SAMPUL
JALAN NAPAS
KTI
NIM. P1337420515055
i
LAPORAN KASUS
JALAN NAPAS
KTI
NIM. P1337420515055
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN
NIM : P1337420515055
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa laporan kasus yang saya tulis ini
pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
pengelolaan kasus ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan
masalah dan hambatan. Tetapi atas berkat bantuan, arahan, serta bimbingan dari
berbagai pihak maka laporan kasus ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis
Kemenkes Semarang.
4. Susi T.R Talib, S.Kep, Ns, M.Kes, selaku pembimbing 1 penyusunan laporan
kasus.
laporan kasus.
6. Susi T.R Talib, S.Kep, Ns, M.Kes dan Tulus Puji Hastuti, S.Kep, Ns, M.Kes
vi
7. Bapak dan Ibu dosen beserta para staf Program Studi Keperawatan Magelang.
9. Bapak Tubari, Ibu Manis Handayani, Adik Irvan, Adik April, dan Indah
Puspita Sari yang memberikan doa, motivasi, dukungan moril, dan material
10. Devi, Esti, Firda, Fitri, Hendra, Irvan, Rizal dan Widha yang bersama – sama
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat
ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat memberikan
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................viii
DAFTAR TABEL........................................................................................... x
D. Manfaat ............................................................................................... 5
viii
C. Konsep Tumbuh Kembang Anak....................................................... 54
B. Subjek Penelitian................................................................................ 63
D. Definisi Operasional........................................................................... 63
E. Instrumen Penelitian........................................................................... 64
B. Pembahasan........................................................................................ 92
C. Keterbatasan...................................................................................... 101
BAB V SIMPULAN
B. Saran.................................................................................................. 104
LAMPIRAN.....................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
2. Laporan Kasus
3. Lembar Bimbingan
4. Lembar DDST
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai penerus keturunan, anak pada akhirnya juga sebagai penerus generasi
bangsa. Anak adalah individu yang rentan terkena penyakit yang dapat
berpengaruh pada kesehatan anak, maka dari itu orang tua harus selalu
yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda asing (Arfiana, 2016).
menyebabkan kematian pada 920.136 anak tepatnya pada anak usia di bawah
Insiden dan prevalensi Indonesia tahun 2013 adalah 1,8 persen dan 4,5
tertinggi untuk semua umur adalah sebesar 1,8 persen dan 4,5 persen. Lima
semua umur adalah Nusa Tenggara Timur (4,6% dan 10,3%), Papua (2,6%
1
2
dan 8,2%), Sulawesi Tengah (2,3% dan 5,7%), Sulawesi Barat (3,1% dan
dibandingkan capaian tahun 2014 yaitu 26,11 persen. Peningkatan yang cukup
besar ini disebabkan sasaran atau perkiraan penderita pada tahun 2014 adalah
10 persen dari jumlah balita, sedangkan pada tahun 2015 hanya sebesar 3,61
masih jauh dari target SPM yaitu 100 persen (Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah, 2015).
tahun 2014 sebesar 60,06% dengan jumlah kasus sebanyak 509 kasus dari
perkiraan jumlah kasus sebanyak 853 kasus. Lebih tinggi dari persentase
penemuan tahun 2013 sebesar 55,32% dengan 518 kasus. Tetapi masih lebih
rendah dari persentase penemuan tahun 2012 yang sebesar 60,53% dengan
Desember 2017, angka kesakitan periode bulan Januari sampai bulan Oktober
dengue fever sebanyak 148 pasien (12,55%), penderita kejang sebanyak 101
3
napas, demam, batuk produktif, dan anoreksia. Sesak napas yang terjadi akibat
ketidakefektifan jalan napas jika tidak segera ditangani dengan benar akan
dengan baik akan menjadi masalah yang serius dan seringkali menjadi salah
satu penyebab kematian paling berbahaya. Gejala yang tampak ringan akan
empisema, abses paru, dan gagal napas yang semuanya akan mengakibatkan
kematian. Faktor dan resiko dari kematian ini lebih banyak diakibatkan karena
seringkali disebabkan oleh kurang cepatnya respon klien atau keluarga klien
B. Rumusan Masalah
Soedjono Magelang?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Untuk memenuhi syarat mata kuliah karya tulis ilmiah pada Prodi
napas.
3. Bagi Institusi
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
cepat dan dangkal, muntah, diare, serta batuk kering dan produktif
(Dewi, 2016).
2015).
6
7
disebabkan oleh bakteri, virus dan benda asing dimana peradangan terjadi
2. Klasifikasi Pneumonia
difus.
1) Pneumonia komunitas.
2) Pneumonia nasokomial.
3) Pneumonia rekurens.
4) Pneumonia aspirasi.
6) Pneumonia hipostatik.
8
Legionella.
3. Etiologi
a. Bakteri
b. Virus
c. Jamur
d. Protozoa
immunosupresi.
4. Manifestasi Klinis
a. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan seperti nyeri pleuritik, nafas
b. Bunyi nafas diatas area yang mengalami kosilidasi antara lain suara
ronchi, wheezing).
e. Diaphoresis.
f. Anoreksia.
g. Malaise.
i. Gelisah.
mati.
5. Anatomi Fisiologi
a. Hidung
darah. Udara yang masuk melalui hidung akan disaring oleh bulu-
b. Faring (Tekak)
c. Laring
d. Epiglotis
dalam laring.
e. Trakea
Trakea ini dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri epitelium bersilia
f. Bronkus
percabangan dari trakea, dimana bagian kanan lebih pendek dan lebar
lobus atas, lobus tengah dan lobus bawah, sedangkan bronkhus kiri
lebih panjang, memiliki dua lobus, yaitu lobus atas dan lobus bawah.
sebagai (bronkiolus).
12
g. Bronkiolus
alveolus.
h. Paru
viseralis. Kedua paru sangat lunak, elastis dan berada dalam rongga
dan transportasi.
a. Ventilasi
b. Difusi Gas
c. Transportasi Gas
6. Patofisiologi
dan protozoa masuk ke dalam saluran pernafasan atas yang terdiri dari
hidung, faring, laring, epiglotis, dan trakea yang pada akhirnya menyebar
pola tidur.
7. Pathway
(2013)
17
8. Pemeriksaan Penunjang
bersih.
b. GDA : Tidak normal mungkin akan terjadi, tergantung pada luas paru
terjadinya infeksi.
dingin.
9. Penatalaksanaan
jalan napas yang tidak adekuat. Ventilasi mekanik diperlukan jika nilai
volume cairan.
(Andarmoyo, 2012).
19
(Doengoes, 2015).
2014).
1) Faktor fisiologis
kadar O2 lingkungan.
berlebihan.
musculoskeletal, trauma.
2) Status kesehatan
3) Faktor perkembangan
4) Faktor perilaku
pernapasannya :
21
otot pernapasan.
pernapasan.
meningkat.
5) Lingkungan
denyut jantung.
Bronkopneumonia
3) Fisioterapi dada
4) Pemberian oksigen
atau trakhea, bukan ludah atau lender yang keluar dari mulut,
6) Tindakan Nebulizer
1. Pengkajian
dan gaya hidup yang dilakukan klien (Potter dan Perry, 2010).
25
b. Keluhan utama
1) Batuk (Cough)
3) Dispnea
aktivitas.
lama, dan berapa kali keluhan tersebut terjadi, bagaimana sifat dan
(Andarmoyo, 2012).
27
2) Pola nutrisi-metabolik
3) Pola eliminasi
demam.
28
4) Pola tidur-istirahat
5) Pola aktivitas-latihan
6) Pola kognitif-persepsi
oksigen pada otak. Pada saat di rawat anak tampak bingung saat
meningkat.
29
8) Pola peran-hubungan
sebaya maupun yang lebih besar, anak lebih banyak diam dan
9) Pola seksualitas-reproduktif
Pada kondisi sakit dan anak kecil masih sulit terkaji. Pada
tertunda.
SWT.
f. Pemeriksaan Fisik
3) Tanda-tanda vital
pelebaran nasal.
5) Integumen
Kepala
yang nyata.
terkena.
2. Diagnosa Keperawatan
1) Definisi :
2) Batasan karakteristik :
b) Dispnea.
32
c) Gelisah.
d) Kesulitan verbalisasi.
f) Ortopnea.
j) Sianosis.
a) Lingkungan.
(1) Perokok.
c) Fisiologis
(1) Asma.
(3) Infeksi.
1) Definisi :
adekuat.
2) Batasan Karakteristik :
a) Bradipnea.
b) Dispnea.
d) Ortopnea.
j) Pernapasan bibir.
m) Takipnea.
a) Ansietas.
d) Deformitas tulang.
e) Disfungsi neuromuscular.
f) Gangguan musculoskeletal.
g) Gangguan neurologis.
h) Hiperventilasi.
i) Imaturitas neurologis.
j) Keletihan.
l) Nyeri.
m) Obesitas.
o) Sindrom hipoventilasi.
1) Definisi :
2) Batasan karakteristik :
b) Keletihan.
b) Imobilitas.
d) Tirah baring.
1) Definisi :
eksternal.
2) Batasan Karakteristik :
b) Ketidakpuasan tidur.
dikenal.
c) Immobilisasi.
d) Kurang privasi.
1) Definisi :
2) Batasan karakteristik :
a) Diaforesis.
b) Dipsnea.
c) Gangguan penglihatan.
e) Gelisah.
f) Hiperkapnia.
g) Hipoksemia.
h) Hipoksia.
37
i) Iritabilitas.
j) Konfusi.
m) pH arteri abnormal.
kedalaman).
p) Sianosis.
q) Somnolen.
r) Takikardia.
a) Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi.
f. Hipertermia (00007)
1) Definisi :
kegagalan termoregulasi.
2) Batasan karakteristik :
a) Apnea.
c) Gelisah.
d) Hipotensi.
e) Kejang.
f) Koma.
g) Kulit kemerahan.
i) Postur abnormal.
j) Stupor.
k) Takikardia.
l) Takipnea.
m) Vasodilatasi.
a) Agen farmaseutikal.
b) Aktivitas berlebihan.
c) Dehidrasi.
d) Iskemia.
g) Penurunan perspirasi.
h) Penyakit.
i) Sepsis.
k) Trauma.
39
1) Definisi :
metabolik.
2) Batasan karakteristik :
ideal.
d) Diare.
i) Kerapuhan kapiler.
j) Kesalahan informasi.
k) Kesalahan persepsi.
m) Kram abdomen.
n) Kurang informasi.
q) Nyeri abdomen.
40
a) Faktor biologis.
b) Faktor ekonomi.
c) Gangguan psikososial.
d) Ketidakmampuan makan.
3. Rencana Keperawatan
NOC :
NIC :
bernapas.
nebulizer.
NOC :
NIC :
c) Buka jalan napas dengan teknik chin lift dan jaw thrust.
bernapas.
NOC :
terganggu.
g) Hemoglobin normal.
h) Hematokrit normal.
konsisten.
konsisten.
konsisten.
NIC :
diinginkan.
terapi.
NOC :
1) Tidur (0004)
tidak terganggu.
48
NIC :
mengganggu tidur.
NOC :
normal.
c) pH arteri normal.
j) Tidak mengantuk.
NIC :
c) Buka jalan nafas dengan teknik chin lift dan jaw thrust.
i) Buka jalan nafas dengan teknik chin lift dan jaw thrust.
f. Hipertermia (00007)
NOC :
1) Termoregulasi (0800)
NIC :
sesuai kebutuhan.
NOC :
NIC :
optimal.
berat badan.
54
c) Timbang berat badan klien sacara rutin (pada hari yang sama
1. Definisi
ukuran besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun
individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram), ukuran
lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
Anak
a. Faktor herediter
b. Faktor lingkungan
1) Lingkungan internal
perkembangan seks.
intelektual anak.
2) Lingkungan eksternal
keluarga.
main sendiri
dengan tangan
dan jarinya
4-5 Berat badan Jika Sudah bisa Senang jika
bulan menjadi dua kali didudukkan mengenal berinteraksi dengan
dari berat badan kepala sudah orang-orang orang lain walaupun
lahir, ngeces bisa seimbang yang sering belum pernah
karena tidak dan punggung berada dilihatnya/dikenalnya,
adanya sudah mulai didekatnya, sudah bisa
koordinasi kuat, bila akomodasi mengeluarkan suara
menelan saliva ditengkurapkan mata positif. pertanda tidak senang
sudah bisa bila mainan/benda
mulai miring miliknya diambil
dan kepala orang lain
sudah bisa
tegak lurus,
reflek primitif
sudah mulai
hilang,berusaha
meraih benda
sekitar dengan
tangannya
6-7 Berat badan Bayi sudah bisa - Sudah dapat
bulan meningkat 90- membalikkan membedakan orang
150 badan sendiri, yang dikenalnya
gram/minggu, memindahkan dengan yang tidak
tinggi badan anggota badan dikenalnya, jika
meningkat 1,25 dari tangan bersama dengan
cm/bulan,lingkar yang satu ke orang yang belum
kepala tangan yang dikenalnya bayi akan
lainnya, merasa cemas, sudah
mengambil dapat menyebut atau
mainan dengan mengeluarkan suara
tangannya, em...em...em bayi
senang biasanya cepat
memasukkan menangis jika
kaki ke mulut, terdapat hal-hal yang
sudah mulai tidak disenanginya
bisa akan tetapi akan cepat
memasukkan tertawa lagi.
makanan ke
mulut sendiri
8-9 Sudah bisa - Bayi tertarik Bayi mengalami
bulan duduk dengan dengan benda- stranger
sendirinya, benda kecil anxiety/merasa cemas
koordinasi yang ada terhadap hal-hal yang
(Ridha, 2014)
59
belajar
membuka dan
memasang
kancung baju.
Usia Berjalan mundur Menulis Bermain Berat badan
5 sambil berjinjit, dengan sendiri mulai meningkat
tahun sudah dapat angka-angka, berkurang, 2,5 kg/tahun,
menangkap dan menulis sering tinggi badan
melempar bola dengan huruf, berkumpul meningkat
dengan baik, menulis denga teman 6,75-7,5
sudah dapat dengan kata- sebaya, cm/tahun.
melompat kata, belajar interaksi
dengan kaki menulis sosial selama
secara nama, belajar bermain
bergantian mengikat tali meningkat,
sepatu. sudah siap
untuk
menggunakan
alat-alat
bermain
(Ridha, 2014)
d. Tumbuh kembang usia sekolah
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Metode penulisan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah metode
proses keperawatan dengan fokus pada salah satu masalah penting dalam
B. Subjek Penelitian
1. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah klien usia anak ( 0-14 tahun),
2. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah klien tidak bersedia menjadi
responden.
C. Fokus Studi
D. Definisi Operasional
63
64
tindakan kepada klien rawat inap di Rumah Sakit Tentara Dr. Soedjono
itu sendiri.
E. Instrumen Penelitian
2. Alat tulis.
dengan face mask, nebulizer, postural drainage, nafas dalam dan batuk
efektif.
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
G. Pengumpulan Data
dan keluarga klien mengenai keluhan yang yang dirasakan klien pada saat
tindakan yang dilakukan dan sejak kapan klien dibawa ke RS. Kemudian
pernah mengalami sakit seperti yang dialami pada saat ini sebelumnya
napas.
penelitian.
dalam rencana yang telah dibuat dan mengevaluasi keadaaan klien setelah
studi kasus dan juga dapat disertai dengan cuplikan ungkapan verbal dari
I. Etika Penelitian
penelitian ini mencakup beberapa hal mengenai etika yang ditekankan, yaitu
sebagai berikut :
3. Confidentiality (kerahasiaan)
peneliti dan hanya data-data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil
penelitian.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Tentara dr. Soedjono Magelang. Hasil dan pembahasan mencakup lima tahap
a. Pengkajian
1) Biodata klien
2018 pukul 07.30 WIB yaitu hari kedua setelah klien dirawat, di
68
69
Pakis Magelang.
2) Riwayat Kesehatan
dan demam sejak 2 hari. Ibu klien mengatakan jika dahak sulit
obat, ataupun benda lain. An. M merupakan anak kedua dari dua
hipertensi dari orang tua ibu klien, sedangkan ayah kandung klien
merupakan tipe anak yang aktif dan ceria. Klien lebih banyak
pada usia 0 bulan, 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. DPT pada usia 2
3) Pemeriksaan Fisik
lembab, lidah bersih, tidak terdapat stomatitis, dan belum ada gigi.
fremitus kanan dan kiri sama, tidak ada nyeri tekan saat palpasi,
terdapat lesi, bising usus 16 x/menit, tidak ada nyeri tekan, dan
tangan kiri dan pada ekstermitas bawah tidak terdapat oedema dan
teratur 1-2 x/hari, konsistensi lembek, buang air kecil klien An. M
4-5 x/hari, warna urin kuning jernih. Selama sakit klien, buang air
besar klien juga masih teratur yaitu 1 kali sehari, pagi ini klien
73
sudah buang air besar dengan konsistensi lembek dan buang air
antropometri, berat badan klien sebelum sakit 7,8 kg, selama sakit
cm, lingkar kepala 41 cm, lingkar dada 53 cm, dan lingkar lengan
dan tidur malam 10 jam. Selama sakit klien tidur siang 2 jam dan
tidur malam 7 jam. Ibu klien mengatakan klien tidak bisa tidur
napas.
5) Data Penunjang
yaitu WBC 16,2 1o^g/l (normal 3,6-11,0 lo^g/l), LYM 7,1 1o^g/l
GRA 7,9 lo^g/l (normal 1,2-8,0 lo^g/l), HGB 12,5 g/dl (normal
MCV 71,9 fl (80,0-100,0 fl), HCT 33,9 % (35,0-47,0 %), PLT 277
kelainan.
1ml + NaCl 2cc via nebulizer, dan pemberian O2 via nasal kanul 2
lpm.
b. Analisa Data
An. M masih sesak napas, batuk tetapi dahak sulit untuk dikeluarkan,
c. Diagnosa Keperawatan
d. Intervensi Keperawatan
76
sekret, tidak ada suara tambahan, tidak ada batuk, tanda-tanda vital
e. Implementasi Keperawatan
napas pada tanggal 8 Januari 2018 antara lain : pada pukul 08.00
terapi.
dahak tidak keluar, ibu klien tampak kooperatif, dan paham saat
fisioterapi dada dan klien An. M masih sama dahak tidak keluar.
1ml + NaCl 2cc) dengan respon ibu klien mengizinkan dan respon
f. Evaluasi Keperawatan
mengatakan batuk dengan dahak tidak dapat keluar, dan ibu klien
ada, dan retraksi dinding dada sama. Terapi nebulizer (fartolin 1ml
a. Pengkajian
81
1) Biodata klien
2018 pukul 07.30 WIB yaitu hari kedua setelah pasien dirawat, di
Mertoyudan Magelang.
2) Riwayat Kesehatan
napas. Ibu klien juga mengeluh klien batuk, pilek, dan demam
Perawatan Anak).
ada perokok aktif dalam keluarga yang tinggal satu rumah dengan
An. A.
berat badan saat lahir 3000 gram dengan panjang badan 45 cm.
tipe anak yang ceria. Klien lebih banyak diasuh dan diajar oleh
sehari-hari.
dan Hepatitis B.
3) Pemeriksaan Fisik
fremitus kanan dan kiri sama, tidak ada nyeri tekan saat palpasi,
lesi, bising usus 15 x/menit, tidak ada nyeri tekan, dan terdengar
5 x/hari, warna urine kuning jernih. Selama sakit klien, buang air
besar klien juga masih teratur yaitu 1 x/hari sehari dan buang air
Pemeriksaan diit klien selama sakit adalah bubur dari rumah sakit.
dan tidur malam 10 jam. Selama sakit klien tidur siang 2 jam dan
tidur malam 7 jam. Ibu klien mengatakan klien tidak bisa tidur
napas.
5) Data Penunjang
yaitu WBC 5,6 1o^g/l (normal 3,6-11,0 lo^g/l), LYM 1,6 1o^g/l
GRA 3,5 lo^g/l (normal 1,2-8,0 lo^g/l), HGB 11,0 g/dl (normal
MCV 78,1 fl (80,0-100,0 fl), HCT 30,7 % (35,0-47,0 %), PLT 141
tampak kelainan.
87
b. Analisa Data
An. A masih sesak napas, batuk tetapi dahak sulit untuk dikeluarkan.
c. Diagnosa Keperawatan
selama 3 hari.
d. Intervensi Keperawatan
88
sekret, tidak ada suara tambahan, tidak ada batuk, tanda-tanda vital
e. Implementasi Keperawatan
napas pada tanggal 10 Januari 2018 antara lain : pada pukul 08.30
data objektif dahak masih tidak keluar dan klien tampak rewel saat
tampak lega.
90
f. Evaluasi Keperawatan
dan suara napas wheezing, dan retraksi dinding dada sama. Terapi
: lanjutkan intervensi.
: lanjutkan intervensi.
B. Pembahasan
Bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan pada An.
M dan An. A dengan fokus studi ketidakefektifan bersihan jalan napas pada
segera ditangani, tujuan yang akan dicapai oleh penulis, tindakan yang akan
dilakukan penulis agar tujuan dapat tercapai, serta evaluasi dari implementasi
yang dilakukan, hambatan atau kendala yang dirasakan saat mengelola kasus
1. Pengkajian
08.00 WIB yaitu hari ke 2 klien I setelah masuk rumah sakit dan hari ke 2
Magelang.
sesak napas, dan terdapat suara paru tambahan yaitu ronchi dan wheezing
saat dilakukan auskultasi. Selain itu, orang tua klien juga mengatakan
klien masih pilek, sedangkan ibu An. A mengatakan hal yang sama yaitu
klien batuk berdahak dengan dahak yang sulit dikeluarkan, sesak napas,
terdapat suara tambahan wheezing dan pilek. Sesuai teori Hidayat (2008)
ditandai dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dipsnea, nafas cepat dan
terdapat sekret dan tidak ada polip. Terpasang O2 via nasal kanul 2
vokal fremitus kanan dan kiri sama, perkusi terdengar sonor, auskultasi
pada An. M terdengar ronchi dan wheezing sedangkan auskultasi pada An.
94
baik, dan CRT <2 detik. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada An. M
nadi 112 x/menit kemudian tanda tanda vital pada An. A didapatkan data
RR 42 x/menit, suhu tubuh 37,2oC, dan nadi 107 x/menit. Menurut teori
Padila (2013) bahwa tanda dan gejala bronkopneumonia yaitu adalah suara
2. Diagnosa Keperawatan
pola napas, sianosis, sputum dalam jumlah yang berlebihan, suara napas
Januari 2018 dan An. A yang dilakukan pada tanggal 10 Januari 2018
diperoleh data subyektif bahwa kedua ibu klien mengatakan klien batuk
napas.
3. Intervensi Keperawatan
pernapasan dalam batas normal (24-40 x/menit), tidak ada suara napas
tambahan (ronchi dan wheezing pada An. M dan wheezing pada An. A),
maka intervensi yang dapat dilakukan penulis yaitu manajemen jalan nafas
kedalaman dan kesulitan bernafas, dan monitor pola nafas (NIC, 2016).
4. Implementasi Keperawatan
intervensi keperawatan.
umum (Asmadi, 2008). Respon klien I dan klien II berbeda dari hari
tanggal 8 Januari 2018 respon klien I, ibu klien mengatakan An. M masih
x/menit nadi 112 x/menit, suhu 37,7oC, terpasang O2 via nasal canul 2
respon klien II, ibu klien mengatakan anaknya sesak, batuk berdahak, dan
klien II pada tanggal 11 Januari 2018 ibu klien mengatakan sesak napas
batas normal, pola nafas efektif, tidak ada penggunaan otot bantu pada
nadi 102 x/menit, terpasang O2 via nasal canul 2 liter/menit. Respon klien
II pada tanggal 12 Januari 2018 ibu klien mengatakan sesak napas sudah
98
2016).
Respon klien I dan II dari hari pertama sampai ketiga respon klien tampak
sesak napas dan terdapat suara napas tambahan. Hasil pemeriksaan klien I
dari tanggal 8 Januari 2018 terdapat suara napas tambahan ronchi dan
wheezing. Tanggal 9 januari 2018 suara ronchi pada klien I hilang, namun
dada klien tampak rewel. Klien I pada tanggal 8 Januari 2018 sampai
Respon klien I dan II dari hari pertama sampai ketiga respon klien tampak
(Wahyuni, 2015).
paru-paru daripada pemberian obat lewat oral atau sub cutan (Roggeri &
nebulizer adalah masih tampak sesak dan dahak susah untuk dikeluarkan.
terapi dengan nebulizer, bisa mengeluarkan dahak pada hari ketiga tanggal
12 Januari 2018. Pemberian dosis dalam kasus yang diambil penulis antara
bermanfaat dan pemberian ini dimulai saat klien telah menunjukkan 2 dari
5. Evaluasi Keperawatan
frekuensi pernapasan dalam batas normal (24-40 x/menit), tidak ada suara
napas tambahan (ronchi dan wheezing), tidak ada dispnea, dan klien dapat
3x8 jam masih terdapat suara wheezing. Jadi hasil dari evaluasi tersebut
C. Keterbatasan
bronkopneumonia.
BAB V
A. Simpulan
dilakukan penulis pada An. M dan An. A di Rumah Sakit Tentara dr.
tanggal 10 sampai dengan 12 Januari 2018 (klien II) dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pengkajian
keluhan utama sesak nafas dan batuk berdahak dengan dahak yang sulit
102
103
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
wheezing.
B. Saran
1. Bagi Perawat
2. Bagi Keluarga
bronkopneumonia.
Arfiana & Lusiana, A. (2016). Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Pra
Sekolah. Yogyakarta : Trans Medika
Carpenito, Lynda Juall. (2014). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 13.
Jakarta : EGC
Dinas Kesehatan Jawa Tengah (Dinkes Jateng). (2015). Profil Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah (online). (Http://www.dinkesjatengprov.html) diakses
tanggal 15 Oktober 2017
Marmi. (2016). Ketrampilan Dasar Praktik Klinik (Untuk Bidan dan Perawat).
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Mubarak, Wahit Iqbal., Nurul Chayatin. (2008) .Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia : Teori & Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta : EGC
Rekam Medis RST dr. Soedjono Magelang. (2017). Rekapitulasi Pasien Rawat
Inap bulan Januari – Oktober 2017. Magelang : RST dr. Soedjono
Magelang.
Riset Kesehatan Dasar. (2013). Profil Data Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2013
(http://www.riskesdas.com, diakses 15 Oktober 2017)
Wong, Donna L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6 Volume 1I.
Jakarta : EGC
Wulandari, D., Meira Erawati. (2016) . Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta
: Pustaka Pelajar
Lembar DDST
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS MAHASISWA
2. NIM : P1337420515055
6. Alamat Rumah :
a. Dusun : Klontong
b. Kelurahan : Jambewangi
c. Kecamatan : Secang
7. Telepon
a. Rumah :-
b. HP : 082136082505
8. Email : ryanputra_ardhiansyah22@yahoo.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
D. DAFTAR PRESTASI
NIM. P. 1337420514073