita.
1
2.2.1.2 Umur
Pada thalasemia mayor yang gejala klinisnya jelas, gejalatersebut
telah terlihat sejak anak berumur kurang dari 1 tahun. Sedangkan
pada thalasemia minor yang gejalanya lebih ringan, biasanya
anak baru datang berobat pada umur sekitar 4 – 6 tahun.
2.2.1.3 Riwayat kesehatan anak
Anak cenderung mudah terkena infeksi saluran napas bagian atas
infeksi lainnya. Hal ini mudah dimengerti karena rendahnya Hb
yang berfungsi sebagai alat transport.
2.2.1.4.Pertumbuhan dan perkembangan
Sering didapatkan data mengenai adanya kecenderungan
gangguan terhadap tumbuh kembang sejak anak masih bayi,
karena adanya pengaruh hipoksia jaringan yang bersifat kronik.
Hal ini terjadi terutama untuk thalasemia mayor. Pertumbuhan
fisik anak adalah kecil untuk umurnya dan ada keterlambatan
dalam kematangan seksual, seperti tidak ada pertumbuhan
rambut pubis dan ketiak. Kecerdasan anak juga dapat mengalami
penurunan. Namun pada jenis thalasemia minor sering terlihat
pertumbuhan dan perkembangan anak normal.
2.2.1.5 Pola makan
Karena adanya anoreksia, anak sering mengalami susah makan,
sehingga berat badan anak sangat rendah dan tidak sesuai dengan
usianya.
2.2.1.6 Pola aktivitas
Anak terlihat lemah dan tidak selincah anak usianya. Anak
banyak tidur / istirahat, karena bila beraktivitas seperti anak
normal mudah merasa lelah.
2.2.1.7 Riwayat kesehatan keluarga
Karena merupakan penyakit keturunan, maka perlu dikaji apakah
orang tua yang menderita thalasemia. Apabila kedua orang tua
menderita thalasemia, maka anaknya berisiko menderita
1
a. Kriteria hasil
1) Klien dapat melakukan aktivitas maksimal sesuai
kemampuan.
2) Klien dapat beraktivitas maksimal sesuai kemampuan dan
menormalkan Hb ( >10 g/dl).
b. Intervensi
1) Kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas normal,
catat laporan kelelahan, keletihan, dan kesulitan
menyelesaikan tugas.
Rasional: Memperbaharui pilihan dan intervensi
2) Berikan lingkungan tenang. Pertahankan tirah baring bila
diindikasikan. Pantau dan batasi pengunjung, telepon, dan
gangguan berulang tindakan yang tak direncanakan.
Rasional: Meningkatkan istirahat untuk menurunkan
kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan regangan
jantung dan paru.
3) Prioritaskan jadwal asuhan keperawatan untuk
meningkatkan istirahat. Pilih periode istirahat dengan
periode aktivitas.
Rasional: Mempertahankan tingkat energi dan
meningkatkan regangan pada sistem jantung
dan pernapasan.
4) Berikan bantuan dalam aktivitas bila perlu,
memungkinkan pasien untuk melakukannya sebanyak
mungkin.
Rasional: Membantu bila perlu, harga diri ditingkatkan
bila pasien melakukan sesuatu sendiri.
5) Rencanakan kemampuan aktivitas dengan pasien,
termasuk aktivitas yang pasien pandang perlu. Tingkatkan
tingkat aktivitas sesuai toleransi.
2
HASIL ASUHAN
Riwayat penyakit sekarang: kurang lebih 3 hari sebelum klien masuk rumah
sakit, klien mengeluh pusing, pandangan berkunang-kunang, badannya terasa
lemah dan lesu. Klien mengatakan hanya bisa berbaring dan tidak bisa
melakukan aktivitas seperti biasa. Selain itu klien juga mengatakan kurang
nafsu makan dan panas maka untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,
oleh pihak keluarga dengan segera membawa klien ke RSUD Ulin
Banjarmasin untuk mendapatkan perawatan.
26
2
Riwayat penyakit keluarga: Ayah klien mengatakan dalam keluarga tidak ada
yang mengidap penyakit seperti yang klien derita, tetapi keponakannya ada
yang menderita anemia.
Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada hari Senin tanggal 02 April 2012
pukul 11.00 Wita didapatkan data, kesadaran klien compos mentis, keadaan
umum klien tampak lemah, lesu, dan hanya berbaring di tempat tidur.
Glasgow Coma Scale (GCS): respon membuka mata 4, respon verbal 5, dan
respon motorik 6. Tanda-tanda vital: tekanan darah (TD) 100/50 mmHg, nadi
68 x/m, respirasi 27 x/m, temperatur 38° C. Data antropometrik: tinggi badan
(TB) klien 140 cm, berat badan (BB) klien 30 kg, dan berat badan ideal (BBI)
klien 24 kg dengan menggunakan rumus menghitung berat badan ideal, yaitu:
BBI = (2 x Umur (tahun) ) + 8
= (2 x 8) + 8
= 16 + 8
= 24 Kg
Pengkajian kulit: kulit tampak sianosis, tidak ada lesi, tidak ada edema,
kebersihan kulit klien cukup bersih, telapak tangan klien tampak pucat, turgor
kulit klien baik (pada saat dicubit kembali dalam waktu 2 detik), CRT
(capillary refilling time) kurang baik karena pengisian kapiler perifer lebih
dari 2 detik, dan akral klien teraba hangat dengan suhu 38°C.
Pemeriksaan kepala dan leher: struktur kepala normal dan simetris, kebersihan
rambut cukup bersih, ramut klien pendek, keriting, dan berwarna hitam, tidak
ada trauma pada kepala. Didapatkan tidak terabanya adanya pembesaran
kelenjar tiroid pada leher dan tidak ada keterbatasan gerak pada kepala dan
leher.
Pengkajian mata dan penglihatan: didapatkan struktur kedua mata kiri dan
kanan simetris, kebersihan cukup baik dan tidak ada sekret yang menempel,
konjungtiva tampak anemis, sklera ikterik, gerakan bola mata dapat melihat ke
2
kiri dan ke kanan serta ke atas dan ke bawah, pandangan mata klien
berkunang-kunang, klien tidak menggunakan alat bantu penglihatan.
Pengkajian struktur hidung dan bentuk hidung: bentuk hidung simetris dan
normal, kebersihan cukup, tidak ada secket yang keluar, tidak ada peradangan
dan perdarahan pada hidung, tidak ada polip saat dilihat dengan menggunakan
senter pada lubang hidung klien, fungsi penciuman baik dengan melakukan tes
penciuman yang baunya merangsang seperti menggunakan minyak kayu putih
dan alkohol yang dioleskan pada kedua kapas kemudian didekatkan pada
lubang hidung klien dan klien dapat membedakan kedua baunya baik bau
minyak kayu putih dan bau alkohol.
Pengkajian mulut dan gigi: bibir tampak kering dan berwarna pucat, tidak ada
perdarahan maupun peradangan pada gusi, fungsi mengunyah klien baik, dan
klien tidak menggunakan gigi palsu.
Pengkajian genetalia dan reproduksi: tidak ada inkontinensia urin, retensi urin
maupun hematuria, dan lien tidak ada peradangan maupun perdarahan pada
genetalia.
Pengkajian ekstremitas atas dan bawah: ekstremitas kanan dan kiri tampak
simetris dan normal, tidak ada lesi, tidak ada edema, telapak tangan klien
tampak terpasang infus dengan infus NaCl 18 tetes permenit pada ekstremitas
kiri atas.
Skala kekuatan otot: 4444 4444
4444 4444
Pengkajian nutrisi: nutrisi klien di rumah cukup, klien makan di rumah 3 kali
sehari dengan jenis makanan nasi, sayur-mayur, dan lauk-pauk, tidak ada
alergi pada makanan tertentu, klien mengatakan tidak ada pantangan makanan,
banyaknya makan 1 porsi untuk sekali makan dan minum 7-8 gelas sehari (3
3
gelas air teh dan 4-5 gelas air putih), keluarga klien mengatakan selama di
rumah sakit hanya menghabiskan 1-2 sendok makan dari makanan yang
disediakan rumah sakit dengan diet berupa bubur biasa tinggi kalori tinggi
protein (BB TKTP).
Pengkajian spiritual: klien beragama Islam dan selalu menjalankan shalat lima
waktu, di rumah sakit klien selalu menjalankan shalat lima waktu bersama
keluarga kini di rumah sakit klien hanya mampu berdo’a untuk
kesembuhannya.
Keterangan:
Tanda bintang (*) diatas menunjukkan bahwa angka tidak dalam batas
normal.
3.2.2 Medikamentosa
Obat-obatan yang diberikan kepada klien pada tangggal sebagai berikut :
3.2.2.1 Infus NaCl 18 tetes permenit
3.2.2.2 Injeksi Ranitidin 2 x 1 ampul/hari
3.2.2.3 Transfusi PRC r/ 4 kolf
3.3.2.2 Palpasi
a. Akral klien teraba hangat dengan suhu 38° C.
b. Nadi klien: 68 x/menit.
3.3.2.3 Perkusi:
-
3.3.2.3 Auskultasi
a. Tekanan darah: 100/50 mmHg.
3
DO:
a. Klien tampak lemah dan
hanya berbaring di tempat
tidur.
b. Konjungtiva tampak anemis.
c. Akral teraba hangat.
d. CRT lebih dari 3 detik.
e. Telapak tangan klien tampak
pucat.
f. Bibir klien tampak pucat.
g. Hemoglobin 4.3g/dl.
h. Nadi: 68 x/m
i. TD: 100/50 mmHg
DO:
a. Klien tampak lemah dan
hanya berbaring di tempat
tidur.
b. Konjungtiva tampak anemis.
c. Akral teraba hangat.
d. CRT lebih dari 3 detik.
e. Telapak tangan klien tampak
pucat.
f. Bibir klien tampak pucat.
g. Hemoglobin 4.3g/dl.
h. Nadi: 68 x/m
i. TD: 100/50 mmHg
5. DS: Ansietas Ancaman terhadap
a. Klien mengatakan status kesehatan
khawatir tergadap
keadaannya.
b. Klien mengatakan berada
dalam pendidikan
sekolah dasar kelas 4.
DO:
a. Klien tampak selalu
menanyakan
tentang
penyakitnya.
b. Klien tampak cemas.
6. Faktor Risiko: Resiko cedera Penurunan
a. Klien mengatakan kepalanya konsentrasi
terasa pusing. hemoglobin dalam
b. Klien mengatakan badannya darah
terasa lemah dan lesu.
c. Klien mengatakan
pandangannya berkunang-
kunang
d. TD: 100/50 mmHg
e. Telapak tangan klien tampak
pucat.
f. Bibir klien tampak pucat.
g. Hemoglobin 4.3g/dl.
3
Prioritas masalah:
Dari analisis data diatas dapat disimpulkan 3 diagnosis yang menjadi prioritas
masalah keperawatan yang ditangani terlebih dahulu yaitu:
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Gangguan perfusi Dalam waktu 3 x a. Kaji a. Mengetahui
jaringan 24 jam perfusi tingkat derajat hipoksia.
berhubungan dengan perifer meningkat kesadaran
penurunan dengan kriteria klien secara
konsentrasi evaluasi: teratur.
hemoglobin dalam a. Klien tidak b.Kaji warna b. Mengetahui
darah yang ditandai mengeluh kulit, suhu, derajat
dengan: pusing. sianosis, hipoksemia dan
DS: b. Tanda-tanda nadi peningkatan
a. Klien vital dalam perifer, dan tahanan perifer.
mengatakan batas normal. diaphoresis
kepalanya (Pada anak) scara
terasa pusing. - TD: 100/70- teratur.
b. Klien 120/80 c. Pantau urine c. Penurunan curah
mengatakan mmHg output. jantung
badannya terasa - N: 80-100x/m mengakibatkan
lemah dan lesu. - R: 16-20 x/m menurunnya
c. Klien - T: 36°-37° C produksi urine.
mengatakan c. Konjungtiva Pemantauan yang
pandangannya tidak anemis ketat pada
berkunang- d. CRT <3 detik produksi rine
kunang <600 ml/hari
DO: merupakan tanda
a. Klien tampak terjadinya syok
lemah dan kardiogenik.
hanya berbaring d. Berikan d. Makanan besar
di tempat tidur. makanan dapat
b. Konjungtiva kecil/mudah meningkatkan
tampak anemis. dikunyah, kerja miokardium.
c. Akral teraba batasi asupan
hangat. kafein.
d. CRT jelek pada e. Kolaborasi: e. Transfusi dengan
saat dicubit Pemberian PRC lebih
kembali lebih transfuse rasional diberikan
dari 3 detik. darah. pada klien yang
e. Telapak tangan mengalami
klien tampak anemia akibat
pucat. penurunan sel
f. Bibir klien darah merah.
tampak pucat. f. Pemantauan f. Pemantauan darah
g. Hb: 4.3g/dl. laboratorium. rutin berguna
h. Nadi: 68 x/m untuk melihat
i. TD: 100/50 perkembangan
mmHg
3
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
2. Hipertermia Dalam 1 x 24 jam a. Ukur suhu a. Untuk
berhubungan hipertermia tubuh klien meyakinkan
dengan proses teratasi dengan setiap 4 jam, perbandingan
penyakityang kriteria evaluasi: identifikasi data yang akurat.
ditandai dengan: a. Suhu tetap an catat rute.
DS: normal (36,5°-
a. Klien 37°C) b.berikan b. Tindakan
mengatakan b. RR dalam batas kompres tersebut
badannya panas normal (16-20 dingin pada meningkatkan
DO: kali/menit) aksila dan kenyamanan dan
a. Akral klien teraba lipatan paha. menurunkan
hangat dengan temperature
suhu 38° C. tubuh.
b. Respirasi: 27 x/m
c. Pantau dan c. Peningkatan
catat denyut dnyut nadi,
nadi dan penurunan
irama nadi, tekanan darah
tekanan dapat
darah, mengindikasikan
frekuensi hipovolemia,
napas. yang mengarah
pada penurunan
perfusi jaringan.
Peninkatan
frekuensi
pernapasan
berkompensasi
pada hipoksia
jaringan.
d. Kolaborasi: d. Untuk
Berikan menrunkan
antipiretik. demam
e. Berikan e. Menghindari
cairan IV kehilangan air,
sesuai yang natrium klorida
dianjurkan. dan kalium yang
berlebihan.
3
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
3. Ketidakseimbangan Dalam waktu 3 x a.Jelaskan a. Dengan
nutrisi kurang dari 24 jam terdapat tentang pemahaman klien
kebutuhan tubuh peningkatan dalam manfaat akan lebih
berhubungan dengan pemenuhan nutrisi makan bila kooperatif
penurunan intake dengan kriteria dikaitkan mengikuti aturan.
makanan yang evaluasi: dengan
ditandai dengan: a. Klien secara kondisi klien
DS: subjektif saat ini.
a. Klien mengatakan termotivasi b. Anjurkan b. Untuk
kurang nafsu untuk klien menghindari
makan. melakukan memakan makanan yang
b. Klien mengatakan pemenuhan makanan yang justru dapat
hanya bisa nutrisi sesuai disediakan menggangu proses
menghabiskan anjuran. rumah sakit. penyembuhan
makan 1-2 b. Klien dan klien.
sendok saja dari 1 keluarga c.Beri makanan c. Untuk
porsi makanan mengetahui dalam meningkatkan
yang dihidangkan tentang asupan keadaan selera dan
oleh pihak rumah nutrisi yang hangat dan mencegah mual,
sakit. tepat pada porsi kecil mempercepar
DO: klien. serta diet perbaikan kondisi,,
a. Klien tampak c. Asupan tinggi kalori serta mengurangi
hanya dapat meningkat pada tinggi protein. beban kerja
menghabiskan 1- porsi makanan jantung.
2 sendok makan yang d. Libatkan d. Dengan bantuan
dari 1 porsi disediakan. keluarga klien keluarga dalam
makanan yang dalam pemenuhan nutrisi
dihidangkan oleh pemenuhan dengan tidak
pihak rumah nutrisi bertentangan
sakit. tambahan dengan pola diet
b. Diet BB yang tidak akan meningkatkan
TKTP. bertentangan pemenuhan nutrisi.
c. Data dengan
antropometri: penyakitnya.
TB: 140 cm, e.Lakukan dan e. Hygine oral yang
BB: 30 kg, ajarkan baik akan
BBI: 24 kg. perawatan menimbulkan nafsu
mulut makan klien.
sebelum dan
sesudah
makan.
f. Kolaborasi f. Memenuhi asupan
dalam vitamin yang
pemberian kurang dari
multivitamin. penurunan asupan
nutrisi secara
umum
4
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
P: Intervensi dilanjutkan:
a. Kaji warna kulit, suhu.
b. Pantau hasil laboratorium.
c. Pantau frekuensi jantung dan irama
P: Intervensi dihentikan
4
P: Intervensi dihentikan
4
Hasil:
Warna kulit klien masih tampak pucat,
11.00 suhu klien 37.0° C.
PENUTU
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
4.2.1 Klien
49
50
Hoffman, J., Rudolph, A. & Rudolph, C. (2007). Buku Ajar Pediatri Rudolph.
Edisi 20.Volume 2. Bagian C. Jakarta: EGC.
http://dokmud.wordpress.com/2010/10/11/thalasemia/27.03.2012/08.04> (Diakses
Tanggal 27 Maret).
51
5
http://lifestyle.okezone.com/read/2011/05/06/195/453920/deteksi-dini-cegah-
talasemia> (Diakses tenggal 30 Maret 2012).
http://mirbrokers.com/data/NewsletterEdisi64Thalasemia15.10.20101.pdf/07.54>
(Diakses tanggal 27 Maret 2012).
http://ns1.seruu.com/informasi/hotel-seruu/artikel/mari-berdamai-dengan-
talasemia> (Diakses tanggal 30 Maret 2012).
Kowalak, J., Mayer, B & Welsh. W (Eds). (2011). Buku Ajar: Patofisiologi.
Jakarta: EGC.
Lampiran 1
Parameter Nilai
Respon membuka mata
- Membuka secara spontan 4
- Terhadap suara 3
- Terhadap nyeri 2
- Tidak berespons 1
Respon verbal
- Orientasi baik 5
- Bingung 4
- Kata-kata tidak jelas 3
- Bunyi tidak jelas 2
- Tidak berespons 1
Respon motorik/ gerak
- Mengikuti perintah 6
- Gerakan local 5
- Fleksi, menarik 4
- Fleksi abnormal 3
- Ekstensi abnormal 2
- Tidak ada 1
Lampiran 2
Sumber: Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia (Hidayat, A. Aziz Alimul, 2006: 219)
5
Lampiran 3
Kenormalan
Skala Ciri
Kekuatan (%)
0 0 Paralisis total
1 10 Tidak ada gerakan, teraba/ terlihat adanyakontraksi otot
2 25 Gerakan otot penuh, menentang gravitasi dengan
sokongan
3 50 Gerakan normal menentang gravitasi
4 75 Gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan
sedikit penahanan
5 100 Gerakan normal menentang gravitasi dengan penahanan
penuh
Lampiran 4
SKALA AKTIVITAS
Lampiran 5
TINGKAT KESADARAN
Kesadaran Tanda
Sadar penuhm dapat menjawab semua pertanyaan
Composmentis
tentang keadaan sekelilingnya
Keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan
Apatis dengan kehidupan sekitarnya, acuh tak acuh
Lampiran 6
Lampiran 7
Pendidikan
» Formal
- TK : TK Merpati (1997)
- SD : SDN Manarap Lama 2 (2003)
- SLTP : SMPN 1 Kertak Hanyar (2006)
- SLTA : SMAN 1 Gambut (2009)
» Non Formal
- Workshop Hypnosis (2011)
- Pelatihan Pembentukan karakter di Kopertis (2011)
- Kursus Komputer (2012)
- Pelatihan BTCLS yang diselenggarakan “Malang Trauma Service”
Penulis