KTI
Oleh:
NIM. P17420512042
KTI
Oleh :
NIM. P17420512042
laporan kasus ini disusun untuk memenuhi sebagai tugas individu mata kuliah
dan hambatan. Tetapi berkat bantuan, arahan serta bimbingan dari berbagai pihak
maka laporan kasus ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
Semarang.
3. Ibu Hermani Triredjeki, S.Kep, Ns, M.Kes, selaku Ketua Program Studi D III
Keperawatan Magelang.
4. Bapak Drs. Moh Hanafi, M.Kes, selaku pembimbing dan penguji laporan uji
studi kasus yang telah memberikan bimbingan serta bantuan baik tenaga
maupun pikiran kepada penulis dalam penyusunan laporan kasus ini sampai
selesai.
5. Bapak Pramono Giri K., S.Pd, M.PH dan Moh Ridwan, SKM. MPH, selaku
6. Bapak, ibu dosen beserta staf karyawan program studi D III Keperawatan
Magelang.
7. Orang tua tercinta yang telah memberikan doa, kasih sayang, nasehat, dan
Penulis menyadari bahwa laporan Karya Tulis Ilmiah ini masih memiliki
membangun dari semua pihak untuk perbaikan selanjutnya. Semoga laporan kasus
keperawatan.
Penulis
Tabel Halaman
Gambar Halaman
Lampiran
1. Lembar Bimbingan
4. Leaflet
PENDAHULUAN
faktor penyakit. Secara garis besar penyakit dapat dibagi menjadi dua, yaitu;
penyakit menular dan penyakit tidak menular. Asma merupakan salah satu
kelompok umur ≥45 tahun mulai menurun. Prevalensi asma pada perempuan
cenderung lebih tinggi dari pada laki-laki. Prevalensi asma terlihat sama
antara perkotaan dan perdesaan. Asma cenderung lebih tinggi pada kelompok
Jumlah kasus asma di Jawa Tengah pada tahun 2013 sebesar 113.028
2009 (251.489 kasus) (Dinkes Jateng, 2013). Prevalensi asma yang dihimpun
2013).
tersebut dapat timbul, dan membutuhkan pengobatan yang lebih intensif atau
149).
karena paparan alergen seperti debu dan asap rokok, maka hal yang
penyebabnya.
tersebut dapat diubah, kejadian asma akan menurun dan banyak individu
anggota keluarga yang sakit. Hal ini membutuhkan keterampilan dan minimal
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
kasus asma.
2) Menegakkan diagnosa keperawatan dengan kasus asma.
asma.
C. Manfaat Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Asma
1. Definisi
rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan napas yang luas dan
“Asma adalah satu keadaan klinik yang ditandai oleh terjadinya penyempitan
bronkus tersebut terdapat keadaan ventilasi yang lebih normal” (Price & Wilson,
2005, p.177).
2. Etiologi
Sampai saat ini patogenesis dan etiologi asma belum diketahui secara pasti,
namun berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa dasar gejala asma adalah
Asma timbul karena seseorang yang mengalami atopi akibat pemaparan Alergen.
Selain karena Alergen (inhalan dan kontaktan), hal-hal luar lain seperti polusi,
asap rokok/dapur, bau-bauan yang tajam, dan lainnya baik yang berupa iritan
(kontriksi) bila terpapar dengan bahan/faktor dengan kadar rendah yang pada
tetapi terjadi akibat beberapa faktor pencetus seperti infeksi saluran pernapasan
bagian atas, olahraga atau kegiatan jasmani yang berat, dan tekanan jiwa atau
stress psikologi. Serangan asma terjadi akibat gangguan saraf otonom terutama
3. Patofisiologi
Obstruksi saluran napas pada asma merupakan kombinasi spasme otot bronkus,
berat selama ekspirasi karena secara fisiologis saluran napas menyempit pada fase
tersebut. Hal ini mengakibatkan udara distal tempat terjadinya obstruksi terjebak
residu fungsional (KRF) dan pasien akan bernapas pada volume yang tinggi
mendekati kapasitas paru total (KPT). Keadaan hiperinflasi ini bertujuan agar
saluran napas tetap terbuka dan pertukaran gas berjalan lancar. Untuk
alkalosis respiratorik. Pada serangan asma yang lebih berat lagi banyak saluran
napas dan alveolus tertutup oleh mukus sehingga tidak memungkinkan lagi
terjadinya pertukaran gas. Hal ini menyebabkan hipoksemia dan kerja otot-otot
CO2 (hiperkapnea) dan terjadi asidosis respiratorik atau gagal napas. Dengan
sebagai berikut:
respiratorik pada tahap yang sangat lanjut (Aru W. Sudoyo, Bambang, Idrus,
hari
5. Faktor Pencetus
a. Alergen
Alergen adalah zat-zat tertentu yang bila diisap atau dimakan dapat menimbulkan
sebagainya.
merupakan salah satu faktor pencetus yang paling sering menimbulkan asma
ditimbulkan oleh infeksi saluran pernapasan (Sundaru, 1991 dalam Arif Muttaqin,
2008, p. 173-174).
c. Tekanan jiwa
Tekanan jiwa bukan penyebab asma tapi pencetus asma, karena banyak orang
yang mendapat tekanan jiwa tetapi tidak menjadi penderita asma. Faktor ini
berperan mencetuskan serangan asma terutama pada orang yang agak labil
kepribadiaanya. Hal ini lebih menonjol pada wanita dan anak-anak (Yunus, 1994
melakukan olahraga atau aktivitas fisik yang berlebihan. Lari cepat dan bersepeda
adalah dua jenis kegiatan paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan
olahraga atau aktivitas fisik yang cukup berat dan jarang serangan timbul
e. Obat-obatan
Beberapa klien dengan asma bronkhial sensitif atau alergi terhadap obat tertentu
f. Polusi udara
Klien asma sangat peka terhadap udara berdebu, asap pabrik/kendaraan, asap
rokok, asap yang mengandung hasil pembakaran dan oksida fotokemikal, serta
g. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja diperkirakan merupakan faktor pencetus yang menyumbang 2-
15% klien dengan asma bronkhial (Sundaru, 1991 dalam Arif Muttaqin, 2008, p.
173-174).
6. Pemeriksaan Diagnostik
golongan adrenergik. Peningkatan FEV atau FVC sebanyak lebih dari 20%
Tes ini dilakukan pada Spirometri internal. Penurunan FEV sebesar 20% atau
lebih setelah tes provokasi dan denyut jantung 80-90% dari maksimum dianggap
c. Pemeriksaan Kulit
Untuk menunjukkan adanya antibodi IgE hipersensitif yang spesifik dalam tubuh.
d. Pemeriksaan Laboratorium
2.) Sputum
Adanya badan kreola adalah karakteristik untuk serangan asma yang berat, karena
hanya reaksi yang hebat saja yang menyebabkan transudasi dari edema mukosa,
sehingga terlepaslah sekelompok sel-sel epitel dari perlekatannya. Pewarnaan
gram penting untuk melihat adanya bakteri, cara tersebut kemudian diikuti kultur
Sel eosinophil pada klien dengan status asmatikus dapat mencapai 1000-1500/
mm3 baik asma intrinsik ataupun ekstrinsik, sedangkan hitung sel eosinophil
normal antara 100-200/ mm3. Perbaikan fungsi paru disertai penurunan hitung
Jumlah sel leukosit yang lebih dari 15.000/ mm3 terjadi karena adanya infeksi.
SGOT dan SGPT meningkat disebabkan kerusakan hati akibat hipoksia atau
hiperkapnea.
e. Pemeriksaan Radiologi
Hasil pemeriksaan radiologi pada klien dengan asma bronkhial biasanya normal,
7. Penatalaksanaan Medis
a. Pengobatan Nonfarmakologis
b. Pengobatan Farmakologis
dengan ketat.
B. Konsep Keluarga
1. Definisi
dirinya sebagai bagian dari keluarga” (Marilyn M. Friedman, Bowman & Jones,
2010, p. 9)
2012, p. 67).
2. Struktur keluarga
a. Patrilineal
Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.
d. Patrilokal
Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
e. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa
sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami istri.
a. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara jujur,
adanya isu atau berita negatif, tidak berfokus pada satu hal, dan selalu mengulang
b. Struktur peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Jadi pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal.
c. Struktur kekuatan
memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain. Hak (legitimate power), ditiru
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga
dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada
sekitar keluarga.
3. Tipe keluarga
a. Traditional Nuclear. Keluarga inti yang terdiri ayah, ibu, dan anak
rumah.
maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja
di luar rumah.
e. Dyadic Nuclear. Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai
g. Dual Carrier. Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.
waktu tertentu.
i. Single Adult. Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan
panti-panti.
fasilitas.
menikah dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.
n. Unmarried Parent and Child. Ibu dan anak dimana perkawinan tidak
71).
4. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
b. Fungsi sosialisasi
Proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu menghasilkan interaksi
keluarga dan belajar disiplin, norma budaya, dan perilaku melalui interaksi dalam
c. Fungsi reproduksi
manusia.
d. Fungsi ekonomi
1) meneruskan keturunan;
perkembangan masing-masing;
datang.
keterampilan;
dimilikinya;
5. Peran Keluarga
Peran adalah seperangkat perilaku interpersonal, sifat, dan kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan satuan tertentu. Setiap anggota
a. Ayah
pelindung/pengayom, dan pemberi rasa aman kepada anggota keluarga. Selain itu,
b. Ibu
keluarga, dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga. Selain itu, sebagai
anggota masyarakat.
c. Anak
6. Tugas keluarga
keluarga.
luas.
tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti. Orang tua perlu mengenal
tidak langsung akan menjadi perhatian keluarga atau orang tua. Apabila
Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk mencapai pertolongan yang
Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah
kesehatan yang sedang terjadi dapat dikurangi atau teratasi. Jika keluarga
mempunyai keterbatasan dalam mengambil keputusan, maka keluarga dapat
Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat, tetapi jika keluarga
masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi
berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh karena itu, kondisi rumah
yang ada di sekitarnya. Keluarga dapat berkonsultasi atau meminta bantuan tenaga
1. Definisi
2) Data lingkungan
5) Perkembangan keluarga.
1) Fisik
2) Mental
3) Emosi
4) Sosial
5) Spiritual
c. Penyusunan perencanaan
e. Evaluasi
a. Tahap Pengkajian
1) Data Umum
e) Komposisi keluarga
Status Imunisasi
Hubungan
Polio DPT Hepatitis
No. Nama JK Umur Pendidikan Ket
dgn KK BCG Campak
Genogram
Gambar
2.1.
Menikah Pisah
Genogr
Setyow
ati &
Arita
Murwa Tinggal
pohon keluarga. Genogram ini merupakan suatu alat pengkajian informatif yang
tentang apa yang sedang terjadi di dalam suatu keluarga (Marilyn M. Friedman,
perempuan
f) Tipe keluarga
g) Tipe bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku
h) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
istri.
3) Pengkajian Lingkungan
a) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah
tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum
tempat.
perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga interaksinya dengan
masyarakat.
Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota
4) Struktur Keluarga
c) Struktur peran
maupun informal.
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang
5) Fungsi Keluarga
a) Fungsi afektif
b) Fungsi sosialisasi
c) Fungsi reproduksi
d) Fungsi ekonomi
Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap
situasi/stressor.
menghadapi permasalahan.
7) Pemeriksaan Fisik
8) Harapan Keluarga
kesehatan yang ada (Sri Setyowati & Arita Murwani, 2008, p. 78-90).
keluarga, fungsi-fungsi keluarga dan koping keluarga, baik yang bersifat aktual,
resiko maupun sejahtera dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung
anggota keluarga.
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan
kesehatan.
lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi
komunikasi
tua/bayi/anak
perawatan kesehatan
Dalam suatu keluarga dapat saja perawat menemukan lebih dari 1 diagnosis
sebagai berikut:
Tabel 2.1
Maglaya, 1978 dalam buku Sri Setyowati & Arita Murwani, 2008, p. 99)
NO KRITERIA BOBOT
NO KRITERIA BOBOT
Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk dicegah 1
Skala: Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
Skala: Masalah berat, harus segera ditangani 2
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
1. Sifat masalah 1
Skala: Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala: Mudah 2
Sebagian 1
Skoring:
bobot Skor
------------------------- X bobot
Angka tertinggi
dan tenaga
c. Perencanaan
berhubungan.
umum.
Tujuan keperawatan juga harus dilengkapi dengan kriteria hasil untuk mengukur
komponen kriteria hasil yang harus ada dalam menentukan kriteria adalah:
bertujuan:
tentang kesehatan
kesehatan.
tindakan
di sekitar keluarga
dengan cara:
keluarga.
seoptimal mungkin.
lingkungan keluarga.
yang ada.
keluarga mempunyai tanggung jawab akhir dalam mengatur hidup mereka sendiri,
dan ini juga merupakan satu cara untuk menghormati dan menghargai keluarga
(Carey, 1989 dalam Sri Setyowati & Arita Murwani, 2008, p. 101-107).
d. Tahapan Tindakan Keperawatan Keluarga
kesehatan
tindakan
disekitar keluarga
mungkin.
keluarga
ada.
e. Tahap Evaluasi
karakteristik, dan hasil yang telah dicapai (Patton, 1986 dalam Helvie, 1998 dalam
Komang Ayu Henny Achjar, 2010, p. 25-26). Program evaluasi dilakukan untuk
dan keterampilan untuk menentukan apakah program sudah sesuai dengan rencana
mencatat salah satu dari keputusan berikut, dalam lembar evaluasi atau dalam
masih relevan
2) Direvisi : diagnosa masih berlaku, tapi tujuan dan tindakan
ditetapkan.
perawatan sekarang.
adalah:
berkurang.
O: adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan
A: adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang
P: adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada
tahapan evaluasi.
evaluasi didokumentasikan dalam satu catatan yang disebut catatan kemajuan atau
O: adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan.
A: adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan
keluarga.
tindakan keperawatan
sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir (Sri Setyowati & Arita
Oedema mukosa
Hipersekresi
Bronkospasme
Asma Bronkhial
Keluarga punya
pengetahuan asma dan Keluarga tidak tahu
penanganannya penyakit dan penanganan
Keluarga takut
tindakan medis
petugas kesehatan
Gambar 2.2. Pathway Asma (dikembangkan dari Sudoyo, 2010; Price, 2005, Asih
& Effendy, 2004; Ali, 2010)
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Biodata Klien
B. Pengkajian
pukul 17.00 WIB, dari hasil pengkajian pasien berperan sebagai kepala
keluarga, tipe dari keluarga ini adalah Extended Family. Jumlah anggota
keluarga Tn. W terdiri dari enam orang yaitu Tn. W, Ny. W sebagai istri
klien usia 56 tahun, Ny. S sebagai anak klien usia 35 tahun, Tn. I sebagai
menantu klien usia 35 tahun, An. D usia 5 tahun, dan An. N usia 3 tahun
bersekolah dan bekerja sebagai IRT. Pendidikan Ny. S adalah SMK dan
bekerja sebagai IRT. Tn. I adalah SMK dan sebagai pegawai swasta di
dan An. N belum sekolah. Pendapatan keluarga dalam satu bulan kurang
Keterangan:
: Menikah
sudah 10 tahun. Saat ini klien mengatakan tidak merasakan sesak napas,
hanya saja merasa dahaknya sulit keluar. Klien mengatakan saat merasa
sesak napas harus segera minum obat ambroxol yang didapatkan dari
puskesmas, dan keluarga mengatakan tidak tahu apa yang harus dilakukan
obatnya habis, karena ketika sesak napasnya kambuh harus segera minum
obat.
Pada riwayat keturunan, klien menceritakan kedua orang tuanya
tidak menderita asma, akan tetapi kakaknya juga memiliki penyakit yang
terutama dalan hal pencegahan, hal-hal yang harus dihindari agar tidak
kamar tidur, 1 kamar mandi dan WC, dan 1 dapur. Bentuk rumah
dari sinar matahari dan malam berasal dari listrik, serta pembuangan
4 3
2 Keterangan :
2 : Pintu
: Jendela
1. RuangTamu/Ruang
1
Keluarga/TV
2. Kamar Tidur
3. Kamar Mandi
4. Dapur
rumah satu dengan yang lain lebih kurang 1,5 meter. Tetangga sekitar
harganya. Oleh karena itu, bila ada salah satu anggota keluarga yang sakit
bertanggung jawab.
yang diderita Tn. W terutama dalam hal pencegahan, hal-hal yang harus
kesehatan keluarga.
C. Perumusan Masalah
lebih sudah 10 tahun. Orang tuanya tidak pernah menderita asma. Saat ini
klien mengatakan tidak merasakan sesak napas hanya saja dahaknya sulit
klien merasa sesak napas klien hanya minum obat ambroxol yang
badan = 60 kg.
berikut,
penyakit asma
ASMA
D. Perencanaan
Tn. W yaitu,
3. Berikan reinforcement
E. Pelaksanaan
juga diit serta perawatan terhadap penyakit asma. Selain itu juga
karena mengerti tentang materi yang diberikan dan akan menjaga gaya
yang telah diberikan, dengan hasil evaluasi pasien dan keluarga kini telah
penyuluhan tentang cara perawatan dan diit yang dianjurkan dan tidak
anggur, stroberi, buah beri dan buah lainnya) yang mampu sebagai
Batuk efektif dengan cara meminta klien napas dalam dua kali, yang
Sedangkan untuk inhalasi sederhana yaitu dengan cara air panas dicampur
dengan garam atau minyak kayu putih secukupnya, lalu menghirup uap
mengatasi asma. Obat herbal disini yaitu kunyit dan daun genjer. Untuk
kunyit caranya yaitu dengan memarut kunyit, lalu ambil sari parutan
kunyit dalam segelas air dan diminum satu kali sehari. Sedangkan untuk
daun genjer yaitu dengan menjemur beberapa lembar daun genjer, lalu
daun genjer yang sudah kering direbus dan diambil sarinya dalam segelas
diajarkan oleh penulis. Pasien dan keluarga kini telah mampu melakukan
pembuatan obat tradisional dari kunyit dan daun genjer) yang diajarkan
oleh penulis.
F. Evaluasi
Evaluasi pada tanggal 9 April 2015 pukul 18.00 WIB, klien dan
Evaluasi pada tanggal 13 April 2015 pukul 18.00 WIB, klien dan
penyuluh terutama cara perawatan dan diit yang dianjurkan dan tidak
penjelasan tentang cara merawat anggota keluarga dengan asma dan cara
A. Pembahasan
Pada bab ini penulis membahas tentang kesenjangan antara teori dan
Dari bentuk pertanyaan lisan yang penulis ajukan kepada klien, penulis dapat
penyakit asma. Hal ini sesuai dengan teori menurut Notoatmodjo (2007)
terhadap keluarga Tn. W pada tanggal 6 April dan 7 April 2015 pukul 17.00
dari ayah, ibu, anak, menantu, dan cucu. Sesuai teori menurut Mubarak
(2012) Extended Family adalah keluarga inti ditambah dengan menantu, cucu
dan sebagainya. Jumlah anggota keluarga Tn. W terdiri dari enam orang yaitu
Tn. W sebagai kepala keluarga usia 56 tahun, Ny. W sebagai istri klien usia
56 tahun, Ny. S sebagai anak klien usia 35 tahun, Tn. I sebagai menantu klien
usia 35 tahun, An. D usia 5 tahun, dan An. N usia 3 tahun sebagai cucu klien
dewasa karena anak tertua dalam keluarga Tn. W saat ini sudah berusia 35
keluarga dewasa ditandai dengan semua anak/ anak tertua berusia di atas 20
tahun.
berlebihan. Secara teori menurut Zullies Ikawati (2011), tanda dan gejala
pada asma, meliputi mengi, riwayat batuk yang memburuk pada malam hari,
kesenjangan yaitu tidak ada gejala yang muncul yang sesuai dengan teori
berlebihan, menurut Arif Muttaqin (2008) asma yang di derita klien termasuk
dalam asma tipe intrinsik atau non-alergenik karena terjadi bukan karena
setelah itu beristirahat dan mengurangi aktivitas. Secara teori untuk mengatasi
asma menurut Arif Muttaqin (2008), dapat dilakukan dengan dua pendekatan
patuh untuk menjaga kesehatan diri dengan berperilaku hidup sehat. Klien
masih sering melakukan hal-hal yang tidak sehat, seperti merokok dan
begadang pada malam hari. Perilaku seperti itu sangat bertentangan dengan
mengetahui apa saja factor penyebab dan pencetus dari asma, karena asma
kasus asma, klien maupun keluarga belum mengerti tentang asma, terutama
dalam hal pencegahan, hal-hal yang harus dihindari agar tidak memperburuk
belum mengerti. Hal tersebut sesuai dengan teori tugas kesehatan keluarga
dasar dalam mengenal masalah kesehatan yang terjadi pada anggota keluarga
pengobatan bagi anggota keluarga yang sakit. Dari data tersebut penulis
Selain data di atas, penulis juga menemukan data bahwa keluarga Tn.
yang tepat, oleh karena itu asmanya sering kambuh. Hal tersebut sesuai
Santoso (2012) yaitu memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
dirumuskan Bailon dan Maglaya dalam buku Sri Setyowati & Arita Murwani
(2008) yaitu dengan menentukan skor untuk setiap kriteria, lalu membagi
menjumlahkan skor untuk semua kriteria. Dari hasil skoring diagnosa kedua
2
menjadi prioritas karena dalam skoring mendapatkan 4 , sedangkan diagnosa
3
2
pertama mendapatkan skor 3 .
3
masyarakat tidak hanya sadar, tahu, dan mengerti tetapi juga mau dan bisa
tanggal 9 April 2015 penulis melakukan implementasi pada pukul 17.00 WIB
asma, penyebab dari penyakit asma, komplikasi asma jika tidak dilakukan
kepada Tn. W, Ny. S, dan Tn. I. Hal ini tidak sejalan dengan salah satu
postural drainase, membuat obat tradisional untuk asma, yaitu dari kunyit dan
daun genjer. Menganjurkan keluarga memanfaatkan fasilitas yang disediakan
sikap dan perilaku individu diawali dengan proses patuh, identifikasi, dan
perubahan yang terjadi pada tahap ini sifatnya sementara, artinya bahwa
perilaku dapat menjadi optimal jika perubahan tersebut terjadi melalui proses
internalisasi yaitu perilaku yang baru dianggap bernilai posistif bagi diri
sendiri dan diintegrasikan dengan nilai-nilai lain dari hidup untuk mendukung
dengan sesi tanya jawab serta evaluasi dari penulis. Tujuan dari tindakan ini
dalam bentuk kalimat maupun gambar atau kombinasi. Respon klien dan
keluarga sangat baik karena mengerti tentang materi yang diberikan dan akan
Evaluasi dilakukan dua kali yaitu pada tanggal 9 dan 13 April 2015.
Evaluasi pada tanggal 9 April 2015 pukul 18.00 WIB, klien dan keluarga
penkes oleh penyuluh terutama tanda gejala, akibat, dan perawatan pada
asma.
Evaluasi pada tanggal 13 April 2015 pukul 18.00 WIB, klien dan
penyuluh terutama cara perawatan dan diit yang dianjurkan dan tidak
dilakukan penkes karena menjadi paham dan mengetahui tentang asma dan
cara penanganannya. Keluarga mampu mengulang penjelasan tentang cara
drainase, serta inhalasi sederhana dengan baik dan benar, tujuan tercapai.
terdekat
diajarkan
B. Simpulan
Berdasarkan hasil laporan kasus Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.
keluarga Tn. W, beberapa hal yang dikaji antara lain identitas klien, riwayat
mengambil data dari keluarga dan puskesmas Magelang Tengah. Dari hasil
asma.
rumah dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, serta media cetak
yaitu leaflet.
terhadap keluarga Tn. W. Keluarga kini telah mengerti dan tahu tentang
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2013). Profil Kesehatan Jawa Tengah
2013. (online). (http://www.dinkes jatengprov.html, diakses tanggal 6
Januari 2015).
Friedman, Marilyn M., Bowden, Vicky R., Jones, Elaine G. (2010). Buku Ajar
Keperawatan Keluarga: Riset, Teori & Praktik Edisi 5. Jakarta: EGC.
Hartati, Sri Yuni. (2013). Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri,
Volume 19 Nomor 2. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.
(online). (http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-
content/uploads/2013/11/Perkebunan_KhasiatKunyit.pdf, diakses tanggal
21 Mei 2015)
Mubarak, Wahit I., Santoso, B. A. & Chayatin, Nurul. (2012). Ilmu Keperawatan
Komunitas Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.
Mubarak, Wahit I., Santoso, B. A., Rozikin, Khoirul & Patonah, Siti. (2006). Ilmu
Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Sagung Seto.
Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudoyo, Aru W., Setiyohadi, B., Alwi, I., K., Marcellus S., Setiati, S. (Eds.)
(2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta Pusat: Internal
Publishing.
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan selama 2 hari tanggal 6 April pukul 17.00 WIB dan
1. Data Umum
Umur : 56 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
a. Komposisi Keluarga
b. Genogram
Keterangan:
: Menikah
c. Tipe Keluarga
d. Suku Bangsa
e. Agama
Semua keluarga Tn. W menganut agama islam
f. Status Ekonomi
1) Penghasilan
2) Pengeluaran
3) Simpanan
dewasa dimana anak dari Tn. W sekarang berada di usia dewasa dan
a) Tn. W (KK)
Saat ini kondisi Tn. W menderita penyakit asma sejak tahun 1994
b) Ny. W( Istri)
3) Imunisasi
3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
luas bangunan 28 m2, yang terdiri dari 1 ruang tamu serta ruang
4 3
Keterangan :
2 : Pintu
2 : Jendela
1. RuangTamu/Ruang
Keluarga/TV
1
2. Kamar Tidur
3. Kamar Mandi
4. Dapur
membantu.
Tn. W dan Ny. W juga saling memberi nasehat yang baik pada
dimilikinya.
4. Struktur Keluarga
c. Struktur Peran
tangga.
3. Ny. S berperan sebagai anak dari Tn. W dan istri dari Tn. I. Beliau
swasta.
Keluarga Tn. W hidup dalam nilai dan norma budaya Jawa dimana
9. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
kesusahan.
b. Fungsi Sosialisasi
d. Fungsi Reproduksi
kesehatan Tn. W.
mendapatkan kesembuhan.
7. Harapan Keluarga
Harapan keluarga terhadap masalah kesehatan yaitu supaya Tn. W
diberikan kesehatan dan semoga ada jalan agar penyakitnya bisa sembuh
total tanpa ada kekambuhan lagi. Harapan untuk petugas kesehatan yaitu
8. Pemeriksaan Fisik
Genetalia Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan ada keluhan
keluhan
9. Data Tambahan
a. Nutrisi
b. Eliminasi
tidur.
d. Aktifitas Sehari-hari
e. Merokok
Dalam keluarga Tn. W ada yang merokok yaitu Tn. W dan Tn. I.
periksa rutin ketika obat yang diberikan dari puskesmas habis dan
B. Analisa Data
1 DS : Kurang Ketidakmampuan
informasi keluarga mengenal
Tn. W mengatakan masalah kesehatan
belum tahu secara benar
tentang penyakit asma anggota keluarga
tentang penyebab, dengan asma
komplikasi serta tanda
gejala yang biasa terjadi
pada pasien asma.
DO:
Tn. W dan keluarganya
tidak bisa menjawab
mengenai penyebab,
komplikasi, dan cara
penangan asma secara tepat
DS : keluarga mengatakan
2 kurang Ketidakmampuan
tidak mengetahui cara pengetahuan keluarga merawat
perawatan penderita asma perwatan anggota keluarga
dengan benar, kelurga penyakit asma dengan masalah
hanya mengetahui bahwa kesehatan asma
penyakit asma yaitu sesak
napas
DO : Tn. W tampak
antusias bertanya mengenai
penyakit asma
asma
Keluarga memeriksakan
Kemungkinan 2 2 Tn. W ke rumah sakit
x2
masalah dapat 2
diubah
Mudah
Keluarga kurang paham
Potensial dengan penyakit ASMA.
2 2 Keluarga harus mengetahui
masalah dapat x1
3 3 diit untuk orang ASMA
dicegah
Cukup Penangann ASMA
memerlukan penangann
Menonjolnya 2 yang lama
x1 1
masalah 2
Harus segera
ditangani
2. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan berhubungan
Kemungkinan 2
2 Tn. W menanyakan tentang
x2
masalah dapat di 2 perawatan penyakit ASMA
ubah yng benar
Mudah
Ketidakmampua 1. Berikan
n keluarga TUM : penyuluhan tentang
merawat anggota setelah cara perwatan dan diit
yang dianjurkan dan
keluarga yang dilakukan
tidak di anjurkan pada
menderita asma tindakan pasien asma
berhubungan keperawata 1. Kriteria : 2. Ajarkan batuk
dengan n Verbal efektif, postural
kurangnya diharapkan 2. Standar : drainase, dan
pengetahuan keluarga pengetahu inhalasi sederhana
tentang penyakit mampu an tentang 3. Demonstrasikan
asma, cara membuat obat
asma merwat
Perawata herbal untuk mengatasi
anggota n asma, asma.
keluarga Makanan
yng sakit yang
asma. dianjurka
TUK : n dan
tidak
setelah di
dianjurka
lakukan n untuk
tindakan penderita
keperwatan asma
selama 1 x
30 menit di
harapkan
keluarga
dapat
mengetahui
tentang :
cara
merawat
pasien asma
E. Impementasi dan Evaluasi
keluarga dapat :
dengan benar
D. Strategi Pelaksanaan
F. Metoda
1. Ceramah
G. Media
1. Lembar balik
2. Leaflet
H. Materi
Terlampir
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
diberikan
3. Mahasiswa
4. Evaluasi Hasil
ditentukan
Asma
A. Pengertian Asma
tajam, dan lainnya baik yang berupa iritan maupun yang bukan iritan
berat, dan tekanan jiwa atau stress psikologi. Serangan asma terjadi
g. Riwayat batuk yang memburuk pada malam hari, dada sesak yang
hari
E. Faktor Pencetus
h. Alergen
Alergen adalah zat-zat tertentu yang bila diisap atau dimakan dapat
j. Tekanan jiwa
terutama pada orang yang agak labil kepribadiaanya. Hal ini lebih
fisik yang cukup berat dan jarang serangan timbul beberapa jam
setelah olahraga.
l. Obat-obatan
sebagainya.
m. Polusi udara
n. Lingkungan kerja
F. Penatalaksanaan Medis
c. Pengobatan Nonfarmakologis
fibrasi dada.
d. Pengobatan Farmakologis
dengan ketat.
2. NIM : P17420512042
b. Kelurahan : Secang
c. Kecamatan : Secang
7. Telpon: a. Rumah :-
b. HP : 085743939484
c. E-mail : yudasyaifinnajib@yahoo.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Pendidikan SD di SDN 2 Secang, lulus tahun 2006
2. Pendidikan SLTP di SMP N 1 Secang, lulus tahun 2009
3. Pendidikan SLTA di SMA N 2 Magelang, lulus tahun 2012
Magelang, ............................2015
NIM P17420512042