Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

M DENGAN
DIAGNOSA MEDIS CONGESTIVE HEART FAILURE DI
RUANG ELANG 1 PUTRA RSUP DR. KARIADI SEMARANG

DISUSUN OLEH :
NIA NANDY KHAIRUNNISAK
NIM. P1337420919024

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN & PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN-POLTEKKES KEMENKES
SEMARANG
2020

i
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN, FEBRUARI 2020

NIA NANDY KHAIRUNNISAK

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA TN. M DI RUANG


ELANG 1 PUTRA RSUP DR. KARIADI SEMARANG

vi + 35 Halaman + 1 Lampiran

ABSTRAK

Latar Belakang: Gagal jantung atau Congestive Heart Failure adalah suatu
keadaan ketika jantung tidak mampu mempertahankan sirkulasi yang cukup bagi
kebutuhan tubuh, meskipun tekanan darah pada vena itu normal. Gagal jantung
menjadi penyakit yang terus meningkat terutama pada lansia. Pada Congestive
Heart Failure atau Gagal Jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk
mempertahankan curah jantung yang adekuat guna memenuhi kebutuhan
metabolik dan kebutuhan oksigen pada jaringan meskipun aliran balik vena yang
adekuat (Dewi dalam Didik 2017). Tujuan: Untuk Menjelaskan asuhan
keperawatan yang diberikan pada klien dengan dengan Diagnosa Medis
Congestive Heart Failure Di Ruangan Elang I Putra RSUP Dr. Kariadi Tahun
2020”. Hasil: Berdasarkan hasil analisa data didapatkan diagnosis keperawatan
yang muncul yaitu penurunan curah jantung b.d perubahan preload dan intoleransi
aktifitas b.d ketidakseimbangan transpor dan suplai ksigen. Kesimpulan:
Pemberian asuhan keperawatan yang tepat dan berkelanjutan sesuai kriteria hasil
NOC dapat dipertahankan untuk meningkatkan kesehatan klien, memenuhi
kebutuhan dasar klien dan menjaga klien agar tidak terjadi komlikasi lebih lanjut

Kata Kunci : Asuhan Keperawatan, Congestive Heart Failure


Daftar Pustaka : 6 Referensi (2010-2016)

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................

ABSTRAK.....................................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................................

B. Web Of Caution .........................................................................................

BAB 2 LAPORAN KASUS KELOLAAN

A. Pengkajian ................................................................................................

B. Diagnosa Keperawatan ............................................................................

C. Intervensi Keperawatan ............................................................................

D. Implementasi............................................................................................

E. Evaluasi ....................................................................................................

BAB 3 PEMBAHASAN

A. Analisa Kasus ...........................................................................................

B. Analisa Intervensi Keperawatan ..............................................................

BAB 4 PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................

B. Saran ........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

iii
DAFTAR LAMPIRAN

A. Web Of Caution ........................................................................................

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu keperawatan memiliki cakupan yang sangat luas, kajiannya meliputi
biopsikososiokultural. Praktek keperawatan sendiri ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia yang terganggu karena penyakit atau ketidakmampuan
yang disebabkan oleh faktor lain, baik dari segi fisik maupun psikologis. Menurut
Kompas Lusia, (2010), sekitar 4,3 juta penduduk Indonesia mengalami Congestive
Heart Failure (CHF), dan 500.000 kasus baru Congestive Heart Failure (CHF)
telah di diagnosis tiap tahunnya. Harapan hidup penderita Congestive Heart Failure
(CHF) lebih buruk dibandingan dengan kanker apapun kecuali kanker paru-paru dan
kanker ovarium karena sampai 75% penderita Congestive Heart Failure (CHF)
meninggal dalam kurun waktu 5 tahun sejak diagnosis. Dalam profil kesehatan
Indonesia pada tahun (2005) Congestive Heart Failure (CHF).
Congestive Heart Failure (CHF) diperkirakan akan menjadi penyebab utama
kematian secara menyeluruh dalam waktu lima belas tahun mendatang, meliputi
Amerika, Eropa, dan sebagian besar Asia. Hal tersebut menjadi dasar angka
prevalensi penyakit kardiovaskuler secara cepat di negara-negara berkembang dan
Negara Eropa Timur. Selain itu, gagal jantung merupakan penyakit yang paling
sering memerlukan perawatan ulang di Rumah Sakit (Redmission) meskipun
pengetahuan rawat jalan telah diberikan secara optimal (Ardiansyah dalam Didik,
2017).
Gagal jantung atau Congestive Heart Failure adalah suatu keadaan ketika
jantung tidak mampu mempertahankan sirkulasi yang cukup bagi kebutuhan tubuh,
meskipun tekanan darah pada vena itu normal. Gagal jantung menjadi penyakit yang
terus meningkat terutama pada lansia. Pada Congestive Heart Failure atau Gagal
Jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk mempertahankan curah jantung yang
adekuat guna memenuhi kebutuhan metabolik dan kebutuhan oksigen pada jaringan
meskipun aliran balik vena yang adekuat (Dewi dalam Didik 2017)

1
Hal-hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk menyusun laporan asuhan
keperawatan keperawatan medikal bedah pada klien dengan diagnosa medis CHF di
Ruang Elang I Putra RSUP dr. Kariadi Semarang.

B. Web Of Causation
Terlampir

BAB II

2
LAPORAN KASUS KELOLAAN
ASUHAN KEPERAWATAN TN. M DENGAN DIAGNOSA MEDIS CHF
DI RUANG RAJAWALI 1B RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : Senin, 24 Februari 2020
Ruang/RS : Elang 1 Putra / RSUP Dr. Kariadi
I. BIODATA
1. Biodata Pasien
Nama pasien : Tn. M
Umur : 59 tahun
Alamat : Undaan Kidul RT.011/RW.004
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Petani
Tanggal Masuk : 17 Februari 2020
Diagnosa Medis : Congestive Heart Failure
Nomor Rekam Medis : C761363
2. Biodata Penanggung Jawab
Nama : Ny. R
Umur : 40 tahun
Alamat : Undaan Kidul RT.011/RW.004
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hubungan dengan Klien : Istri

II. KELUHAN UTAMA


Pasien mengeluh sesak nafas yang hebat dan lemas

3
III. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan keluhan yang dirasakan saat ini adalah sedikit sesak dan
lemas disertai kadang-kadang batuk (kering) pada malamnya, dan
bertambah jika klien melakukan aktivitas yang berlebih seperti duduk atau
banyak bergerak. Oleh karena itu, klien disarankan untuk selalu bedrest
dan segala aktifitas baik makan, minum dan toileting dilakukan di tempat
tidur. Klien mengatakan awal masuk rujukan dari RSUD Sultan Agung ke
IGD RSUP Dr. Kariadi diantar oleh keluarganya dikarenakan sesak
sehingga rasanya sulit bernafas hingga pasien sempat mengalami
penurunan kesadaran dan dilakukan DC Syok selama di IGD, kemudian
ketika sudah stabil, klien dipindah ke ruang Elang 1 Putra untuk perawatan
selanjutnya. Hasil pemeriksaan TTV saat ini: TD: 100/70, T: 36.7 0c,
RR:22x/m, N: 90x/m
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan 1 tahun yang lalu pernah dirawat di RSUD Sultan
Agung dengan keluhan yang sama. Sebelumnya klien sudah sering
merasakan sesak ketika beraktifitas yang berlebih disertai pusing, namun
klien hanya menganggap hal biasa dan mengatasinya dengan istirahat.
Namun, lama-kelamaan keluhan yang dirasakan semakin memberat
sehingga sulit untuk bernafas merasa seperti tertekan di dada dan kadang-
kadang pernah merasakan nyeri ulu hati sehingga keluarga membawa klien
ke RSUD lagi dan dirujuk ke IGD RSDK.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan bahwa tidak ada keluarga yang mengalami penyakit
dan keluhan yang serupa dengan Tn. M dan tidak ada riwayat dari
keluarga Tn. M yang menderita penyakit kronis seperti TBC, DM, HT
dan penyakit jantung sebelumnya.

4
Genogram :

Keterangan :
: Meninggal : Pria & wanita hidup
: Garis keturunan : Klien
: Tinggal serumah : Klien

IV. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR


1. Manajemen Kesehatan
Tn. M mengatakan jika sakit biasanya membeli obat di apotik terlebih
dahulu, saat sakitnya tidak kunjung sembuh klien segera pergi ke poliklinik
ataupun ke pelayanan kesehatan seperti Puskesmas terdekat diantarkan oleh
keluarganya.
2. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
a. Sebelum sakit
Sebelum sakit pasien makan dengan porsi 3x sehari dengan makanan
yang dikonsumsi nasi dan lauk pauk seadanya, terkadang memakan
sayur dan buah-buahan. Pasien minum air putih 8 gelas / hari dan
biasanya diselingi dengan teh atau kopi pada pagi atau sore hari.
b. Pada waktu sakit
Pasien mengatakan pada saat ini selalu menghabiskan makan sehari 3x
sesuai dengan yang diberikan oleh rumah sakit yaitu diet lunak seperti
bubur dan lauk pauk sesuai dengan progam diit dari gizi serta sayur.

5
Serta minum air putih dalam sehari menghabiskan +1 botol 1500 ml
sehari.
Observasi :
A : Antropometri :
 Berat Badan : 45 kg
 Tinggi Badan : 150 cm
 IMT = 45/(1.50)2 :
20 kg/m2 (normal)
B: Biochemical tanggal 15 Februari 2020 :
Terlampir dalam hasil pemeriksaan laboratorium
C: Clinical sign :
 Tugor kulit elastis
 Rambut tidak kering
 Konjungtiva tidak anemis
 Mukosa bibir lembab dan tampak sedikit pucat
 Capillary refill: <2 detik
D: Diet :
Jumlah menu makanan yang dikonsumsi 3x dalam sehari dengan menu
yang diberikan adalah bubur dengan lauk pauk dan sayur.
3. Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
a. Sebelum Sakit
Pasien BAB 1 kali per hari dan BAK 5-6 kali per hari, tanpa dibantu
oleh orang lain.
Fecal : pasien mengatakan warna feses kuning kecoklatan, berbau khas,
dengan konsistensi lembek
Urine : pasien mengatakan warna urine kekuningan dan berbau khas
b. Pada waktu sakit
Selama sakit pasien tidak mengalami kesulitan dalam BAB dan BAK.
dengan frekuensi masih tetap sama yaitu BAB 1 kali 2-3 hari dan BAK
4-5 kali per hari.
Fecal : pasien mengatakan warna feses kuningkecoklatan, berbau khas,
dengan konsistensi lembek

6
Urine : pasien mengatakan warna urine kekuningan dan berbau khas
4. Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur
a. Sebelum sakit
Sebelum sakit pasien mengatakan tidur kurang lebih 7-8 jam per hari.
Klien tidur dengan jam tidak menentu karena klien harus bekerja
b. Pada waktu sakit
Selama dirawat di RS klien tidak merasakan gangguan tidur. Pasien
biasanya mulai tidur pukul 21.00 WIB dan bangun pada pukul 05.00.
Terkadang pasien tidur saat siang hari selama kurang lebih 2 jam.
5. Pemenuhan Aktivitas dan Latihan
a. Sebelum sakit
Sebelum sakit pasien mengatakan bahwa selalu beraktivitas sehari-hari
di rumah dan tempat bekerja secara mandiri.
b. Pada waktu sakit
Pasien mengatakan bahwa pada saat sakit seperti saat ini pasien tidak
mampu bekerja dan melakukan kegiatan yang biasa ia kerjakan sebelum
sakit. Yang dilakukan pasien pada saat sakit yaitu makan di tempat
tidur, BAB dan BAK dibantu oleh istri untuk ke kamar mandi

Indeks Barthel
No Item yang Skor Nilai
dinilai
1 Makan (feeding) 0 = tidak mampu
1 = butuh bantuan memotong, mengoles mentega dan
1
lain-lain
2 = mandiri
2 Mandi (bathing) 0 = tergantung orang lain
0
1 = mandiri
3 Perawatan diri 0 = membutuhkan bantuan orang lain
(grooming) 1 = mandiri dalam perawatan muka, rambut, gigi, dan 0
bercukur
4 Berpakaian 0 = tergantung orang lain
(dressing) 1 = sebagian dibantu (misal : mengancing baju 1
2 = mandiri
5 Buang air kecil 0 = inkontinensia atau pakai kateter dan tidak terkontrol
(bowel) 1 = kadang inkotinensia (maks 1 x 24 jam) 2
2 = kotinensia (teratur untuk lebih dari 7 hari)
6 Buang air besar 0 = inkontinensia (tidak teratur atau perlu enema) 2

7
(bladder) 1 = kadan inkontinensia (sekali seminggu)
2 = Kontinensia (teratur)
7 Penggunaan 0 = tergantung butuh bantuan orang lain
toilet 1 = membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan
0
beberapa hal sendiri
2 = mandiri
8 Transfer 0 = tidak mampu
1 = butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
2
2 = bantuan kecil (1 orang)
3 = mandiri
9 Mobilitas 0 = tidak mampu (immobile)
1 = menggunakan kursi roda
2 = berjalan dengan bantuan satu orang 2
3 = mandiri (meskipun menggunakan alat bantu seperti
tongkat)
10 Naik turun 0 = tidak mampu
tangga 1 = membutuhkan bantuan (alat bantu) 1
2 = mandiri
Jumlah Skor 11
Interpretasi hasil :
□ 20 = Mandiri
□ 12 - 19 = ketergantungan ringan
□ 9 - 11 = ketergantungan sedang
□5-8 = ketergantungan berat
□0-4 = ketergantungan total

Morse Fall Scale (MFS)


PENILAIAN RESIKO JATUH Skor Nilai
Riwayat Jatuh : tidak Jatuh satu kali atau lebih dalam kurun
termasuk kecelakaan waktu 6 bulan terakhir
25 0
kerja atau
rekreasional
Status Mental Agitasi 15 0
Demensia 15 0
Medikasi Efek dari obat-obat
10 10
analgesic/sedative
Riwayat operasi dengan GA/RA
20 0
dalam 24 jam terakhir
Mobilitas Langkah kaki Gangguan 20 0
Lemah 10 0
Normal 0 0
Alat Bantu Benda disekitar,
30 0
kursi, dinding
Kruk, tongkat, 15 0
tripod, walker

8
Pasien dengan bed rest total 0 0
Kondisi Medis Pasien dengan diagnosis lebih dari 1 15 0
Pasien terpasang infus 20 20
SKOR TOTAL 195 30

Keterangan :
Tingkatan Nilai
Tindakan
Risiko MFS
Tidak berisiko 0 – 24 Perawatan dasar
Risiko rendah 25 – 50 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar
Risiko tinggi >50 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh risik tinggi

6. Peran dan Hubungan


Pasien menyadari bahwa dirinya adalah seorang kepala keluarga dan
berkewajiban memenuhi nafkah serta seorang ayah dari 3 anaknya.
7. Pola Presepsi, Kognitif, dan Sensori
Selama praktikan melakukan perawatan, pasien bersikap kooperatif dan
komunikatif ketika dikaji, pasien mau bercerita tentang apa yang
dirasakan. Untuk indranya, mata pasien masih dapat melihat dengan
jelas, lidah pasien terasa pahit, telinga pasien tidak ada gangguan, dan
tidak ada gangguan pada indra peraba.
8. Pola Persepsi diri / Konsep Diri
a. Body image : Pasien tetap menerima kondisinya saat ini
walaupun tidak dapat beraktivitas dan bekerja untuk mencari nafkah
b. Identitas diri : Pasien dapat mengatakan namanya, pasien
mengatakan adalah seorang kepala keluarga dan tinggal bersama istri
dan anaknya
c. Harga diri : Pasien mengatakan tidak malu dengan
kondisinya saat ini, karena ini merupakan cobaan dari Tuhan yang
harus ia jalani dengan sabar.
d. Peran diri : Pasien sehari – harinya bekerja sebagai pengelola
Pesantren, karena sakit dan tidak dapat bekerja, saat ini hanya
mengandalkan pesantrennya
e. Ideal diri : Pasien percaya bahwa kondisinya akan membaik,
ingin cepat selesai pengobatannya dan sehat seperti sebelumnya.

9
9. Pemenuhan Kebutuhan Seksualitas dan Reproduksi
Pasien adalah seorang suami dan ayah dari 3 orang anaknya. Untuk
kebutuhan seksualitas dan reproduksi klien merasa cukup dengan
keadaan yang sekarang ini. Klien tidak merasa terganggu terhadap hal
tersebut dan klien tidak mempunyai masalah terkait dengan
reproduksinya.
10. Pola Mekanisme dan Koping
Pasien selalu memusyawarahkan dengan istri dan anaknya bila ada
masalah, termasuk dengan penyakit yang dialami ini. Pasien selalu
berusaha meminta kepada Tuhan supaya penyakit yang dialaminya
segera membaik. Keluarganya sering memberikan support, motivasi, dan
selalu menyemangatinya agar tidak terlalu stress dan tidak terlalu
memikirkan penyakitnya. Selain itu, istri pasien pun selalu menemani
pasien ketika sedang dirawat di rumah sakit sehingga pasien tidak merasa
sendirian.
11. Pola Nilai dan Kepercayaan
Sebelum sakit pasien masih menjalankan ibadah salat 5 waktu setiap
harinya, dan selama sakit pasien pun tetap melaksanakan salat di atas
tempat tidur dan tetap berdoa untuk kesembuhan penyakitnya ini, dan
keluarganya juga membantu untuk berdoa.

V. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : Lemas, pasien mampu diajak berkomunikasi
b. Tingkat kesadaran: GCS = E4 M6 V5 = 15
c. Status Gizi :
TB : 150 cm BB : 45 kg IMT = 20 (normal)
d. Tanda – tanda vital :
TD : 100/70 mmHg
N : 90 x/m
RR : 22 x/m
S : 36.7 oC

10
e. Pemeriksaan Head to toe :
1) Kepala
I: Kulit kepala bersih, pertumbuhan rambut merata, tidak ada lesi,
benjolan maupun nyeri tekan
a) Mata
Inspeksi : refleks terhadap cahaya baik +/+, pupil isokor 2/2,
sklera tidak ikterik, conjuctiva tidak anemis
b) Telinga
Inspeksi : simetris, bersih tidak ada serumen, tidak terdapat lesi,
dan fungsi pendengaran masih baik, daun telinga simetris
c) Hidung
Inspeksi : bersih, tidak terdapat polip, tidak ada deviasi posisi
pada septum nasi, tidak bernapas dengan cuping hidung.
d) Mulut dan Bibir
Inspeksi : bentuk bibir normal, tidak terdapat bengkak, mukosa
bibir lembab, bibir tampak pucat, tidak ada stomatitis, gigi bersih,
lidah bersih, tidak ada caries, tidak ada kelemahan otot menelan
e) Leher
Inspeksi : tidak ada lesi/robekan, bentuk leher normal
Palpasi : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
2) Thorax
a) Paru – paru
Inspeksi : simetris, pergerakan dada simetris, tidak terdapat
tarikan dinding dada, RR 22 x/m, tampak bekas DC syok
Palpasi : Tactile fremitus bergetar sama kuat pada dada
kanan dan kiri yang disebut simetris, tidak teraba massa, dan tidak
terdapat nyeri tekan di dada
Perkusi : seluruh lapang paru sonor
Auskultasi : suara sonor dan tidak terdapat suara nafas
tambahan

11
b) Jantung
Inspeksi : tidak terdapat jejas, ictus cordis tak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba kuat IC IV bergeser kearah
kaudolateral
Perkusi : redup dengan batas jantung melebar
Auskultasi : terdengar suara SI dan SII irreguler dan terdapat
suara jantung murmur ataupun gallop
3) Abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen datar dan simetris, tidak ada
asites
Auskultasi : terdapat suara bising usus 19x/menit
Perkusi : terdengar timpani
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan dan tidak teraba massa
4) Ekstremitas atas dan bawah
(1) Ektremitas atas : tidak ada paralisis, tidak terdapat luka dan
oedem
(2) Ekstremitas bawah : tidak terdapat luka, tidak terdapat oedem
pada kaki kanan dan kiri, terjadi hemiparese pada kaki kiri
dan terpasang IVFD NaCl 0.9% pada kaki kiri
(3) Kekuatan otot
5 5
5 5
Keterangan :
5 :Mampu menggerakkan persendian dalam lingkup gerak
penuh, mampu melawan gaya gravitasi, mampu melawan
dengan tahan penuh
4 :Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi,
mampu melawan dengan tahan sedang
3 :Hanya mampu melawan gaya gravitasi
2 :Tidak mampu melawan gaya gravitas {gerakkan pasif}
1 :Kontraksi otot dapat di palpasi tampa gerakkan persendian
0 :Tidak ada kontraksi otot
5) Kuku dan kulit

12
Tidak terdapat sianosis, tidak ada lesi, turgor kulit baik, kulit teraba
hangat, tidak terdapat ekimosis (bintik merah), capirally refill < 2
detik
6) Genetalia
Pasien berjenis kelamin laki-laki dan tidak terpasang DC

VI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


a. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 17 Februari 2020
Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan Ket.
Normal
Hematologi
Hemoglobin 11 g/dL 13.2 - 17.3 L
Hematokrit 34.6 % 32 – 62
Eritrosit 4.70 10^6/uL 4.4 – 5.9
MCH 23 Pg 27 – 32 L
MCV 73 fL 77 – 101 L
MCHC 31.8 g/dL 29 – 36
Leukosit 12.9 10^3/Ul 3.6 – 11 H
Trombosit 248 10^3/uL 150 – 400
RDW 18.6 % 11.6 – 14.8 H
MPV 11.2 fL 4.00 -11.00
Kimia Klinik
Glukosa
248 mg/dL 80-160 H
sewaktu
SGOT 81 U/L 15-34 H
SGPT 103 U/L 15-60 H
Ureum 32 mg/dl 15-39
Kreatinin 1.5 mg/dl 0.6-1.3 H
Magnesium 1.03 mmol/L 0.74-0.99 H
Calcium 1.9 mmol/L 2.12-2.52 L
Elektrolit
Natrium 139 mmol/L 136-145
Kalium 2.9 mmol/L 3.5-5.0 L
Chlorida 111 mmol/L 95-105 H
CKMB 18 U/L 7-25
Troponin 1.387 Ug/L 0.015-0.038

Tanggal: 23 Februari 2020

13
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Ket.
Kimia Klinik
80-109: baik
110-125: sedang
>= 126 buruk
GDP terganggu
Glukosa Puasa 74 mg/dL L
bila
110<=GDP<126
dan GTT 2 JAM
< 140
80-140: baik
Glukosa PP 2
75 mg/dL 145-179: sedang
jam
>=180: buruk
HbA1c 6.2 % 6.0-8.0
Cholesterol
150 mg/dL <200
Total
Trigliserid 97 mg/dL <150
HDL
29 mg/dL 40-60 L
Cholesterol
LDL Direk 104 mg/dL 0-100 H
Asam Urat 6.0 mg/dL 2.6-6.0

Tanggal : 24 Februari 2020


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Ket.
Koagulasi
PTT
Waktu PT 10.2 detik 9.4-11.3
PPT Kontrol 11.1 Detik
PTTK
Waktu T 37.3 detik 27.7-40.2
APTT Kontrol 37.1 detik

Tanggal : 25 Februari 2020


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Ket.
Koagulasi
PTTK
Waktu T 31.3 detik 27.7-40.2
APTT Kontrol 31.2 detik

Tanggal : 26 Februari 2020

14
Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan Ket.
Normal
Kimia Klinik
Ureum 34 mg/dl 15-39
Kreatinin 1.2 mg/dl 0.6-1.3
Magnesium 0.7 mmol/L 0.74-0.99 L
Calcium 2.2 mmol/L 2.12-2.52
Elektrolit
Natrium 142 mmol/L 136-145
Kalium 4.1 mmol/L 3.5-5.0
Chlorida 106 mmol/L 95-105 H

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Ket.


Imunoserologi
Negatif <10
HbsAg > 1000.00 - Equivocal 1-50 Positif
Positif >50

b. Pemeriksaan Radiologi
1. Hasil Foto X-Ray Thoraks (17/02/2020):
Klinis : IHD, Post ROSC
Kesan:
 Cardiomegaly (LV, LA)
 Elongatio aorta dan kalsifikasi arkus aorta
 Gambaran cephalisasi

VII.TERAPI
Nama Obat Dosis Rute Keterangan
NaCl 0.9% 8 tpm/8 jam IV Membantu memenuhi cairan dan
elektrolit.
Heparin 250 unit/jam IV Mengobati dan mencegah
pembekuan darah di pembuluh
darah, arteri atau paru-paru atau
biasa digunakan sebelum operasi
untuk mengurangi resiko
penggumpalan darah.
Lansoprazol 30mg/24 jam IV Mengatasi gangguan pada system
pencernaan akibat produksi asam
lambung berlebih
Ca Glukonas 1g/12 jam IV Obat yang digunakan untuk

15
mengobati kalsium darah rendah,
kalium darah tinggi, dan
keracunan magnesium
Miniaspi 80mg/24 jam PO Mencegah serangan jantung,
stroke dan antiplatelet
Clopidogrel 5mg/24 jam PO Mencegah trombosit (platelet)
saling menempel yang berisiko
membentuk gumpalan darah
yang dapat memicu terjadinya
trombosis arteri seperti serangan
jantung dan stroke.
Biopnexum 500mg/8 jam PO Obat untuk mengurangi tekanan
darah pada penderita hipertensi,
gagal jantung kongestif dan
mengurangi kekambuhan dari
stroke.
Concor 2.5mg/24jam PO Obat yang digunakan untuk
merelaksasi pembuluh darah,
mengurangi frekuensi denyut
jantung
Atorvastatin 40mg/24jam PO Menurunkan LDL dan Trigliserid
dengan menghambat difusi
estron sulfat pada keeping darah
ISDN 5mg/8jam PO Mencegah dan mengobati angina
pada penderita jantung coroner
Diazepam 5mg/24jam PO Salah satu obat penenang yang
digunakan untuk mengatasi
kejang dan gangguan kecemasan
Laxadyn CII/24jam PO Obat yang digunakan untuk
mengatasi susah buang air besar
(konstipasi)
Bisoprolol 5mg/24 jam PO Obat penghambat beta bloker
yang digunakan untuk mengobati
penyakit seperti tekanan darah
tinggi, angina pektoris, aritmia
dan gagal jantung bekerja dengan
mengurangi frekuensi detak
jantung dan tekanan otot jantung
saat berkontraksi.

16
VIII. ANALISA DATA
Masalah Dx
No Tgl/Jam Data Fokus Etiologi
Keperawatan Keperawatan
1. Senin, Perubahan Penurunan Penurunan
DS:
24/02/20  Klien mengatakan mengatakan sedikit sesak dan lemas Preload Curah Jantung Curah Jantung
08.00 WIB  Klien mengatakan sesak semakin memberat ketika beraktivitas yang (00240) b.d Perubahan
berlebih seperti duduk atau banyak bergerak. Oleh karena itu, klien Preload
disarankan untuk selalu bedrest dan segala aktifitas baik makan,
minum dan toileting dilakukan di tempat tidur.
DO:
 Pasien tampak lemah
 Tanda – tanda vital:
TD : 100/70 mmHg
RR: 22 x/menit
N : 90 x/menit
S : 36,70C
 Hasil Pemeriksaan Penunjang:
- Hasil Foto X-Ray Thoraks (17/02/2020):
Klinis : IHD, Post ROSC
Kesan:
 Cardiomegaly (LV, LA)
 Elongatio aorta dan kalsifikasi arkus aorta
 Gambaran cephalisasi

17
- EKG : Sinus rhytm, 58x, Anteroseptal infraction, slight left axis
deviation, flat T
2. Senin, Ketidakse Intoleransi Intoleransi
DS:
24/02/20  Klien mengatakan mudah sesak jika melakukan aktivitas berlebih dan imbangan aktivitas Aktifitas b.d.
mudah lelah dan lemas
08.00 WIB antara sup- (00092) ketidakseimba
DO: lai dan kebu ngan antara
 Indeks barthel klien menunjukkan skor 11 dengan interpretasi tuhan oksi suplai dan
ketergantungan sedang
gen kebutuhan
 Klien tampak sedikit pucat dan lemah
 Klien tampak selalu bedrest dan segala aktifitas baik makan, minum oksigen
dan toileting dilakukan di tempat tidur.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan preload
2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
C. RENCANA KEPERAWATAN
Tgl/ Dx. Tujuan Intervensi TTD
Jam Keperawatan
Senin, Penurunan Setelah dilakukan tindakan 3 x 24 jam diharapkan NIC : Perawatan Jantung (4040)
24/02/20 curah jantung penurunan curah jantung berhubungan dengan 1. Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas,
08.00 b.d perubahan perubahan preload dapat teratasi dengan kriteria hasil : lokasi, durasi)
WIB preload NOC : Keefektifan Pompa Jantung 2. Pastikan tingkat aktivitas pasien yang tidak

18
- Tidak ada dypneu membahayakan curah jantung atau
- Tidak ada oedema memprovokasi serangan jantung
- Urin output 200 cc 3. Dorong adanya peningkatan aktivitas
- Tidak ada nyeri dada bertahap ketika kondisi (pasien) sudah
- TD : 90/70 mmHg distabilkan (misalnya, dorong aktivitas
- HR : 84 x/menit yang lebih ringan dan waktu istirahat yang
sering dalam melakukan aktivitas)
4. Monitor tanda-tanda vital secara rutin
5. Monitor toleransi aktivitas pasien
6. Monitor sesak nafas, kelelahan, takipnea,
othopnea
7. Edukasi pasien dan keluarga tentang
pembatasan aktivitas
Senin, Intoleransi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 NIC : Perawatan jantung : Rehabilitatif (4046)
24/02/20 Aktifitas b.d. jam, kebutuhan aktifitas terpenuhi dengan kriteria 1. Monitor toleransi pasien terhadap aktivitas
08.00 ketidakseimba hasil : 2. Pertahankan jadwal ambulasi, sesuai
WIB ngan antara - Mampu mengetahui aktifitas sehari-hari yang bisa toleransi pasien
suplai dan dilakukan tidak menyebabkan sesak nafas 3. Berikan dukungan harapan yang realistis
kebutuhan - Ketidaknyamanan saat beraktifitas berkurang pada pasien dan keluarga
oksigen 4. Instruksikan pasien dan keluarga untuk
membatasi mengangkat/mendorong barang

19
(benda berat) dengan cara yang tepat
5. Instruksikan pasien dan keluarga mengenai
pertimbangan khusus terkait dengan
aktivitas sehari-hari (misalnya pembatasan
aktivitas dan meluangkan waktu untuk
istirahat)
NIC : Terapi Aktivitas (4310)
1. Pertimbangkan kemampuan klien dalam
berpartisipasi aktivitas spesifik
2. Berkolaborasi dengan terapis fisik, okupasi
jika diperlukan
3. Pertimbangkan komitmen klien untuk
meningkatkan frekuensi dan jarak aktivitas
4. Bantu klien untuk memilih aktivitas sesuai
dengan kemampuan nya
5. Dorong aktivitas kreatif yang tepat
6. Bantu klien dan keluarga untuk
mengidentifikasi kelemahan dalam level
aktivitas tertentu

20
D. TINDAKAN KEPERAWATAN
Hari /
Waktu Dx Tindakan Keperawatan Respon TTD
Tanggal
Senin, 08.00 WIB 1 Mengkaji KU dan TTV S : Klien mengatakan bersedia
24/02/20 dilakukan pengukuran tekanan darah
08.00 WIB O : KU : Baik GCS : 15
Kesadaran : Compos mentis
TD : 100/70 mmHg,
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36,70C

21
RR : 22 x/menit
08.15 WIB 1 Mengkaji keluhan klien S : Klien mengatakan sedikit sesak
napas disertai dan lemas
O : Klien mengatakan sesak nafas
semakin memberat ketika
beraktivitas. Namun saat ini klien
sesak nafas jika beraktivitas berat
saja.

09.30 WIB 1 Monitor adanya nyeri dada yang S : Klien mengatakan sebelum dibawa
dirasakan kerumah sakit namun tidak
merasakan nyeri, hanya nyeri ulu
hati saja tetapi saat ini sudah tidak
terasa nyeri
O : Klien terlihat tidak menahan nyeri
09.45 WIB 2 Mengkaji aktivitas klien S : Klien mengatakan mudah sesak
nafas jika melakukan aktivitas dan
mudah lelah dan lemas jika
melakukan aktivitas berat

22
O:
- Indeks barthel klien menunjukkan
skor 11 dengan interpretasi
ketergantungan sedang
- Klien tampak pucat dan lemah
- Klien terlihat lebih sering berbaring
diatas tempat tidur
10.00 WIB 1& Memonitor toleransi klien terhadap S : Klien mengatakan lemas dan sesak
2 aktivitas nafas jika banyak bergerak/aktivitas
O : Klien terlihat pucat dan lemah
11.00 WIB 2 Menginstruksikan klien supaya S : Klien mengatakan saat ini dirinya
membatasi aktivitas dan banyak memang harus banyak istirahat
beristirahat O : Klien terlihat berbaring ditempat
tidur
12.00 WIB 1 Berkolaborasi dengan dokter dalam S : Klien mengatakan akan meminum
pemberian terapi peroral Miniaspi obatnya nanti setelah makan
80mg, Clopidogrel 80mg dan O : Klien terlihat kooperatif dengan
Atorvastatin 40mg prosedur pengobatan dan tidak ada
reaksi alergi
Selasa, 08.00 WIB 1 Mengkaji keluhan klien S : Klien mengatakan sudah tidak sesak
25/02/20 nafas tetapi masih sedikit lemas jika

23
08.00 WIB untuk duduk terlalu lama
O : Klien terlihat berbaring ditempat
tidur
08.15 WIB 1 Monitor adanya nyeri dada yang S : Klien mengatakan tidak nyeri dada
dirasakan O : Klien terlihat tidak menahan nyeri
09.30 WIB 2 Mengkaji aktivitas klien S : Klien mengatakan lebih banyak
tiduran karena masih sedikit lemas
O:
- Indeks barthel klien menunjukkan
skor 11 dengan interpretasi
ketergantungan sedang
09.45 WIB - Klien tampak pucat dan lemah
- Klien terlihat lebih sering berbaring
diatas tempat tidur
10.00 WIB 1& Memonitor toleransi klien terhadap S : Klien mengatakan lemas jika
2 aktivitas bergerak terlalu lama
O : Klien terlihat pucat
11.00 WIB 2 Menginstruksikan klien untuk tidak S : Klien mengatakan jika mengangkat
mengangkat beban terlalu berat benda yang berat dada klien baru
terasa sakit

24
O : Klien terlihat memahami informasi
yang disampaikan
11.30 WIB 1 Memonitor vital sign klien S:-
O : KU : Baik GCS : 15
Kesadaran : Compos mentis
TD : 110/70 mmHg,
Nadi :86 x/menit
Suhu : 36,50C
RR : 20 x/menit
2 Menginstruksikan klien supaya S : Klien mengatakan saat ini dirinya
membatasi aktivitas dan banyak memang harus banyak istirahat
beristirahat O : Klien terlihat berbaring ditempat
tidur
1 Berkolaborasi dengan dokter dalam S : Klien mengatakan akan meminum
pemberian terapi peroral Miniaspi obatnya nanti setelah makan
80mg, Clopidogrel 80mg dan O : Klien terlihat kooperatif dengan
Atorvastatin 40mg prosedur pengobatan dan tidak ada
reaksi alergi
Rabu, 08.00 WIB 1 Mengkaji keluhan klien S : Klien mengatakan sudah tidak sesak
24/02/20 nafas tetapi masih sedikit lemas jika
08.00 WIB untuk duduk terlalu lama

25
O : Klien terlihat berbaring ditempat
tidur
S : Klien mengatakan tidak nyeri dada
O : Klien terlihat tidak menahan nyeri
08.15 WIB 1 Monitor adanya nyeri dada yang S : Klien mengatakan lebih banyak
dirasakan tiduran karena masih sedikit lemas
09.30 WIB 2 Mengkaji aktivitas klien O:
- Indeks barthel klien menunjukkan
skor 11 dengan interpretasi
ketergantungan sedang
- Klien tampak pucat dan lemah
- Klien terlihat lebih sering berbaring
diatas tempat tidur
09.45 WIB 1& Memonitor toleransi klien terhadap S : Klien mengatakan lemas jika
2 aktivitas bergerak terlalu lama
O : Klien terlihat pucat
10.00 WIB 2 Mengingatkan klien untuk tidak S : Klien mengatakan jika mengangkat
mengangkat beban terlalu berat benda yang berat dada klien baru
terasa sakit
O : Klien terlihat memahami informasi

26
yang disampaikan
11.00 WIB 1 Memonitor vital sign klien S:-
O : KU : Baik GCS : 15
Kesadaran : Compos mentis
TD : 110/70 mmHg,
Nadi :86 x/menit
Suhu : 36,50C
RR : 20 x/menit
11.30 WIB 2 Mengingatkan klien supaya membatasi S : Klien mengatakan saat ini dirinya
aktivitas dan banyak beristirahat memang harus banyak istirahat
O : Klien terlihat berbaring ditempat
tidur
1 Berkolaborasi dengan dokter dalam S : Klien mengatakan akan meminum
pemberian terapi peroral Miniaspi obatnya nanti setelah makan
80mg, Clopidogrel 80mg dan O : Klien terlihat kooperatif dengan
Atorvastatin 40mg prosedur pengobatan dan tidak ada
reaksi alergi

27
E. CATATAN PERKEMBANGAN
Tgl/Jam Dx SOAP Ttd
Rabu, Penurunan curah S:
24/02/20 jantung berhubungan Klien mengatakan sudah tidak sesak nafas dan sudah tidak lemas dan Klien
13.00 WIB dengan perubahan mengatakan sesak nafas dan lemas timbul jika beraktivitas
preload O:
TD : 110/70 mmHg, N : 85 x/menit, RR : 20 x/menit, S : 36,40C
Klien terlihat berbaring ditempat tidur
A:
Masalah keperawatan penurunan curah jantung teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi penurunan curah jantung

28
1. Dorong adanya peningkatan aktivitas bertahap ketika kondisi (pasien) sudah
distabilkan (misalnya, dorong aktivitas yang lebih ringan dan waktu istirahat
yang sering dalam melakukan aktivitas)
2. Monitor tanda-tanda vital secara rutin
3. Monitor toleransi aktivitas pasien
Rabu, Intoleransi aktivitas S:
24/02/20 berhubungan dengan Klien mengatakan lebih banyak tiduran dan beristirahat
13.00 WIB ketidakseimbangan
antara suplai dan O:
kebutuhan oksigen - Indeks barthel klien menunjukkan skor 11 dengan interpretasi ketergantungan
sedang
- Klien tampak pucat
- Klien terlihat lebih sering berbaring diatas tempat tidur
A:
Masalah keperawatan intoleransi aktivitas teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi intoleransi aktivitas
1. Instruksikan pasien dan keluarga untuk membatasi mengangkat/mendorong
barang (benda berat) dengan cara yang tepat
2. Instruksikan pasien dan keluarga mengenai pertimbangan khusus terkait
dengan aktivitas sehari-hari (misalnya pembatasan aktivitas dan meluangkan

29
waktu untuk istirahat)

30
BAB 3
PEMBAHASAN

A. ANALISA KASUS
Pasien dengan CHF akan memperlihatkan tanda sesak nafas terutama pada
melakukan aktifitas ini dirasakan sebagai tandanya. Keluhan akan dirasakan
semakin memberat jika tidak cepat ditangani. Pasien atas nama Tn.M umur 59
tahun dengan diagnosa medis congestive heart failure, pasien mengeluhkan sesak
nafas, pasien dipsnea setelah melakukan aktifitas berlebih. Maka muncul diagnosa
keperawatan penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan preload.
Gejala klinis umum dari CHF antar lain adalah sesak nafas, maka untuk
mengurangi atau mengatasi sesak nafas klien diambil intervensi keperawatan
intoleransi aktifias berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen
dengan kebutuhan.

B. ANALISA INTERVENSI KASUS


Congestive Heart Failure (CHF) diperkirakan akan menjadi penyebab utama
kematian secara menyeluruh dalam waktu lima belas tahun mendatang, meliputi
Amerika, Eropa, dan sebagian besar Asia. Hal tersebut menjadi dasar angka
prevalensi penyakit kardiovaskuler secara cepat di negara-negara berkembang dan
Negara Eropa Timur. Selain itu, gagal jantung merupakan penyakit yang paling
sering memerlukan perawatan ulang di Rumah Sakit (Redmission) meskipun
pengetahuan rawat jalan telah diberikan secara optimal (Ardiansyah dalam Didik,
2017).
Berdasarkan asuhan keperawatan yang dilakukan di RS terdapat diagnosa yang
muncul adalah penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan preload
dan intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen dan
kebutuhan di dapatkan intervensi NIC : Perawatan Jantung (4040): Evaluasi adanya
nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi), Pastikan tingkat aktivitas pasien yang tidak
membahayakan curah jantung atau memprovokasi serangan jantung, Dorong adanya
peningkatan aktivitas bertahap ketika kondisi (pasien) sudah distabilkan (misalnya,
dorong aktivitas yang lebih ringan dan waktu istirahat yang sering dalam melakukan

31
aktivitas), Monitor tanda-tanda vital secara rutin, toleransi aktivitas pasien, sesak
nafas, kelelahan, takipnea, othopnea dan Edukasi pasien dan keluarga tentang
pembatasan aktivitas. NIC Intoleransi aktifitas : observasi adanya pembatasan klien
dalam melakukan aktifitas, ajarkan pasien aktifitas yang bisa dilakukan dan tidak
bisa dilakukan, monitor, TD, HR. Setelah dilakukan intervensi keperawtan
intoleransi aktivitas pasien mengatakan sudah bisa melakukan aktifitas secara
mandiri sedikit-sedikit dengan batasanya seperti turun dari tempat tidur dibantu oleh
keluarganya, pasien terlihat sudah mulai mencoba turun dari tempat tidur.

32
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Tn. M dengan diagnosa medis
tumor dinding dada, dilakukan pengkajian pada tanggal 24-26 Februari 2020,
kemudian membandingkan antara teori dan kasus, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Pada saat pengkajian, klien mengatakan keluhan yang dirasakan saat ini adalah
sedikit sesak dan lemas disertai kadang-kadang batuk (kering) pada malamnya,
dan bertambah jika klien melakukan aktivitas yang berlebih seperti duduk atau
banyak bergerak. Oleh karena itu, klien disarankan untuk selalu bedrest dan
segala aktifitas baik makan, minum dan toileting dilakukan di tempat tidur.
2. Berdasarkan hasil analisa data didapatkan diagnosis keperawatan yang muncul
yaitu penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan preload dan
intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen dan
kebutuhan
3. Perencanaan keperawatan dirumuskan berdasarkan prioritas masalah dan
kondisi klien. Dalam melakukan asuhan keperawatan, penulis telah berusaha
melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan yang
telah ditujukan untuk mengatasi masalah yang dialami klien dan mengatasi
masalah keperawatan lainnya.
4. Implementasi yang dilakukan penulis sudah sesuai dengan intervensi yang telah
direncanakan, evaluasi keperawatan menggambarkan kondisi klien yang sudah
mulai membaik, namun masih tampak sedikit nyeri yang hilang timbul
5. Hasil evaluasi pada kasus nyata didapatkan tidak adanya kesenjangan antara
teori dan kasus. Dimana masalah keperawatan dapat teratasi, ini
dikarenakan perubahan keadaan pasien setelah dilakukan tindakan
keperawatan sudah teratasi sehingga pencapaian tujuan dan kriteria hasil dari
diagnosis keperawatan tersebut tercapai.

33
B. SARAN
1. Bagi Rumah Sakit
Pada saat memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan CHF
hendaknya perawat ruangan memberikan pembekalan penanganan dirumah
supaya keluarga dapat merawat pasien saat pasien sudah pulang seperti
memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan klien

2. Bagi Pasien
Diharapkan sebagai pedoman untuk mengetahui lebih lanjut penyakit yang
dialami dan dapat mengendalikan serta mengontrol penyakitnya.

3. Bagi Penulis
Laporan ini bisa menjadi pengalaman belajar dalam meningkatkan pengetahuan
dan ketrampilan berkaitan dengan pasien dan menambah wawasan sebagai
acuan dalam mengembangkan asuhan lanjutan terhadap pasien yang
menderita penyakit ini.

34
DAFTAR PUSTAKA

Bullechek, Gloria M,dkk. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC). St. Loui:
Mosby.
Moorhead S,Jhonson M,dkk. 2013. Nursing Outcames Classification (NOC). St. Loui:
Mosby.
NANDA. (2015). Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2015-2017. Jakarta:
EGC
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS 2013) Indonesia. Kementrian Kesehatan Repub-
lik Indonesia.

Tarwoto, Dkk. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Kardiovaskular.


Jakarta: Trans Info Medikal.

World Health Organization. 2016. Intervention Of Congestive Heart Failure (online).


http://www.healthsystem.virginia.edu/edu/virginia/healthsystem/page_templ
ate/templates/js/template.js. 10 September 2019.

35

Anda mungkin juga menyukai