KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Magelang
ETIKA WAHYUNINGSIH
P1337420515073
x
LAPORAN KASUS
KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Magelang
ETIKA WAHYUNINGSIH
P1337420515073
xii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN
NIM : P1337420515073
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa KTI yang saya tulis ini adalah benar
merupakan hasil karya tulis saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya
sendiri.
Apabila dikemudian hari, terbukti atau dapat dibuktikan laporan kasus ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menanggung sanksi atas perbuatan tersebut
Etika Wahyuningsih
xii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
dengan judul
Fokus Studi Harga Diri Rendah di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang
Pembimbing I Pembimbing II
xii
LEMBAR PENGESAHAN
judul Asuhan Keperawatan Skizofrenia Pada Ny. T dan Ny. Y Dengan Fokus
Studi Harga Diri Rendah di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang telah
Dewan Penguji
NIP. 198608142008121003
NIP. 19790113200212001
NIP. 197204271991031001
Mengetahui,
NIP. 196902221988032001
xii
PRAKATA
Assalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh,
Skizofrenia dengan Fokus Studi Harga Diri Rendah di RSJ Prof. Dr. Soerojo
kesulitan dan hambatan, akan tetapi berkat bimbingan semua pihak akhirnya
penulis, antaralain :
Kesehatan Semarang.
Semarang.
4. Erna Erawati, S.Kep., Ns., M.Kep., dosen pembimbing 1 Karya Tulis Ilmiah.
xii
7. Dosen dan Staff Karyawan Prodi DIII Keperawatan Magelang, Politeknik
9. Ns. Ismiyati Isidora S.Kep., Ketua Ruangan Arimbi RSJ Prof. Dr. Soerojo
Magelang.
10. Bapak Abdul Qorip, Ibu Umi Sarifatul Ngaliyah dan Erik Rofi Arifiansyah,
doa.
11. Mega Okta, Lita Fatmawati, Dian Tri N, Nadia Tahsania, Nur Mei R, Suci
Bisma selaku sahabat yang selalu memberi semangat dalam menyusun Karya
12. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
harga diri rendah. Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu masukan dan kritik untuk perbaikan penulisan karya
Penulis
xii
DAFTAR ISI
PRAKATA .............................................................................................................. v
C.Tujuan ............................................................................................................ 4
1. Pengertian ................................................................................................. 7
2. Etiologi ..................................................................................................... 7
5. Psikopatologi .......................................................................................... 12
6. Penatalaksanaan ...................................................................................... 15
xii
B.Konsep Harga Diri Rendah ........................................................................... 21
1. Pengertian .............................................................................................. 21
2. Etiologi .................................................................................................. 21
1. Pengkajian ............................................................................................ 25
4. Evaluasi ................................................................................................ 31
xii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 74
A. Simpulan ..................................................................................................... 74
B. Saran ........................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
xii
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
Lampiran 3 : Askep
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
gangguan jiwa. Gangguan jiwa ialah hal yang berhubungan dengan perasaan
dan perilaku yang tidak sejalan dan mempengaruhi interaksi sosial individu,
kegiatan dan atau fungsi tubuh yang merupakan respon maladaptif terhadap
gangguan jiwa pada saat usia tertentu, dan sekitar 10% dari orang dewasa saat
jiwa berat penduduk Indonesia 1.7 per mil. Sedangkan data rekapitulasi
rekam medik pada bulan Januari hingga Oktober 2017 di RSJ Prof. Dr.
didapatkan data bahwa jumlah klien dengan kasus skizofrenia pada bulan
Agustus sebanyak 69, pada bulan September sebanyak 50, pada bulan
Oktober sebanyak 62 dan pada bulan November sebanyak 50. Pada bulan
November prevalensi klien dengan masalah harga diri rendah sebesar 18%.
remaja dan dewasa awal, dengan rentang usia 15 sampai 25 tahun tejadi pada
rendah salah satunya dengan menggali aspek positif yang masih dimiliki oleh
keperawatan yang harus dilakukan pada saat mengelola klien dengan harga
yang masih dimiliki klien, dengan cara mendiskusikan bahwa klien masih
dirumah.
diri rendah jikadiberi tindakan yang menekankan pada aspek positif dan
kemampuan yang masih dimiliki klien akan menambah harga diri klien
dengan masalah harga diri rendah oleh perawat adalah dengan menggali
aktivitas yang bisa dilakukan sesuai aspek positif yang dimiliki klien. Namun
dalam menggali aspek positif setiap klien disamakan. Setiap klien melakukan
kegiatan yang sama dan sesuai dengan yang ada dirumah sakit. Sedangkan
aspek positif setiap klien tidak mungkin sama antara satu klien dengan klien
lain.
rendah di bangsal Arimbi RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang yaitu dengan
mengidentifikasi, memilih dan menilai aspek positif yang masih dimiliki oleh
tidur; dan melatih mencuci piring. Selain itu klien juga dilibatkan dalam
terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi harga diri rendah yang dilakukan
rutin (Isidora,2017).
Permasalahan tersebut membuat penulis tertarik untuk mengelola
klien skizofrenia dengan masalah keperawatan harga diri rendah di RSJ Prof.
Dr. Soerojo dan menggambarkan respon dua klien yang digali aspek
positifnya.
B. Rumusan Masalah
mengidentifikasi, memilih dan menilai aspek positif yang masih dimiliki oleh
klien?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan :
klien skizofrenia
3) Perencanaan untuk mengatasi masalah harga diri rendah
diri rendah.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat penelitian
rendah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Skizofrenia
1. Pengertian
2. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor Biologis
a) Faktor genetika
(Videbeck, 2008).
b) Faktor neuroanatomi
c) Neurokimia
(Yosep, 2016).
2) Faktor Psikologis
b. Faktor Presipitasi
1) Biologis
2) Lingkungan
3) Pemicu gejala
2013).
3. Manifestasi klinis
berikut :
a. Gejala positif :
kacau)
4) Perubahan perilaku :
a) Hiperaktif
b) Agitasi
c) Iritabilitas
b. Gejala negatif :
sebagai berikut :
5. Psikopatologi
(Hawari,2012).
negatif. Gejala positif seperti waham, hausinasi, perubahan arus pikir dan
perasaan hilang percaya diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai
keinginan sesuai ideal diri dapat menyebabkan harga diri rendah (Keliat,
Faktor Presipitasi
biologis,lingkungan, pemicu gejala
SKIZOFRENIA MK 1
Gejala positif Gejala negatif
MK 3 MK 4
Gangguan
Menarik diri dari
Konsep Diri :
masyarakat,
Harga Diri ungkapan takut
Rendah akan kegagalan,
MK 2
Gambar 2.2 pathway skizofrenia (dikembangkan dari Stuart ,2013 ; Hawari ,2012 dan Keliat , 2012).
6. Penatalaksanaan
sebagai berikut:
a) Ingat jika anda merasa cemas atau takut, pasien pun akan
mendengar aktif.
halusinasinya.
halusinasi.
setiap hari.
3) Fokuskan pada gejala dan minta pasien untuk menjelaskan apa yang
sedang terjadi.
halusinasi.
5) Jika anda ditanya oleh pasien, katakan secara singkat bahwa anda
halusinasi.
hari.
pelaksanaan.
b. Managemen Psikofarmaka
baik.
d) Pendidikan kesehatan.
yang optimal.
Perawat dapat memilih salah satu program terapi bagi pasien dan
2) Psikofarmaka
3) Terapi psikososial
menjalani psikoterapi.
1. Pengertian
evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya
mencapai keinginan sesuai ideal diri. Gangguan harga diri rendah dapat
terjadi secara :
kerja.
b. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri berlangsung lama. Klien ini
2. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
realistis.
Konflik peran dan peran tidak sesuai muncul dari faktor biologis
b. Faktor Presipitasi
diri dan ideal diri adalah penolakan dan kurang penghargaan diri dari
orangtua yang berarti, pola asuh yang tidak tepat, misalnya terlalu
terhadap diri.
c. Perilaku
oleh perawat meliputi perilaku yang obyektif dan dapat diamati serta
perasaan subjektif dan dunia dalam diri klien sendiri. Perilaku yang
3. Manifestasi klinis
penggunaan zat
d. Menunda keputusan
e. Sulit bergaul
h. Merusak diri : harga diri rendah menyokog diri untuk mengakhiri hidup
1.) Aktualisasi diri adalah pernyataan tentang konsep diri yang positif
3.) Harga diri yang rendah adalah transisi antara respon konsep siri
1. Pengkajian
sebagaimana terlampir. Selain itu pengakajian pada klien harga diri rendah
a. Faktor Predisposisi
sesuai dengan jenis kelamin peran dalam pekerjaan dan peran yang
percaya pada anak, tekanan teman sebaya dan kultur sosial yang
berubah.
b. Faktor Presipitasi
1) Dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau faktor dari luar
2) Perkembangan transisi
4) Ancaman fisik
5) Perilaku
6) Sumber coping
7) Mekanisme Koping
c) Menarik diri.
dan amuk.
Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) merupakan instrumen yang
mengisi kuosioner RSES dan setiap jawaban akan dihitung jumlah skor nya.
skor 0 untuk sangat setuju, 1 untuk setuju, 2 untuk tidak setuju dan 3 untuk
10 diberikan skor 3 untuk sangat setuju, 2 untuk setuju, 1 untuk tidak setuju,
dan 0 untuk sangat tidak setuju. Dari jumlah skor tersebut dapat diketahui
tingkat harga diri seseorang. Jika jumlah skor kurang dari 15 maka klien
2. Diagnosa keperawatan
rendah kronik (00119). Definisi : evaluasi diri perasaan negatif tentang diri
j. Perilaku bimbang
a. Gangguan psikiatrik
b. Kegagalan berulang
c. Ketidaksesuaian budaya
d. Ketidaksesuaian spiritual
3. Intervensi keperawatan
Classification) :
lain
pembicaraan pada diri sendiri dan secara verbal terhadap diri setiap hari
situasi
mencapai tujuan
tepat
r) Bantu klien untuk menerima persepsi negatif terhadap diri dan bantu
berikut :
Indikator
a. Apakah ancaman terhadap integritas fisik atau sistem diri klien telah
berkurang?
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Pengelolaan Harga Diri Rendah di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang” adalah
status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
B. Subyek Penelitian
C. Fokus Studi
Fokus studi pada studi kasus ini adalah dua pasien yang di rawat di
Bangsal Arimbi RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang dengan masalah keperawatan
Klien dengan masalah harga diri rendah yang diharapkan ialah klien
Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) dan jumlah skornya kurang dari 15.
Harga diri rendah merupakan suatu perwujudan perasaan dimana klien merasa
tidak puas dengan dirinya, klien berfikir tidak memiliki kelebihan sama sekali,
melakukan hal-hal yang dilakukan orang lain, klien merasa tidak berguna, klien
Prof. dr. Soerojo Magelang selama 5 hari, pada tanggal 08-12 Januari 2018.
F. Instrumen Penelitian
pengkajian harga diri rendah, Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES), dan format
G. Pengumpulan Data
Dalam studi kasus ini teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Wawancara
2. Observasi langsung
sudah ada pada catatan rekam medik pasien harga diri rendah.
sebagai berikut:
1. Meminta izin secara tertulis kepada Direktur RSJ Prof. Dr. Soerojo
maupun keluarga.
4. Menentukan prioritas masalah keperawatan dari data yang diperoleh,
rendah.
diri rendah pada skizofrenia mulai dari pengkajian, intervensi sampai evaluasi,
sehingga dapat diketahui teratasi atau tidaknya masalah yang dihadapi pasien.
dan dilakukan pembahasan dengan bentuk bahasa secara runtut atau dalam
bentuk narasi. Tahap analisis data menurut Miles dan Humberman dalam
1. Pengumpulan data
Penulis mencatat semua data secara objektif dan apa adanya sesuai
2. Reduksi data
gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan.Hal ini berarti, reduksi
data adalah memilah-memilah hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus
3. Penyajian data
Bentuk penyajian data dalam karya tulis ilmiah ini adalah asuhan
pada reduksi data. Bentuk dari verifikasi dalam karya tulis ilmiah ini adalah
evalusi terhadap asuhan keperawatan klien dengan harga diri rendah pada
skizofrenia.
I. Etika Penelitian
akan dituliskan dengan inisial dan alamat klien tidak akan ditulis secara
lengkap serta apabila melakukan tidakan yang berisiko bagi klien akan
BAB IV
A. Hasil penelitian
Asuhan keperawatan yang penulis lakukan pada klien dengan masalah
harga diri rendah adalah dengan pendekatan selama 5 hari yaitu pada tanggal
klien dan perawat, berdasarkan observasi, dan diperoleh dari catatan rekam
medis klien.
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
klien 1 ialah suaminya yang bernama Tn. D, beragama Islam, dan tinggal
di Purworejo.
klien SMA dan klien merupakan ibu rumah tangga. Penanggung jawab
dari klien 2 adalah ayah klien yang bernama Tn. S, beragama Islam dan
b. Alasan masuk
pada tanggal 26 Desember 2017 pada pukul 07.20 WIB karena sudah
kurang lebih 4 hari klien tidak bisa tidur, sering menangis,dan merasa
bingung, klien ingin selalu diperhatikan oleh suami, anak dan keluarga
pada tanggal 30 Desember 2017 pukul 13.00 WIB karena sudah kurang
lebih 2 minggu klien murung, sering menangis sendiri, sulit makan dan
tidak mau keluar dari kamar. Klien didiagnosa oleh dokter mengalami
1) Faktor predisposisi
gangguan jiwa sebelumnya pada bulan Februari yang lalu dan di rawat
kedua kali yang dialami oleh klien 1. Klien memiliki alergi terhadap
dingin dan akan timbul sesak jika terpapar dingin. Saat kelelahan klien
Soerojo Magelang. 3 bulan yang lalu klien melahirkan anak kedua nya
namun setelah itu keluar dan menjadi ibu rumah tangga. Klien pernah
lulus D3.
2) Faktor presipitasi
Prof. dr. Soerojo Magelang, klien merasa rindu dengan anak dan
suami, sempat bertengkar dan klien sempat ingin minta cerai dengan
suami. Klien jadi malas mengurus bayinya. Selama di RSJ. Prof. dr.
a) Mekanisme koping
c) Sumber koping
d. Pemeriksaan fisik
Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik tanggal 8 Januari 2018
TB = 155 cm.
e. Pemeriksaan penunjang
f. Psikososial
1) Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
: Klien
: Bercerai
2) Konsep diri
tahun yang berperan sebagai ibu dan istri. Klien mengatakan bekerja
Klien dapat menyebutkan nama suami dan anaknya. Pada saat klien
lagi dan merawat anaknya. Klien juga ingin membuat taman untuk
hasilnya 13.
Data yang didapat saat penulis melakukan pengkajian dengan
sedih jika teringat dengan suami dan anaknya. Dari gambaran diri
3) Hubungan sosial
rumah.
4) Spiritual
g. Status mental
disediakan oleh rumah sakit, rambut klien pendek dan berwarna hitam,
kancing terpasang dengan tepat, cara perpakaian klien rapi, kuku tangan
dan kuku kaki terlihat pendek dan bersih, gigi klien putih dan bersih,
klien mandi dua kali sehari. Klien berbicara dengan pelan dan klien
suaminya. Klien merasa sedih jika teringat anak dan suami. Saat
berinteraksi klien berbicara pelan dan tampak tenang namun masih belum
kemana-mana.
Orientasi waktu, tempat dan orang tepat, klien mampu
menyebutkan hari pada saat pengkajian, tempat pada saat pengkajian, dan
beberapa nama perawat dan pasien yang ada di bangsal Dewi Arimbi.
masa lalu yang dialaminya. Klien mampu membaca, menulis tulisan dan
didalam ruangan.
disediakan oleh rumah sakit, rambut klien pendek dan berwarna agak
kuku tangan dan kuku kaki terlihat pendek dan bersih, gigi klien putih
dan bersih, klien mandi dua kali sehari. Klien berbicara dengan keras dan
dan kembali bersama suaminya. Saat berinteraksi klien masih belum bisa
mana.
Orientasi waktu, tempat dan orang tepat, klien mampu
menyebutkan hari pada saat pengkajian, tempat pada saat pengkajian, dan
beberapa nama perawat dan pasien yang ada di bangsal Dewi Arimbi.
masa lalu yang dialaminya. Klien mampu membaca, menulis tulisan dan
didalam ruangan.
klien tidak tercecer, klien juga menunjukkan kesopanan pada saat makan.
Klien mandi 2 kali sehari dan memakai shampoo 2 kali seminggu. Klien
mampu BAB dan BAK dikamar mandi. Klien berpakaian rapi dan klien
dalam tidur. Klien biasanya tidur siang dari pukul 13.00 – 14.30 WIB,
sedangkan klien tidur malam dari pukul 20.00 – 04.30 WIB. Di bangsal
klien tidak tercecer, klien juga menunjukkan kesopanan pada saat makan.
Klien mandi 2 kali sehari dan memakai shampoo 2 kali seminggu. Klien
mampu BAB dan BAK dikamar mandi. Klien berpakaian rapi dan klien
dalam tidur. Klien biasanya tidur siang dari pukul 13.00 – 15.00 WIB,
sedangkan klien tidur malam dari pukul 21.00 – 05.00 WIB.Di bangsal
seperti berikut :
j. Pengetahuan
malu untuk bercakap-cakap dengan orang lain dan klien merasa kurang
k. Aspek medis
1) Klien 1, Ny. T
a) Serequel 300 mg
2) Klien 2, Ny. Y
a) Serequel 300mg
2. Analisa data
tidak bisa mengatur waktu kerjanya sehingga merasa lelah dan merasa
suaminya, klien merasa sedih jika teringat anak dan suaminya, klien merasa
dengan orang lain, klien merasa kurang mampu mengimbangi orang lain.
Selain data subjektif, didapat juga data objektif dari klien 1 seperti
klien berbicara pelan dan tampak tenang namun masih belum bisa
mana, klien tampak sedikit lesu namun dapat beraktivitas biasa, klien
terlihat sedikit murung dan ekspresi wajah datar, klien lebih suka
subjektif dari klien 2 seperti klien merasa cemburu dengan suaminya dan
sempat bertengkar, klien mengatakan jadi malas mengurus bayinya, klien
merasa bersalah dengan suaminya dan belum dapat merawat anaknya, klien
kadang sedih jika teringat suami dan anaknya, klien merasa belum bisa
menjadi istri dan ibu yang baik, klien mengatakan hampir tidak pernah
menyendiri,duek dengan tetangga dan jarang keluar rumah, klien lebih suka
menyendiri, klien merasa gagal menjadi istri dan ibu, klien mengatakan
Selain itu didapatkan data objektif dari klien 2 seperti saat dibangsal
klien sedikit pendiam, klien tampak lesu dan kadang terlihat bingung, klien
lebih suka menyendiri, klien tampak cuek dengan teman di rumah sakit,
3. Diagnosa keperawatan
Januari 2018 pukul 11.30 WIB, didapatkan diagnosa yaitu harga diri rendah
situasional.
Berdasarkan analisa data klien 2 yang dilakukan pada tanggal 8
Januari 2018 pukul 11.30 WIB, didapatkan diagnosa yaitu harga diri rendah
situasional.
memiliki tujuan umum yang akan dicapai yaitu setelah dilakukan tindakan
dan nyaman, ada penerimaan diri, ada kontak mata, klien mencapai tingkat
pendek dan jangka panjang, bantu klien menilai kemampuan yang dapat
akan dilatih, latih kemampuan yang dipilih klien, bantu klien menyusun
jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih, dukung aktivitas-aktivitas
5. Implementasi keperawatan
percaya dengan klien, menanyakan nama klien dan nama pangilan klien,
aspek positif yang dimiliki klien, membuat rencana tindak lanjut untuk
memberi pujian atas kegiatan yang telah klien lakukan, membantu klien
bahwa klien dapat melakukan apa yang orang lain lakukan, membuat
mengenai harga diri, menyapa klien dan menanyakan perasaan klien hari
memberi pujian atas kegiatan yang telah klien lakukan, membantu klien
selanjutnya.
pertemuan selanjutnya.
diri, mengeksplorasi kritik diri pada klien, melakukan kontrak waktu dan
pertemuan selanjutnya.
piring dan menyetrika baju, memberi pujian klien atas kegiatan yang
selanjutnya.
yang telah klien lakukan sesuai dengan jadwal kegiatan harian yang telah
yang telah klien lakukan, mengevaluasi kegiatan positif yang telah klien
6. Evaluasi
lantai
istri yang baik dan gagal merawat anaknya. Klien mengatakan dirinya
tidak mampu melakukan apa-apa seperti orang lain. Klien merasa tidak
menyapu lantai
mata klien mudah beralih. Klien tampak tersenyum saat diberi pujian.
mengepel lantai
suami dan anaknya, klien mengatakan merasa gagal sebagai istri dan ibu
dari suami dan anaknya, klien mengatakan sedih jika teringat suami
senang saat dilatih menyapu lantai, klien tampak menyapu lantai dengan
baik, kontak mata klien dengan perawat masih mudah beralih, klien
tersenyum saat diberi pujian. Masalah harga diri rendah klien 2 belum
harian
kegiatan harian
9) Beri reinforcement atau pujian positif motivasi klien bahwa klien
belum begitu bisa mengepel lantai. Klien tampak masih sedikit murung,
bertahan, sesekali pandangan klien beralih, klien bicara pelan dan tenang,
klien tampak senyum saat diberi pujian. Masalah harga diri rendha
telah diajarkan
dan tidak begitu merasa bersalah dengan suami dan anaknya, klien
merasa sudah dapat seperti orang lain walau kemampuan yang dimiliki
kontak mata klien masih mudah beralih, klien tampak mampu melakukan
kegiatan mengepel lantai dengan baik, klien tersenyum saat diberi pujian.
piring
sampai akhir, kontak mata mulai dipertahankan, suara klien mulai keras
dan tenang, klien tampak seenang diberi pujian. Masalah harga diri
telah dilatih
keempat adalah klien mengatakan tidak begitu sedih dan susah begitu
dan benar, klien ikut serta dalam terapi kaktivitas kelompok dari awal
hingga akhir, klien tampak lebih ceria, kontak mata klien mulai dapat
klien tampak senang saat diberi pujian. Masalah harga diri rendah pada
harian
adalah klien mengatakan dirinya lebih baik dan merasa telah dapat
ceria dan senang, klien bersemangat untuk pulang, klien tersenyum saat
diberi pujian. Skor RSES didapatkan 18. Masalah harga diri rendah klien
lainnya. Skor RSES didapatkan 17. Masalah harga diri rendah teratasi
B. Pembahasan
Pada bagian ini membahas mengenai temuan yang peneliti temukan dari
harga diri rendah di bangsal Arimbi RSJ Prof. dr. Soerojo Magelang dan akan
dibandingkan dengan sumber-sumber yang relevan. Temuan yang ditemui
kemunikasi dari dua klien. Pada saat berkomunikasi dengan klien 1, klien 1
individu seperti pendapat Gordon Alport bahwa setiap individu itu berbeda
antara individu satu dengan individu yang lain sehingga respon antara satu
klien dengan klien yang lain berbeda pada saat dilakukan pengkajian.
ekstrovert akan cenderung lebih mudah bersosial dan mudah percaya dengan
perasaan sendiri dan lebih rahasia. Pada klien 1 ditemukan keterbukaan untuk
menunjukkan bahwa individu yang mampu dalam membuka diri akan dapat
kolaborasi tes kepribadian seperti penelitian dari Sri Astuti (2006) bahwa
yang dimilikinya. Selain itu, perbedaan skor dari pengkajian RSES kedua klien
skor 13,sedangkan klien 2 mendapat skor 12. Skor yang hampir sama membuat
peneliti mengelompokan kedua klien kedalam tingkat harga diri rendah yang
harga diri rendah seperti yang diungkapakn Feltzer Institue (2003), tingkat
keburukan harga diri rendah dapat dilihat dari perubahan kebiasaan yang
mencolok pada individu tersebut, namun juga dilihat dari hasil pengkajian
RSES dari individu tersebut. Pada individu dengan skor RSES 13-15
harga diri rendah dengan tingkat sedang, dan kurang dari 9 merupakan harga
temuan karena perbedaan data yang menunjang dari kedua klien. Peneliti
NANDA 2015 yaitu munculnya persepsi negatif tentang makna diri sebagai
respon terhadap situasi ini. Sedangkan untuk menegakkan diagnosa
evaluasi diri/ perasaan negatif tentang diri sendiri atau kemapuan diri yang
gangguan jiwa namun sempat sembuh dan mengalami lagi tetap dimasukkan ke
dalam diagnosa harga diri rendah situasional karena sesuai teori NANDA
bahwa perasaan negatif pada dirinya muncul sebagai respon pada saat itu pula
dan bukan suatu respon dalam jangka waktu yang lama meskipun pernah
keadaan dan kondisi klien sesuai dengan batasan karakteristik yang ditetapkan
dihadapi oleh klien dan dikategorikan sesuai etiologi serta sympton. Nurjannah
bahwa penegakkan diagnosa dapat tidak akurat karena berbagai faktor seperti
klien ialah perbedaan respon hasil pengkajian kedua klien sehingga ada
satu dengan klien yang lain akan berbeda jika permasalahan yang dihadapi tiap
klien berbeda serta tujuan yang dirancang disesuaikan dengan keadaan klien
saat itu juga. Dengan rumusan tujuan yang berbeda dan kemampuan setiap
klien yang berbeda maka intervensi tindakan untuk setiap individu akan
diberikan, namun kriteria ini disesuaikan dengan kondisi klien sehingga dapat
intervensi tindakan yaitu disesuaikan dengan kondisi dan keadaan klien serta
C. Keterbatasan
berkolaborasi tes kepribadian untuk menggali tipe kepribadian dari klien agar
mudah dalam memilih pendekatan seperti apa yang akan diigunakan saat
pengkajian.
BAB V
A. Simpulan
keperawatan dari pengkajian hingga evaluasi pada Ny.T dan Ny.Y dengan
masalah keperawatan harga diri rendah di bangsal Arimbi RSJ Prof. dr.
adalah perbedaan respon antara klien 1 dan klien 2, dengan begitu solusi yang
memahami tipe seperti apakah klien. Dengan kolaborasi tes kepribadian maka
diri rendah, sedangkan peneliti menggolongkan kedalam harga diri yang sama.
data penunjang kedua klien yang mmbuat kebimbangan peneliti untuk memilih
diagosa harga diri rendah situasional atau harga diri rendah kronik dikarenakan
salah satu klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya. Untuk itu solusi
intervensi tujuan dan intervensi tindakan. Solusi yang ditawarkan ialah dengan
melihat kondisi yang sesuai dengan kriteria yang akan ditentukan dan
Pada tahap evaluasi terdapat perubahan skore RSES dari kedua klien,
B. Saran
menentukan teknik yang tepat untuk klien tersebut. Serta dalam melakukan
pengkajian dan evaluasi pada klien dengan masalah harga diri rendah
menilai tingkat harga diri klien. Selain itu, dalam melaksanakan tindakan
rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan, D. & Rusdi., (2013), Keperawatan Jiwa Konsep dan Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Jiwa, Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Direja, A.H.S., (2011), Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa, Yogyakarta: Nuha
Medika.
Stuart, Gail W. (2013). Buku Saku Keperawattan Jiwa. Edisi 5. Jakarta : EGC.
Suerni, Titik., Budi Anna Keliat., Novy Helen C.D. (2013). Penerapan Terapi
Kognitif Dan Psikoedukasi Keluarga Pada Klien Harga Diri Rendah Di
Ruang Yudistira Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2013.
Jurnal Keperawatan Jiwa.
Wakhid, Abdul., Achir Yani S. Hamid., Novy Helena CD. (2013). Penerapan
Terapi Latihan Ketrampilan Sosial Pada Klien Isolasi Sosial Dan Harga
Diri Rendah Dengan Pendekatan Model Hubungan Interpersonal Peplau Di
Rs Dr Marzoeki Mahdi Bogor. Jurnal Keperawatan.
Yosep,Iyus & Titin Sutini. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa Dan Advance
Mental Health Nursing. Bandung : Pt Refika Aditama.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : klien menyukai bentukk tubuhnya
b. Identitas diri :perempuan 29 tahun, bekerja sebagai asisten
apoteker, memiliki 1 suami dan 1 anak, tinggal bersama suami dan
anak
c. Peran : klien merasa bodoh dan tidak mampu mengelola
pekerjaannya
d. Ideal diri :klien ingin membuat taman untuk tanaman hias
e. Harga diri : klien merasa malu dan minder
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : suami dan anaknya
b. Peran kegiatan kelompok : ikut serta dalam arisan ibu-ibu
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : klien terkadang
merasa malu untuk berbicara dengan orang lain
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : klien beragama islam
b. Kegiatan ibadah : klien sholat 5 waktu dan mengaji
VI. Status mental
1. Penampilan
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
2. Pembicaraan
Cepat Keras
Gagap Inkohoren
Apatis Lambat
Membisu V tidak mampu memulai
Keterangan : klien berbicara pelan, kontak mata tampak berpindah
pindah
3. Aktivitas motorik
V Lesu Tik
Tegang Grimasen
Gelisah Tremor
Agitasi Kompulsif
V Sedih Khawatir
Putus asa
Keterangan : klien mengatakan rindu dengan keluarga dan merasa
sedih jika teringat
5. Afek
V Datar Labil
7. Persepsi
Pendengaran Pengecapan
Penglihatan Penghiduan
Perabaan
Keterangan : -
8. Proses Pikir
Tangensial Blocking
Keterangan :
9. Isi Pikir
Obsesi Depersonalisasi
Keterangan :
10. Waham
Agama Nihilistic
Keterangan :
12. Orientasi
13. Memori
Konfabulasi
Mengingkari penyakit
2. BAB/BAK
3. Mandi
4. Berpakaian/berhias
6. Penggunaan obat
7. Pemeliharaan Kesehatan
Belanja V Ya Tidak
Transportasi V Ya Tidak
Lain-lain Ya Tidak
Adaptif Maladaptif
V Coping Obat-obatan
Lainnya
XVI. Psikososial
5. Genogram
6. Konsep diri
f. Gambaran diri : klien menyukai bentukk tubuhnya
g. Identitas diri :perempuan 30 tahun, baru melahirkan 3 bulan yang
lalu, pernah bekerja di garmen 2 tahun lalu, tinggal dengan orang
tua dan suami yang kedua
h. Peran : klien merasa bersalah dengan suaminya dan
merasa gagal jadi ibu dan istri
i. Ideal diri :klien ingin merawat bayinya dan meneruskan usaha
orang tuanya
j. Harga diri : klien merasa bersalah pada suami dan merasa
gagal sebagai ibu dan iistri
7. Hubungan sosial
d. Orang yang berarti : suami dan anaknya
e. Peran kegiatan kelompok : jarang keluar, dan tidak ikut kegiatan
masyarakat
f. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : klien tampak
sering diam
8. Spiritual
c. Nilai dan keyakinan : klien beragama islam
d. Kegiatan ibadah : klien sholat 5 waktu
XVII. Status mental
16. Penampilan
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Keterangan : Klien berpakaian rapi
17. Pembicaraan
Cepat Keras
Gagap Inkohoren
Apatis Lambat
Membisu tidak mampu memulai
Keterangan : klien berbicara keras, tenang dan kontak mata tampak
berpindah pindah
18. Aktivitas motorik
V Lesu Tik
Tegang Grimasen
Gelisah Tremor
Agitasi Kompulsif
Sedih V Khawatir
Putus asa
Keterangan : klien mengatakan rindu dengan keluarga dan merasa
sedih jika teringat keluarganya
20. Afek
V Datar Labil
V
Tumpul Tidak sesuai
beralih
22. Persepsi
V Pendengaran Pengecapan
Penglihatan Penghiduan
Perabaan
Tangensial Blocking
Keterangan :
Obsesi Depersonalisasi
V
Fobia Ide yang terkait
Keterangan :
25. Waham
Agama Nihilistic
Keterangan :
27. Orientasi
28. Memori
Konfabulasi
Mengingkari penyakit
11. BAB/BAK
12. Mandi
13. Berpakaian/berhias
Belanja V Ya Tidak
Transportasi V Ya Tidak
Lain-lain Ya Tidak
Adaptif Maladaptif
V Coping Obat-obatan
Lainnya
A. Identitas diri
1. Nama : Etika Wahyuningsih
2. NIM : P1337420515073
3. Tanggal lahir :10 Juli 1998
4. Tempat lahir : Kab. Magelang
5. Jenis kelamin : Perempuan
6. Alamat Rumah :
a. Kelurahan : Sawangargo
b. Kecamatan : Salaman
c. Kabupaten : Magelang
d. Propinsi : Jawa Tengah
7. Telpon :
a. Email : tikawahyu06@gmail.com
b. No.telpon : 085712435373
B. Riwayat pendidikan
Etika Wahyuningsih
P133742051073