Anda di halaman 1dari 102

HUBUNGAN TINGKAT STRESS PEMBELAJARAN DARING

DENGAN KUALITAS TIDUR MAHASISWA S1


KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
TASIKMALAYA

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Keperawatan

ASEP NURYANA
NIM MB1117005
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : HUBUNGAN TINGKAT STRESS KARENA PEMBELAJARAN


DARING DENGAN KUALITAS TIDUR MAHASISWA S1
KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
TASIKMALAYA

NAMA : ASEP NURYANA

NIM : MB1117005

Telah Disetujui Untuk Diajukan Pada Sidang Skripsi

Pada Program Studi Sarjana Keperawatan

Fakultas Keperawatan Universitas Bhakti Kencana

Menyetujui :

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

dr. Fitriani Mardiana Hidayat, M.KM Ns. Hj. Setia Perwati, S.Kep., MM

Program Studi Sarjana Keperawatan Kampus Tasikmalaya

Ketua

Ns. Hilman Mulyana, S.Kep., M.Kep

ii
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : HUBUNGAN TINGKAT STRESS PEMBELAJARAN DARING


DENGAN KUALITAS TIDUR MAHASISWA S1
KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
TASIKMALAYA

NAMA : ASEP NURYANA


NIM : MB1117005

Skripsi ini telah dipertahankan dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan
Dewan Penguji Skripsi Program Studi Sarjana Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya
Pada tanggal 5 Juni 2021

Mengesahkan
Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Bhakti Kencana

Penguji I Penguji II

Ns. Ade Iwan Mutiudin, S.Kep., M.Kep Ns.

Enjang Nurjamil, S.Kep., M.H.Kes

Fakultas Keperawatan
Dekan

ii
R. Siti Jundiah, S.Kp., M.Kep

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal penelitian yang berjudul “Hubungan tingkat stress karena pembelajaran

daring dengan kualitas tidur pada mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Bhakti

Kencana Tasikmalaya”. Proposal penelitian ini disusun untuk memenuhi salah

satu persyaratan skripsi dalam menyelesaikan Program Studi S1 Keperawatan

Universitas Bhakti Kencana Kota Tasikmalaya.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam rangka kegiatan

penyusunan proposal penelitian ini tidak akan terlaksana sebagaimana yang

diharapkan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan

banyak bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulis. Untuk itu, dalam

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih :

1. H. Mulyana, SH., M.Pd., MH.Kes selaku Ketua Yayasan Adhi Guna

Kencana.

2. Ns. Asep Mulyana, S.Kep., MM., M.Kep selaku Kepala Cabang

Universitas Bhakti Kencana Kota Tasikmalaya.

3. Ns. Hilman Mulyana, S.Kep., M.Kep selaku Ketua PSDKU Sarjana

Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya.

4. dr. Fitriani Mardiana Hidayat, M.KM selaku pembimbing utama yang

telah meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan

kerjasamanya selama penyusunan proposal penelitian ini.

5. Ns. Hj. Setia Perwati, S.Kep., MM selaku pembimbing pendamping yang

iii
dengan kesabaran dan ketelitiannya dalam membimbing, sehingga

proposal penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Keluarga tercinta yang selalu memberikan doa, nasehat-nasehat dan

semangat.

7. Teman seperjuangan yang telah membantu dan memberikan dukungan

satu sama lain selama proses bimbingan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat kekurangan

dan jauh dari kata sempurna karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan, dan

pengalaman yang penulis miliki, sehingga diharapkan adanya kritik dan saran

yang sifatnya membangun demi kesempurnaan proposal ini.

Tasikmalaya, April 2021

Asep Nuryana
NIM : MB1117005

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN........................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................ ii

KATA PENGANTAR.................................................................. iii

DAFTAR ISI................................................................................ v

DAFTAR TABEL........................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR.................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................. 1

B. Rumusan Masalah......................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .......................................................... 6

D. Manfaat Penelitian......................................................... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka .............................................................. 9

1. Pembelajaran Daring ............................................... 9

2. Stress ........................................................................ 12

3. Tidur ........................................................................ 23

4. Mahasiswa ............................................................... 30

B. Kerangka Teori ............................................................. 32

C. Kerangka Konseptual.................................................... 33

ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ................................................... 34

B. Paradigma Penelitian .................................................... 34

C. Hipotesa Penelitian........................................................ 34

D. Variabel Penelitian ....................................................... 34

E. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ............. 35

F. Populasi dan Sampel..................................................... 36

G. Pengumpulan Data ....................................................... 37

H. Langkah-Langkah Penelitian......................................... 42

I. Pengolahan Data dan Analisa Data............................... 43

J. Etika Penelitian............................................................. 46

K. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................... 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional ......................................................................... 36

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tingkat Stress (DASS) ...................................... 38

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Kualitas Tidur (PSQI) ....................................... 39

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin di Universitas

Bhakti Kencana Tasikmalaya


..........................................................................................................
..........................................................................................................

49

Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Berdasarkan Usia di Universitas Bhakti

Kencana Tasikmalaya
..........................................................................................................
..........................................................................................................

49

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Stress Pembelajaran Daring di

Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya


..........................................................................................................
..........................................................................................................

50

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kualitas Tidur Di Universitas Bhakti Kencana

Tasikmalaya
..........................................................................................................
..........................................................................................................

51

Tabel 4.5 Hubungan Tingkat Stress Pembelajaran Daring Dengan Kualitas

Tidur Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Bhakti Kencana

Tasikmalaya

vii
..........................................................................................................
..........................................................................................................

52

Tabel 4.6 Distribusi Pengolahan Data Rank Spearman Tingkat Stress

Pembelajaran Daring Dengan Kualitas Tidur Mahasiswa S1

Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya


..........................................................................................................
..........................................................................................................

53

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori ....................................... 32

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual .............................. 33

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian .............................. 34

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Studi Pendahuluan

Lampiran 2 Kuisoner DASS 42

Lampiran 3 Kuisoner PSQI

Lampiran 4 Lembar Catatan Bimbingan Proposal dan Skripsi


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kesehatan yang menjadi sorotan diseluruh dunia adalah

covid-19, virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal

sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019 dan

sejak saat itu menyebar secara global di seluruh dunia termasuk Indonesia.

Pada 11 Maret 2020 telah menjadi pandemi di Indonesia (World Health

Organization, 2021).

Kasus positif covid-19 terkonfirmasi di dunia pada tanggal 25

Maret 2021 sekarang mencapai angka 124.535.520 dari data WHO.

Indonesia menduduki urutan ke-20 dengan total kasus 1.4482.559, dan

Jawa Barat dengan jumlah kasus 243.749 (16,5%) dan ada di urutan ke-2

dari 34 provinsi (Pusat Informasi & Koordinasi COVID-19, 2021). Kota

Tasikmalaya dengan jumlah terkonfirmasi covid-19 yaitu berjumlah 5.473

yang di update pada tanggal 5 April 2021 menurut data ststistik media

informasi & koordinasi covid-19 Kota Tasikmalaya (Media Informasi &

Koordinasi Covid-19 Kota Tasikmalaya, 2021).

Untuk mencegah penularan covid-19 di Indonesia memberlakukan

pembatasan sosial bersekala besar (PSBB) dan himbauan pemerintah

kepada masyarakat untuk memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga

jarak minimal 1 meter. Pembatasan sosial bersekala besar ini akan

berdampak terhadap sistem pembelajaran di Indonesia.

1
2

Dampak PSBB pada sistem pembelajaran di Indonesia mengalami

perubahan yang sebelumnya menggunakan sistem pembelajaran offline atau

tatap muka digantikan dengan sistem pembelajaran online/daring, mulai dari

pertemuan perkuliahan sampai ujian dilakukan secara online/daring. Sesuai

dengan surat edaran dari Pemerintah Republik Indonesia no.

36962/MPK.A/HK/2020 tentang pembelajaran secara daring dan bekerja

dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran covid-19 (Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2020).

Perubahan sistem pembelajaran seperti ini pada mahasiswa akan

mengakibatkan peningkatan tingkat stress hal ini sejalan dengan penelitian

sebelumnya yang diteliti oleh Jannah dan Santoso (2021) bahwa

pembelajaran daring yang diikuti oleh mahasiswa cukup memicu stress pada

mahasiswa. Stres yang dialami oleh mahasiswa disebabkan oleh faktor

eksternal seperti kurang efektif saat penyampaian materi, dan lingkungan

rumah yang tidak kondusif untuk melakukan proses pembelajaran seperti

berisik dll. Penelitian yang telah dilakukan Fatihah (2021) bahwa

pembelajaran yang dilakukan secara online masih mengalami beberapa

kendala. Pembelajaran yang dilakukan di masa pandemi ini memiliki

beberapa kekurangan, kekurangan pembelajaran online yang dirasakan

peserta didik seperti kurangnya produktif, rasa stress, rasa khawatir, dan

gagap teknologi yang masih dialami peserta didik maupun pengajar.

Peneliti yang terdahulu yang melakukan penelitian tentang

gambaran tingkat stress pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara angkatan 2017-2019 dalam sistem pembelajaran daring


3

pada era pandemi covid-19 oleh Inama (2021), dan didapatkan hasil

Sebanyak 110 subjek penelitian yang diteliti terhadap tingkat stres

mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2017-

2019 dalam pelaksanakan sistem pembelajaran daring pada era pandemi

covid-19, mayoritas mengalami stres sedang, yaitu sebanyak 54 orang,

mayoritas berdasarkan umur 20 tahun, yaitu sebanyak 13 orang, berdasarkan

jenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 33 orang, berdasarkan angkatan,

2019, yaitu sebanyak 19 orang.

Stress adalah reaksi seseorang baik secara fisik maupun emosional

(mental/psikis) apabila ada perubahan dari lingkungan yang mengharuskan

seseorang menyesuaikan diri (Kemenkes, 2018). Stress terhadap perubahan

sistem pembelajaran online akan berdampak terhadap kualitas tidur pada

mahasiswa, sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh

P. Sulana, (2020) bahwa adanya hubungan antara tingkat stress dengan

kualitas tidur pada mahasiswa tingkat akhir Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sam Ratulangi.

Penelitian terdahulu oleh Maisa, E.A., Andrial, A., Murni, D. dan

Sidaria, S., (2021) mendapatkan kesimpulan bahwa terdapat mahasiswa

keperawatan tingkat akhir program alih jenjang di tempat penelitian

memiliki stres akademik yang tinggi dan kualitas tidur yang buruk. Terdapat

hubungan yang bermakna antara stres akademik dengan kualitas tidur

mahasiswa keperawatan tingkat akhir program alih jenjang, dengan arah

hubungan positif dan kekuatan hubungan sangat kuat.


4

Istirahat dan tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia,

dan setiap orang memiliki kebutuhan tidur dan istirahat yang berbeda-beda.

Tidur adalah proses fisiologis yang berputar dan bergantian, dengan periode

terjaga yang lebih lama. Siklus tidur-bangun mempengaruhi dan mengatur

fisiologis dan respon perilaku (Potter & Perry, 2010). Kebutuhan tidur orang

dewasa 18-40 tahun sekitar 7-8 jam setiap hari untuk hidup sehat dan

beraktifitas sehari-hari secara optimal (Kementrian Kesehatan, 2018). Tidur

yang berkualitas yaitu tidur yang menghasilkan kesegaran dan kebugaran

saat terbangun (Khasanah, dalam Kanti NF, 2020).

Dampak dari kualitas tidur yang buruk akan mengakibatkan

kurangnya konsentrasi dalam pembelajara. Hal ini sejalan dengan penelitian

terdahulu yang diteliti oleh Pujiana dan Lestari (2017) mendapatkan hasil

bahwa ada hubungan yang bermakna antara kualitas tidur dengan

konsentrasi belajar mahasiswa/i program studi ilmu keperawatan (PSIK)

semester VI di STIKes Muhammadiyah Palembang. Penelitian terdahulu

oleh Arifin (2020) bahwa ada hubungan antara kualitas tidur dengan

konsentrasi belajar, hal ini dikarenakan tidur mempengaruhi kinerja otak

sehingga berpengaruh terhadap kondisi fisik dan psikologis seseorang.

Universitas Bhakti Kencana adalah salah satu universitas yang

sekarang menggunakan sistem pembelajaran daring sesuai dengan surat

edaran rektor kampus Universitas Bhakti Kencana no.

0112/04/UBK/III/2020 tentang perpanjangan perkuliahan jarak jauh dan

memperhatikan dinamika penyebaran covid-19, dan menyikapi kebijakan

pemerintah pusat. Jumlah mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Bhakti


5

kencana Tasikmalaya sebanyak 176 mahasiswa, dengan rincian tingkat I

berjumlah 38 mahasiswa, tingkat II berjumlah 30 mahasiswa, tingkat III

berjumlah 53 mahasiswa dan tingkat IV berjumlah 55 mahasiswa dan

totalnya adalah 176 mahasiswa.

Berdasarkan hasil study pendahuluan kepada 10 mahasiswa melalui

google form dengan 10 pertanyaan yang telah dilakukan oleh peneliti

mendapatkan hasil 9 dari 10 orang mahasiswa mengeluh mengalami stress

akibat pembelajaran daring dengan rincian responden merasa tertekan saat

mendapatkan tugas secara online, sulitnya berkonsentrasi saat pembelajaran

online, dan responden merasa cukup tertekan saat mendapatkan koneksi

internet yang buruk dan 1 orang mahasiswa tidak memiliki keluhan akan

stress pembelajaran daring. 7 dari 10 orang mengeluh akan kualitas tidurnya

dengan rincian diantaranya responden hanya tidur <6 jam, sering merasa

lemas saat banguntidur, sering terbangun saat malam hari dan sukar tidur

pada malam hari dan 3 mahasiswa tidak memiliki keluhan atas kualitas

tidurnya. Berdasarkan data yang dikeluarkan Biro Administrasi Akademik

dan Kemahasiswaan (BAAK) kampus Universitas Bhakti Kencana

Tasikmalaya didapatkan hasil penurunan Indeks Prestasi Kumulatif

sementara (IPS) dengan rincian 2 tingkat yang mengikuti kelas offline

sebelum pandemi dan kelas daring/online sejak pandemi sampai sekarang.

Yang mengikuti pembelajaran daring/online diantaranya Tingkat 3 dengan

persentase 6,8% mahasiswa dan tingkat 4 dengan persentase 48%

mahasiswa yang mengalami penurunan indeks prestasi kumulatif sementara

jika dibandingkan pada saat pembelajaran offline.


6

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis terarik

untuk meneliti mengenai “Hubungan tingkat stress pembelajaran daring

dengan kualitas tidur mahasiswa S1 keperawatan Universitas Bhakti

Kencana Kota Tasikmalaya”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas maka peneliti

menyimpulkan apakah ada hubungan tingkat stress pembelajaran daring

dengan kualitas tidur mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Bhakti

Kencana Kota Tasikmalaya?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara tingkat stress pembelajaran

daring dengan kualitas tidur mahasiswa S1 Keperawatan Universitas

Bhakti Kencana Kota Tasikmalaya.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran tingkat stress mahasiswa S1

Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Kota Tasikmalaya

b. Untuk mengetahui gambaran kualitas tidur mahasiswa S1

Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Kota Tasikmalaya.

c. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat stress pembelajaran

daring dengan kualitas tidur mahasiswa S1 Keperawatan

Universitas Bhakti Kencana Kota Tasikmalaya.


7

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritik

a. Pengembangan Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menambah informasi mengenai

gambaran tingkat stress dan kualitas tidur pada mahasiswa

keperawatan dalam penerapan pembelajaran online.

b. Bagi Program studi Keperawatan Universitas Bhakti Kencana

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data

berkenaan dengan gambaran tingkat stress dan kualitas tidur pada

mahasiswa keperawatan dalam penerapan pembelajaran online,

sehingga penelitian ini dapat memberikan informasi sebagai data

tingkat stress dan kualitas tidur terhadap penerapan pembelajaran

online, dan mengantisipasi akan stress terhadap mahasiswa.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian dapat bermanfaat dan dijadikan referensi

pada penelitian yang akan datang dalam melakukan penelitian-

penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Responden

Manfaat yang bisa diperoleh bagi mahasiswa adalah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan

informasi kepada mahasiswa, dalam lingkup yang sederhana

dengan menjadi seorang mahasiswa yang dapat membangun


8

koping yang adaptif terhadap tingkat stress karena pembelajaran

online dan bisa meningkatkan kualitas tidur yang baik.

b. Bagi Institusi Terkait (Universitas Bhakti Kencana Kota

Tasikmalaya)

Sebagai bahan referensi acuan bagi mahasiswa atau

peneliti selanjutnya.

c. Bagi Instansi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan

kepustakaan atau referensi materi tentang tingkat stress karena

pembelajaran daring dan kualitas tidur.

d. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

dan pengetahuan serta memberikan edukasi kepada peneliti

sehingga dapat dijadikan bekal untuk memberikan informasi

kepada mahasiswa tentang tingkat stress dan kualitas tidur.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian yang akan peneliti teliti adalah kuantitatif dengan

metode pendekatan deskriptif kolerasi (Crossectional). Sampel yang

digunakan adalah mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Bhakti Kencana

Kota Tasikmalaya dengan metode pengambilan sampel menggunakan total

sampel. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei - Juli 2021 yang

berempat di kampus Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Pembelajaran Daring

a. Pengertian Pembelajaran Daring

Istilah daring merupakan akronim dari “dalam jaringan” yaitu

suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan sistem daring yang

memanfaatkan internet. Menurut Bilfaqih & Qomarudin (dalam

Djaswadi, 2021) pembelajaran daring merupakan program

penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam jaringan untuk

menjangkau kelompok target yang masif dan luas.

b. Ciri-ciri Pembelajaran Daring

Mustofa, Chodzirin, & Sayekti dalam Djaswadi (2021)

menyebutkan karakteristik dalam pembelajaran daring antara lain:

1) Materi ajar disajikan dalam bentuk teks, grafik dan berbagai

elemen multi media.

2) Komunikasi dilakukan secara serentak dan tak serentak seperti

video conferencing, chats rooms, atau discussion forums.

3) Digunakan untuk belajar pada waktu dan tempat maya.

4) Dapat digunakan berbagai elemen belajar berbasis CD-ROM untuk

meningkatkan komunikasi belajar.

5) Materi ajar relatif mudah diperbaharui.

9
10

6) Meningkatkan interaksi antara mahasiswa dan fasilitator.

7) Memungkinkan bentuk komunikasi belajar formal dan informal.

8) Dapat menggunakan ragam sumber belajar yang luas di internet.

Pembelajaran daring harus dilakukan sesuai dengan tata cara

pembelajaran jarak jauh. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan (PERMENDIKBUD) nomor 109 tahun 2013 ciri-ciri dari

pembelajaran daring adalah:

1) Pendidikan jarak jauh adalah proses belajar mengajar yang

dilakukan secara jarak jauh melalui penggunaan berbagai media

komunikasi.

2) Proses pembelajaran dilakukan secara elektronik (e-

learning), dimana memanfaatkan paket informasi berbasis

teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan

pembelajaran yang dapat diakses oleh peserta didik kapan saja dan

dimana saja.

3) Sumber belajar adalah bahan ajar dan berbagai informasi

dikembangkan dan dikemas dalam bentuk yang berbasis teknologi

informasi dan komunikasi serta digunakan dalam proses

pembelajaran.

4) Pendidikan jarak jauh memiliki karakteristik bersifat

terbuka, belajar, mandiri, belajar tuntas, menggunakan teknlogi

informasi dan komunikasi, menggunakan teknologi pendidikan

lainnya, dan berbentuk pembelajaran terpadu perguruan tinggi.


11

5) Pendidikan jarak jauh bersifat terbuka yang artinya

pembelajaran yang diselenggarakan secara fleksibel dalam hal

penyampaian, pemilihan dan program studi dan waktu

penyelesaian program, jalur dan jenis pendidikan tanpa batas usia,

tahun ijazah, latar belakang bidang studi, masa registrasi, tempat

dan cara belajar, serta masa evaluasi hasil belajar.

c. Manfaat Pembelajaran Daring

Djaswadi (2021) menjelaskan beberapa manfaat dari

pembelajaran daring sebagai beikut :

1) Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan dengan

memanfaatkan multimedia secara efektif dalam pembelajaran.

2) Meningkatkan keterjangkauan pendidikan dan pelatihan yang

bermutu melalui penyelenggaraan pembelajaran dalam jaringan.

3) Menekan biaya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang

bermutu melalui pemanfaatan sumber daya bersama.

Selain itu Manfaat pembelajaran daring menurut Djaswadi

(2021) terdiri atas 4 hal, yaitu:

1) Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik

dengan guru atau instruktur (enhance interactivity),

2) Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan

kapan saja (time and place flexibility),

3) Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential

toreach a global audience),


12

4) Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi

pembelajaran (easy updating of content as well as archivable

capabilities)

d. Dampak Pembelajaran Daring

Menurut penelitian sebelumnya yaitu Inama (2021)

Pembelajaran daring mengakibatkan stress terhadap mahasiswa.

Seperti hasil penelitiannya yang berjudul gambaran tingkat stress

mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dalam

sistem pembelajaran daring pada era pandemi covid-19 dan mayoritas

mahasiswa mengalami stress akibat pembelajaran daring.

2. Stress

a. Pengertian Stress

Stress adalah reaksi seseorang baik secara fisik maupun

emosional (mental/psikis) apabila ada perubahan dari lingkungan yang

mengharuskan seseorang menyesuaikan diri (Kemenkes, 2018). Stress

adalah suatu kondisi dimana adanya tekanan yang disebabkan karena

ketidak sesuaian antara situasi dengan harapan dan adanya

kesenjangan antara tuntutan dengan kemampuan koping individu yang

berpotensi menimbulkan bahaya, menjadi ancaman, mengganggu dan

menjadi tidak terkendali bagi individu tersebut (Barseli et al., 2017).

Stress adalah kondisi yang disebabkan adanya interaksi

antara individu dengan lingkungan sehingga menimbulkan persepsi

jarak antara” tuntutan-tuntutan tersebut, berasal dari situasi yang


13

bersumber pada sistem biologis, psikologis, dan sosial dari seseorang.

Stress muncul sebagai akibat dari adanya berbagai tuntutan yang

melebihi kemampuan individu untuk memenuhi tuntuan” tersebut.

Seseorang yang tidak bisa memenuhi tuntutan kebutuhan, akan

merasakan sebuah kondisi ketegangan dalam diri. Ketegangan ini

yang berlangsung lama dan tidak ada penyelesaian, yang kemudian

akan berkembang menjadi stress (Sarafino dan Smith, dalam Nuryanti,

2020).

b. Jenis-jenis Stress

Menurut Jenita DT Donsu (dalam Fahrizal, 2019) secara

umum stres dibagi menjadi dua yaitu stress akut dan stress kronis.

Stress akut yang dikenal juga dengan flight or flight response. Stres

akut adalah respon tubuh terhadap ancaman tertentu, tantangan atau

ketakutan. Respons stres akut yang segera dan intensif di beberapa

keadaan dapat menimbulkan gemetaran. Stres kronis adalah stres yang

lebih sulit dipisahkan atau diatasi, dan efeknya lebih panjang dan

lebih.

c. Dampak Stress

Stres pada dosis yang kecil dapat berdampak positif bagi

individu. Hal ini dapat memotivasi dan memberikan semangat untuk

menghadapi tantangan. Sedangkan stres pada level yang tinggi dapat

menyebabkan depresi, penyakit kardiovaskuler, penurunan respon

imun, dan kanker (Jenita DT Donsu dalam Fahrizal, 2019).


14

Menurut Priyono (dalam Fahrizal, 2019) dampak stres

dibedakan dalam tiga kategori, yaitu :

1) Dampak fisiologik

a) Gangguan pada organ tubuh hiperaktif dalam salah satu

system tertentu

 Muscle myopathy : otot tertentu mengencang/melemah.

 Tekanan darah naik : kerusakan jantung dan arteri.

 Sistem pencernaan : mag, diare.

b) Gangguan system reproduksi

 Amenorrhea : tertahannya menstruasi.

 Kegagalan ovulasi ada wanita, impoten pada pria, kurang

produksi semen pada pria.

 Kehilangan gairah sex.

c) Gangguan lainnya, seperti pening (migrane), tegang otot,

rasa bosan, dll.

2) Dampak psikologik

a) Keletihan emosi, jenuh, penghayatan ini merpakan tanda

pertama dan punya peran sentral bagi terjadinya burn-out.

b) Kewalahan/keletihan emosi.

c) Pencapaian pribadi menurun, sehingga berakibat menurunnya

rasa kompeten dan rasa sukses.


15

3) Dampak perilaku

a) Manakala stres menjadi distres, prestasi belajar menurun dan

sering terjadi tingkah laku yang tidak diterima oleh

masyarakat.

b) Level stres yang cukup tinggi berdampak negatif pada

kemampuan mengingat informasi, mengambil keputusan,

mengambil langkah tepat.

c) Stres yang berat seringkali banyak membolos atau tidak aktif

mengikuti kegiatan pembelajaran.

d. Penyebab Stress

Stress dapat disebabkan oleh faktor indternal dan faktor

eksternal, yaitu sebagai berikut :

1) Faktor Internal

Stress dapat disebabkan oleh faktor internal diantaranya yaitu :

a) Frustasi

Frustasi adalah ketika “individu mengalami hambatan

dalam mencapai tujuan. “Frustasi dapat bersumber dari dalam

dan luar individu. Frustasi yang bersumber dari luar

contohnya, bencana alam, kecelakaan, kematian orang yang

disayangi, persaingan yang tidak sehat, dan perceraian.

Frustasi yang bersumber dari dalam misalnya, cacat fisik,

keyakinan, dan frustasi yang berkaitan dengan kebutuhan rasa

harga diri.” Sebagai contoh, individu tersebut dapat mengalami

frustasi. Contoh lainnya adalah “individu yang sedang dalam


16

keadaan terdesak dan terburu-buru, tetapi terhambat untuk

melakukan sesuatu, individu tersebut juga dapat merasa”

frustasi.

b) Konflik

“Konflik terjadi ketika seseorang berada di bawa

tekanan untuk memberian respon terhadap dua atau lebih

kondisi yang memiliki “kekuatan berlawanan.

c) Pressures (Tekanan)

“Individu dapat mengalami tekanan dari dalam

maupun luar dirinya sendiri, atau keduanya. Ambisi personal

bersumber dari dalam, tetapi kadang dikuatkan oleh “harapan-

harapan dari pihak di luar diri sendiri. Tekanan dari luar dalam

kehidupan sehari-hari biarpun kecil misalnya banyak tugas,

tetapi bila menumpuk, semakin lama dapat stress hebat.

d) Self- Imposed

“Self-Imposed berkaitan dengan bagaimana seseorang

memaksakan sesuatu membebankan dirinya sendiri. Misalnya,

seseorang yang memiliki keinginan harus menjadi orang paling

hebat dalam prestasi di kelas “dan mengalahkan teman-teman

lainnya atau seseorang yang sangat takut ketika akan

menghadapi ujian karena takut gagal dan tidak membanggakan

orangtua. Selain itu juga stress yang berkaitan dengan diri,

meliputi “masalah perubahan fisik yang terjadi dan yang dapa


17

mempengaruhi psikologis. Misalnya timbulnya jerawat

menimbulkan seseorang tidak percaya diri untuk pergi ke

kampus dan dapat menimbulkan stress.

2) Faktor eksternal

Stress dapat disebabkan oleh faktor eksternal diantaranya yaitu :

a) Keluarga

Berbagai kondisi di dalam keluarga secara potensial

menciptakan stress bagi seseorang. Contohnya, orang tua

yang jarang di rumah, orang tua yang terus-

menerus”bertengkar atau perceraian orang tua. Kondisi stress

yan berat dialami anak yang orangtuanya bercerai, anak akan

megalami stress dan kehilangan rasa percaya terhadap dunia

dimana ia berlindung.

Cara orangtua mengasuh juga tidak jarang

mengakibatkan anak mengalami stress. Banyak orang tua

yang berasal dar golongan ekonomi yang cukup baik,

memaksakan anak-anaknya agar dapat bersekolah di sekolah

favorit dan memasukan anak-anak mereka pada progrm

bimbingan” belajar yang beraneka ragam tanpa meminta

kesediaan anak apakah sesuai dengan keinginannya atau

tidak. Padahal, prinsip pendidikan anak yang leih baik adalah

menemani dan tidak memaksakan. Pemaksaan hanya akan

membuat anak bertindak ekstrem. Untuk itu, diperlukan


18

komunikasi efektif antara orangtua dan anak sehingga stress

tidak terjadi pada diri anak.”

b) Pendidikan

Hal yang berkaitan dengan pendidikan dibagi

menjadi dua yaitu “academik pressures (tekanan akademik)

meliputi pengaruh dari lingkungan pendidikan berupa cara

tenaga pengajar mengajar, tugas-tugas, dan ujian. Sedangkan

“peer pressures (tekanan sebaya), berupa konflik, persaingan,

diterima atau ditolak kelompok sebayanya, sehingga

persoalan lawan jenis yang dapat mempengaruhi stress

individu.”

c) Lingkungan fisik

Lingkungan fisik “berkaitan dengan kondisi

lingkungan alam sekitarnya yang membuat seseorang merasa

tidak nyaman dan merasakan stress. Seperti yang tidak dapat

belajar dengan nyaman karena cuaca panas, berada di

lingkungan yang padat dan sesak, atau tinggal di keramaian

sehingga tidak dapat konsentrasi” dalam belajar” (Gadzela &

Baloglu, dalam Nuryanti, 2020).

Adapun penyebab stress menurut Lestari (dalam Nuryanti, 2020) :

a) “Daily hassles

Merupakan kejadian kecil yang terjadi secara

berulang-ulang setiap hari maslah kerja di kantor, sekolah

dan sebagainya.”
19

b) Personal stressor

Merupakan ancaman atau gangguan yang lebih

kuat atau kehilangan besar terhadap sesuatu yang terjadi

pada level individu seperti kehilangan orang yang dicintai,

kehilangan pekerjaan, masalah keuangan dan masalah

pribadi lainnya. Umur juga merupakan salah satu

penyebab faktor penyebab stress. Semakin bertambah

umur seseorang, semakin mudah mengalami stress. “Hal

ini diakibatkan oleh faktor fisiologis yang telah

mengalami kemunduran dalam berbagai kemampuan

visual, berfikir, mengingat dan mendengar. Selain itu ada

beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi stress yaitu

: kondisi fisik, dukungan sosial, gaya hidup, harga diri dan

tipe kepribadian tertentu.

c) “Appraisal

Stress appraisal adalah penilaian terhadap

keadaan yang dapat menyebabkan terjadinya stress.

Menilai suatu keadaan yang dapat menyebakan” terjadinya

stress tergantung dari dua faktor yaitu faktor yang

berhubungan dengan orangnya dan faktor yang

berhubungan dengan situasinya.

e. Tingkat Stress

Tingkatan stres pada instrumen DASS berupa normal,

sedang, berat, sangat berat. Psychometric Properties of the


20

Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS) terdiri dari 42 item, yang

mencakup 3 variabel, yaitu Depression, Anxiety, dan Stress. Jumlah

skor dari pernyataan item tersebut memiliki makna 0-14 (normal), 15-

18 (ringan), 19-25 (sedang), 26-33 (berat), >34 (sangat berat)

(Lovibond & Lovibond, 1995).

f. Tahapan Stress

Robert J. Van Amberg (dalam Yosef dan Sutini, 2014)

mengemukakan tahapan stress diantaranya:

1) Stress tingkat I

Stress tingkat I merupakan tahapan stress yang paling

ringan, biasanya perasaan-perasaan yang muncul pada tahap ini

diantaranya:

a) Semangat besar

b) Penglihatan tajam

c) Berenergi dan gugup berlebih, kemampuan untuk

menyelesaikan pekerjaan lebih meningkat dari biasanya.

d) Pada tahapan ini biasanya terasa menyenangkan dan lebih

bersemangat tetapi sebenarnya cadangan energi individu

yang berada dalam tahap ini sedang menipis.

2) Stress tingkat II

Pada tahapan ini dampak stress yang terasa

menyenangkan mulai hilang dan muncul keluhan karena energi

sudah tidak cukup lagi untuk menjalankan aktivitas sepanjang

hari. Keluhan-keluhan yang muncul diantaranya:


21

a) Merasa lelah saat bangun pagi

b) Merasa lelah setelah makan siang

c) Merasa lelah saat menjelang sore

d) Terkadang muncul gangguan sistem pencernaan (gangguan

usus dan perut kembut), dan jantung yang berdebar-debar.

e) Perasaan tidak bisa lebih santai.

3) Stress tingkat III

Pada tahap ini keluhan kelelahan makin nampak dan

disertai dengan gejala-gejala:

a) Gangguan pada usus semakin terasa (sakit perut, mulas,

sering ingin ke kamar mandi).

b) Otot-otot terasa lebih tegang

c) Meningkatnya perasaan tegang

d) Gangguan tidur (sulit tidur, sering terbangun di malam hari

dan sulit untuk tidur kembali atau bangun terlalu pagi).

e) Tubuh terasa semakin goyah, terasa seperti akan pingsan

(tidak sampai jatuh pingsan).

Pada tahapan ini penderita disarankan untuk

beekonsultasi dengan dokter kecuali bila beban stress atau

tuntutan yang dihadapi dikurangi dan tubuh mendapatkan


22

kesempatan untuk relaksasi dan istirahat agar bisa memulihkan

kembali suplai energi.

4) Stress tingkat IV

Keadaan menjadi lebih buruk pada tahapan ini ditandai

dengan:

f) Merasa sulit untuk bertahan sepanjang hari

g) Kegiatan menyenangkan terasa menjadi sulit

h) Kehilangan kemampuan menghadapi situasi, pergaulan

sosial, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang terasa menjadi

berat.

i) Semakin sulit tidur, bermimpi buruk, dan sering terbangun

pada dini hari.

j) Perasaan negativistic

k) Penurunan konsentrasi yang drastic

l) Perasaan takut yang tidak bisa dijelaskan dan tidak diketahui.

5) Stress tingkat V

Pada tahap ini terjadi keadaan yang lebih mendalam

dari tahap sebelumnya, yaitu:

a) Kelehan yang berat (physical and psychological exhaustion)

b) Kurang mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan yang

sederhana

c) Gangguan pada system pencernaan (masalah pada usus dan

maag) yang lebih sering, sulit buang air besar atau

sebaliknya menjadi diare dan sering ke toilet


23

d) Rasa takut yang semakin menjadi-jadi seperti panik.

6) Stress tingkat VI

Tahap ini merupakan tahapan puncak dan termasuk

kedalam keadaan gawat darurat. Tidak jarang penderita

diberikan perawatan di ICCU dengan gejala-gejala yang muncul

diantaranya:

a) Detak jantung yang sangat keras karena peningkatan kadar

adrenalin dalam peredaran darah

b) Badan bergetar, tubuh terasa dingin, dan keringat yang

bercucuran

c) Tidak memiliki tenaga bahkan untuk melakukan hal-hal yang

ringan, pingsan atau collaps.

Dalam tahapan ini terjadi manifestasi yang muncul

pada fisik dan psikis. Pada fisik muncul gejala berupa kelelahan,

sedangkan pada psikis muncul gejala berupa kecemasan dan

depresi yang disebabkan karena terjadinya defisit pada energi

fisik dan mental secara terus menerus. Sering buang air kecil

dan sulit tidur juga merupakan tanda dari depresi.

3. Tidur

a. Pengertian Tidur

Istirahat dan tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar

manusia, dan setiap orang memiliki kebutuhan tidur dan istirahat yang

berbeda-beda. Tidur adalah proses fisiologis yang berputar dan

bergantian, dengan periode terjaga yang lebih lama. Siklus tidur


24

-bangun mempengaruhi dan mengatur fisiologis dan respon perilaku

(Potter & Perry, 2010).

b. Kualitas Tidur

Kualitas tidur adalah suatu keadaan tidur yang dijalani

seorang individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran saat

terbangun. Kualitas tidur mencakup aspek kuantitatif dari tidur, seperti

durasi tidur, latensi tidur serta aspek subjektif dari tidur. Kualitas tidur

adalah kemampuan setiap orang untuk mempertahankan keadaan tidur

dan untuk mendapatkan tahap tidur REM dan NREM yang pantas

(Khasanah, dalam Kanti NF, 2020).

Kualitas tidur adalah ukuran dimana seseorang itu dapat

kemudahan dalam memulai tidur dan untuk mempertahankan tidur,

kualitas tidur seseorang dapat digambarkan dengan lama waktu tidur,

dan keluhan – keluhan yang dirasakan saat tidur ataupun sehabis

bangun tidur. Kebutuhan tidur yang cukup ditentukan selain oleh

faktor jumlah jam tidur (kuantitas tidur), juga oleh faktor kedalaman

tidur (kualitas tidur). Beberapa faktor yang mempengaruhi kuantitas

dan kualitas tidur yaitu, faktor fisiologis, faktor psikologis, lingkungan

dan gaya hidup. Dari faktor fisiologis berdampak dengan penurunan

aktivitas sehari – hari, rasa lemah, lelah, daya tahan tubuh menurun,

dan ketidak stabilan tanda tanda vital, sedangkan dari faktor

psikologis berdampak depresi, cemas, dan sulit untuk konsentrasi

(Potter dan Perry, 2005).

c. Faktor yang mempengaruhi kualitas tidur


25

Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur setiap orang

berbeda-beda. Ada yang kebutuhannya terpenuhi dengan baik. Ada

pula yang mengalami gangguan. Seseorang bisa tidur ataupun tidak

dipengaruhi oleh beberapa faktor (Asmadi, dalam Nurjanah 2019),

diantaranya sebagai berikut :

1) Status Kesehatan

Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan

ia dapat tidur dengan nyenyak. Tetapi pada orang yang sakit dan

rasa nyeri, maka kebutuhan istirahat dan tidurnya tidak dapat

dipenuhi dengan baik sehingga ia tidak dapat tidur dengan

nyenyak. Misalnya, pada klien yang menderita gangguan pada

sistem pernapasan. Dalam kondisinya yang sesak napas, maka

seseorang tidak mungkin dapat istirahat dan tidur.

2) Lingkungan

Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi

seseorang untuk tidur. Pada lingkungan yang tenang

memungkinkan seseorang dapat tidur dengan nyenyak.

Sebaliknya lingkungan yang ribut, bising, dan gaduh akan

menghambat seseorang untuk tidur.

3) Stress Psikologis

Stress adalah keadaan ketika seseorang mengalami

tekanan yang sangat berat baik secara emosi maupun mental yang

dapat mempengaruhi psikologis. Stress dapat menimbulkan

gejala seperti cemas yang akan menyebabkan gangguan pada

frekuensi tidur. Hal ini disebabkan karena pada kondisi cemas


26

akan meningkatkan norepinefrin darah melalui sistem saraf

simpatis. Zat ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM.

4) Diet

Makanan yang banyak mengandung L-Triptofan seperti

keju, susu, daging, dan ikan tuna dapat menyebabkan seseorang

mudah tidur. Sebaliknya minuman yang mengandung kafein

maupun alkohol akan mengganggu tidur.

5) Gaya Hidup

Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang.

Kelelahan tingkat menengah orang dapat tidur dengan nyenyak.

Sedangkan pada kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan

periode tidur REM lebih pendek.

6) Obat-obatan

Obat-obatan yang dikonsumsi seseorang ada yang

berefek menyebabkan tidur, ada pula yang sebaliknya

mengganggu tidur. Misalnya, obat golongan amfetamin akan

menurunkan tidur REM.

d. Tahapan Tidur

Menurut Asmadi (dalam Nurjanah, 2019) pada hakekatnya

tidur dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu tidur dengan

gerakan bola mata cepat (Rapid Eye Movement - REM), dan tidur

dengan gerakan bola mata lambat (Non-Rapid Eye Movement -

NREM).

1) Tidur REM
27

Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau

tidur paredoksial. Tidur REM ditandai dengan mimpi, otot-otot

kendor, tekanan darah bertambah, gerakan mata cepat (mata

cenderung bolak-balik), sekresi lambung meningkat, gerakan

otot tidak teratur, kecepatan jantung dan pernafasan tidak teratur

dan lebih cepat, serta suhu dan metabolisme meningkat.

2) Tidur NREM

Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam

pada tidur NREM gelombang otak lebih lambat di bandingkan

pada orang yang sadar atau tidak tidur. Tanda-tanda tidur

NREM antara lain, mimpi berkurang keadaan istirahat, tekanan

darah turun, kecepatan pernafasan turun, metabolisme turun, dan

gerakan bola mata lambat. Tidur NREM memiliki empat tahap

yang masing-masing tahap ditandai dengan pola perubahan

aktivitas gelombang otak. Tahap tersebut yaitu :

a) Tahap I

Merupakan tahap tansisi dimana seseorang beralih dari

sadar menjadi tidur. Pada tahap ini ditandai dengan seseorang

merasa kabur dan rileks, seluruh otot menjadi lemas. Kelopak

mata menutup mata, kedua bola mata bergerak ke kiri dan ke

kanan, kecepatan jantung dan pernapasan menurun secara jelas.

Seseorang yang tidur pada tahap ini dapat dibangunkan dengan

mudah.

b) Tahap II
28

Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh

menurun tahap ini di tandai dengan kedua bola mata berhenti

bergerak, suhu tubuh menurun, tonus otot perlahan-lahan

berkurang serta pernapasan dan jantung menurun dengan jelas.

Gelombang-gelombang ini disebut dengan tidur. Tahap ini

berlangsung sekitar 10-15 menit.

c) Tahap III

Pada tahap ini keadaan fisik lemah lunglai karena tonus

otot lenyap secara menyeluruh. Kecepatan jantung, pernapasan

dan proses berlanjut mengalami penurunan akibat dominasi

system saraf parasimpatis.

d) Tahap IV

Pada tahap ini merupakan tahap tidur dimana seseorang

berada dalam kondisi rileks. Jarang bergerak karena keadaan

fisik yang sudah lemah, lunglai dan sulit dibangunkan. Denyut

jantung menurun sekitar 20-30%. Pada tahap ini dapat terjadi

mimpi. Selain itu tahap ini dapat memulihkan keadaan tubuh.

Selain keempat tahap tersebut, sebenarnya ada satu tahap lagi

yakni tahap V. Tahap kelima ini merupakan tidur REM dimana

setelah tahap IV seseorang masuk ke tahap V. Hal tersebut

ditandai dengan kembali bergeraknya kedua bola mata yang

berkecepatan lebih tinggi dari tahap-tahap sebelumnya.

e) Tahap V
29

Tahap ini berlangsung sekitar 10 menit, dapat pula

terjadi mimpi. Selama tidur malam sekitar 7-8 jam, seseorang

mengalami REM dan NREM bergantian sekitar 4-6 kali.

Apabila seseorang mengalami kehilangan tidur NREM,

maka akan menunjukan gejala-gejala yaitu menarik diri, apatis, dan

respon menurun, merasa tidak enak badan, ekspresi wajah kuyu,

malas bicara, kantuk yang berlebihan. Apabila seseorang

kehilangan tidur REM dan NREM, maka akan menunjukan gejala

yaitu kemampuan memberikan keputusan atau pertimbangan

menurun, tidak mampu untuk konsentrasi (kurang perhatian),

terlihat tanda-tanda keletihan seperti penglihatan kabur, mual, dan

pusing, sulit melakukan aktivitas sehari-hari, daya ingat berkurang,

bingung, timbul halusianasi dan ilusi penglihatan atau

pendengaran.

e. Pola Tidur Normal

Kebutuhan tidur manusia tergantung pada usia dan tingkat

perkembangannya (Potter & Perri, 2010) antara lain :

1) Neonatus

Pada masa neonatus jsampai usia tiga bulan, bayi memerlukan

waktu tidur rata-rata sekitar 16 jam perhari yang terbagi menjadi

tujuh periode tidur.

2) Bayi

Pada masa ini waktu tidur usia bayi rata-rata 15 jam perharinya.

3) Balita
30

Pasa usia 2 tahun anak-anak tidur malam dan tidur siang setiap

hari dengan total tidur rata-rata 12 jam sehari.

4) Anak usia pra-sekolah

Pada usia ini waktu tidur rata-rata sekitar 11-12 jam perharinya,

pada usia pra sekolah sudah mulai berlatih kebiasaan sebelum

tidur seperti menggosok gigi dan berdoa sebelum tidur.

5) Anak usia sekolah

Pada anak usia sekolah membutuhkan waktu tidur rata-rata sekitar

9-10 jam.

6) Remaja

Pada seorang remaja membutuhkan waktu ideal tidur sekitar 8-10

jam setiap malamnya untuk mencegah kelelahan, mengingat pada

usia remaja sudah memiliki tuntutan sekolah.

7) Dewasa muda

Kebanyakan pada usia ini waktu tidur rata-rata 6-8 jam

permalamnya, karena pada tahap usia ini jsudah memiliki gaya

hidup yang mengganggu waktu tidur seperti pekeraan, aktivitas

sosial, insomnia,dll.

8) Dewasa tengah

Umumnya pada usia dewasa tengah sudah mempertahankan

waktu tidur yang diterapkan pada masa dewasa muda.


31

9) Lansia

Pada rentan usia 60 tahun keatas, lansia memerlukan 6 jam untuk

istirahat tidur dan mengalami peningkatan pada tidur siang.

Keluhan sulit tidur pada lansia sering terjadi akibat adanya

penyakit yang diderita, dan penurunan sensori karena penuaan.

4. Mahasiswa

a. Pengertian Mahasiswa

Mahasiswa adalah sebutan untuk seseorang yang tengah

menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Untuk masuk ke dalam

sebuah perguruan tinggi, seseorang harus menjalani tes seleksi sesuai

dengan bidang yang telah dipilih. Hal ini dilakukan karena jumlah

mahasiswa yang diterima dengan jumlah pendaftar tidak sebanding

sehingga pendaftar diharuskan untuk saling berkompetisi. Pemilihan

bidang di perguruan tinggi umumnya sesuai dengan minat bakat calon

mahasiswa, karena ke depannya ada suatu harapan mendapatkan

pekerjaan sesuai dengan ilmu yang telah diperoleh di perguruan tinggi

(Anjarwani, dalam Damayanti 2020).

b. Peran dan Fungsi Mahasiswa

Secara garis besar, setidaknya ada 3 peran dan fungsi yang

sangat penting bagi mahasiwa, yaitu :

1) Pertama, peranan moral, dunia kampus merupakan dunia di

mana setiap mahasiswa dengan bebas memilih kehidupan

yang mereka mau. Disinilah dituntut suatu tanggung jawab

moral terhadap diri masing-masing sebagai individu untuk


32

dapat menjalankan kehidupan yang bertanggung jawab dan

sesuai dengan moral yang hidup dalam masyarakat.

2) Kedua, adalah peranan sosial. Selain tanggung jawab

individu, mahasiswa juga memiliki peranan sosial, yaitu

bahwa keberadaan dan segala perbuatannya tidak hanya

bermanfaat untuk dirinya sendiri tetapi juga harus membawa

manfaat bagi lingkungan sekitarnya.

3) Ketiga, adalah peranan intelektual. Mahasiswa sebagai orang

yang disebut-sebut sebagai insan intelek haruslah dapat

mewujudkan status tersebut dalam ranah kehidupan nyata.

Dalam arti menyadari betul bahwa fungsi dasar mahasiswa

adalah bergelut dengan ilmu pengetahuan dan memberikan

perubahan yang lebih baik dengan intelektualitas yang ia

miliki selama menjalani pendidikan.

B. Kerangka Teori

Tingkat Stress Kualitas Tidur

Stress Tidur

Faktor-faktor yang Faktor-faktor yang


memengaruhi : memengaruhi :
1. Faktor internal :
a. Frustasi a. Status Kesehatan
b. Konflik b. Lingkungan
c. Pressures (Tekanan) c. Stress Psikologis
d. Self-Imposed d. Diet
2. Faktor eksternal : e. Gaya Hidup
a. Keluarga f. Obat-obatan
b. Pendidikan
c. Lingkungan fisik
33

Gambar 2.1 Kerangka Teori

C. Kerangka Konseptual

Baik
Tingkat Stress Kualitas Tidur
Buruk

Faktor-faktor yang
memengaruhi :
a. Status Kesehatan
b. Lingkungan
c. Stress Psikologis
d. Diet
e. Gaya Hidup
f. Obat-obatan

= Variabel yang diteliti


34

= Variabel yang tidak diteliti

= Dihubungkan

= Tidak dihubungkan

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual


BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, Dengan

pendekatan Deskriptif korelasi (Crossectional), Tingkat stress pembelajaran

daring sebagai variabel bebas dan Kualitas Tidur sebagai variabel terikat.

B. Paradigma Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen


Tingkat Stress Kualitas Tidur

Gambar

3.1 Paradigma Penelitian

C. Hipotesa Penelitian

H0 : Tidak ada hubungan antara tingkat stress pembelajaran

daring dengan kualitas tidur.

H1 : Ada hubungan antara tingkat stress pembelajaran daring

dengan kualitas tidur.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan atribut seseorang atau objek yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Penelitian ini terdiri dari

variabel independent dan variabel dependent. Variabel independent (bebas)

adalah Tingkat Stress karena pembelajaran daring, sedangkan variabel

dependent (terikat) adalah kualitas tidur.

34
35

E. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

1. Definisi Konseptual

Definisi Konseptual merupakan pengertian atau pemaparan

tentang variabel yang akan diteliti secara teoritis. Definisi konseptual

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Stress

Stress adalah reaksi seseorang baik secara fisik maupun

emosional (mental/psikis) apabila ada perubahan dari lingkungan

yang mengharuskan seseorang menyesuaikan diri (Kemenkes,

2018).

b. Kualitas Tidur

Kualitas tidur adalah suatu keadaan tidur yang dijalani

seorang individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran saat

terbangun. Kualitas tidur mencakup aspek kuantitatif dari tidur,

seperti durasi tidur, latensi tidur serta aspek subjektif dari tidur.

Kualitas tidur adalah kemampuan setiap orang untuk

mempertahankan keadaan tidur dan untuk mendapatkan tahap tidur

REM dan NREM yang pantas (Khasanah dalam Kanti NF, 2020).
36

2. Definisi Operasional

Tabel 3.1
Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur


. Operasional
1 Variabel Stress merupakan Kuisoner dengan Kategori : Ordinal
Independen respons non spesifik menggunakan Normal : 0-14
: Stress yang dialami kuesioner DASS Ringan : 15-18
mahasiswa S1 melalui google Sedang : 19-25
Keperawatan tingkat form dengan skor Berat : 26-33
1,2,3, dan 4 dalam pengukuran : Sangat Berat :
proses pembelajaran 0 : Tidak pernah 34+
daring . 1: Kadang-kadang (Lovibond &
2: Lumayan sering Lovibond, 1995)
3 : Sering sekali
2 Variabel Kualitas tidur adalah Kuisoner dengan Kategori : Ordinal
Dependen : bagaimana menilai menggunakan Baik : ≤5
Kualitas tidur seseorang kuesioner PSQI Buruk : >5
Tidur berdasarkan berapa yang akan (Sukmawati, H
lama tidur dalam dibagikan melalui & Putra W,
sehari, terdapat google form 2019)
gangguan
kenyamanan tidur
atau tidak, mengukur
kualitas tidur
berdasarkan
performa kinerja
esok hari.

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek/obyek penelitian yang

mempunyai kuantitas dan karateristik tertentu untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012). Populasi dari penelitian

ini adalah mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Bhakti Kencana


37

Tasikmalaya sejumlah 176 mahasiswa.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau

sebagian jumlah dari karakteristik (Budiarto, 2010). Sampel dalam

penelitian ini adalah mahasiswa S1 Keperawatan reguler Universitas

Bhakti Kencana Tasikmalaya dengan menggunakan teknik

pengambilan sampel total sampling.

Kriteria Sampel :

a. Kriteria inklusi :

1) Mahasiswa S1 Keperawatan yang bersedia menjadi responden.

2) Mahasiswa yang mengisi kuesioner dengan lengkap.

3) Mahasiswa semester 1-8.

b. Kriteria ekslusi :

1) Mahasiswa yang cuti.

2) Mahasiswa ekstensi.

3) Mahasiswa yang mengundurkan diri.

G. Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian/alat pengumpulan data yaitu suatu alat

yang digunakan untuk mengukur setiap variabel yang telah teruji

validitas dan reabilitasnya (Sugiyono, 2019). Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini meliputi :

a. Data demografi
38

Data demografi yang digunakan oleh peneliti yaitu data

mahasiswa meliputi jenis nama, kelamin dan umur.

b. Kuesioner tingkat stress

Variable independen dalam penelitian ini yaitu tingkat

stress mahasiswa dengan menggunakan angket/kuisoner tertutup

yang merupakan instrumen penelitian dalam bentuk pertanyaan

(question) secara online atau daring melalui goggle form. Dalam

instrument penelitian ini memuat 14. Jenis pertanyaan yang

dimuat dalam pertanyaan tersebut merupakan angket dan jenis

pernyataan positif.

Tabel 3.2
Kisi-kisi Intrumen Tingkat Stress (DASS)
No Indikator No Jumlah Soal
. Pertanyaan
1. Jengkel pada hal yang kecil 1,11,18 3

2. Reaksi berlebihan 6 1

3. Sulit rileks 8,22,29 3


4. Energi yang terbuang 12 1
percuma
5. Tidak sabaran 14 1
6. Menjengkelkan bagi orang 27 1
lain
7. Sulit mentolelir gangguan 32, 35 2
8. Tegang 33 1
9. Gelisah 39 1
Total 14

c. Kuesioner kualitas tidur

Variable dependen dalam penelitian ini yaitu kualitas

tidur mahasiswa dengan menggunakan angket/kuisoner tertutup


39

yang merupakan instrumen penelitian dalam bentuk pertanyaan

(question) secara online atau daring melalui goggle form. Dalam

instrument penelitian ini memuat 4 pertanyaan esai dan 5

pertanyaan dalam bentuk angket. Indicator dalam setiap

pertanyaan ditujukan untuk mengukur kualitas tidur pada

mahasiswa, jumlah soal skoring terjawab dalam setiap pertanyaan

memiliki presentasi bobot yang berbeda sehingga hasil outcome

yang dicatat oleh responden memiliki data yang heterogen. Jenis

pertanyaan yang dimuat dalam pertanyaan tersebut merupakan

esay dan angket, jenis pertanyaan yang ditujukan merupakan

jenis pernyataan positif.

Tabel 3.2
Kisi-kisi Intrumen Kualitas Tidur (PSQI)
No Indikator No Jumlah Soal
. Pertanyaan
1. Kualitas Tidur Subyektif 9 1
2. Latensi Tidur 2 1
3. Durasi Tidur 4
1
4. Efisiensi Tidur 1,3 2
5. Gangguan Tidur 5 1
6. Penggunaan Obat 6 1
7. Disfungsi di siang hari 7,8 2
Total 9

2. Uji Validasi dan Reabilitas Instrumen

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. (Notoatmodjo, 2018).

Dalam penelitian yang peneliti lakukan instrument penelitian


40

yang digunakan menggunakan Depression Anxiety Stress Scale

(Dass) Merupakan alat ukur (Psychometric Test) yang dianggap

valid secara universal. Beberapa penelitian yang dilakukan oleh

Asosiasi Psikologi didunia telah banyak melakukan validasi dari

alat ukur tersebut. Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan

Widyana & Safitri (2020) nilai koefisien yang ditunjukan oleh

Dass 42 dengan nilai koefisien r product moment (r) = 0.857.

Instrumen untuk pengujian kualitas tidur pada

penelitian ini menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index

(PSQI) pada penggunaan instrument ini tidak dilakukan uji

validitas karena instrument yang digunakan sudah bersifat

universal (valid). Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh

Sukmawati, Hegard & Putra Widarta (2019) menunjukan nilai r

product moment (r)= 0.661.

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran bila

fakta atau kenyataan hidup tadi diukur dalam waktu yang

berlainan (Notoatmojo, 2018). Pada penelitian ini tidak

dilakukan uji reliabilitas karena instrument yang digunakan

peneliti telah dianggap reliable. Instrumen penggunaan Dass 42

telah di uji reliabilitas oleh Widyana & Safitri (2020) nilai

reliabilitas yang ditunjukan oleh DASS 42 dengan nilai

Crombach alpha > r table , Crombach alpha = 0.95


41

Parameter kualitas tidur merupakan fenomena

kompleks terdiri atas komponen kuantitatif, seperti durasi tidur

dan latensi tidur maupun elemen kualitatif yang memiliki hasil

subjektif/bias. Salah satu parameter untuk mengukur tidur

adalah Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Penggunaan

PSQI dalam dunia praktisi penelitain dianggap valid secara

universal. Hasil penelitian pendukung pengujian instrument

yang dilakukan oleh Sukmawati, Hegard & Putra Widarta

(2019) menunjukan nilai reabilitas Cronbah’s Alpha 0.63

artinya Crombach Alpha > r table .

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian terdiri dari 2 jenis

pengumpulan data, menurut Sugiono (2014) kedua jenis

pengumpulan data tersebut adalah:

a. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari lapangan

melalui penelitian, data dengan pembagian kuisioner terhadap

mahasiswa S1 Keperawatan di Universitas Bhakti Kencana

Tasikmalaya.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari

berbagai sumber baik dari instansi pemerintahan, Dinas

Kesehatan, Puskesmas maupun dari sumber-sumber lain yang

akan diteliti, diantaranya adalah data mahasiswa Universitas


42

Bhakti Kencana Tasikmalaya.

Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

data primer yaitu data yang diperoleh dari pihak pertama

(mahasiswa) dengan cara membagikan link google form kepada

perwakilan tingkat lalu membagikan lagi kepada mahasiswa lainnya,

pengisian lembar kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

stress karena pembelajaran daring dan kualitas tidur pada mahasiswa

S1 Keperawatan reguler di Universitas Bhakti Kencana

Tasikmalaya.

H. Langkah-Langkah Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat 1, 2, 3 dan

4 S1 Keperawatan Reguler Universtas Bhakti Kencana Tasikmalaya.

Sampel dalam penelitian ini yaitu mahasiswa S1 Keperawatan Reguler

Universtas Bhakti Kencana Tasikmalaya yang diambil dengan

menggunakan teknik pengambilan sampel total sampling. Lalu melakukan

pengambilan data primer menggunakan kuesioner DASS 42 untuk

mengukur tingkat stress dan PSQI untuk mengukur kualitas tidur dengan

menggunakan google form yang dibagikan kepada mahasiswa. Pengolahan

data meliputi editing, coding, scoring, entri data, cleaning data dan

tabulating, Kemudian data dianalisa dan disajikan hasil data pada laporan

penelitian.
43

I. Pengolahan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan terkomputerisasi dengan bantuan

Software (Perangkat Lunak) SPSS Versi 25 melalui tahapan sebagai

berikut :

1) Editing

Editing merupakan kegiatan dalam melakukan pengecekan

isian dari formulir atau kuisioner apakah jawaban yang ada

dikuisioner sudah lengkap terisi jawabannya, jelas terbaca,

relevan sesuai pertanyaan, dan kosisten.

2) Coding

Tahap ini merupakan kegiatan mengubah data berbentuk huruf

menjadi data berbentuk angka/bilangan. Untuk pengolahan

data ini pada setiap variabel dilakukan koding, yaitu :

(a) Jenis kelamin : 1 = Laki-laki, 2 = Perempuan

(b) Usia : 1 = < 20, 2 = 20-25 tahun, 3 = > 25 tahun

(c) Kuisioner Tingkat stress (DASS)

0 = Tidak pernah, 1 = Kadang kadang, 2 = Lumayan sering

3 = Sering sekali.

3) Skoring

Skoring adalah melakukan skor pada setiap item-item yang

sesuai dengan pertanyaan yang ada pada lembar kuisioner.


44

(1) Tingkat Stress

Untuk menentukan Skor akhir yang menyimpulkan

kualitas Tidur keseluruhan Jumlahkan semua hasil skor

mulai dari komponen 1 sampai 14. Dengan hasil ukur,

Normal = 0 – 14, Ringan = 15 – 18, Sedang = 19 – 25,

Berat = 26 – 33, Sangat Berat = 34 +

(2) Kualitas tidur :

Untuk menentukan Skor akhir yang menyimpulkan

kualitas Tidur keseluruhan Jumlahkan semua hasil skor

mulai dari komponen 1 sampai 7. Dengan hasil ukur, Baik

= ≤5, Buruk = >5

4) Pemasukan Data (Entry Data)

Kegiatan memasukkan data hasil tabulasi kedalam program

komputer atau program SPSS untuk dianalisis dalam bentuk

narasi, tabel, dan grafik.

5) Pembersihan Data (Cleaning Data)

Kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah

terjadi kesalahan atau tidak. Cara yang dilakukan adalah

dengan melihat distribusi frekuensi dari variabel-variabel yang

diteliti dan melihat konsistensi data tersebut, sehingga tidak

terdapat kesalahan dalam memasukan data, dengan melakukan

pembetulan data tersebut melalui komputer.


45

6) Data Tabulating

Suatu proses memasukan data kedalam tabel berdasarkan

tujuan penelitian.

2. Analisa Data

Analisa data adalah mengelompokan data berdasarkan variable

dan jenis responden, mentabulasi data berdaarkan variabel dan seluruh

responden, menyajikan data tiap variable yang diteliti, melakukan

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan (Sugiyono, 2019).

Dalam penelitian ini menggunakan anlalisa data univariate dan

bivariate yaitu sebagai berikut :

a. Analisis Univariate

Analisis univariate digunakan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti.

Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi

frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Kemudian hasil yang

didapatkan dimasukan dalam tabel frekuensi. Analisis univariat

dilakukan menggunakan rumus berikut (Notoatmodjo, 2018):

f
P= × 100 %
n
Keterangan :
P : Presentase
f : Jumlah kejadian pada responden
n : Jumlah seluruh responden
46

b. Analisis Bevariate

Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis dua variabel

yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2018).

Analisis univariat dilakukan menggunakan rumus Spearman Rank

atau korelasi rho, yaitu sebagai berikut :

6 ∑ D2
P=1−
N (N 2−1)

Keterangan :

P : Koefisien korelasi rank spearman

6 dan 1 : Bilangan Konstanta

D : Selisih atau perbedaan setiap kelompok pasangan

N : Besar sampel

Dalam penelitian ini analisis bivariat dilakukan untuk

mengetahui hubunga antara tingkat stress pembelajaran daring dengan

kualitas tidur mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Bhakti Kencana

Tasikmalaya. Pengolahan analisa data ini dibantu dengan perangkat

lunak atau aplikasi spss v. 25. Uji statistik yang digunakan adalah

Spearman Rank dengan α = 0,05. Dasar digunakannya uji statistik

Spearman Rank, jika data yang akan diolah mengandung unsur skala

ordinal maka dapat dilakukan uji spearman rank.

Adapun pedoman signifikansi memakai panduan sebagai

berikut :
47

a) Apabila p ≤ 0,05 = H0 ditolak, H1 diterima berarti ada hubungan

tingkat stress pembelajaran daring dengan kualitas tidur mahasiswa

S1 Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya.

b) Apabila p > 0,05 = H0 diterima, H1 ditolak berarti tidak ada

hubungan tingkat stress pembelajaran daring dengan kualitas tidur

mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Bhakti Kencana

Tasikmalaya.

Untuk mengetahui keeratan hubungan antara 2 variabel tersebut

dapat dicari dengan menggunakan Koefisien Kontingensi (KK) dengan

menggunakan spss.

Tabel 3.3
Daftar Nilai Keeratan Hubungan Antar Variabel

No. Nilai Kategori


1. 0,00 – 0,199 Sangat Lemah
2. 0,20 – 0,399 Lemah
3. 0,40 – 0,599 Sedang
4. 0,60 – 0,799 Kuat
5. 0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono, 2012

J. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin

kepada institusi atau lembaga tempat penelitian. Setelah mendapat

persetujuan kemudian melakukan penelitian dengan menekankan masalah

pada etika penelitian yaitu :

1. Informed Concent

Peneliti melakukaan informed concent, yaitu dengan

memberikan lembar persetujuan antara peneliti dengan responden yang


48

akan diteliti disertai judul penelitian dan manfaat penelitian, bila

resonden menolak maka peneliti tidak memaksa.

2. Anonimity (Tanpa Nama)

Peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat

ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau

hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Confidentialy (Kerahasiaan)

Peneliti merahasiakan semua informasi yang telah

dikumpulkan dan hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan

sebagai hasil penelitian.

K. Lokasi dan Waktu Penelitian

Rencana penelitian ini dilakukan di Universitas Bhakti kencana

Tasikmalaya selama bulan Mei – Juli 2021.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan selama 3 minggu terhitung mulai dari

tanggal 18 Juni 2021 sampai dengan tanggal 9 Juli 2021. Hasil penelitian

adalah sebagai berikut :

1. Karakteristik Responden

Tabel 4.1
Distribusi Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Jenis N Presentasi
Kelamin
Laki-laki 50 31.2
Perempuan 110 68.8
Total 160 100.0

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan sebagian besar mahasiswa –

mahasiswi Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya tingkat 1, 2, 3 dan 4

berjenis kelamin perempuan sebanyak 110 orang (68.8%) dan sebagian

kecil berjenis kelamin laki-laki sebanyak 50 orang (31.2%).

Tabel 4.2
Distribusi Karakteristik Berdasarkan Usia
Di Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Usia N Presentasi
<20 tahun 30 18.8
20-25 tahun 129 80.6
>25 tahun 1 0.6
Jumlah 160 100

49
50

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan sebagian besar mahasiswa –

mahasiswi Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya tingkat 1, 2, 3 dan 4

yang berusia <20 tahun sebanyak 30 orang (18.8%), usia 20-25 tahun

sebanyak 129 orang (80.6%) dan usia >25 tahun sebanyak 1 orang atau

(0.6%).

2. Hasil Univariat

Hasil Penelitian mengenai Hubungan Tingkat Stress dan

Kualitas Tidur di Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya dapat dilihat

sebagai berikut :

a. Tingkat stress pembelajaran daring pada mahasiswa S1 Keperawatan

reguler :

Hasil pengumpulan dan pengolahan data tingkat stress

pembelajaran daring pada mahasiswa S1 Keperawatan reguler di

Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Tingkat Stress Pembelajaran Daring
Di Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Tingkat Stress Frekuensi Presentasi


Normal 65 40.6
Ringan 45 28.1
Sedang 40 25.0
Berat 9 5.6
Sangat Berat 1
.6
Total 160 100

Dari tabel 4.3 menunjukkan tingkat stress pembelajaran

daring pada mahasiswa sebagian besar memiliki tingkat stress normal

berjumlah 65 orang (40,6%), ringan sebanyak 45 orang (28.1%),


51

sedang sebanyak 40 orang (25.0%), berat sebanyak 9 orang (5.6%)

dan sangat berat berjumlah 1 orang (0.6%).

b. Kualitas tidur pada mahasiswa S1 Keperawatan reguler :

Hasil pengumpulan dan pengolahan data tingkat stress

pembelajaran daring pada mahasiswa S1 Keperawatan reguler di

Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Kualitas Tidur
Di Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Kualitas Tidur Frekuensi Presentasi


Baik 36 22.5
Buruk 134 77.5
Total 160 100

Dari tabel 4.4 menunjukkan sebagian besar mahasiswa

memiliki kualitas tidur yang buruk sebanyak 134 orang (77.5%) dan

sebagian kecil memiliki kualitas tidur baik sebanyak 36 orang

(22.5%).

3. Hasil Bivariat

Dari hasil analisa, pengumpulan dan pengolahan data mengenai

Hubungan Tingkat Stress Pembelajaran Daring dengan Kualitas Tidur

Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

mendapatkan hasilkan data sebagai berikut :


52

Tabel 4.6
Hubungan Tingkat Stress Pembelajaran Daring Dengan
Kualitas Tidur Mahasiswa S1 Keperawatan
Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Tingkat Kualitas
Stress Tidur
Spearman's rho Tingkat Correlation 1.000 .264**
Stress Coefficient
Sig. (2-tailed) . .001
N 160 160
Kualitas Correlation .264** 1.000
Tidur Coefficient
Sig. (2-tailed) .001 .
N 160 160
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari tabel 4.6 diatas menunjukan nilai korelasi rank spearman

atau nilai r adalah 0,264 dengan signifikan atau P bernilai 0,001 (<0,05)

dengan arah hubungan positif atau searah yang berarti H0 ditolak, artinya

ada hubungan yang lemah antara Tingkat Stress Pembelajaran Daring

dengan Kualitas Tidur Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Bhakti

Kencana Tasikmalaya. Jika arah hubungan positif atau searah maka

semakin meningkat nilai skor Tingkat Stress akan meningkat pula nilai

skor Kualitas Tidur yang berarti semakin tinggi tingkat stress seseorang

semakin buruk juga kualitas tidur seseorang tersebut.


53

Tabel 4.7
Distribusi Pengolahan Data Rank Spearman Tingkat Stress
Pembelajaran Daring Dengan Kualitas Tidur
Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Bhakti Kencana
Tasikmalaya

Total
Kualitas Tidur
Rank spearman test
Total %
Baik % Buruk %
Normal 22 13.75 % 43 26.88 % 65 40.63 %
Tingkat Ringan 10 6.25 % 35 21.88 % 45 28.13 %
Sedang 4 2.5 % 36 22.5 % 40 25 %
Stress Berat 0 0 9 5.62 % 9 5.62 %
Sangat Berat 0 0 1 0.62 % 1 0.62 %
Total 36 22.5 % 124 77.5 % 160 100 %

Berdasarkan hasil dari tabulasi silang table 4.7 didapatkan hasil

sebagai berikut :

1. Responden yang memiliki tingkat stress normal dengan kualitas tidur

baik sebanyak 22 responden (13.75%) dan responden yang memiliki

tingkat stress normal dengan kualitas tidur yang buruk sebanyak 43

responden (26.88%).

2. Responden yang memiliki tingkat stress ringan dengan kualitas tidur

baik sebanyak 10 responden (6.25 %) dan responden yang memiliki

tingkat stress ringan dengan kualitas tidur yang buruk sebanyak 35

responden (21.88 %).

3. Responden yang memiliki tingkat stress sedang dengan kualitas tidur

baik sebanyak 4 responden (2.5%) dan responden yang memiliki

tingkat stress ringan dengan kualitas tidur yang buruk sebanyak 36

responden (22.5 %).


54

4. Responden yang memiliki tingkat stress berat dengan kualitas tidur

buruk sebanyak 9 responden (5.62 %).

5. Responden yang memiliki tingkat stress berat dengan kualitas tidur

buruk sebanyak 1 responden (0.62%).

B. Pembahasan

1) Tingkat stress

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan kepada 160

responden yaitu mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Bhakti Kencana

Tasikmalaya sesuai dengan tabel 4.3 didapatkan jumlah tingkat stress

tertinggi adalah tingkat stress normal yaitu sebanyak 65 responden

(40.6%) dan tingkat stress terkecil adalah tingkat stress sangat berat

berjumlah 1 responden (0.6%).

Hasil penelitian berdasarkan 9 indikator tingkat stress berupa

jengkel pada hal yang kecil, reaksi berlebihan, sulit rileks, energi yang

terbuang percuma, tidak sabaran, menjengkelkan bagi orang lain, sulit

mentolelir gangguan, tegang, dan gelisah. Dari hasil ke Sembilan

indikator diatas didapatkan skor tertinggi dsn terendah, dimana skor

tertinggi pada indikator tidak sabaran dengan total skor 291 dengan

jumlah rata-rata 1,82. Dan indikator dengan skor terendah pada sulit

mentolelir gangguan dengan total skor 132 dengan rata-rata 0,8.

Stress adalah reaksi seseorang baik secara fisik maupun

emosional (mental/psikis) apabila ada perubahan dari lingkungan yang

mengharuskan seseorang menyesuaikan diri (Kemenkes, 2018). Stress

menurut Barseli (2017) adalah suatu kondisi dimana adanya tekanan


55

yang disebabkan karena ketidak sesuaian antara situasi dengan harapan

dan adanya kesenjangan antara tuntutan dengan kemampuan koping

individu yang berpotensi menimbulkan bahaya, menjadi ancaman,

mengganggu dan menjadi tidak terkendali bagi individu tersebut.

Menurut Nuryanti (2020) faktor penyebab stress dibagi menjadi

2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal diantaranya

meliputi frustasi, konflik, Pressures (Tekanan), dan Self- Imposed

sedangkan dalam faktor eksternal meliputi keluarga, lingkungan fisik dan

pendidikan. Berat atau ringannya stress tergantung kepada masing-

masing individu mengatasi stressnya dalam menghadapi pembelajaran

daring pada masa pandemic covid-19 ini.

Menurut studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti salah

satu yang menyebabkan stress yaitu mahasiswa merasa tertekan saat

mendapatkan tugas secara online. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Livana (2020) bahwa salah satu yang menyebabkan stress

mahasiswa adalah tugas pembelajaran yang diberikan dosen selama

pandemi covid-19. Khususnya pada mahasiswa keperawatan yang

memiliki jadwal perkuliahan padat sehingga seringkali tugas menjadi

menumpuk dan akhirnya menyebabkan stress. Selain dari tugas

perkuliahan ada juga tuntutan untuk menguasai pengetahuan dan

keterampilan, hal ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh

Oktaria, Sari, dan Azmy (2019) yang menyebutkan mahasiswa dituntut

untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan dengan waktu terbatas

sehingga menyebabkan stress.


56

Dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran daring dapat

meningkatkan tingkat stress terhadap mahasiswa. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang diteliti oleh Inama (2021) bahwa pembelajaran daring di

era pendemi covid-19 ini akan meningkatkan tingkat stress. Berat dan

ringannya tingkat stress tergantung dari masing-masing individu dalam

mengatasi stressnya (coping stress) menghadapi pembelajaran daring ini

pada masa pandemi. Menurut Purna (2020) coping stress adalah tindakan

yang dapat dilakukan oleh individu untuk mentolerir, menguasai,

meminimalkan, atau mengurangi efek dari stress.

2) Kualitas Tidur

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan kepada 160

responden yaitu mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Bhakti Kencana

Tasikmalaya sesuai dengan tabel 4.4 menunjukkan sebagian besar

mahasiswa memiliki kualitas tidur yang buruk sebanyak 134 orang

(77.5%) dan sebagian kecil memiliki kualitas tidur baik sebanyak 36

orang (22.5%).

Hasil penelitian berdasarkan 7 indikator kualitas tidur berupa

kualitas tidur subyektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur,

gangguan tidur, penggunaan obat, dan disfungsi di siang hari. Dari hasil

ke tujuh indikator diatas didapatkan jumlah skor tertinggi dan terendah,

dimana skor tertinggi pada indikator durasi tidur yang memiliki jumlah

skor 206 dengan rata-rata 1,29 dan jumlah skor terendah pada indikator

penggunaan obat yang memiliki skor 9 dengan rata-rata 0,06.


57

Menurut Potter & Perry (2010) Istirahat dan tidur merupakan

salah satu kebutuhan dasar manusia, dan setiap orang memiliki

kebutuhan tidur dan istirahat yang berbeda-beda. Tidur adalah proses

fisiologis yang berputar dan bergantian, dengan periode terjaga yang

lebih lama. Siklus tidur -bangun mempengaruhi dan mengatur fisiologis

dan respon perilaku.

Sedangkan kualitas tidur menurut Khasanah dalam Kanti NF

(2020) adalah suatu keadaan tidur yang dijalani seorang individu

menghasilkan kesegaran dan kebugaran saat terbangun. Kualitas tidur

mencakup aspek kuantitatif dari tidur, seperti durasi tidur, latensi tidur

serta aspek subjektif dari tidur. Kualitas tidur adalah kemampuan setiap

orang untuk mempertahankan keadaan tidur dan untuk mendapatkan

tahap tidur REM dan NREM yang pantas.

Menurut Asmadi (dalam Nurjanah, 2019) pada hakekatnya tidur

dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu tidur dengan gerakan

bola mata cepat (Rapid Eye Movement - REM), dan tidur dengan gerakan

bola mata lambat (Non-Rapid Eye Movement - NREM). Tidur REM

merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paredoksial. Tidur REM

ditandai dengan mimpi, otot-otot kendor, tekanan darah bertambah,

gerakan mata cepat (mata cenderung bolak-balik), sekresi lambung

meningkat, gerakan otot tidak teratur, kecepatan jantung dan pernafasan

tidak teratur dan lebih cepat, serta suhu dan metabolisme meningkat.

Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam pada tidur

NREM gelombang otak lebih lambat di bandingkan pada orang yang


58

sadar atau tidak tidur. Tanda-tanda tidur NREM antara lain, mimpi

berkurang keadaan istirahat, tekanan darah turun, kecepatan pernafasan

turun, metabolisme turun, dan gerakan bola mata lambat.

Apabila seseorang mengalami kehilangan tidur NREM, maka

akan menunjukan gejala-gejala yaitu menarik diri, apatis, dan respon

menurun, merasa tidak enak badan, ekspresi wajah kuyu, malas bicara,

kantuk yang berlebihan. Apabila seseorang kehilangan tidur REM dan

NREM, maka akan menunjukan gejala yaitu kemampuan memberikan

keputusan atau pertimbangan menurun, tidak mampu untuk konsentrasi

(kurang perhatian), terlihat tanda-tanda keletihan seperti penglihatan

kabur, mual, dan pusing, sulit melakukan aktivitas sehari-hari, daya ingat

berkurang, bingung, timbul halusianasi dan ilusi penglihatan atau

pendengaran.

Menurut studi pendahuluan penyebab mayoritas responden

memiliki kualitas tidur buruk (77.5%) adalah terlalu banyak aktifitas

pada malam hari diantaranya menggunakan ponsel sebelum tidur yang

mengakibatkan lupa akan waktu dan terkadang sering terbangun dimalam

hari. Hal ini sejalan dengan pendapat P. Sulana, (2020) bahwa banyak

yang memilih melakukan aktifitas pada malam hari diantaranya

menyusun skripsi, bermain game, menonton, meminum kafein sebelum

tidur, sering terbangun dimalam hari dan insomnia. Inilah kenapa banyak

responden yang mengalami kualitas tidur yang buruk.


59

3) Hubungan tingkat stress pembelajaran daring dengan kualitas tidur

mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan kepada 160

responden yaitu mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Bhakti Kencana

Tasikmalaya sesuai dengan tabel 4.5 diatas menunjukan nilai korelasi

spearman rank atau nilai r adalah 0,264 dengan signifikan atau P bernilai

0,001 (<0,05) dengan arah hubungan positif atau searah yang berarti H0

diterima, artinya ada hubungan yang lemah antara Tingkat Stress

Pembelajaran Daring dengan Kualitas Tidur Mahasiswa S1 Keperawatan

Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya. Jika arah hubungan positif

atau searah maka semakin meningkat nilai skor Tingkat Stress akan

meningkat pula nilai skor Kualitas Tidur yang berarti semakin tinggi

tingkat stress seseorang semakin buruk juga kualitas tidur seseorang

tersebut.

Perubahan sistem pembelajaran ini pada mahasiswa akan

mengakibatkan peningkatan tingkat stress hal ini sejalan dengan

penelitian sebelumnya yang diteliti oleh Jannah dan Santoso (2021)

bahwa pembelajaran daring yang diikuti oleh mahasiswa cukup memicu

stress pada mahasiswa. Stres yang dialami oleh mahasiswa disebabkan

oleh faktor eksternal seperti kurang efektif saat penyampaian materi, dan

lingkungan rumah yang tidak kondusif untuk melakukan proses

pembelajaran seperti berisik dll.

Stress adalah reaksi seseorang baik secara fisik maupun

emosional (mental/psikis) apabila ada perubahan dari lingkungan yang


60

mengharuskan seseorang menyesuaikan diri (Kemenkes, 2018). Stress

terhadap perubahan sistem pembelajaran online akan berdampak

terhadap kualitas tidur pada mahasiswa, sejalan dengan penelitian yang

telah dilakukan sebelumnya oleh P. Sulana, (2020) Berdasarkan uji

statistik didapatkan hasil P value 0,000 yang artinya adanya hubungan

antara tingkat stress dengan kualitas tidur pada mahasiswa tingkat akhir

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi.

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Maisa, et al (2021)

didapatkan hasil p-value 0,000 < 0,05 menunjukan bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara stres akademik dengan kualitas tidur

mahasiswa keperawatan tingkat akhir program alih jenjang, dengan nilai

r (koefisien korelasi) sebesar 0,908 yang menunjukkan bahwa arah

hubungan positif dengan kekuatan hubungan sangat kuat.

Dampak dari kualitas tidur yang buruk akan mengakibatkan

kurangnya konsentrasi dalam pembelajaran. Hal ini sejalan dengan

penelitian terdahulu yang diteliti oleh Pujiana dan Lestari (2017) dengan

hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square dengan tingkat

kemaknaan α = 0,05 diperoleh nilai p value = 0,000 (p value ≤ 0,05),

sehingga Ho ditolak berarti ada hubungan signifikan antara kualitas tidur

dengan konsentrasi belajar mahasiswa/i PSIK semester VI STIKes

Muhammadiyah Palembang.

Penelitian yang sejalan dilakukan oleh Djamalilleil dan

Rosmaini (2021) diperoleh dari 23 mahasiswa dengan kualitas tidur baik

dan juga memiliki konsentrasi belajar yang baik yaitu 15 orang (65,2%)
61

dan dari 53 mahasiswa dengan kualitas tidur buruk dan konsentrasi

belajar yang juga buruk yaitu 34 orang (64,2%). Hasil uji statistic (chi-

square) diperoleh nilai p=0,034 (p<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan kualitas tidur dengan konsentrasi belajar mahasiswa

Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang angkatan 2018.

Sala satu penyebab korelasi atau hubungan dalam penelitian ini

lemah adalah coping stress dari mahasiswa bisa dikatakan baik, hal ini

dilihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa mayoritas

mahasiswa yang mengalami tingkat stress normal berjumlag 65

responden (40,6%). Coping stress adalah tindakan yang dapat dilakukan

oleh individu untuk mentolerir, menguasai, meminimalkan, atau

mengurangi efek dari stress (Purna, 2020). Mayoritas responden

memiliki kualitas tidur yang buruk berjumlah 134 responden (77,5%) hal

ini disebabkan oleh terlalu banyak aktifitas pada malam hari diantaranya

menggunakan ponsel sebelum tidur yang mengakibatkan lupa akan

waktu dan terkadang sering terbangun dimalam hari. Hal ini sejalan

dengan pendapat P. Sulana, (2020) bahwa banyak yang memilih

melakukan aktifitas pada malam hari diantaranya menyusun skripsi,

bermain game, menonton, meminum kafein sebelum tidur, sering

terbangun dimalam hari dan insomnia.

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan

selama penelitian sehingga hasil penelitiannya kurang optimal antara lain :


62

1. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang bersifat subyektif

sehingga penelitian ini berpotensi bias, diharapkan bagi penelitian

selanjutnya menggunakan metode pengumpulan data secara observatif

jadi kejujuran responden sangat menentukan data yang diperoleh.

2. Pengumpulan data dilakukan secara online sehingga pengisian

kuesioner yang dilakukan oleh responden kurang efektif dan

peneliti harus selalu mengingatkan untuk mengisi kuesioner

tersebut.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data dan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Didapatkan sebagian besar responden di program studi S1 Keperawatan

Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya yang belajar secara daring

mengalami stres normal sebanyak 65 responden (40,6%).

2. Didapatkan sebagian besar responden di program studi S1 Keperawatan

Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya yang belajar secara daring

memiliki kualitas tidur buruk sebanyak 134 responden (77,5%).

3. Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan rank spearman

didapatkan hasil ada hubungan yang lemah (r = 0,264) antara Tingkat

Stress Pembelajaran Daring dengan Kualitas Tidur Mahasiswa S1

Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya.

B. Saran

1) Bagi Program Studi S1 Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan kepustakaan dan dapat

melakukan upaya pencegahan stress akibat pembelajaran daring.

Sehingga penelitian ini dapat menjadi sumber referensi rujukan edukasi

berbasis Evidanced Base Practice.

2) Bagi Mahasiswa

Penelitian ini dapat dijadikan wawasan dan sarana informasi

kepada mahasiswa, dalam lingkup yang sederhana dengan menjadi

63
64

seorang mahasiswa yang dapat membangun koping yang adaptif

terhadap tingkat stress karena pembelajaran online dan bisa

meningkatkan kualitas tidur yang baik.

3) Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dikembangkan dan diperdalam kembali

terkait tentang tingkat stress pembelajaran daring dengan kualitas tidur

sehubungan dengan keterbatasan dalam penelitian ini.


DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2020). Hubungan Kualitas Tidur Dengan Konsentrasi Belajar


Pada Mahasiswa Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Purwokerto. Human Care Journal, 5(3), 650-660.

Barseli, M., Ifdil, I. and Nikmarijal, N. (2017). Konsep stres akademik


siswa. Jurnal Konseling dan Pendidikan, 5(3), pp.143-148.

Budiarto. (2010). Metedologi Kedokteran . EGC . Jakarta

Djaswadi, D. (2021). Upaya Peningkatan Kompetensi Guru Dalam


Menerapkan Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid 19
Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik SD Negeri
Tambahagung 03 Kecamatan Tambakromo Semester I Tahun
Ajaran 2020/2021. Journal of Industrial Engineering &
Management Research, 2(1), pp.156-179.

Djamalilleil, S. F., Rosmaini, D. N., & Dewi, N. P. (2021). Hubungan


Kualitas Tidur Terhadap Konsentrasi Belajar Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Baiturahmah Padang
Angkatan 2018. Health & Medical Jounal, 3(1), 44-8.

Fahrizal, A. A. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stres Kerja


Perawat Anestesi Di Ruang Operasi.

Fatihah, W. M. (2021). Pengaruh Study From Home (Sfh) Pada Stres


Peserta Didik Di Masa Pandemi Covid-19.

Inama, S. (2021). Gambaran Tingkat Stres Mahasiswa Fakultas Kedokteran


Universitas Sumatera Utara dalam Sistem Pembelajaran Daring
pada Era Pandemi Covid-19.

Jannah, R., & Santoso, H. (2021). Tingkat Stres Mahasiswa Mengikuti


Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal
Riset Dan Pengabdian Masyarakat.

Kanti NF, T. Y. A. R. A. (2020). Literature Review: Penggunaan Gadget


Terhadap Kualitas Tidur Remaja Madya.

Kementrian Kesehatan RI. (2018). Stress (http://p2ptm.kemkes.go.id


/infographic-p2ptm/stress/apakah-stres-itu Diakses Maret
2021)

Kementrian Kesehatan RI. (2018). Kebutuhan tidur sesuai usia


(http://p2ptm.kemkes.go.id/infograpic-p2ptm/obesitas/
kebutuhan-tidur-sesuai-usia Diakses Maret 2021)
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2020) Surat Edaran Mendikbud
(https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/se-
mendikbud-pembelajaran-secara-daring-dan-bekerja-dari-
rumah-untuk-mencegah-penyebaran-covid19 Diakses 3 Maret
2021)

Livana, P. H., Mubin, M. F., & Basthomi, Y. (2020). " Learning Task"
Attributable to Students' Stress During the Pandemic Covid-
19. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 3(2), 203-208.

Lovibond, P. F., & Lovibond, S. H. (1995). The structure of negative


emotional states: Comparison of the Depression Anxiety Stress
Scales (DASS) with the Beck Depression and Anxiety
Inventories. Behaviour research and therapy, 33(3), 335-343.

Maisa, E.A., Andrial, A., Murni, D. and Sidaria, S., (2021). Hubungan Stres
Akademik dengan Kualitas Tidur Mahasiswa Keperawatan
Tingkat Akhir Program Alih Jenjang. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, 21(1), pp.438-444.

Media Informasi & Koordinasi Covid-19 Kota Tasikmalaya (2021). Angka


Kejadian di Kota Tasikmalaya
(http://mikotas.tasikmalayakota.go.id diakses 5 April 2021)

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka


Cipta. Jakarta. Indonesia.

Nurjanah, S. (2019). Gambaran Kualitas Tidur Pada Penderita Asma Di Upt


Puskesmas Ibrahim Adjie Bandung.

Nuryanti, S. (2020). Gambaran Tingkat Stress Mahasiswa Keperawatan


Dalam Penerapan E-Learning Di Universitas Bhakti Kencana.

Oktaria, D., Sari, M. I., & Azmy, N. A. (2019). Perbedaan Tingkat Stres
pada Mahasiswa Tahap Profesi yang Menjalani Stase Minor
dengan Tugas Tambahan Jaga dan Tidak Jaga di Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung. Jurnal Kedokteran
Universitas Lampung, 3(1), 112-116.

P. Sulana, (2020). Hubungan Tingkat Stres Dengan Kualitas Tidur


Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sam Ratulangi.

Potter, P.A. and Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan Buku 3


Edisi 7. Elsevier Pte Ltd . Singapore.
Pujiana, D. and Lestari, M. (2017). Hubungan Antara Kualitas Tidur
Dengan Konsentrasi Belajar Mahasiswa/I Program Studi Ilmu
Keperawatan (Psik) Semester Vi Stikes Muhammadiyah
Palembang. Masker Medika, 5(1), pp.315-325.

Purna, R. S. (2020). Strategi Coping Stress Saat Kuliah Daring Pada


Mahasiswa Psikologi Angkatan 2019 Universitas
Andalas. Jurnal Psikologi Tabularasa, 15(1).

Pusat Informasi & Koordinasi COVID-19 (2021) Angka Kejadian di Jawa


Barat. (https://pikobar.jabarprov.go.id diakses 25 Maret 2021)

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung. Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.


Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.


Edisi ke-2. Bandung : Alfabeta.

Sukmawati, N. M. H., & Putra, I. G. S. W. (2019). Reliabilitas Kusioner


Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) Versi Bahasa Indonesia
Dalam Mengukur Kualitas Tidur Lansia. Wicaksana: Jurnal
Lingkungan dan Pembangunan, 3(2), 30-38.

Widyana, R., & Safitri, R. M. (2020). Psychometric Properties of Internet-


Administered Version of Depression, Anxiety and Stress Scales
(DASS-42) in sample Indonesian Adult. Talent Development &
Excellence, 12(2).

World Health Organization (2021) WHO Coronavirus (Covid-19)


(https://covid19.who.int diakses 25 Maret 2021)

Yosep, H. I., & Sutini, T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa.


Bandung: PT Refika Aditama.
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4

TES DASS
Petunjuk Pengisian
Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai dengan pengalaman
Bapak/Ibu/Saudara dalam menghadapi situasi hidup sehari-hari. Terdapat empat pilihan jawaban
yang disediakan untuk setiap pernyataan yaitu:
0 : Tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah.
1 : Sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang kadang.
2 : Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan, atau lumayan sering.
3 : Sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali.

Selanjutnya, Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk menjawab dengan cara memberi tanda silang
(X) pada salah satu kolom yang paling sesuai dengan pengalaman Bapak/Ibu/Saudara selama satu
minggu belakangan ini. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah, karena itu isilah sesuai
dengan keadaan diri Bapak/Ibu/Saudara yang sesungguhnya, yaitu berdasarkan jawaban pertama yang
terlintas dalam pikiran Bapak/Ibu/ Saudara.

No PERNYATAAN 0 1 2 3
1 Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah karena hal-hal sepele.
2 Saya merasa bibir saya sering kering.
3 Saya sama sekali tidak dapat merasakan perasaan positif.
Saya mengalami kesulitan bernafas (misalnya: seringkali terengah-
4 engah atau tidak dapat bernafas padahal tidak melakukan aktivitas
fisik sebelumnya).
5 Saya sepertinya tidak kuat lagi untuk melakukan suatu kegiatan.
6 Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu situasi.
7 Saya merasa goyah (misalnya, kaki terasa mau ’copot’).
8 Saya merasa sulit untuk bersantai.
Saya menemukan diri saya berada dalam situasi yang membuat saya
9 merasa sangat cemas dan saya akan merasa sangat lega jika semua
ini berakhir.
10 Saya merasa tidak ada hal yang dapat diharapkan di masa depan.
11 Saya menemukan diri saya mudah merasa kesal.
Saya merasa telah menghabiskan banyak energi untuk merasa
12
cemas.
13 Saya merasa sedih dan tertekan.
Saya menemukan diri saya menjadi tidak sabar ketika mengalami
14
penundaan (misalnya: kemacetan lalu lintas, menunggu sesuatu).
15 Saya merasa lemas seperti mau pingsan.
No PERNYATAAN 0 1 2 3
16 Saya merasa saya kehilangan minat akan segala hal.
17 Saya merasa bahwa saya tidak berharga sebagai seorang manusia.
18 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung.
Saya berkeringat secara berlebihan (misalnya: tangan berkeringat),
19 padahal temperatur tidak panas atau tidak melakukan aktivitas fisik
sebelumnya.
20 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas.
21 Saya merasa bahwa hidup tidak bermanfaat.
22 Saya merasa sulit untuk beristirahat.
23 Saya mengalami kesulitan dalam menelan.
Saya tidak dapat merasakan kenikmatan dari berbagai hal yang saya
24
lakukan.
Saya menyadari kegiatan jantung, walaupun saya tidak sehabis
25 melakukan aktivitas fisik (misalnya: merasa detak jantung
meningkat atau melemah).
26 Saya merasa putus asa dan sedih.
27 Saya merasa bahwa saya sangat mudah marah.
28 Saya merasa saya hampir panik.
29 Saya merasa sulit untuk tenang setelah sesuatu membuat saya kesal.
Saya takut bahwa saya akan ‘terhambat’ oleh tugas-tugas sepele
30
yang tidak biasa saya lakukan.
31 Saya tidak merasa antusias dalam hal apapun.
Saya sulit untuk sabar dalam menghadapi gangguan terhadap hal
32
yang sedang saya lakukan.
33 Saya sedang merasa gelisah.
34 Saya merasa bahwa saya tidak berharga.
Saya tidak dapat memaklumi hal apapun yang menghalangi saya
35
untuk menyelesaikan hal yang sedang saya lakukan.
36 Saya merasa sangat ketakutan.
37 Saya melihat tidak ada harapan untuk masa depan.
38 Saya merasa bahwa hidup tidak berarti.
39 Saya menemukan diri saya mudah gelisah.
Saya merasa khawatir dengan situasi dimana saya mungkin menjadi
40
panik dan mempermalukan diri sendiri.
41 Saya merasa gemetar (misalnya: pada tangan).
Saya merasa sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam melakukan
42
sesuatu.
Lampiran 5
KUESIONER KUALITAS TIDUR
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)
1. Pukul berapa biasanya anda mulai tidur malam?
2. Berapa lama anda biasanya baru bisa tertidur tiap malam?
3. Pukul berapa anda biasanya bangun pagi?
4. Berapa lama anda tidur dimalam hari?
5. Seberapa sering masalah Tidak pernah 1x 2x ≥ 3x
masalah dibawah ini dalam Seminggu Seminggu Seminggu
mengganggu tidur anda? sebulan (1) (2) (3)
terakhir (0)

a. Tidak mampu tertidur


selama 30 menit sejak
berbaring
b. Terbangun ditengah
malam atau dini hari
c. Terbangun untuk ke
kamar mandi
d. Sulit bernafas dengan
baik
e. Batuk atau mengorok
f. Kedinginan di malam
hari
g. Kepanasan di malam
hari
h. Mimpi buruk
i. Terasa nyeri
j. Alasan lain.......

6 Selama sebulan
terakhir, seberapa
sering anda
menggunakan obat
tidur
7 Selama sebulan
terakhir,seberapa sering
anda mengantuk ketika
melakukan aktivitas di
siang hari

Tidak Antusias Kecil Sedang Besar


8 Selama satu bulan
terakhir, berapa banyak
masalah yang anda
dapatkan dan seberapa
antusias anda selesaikan
permasalahan tersebut?

Sangat Baik Cukup Cukup Sangat


(0) Baik (1) buruk (2) Buruk (3)
9. Selama bulan terakhir,
bagaiman anda menilai
kepuasan tidur anda?
Lampiran 6
Lampiran 7
HASIL TABULASI TINGKAT STRESS
x1p x1p x1p x1p x1p x1p x1p x1p x1p x1p1 x1p1 x1p1 x1p1 x1p1 Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 TotalX1 Akhir
1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 18 2
1 1 2 2 1 3 2 1 1 1 2 2 1 1 21 3
3 1 3 2 3 3 1 3 1 3 2 3 3 3 34 5
1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 0 3 19 3
1 1 2 1 2 1 2 1 1 0 1 1 0 1 15 2
1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 16 2
1 2 1 2 1 3 1 1 1 2 2 1 2 1 21 3
2 1 1 2 1 0 2 1 2 1 1 1 1 2 18 2
1 1 0 1 1 3 2 1 1 0 1 1 2 1 16 2
1 2 1 3 1 1 2 1 1 0 1 2 1 1 18 2
1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 16 2
1 2 3 1 1 3 0 3 1 1 1 0 0 1 18 2
1 0 3 0 0 3 0 3 0 1 1 0 1 0 13 1
1 1 0 1 2 3 1 3 1 1 1 1 1 0 17 2
1 0 0 1 1 1 0 3 1 1 1 0 0 0 10 1
1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 17 2
2 1 3 3 1 1 1 3 1 2 0 3 1 1 23 3
1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 19 3
1 1 2 1 1 3 1 0 0 1 1 1 1 1 15 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1
1 2 2 3 3 2 0 1 0 1 1 2 1 1 20 3
1 1 1 1 1 3 0 0 1 2 1 1 1 1 15 2
1 1 2 3 1 3 1 0 3 3 2 0 1 1 22 3
2 1 2 3 3 3 2 3 2 2 1 1 1 1 27 4
1 1 3 2 3 3 2 3 1 2 1 3 0 2 27 4
1 0 1 1 2 2 1 1 1 1 1 0 0 1 13 1
1 0 2 2 0 3 0 0 1 0 0 0 1 1 11 1
1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 21 3
1 1 2 1 1 2 0 1 1 2 0 1 1 1 15 2
1 0 1 2 1 2 1 3 2 2 1 1 2 1 20 3
2 1 1 2 1 3 2 2 1 1 1 1 1 1 20 3
1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 18 2
1 2 1 2 1 3 1 0 1 1 1 1 2 1 18 2
1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 16 2
1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 17 2
1 2 3 1 2 3 3 3 2 2 2 0 0 1 25 3
2 1 0 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14 1
2 1 1 1 1 3 1 3 1 2 1 2 1 1 21 3
1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0 1 14 1
1 1 2 2 1 2 1 0 1 1 1 1 1 0 15 2
1 0 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 14 1
2 1 0 1 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 14 1
1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0 1 15 2
1 1 1 3 2 3 0 1 1 1 1 0 0 0 15 2
2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 0 0 1 16 2
2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 1 1 1 1 24 3
2 1 1 1 2 2 1 0 1 1 1 2 1 1 17 2
2 1 3 1 1 3 1 0 3 1 2 1 1 1 21 3
2 1 1 2 3 2 1 1 1 2 1 2 1 2 22 3
1 0 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 14 1
1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 19 3
1 0 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 17 2
1 1 1 3 2 3 0 1 1 1 1 3 0 3 21 3
1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 15 2
1 1 1 1 0 3 1 1 0 0 1 0 0 0 10 1
1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 2 1 2 20 3
1 1 2 2 3 3 2 1 2 2 1 1 2 1 24 3
1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 13 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1
1 0 1 1 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 10 1
1 1 1 1 2 2 1 0 1 1 1 1 1 1 15 2
2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 18 2
1 1 3 3 2 3 1 2 3 1 1 1 0 1 23 3
1 2 1 2 2 3 2 1 1 2 2 1 2 0 22 3
1 2 1 2 0 3 1 0 1 2 1 1 0 1 16 2
3 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 22 3
1 0 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1
1 1 1 1 0 2 1 0 0 1 0 2 1 0 11 1
1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1
2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 18 2
1 2 1 1 3 3 1 2 1 1 1 2 3 1 23 3
1 0 0 1 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1
1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 11 1
1 1 1 0 0 2 0 1 1 1 0 1 1 0 10 1
1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 16 2
1 1 1 1 0 3 1 0 1 1 1 0 0 1 12 1
1 0 1 1 0 2 1 1 1 1 0 1 1 0 11 1
1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0 0 13 1
2 3 2 3 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 24 3
1 1 3 1 1 3 2 1 0 1 1 1 1 3 20 3
2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 0 2 20 3
1 0 1 2 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 14 1
2 3 1 3 3 3 3 1 3 3 3 1 1 1 31 4
1 1 1 2 3 3 2 1 2 3 2 2 1 2 26 4
1 1 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 33 4
1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 16 2
1 1 0 1 1 1 3 0 2 3 1 0 0 1 15 2
1 1 0 3 3 2 1 0 1 2 1 2 1 1 19 3
0 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 18 2
1 1 1 1 1 3 0 0 0 0 1 1 1 0 11 1
1 1 1 0 3 3 1 1 0 1 0 1 3 2 18 2
0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
0 1 0 1 0 2 1 0 1 1 1 1 1 1 11 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 0 2 1 15 2
2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 22 3
1 1 0 1 2 3 2 3 1 3 3 2 2 1 25 3
1 1 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0 1 13 1
1 3 3 3 1 2 1 1 2 1 1 0 0 0 19 3
1 1 0 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 15 2
1 0 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 15 2
1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 20 3
1 0 1 1 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 13 1
1 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 19 3
1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 16 2
1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 2 1 0 1 17 2
1 1 1 1 0 2 1 2 1 1 1 1 0 1 14 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 15 2
1 3 2 1 1 0 1 3 1 1 1 0 1 0 16 2
1 0 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 0 1 15 2
3 1 3 3 2 3 1 1 1 1 1 1 0 1 22 3
1 0 0 3 0 3 1 0 3 1 1 1 1 1 16 2
1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1
1 1 0 1 0 1 1 0 2 1 1 0 1 1 11 1
1 1 1 2 1 2 0 1 0 1 2 1 1 1 15 2
1 2 1 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 30 4
1 1 0 3 2 1 1 0 1 2 1 1 0 1 15 2
2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 0 0 0 15 2
1 0 1 2 0 2 0 2 1 1 1 2 1 2 16 2
1 1 0 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 15 2
1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 3 23 3
1 1 1 1 1 2 0 0 0 1 1 1 1 1 12 1
1 1 3 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 19 3
3 1 0 2 1 3 2 1 3 1 3 0 1 1 22 3
1 1 0 2 0 3 1 0 0 1 0 0 1 0 10 1
1 0 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 14 1
1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 0 15 2
1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 20 3
1 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 0 1 0 12 1
1 1 2 1 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 15 2
1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 0 0 1 15 2
1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 0 2 16 2
1 0 1 1 1 1 0 2 0 1 1 1 1 1 12 1
1 1 1 1 0 3 2 0 2 1 1 0 1 1 15 2
1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 19 3
1 1 0 1 3 2 1 1 1 1 1 2 1 2 18 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 11 1
1 2 3 3 2 2 1 2 3 1 2 3 0 1 26 4
1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 0 1 17 2
1 1 0 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 15 2
1 1 2 2 2 1 0 0 1 1 1 2 1 1 16 2
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 11 1
1 1 0 1 1 2 1 1 1 0 0 0 1 1 11 1
2 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 2 1 2 17 2
1 1 1 2 2 1 1 1 2 0 1 1 0 1 15 2
1 1 1 1 0 2 0 1 0 1 1 0 1 2 12 1
1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 2
2 2 1 1 3 2 1 2 1 3 1 2 1 2 24 3
1 0 1 0 1 1 1 2 1 1 1 0 1 2 13 1
3 1 1 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 31 4
1 0 0 1 2 3 1 1 1 0 0 1 1 0 12 1
1 1 1 1 1 3 1 2 1 3 1 2 1 3 22 3
3 1 0 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 33 4
1 1 1 1 1 2 0 1 0 1 1 0 0 0 10 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1
2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 21 3
2 1 1 1 1 2 1 2 0 3 1 2 1 1 19 2
1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 17 2
HASIL TABULASI KUALITAS TIDUR

y1p y1p y1p y1p y1p y1p y1p


1 2 3 4 5 6 7 Total y1 Coding
2 0 0 1 1 0 3 7 2
1 3 1 1 1 0 3 10 2
1 1 0 0 2 0 2 6 2
2 3 1 0 1 0 2 9 2
2 1 0 0 2 0 2 7 2
3 2 3 1 2 3 3 17 2
1 2 2 2 1 0 1 9 2
1 1 0 0 0 0 2 4 1
1 0 1 1 1 0 3 7 2
1 1 1 0 1 0 3 7 2
0 0 0 0 1 0 3 4 1
0 0 1 0 1 0 2 4 1
1 0 1 1 2 0 3 8 2
1 2 3 0 1 0 2 9 2
1 1 1 1 1 0 2 7 2
1 1 2 1 1 0 3 9 2
2 1 1 1 1 0 2 8 2
1 3 2 2 1 0 3 12 2
1 1 1 1 2 0 3 9 2
1 0 1 1 1 0 3 7 2
1 2 0 0 2 0 2 7 2
0 0 1 1 1 0 2 5 1
1 0 0 0 0 0 0 1 1
1 1 1 1 2 0 3 9 2
1 0 3 1 1 0 1 7 2
1 1 1 0 1 0 2 6 2
1 0 0 0 1 0 2 4 1
2 1 2 1 3 0 2 11 2
0 0 1 1 1 0 0 3 1
1 0 2 2 1 0 2 8 2
2 1 1 0 2 0 2 8 2
1 2 0 0 1 0 0 4 1
1 1 1 1 2 0 3 9 2
1 1 2 3 1 0 3 11 2
2 0 3 1 1 0 3 10 2
0 0 1 1 2 0 3 7 2
0 0 1 1 1 0 1 4 1
1 1 2 0 1 0 2 7 2
2 1 2 0 2 0 3 10 2
2 1 0 0 2 1 1 7 2
2 1 2 2 2 0 2 11 2
1 0 2 0 1 0 2 6 2
1 1 1 1 1 0 2 7 2
1 2 1 1 2 0 3 10 2
0 0 2 0 1 0 2 5 1
1 0 1 1 1 0 2 6 2
1 0 2 1 1 0 2 7 2
0 1 1 0 1 0 2 5 1
1 0 2 1 1 0 2 7 2
1 1 2 1 1 0 3 9 2
1 3 2 2 1 0 2 11 2
1 3 1 1 1 0 3 10 2
0 0 1 0 1 0 0 2 1
1 1 1 0 1 0 2 6 2
0 0 1 1 1 0 2 5 1
1 1 2 0 2 0 2 8 2
1 3 1 1 1 0 1 8 2
3 3 2 0 1 0 2 11 2
0 1 1 2 1 1 1 7 2
1 1 0 0 2 0 2 6 2
1 0 2 1 1 0 2 7 2
1 0 3 0 2 0 3 9 2
1 0 3 1 1 0 2 8 2
1 1 3 3 1 0 1 10 2
2 1 3 2 1 0 2 11 2
2 2 3 0 2 0 3 12 2
1 0 0 0 1 0 3 5 1
1 0 0 0 1 0 3 5 1
1 1 2 1 0 0 1 6 2
1 0 2 0 1 0 3 7 2
1 0 2 0 1 0 3 7 2
1 2 1 0 1 0 1 6 2
1 1 2 0 2 0 2 8 2
2 0 2 1 1 0 2 8 2
1 1 2 1 1 1 3 10 2
1 0 1 1 1 0 3 7 2
1 0 1 0 2 0 2 6 2
2 1 1 1 1 0 3 9 2
3 3 0 0 1 0 1 8 2
1 1 2 0 1 0 2 7 2
1 0 1 1 1 0 2 6 2
1 3 1 1 1 0 2 9 2
1 1 1 1 1 0 3 8 2
1 1 1 1 0 0 1 5 1
0 2 1 0 1 0 2 6 2
0 0 1 1 1 0 2 5 1
1 2 2 0 1 0 2 8 2
3 1 1 3 1 0 2 11 2
1 1 1 1 1 0 2 7 2
1 0 1 0 1 0 0 3 1
2 0 2 1 1 0 2 8 2
1 0 0 1 1 0 3 6 2
0 0 2 0 1 0 2 5 1
1 2 1 0 2 0 2 8 2
1 0 1 0 1 0 2 5 1
1 3 3 0 2 0 3 12 2
2 2 0 0 2 0 3 9 2
2 2 2 2 2 0 3 13 2
2 1 0 0 1 0 2 6 2
1 1 1 1 2 0 2 8 2
1 0 2 1 1 0 1 6 2
1 3 1 1 1 0 1 8 2
1 1 2 0 2 0 2 8 2
1 1 0 0 2 0 2 6 2
1 1 0 0 1 0 3 6 2
0 0 0 0 1 0 3 4 1
1 1 2 1 1 0 3 9 2
0 0 0 0 2 0 2 4 1
1 0 0 0 1 0 2 4 1
0 0 1 1 0 0 3 5 1
1 0 1 2 2 0 3 9 2
1 1 1 1 1 0 1 6 2
3 1 3 0 2 0 3 12 2
2 1 2 0 2 0 2 9 2
2 1 1 1 1 0 3 9 2
1 0 0 0 2 0 3 6 2
1 0 1 0 1 0 3 6 2
2 3 3 0 2 3 3 16 2
1 3 0 1 2 0 3 10 2
1 0 1 0 1 0 2 5 1
2 1 2 0 2 0 3 10 2
1 0 2 1 1 0 1 6 2
0 0 0 0 1 0 1 2 1
0 1 0 0 2 0 3 6 2
1 1 3 0 1 0 0 6 2
2 1 1 0 1 0 2 7 2
1 0 1 0 1 0 2 5 1
1 0 1 1 2 0 1 6 2
1 3 3 0 1 0 3 11 2
1 1 2 0 1 0 3 8 2
1 1 1 0 1 0 2 6 2
2 0 0 1 2 0 2 7 2
1 1 1 1 1 0 2 7 2
1 1 1 0 1 0 2 6 2
2 3 0 0 1 0 2 8 2
0 0 0 0 1 0 2 3 1
1 2 1 1 1 0 1 7 2
1 1 1 1 1 0 3 8 2
2 3 2 1 2 0 3 13 2
2 3 0 0 2 0 3 10 2
1 1 0 0 1 0 1 4 1
1 0 2 0 1 0 3 7 2
0 0 1 0 1 0 3 5 1
3 0 3 0 1 0 2 9 2
1 0 1 0 2 0 3 7 2
1 0 2 2 1 0 1 7 2
1 0 1 0 1 0 2 5 1
1 3 2 0 1 0 1 8 2
0 0 0 1 2 0 3 6 2
1 1 1 0 1 0 1 5 1
2 1 3 0 2 0 2 10 2
2 2 2 2 1 0 1 10 2
1 1 1 0 1 0 2 6 2
2 2 3 1 2 0 3 13 2
0 1 3 2 1 0 0 7 2
2 1 2 0 2 0 3 10 2
1 0 1 1 0 0 0 3 1
1 1 1 1 1 0 2 7 2
1 0 2 1 0 0 0 4 1
1 0 0 0 2 0 2 5 1

Lampiran 8
Karakteristik Usia dan Jenis Kelamin
Statistics
Jenis Kategori Kategori
Umur Kelamin Pengetahuan Perilaku
N Valid 160 160 160 160
Missing 0 0 0 0

Umur
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 18 3 1.9 1.9 1.9
19 27 16.9 16.9 18.8
20 28 17.5 17.5 36.3
21 38 23.8 23.8 60.0
22 38 23.8 23.8 83.8
23 21 13.1 13.1 96.9
24 3 1.9 1.9 98.8
25 1 .6 .6 99.4
26 1 .6 .6 100.0
Total 160 100.0 100.0

Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-laki 62 69.7 69.7 69.7
Perempuan 27 30.3 30.3 100.0
Total 89 100.0 100.0
Lampiran 9
Rekapitulasi Hasil Penelitian

a. Distribusi Tingkat Stress

Statistics
Tingkat Stress
N Valid 160
Missing 0
Mean 1.98
Median 2.00
Std. Deviation .971
Minimum 1
Maximum 5

Tingkat Stress
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 65 40.6 40.6 40.6
Ringan 45 28.1 28.1 68.8
Sedang 40 25.0 25.0 93.8
Berat 9 5.6 5.6 99.4
Sangat Berat 1 .6 .6 100.0
Total 160 100.0 100.0

b. Distribusi Kualitas Tidur

Statistics
Kualitas Tidur
N Valid 160
Missing 0
Mean 1.78
Median 2.00
Std. Deviation .419
Minimum 1
Maximum 2
Kualitas Tidur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 36 22.5 22.5 22.5
Buruk 124 77.5 77.5 100.0
Total 160 100.0 100.0

c. Distribusi Hubungan tingkat stress pembelajaran daring dengan kualitas tidur


mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tingkat Stress * Kualitas Tidur 160 100.0% 0 0.0% 160 100.0%

Correlations
Tingkat Stress Kualitas Tidur
Spearman's rho Tingkat Stress Correlation Coefficient 1.000 .264**
Sig. (2-tailed) . .001
N 160 160
Kualitas Tidur Correlation Coefficient .264** 1.000
Sig. (2-tailed) .001 .
N 160 160
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tingkat Stress * Kualitas Tidur Crosstabulation


Count
Kualitas Tidur
Baik Buruk Total
Tingkat Stress Normal 22 43 65
Ringan 10 35 45
Sedang 4 36 40
Berat 0 9 9
Sangat Berat 0 1 1
Total 36 124 160

Anda mungkin juga menyukai