Anda di halaman 1dari 65

PROPOSAL PENELITIAN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEJADIAN


HIPERTENSI PADA LANSIA DI DESA BAKONG
KECAMATAN SINKEP BARAT
KABUPATEN LINGGA
TAHUN 2023

Oleh:

Radiansyah
162212054

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
TANJUNGPINANG
2023

i
LEMBAR PERSETUJUAN

DIPERSYARATKAN UNTUK UJIAN PROPOSAL

Pembimbing I Pembimbing II

( (Dr. Nur Meity S.A., S.Kep., Ns., M.Kep) (Hotmaria Julia D.S, S.Kep., Ns., M.Kep)
NIK: 11048 NIK: 11066

Tanjungpinang, Maret 2022

Mengetahui
Kepala Program Studi S1 Keperawatan
Stikes Hang Tuah Tanjungpinang

(Zakiah Rahman, S.Kep, Ns, M.Kep)


NIK: 11085

Nama : Radiansyah
NIM : 162212054
Tahun Akademik : 2022/2023

iii
iv

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Hipertensi


Pada Lansia di Desa Bakong Kecamatan Singkep Barat
Kabupaten Lingga
Penulis : Radiansyah
NIM : 162212054
Program Studi : S1 Keperawatan
Tahun Akademik : 2022/2023

TIM PENGUJI

Penguji I

: (Zuraidah, S.Kep., Ns., M.Kes)

Penguji II

: (Dr. Nur Meity S.A., S.Kep., Ns., M.Kep)


Penguji III

: {Hotmaria Julia D.S, S.Kep., Ns., M.Kep)

iv
v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang

telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan penyusunan proposal penelitian dengan berjudul “Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Desa Bakong Kecamatan

Singkep Barat Kabupaten Lingga tepat pada waktunya.

Proposal ini dibuat sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar

sarjana Keperawatan dalam menyelesaikan pendidikan di Stikes Hang Tuah

Tanjungpinang. Pembuatan proposal ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan

dari semua pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih Kepada :

1. Kolonel Laut (Purn) Ibu Wiwiek Liestyaningrum, S.Kp, M.Kep selaku Ketua

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Tanjungpinang.

2. Ibu Zakiah Rahman., S.Kep, Ns.,M.Kep selaku kaprodi S-1 keperawatan

terimakasih atas bimbingan ilmu dan dorongan yang telah di berikan

3. Ibu Dr. Nur Meity S.A., S.Kep., Ns., M.Kep. selaku pembimbing 1 yang

sudah meluangkan waktu saran dan pikiran demi keberhasilan proposal ini

Serta terimakasih atas bimbingan ilmu dan dorongan yang telah di berikan

4. Ibu Hotmaria Julia D.S, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku pembimbing 2 yang

sudah memberikan waktu kritik dan saran demi keberhasilan proposal

ini.serta terimakasih atas bimbingan ilmu dan dorongan yang telah di berikan

5. Bapak/ibu dosen dan staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah

Tanjungpinang yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan,

nasehat serta dukungan selama perkuliahan.

v
vi

6. Terimakasih untuk keluarga tercinta Istri dan putri tercinta yang telah

memberikan segala dukungan moral, spiritual dan material, serta doa yang

selalu dipanjatkan untuk penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Proposal penelitian ini dengan sebaiknya.

7. Rekan-rekan seperjuangan Angkatan XVI Sarjana Keperawatan Program Non

reguler Stikes Hang Tuah Tanjungpinang yang telah memberikan dorongan,

bantuan dan kerjasama dalam penyusunan Proposal ini

8. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatuan

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Proposal ini masih

jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran ataupun

kritikan yang membangun demi kesempurnaan peneliti ini kedepannya.

Sehingga, dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan.

Tanjungpinang, Maret 2023

Radianyah

vi
vii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................................ii
LEMBAR PENGASAHAN ..........................................................................................iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................................v
DAFTAR TABEL..........................................................................................................vii
DATAR GAMBAR .....................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................x
BAB I PENDUHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................................7
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................13
C. Tujuan Peneltian..................................................................................................14
D. Manfaat Penelitian ..............................................................................................15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................16
A. Konsep Teori ......................................................................................................16
1. Konsep Hipertensi.........................................................................................16
2. Konsep Lansia...............................................................................................29
B. Karangka Teori....................................................................................................34
C. Karangka Konsep................................................................................................36
D. Hipotesis..............................................................................................................36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................37
A. Desain Penelitian.................................................................................................37
B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................37
C. Populasi dan Sampel............................................................................................38
D. Vatiabel Penelitian dan Definisi Oprasional........................................................40
E. Teknik Pengumpulan Data..................................................................................43
F. Alat pengumpulan Data .....................................................................................44
G. Uji Validitas dan Reabilitas.................................................................................45
H. Teknik analisa Data ............................................................................................47
I. Pertimbangan Etilk..............................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................50

vii
viii

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekana Darah................................................................................19
Tabel 3.1 Definisi Oprasional..........................................................................................46

viii
ix

DATAR GAMBAR
Gambar 2.1 Karangka Teori..................................................................................39
Gamar 2.2 Karangka Konsep ................................................................................40

ix
x

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Konsultas Pembimbing 1
Lampiran 2 Konultasi Pembing 2
Lampiran 2 Lembar Observasi

x
xi

xi
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi sering disebut juga “silent killer” atau pembunuh

senyap karena penderita biasanya tidak mendapatkan gejala sebelum

memeriksa tekanan darah (Tawenda, 2019). Hal tersebut dapat terjadi

karena jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi

kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Jika dibiarkan, penyakit ini dapat

mengganggu fungsi organ-organ lain, terutama organ-organ vital

(Kemenkes RI, 2018). Apabila terjadi hipertensi dalam jangka waktu lama

bisa memicu stroke, serangan jantung, gagal jantung dan menjadi

penyebab utama gagal ginjal kronik (Herlambang, 2018).

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada

tahun 2019, hipertensi menyerang 22% dari jumlah penduduk dunia atau

sekitar 1,2 Miliar orang. Wilayah Afrika memiliki prevalensi hipertensi

tertinggi sebesar 27%. Asia Tenggara berada diposisi ketiga tertinggi

dengan prevalensi sebesar 25% terhadap total penduduk. Masalah

hipertensi mengalami peningkatan jumlah kasus yang signifikan.

Peningkatan jumlah penderita hipertensi terutama terjadi pada golongan

usia yang relatif muda, yaitu : kelompok usia 18—24 tahun sebesar 13.2%,

kelompok usia 25—34 tahun sebesar 20.1%, dan pada kelompok usia 35-

44 tahun sebesar 31.6%. ( WHO, 2019).


2

Di Indonesia hipertensi menjadi penyebab kematian nomor 3

setelah stroke dan tuberkulosis dengan jumlah penderita hipertensi

sebanyak 63.309.620 jiwa dari seluruh penduduk Indonesia, dengan angka

kematian sebesar 427.218 jiwa akibat hipertensi. Secara nasional hasil

Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi penduduk dengan tekanan

darah tinggi sebesar 34,11%. Prevalensi tekanan darah tinggi pada

perempuan 36,85% lebih tinggi dibanding dengan laki-laki 31,34%

(Kemenkes RI, 2019).

Untuk di Provinsi Kepulauan Riau data pada tahun 2019 sebesar

28,2% (dengan perhitungan 139.160 kasus hipertensi berbanding 492.980

jumlah penduduk yang diukur tekanan darahnya dikali 100%) lebih rendah

berbanding hipertensi nasional (34,1%) (LKIP Provinsi Kepri, 2019).

Prevalensi hipertensi di Kepulauan Riau nomor 4 (empat) terendah

nasional. Secara prevalensi hipertensi di Kepulauan Riau cukup rendah

namun penanganan dan pencegahan hipertensi harus dimaksimalkan, hal

ini terkait dengan upaya kontrol keteraturan konsumsi obat hipertensi dan

kesadaran mengukur tekanan darah secara rutin di masyarakat (LKIP

Provinsi Kepri, 2019).

Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga penyakit

hipertensi menjadi urutan pertama dengan jumlah kasus sebanyak 16,5%

dari total penduduk usia lebih dari 18 tahun sebanyak 1.359 orang. Tahun

2021 angka prevalensi hipertensi di desa bakong dengan jumlah 716 kasus

dan terjadi peningkatan setiap tahun dengan jumlah 811 kasus (Dinas

Kesehatan, 2021)
3

Meningkatnya kejadian penyakit tidak menular khususnya

hipertensi secara global menyebabkan komplikasi yang berdampak buruk

bagi kesehatan serta berdampak pada meningkatnya pembiayaan kesehatan

yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hipertensi apabila tidak diobati dan

ditanggulangi dalam waktu yang panjang akan menyebabkan kerusakan

arteri di dalam tubuh sampai organ yang mendapat suplai darah dari arteri

tersebut. Setiap pasien yang menderita hipertensi harus mengontrol

hipertensi karena merupakan pembunuh yang mematikan. Gejala yang

dialami bisa bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama

dengan penyakit lainya. Gejala tersebut adalah sakit kepala berat di

tengkuk, mumer (vertigo), jantung berdebar debar mudah lelah

pengelihatan kabur, telingga berdenging dan mimisan (kemenkes RI,

2018).

Pengukuran tekanan darah merupakan salah satu kegiatan deteksi

dini terhadap faktor risiko PTM seperti hipertensi, stroke, jantung, dan

penyakit pembuluh darah lainnya. Jumlah penduduk berisiko (>15 tahun)

yang telah melakukan pengukuran tekanan darah pada tahun 2018 tercatat

sebanyak 9.099.756 atau 15,14% dinyatakan hipertensi (tekanan darah

tinggi). Berdasarkan jenis kelamin, persentase pada kelompok perempuan

lebih tinggi dibandingkan pada kelompok laki-laki yaitu 14:15 persen.

Hipertensi terikat dengan perilaku dan pola hidup. Pengendalian

hipertensi dilakukan dengan perubahan perilaku antara lain menghindari

asap rokok, diet sehat, rajin aktivitas fisik, dan tidak mengkonsumsi

alkohol.
4

Faktor resiko hipertensi dapat dibedakan atas faktor yang dapat

dimodifikasi (dapat dikontrol) dan tidak dapat dimodifikasi (tidak dapat

dikontrol) (Ekarini et al., 2020). Faktor yang dapat dimodifikasi antara lain

gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, kurang berolahraga, merokok,

konsumsi garam berlebihan, makanan cepat saji, stress, dan kebiasaan

konsumsi beralkohol, serta faktor yang tidak dapat dimodifikasi seperti

keturunan, jenis kelamin dan usia (LeMone, 2016).

Faktor-faktor lain berhubungan dengan hipertensi adalah faktor

genetik, umur, jenis kelamin, obesitas, asupan garam, kebiasaan merokok

dan aktifitas fisik. Individu dengan riwayat keluarga hipertensi

mempunyai resiko 2 kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada

orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.

Hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia, dan pria memiliki

resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal. Obesitas juga

dapat meningkatkan kejadian hipertensi, hal ini disebabkan lemak dapat

menimbulkan sumbatan pada pembuluh darah sehingga dapat

meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Asupan garam yang tinggi

akan menyebabkan pengeluaran kelebihan dari hormon natriouretik yang

secara tidak langsung akan meningkatkan tekanan darah. Asupan garam

antara 5-15 gram perhari juga dapat meningkatkan prevalensi hipertensi

sebesar 15-20%. Kebiasaan merokok berpengaruh dalam meningkatkan

resiko hipertensi walaupun mekanisme timbulnya hipertensi belum

diketahui secara pasti.(Lina, 2016).


5

Pola makan yang salah merupakan salah satu faktor resiko yang

meningkatkan penyakit hipertensi. Junk food sebagai penyumbang utama

terjadinya hipertensi. Kelebihan asupan lemak mengakibatkan kadar lemak

dalam tubuh meningkat, terutama kolesterol yang menyebabkan kenaikan

berat badan sehingga volume darah mengalami peningkatan tekanan yang

lebih besar. Kelebihan asupan natrium akan meningkatkan ekstraseluler

menyebabkan volume darah yang berdampak pada timbulnya hipertensi.

Kurangnya mengkonsumsi sumber makanan yang mengandung kalium

mengakibatkan jumlah natrium menumpuk dan akan meningkatkan resiko

hipertensi (Junaedi, dkk. 2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Angelina et al., (2021),

menyebutkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan merokok terhadap

kejadian hipertensi responden dengan kebiasaan merokok memiliki risiko

lebih tinggi untuk terjadi hipertensi dibandingkan dengan responden yang

tidak merokok. Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan

perifer. Penelitian lain oleh Rihiantoro & Widodo (2018) menunjukan

adanya hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi, pola makan

buruk berisiko mengalami hipertensi dibandingkan dengan pola makan

baik.

Kusariana & Manik (2020), menyebutkan bahwa jenis kandungan

makanan yang mampu memicu peningkatan tekanan darah tinggi yaitu

tinggi natrium, tinggi lemak, penyedap makanan. Berdasarkan

penelitiannya ada hubungan yang signifikan dari jenis makanan diatas

yang dapat mempengaruhi tekanan darah sistolik dari responden.


6

Patenrengi (2020) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa riwayat

genetik dapat menyebabkan kejadian hipertensi. Responden yang

mempunyai keturunan memiliki penyakit hipertensi lebih besar daripada

yang tidak mempunyai keturunan. Penelitian lain yang dilakukan

Ramadhani (2021) menyebutkan bahwa ada hubungan faktor stress

dengan kejadian hipertensi.

Komplikasi hipertensi semakin meningkat dan dapat berakibat fatal

bila tidak segera dicegah dan ditangani dengan segera terutama pada usia

dewasa. Dampak yang ditimbulkan oleh hipertensi sangat luas dan dijuluki

silent killer karena pada umumnya tanpa keluhan dan mengakibatkan

kematian mendadak bagi penderitanya (Ekaningrum, 2021). Apabila tidak

ditangani dengan baik hipertensi akan menjadi faktor risiko utama untuk

terjadinya penyakit kardiovaskular yang dapat menyebabkan stroke, infark

miokard, gagal jantung, demensia, gagal ginjal, dan gangguan penglihatan,

kondisi ini dapat menjadi beban, baik dari segi finansial, karena

berkurangnya produktivitas sumber daya manusia akibat komplikasi

penyakit ini, maupun dari segi sistem kesehatan, selain itu juga terjadi

gangguan pada sistem transportasi oksigen dan karbondioksida (Junaedi,

2016).

Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari 152 orang responden di

desa bakong responden yang mengalami hipertensi menemukan bahwa

faktor – faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada usia dewasa

menengah yaitu jenis kelamin, riwayat keluarga, aktivitas fisik, konsumsi

alkohol, kebiasaan merokok, pola makan, dan stress. Berdasarkan hasil


7

studi pendahuluan ditemukan bahwa pasien yang paling banyak

melakukan pemeriksaan tekanan darah setiap bulan adalah pasien usia

dewasa menengah yaitu usia 40-65 tahun, sehingga selalu diketahui

tekanan darahnya. Pada tahun 2021 dari bulan januari sampai dengan

Desember pada dewasa menengah sebanyak 47 kasus, sedangkan pada

tahun 2022 dari bulan januari sampai dengan Oktober kejadian hipertensi

pada dewasa menengah meningkat menjadi 105 kasus.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil

judul penelitian yaitu: Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian

hipertensi pada lansia di desa bakong kecamatan singkep barat kabupaten

lingga tahun 2023.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar Bbelakang diatas rumusan masalah dari

penelitian ini yaitu ‘’Apakah ada faktor-faktor yang mempengaruhi

kejadian hpertensi pada lansa di desa bakong kecamatan singkep barat

kabupaten lingga tahun 2023?’

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi kejadian hipertensi pada lansia di desa bakong

kecamatan singkep barat kabupaten lingga tahun 2023?

2. Tujuan khusus.
8

a. Diketahui gambaran demogramfi responden berdasarkan jenis

kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan.

b. Diketahui hubungan genetik dengan hejadian hipertensi

c. Diketahui hubungan usia yang mempengaruhi kejadian hipertensi

d. Diketahui hubungan jenis kelamin yang mempengaruhi kejadian

Hipertensi

e. Diketahui hubungan berat badan yang mempengaruhi kejadian

Hipertensi

f. Diketahui hubungan merokok yang mempengaruhi kejadian

Hipertensi

g. Menganalisa factor yang paling mempengaruhi kejadian hipertensi

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Aplikasi

a. Bagi Ilmu Keperawatan

Diharapkan penelitian ini berguna untuk perkembangan

ilmu keperawatan dan sebagai sumber informasi dan pengetahuan

bagi peneliti terkait dengan penyakit hipertensi

b. Bagi Pelayanan Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi

Rumah Sakit, dan Puskesmas setempat untuk lebih meningkatkan

program-program terkait pencegahan dan penanganan pada

penyakit hipertensi.
9

c. Bagi Peneliti

Menambah pengalaman dan meningkatkan wawasan ilmu

pengetahuan mengenai penelitian yang berhubungan dengan

penyakit hipertensi

2. Manfaat Akademik

Penelitian ini bermanfaat sebagai sumber pustaka dan referensi

untuk meningkatkan pengetahuan dalam melakukan Faktor-Faktor

yang mempengaruhi kejadian Hipertensi pada Lansia di Desa Bakong

KecamatanSingkep Barat Kabupaten Lingga Tahun 2023


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori

1. Konsep Hipertensi

a. Definisi

Hipertensi adalah suatu keadaan kronis yang ditandai dengan

meningkatnya tekanan darah pada dinding pembuluh darah arteri.

Keadaan tersebut mengakibatkan jantung bekerja lebih keras untuk

mengedarkan darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Hal ini

dapat mengganggu aliran darah, merusak pembuluh darah, bahkan

menyebabkan penyakit degeneratif, hingga kematian. Seseorang

dikatakan hipertensi jika pemeriksaan tekanan darah menunjukkan

hasil di atas 140/90 mmHg atau lebih dalam keadaan istirahat, dengan

dua kali pemeriksaan dan selang waktu lima menit. Dalam hal ini 140

menunjukkan tekanan sistolik dan 90 menunjukkan tekanan diastolik

(Indah, 2017)

Hipertensi disebut sebagai silent killer atau pembunuh diam-

diam karena penyakit ini tidak memiliki gejala yang spesifik, dapat

menyerang siapa saja, kapan saja, serta dapat menimbulkan penyakit

degeneratif, hingga kematian. Hipertensi biasanya tidak disadari oleh

masyarakat karena gejalanya yang belum jelas dan menyerupai

keluhan kesehatan pada umumnya. Penderita baru mengetahui bahwa

dirinya terserang hipertensi setelah dilakukan pemeriksaan tekanan

darah, atau setelah timbul penyakit lain. Dalam hal ini, tidak menutup
7

kemungkinan bahwa kejadian hipertensi dalam masyarakat akan

mengalami peningkatan. Untuk itu, deteksi dini penting dilakukan

dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah rutin dirumah atau

pelayanan kesehatan primer (Indah, 2017).

Hipertensi adalah daya dorong darah ke seluruh dinding

pembuluh darah pada permukaan yang tertutup. Tekanan darah

biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan

diastolik memakai nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60

mmHg hingga 140/90 mmHg. Rata-rata tekanan darah normal

umumnya 120/80 mmHg (Smeltzer, S. C dan Barre, 2017).

Hipertensi merupakan keadaan peningkatan tekanan darah baik

sistolik Maupun diastolik yang sama atau lebih dari 140/90mmhg.

Hipertensi merupakan factor resiko 6.905 kali lebih besar

dibandingkan yang tidak hipertensi. Hipertensi mengakibatkan

pecahnya maupun penyemitan pembuluh darah ke otak. Apabila

pembuluh darah ke otak pecah maka aliran darah ke otak akan

terganggu dan menyebabkan kematian (Masriadi, 2019)

Hipertensi dapat dikategorikan sebagai the silent disesase

karena tanda dan gejalanya bervariasi dan hampir sama dengan gejala

penyakit lainnya. Dimana penderita tidak menyadari mengidap

penyakit hipertensi sehingga apabila di biarkan akan memicu

terjadinya stroke serangan jantung dan kematian (Tribowo, 2017)

b. Klasifikasi
Tabel 2.1
Klasifikasi Tekanan Darah
Klasifikasi TD TD TD
8

(Sistolik, mmHg) (Diastolik, mmHg)


Normal <12 <80
0
Pra hipertensi 120-139 <80
Hipertensi Stadium I 140-159 80-90
Hipertensi Stadium II >160 >90
Hipertensi Stadium III >18 >120
0

Sumber : (AHA, 2018)

c. Etiologi

Etiologi Hipertensi Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi

menjadi 2 golongan

1) Hipertensi primer (esensial)

Hipertensi primer adalah hipertensi esensial atau hipertensi

yang 90% tidak diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang

diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi esensial

diantaranya :

a) Genetik Individu dengan keluarga hipertensi memiliki potensi

lebih tinggi mendapatkan penyakit hipertensi.

b) Jenis kelamin dan usia Lelaki berusia 35-50 tahun dan wanita

yang telah menopause berisiko tinggi mengalami penyakit

hipertensi.

c) Diit konsumsi tinggi garam atau kandungan lemak. Konsumsi

garam yang tinggi atau konsumsi makanan dengan kandungan


9

lemak yang tinggi secara langsung berkaitan dengan

berkembangnya penyakit hipertensi

d) Berat badan obesitas Berat badan yang 25% melebihi berat

badan ideal sering dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi

e) Gaya hidup merokok dan konsumsi alkohol Merokok dan

konsumsi alkohol sering dikaitkan dengan berkembangnya

hipertensi karena reaksi bahan atau zat yang terkandung dalam

keduanya.

2) Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang diketahui

penyebabnya. Hipertensi sekunder disebabkan oleh beberapa

penyakit, yaitu :

a) Coarctationaorta, yaitu penyempitan aorta congenital yang

mungkin terjadi beberapa tingkat pada aorta toraksi atau aorta

abdominal. Penyembitan pada aorta tersebut dapat

menghambat aliran darah sehingga terjadi peningkatan tekanan

darah diatas area kontriksi.

b) Penyakit parenkim dan vaskular ginjal. Penyakit ini merupakan

penyakit utama penyebab hipertensi sekunder. Hipertensi

renovaskuler berhubungan dengan penyempitan

c) satu atau lebih arteri besar, yang secara langsung membawa

darah ke ginjal. Sekitar 90% lesi arteri renal pada pasien

dengan hipertensi disebabkan oleh aterosklerosis atau fibrous

dyplasia (pertumbuhan abnormal jaringan fibrous). Penyakit


10

parenkim ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi, serta

perubahan struktur serta fungsi ginjal

d) Gangguan endokrin. Disfungsi medulla adrenal atau korteks

adrenal dapat menyebabkan hipertensi sekunder.

Adrenalmediate hypertension disebabkan kelebihan primer

aldosteron, kortisol, dan katekolamin.

e) Kegemukan (obesitas) dan malas berolahraga

d. Faktor-Faktor

1) Faktor risiko yang tidak dapat diubah

a) Umur

Umur mempengaruhi terjadinya hipertensi, dengan bertambah

nya umur risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar. Pada

kelompok > 55 tahun prevalensi hipertensi mencapai > 55%. Pada

lanjut usia, hipertensi terutama ditemukan hanya berupa kenaikan

tekanan darak sistolik. Kejadian ini disebabkan oleh perubahan

sruktur dan pembuluh darah besa (Kemenkes RI, 2019).

b) Jenis kelamin

Jenis kelamin berpengaruh pada terjadinya hipertensi. Pria

mempunyai risiko 2,3 kali lebih banyak mengalami tekanan darah

sistolik debandingkan perempuan, karena pria memiliki gaya

hidup yang cenderung meningkatkan tekanan darah. Namun

setelah memasuki menopause, prevalensi hipertensi pada

perempuan meningkat. Bahkan setelah usia 65 tahun, hipertensi


11

pada perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan pria, akibat

faktor hormon (Kemenkes RI, 2019).

c) Keturunan (genetik)

Riwayat keluarga yang menderita hipertensi juga

meningkatkan faktor risiko hipertensi terutama hipertensi primer.

Jika kedua orang tuanya menderita hipertensi maka sekitar 45%

akan turun ke anaknya. Jika salah satu orang tuanya menderita

hipertensi maka sekitar 30% akan turun ke anak nya (Kemenkes

RI, 2019)

2) Faktor risiko yang dapat diubah

a) Kegemukan (Obesitas)

Kegemukan atau obesitas adalah presentase abnormalitas

lemak yang dinyatakan dalam Indeks Masa Tubuh yaitu

perbandingan antara berat badan dan tinggi badan kuadrat dalam

meter. Berat badan dari Indeks Masa Tubuh (IMT)

berkorelasi langsung dengan tekanan darah terutama tekanan

darah sistolik. Risiko untuk hipertensi pada orang gemuk lima

kali lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang yang badannya

normal. Prevalensi hipertensi pada obesitas jauh lebih besar,

sekitar 20-33% memiliki berat badan lebih (Kemenkes RI, 2019).

b) Merokok
12

Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon

monoksida yang dihisap melalui rokok akan memasuki sirkulasi

darah dan merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri, zat

tersebut mengakibatkan proses arteriosklerosis dan tekanan darah

tinggi. Merokok dapat meningkatkan denyut jantung, sehingga

kebutuhan oksigen otot-otot jantung bertambah. Merokok pada

tekanan darah tinggi akan semakin meningkatkan risiko

kerusakan pembuluh darah arteri (Kemenkes RI, 2019).

c) Konsumsi garam berlebihan

Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh

karena menarik cairan di luar sel agar tidak dikeluarkan, sehingga

akan meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada sekitar 60%

kasus hipertensi primer terjadi respon penurunan tekanan darah

dengan mengurangi asupan garam. Pada masyarakat yang

mengkonsumsi garam tiga gram atau kurang ditemukan tekanan

darah rerata yang rendah sedangkan pada masyarakat asupan

garam tujuh sampai delapan gram tekanan darah rerata lebih

tinggi (Kemenkes RI, 2019).

d) Konsumsi alkohol

Peningkatan kadar kartisol, peningkatan volume sel darah

merah dan peningkatan kekentalan darah berperan dalam

peningkatan tekanan darah. Pengaruh alkoho terhadap kenaikan

tekanan darah apabila mengkonsumsi alkohol sekitar dua sampai

tiga gelas ukuran standar setiap harinya (Kemenkes RI, 2019).


13

e) Stress

Stress atau ketegangan dapat merangsang ginjal melepas

hormone adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat

serta lebih kuat, sehingga tekanan darah meningkat. Jika stress

berlangsung lama, tubuh akan berusaha mengadakan

penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau perubahan

patologis. Gejala yang muncul dapat berupa hipertensi atau

penyakit maag.

Stress adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh adanya

interaksi antara individu dengan lingkungannya yang mendorong

seseorang untuk mempersepsikan adanya perbedaan antara

tuntutan situasi dan sumber daya (biologis, psikologis, dan sosial)

yang ada pada diri seseorang. Peningkatan tekanan darah akan

lebih menonjol pada individu yang mempunyai kecenderungan

stress emosional tinggi. Pada wanita usia 45-64 tahun mempunyai

sejumlah faktor psikososial seperti keadaan tegang, masalah

rumah tangga, tekanan ekonomi, mobilitas pekerjaan, ansietas,

dan kemarahan yang terpendam. Dari semuanya itu berhubungan

dengan peningkatan tekanan darah (Kemenkes RI, 2019).

f) Kurang aktivitas fisik

Olahraga yang teratur dapat membantu menurunkan tekanan

darah dan bermanfaat bagi penderita hipertensi. Dengan


14

melakukan olahraga aerobik yang teratur tekanan darah akan

mengalami penurunan. Olahraga teratur seperti berjalan cepat

salah satunya bisa dilakukan brisk walking exercise bekerja

melalui melalui penurunan resistensi perifer, pada saat otot

berkontraksi melalui aktifitas fisik akan terjadi peningkatan

aliran darah 30 kali lipat ketika kontraksi dilakukan secara

ritmik Adanya dilatasi sfinter prekapiler dan arteriol

menyebabkan peningkatan pembukaan 10-100 kali lipat pada

kapiler. Dilatasi pembuluh darah juga akan mengakibatkan

penurunan jarak antara darah dan sel aktif serta jarak tempuh

difusi O2 serta zat metabolik sangat berkurang yang dapa

meningkatkan fungsi sel karena ketercukupan suplai darah,

oksigen serta nutrisi dalam sel (Sonhaji, 2020).

e. Manifestasi Klinis

Kejadian hipertensi biasanya diketahui setelah dilakukan

pemeriksaan tekanan darah dan sudah terjadi komplikasi yang berat.

Hipertensi yang tidak menampakan tanda dan gejala secara akurat

namun ada bebebrapa individu, gejala awal terjadinya hipertensi yaitu

kepala pusing pada pagi hari berdebar-debar, dan bunyi dengung di

telinga pada individu yang lain juga mengeluh tanda yang sama yaitu

sakit kepala tengkuk terasa tegang mual dan muntah (Prabowo, 2018).

f. Patofisiologi
15

hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuknya yaitu

hipertensi diastolik, hipertensi sistolik dan hipertensi campuran.

Hipertensi diastolik merupakan hipertensi yang biasa ditemukan pada

anak-anak atau dewasa muda. Sebaliknya hipertensi sistolik adalah

peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti oleh peningkatan tekanan

diastolik. Sementara itu, hipertensi campuran adalah peningkatan

tekanan darah pada diastol dan sistol (Indah, 2017).

Hipertensi tidak memiliki gejala spesifik. Secara fisik, penderita

hipertensi juga tidak menunjukkan kelainan apapun. Gejala hipertensi

cenderung menyerupai gejala atau keluhan kesehatan pada umumnya

sehingga sebagian orang tidak menyadari bahwa dirinya terkena

hipertensi. Gejala umum yang terjadi pada penderita hipertensi antara

lain jantung berdebar, penglihatan kabur, sakit kepala disertai rasa berat

pada tengkuk, kadang disertai dengan mual dan muntah, telinga

berdenging, gelisah, rasa sakit didada, mudah lelah, muka memerah,

serta mimisan. Hipertensi berat biasanya juga disertai dengan

komplikasi dengan beberapa gejala antara lain gangguan penglihatan,

gangguan syaraf, gangguan jantung, gangguan fungsi ginjal, gangguan

serebral (otak). Gangguan serebral ini dapat mengakibatkan kejang dan

perdarahan pembuluh darah otak, kelumpuhan, gangguan kesadaran,

bahkan koma. Kumpulan gejala tersebut tergantung pada seberapa

tinggi tekanan darah dan seberapa lama hipertensi tersebut tidak

terkontrol dan tidak mendapatkan penanganan. Selain itu, gejala-gejala

tersebut juga menunjukkan adanya komplikasi akibat hipertensi yang


16

mengarah pada penyakit lain, seperti jantung, stroke, penyakit ginjal,

dan gangguan penglihatan (Indah, 2017)

1) Payah Jantung. Payah jantung merupakan kondisi jantung tidak lagi

mampu memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kerusakan ini

dapat terjadi karena kerusakan otot jantung atau sistem listrik

jantung.

2) Stroke. Hipertensi dapat menyebabkan pembuluh darah yang lemah

menjadi pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh darah otak, maka

terjadi perdarahan otak yang dapat berakibat pada kematian.

Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau

serangan transiskemik (TIA) yang bermanifestasi sebagai peralis

sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau gangguan tajam

penglihatan.

3) Kerusakan Ginjal. Adanya peningkatan tekanan darah ke dinding

pembuluh darah akan mempengaruhi kapiler glomerolus pada ginjal

mengeras sehingga fungsinya sebagai penyaring darah menjadi

terganggu. Selain itu dapat berdampak kebocoran pada glomerolus

yang menyebabkan urin bercampur protein (proteinuria).

4) Kerusakan Penglihatan. Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya

pembuluh darah mata, sehingga mengakibatkan penglihatan menjadi

kabur atau buta.

g. Penatalaksanaan.
17

Penatalaksanaan penderita hipertensi dapat dilakukan dengan 2

cara, yaitu penatalaksanaan farmakologis dan non farmakologis.

1) Penatalaksanaan Farmakologis

a) Diuretik: digunakan untuk membantu ginjal mengeluarkan

cairan garam yang berlebih dari dalam tubuh melalui urine.

b) Angiotensin Converting Enzyme (ACE) Inhibitor: digunakan

untuk mencegah produksi hormon angiotensin II dalam tubuh.

c) Beta Bloker: digunakan untuk memperlambat detak jantung dan

menurunkan kekuatan kontraksi jantung sehingga aliran darah

yang terpompa lebih sedikit dan tekanan darah berkurang.

d) Calsium Chanel Blocker (CCB): digunakan untuk

memperlambat laju kalsium yang melalui otot jantung dan yang

masuk ke dinding pembuluh darah.

e) Vasodilator: digunakan untuk menimbulkan relaksasi otot

pembuluh darah sehingga tidak terjadi penyempitan pembuluh

darah dan tekanan darah pun berkurang (Indah, 2017).

2) Penatalaksanaan non Farmalogis

a) Diit rendah garam. Pembatasan konsumsi sangat dianjurkan,

maksimal 2 gram garam dapur untuk diit setiap hari. Pemberian

diit rendah garam atau air dalam jaringan tubuh dan

menurunkan tekanan darah pada hipertensi. Syarat diit ini

adalah cukup kalori, protein, mineral dan vitamin, jumlah

natrium yang diperbolehkan disesuaikan dengan berat tidaknya


18

retensi garam, air atau hipertensi dan bentuk makanan

disesuaikan dengan keadaan penyakit.

b) Menghindari kegemukan (Obesitas). Hindarkan kegemukan

(Obesitas) dengan menjaga berat badan normal atau tidak

berlebihan. Pembatasan kalori seringkali dapat menurunkan

tekanan darah dan sebaiknya dianjurkan bagi semua pasien yang

mengalami hipertensi karena kegemukan.

c) Membatasi Konsumsi Lemak. Membatasi konsumsi lemak

dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak terlalu tinggi. Kadar

kolesterol yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya endapan

kolesterol bertambah akan menyumbat pembuluh nadi dan

mengganggu peredaran darah. Dengan demikian, akan

memperberat kerja jantung dan secara langsung memperparah

hipertensi.

d) Olahraga Teratur. Menurut penelitian, olahraga secara teratur

dapat menyerap atau menghilangkan endapan kolesterol pada

pembuluh darah. Olahraga yang dimaksud adalah latihan

menggerakkan semua sendi dan otot tubuh (latihan isotonik atau

dinamik). Olahraga dapat menimbulkan perasaan santai dan

mengurangi berat badan sehingga dapat menurunkan tekanan

darah.

e) Makan Buah dan Sayuran Segar. Buah dan sayuran segar

banyak mengandung vitamin dan mineral. Buah yang banyak


19

mengandung mineral kalium dapat membantu menurunkan

tekanan darah.

f) Tidak Merokok dan Tidak minum Alkohol. Merokok dan

minum alkohol diketahui dapat meningkatkan tekanan darah,

sehingga menghindari alkohol dan merokok berarti menghindari

kemungkinan mendapat hipertensi.

2. Konsep Lanisa

a. Definisi

Menurut World Health Organization (WHO) lansia

merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas.

Permasalahan yang sering terjadi pada lanjut usia adalah masalah

kesehatan akibat proses penuaan (Kementrian Kesehatan RI,

2016). Proses penuaan merupakan siklus kehidupan yang

ditandai dengan tahapan- tahapan menurunya berbagai fungsi

organ tubuh yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh

terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan

kematian dan berbagai masalah kesehatan lainnya. Perubahan

yang terjadi pada lanjut usia umumnya akan memengaruhi pada

kesehatan fisik dan psikis lansia yang pada akhirnya akan

berpengaruh pada ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara

umum akan berpengaruh pada aktivitas sehari-harinya.

b. Batas Lanjut Usia

WHO (World Health Organization) Batasan usia lanjut


20

lansia usia pertegan (middle), usia 45-59 tahun, usia lanjut

(erderly) usia 60- 70 tahun usia tua (Old) usia 75-90 tahun , dan

usia sangat tua (very old) usia diatas 90 tahun. Usia lanjut

merupakan individu yang mencapai usia 60 tahun mencapai

tahap pensiunan serta pada tahap ini usia lanjut bisa mengalami

perunanan daya tahan tubuh dan adanya penurunan kesehatan

(WHO, 2018)

Menurut Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, batasan lanjut usia menjadi lima yaitu

sebagai berikut:

1) Pra lansia adalah seseorang yang berusia antara 45-59

tahun.

2) Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

3) Lansia risiko tinggi merupakan seseorang yang berusia

60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.

4) Lansia potensial merupakan lansia yang masih

mampu melakukan pekerjaan dan kegiatan laian nya

secara mandiri

5) Lansia tidak potensial merupakan lansia yang tidak

mampu mencari nafkah sehingga kehidupan nya

bergantung pada orang lain.

c. Perubahan yang terjadi pada lasnia

Menurut Muhjahidullah (2012), ada beberapa perubahan

yang terjadi oleh lansia meliputi:


21

1) Sistem persyarafan

Dalam keadaan sistem persyarafan oleh lansia akan dapat

mengalami perubahan, misalnya pergecilan syaraf pada

panca indra. Pada indra pendengaran akan dapat mengalami

gangguan pendengaran misalnya hilangnya kemampuan

pendengaran pada telinga. Pada panca indra penglihatan akan

mengalami kekeruhan yang terdapat pada kornea mata,

hilangnya daya ataupun terjadi penurunan lapang pandang.

Pada panca indra peraba mengalami hal yang terdapat respon

nyeri menurun serta kelenjar berkurang. Pada indra pembau

mengalami terjadinya seperti menurunnya oleh kekuatan otot

pernafasan, hingga kemampuan membau juga berkurang.

2) Sistem pada gastrointestinal

Lansia mengalami kejadian penurunan produksi air liur

(Saliva), serta gerak peristatik usus terdapat penurunan.

3) Sistem Genitourinaria

Oleh lansia ginjal mengalami pengecilan hingga aliran darah

ke ginjal menurun.

4) Sistem Musculokeletal

Yang terdapat pada lansia tulang mengalami kehilangan

cairan dan semakin rapuh keadaan tubuh akan terjadi lebih

pendek, persediaan mengalami kekakuan serta tendon

mengerut.

5) Sistem Kardiovaskuler
22

Terdapat pada lansia di organ jantung mengalami sebuah

pompa darah yang mengalami penurunan, ukuran jantung

keseluruhan akan mengalami penurunan dengan tidaknya

penyakitnya klinis, denyut jantung yang mengalami

penurunan, katub jantung yang terdapat pada lansia akan

lebih tebal dan kaku akibat dari akumulasi lipid. Tekanan

darah sistolik mengalami peningkatan oleh lansia di

sebabkan terjadi hilangnya distensibility arteri. Tekanan

darah diastolik tetap sama maupun meningkat.

6) Sistem Respirasi

Paru-paru kehilangan elastisitas, menarik nafas lebih berat,

kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman

bernafas menurun. Kemampuan kekuatan pernafasan akan

menurun seiring dengan pertambahan usia.

7) Sistem Endokrin

Hampir semua produksi hormon menurun, pertumbuhan

pituitary ada tetapi lebih rendah, menurunnya produksi

aldosteron, menurunnya sekresi hormon gonads,

progesterone, estrogen dan testosteron.

8) Sistem Integumen

Kulit keriput, kulit kering dan kurang elastis, kelenjar keringat

mulai tidak bekerja dengan baik dan menurunnya aliran

darah dalam kulit g. Sistem Neurologi Lambat dalam waktu

berpikir, berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran,


23

mengecilnya saraf pencium dan kurang terhadap sentuhan.

9) Sistem Sensori

Mengalami penurunan kemampuan pendengaran, mata

kurang mampu melihat secara fokus objek yang dekat

bahkan ada yang menjadi rabun, indra mengecap, perasa,

penciuman menjadi kurang sensitiv

B. Kerangka Teori

1. Kerangka teoritis

Kerangka teori merupakan penjelasan tentang teori yang dijadikan

landasan dalam suatu penelitian, dapat berupa rangkuman dari berbagai

teori yang dijelaskan dalam tinjauan pustaka. Didalam kerangka teori

tergambar asumsi-asumsi teoritis yang digunakan untuk menjelaskan

fenomena (Dharma, 2017). Faktor resiko yang dapat diubah dari

hipertensi adalah obesitas, merokok, konsumsi alcohol, konsumsi garam

berlebih, stress dan kesimbangan hormonal. Sedangkan faktor yang tidak

dapat dirubah adalah umur, jenis kelamin dan genetic. Pada

penatalaksanaan hipertensi terbagi atas 2 yaitu terapi farmakologi yang

terdiri dari diuretic tiazide, penghambat adrenergik, ACE-Inhibitor,

angiotensin-II-blocker, Antagonis Kalsium, Vasodilator dan Obat-obatan

Hipertensi Khusus. Sedangkan terapi non farmakologis yaitu pengaturan

diet, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alcohol, mengurangi

stress, olahraga latihan fisik.


24

Kerangka teori mengenai Faktor-Faktor Yang mempengaruhi

hipertensi pada lansia di desa bakong kecamatan singkep barat kabuate

linga dapat digambarkan seperti bagan pada bawah ini:

Etiologi
Faktor Resiko
- Usia  Hipertensi Primer
- Jenis Kelamin  Ginetik
- Genetik  Jenis Kelamin
- Obesitas  Gaya Hidup
- Merokok  obesitas
- Kosumsi Alkohol  Hipertensi skunder
 Coarctationaorta
 Penyalkit lain

Faktor Hipertensi

Terapi Non Farmakologis: Terapi Farmakologis:


a. Diet Rendah Garam a. Diuretik Tiazide.
b. Menghindari Kegemukan b. Penghambat Adrenergik.
c. Mambatasi Kosumsi Lemak c. ACE-Inhibitor.
d. Makanan Buah dan Sayur d. Angiotensin-II-Blocker
e. Tidak merokok dan minum e. Antagonis Kalsium.
alcohol f. Vasodilator.
f. Olahraga Teratur g. Obat-obatan
h. Hipertensi Khusus.

: Variable diteliti : Variable yang tidak diteliti

Gambar 2.1 Karangka Teori


Sumber: Siti Nurbaiti (2020)
25

C. Karangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah abstraksi dari suatu realistas agar

dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan

keterkaitan antar variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak

diteliti (Nursalam, 2017). Adapun kerangka konsep factor factor yang

mempengaruhi hipetensi dapat digambarkan seperti bagan berikut ini:

Usia

Jenis kelamin

Genetik Hipertensi

obesitas

Merokok
Gambar 2.3
Kerangka Konsep Penelitian

D. Hipotesis Penelitian
26

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian.

Hipotesis berfungsi untuk menentukan ke arah pembuktian (Notoatmodjo,

2018). Berdasarkan batasan dan rumusan masalah yang dikemukakan

sebelumnya maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha : Ada pengaruh Faktor-Faktor Yang mempengaruhi kejadian

hipertensi pada lansia di Desa Bakong Kecamatan Singkep Barat

Kabupaten lingga
26

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yaitu strategi yang dipilih oleh peneliti untuk

mengintegrasikan secara menyeluruh komponen riset dengan logis dan

sistematis untuk membahas dan menganalisis apa yang menjadi fokus

penelitian (Ratna, 2021).

Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan

pendekatan cross-sectional yaitu suatu metode untuk mempelajari

dinamika korelasi antara faktor resiko dengan efek.

B. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu :

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan proposal penelitian dilakukan mulai dari

November 2022 sampai dengan Februari 2023. Selama tahap ini

penulis melakukan pengajuan judul, pengurusan surat izin

pengambilan data, studi pendahuluan, studi kepustakaan,

penyusunan proposal, konsultasi dengan pembimbing I dan

pembimbing II sampai proposal penelitian ini mendapat

persetujuan dari pembimbing untuk dilakukan ujian proposal,

sidang proposal, dan revisi proposal


27

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dimulai Bulan Maret-Mei 2023. Pada tahap

kegiatan pelaksanaan adalah dengan mengurus surat izin penelitian,

dan kontrak waktu untuk mulainya penelitian.

c. Tahap Penyusunan Laporan

Tahap penyusunan laporan dilakukan pada Bulan April- Mei

2023. Pada tahap ini peneliti membuat hasil penelitian, pengolahan

data, menyusun laporan hasil penelitian, konsultasi pembimbing I

dan pembimbing II sampai mendapat persetujuan pembimbing untuk

dilakukan ujian skripsi.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Bakong Kabupaten Lingga

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek

atau subyek yang mempunyai karakterisitik dan kualitas tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik

kesimpulan (Sujarweni, 2019). Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh pasien dengan hipertensi dengan rentan usia 45-59 tahun.

2. Sampel

a. Sampel

Menurut Sugiyono (2019) Sampel adalah sebagian dari

keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi. Teknik pemilihan sampel pada penelitian ini adalah


28

purposive sampling yaitu cara yang dilakukan apabila peneliti

memilih subjek berdasarkan karakteristik tertentu yang dianggap

mempunyai hubungan dengan populasi yang sudah diketahui

sebelumnya (Masturoh dan Anggita, 2018).

Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan 25 orang sebagai

sampel yang didapatkan dari rumus Arikunto (2012) jika jumlah

populasinya kurang dari 100 orang, maka jumlah sampelnya

diambil seluruhnya, tetapi jika populasinya lebih besar dari 100

orang maka bisa diambil 10-15% atau 20-25% dari jumlah

populasi. Dalam penelitian ini peneliti mengambil 20% dari

populasi karena jumlah populasi yang lebih dari 100 orang. Rumus

arikunto (2012) sebagai berikut:

n = 25% x N

25
n= x 105
100

n = 25

n = 25 orang

Keterangan:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

b. Teknik Sampling

Teknik sampling dalam penelitian ini adalah teknik

Sampling Purposive yaitu teknik penentuan sampel yang akan

diambil berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2019).


29

Berdasarkan dari hasil perhitungan sampel, maka pasien

yang menglami hipertensi harus memenuhi :

1. Kriteria Inklusi dalam Penelitian:

a. Pasien hipertensi yang memeriksa diri ke poli umum dengan

hipertensi ringan yang mempunyai tekanan darah sistolik lebih

dari 140-159 mmHg dan tekanan darah diastolic 90-99 mmHg.

b. Pasien yang bersedia menjadi responden dan dapat

berkomunikasi secara jelas.

c. Pasien dengan umur 55-65 tahun

d. Kooperatif dan bersedia ikut serta dalam penelitia

2. Kriteria Eklusi dalam Penelitian

a. Pasien yang tidak kooperatif atau mengalami penurunan

kesadaran.

b. Pasien yang Mempunyai komplikasi berat stroke.

c. Pasien yang menolak jadi responden.

d. Pasien dengan gagal jantung.

D. Variabel penelitian dan Definisi Oprasional

1. Variable Penelitian

Variable penelitian adalah variabel yang memengaruhi atau

nilainya menentukan variabel lain. Suatu kegiatan stimulus yang

dimanipulasi oleh peneliti menciptakaan suatu dampak pada varibel

dependen. Variabel bebas biasanya dimanipulasi, diamati, dan diukur

untuk diketahui hubungannya atau pengaruhnya terhadap variabel lain.

Dalam ilmu keperawatan, variabel bebas biasanya merupakan stimulus


30

atau intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien untuk

memengaruhi tingkat klien (Nursalam, 2018). Pada penelitian ini

variabel independen yang digunakan adalah beberapa factor terjadinya

hipertensi yaitu umur, jenis kelamin, genteik, obesitas dan merokok.

2. Variable Dependen

adalah variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan oleh

variabel lain. Variabel respon akan muncul sebagai akibat dari

manipulassi variabel- variable lain. Dalam ilmu perilaku, variabel

terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada

tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas (Nursalam,

2018). Pada penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah

Hipertensi.

3. Definisi Oprasional

Definisi Operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga

memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran

secara cermat tehadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2011).

Adapun variabel dalam penelitian ini akan dijelaskan dalam tabel

definisi operasional dihalaman selanjutnya.


31

Tabel 3.1

Definisi Oprasional Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Kejadian Hipertensi

Variable Definisi Oprasional Alat ukur Hasil ukur Skala Ukur


Usia Usia merupakan batasan umur Kuesioner 1. 35-40 th Ordinal
seseorang sampai waktu perhitungan 2. 41-50 th
usia seseorang 3. 51-59 th
Jenis Kelamin Ciri fisik dan biologis seseorang untuk Kuesioner 1. Laki-Laki Nominal
membedakan gander atau jenis kelamin 2. Perempuan
Genetic Genetik merupakan penilaian adanya Kuesioner 1. ada riwayat Keluarga Nominal
riwayat Keluarga (ayah, ibu, kakek, Lembar 2. Tidak ada riwayat
nenek ) yang menderita hipertensi dan observasi Keluarga
memiliki hubungan garis keturunan
Obesitas Obesitas merupakan keadaan dimana Kuesioner 1. 27 obesitas Ordinal
terjadi penimbunan lemak belebihan 2. < 27 Normal
dimana jaringan tubuh dihitung dari
perbandingan berat badan dan tinggi
badan dikuadratan dengan cara
menghitung IMT.
Merokok Merokok merupakan kebiasaan tanpa Kuesioner 1. Ya Nominal
tujuan pstf yang merugikan bagi 2. tidak
kesehatan karena seswatu proses
pembakaran tembakau yang
menimbulakan polusi udara secara sadar
lagsung di hirup dan diserap oleh tubuh
bersama pernafasan.
32

E. Teknik Pengumpulan Data


32

Pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan

data. (Sugiyono, 2019). Sedangkan menurut Arikunto (2018)

pengumpulan data yaitu pekerjaan yang sangat penting dalam penelitian

agar penelitian tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadi. Dalam

mengumpulkan data pada penelitian ini peneliti menggunaakan metode

kuesioner

Adapun rangkaian kegiatan selama proses penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Membuat jadwal penelitian

2. Membuat surat izin pengambilan data dari institusi pendidikan untuk

diserahkan ke tempat penelitian.

3. Mendapatkan surat izin pengambilan data Dan memberikan kepada

kepala desa bakong dan memberi tahu akan diadakan penelituan

4. Melakukan studi pendahuluan

5. Melakukan Uji Validitas dan Reliabilitas di desa sungai Buluh

6. Meminta izin penelitian di Desa Bakong

7. Memilih responden berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.

8. Menjelaskan tujuan penelitian.

9. Memberikan lembar persetujuan (informed consent) kepada responden

10. Menyusun rencana pembagian kuesioner

11. Membagikan kuesioner kepada sampel yag telah ditentukan

12. Melakukan pengolahan data


33

F. Alat Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan lembaran penelitian sebagai alat

pengumpulan data untuk mengumpulkan data tentang:

1. Demografi Responden

Demografi Responden meliputi Diketahui Karakteristik responden

berdasarkan Usia jenis kelamin pendidikan pekerjaan

2. Kuesioner dan Lembar Observasi

Kuesioner merupakan alat ukur berupa kuesioner dengan

beberapa pertanyaan. Alat ukur ini digunakan bila responden

jumlahnya besar dan tidak buta huruf. Selain itu, pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner mampu menggali hal-hal

yang bersifat rahasia. Pembuatan kuesioner ini mengacu pada

parameter yang sudah dibuat oleh peneliti sesuai dengan penelitian

yang akan dilakukan

Instrumen merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh

peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan

tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto,

2013). Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan

yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang dan memberikan

jawaban atau dengan memberikan tanda- tanda tertentu (Notoatmodjo

2018
34

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validasi adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu

benar-benar mengukur apa yang diukur dalam suatu penelitian

(Notoatmodjo, 2018). Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan

Pearson Product Moment (r) untuk melihat nilai korelasi tiap-tiap

pertanyaan signifikan, maka nilai r hitung dibandingkan dengan nilai r

tabel dimana taraf signifikan yang digunakan adalah 5%. Dasar

pengambilan keputusan adalah valid jika r hitung > r tabel (0,2960)

dan tidak valid jika r hitung < r table.

Uji validitas pada penelitian ini dilakukan pada 25 responden di

dapatkan hasil r hitung (0,507-0,866) > r table pada uji valid kuesioner

resiliensi dan r hitung (0,472-0,754) > r tabel pada uji valid kuesioner

Pada uji validitas ini, dilakukan 10 responden dimana nilai r tabel

dengan taraf signifikan 5% adalah 0,514. Apabila r hitung > tabel (>

0,514) dinyatakan valid, sedangkan apabila koefisien r hitung < 0,514

dinyatakan tidak valid. Pada penelitian ini, uji validitas dilaksanakan

pada bulan April 2023 diDesa sungai buluh. Hasil uji validitas

sebanyak kuesioner pertanyaan dan ditemukan hasil semua item

dinyatakan valid karena r hitung > r tabel.


35

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat mengukur dapat dipercayai atau dapat diandalkan. Uji Reliabilitas

adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui sebuah instrumen yang

digunakan telah reliabel. Suatu instrumen dianggap telah reliabel

apabila instrumen tersebut dapat dipercayai sebagai alat ukur data

penelitian. Penelitian uji reliabilitas dilakukan dengan rumus

Cronbach's Alpha (Notoatmodjo 2018).

Instrumen dikatakan reliabel jika alpha atau kuesioner

reliabilitasnya lebih dari 0,60, namun jika Cronbach Alpha kurang dari

0,60 maka instrument dinyatakan tidak reliabel (Syarifudin, 2010).

H. Teknik Analisis Data

1. Prosedur Pengolahan Data

Setelah mengumpulkan data, maka dilakukan pengolahan data

dengan komputerisasi dengan langkah-langkah pengolahan data antara

lain:

a. Editing

Pada tahap ini hasil dari kuesioner harus dilakukan

penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Editing adalah kegiatan

untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner

tersebut. Pada penelitian, peneliti memeriksa kembali kuesioner

yang telah diisi oleh responden.


36

b. Coding

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya

dilakukan pengkodean” atau “coding”, yakni mengubah data

berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan

c. Entry Data

Entry data, yakni memasukkan jawaban-jawaban dari

kuesioner yang diisi responden dimasukkan ke dalam program

pengolahan data agar dapat dianalisis. Data yang telah dimasukkan

diolah dengan menggunakan program komputer ke dalam master

tabel. Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan benar serta

sudah melewati proses pengkodingan maka langkah selanjutnya

peneliti memproses data agar dapat dianalisis.

d. Scoring

Data yang diolah telah dimasukkan dan diberikan penilaian

angka masing-masing sehingga data tersebut dapat dianalisis.

e. Cleaning

Semua data yang telah dilakukan peneliti selesai dimasukkan

perlu di cek kembali untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya.

Kemudian, dilakukan pembetulan. Proses ini disebut pembersihan

data (cleaning). Peneliti mengoreksi uji univariate, uji bivariat

dan uji normalitas. Kemudian peneliti memasukan data SPSS dan

dilanjutkan pengolahan data. Peneliti memasukan uji SPSS yang

sudah diolah ke bab iv dan melakukan pengecekan kembali,


37

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden

selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat

kemungkinan- kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,

ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan

pembetulan atau koreksi (Notoatmodjo 2018).

2. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan

komputerisasi/perangkat lunak.

a. Uji Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada

umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi

frekuensi dan persentase dari setiap variabel (Notoatmodjo 2018).

Pada penelitian ini analisis univariat dilakukan untuk

mendeskripsikan karakteristik responden menggunakan data

kategorik, dan disajikan dalam bentuk jumlah dan persentase

Adapun analisa univariat yang akan dideskripsikan yaitu

karakterstik responden berdasarkan jenis kelamin usia pendidikan

dan pekerjaan

b. Uji Bivariat

Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang


38

diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo 2018). pada

penelitian ini menggunakan uji Spearman rank correlation

karena variabel independen dan variabel dependen berbentuk data

ordinal dan koofisien Kontingensi test. Perhitungan dilakukan

dengan interprestasi sebagai berikut:

1. Bila p value > 0,05 berarti hipotesis ditolak. Uji statistik

menunjukkan tidak adanya hubungan factor-faktor yang

mempengaruhi kejadian hipertensi

2. Bila p value < 0,05 berarti hipotesis diterima. Uji statistik

menunjukkan adanya adanya hubungan factor-faktor yang

mempengaruhi kejadian hipertensi

I. Pertimbangan Etik Penelitian

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang

sangat penting, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung

dengan manusia. Penelitian ini menekankan pada masalah etika yang

meliputi informed consent, anonymity, confidentiality, dan justice (Aziz,

2017).

1. Informed Consent

Merupakan bentuk antara peneliti dan responden

penelitian.Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang

diteliti, sebelumnya penelitian menjelaskan maksud dan tujuan

penelitian.Seluruh calon responden ayang ditunjuk bersedia

menandatanggani lembar persetujuan menjadi responden. Tujuan


39

informed consent adalah memberikan penjelasan pada calon responden

mengenai maksud yang akan diterima dalam menjadi responden

penelitian. Jika calon responden bersedia maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan.Jika calon responden tidak

bersedia maka peneliti harus menghormati hak calon responden.

2. Anonimity

Anonimity adalah tindakan menjaga kerahasiaan subjek

penelitian dengan tidak mencantumkan nama pada informed consent

dan kuesioner, cukup dengan inisial dan memberi nomor atau kode

pada masing-masing lembar tersebut.

3. Confidentiality

Confidentiality adalah menjaga semua kerahasiaan semua

informasi yang didapat dari subjek penelitian. Beberapa kelompok

data yang diperlukan akan dilaporkan dalam hasil penelitian. Data

yang dilaporkan berupa data yang menunjang hasil penelitian. Selain

itu, semua data dan informasi yang telah terkumpul dijamin

kerahasiaanya oleh peneliti

4. Justice

Justice adalah keadilan, peneliti akan memperlakukan semua

responden dengan baik dan adil, semua responden akan mendapatkan

perlakuan yang sama dari penelitian yang dilakukan peneliti


40

5. Confidentiality ( kerahasiaan)

Peneliti menjamin semua kerahasiaan semua informasi yang

diberikan oleh responden dengan tidak memberikan data kepada orang

lain dan data tersebut hanya digunakan untuk kepentingan penelitian

saja, kemudian data tersebut disimpan atau dimusnahkan oleh peneliti


41

DAFTAR PUSTAKA

Adzahari, Hasan, Faisal Kholid Fahdi. 2018. “Pengaruh Pisang Ambon (Musa
Paradisiaca Var Sapientum Linn) Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Di Wilayah Kerja Upk Puskesmas Khatulistiwa Kecamatan
Pontianak Utara.” ProNers 3(1).
AHA. 2017. “Hypertension : The Silent Killer : Updated JNC-8 Guideline
Recommendations. Alabama Pharmacy.”
Ambarita, Monica Dame Yanti, Eva Sartini Bayu, dan Hot Setiado. 2017.
“Identifikasi Karakter Morfologis Pisang (Musa spp.) di Kabupaten Deli
Serdang Identification of morphological characteristic of banana (Musa spp.)
in Deli Serdang district.” Jurnal Agroekoteknologi 4(1):1911–24.
Kusnul, Munir, dan Ulum 2021 “ Faktor- Faktor yang Mempengrahui kejadian
hipertensi.” Majority 5(5):119–23.
Arikunto. 2019. “Metodelogi Penelitian, Suatu Pengantar Pendidikan.” in Rineka
Cipta, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2019. Prosedur Penelitian. 15 ed. Jakarta: Rineka Cipta.
Aziz, Alimul Hidayat. 2017. “Metodologi penelitian keperawatan dan kesehatan.”
in salemba medika.
Badan Pusat Statistik. 2020. “Faktor-Faktor yang Mempengrahui kejadian
hipertensi” Badan Pusat Statistik. Diambil 10 Oktober 2022
(http://storage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/MenPAN/index.php-
option=com_docman&task=doc_download&gid=310&Itemid=114.pdf).
Chrisanto, Eka Yudha. 2017. “aktor- Faktor yang Mempengrahui kejadian
hipertensi.” Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare),
11(3):167–74.
Dharma. 2017. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakrta: Rineka Cipta.
Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan RIau. 2019. “Profil Kesehatan Provinsi
Kepulauan RIau.” Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan RIau. Diambil 10
Oktober2022(https://ppid.kepriprov.go.id/resources/informasi_publik/13/
Profil_Kesehatan_Kepri_2019.pdf)
Fatmawati, Siti, H. Muliati, dan Sukrang. 2017. “The Effect of Ambon Banana
Administering (Musa Paradisiaca S) Toward Reducing of Blood Pressure for
Elderly in Hypertension.” Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2).

Fatmawati, Siti, Hepti Muliyati, dan Sukrang. 2018. “faktor- Faktor yang
Mempengrahui kejadian hipertensi pada lanisa .” Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah 2(2).
Herlambang. 2018. “Menaklukan Hipertensi dan Diabetes.” Tugu Publisher.
Jakarta.
42

Ivana, Theresia, Margareta Martini, dan Meirlina Christine. 2021. “Faktor- Faktor
yang Mempengrahui kejadian hipertensi Pada Lansia” Jurnal Keperawatan
Suaka Insan (Jksi) 6(1):53–58.
Julio, Ángel dan Romero Cabrera. 2017. “Theories of Human Aging of Molecules
to Society Volume 2 Issue 2-2017.” MOJ Immunology 2(2).
Juwita, Ratna. 2016. “Faktor- Faktor yang Mempengrahui kejadian hipertensI
Pada Lansia. : Jurnal Kesehatan.
Kemenkes RI. 2019. “Infodatin Hipertensi Si Pembunuh Senyap.” Kementrian
Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. “Prevalensi Data Hipertensi.”
Kementerian Kesehatan RI. Diambil 10 Oktober 2022
(https://www.kemkes.go.id/article/view/19051700002/hipertensi-penyakit-
paling-banyak-diidap-masyarakat.html).
Kementerian Kesehatan RI. 2017. “Situasi dan Analisis Lanjut Usia.” Menteri
Kesehatan Republik Indonesia. Diambil 9 Oktober 2022
(http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._25_ttg_Renca
na_Aksi_Nasional_Kesehatan_Lanjut_Usia_Tahun_2016-2019_.pdf).
Khairani, Atika Putri. 2019. “Faktor- Faktor yang Mempengrahui kejadian
hipertensi pada Lansia.” Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis, Padang.
Kholifah, Nur dan Sutanta Sutanta. 2021. “Pengaruh Terapi Musik Instrumental
Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi.” Jurnal Berita Ilmu
Keperawatan 14(1):27–34.
Kusnul, Zauhani, Zainal Munir, dan Akper Bahrul Ulum. 2021. “Faktor- Faktor
yang Mempengrahui kejadian hipertensi.” Jurnal Ilmiah Keperawatan 1(1–
5).
Lathifah, Neneng Siti. 2017. “Pengaruh Konsumsi Pisang Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Lansia Di Desa Sinar Banten Kecamatan Talang
Padang Kabupaten Tanggamus Tahun 2017 | Lathifah | Jurnal Kebidanan
Malahayati.” Jurnal Kebidanan 3(4):217–23.

Masriadi. 2017. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Trans Info Media.
Muhith, Abdul dan Sandu Siyoto. 2017. Pendidikan Keperawatan Gerontik.
Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. 3 ed. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Nursalam. 2017. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. 4 ed. Jakarta:
Salemba Medika.
Sari, Yanita Nur Indah. 2017a. Berdamai dengan Hipertensi. 1 ed. diedit oleh Y.
N. I. Sari. Jakarta: Bumi Medika.
Sari, Yanita Nur Indah. 2017b. Berdamai Dengan Hipertensi. 1 ed. diedit oleh Y.
43

N. I. Sari. Jakarta: Bumi Medika.


Smeltzer, S. .. dan B. .. Bare. 2017. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC.
Somantri, Ucu Wandi. 2020. “ Efektifitas Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Desa Kondangjaya Pandeglang –
Banten.” Abdidas 1(3):88–94.
Sonhaji, Shindi Hapsari, dan Siti Nur Khusnul Khotimah. 2020. “Pengaruh Brisk
Walking Exercise Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia.” Jurnal Kesehatan
Al-Irsyad 13(1):50–55.
Sunaryo, Rahayu Wijayanti, Maisje Marlyn Kuhu, Taat Sumedi, Esti Dwi
Widayanti, Ulfah Agus Sukrillah, Sugeng Riadi, dan Ani Kuswati. 2019.
Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
SURI, ATIKA. 2017. “Efektivitas Senamtai Chi Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Lanjut Usia Dengan Riwayat Hipertensi Di Puskesmas Junrejo
Kota Batu.”
Susilo, Wilson, Yenni Limyati, dan Decky Gunawan. 2017. “Risiko Jatuh pada
Lansia Meningkat dengan Bertambanya Usia dan Tidak Dipengaruhi Jenis
Kelamin.” Journal of Medicine and Health 1(6):568–74.
Syafira, Febrina. 2022. “ faktor risiko penting untuk dengan silent mencapai 32 %
dari total jumlah penduduk bisa menimbulkan komplikasi seperti jantung.”
Jurnal Kesehatan Maharatu 3(2):35–52.
Tangkilisan, Lizel R., Sonny Kalangi, dan Gresty Masi. 2018. “Pengaruh Terapi
Diet Pisang Ambon (Musa Paradisiaca Var. Sapientum Linn) Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Klien Hipertensi Di Kota Bitung.” Jurnal
Keperawatan 1(1).
Tjiptaningrum, Agustyas dan Stevi Erhadestria. 2017. “Faktor-Faktor yang
Mempengrahui kejadian hipertensi.” Jurnal Majority 5(1):112–16.
World Health Organization. 2019. “Hypertension.” WHO.
(https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hypertension).
Yulianti, Indra, Veryudha Eka Prameswari, dan Tria Wahyuningrum. 2019.
“Faktor- Faktor yang Mempengrahui kejadian hipertensi.” Jurnal Ners dan
Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery) 6(1):070–076.
44

Lampiran 1

YAYASAN NALA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HANG TUAH TANJUNGPINANG
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL

Nama Mahasiswa : Radiansyah

NIM : 162212022
45

Pembimbing : Dr. Nur Meity S.A., S.Kep., Ns., M.Kep

Judul Penelitian : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Hipertensi


Pada Lansia di Desa Bakong Kecamatan Singkep Barat
Kabupaten Lingga

No Hari/Tanggal Hasil Konsultasi Tanda Tangan


Pembimbing
1 07-11-2022 Diskusi dan penetapan judul

yang ingin di teliti setelah

ditentukan judul lanjut

penulisan dari bab 1 sampai bab

2 18-11-2022 Perbaiki Kata Pengantar

Lengapi sesuai pandua Skirpsi

Lanjut bab 1,2,3

3 15-12-2022 Perbaiki latar belakang

tambhakan jurnal lansia dan

perbanyak jurnal hupertensi

4 26-12-2022 Lanjut Bab 2 tambhakan konsep

lansia dan perbaki tulisan yang

kurang

5 20-01-2023 Penulisan harus sesuai dengan

sistematik penulisan perbaiki

hipotesis

6 27-02-2023 Perhatatikan aturan baca titik

koma sesuai pedoman perbaiki

uji bivariate dan univariat


46

7 01-03-2023 Pastikan proposal rapi setiap

penulisan sesui pedoman

8 14-03-2023 Lanjut sidang proposal

Lampiran 2

YAYASAN NALA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HANG TUAH TANJUNGPINANG
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL

Nama Mahasiswa : Radiansyah

NIM : 162212022
47

Pembimbing : Hotmaria Julia D.S., S.Kep, Ns., M.Kep

Judul Penelitian : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Hipertensi


Pada Lansia di Desa Bakong Kecamatan Singkep Barat
Kabupaten Lingga

No Hari/Tanggal Hasil Konsultasi Tanda Tangan


Pembimbing
1 07-11-2022 Diskusi dan penetapan judul yang

ingin di teliti setelah ditentukan

judul lanjut penulisan dari bab 1

sampai bab 3

2 18-11-2022 Perbaiki Kata perkata lihat kembali

penulisan dan kaidah yang benar

sesuai panduan skipsi

3 15-12-2022 Perbaiki latar belakang tambhakan

jurnal lansia dan perbanyak jurnal

hupertensi

4 26-12-2022 Perbaiki huruf kataasing

dimiringkan

5 20-01-2023 Penulisan harus sesuai dengan

sistematik penulisan perbaiki

hipotesis

6 27-02-2023 Perhatatikan aturan baca titik koma

sesuai pedoman perbaiki uji

bivariate dan univariat

7 01-03-2023 Pastikan proposal rapi setiap

penulisan sesui pedoman


48

8 14-03-2023 Lanjut sidang proposal

Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI

Beri Tanda ceklis pada kolof yang sesuai √

Nama :

Usia : 35-40 th

:41-50 th

:51-59 th
49

Jenis Kelamin:

Riwayat Gebetik : Ada

: Tidak Ada

Obesitas : 27 Obesitas

: < 27 Obesitas

Merokok : Ya

: Tidak

Anda mungkin juga menyukai