Anda di halaman 1dari 64

PROPOSAL

PENGARUH PEMBERIAN AKUPRESUR TITIK PERIKARDIUM VI


DAN AROMATERAPI LEMON TERHADAP SKALA MUAL
MUNTAH IBU HAMIL TRIMESTER I DI PUSKESMAS
SUNGAI PAKNING

DISUSUN OLEH:

NAMA : OCH DHELIMA ZULHAYATI


NIM : 2121204

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TENGKU MAHARATU PEKANBARU
2023
PROPOSAL

PENGARUH PEMBERIAN AKUPRESUR TITIK PERIKARDIUM VI


DAN AROMATERAPI LEMON TERHADAP SKALA MUAL
MUNTAH IBU HAMIL TRIMESTER I DI PUSKESMAS
SUNGAI PAKNING

Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh


gelar Sarjana Keperawatan

NAMA : OCH DHELIMA ZULHAYATI


NIM : 2121204

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TENGKU MAHARATU PEKANBARU
2023

ii
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN

Nama : Och Dhelima Zulhayati


NIM : 2121204
Jurusan : Ilmu Keperawatan
Judul Proposal : Pengaruh Pemberian Akupresur Titik Perikardium VI dan
Aroma Terapi Lemon terhadap Skala Mual Muntah Ibu
Hamil Trimester I di Puskesmas Sungai Pakning

Menyetujui,

Ketua STIKes Tengku Maharatu Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

(Ns. Carles, S.Kep. M.Si.) (Ns. Awaluddin, M.Kep.)

iii
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN

Nama : Och Dhelima Zulhayati


NIM : 2121204
Jurusan : Ilmu Keperawatan
Judul Proposal : Pengaruh Pemberian Akupresur Titik Perikardium VI dan
Aroma Terapi Lemon terhadap Skala Mual Muntah Ibu
Hamil Trimester I di Puskesmas Sungai Pakning

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Ns. Shinta Dewi Kasih Bratha, M.Kep.) (Erika, S.Kp. M.Kep. Sp. Mat. PhD.)

iv
Lembar Sidang Proposal

PANITIA SIDANG UJIAN PROPOSAL


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKes TENGKU MAHARATU PEKANBARU

Pekanbaru, 2023
Ketua

(Ns. Shinta Dewi Kasih Bratha, M.Kep.)

Anggota

(Erika, S.Kp. M.Kep. Sp.Mat. PhD.)

Anggota

(……………………………….)

Anggota

(,……………………………..)

v
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL

Nama : Och Dhelima Zulhayati


NIM : 2121204
Jurusan : Ilmu Keperawatan
Judul Proposal : Pengaruh Pemberian Akupresur Titik Perikardium VI dan
Aroma Terapi Lemon terhadap Skala Mual Muntah Ibu
Hamil Trimester I di Puskesmas Sungai Pakning

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Ns. Shinta Dewi Kasih Bratha, M.Kep.) (Erika, S.Kp. M.Kep. Sp.Mat. PhD.)

Penguji I Penguji II

(………………………….) (…………………………)

vi
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kepada Allah SWT karena berkat

Rahmat dan Karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan

proposal ini. Penelitian ini diajukan untuk melengkapi dan memenuhi salah satu

syarat untuk menyelesaikan Program Studi Ilmu Keperawatan dengan Judul

“Pengaruh Pemberian Akupresur Titik Perikardium VI dan Aroma Terapi Lemon

terhadap Skala Mual Muntah Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas Sungai

Pakning”. Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Erika, S.Kp., M.Kep., SP. Mat., Ph.D, selaku Ketua Yayasan Tengku

Maharatu Pekanbaru dan Pembimbing II yang telah memberikan masukan

pada proposal ini.

2. Bapak Ns. Carles, S.Kep., M.Si selaku ketua STIKes Tengku Maharatu

Pekanbaru.

3. Bapak Ns. Awaluddin, S.Kep., M.Kep selaku ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan STIKes Tengku Maharatu Pekanbaru.

4. Ibu Ns. Shinta Dewi Kasih Bratha, M.Kep selaku pembimbing I yang telah

membimbing dan memberi masukan pada proposal ini

5. Seluruh Dosen dan staff STIKes Tengku Maharatu yang telah memberikan

pengetahuan, bimbingan dan bantuan kepada peneliti

Pekanbaru, Mei 2023

Peneliti,

vii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR JUDUL........................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................. iv
KATA PENGANTAR..................................................................................... vii
DAFTAR ISI.................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................ ix
DAFTAR SKEMA........................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ...................................................................................... 8
B. Kerangka Teori ..................................................................................... 25
C. Kerangka Konsep ................................................................................. 25
D. Hipotesis ............................................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ................................................................................. 26
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 26
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 27
D. Etika Penelitian .................................................................................... 28
E. Alat Pengumpulan Data ....................................................................... 30
F. Prosedur Pengumpulan Data................................................................. 30
G. Definisi Operasional ............................................................................. 32
H. Analisa Data ......................................................................................... 32
I. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA

viii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1. Definisi Operasional ........................................................................ 32

ix
DAFTAR SKEMA

Halaman

2.1. Kerangka Teoritis ...................................................................................... 25

2.2. Kerangka Konsep ...................................................................................... 25

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 Lembar Observasi

Lampiran 4 Surat Izin Pra Riset Pengambilan Data Puskesmas

Lampiran 5 Surat Izin Pengambilan Data

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Daur kehidupan seorang manusia dimulai dari tahap kehamilan. Masa

kehamilan manusia dimulai dari masa konsepsi hingga proses pengeluaran

janin dari dalam kandungan. Beberapa tahap yang dilalui pada masa

kehamilan antara lain adalah masa trimester I, II, dan III. Beberapa perubahan

fisiologis tubuh ibu hamil biasanya selalu menjadi keluhan tersendiri

(Cahyanto, 2020).

Keuhan utama yang umum bagi ibu hamil adalah mual dan muntah.

Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan

malam hari. Studi memperkirakan bahwa mual dan muntah terjadi pada 50-

90% dari kehamilan. Mual dan muntah yang berhubungan dengan kehamilan

biasanya dimulai dengan 9-10 minggu kehamilan, puncak di 11-13 minggu,

dan menyelesaikan dalam banyak kasus oleh 12-14 minggu. Dalam 1-10%

dari kehamilan, gejala dapat berlanjut setelah 20-22 minggu (Prawirohardjo,

2018).

Mual muntah terjadi 60-80% pada primigravida dan 40-60%

multigravida. Satu diantara 1000 kehamilan gejala-gejala ini menjadi lebih

berat perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon

estrogen HCG dalam serum. Apabila ibu hamil merasa mual setiap melihat,

mencium, atau merasakan makanan yang mungkin berpotensi mempengaruhi

janin, akan menyebabkan wanita tersebut mengalami muntah sehingga

1
2

makanan dan minuman tersebut dikeluarkan kembali. Dampak yang

ditimbulkan mual muntah sangat berisiko tinggi mengakibatkan

ketidaknyamanan pada ibu dan janin, sehingga dibutuhkan penatalaksanaan

yang tepat untuk menangani mual muntah pada ibu hamil (Harahap et al.,

2020)

Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021 menjelaskan bahwa di Indonesia

50%-75% ibu hamil mengalami mual muntah pada trimester pertama atau

awal-awal kehamilan (Kemenkes RI, 2022). Menurut data Riskesdas tahun

2018 proporsi ibu hamil di Provinsi Riau sebanyak 5,75%. Data dari Badan

Pusat Statistik Propinsi Riau (BPS Propinsi Riau) diperoleh data bahwa

jumlah ibu hamil mengalami peningkatan dari tahun 2019 (170.336 jiwa) ke

tahun 2020 (170.854 jiwa) dan kembali menurun pada tahun 2021 (143.716

jiwa). Pada tahun 2020 jumlah ibu hamil di Kabupaten Bengkalis mencapai

13.747 jiwa. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh

peneliti di Puskesmas Sungai Pakning terdapat 24 orang ibu hamil yang

mengalami mual muntah trimester I dalam periode bulan Februari – Maret

2023.

Mual muntah pada saat kehamilan memiliki dampak yang signifikan

pada kehidupan keluarga, kemampuan untuk melakukan aktivitas biasa

sehari-hari, fungsi sosial dan perkembangan situasi stres dan menyebabkan

gejala lainnya seperti kelelahan pada wanita hamil, gangguan nutrisi,

dehidrasi, kelemahan, penurunan berat badan, serta ketidak seimbangan

elektrolit. Selain itu janin berisiko lahir dengan berat badan lahir rendah

(Tanjung & Nasution, 2021).


3

Penyebab mual dan muntah pada ibu hamil belum diketahui secara pasti

namun ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya seperti adanya

peningkatan hormone estrogen dan progesterone serta dikeluarkannya

hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin) dalam serum

mengindikasikan relaksasi otot polos lambung (Cahyanto, 2020). Selain

adanya perubahan hormonal pada ibu hamil, faktor yang dapat mempengaruhi

emesis gravidarum adalah status gravida, emesis gravidarum terjadi sekitar

60- 80% pada primigravida dan 40-60% pada multigravida (Prawirohardjo,

2018). Wanita hamil yang mengalami mual dan muntah pada trimester

pertama sekitar 60 %, sedangkan sekitar 90% berhenti pada usia kehamilan

20 minggu, tetapi 10% wanita memiliki gejala yang berlanjut hingga

sepanjang kehamilan dan sekitar 5%, gejala tersebut berhenti hanya setelah

melahirkan bayi (Hizli et al. 2022).

Kejadian mual muntah selama kehamilan dapat menimbulkan gejala

mual yang khas sampai sedang yang dapat sembuh dengan sendirinya dengan

atau tanpa disertai muntah. Namun bisa pula mual muntah ini berlanjut

menjadi lebih berat atau yang disebut Hiperemesis Gravidarum yang

mengakibatkan resiko anemi, perdarahan, dan terserang penyakit

(Prawirohardjo, 2018). Dampak pada janin yaitu dapat mempengaruhi proses

pertumbuhan janin dan dapat menyebabkan abortus, bayi lahir mati, kematian

neonatal, cacat bawaan, anemi pada bayi, berat badan lahir rendah bahkan

lebih jauh lagi. Muntah yang terjadi pada kehamilan muda dapat

menyebabkan penurunan berat badan, defisiensi karbohidrat, lemak, protein,


4

vitamin, mineral, elektrolit jika tidak ditanggulangi (Shanti, Barokah, &

Rahayu, 2020).

Penelitian yang dilakukan oleh Titisari, Suryaningrum, & Mediawati

(2021) didapatkan bahwa mual muntah yang terjadi pada ibu hamil trimester

pertama merupakan proses yang diakibatkan oleh reaksi hormon HCG yang

dapat dipengaruhi oleh status kehamilan. Penelitian ini sejalan dengan

penelitian Oktavia (2020) yang menjelaskan bahwa jarak kehamilan, paritas,

dan kondisi psikologis turut aktif mempengaruhi kejadian emesis pada ibu

hamil primigravida. Sehingga perlu dilakukan sebuah upaya penanganan

mual muntah pada trimester I untuk menjaga kondisi kesehatan ibu dan janin.

Berbagai upaya non farmakologis sudah dikembangkan dan sudah

dilakukan penelitian-penelitian terkait, seperti pemijatan, aromaterapi, dan

teknik relaksasi. Terapi secara farmakologis antara lain dengan pemberian

Vitamin B6, B Kompleks, dan B12. Tindakan non farmakologi yang biasa

disarankan oleh tenaga kesehatan salah satunya adalah dengan tindakan

akupuntur, ramuan obat, dan akupresur (Somoyani, 2020).

Akupresur merupakan salah bentuk dari fisioterapi dengan memberikan

pemijatan dan stimulasi pada titik-titik khusus pada tubuh. Akupresur adalah

cara pijat berdasarkan ilmu akupuntur tanpa jarum. Terapi akupresur menjadi

salah satu terapi nonfarmakologis berupa terapi pijat pada titik meridian

tertentu yang berhubungan dengan organ tubuh (Fitriana, 2022). Healing

touch pada akupresur menunjukan perilaku caring yang bisa mendeteksi

hubungan terapeutik antara perawat dan klien (Komariah, Mulyana, Maulana,

Rachmah & Nuraeni, 2021).


5

Akupresur merupakan teknik Traditional Chinese Medicine (TCM)

yang yakii bekerja berdasarkan prinsip redistribusi Qi yang merupakan

bentuk energi kehidupan. Dalam teori TCM penyakit diyakini berasal dari

aliran Qi yang buruk (Song, Seo, Lee, Son, Choi & Lee, 2022). Prinsip

perawatan pada akupresur merupakan bentuk terapi sentuhan yang

memanfaatkan prinsip-prinsip pengobatan akupuntur dan pengobatan china,

namun akupresur lebih sederhana dibandingkan dengan akupuntur (Gahayu &

Ristica, 2021)

Terapi akupresur tidak memasukkan obat-obatan tertentu melainkan

mengaktifkan sel-sel yang ada dalam tubuh. Terapi akupresur untuk

mengatasi mual muntah dilakukan dengan menekan secara manual pada titik

meridian tubuh. Sesi akupresur dan akupuntur sebaiknya dilakukan 2-3 kali

dalam seminggu karena akan menstimulasi sistem regulasi serta

mengaktifkan mekanisme endokrin dan neurologi, yang merupakan

mekanisme fisiologi dalam mempertahankan keseimbangan (Gunawan,

Manengkei, & Ocviyanti, 2020).

Manfaat akupresur dalam menekan respon mual muntah menjadi salah

satu pilihan intervensi. Penelitian yang dilakukan oleh Mayasari & Savitri

(2013) didapatkan bahwa pemberian akupresur mampu menekan respon mual

dan muntah pada ibu hamil yang mengalami emesis. Selain itu hasil yang

sama didapatkan pada penelitian Sulistiarini, Widyawati, & Rahayu (2021)

yaitu tindakan akupresur dapat menghambat impuls mual dan muntah

sehingga mampu menekan respon mual yang dialami oleh pasien, yaitu pada

titik perikardium 6.
6

Akupresur titik perikardium 6 yaitu sebuah tindakan untuk mengurangi

atau menurunkan rasa mual dan muntah pada kehamilan yang dilakukan

dengan cara penekanan pada titik tubuh tertentu (titik pericardium 6 atau tiga

jari dibawah pergelangan tangan) (Tiran, 2018). Penelitian lainnya terkait

akupresur pada titik perikardium yang dilakukan oleh Mariza & Ayuningtias

(2020) didapatkan bahwa akupresur yang dilakukan pada titik perikardium 6

(PC 6) mampu menekan respon mual muntah pada ibu hamil di trimester I.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Fitriana (2022) menunjukkan bahwa

ada penurunan yang signifikan dalam rata-rata skor mual, muntah pada ibu

hamil yang dilakukan akupresure pada titik PC 6. Penelitian Widyastuti,

Rumiyati, & Widyastutik (2020) menjelaskan bahwa pemberian akupresur

titik perikardium 6 mampu mengatasi mual muntah yang terjadi pada ibu

hamil di trimester I.

Selain pemijatan, terapi lain yang dapat diberikan dalam menurunkan

mual dan muntah adalah dengan memberikan aromaterapi lemon. Aroma

terapi adalah terapi yang menggunakan essential oil atau sari minyak murni

untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan

semangat, menyegarkan serta menenangkan jiwa dan raga (Khadijah, 2020).

Lemon minyak essensial (Citrus lemon) adalah salah satu minyak herbal yang

paling banyak digunakan dalam kehamilan dan dianggap sebagai obat yang

aman pada kehamilan (Oktaviarini, 2022).

Minyak esensial lemon sebagai aromaterapi digunakan melalui inhalasi dan

atau rute topikal. Saat dihirup, minyak esensial bekerja di otak dan sistem saraf

melalui stimulus dari saraf penciuman. Respon ini akan merangsang produksi masa

penghantar saraf otak (neurotransmitter) yang berkaitan dengan pemulihan kondisi


7

psikis seperti emosi, perasaan, pikiran dan keinginan (Cahyani, 2020). Hal ini

mampu menekan hipotalamus untuk menurunkan respon mual dan muntah bagi ibu

hamil.

Penelitian yang dilakukan oleh Jannah & Rahmawati (2021)

menjelaskan bahwa aromaterapi lemon mampu menurunkan mual dan

muntah yang dialami oleh ibu hamil trimester I. Hal ini sejalan dengan

penelitian Afriyanti & Rahendza (2020) yang menjelaskan bahwa lemon

dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam menurunkan respon mual

pada pasien. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian

kombinasi akupresur titik perikardium 6 dan aromaterapi lemon mampu

menurunkan skala mual muntah pada ibu hamil trimester I.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Puskesmas Sungai

Pakning didapatkan sebanyak 12 orang ibu hamil primigravida yang

diwawancarai mengalami mual dan muntah pada trimester I. Sebanyak 8 dari

12 ibu hamil mengatakan pada saat terjadi mual dan muntah hal yang

dilakukan hanya makan sedikit tapi sering walaupun muntah kembali.

Sebanyak 10 dari 12 orang ibu hamil mengatakan belum pernah menerapkan

teknik akupresur pada saat mual dan muntah selama kehamilan.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh pemberian akupresur titik perikardium 6

dan aromaterapi lemon terhadap skala mual muntah ibu hamil trimester I di

Puskesmas Sungai Pakning”.


8

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah ada

pengaruh pemberian akupresur titik perikardium 6 dan aromaterapi lemon

terhadap skala mual muntah ibu hamil trimester I di Puskesmas Sungai

Pakning?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pemberian akupresur titik perikardium

6 dan aromaterapi lemon terhadap skala mual muntah ibu hamil trimester

I di Puskesmas Sungai Pakning.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik responden

b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi skala mual muntah ibu hamil

trimester I sebelum diberikan akupresur titik perikardium 6 dan

aromaterapi lemon di Puskesmas Sungai Pakning

c. Untuk mengetahui distribusi frekuensi skala mual muntah ibu hamil

trimester I setelah diberikan akupresur titik perikardium 6 dan

aromaterapi lemon di Puskesmas Sungai Pakning

d. Untuk mengetahui perbedaan skala mual muntah ibu hamil trimester I

sebelum dan sesudah pemberian akupresur titik perikardium 6 dan

aromaterapi lemon di Puskesmas Sungai Pakning


9

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Responden

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan informasi tambahan

bagi responden dalam melakukan minimalisasi reaksi mual muntah yang

dialami pasien selama masa kehamilan di trimester I

2. Bagi Puskesmas

Penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi atau tambahan

informasi bagi pihak Puskesmas dalam mengajarkan manajemen mual

muntah pada ibu hamil trimester I yang datang berkunjung ke Puskesmas

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini menjadi salah satu studi pendahulu bagi peneliti

selanjutnya dalam melakukan penelitian lanjutan terkait intervensi yang

tepat dalam menurunkan respon mual dan muntah ibu hamil trimester I
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kehamilan

1. Kehamilan

Kehamilan merupakan bagian dari siklus kehidupan manusia yang

melibatkan respon fisiologis organ tubuh manusia. Proses kehamilan

dimulai pada masa konsepsi hingga fase kelahiran janin yang sedang

dikandung. Kehamilan di hitung mulai dari hari pertama pada haid

terakhir. Lama kehamilan dari awal konsepsi hingga bayi lahir

adalah 40 minggu atau 280 hari. Terdapat tiga bagian dalam

kehamilan, trimester I dari konsepsi sampai tiga bulan, trimester II

dari empat bulan hingga enam bulan, dan trimester III dimulai dari 7

bulan sampai ke 9 bulan (Hutahaean, 2013).

Ibu hamil pada trimester pertama mengalami mual dan muntah

(Emesis gravidarium). Keadaan ini merupakan hal yang wajar dan sering

terjadi pada kehamilan terutama pada trimester pertama (Balikova &

Budgoza, 2018). Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula

timbul setiap saat dan malam hari. Studi memperkirakan bahwa mual dan

muntah terjadi pada 50-90% dari kehamilan. Mual dan muntah yang

berhubungan dengan kehamilan biasanya dimulai dengan 9-10 minggu

kehamilan, puncak di 11-13 minggu, dan menyelesaikan dalam banyak

kasus oleh 12-14 minggu. Dalam 1-10% dari kehamilan, gejala dapat

berlanjut setelah 20-22 minggu (Prawirohardjo, 2018).

9
10

2. Tanda-Tanda Kehamilan

Menurut Deswani (2018), secara klinis tanda-tanda kehamilan dibagi

menjadi tiga katagori, yaitu sebagai berikut :

a. Tanda – tanda presumptif

1) Amenorea, yaitu wanita yang tidak mendapatkan haid karena ini

merupakan salah satu bukti dini kehamilan

2) Mual dan muntah (Morning sickness), dimana gejala ini sering

muncul pada pagi hari sebagai respons awal tubuh terhadap

tingginya kadar progesteron

3) Mengidam (Ingin makanan khusus), dimana ibu hamil akan

meminta makanan atau minuman tertentu yang mereka inginkan

terutama pada bulan triwulan pertama. Mereka juga tidak tahan

terhadap bau-bauan

4) Tidak ada selera makan, dimana nafsu makan ibu hamil menurun,

kejadian ini berlangsung pada triwulan pertama

5) Quickening, yaitu persepsi gerakan janin untuk pertama kalinya

yang dapat disadari oleh wanita pada kehamilan 18-20 minggu

6) Keluhan kencing (BAK), wanita hamil akan mengalami frekuensi

kencing yang bertambah dan sering kencing malam, hal ini

disebabkan karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang

membesar

7) Konstipasi, terjadi karena tonus otot-otot usus menurun oleh

pengaruh hormon steroid


11

8) Perubahan warna kulit, yaitu warna kulit kehitam-hitaman pada

dahi, punggung hidung, dan kulit daerah tulang pipi

9) Perubahan payudara, akibat stimulasi prolaktin, payudara

mensekresi kolostrum bisanya setelah kehamilan enam minggu

10) Pemekaran vena-vena, biasanya terjadi pada kaki, betis, dan vulva,

hal ini dijumpai pada triwulan akhir

b. Tanda-tanda memungkinkan hamil

1) Perut membesar

2) Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan

konsistensi rahim

3) Tanda hegar, ditemukannya serviks dan isthmus yang lunak pada

saat pemeriksaan di usia kehamilan 4-6 minggu

4) Tanda chadwick, yaitu suatu perubahan awal yang dapat terlihat

pada perubahan warna mukosa vagina menjadi kebiruan. Tanda

tersebut timbul karena akibat dari pelebaran vena karena

meningkatnya kadar estrogen

5) Kontraksi-kontraksi kecil uterus jika dirangsang

6) Reaksi kehamilan positif.

c. Tanda pasti kehamilan

1) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasakan, dan diraba pada

bagian-bagian janin

2) Denyut jantung janin (DJJ), dapat didengarkan dengan stetoskop

laenec atau dengan stetoskop ultrasonic (dopller)

3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen


12

4) Test laboratorium, yaitu test inhibisi koagulasi yang bertujuan

untuk mendeteksi adanya hCG dalam urin.

3. Perubahan Trimester I Kehamilan

Pada saat berlangsungnya masa kehamilan, secara tidak langsung

tubuh akan mengalami beberapa perubahan yang signifikan. Perubahan

yang terjadi seperti pembengkakan payudara, kulit pecah-pecah, dan

perkembangan rahim, namun sebagian ibu hamil juga akan mengalami

kerontokan pada rambut. Beberapa wanita hamil, terkadang mereka

menginginkan makanan atau minuman yang segar dan cenderung asam.

Masa kehamilan umunnya berlangsung selama 280 hari (Medforth, 2013).

Trimester I (0-12 minggu) sering dianggap sebagai periode

penyesuaian terhadap kenyataaan bahwa mereka sedang mengandung.

Pada beberapa wanita hamil, mereka akan mengalami perasaan cemas,

defresi, dan kesedihan. Biasanya perasaan itu akan berakhir dengan

sendirinya seiring dengan mereka menerima kehamilannya. Pada

trimester pertama wanita hamil akan mengalami ketidaknyamanan seperti

mual (nausea), kelelahan, merasa sangat lelah dan kurang bertenaga,

perubahan nafsu makan, dan kepekaan emosional. Pada fase ini tubuh ibu

akan bekerja keras dan sistem dalam tubuh berusaha untuk membiasakan

diri dengan peningkatan hormon progresteron (Mitayani, 2016).

Gejala mual-mual sering muncul pada fase ini. Gejala lain

diantaranya produksi air liur berlebihan, sering buang air kecil, perubahan

suasana hati, lekas marah, timbul jerawat, perut kembung dan ngidam.
13

Puting susu mulai membesar dan areola juga lebih besar dan lebih gelap

untuk mempersiapkan ASI untuk buah hatinya nanti (Gatsby, 2018).

Beberapa para ahli mengemukakan terdapat perubahan fisik pada

ibu hamil yaitu antara lain :

a. Menurut Saputra (2014), perubahan fisik pada ibu hamil yaitu sebagai

berikut :

1) Sakit kepala

Sakit kepala yang lebih sering dialami oleh pada ibu hamil pada

awal kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke

tubuh sehingga ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke

posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa

sulit beradaptasi. Sakit kepala / pusing yang lebih sering daripada

biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional.

Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat

menyebabkan sakit kepala.

2) Kram perut

Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kramsaat

menstruasi di bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk

yang timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap adalah

normal. Hal ini sering terjadi karena adanya perubahan hormonal

dan juga karena adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim

dimana otot dan ligamen merenggang untuk menyokong rahim.


14

3) Meludah

Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yangterus

menerus dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning

sickness.

4) Peningkatan berat badan

Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan

memasang kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti

ada peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim telah

berkembang dan memerlukan ruang juga, dan ini semua karena

pengaruh hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim

dan hormon progresteron yang menyebabkan tubuh menahan air.

5) Merasa lelah

Hal ini terjadi karena tubuh bekerja secara aktif untuk

menyesuaikan secara fisik dan emosional untuk kehamilan. Juga

peningkatan hormonal yang dapat mempengaruhi pola tidur.

6) Morning sickness, mual dan muntah

Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual

dimulai sejak awal kehamilan. Mual muntah diusia muda disebut

morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat

terjadi setiap saat.

7) Konstipasi

Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena

peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot

sehingga usus bekerja kurang efisien. Adapun keuntungan dari


15

keadaan ini adalah memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih

baik saat hamil.

8) Sering buang air kecil

Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini

dikarenakan rahim yang membesar dan menekan kandung

kencing. Keadaan ini akan menghilang pada trimester II dan akan

muncul kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih

ditekan oleh kepala janin.

9) Pembesaran payudara

Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi

peningkatan hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran

pembuluh darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada

jaringan payudara sebagai persiapan menyusui.

b. Perubahan psikologis yang dialami oleh ibu hamil trimester I menurut

Sofiyan (2016), adalah :

1) Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan

kehamilannya

2) Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan

kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja

3) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil.

Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya

4) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat

perhatian dengan seksama


16

5) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia

seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain

atau bahkan merahasiakannya.

c. Kebutuhan gizi ibu hamil trimester I

Tiran (2018) menyatakan bahwa anjuran makanan untuk ibu hamil

yaitu :

1) Makan makanan yang memenuhi 4 sehat 5 sempurna, yaiu: nasi,

lauk, sayur, buah, susu

2) Porsi makanan lebih dibanding ketika tidak hamil

3) Tidak ada pantangan selama hamil

4) Jika mual dan muntah, pilih makanan yang tidak berlemak,

seperti: roti, ubi, singkong, biskuit dan buah

5) Jangan minum jamu, minuman keras, dan merokok

6) Nutrisi yang diburuhkan seperti, kalori, protein, vitamin D,

vitamin E, vitamin K, vitamin C, dan vitamin B6.

4. Mual Muntah dalam Kehamilan

Mual merupakan gejala pertama yang dialami ibu yang sering

terjadi sebelum periode menstruasi pertama tidak datang. Mual dan

muntah pada kehamilan merupakan reaksi tubuh ibu terhadap perubahan

yang terjadi akibat kehamilan. Kehamilan memengaruhi sistem tubuh,

baik secara hormonal, fisik, maupun psikologi. Mual yang terkadang

disertai muntah biasanya timbul sejak usia gestasi 5 minggu, yang

dihitung berdasarkan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT), dan mencapai


17

pncak pada usia gestasi 8 hingga 12 minggu serta berakhir pada usia

gestasi 16 hingga 18 minggu (Tiran, 2018).

Kejadian mual dan muntah yang berlebihan disebut dengan

hyperemesis gravidarum. Faktor risiko hyperemesis gravidarum meliputi

gangguan hipertiroid klinis, diagnosis psikiatri sebelum hamil, kehamilan

mola, kehamilan kembar dengan janin laki-laki dan perempuan, diabetes,

gangguan pencernaan (Varney & Gregor, 2013).

5. Etiologi mual pada kehamilan

Rasa mual membuat seorang wanita hamil lebih sulit makan

meskipun sudah tersedia makanan favoritnya.Mual dan muntah

disebabkan oleh adanya perubahan hormon yang terjadi pada ibu hamil.

Berikut ini adalah beberapa penyebab umum mual muntah yaitu (Wagiyo

& Putrono, 2016):

a. Hormon estrogen dan progesteron

Hormon progesteron dibentuk oleh corpus luteum. Peningkatan

hormon estrogen dan progesteron dapat mengganggu sistem

pencernaan ibu hamil, dan membuat kadar asam lambung meningkat

hingga muncul keluhan mual dan muntah. Hormon ini dapat

memperlambat fungsi metabolisme termasuk sistem pencernaan.

b. Human chorionic gonadotrophin(hCG)

Hormon hCG dalam aliran darah sangat membantu untuk

menjaga persediaan estrogen dan progesteron serta untuk mencegah

masa menstruasi. Meningkatnya hormon hCG secara tiba-tiba dapat

mengakibatkan efek pedih pada lapisan perut, dan efek ini berupa rasa
18

mual. Hormon ini juga menyebabkan hilangnya gula dari darah, yang

dapat menimbulkan perasaan sangat lapar dan sakit.Jadi hormon hCG

ini sangat berpengaruh terhadap timbulnya rasa mual dan muntah

pada ibu hamil.

c. Makanan

Makanan-makanan berminyak dapat menyebabkan mual dan

muntah pada ibu hamil. Fungsi sistem pencernaan yang telah menurun

akibat hormon akan semakin memburuk saat mendapat asupan

makanan yang pedas dan berminyak.

6. Faktor yang mempengaruhi rasa mual

Faktor fisiologis yang menyebabkan mual dan muntah yaitu seperti

situasi korpus luteum sisi kanan menyebabkan tingginya kadar hormon

steroid di dalam sistem porta hepatik, perubahan karbohidrat dan

metabolisme lemak, dampak pada kemampuan mencium dan melihat,

faktor genetik, hormon hCG, faktor imunologis, hormon estrogen dan

progesteron. Selain itu terdapat faktor predisposisi mual dan muntah pada

kehamilan dapat dikaitkan denganperilaku, dukungan, keletihan, mual dan

muntah dikehamilan sebelumnya, merokok, masalah sosio-ekonomi,

kesulitan dalam masalah membina hubungan, dan psikologis (Tiran,

2018).

7. Dampak mual pada kehamilan trimester I

Mual dan muntah jika tidak ditangani dengan baik akan berlanjut

menjadi hyperemesis gravidarum atau mual dan muntah yang berlebihan


19

sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan keadaan ibu hamil

menjadi buruk (Tiran, 2018).

a. Dampak yang terjadi pada ibu akibat dari mual dan muntah yaitu :

menurunnya cairan elektrolit didalam tubuh ibu, sehingga terjadi

hemokonsentrasi yang dapat memperlambat peredaran darah, nafsu

makan menurun yang mempengaruhi tumbuh kembang janin,

gangguan nutrisi, dehidrasi, kelemahan, dan penurunan berat badan

b. Selain keadaan umum ibu menjadi buruk, dampak yang ditimbulkan

dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus, bayi

lahir rendah, kelahiran prematur, serta malforasi pada bayi baru lahir

8. Cara mengatasi mual pada kehamilan trimester I

Menurut Wagiyo & Putron (2016), mual dan muntah sering dialami

oleh ibu hamil trimester I, cara mengatasi masalah tersebut agar dapat

mempertahankan asupan nutrisi dan cairan pada ibu hamil yaitu sebagai

berikut :

a. Menghindari bau atau faktor-faktor penyebab terjadinya mual dan

muntah

b. Sediakan makanan kering seperti biscuit atau roti bakar sebelum

bangun dari tempat tidur di pagi hari

c. Jaga pola makan dengan cara makan sedikit-sedikit tapi sering

d. Hindari makanan yang mengandung lemak, dan berminyak, serta

berbumbu keras

e. Bangun dari tempat tidur secara perlahan-lahan dan jangan langsung

bergerak
20

f. Banyak mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat

g. Banyak minum air, dan mengkonsumsi vitamin B6 yang diimbangi

dengan istirahat yang cukup.

B. Akupresur Titik Perikardium 6

1. Pengertian Terapi Akupresur

Akupresur berasal dari kata accus dan pressure, yang berarti jarum

dan menekan. Akupresur merupakan istilah yang digunakan untuk

memberikan rangsangan (stimulasi) titik akupunktur dengan teknik

penekanan atau teknik mekanik. Penekanan dilakukan sebagai pengganti

penusukan jarum yang dilakukan pada akupunktur dengan tujuan untuk

melancarkan aliran energi vital (qi) pada seluruh tubuh (Kementerian

Kesehatan, 2014).

2. Manfaat Akupresur

Akupuntur merupakan terapi yang membutuhkan insersi jarum

pada titik tubuh tertentu. Sedangkan akupresur merupakan terapi yang

membutuhkan tekanan pada titik anatomi tubuh tertentu. Beberapa hasil

penelitian menyatakan bahwa terapi akupuntur dan akupresure adalah

aman, efektif, dan bebas dari efek samping. Titik akupresur yang dinilai

bermanfaat untuk mengurangi keluhan mual muntah adalah titik neuguan

(pericardium 6) (Cahyanto, 2020)


21

3. Pengertian Akupresur Titik PC6 (Perikardium 6)

Akupresur PC 6 (titik perikardium 6) yaitu sebuah tindakann untuk

mengurangi atau menurunkan rasa mual dan muntah pada kehamilan yang

dilakukan dengan cara penekanan pada titik tertentu (titik perikardium 6

atau tiga jari di bawah pergelangan tangan). Akupresur adalah cara pijat

berdasarkan ilmu akupuntur atau bisa juga disebut akupuntur tanpa jarum.

Terapi akupresur menjadi salah satu terapi nonfarmakologis berupa terapi

pijat pada titik meridian tertentu yang berhubungan dengan organ dalam

tubuh untuk mengatasi mual muntah (Mariza & Ayuningtias, 2019).

Titik perikardium 6 adalah titik yang terletak di jalur meridian

selaput jantung. Meridian selaput jantung memiliki dua cabang, sebuah

cabangnya masuk ke selaput jantung dan jantung, kemudian terus

kebawah menembus diafragma, keruang tengah dan ruang bawah perut.

Meridian ini juga melintasi lambung dan juga usus besar.

Gambar 2.1 Titik Perikardium 6

(Sumber: Maheswara, Wahyuni, Istiqamah, & Kustiyati, 2020)


22

4. Prinsip Akupresur Titik PC6 pada Ibu Hamil Trimester I

Akupresur merupakan terapi yang dapat dilakukan dengan mudah

dan efek samping yang minimal. Akupresur tidak boleh dilakukan pada

bagian tubuh yang luka, tulang retak atau patah dan kulit yang terbakar

(Maheswara, Wahyuni, Istiqomah & Kustiyati, 2020).

5. Manfaat Akupresur Titik PC6

Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa terapi akupuntur dan

akupresur adalah aman, efektif, dan bebas dari efek samping. Titik

akupresur yang dinilai bermanfaat untuk mengurangi mual dan muntah

adalah titik neiguan (perikardium 6). Titik ini terdapat pada tiga jari dari

dari pergelangan tangan pada lengan bawah. Titik ini bekerja dengan

mengontrol fungsi sistem pencernaan dan sirkulasi dengan merangsang

jalur merdian tubuh. Titik ini juga mengendalikan fungsi korteks serebral

melalui sistem kerja saraf yang menghambat atau mengurangi respon

mual muntah (Cahyanto, 2020)

6. Persiapan Akupresur Titik PC6 pad Trimester I

Menurut Widyaningrum (2019) terdapat beberapa persiapan akupresur

titik perikardium 6 pada kehamilan, yaitu:

a. Persiapan responden :

1) Pasien sebaiknya dalam keadaan berbaring, duduk atau dalam

posisi yang nyaman


23

2) Pasien dalam keadaan rileks, tidak emosional (marah, takut,

terlalu gembira, atau sedih) terlalu lapar atau terlalu kenyang

b. Persiapan terapis :

1) Sebelum memijat tangan di cucu bersih, kuku jari tidak boleh

panjang dan tajam.

2) Pemijatan dalam keadaan bebas bergerak dengan posisi yang

nyaman sehingga bisa melakukan pemijatan dengan bebas dan

tepat.

3) Menggunakan alat bantu pijat tidak tajam, tidak menyakitkan dan

bersih dalam hal ini peneliti melakukan pemijatan menggunakan

ibu jarin.

4) Tidak memijat daerah luka dan bengkak.

c. Persiapan lingkungan :

1) Ruangan tempat pemijatan hendaknya tidak pengap dan

mempunyai sirkulasi yang baik.

2) Pemijatan dilakukan di tempat yang bersih

3) Akupresur titik perikardium 6 untuk mual muntah

7. Cara Melakukan Akupresur Titik PC6 pada Ibu Hamil Trimester I

Terapi akupresur untuk mual muntah dapat dilakukan dengan cara

menekan secara manual pada perikardium 6 “Neiguan” atau “perikardium

6” pada daerah pergelangan tangan yaitu 3 jari dari daerah distal

pergelangan tangan antara dua tendon (flexor carpi radialis dan otot

palmaris longus. Selama 30 detik sampai dua menit dan akupresur


24

bekerja dengan cukup cepat, bviasanya satu sampai dua menit bagi

penderita gangguan pencernaan (Widyaningrum, 2019).

Titik perikardium 6 adalah titik yang terletak dijalur meridian

selaput jantung yang memiliki dua cabang yaitu ke selaput jantung dan

jantung., kemudian terus ke bawah menembus diafragma dan melintasi

lambung (Cahyanto, 2020). Manipulasi yang dilakukan pada titik PC6

dapat menyebabkan pengeluaran beberapa neutrotransmiter, diantara beta

endorpin melalui pengaruhnya dalam menurunkan rangsangan pada

chemoreseptor triger zone CTZ dan pusat muntah

Penekanan titik perikardium 6 sedalam 1-2 cm menggunakan ibu

jari yang menghadap kesiku dengan kekuatan maksimal pada titik

akupuntur yang berada pada lengan bawah bagian depan, tepatnya kurang

lebih 6 cm diatas pergelangan tangan dan berada diantara dua penonjolan

otot yang terlihat jelas saat menggenggam tan gan dengan erat. Penekanan

dilakukan sebanyak 30 kali putaran selama 3 menit pada masing-masing

lengan bawah. Apabila klien mengeluh nyeri, penekanan dapat dihentikan

sejenak setelah 3 menit penekanan dan kemudian di teruskan kembali

hingga lama total penekanan sama dengan 15 menit

8. Kontraindikasi Penerapan Akupresur Titik PC6

Akupresur tidak dianjurkan untuk siapapun yang di diagnosis

dengan penyakit atau kondisi seperti kanker harus berkonsultasi dengan

dokter terlebih dahulu. Hasil dari akupresur beragam tergantung pada

beberapa faktor seperti tingkat keparahan kondisi, penyakit, usia pasien,


25

dan tingkat keahlian trapis. Terapi ini dianggap efektif untuk menangani

sakit dan gejala seperti mual dan sakit kepala. Mungkin diperlukan

beberapa sesi sebelum hasil yang diinginkan dapat tercapai.

C. Aromaterapi Lemon

1. Defenisi Aromaterapi Lemon

Aromaterapi lemon merupakan jenis aromaterapi yang dapat

digunakan untuk mengatasi nyeri dan cemas. Zat yang terkadung dalam

lemon salah satu linelool yang berguna untuk menstabilkan sistem saraf

sehingga dapat menimbulkan efek tenang bagi siapapun yang

menghirupnya. Lemon minyak essensial (Citrus lemon) adalah salah satu

minyak herbal yang paling banyak digunakan dalam kehamilan dan

dianggap sebagai obat yang aman pada kehamilan (Jannah, Rahmawati, &

Lestari, 2021). Ketika menghirup zat aromatik atau minyak essensial

memancarkan biomolukeul, selsel reseptor dihidung unuk mengirim

implus langsung kepenciumanan diotak, daerah ini terkait erat dengan

sistem lain yang mengontrol memori, emosi, hormon, seks dan detak

jantung. Segera implus merangsang untuk melepaskan hormon yang

mampu menentramkan dan menimbulkan perasan tenang serta

menimbulkan perubahan fisik dan mental seseorang sehingga bisa

mengurangi mual muntah (Widyastuti, Rumiyati, & Widyastutik, 2020)

Aromaterapi lemon adalah terapi yang menggunakan minyak

essensial atau sari minyak murni lemon untuk membantu memperbaiki

atau menjaga kesehatan, membangkitkan semangat, menyegarkan serta


26

menenangkan jiwa dan raga (Astuti, Yuli, & Rusminah, 2020). Beberapa

minyak essensial yang sudah diteliti dan ternyata efektif sebagai sedatif

penenang ringan yang berfungsi nmenenangkan sistem saraf pusat yang

dapat membantu mengatasi insomnia terutama diakibatkan oleh stress,

gelisah, ketegangan, dan depresi

Bentuk aromaterapi lemon ada yang berupa minyak, sabun, dan

lilin aromaterapi. Salah satu jenis macam – macam aromaterapi dari

rumpun tumbuhan adalah citrus aurantium (lemon). Kandungan minyak

pada citrus aurantium memiliki efek anti spasmodik dan obat penenang

ringan. Kandungan citrus aurantium terdiri dari minyak essensial yang

disebut dengan neroli. Kandungan tersebut ialah : limonene (96,24%),

linalool (0,44%), linaly asetat, geranyl asetat, geraniol, nerol, neryl

acetate. Dalam jurnal ilmiah (Hidayat, 2020) disebutkan bahwa

kandungan linalool bersifat sebagai penenang (sedatif) dan limonene

memiliki manfaat sebagai melancarkan peredarah darah .

2. Manfaat Aromaterapi

Menurut Hidayat (2020) manfaat aromaterapi lemon antara lain:

a. Mengatasi insomnia dan depresi, meredakan kegelisahan

b. Mengurangi perasaan ketegangan

c. Meningkatakan kesehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran dan jiwa

d. Menjaga kestabilan ataupun keseimbanagan sistem yang terdapat

dalam tubuh menjadi sehat dan menarik

e. Merupakan pengobatan holistik untuk menyeimbangkan semua

fungsi tubuh
27

3. Mekanisme Kerja Aromaterapi

Mekanisme kerja aromaterapi didalam tubuh berlangsung melalui

dua sistem fisiologis yaitu sistem sirkulasi tubuh dan sistem penciuman.

Bau merupakan suatu molekul yang mudah menguap ke udara dan akan

masuk ke rongga hidung melalui penghirupan sehingga akan direkam

oleh otak sebagai proses penciuman. Proses penciuman terbagi dalam tiga

tingkatan, dimulai dengan penerimaan molekul bau pada epitallium

olfaktori yang merupakan suatu reseptor berisi 20 juta ujung saraf.

Selanjutnya bau tersebut akan ditramisikan sebagai suatu pesan ke pusat

penciuman yang terleltak pada bagian belakang hidung. Pada tempat ini,

sel neuron menginterpretasikan bau tersebut dan mengantarkannya ke

sistem limbik (Maulana, Rachmah, & Nuraeni, 2021).

Sistem limbik merupakan pusat nyeri, senang, marah, takut,

depresi, dan berbagai emosi lainnya. selanjutnya respon dikirim ke

hipotalamus untuk diolah. Melalui penghantaran respons yang dilakukan

oleh hipotalamus seluruh sistem minyak essensial tersebut akan diantar

oleh sistem sirkulasi dan agen kimia kepeda organ yang tubuh. Secara

fisiologis, kandungan unsur-unsur terapeutik dari bahan aromatic akan

memperbaiki ketidakseimbangan yang terjadi didalam system tubuh. Bau

yang menimbulkan rasa tenang akan merangsang daerah otak yang

disebut nuklues rafe untuk mengeluarkan sekresi serotonin (Joyce & Jane,

2021). Sekresi serotonin berguna untuk menimbulkan efek rileks sebagai

akibat inhibisi eksitasi sel (Hidayat, 2020). Perasaan rileks yang

dihasilkan oleh citrus aurantium aromaterapi dikarenakan kembalinya


28

sirkulasi secara normal. Serotonin yang menyebabkan euporia, relaks atau

sedatif. Saraf penciuman (nervus olfaktorius) adalah satu- satunya saluran

terbuka yang menuju otak. Melalui saraf ini, aromaakan mengalir ke

bagian otak sehingga mampu memicu memori terpendam dan

memengaruhi tingkah laku emosional yang bersangkutan. Hal ini bias

terjadi karena aroma tersebut menyentuh langsung pusat emosi dan

kemudian bertugas menyeimbangkan kondisi emosional. Untuk itu citrus

aurantium dengan cara inhalasi dapat menurunkan kecemasan dengan

meningkatkan serotonin (Maulana, Rachmah, & Nuraeni, 2021)

4. Metode Pemakaian

a. Dihirup

Merupakan salah satu cara yang diperkenalkan dalam penggunaan

aromaterapi yang paling sederhana dan cepat.Inhalasi juga merupakan

metode yang paling tua. Aromaterapi masuk dari luar tubuh ke dalam

tubuh dengan satu tahap yang mudah, yaitu lewat paru – paru di

alirkan ke pembuluh darah melalui alveoli. Inhalasi sama dengan

metode penciuman bau, di mana dapat dengan mudah merangsang

olfaktori pada setiap kali bernafas dan tidak akan mengganggu

pernafasan normal apabila mencium bau yang berbeda dari minyak

essensial. Aromaterapi inhalasi dapat dilakukan dengan menggunakan

elektrik, baterai, atau lilin diffuser, atau meletakkan aromaterapi

dalam jumlah yang sedikit pada selembar kain atau kapas. Hal ini

berguna untuk minyak essensial relaksasi dan penenang


29

b. Penguapan

Alat yang digunakan untuk menyebarkan aromaterapi dengan cara

penguapan ini mempunyai rongga seperti gua untuk meletakkan lilin

kecil atau lampu minyak dan bagian atas terdapat cekungan seperti

cangkir biasanya terbuat dari kuningan untuk meletakkan sedikit air

dan beberapa tetes minyak esensial. Cara penggunaannya adalah

mengisi cekungan cangkir pada tungku dengan air dan tambahkan

beberapa tetes minyak esensial, kemudian nyalakan lilin, lampu

minyak atau listrik. Setelah air dan minyak menjadi panas, penguapan

pun terjadi dan seluruh ruangan akan terpenuhi dengan bau aromatik.

penenang.

c. Pijatan

Pijat merupakan salah satu bentuk pengobatan yang sangat sering

dikolaborasikan dengan aromaterapi. Beberapa tetes minyak esensial

dicampurkan dalam minyak untuk pijat sehingga dapat memberikan

efek simultan antara terapi sentuhan dan terapi wangiwangian. Pijatan

dapat memperbaiki peredaran darah, mengembalikan kekenyalan otot,

membuang racun dan melepaskan energi yang terperangkap di dalam

otot. Wangi-wangian memicu rasa senang dan sehat penenang.

d. Semprotan untuk ruangan

Minyak esensial bersifat lebih alami daripada aerosol yang dapat

merusak ozon dalam penggunaannya sebagai pewangi ruangan.

Penggunaannya adalah dengan menambahkan sekitar 10- 12 tetes

minyak esensial ke dalam setengah liter air dan menyemprotkan


30

campuran tersebut ke seluruh ruangan dengan bantuan botol

penyemprot penenang.

e. Mandi dengan berendam

Mandi dengan berendam merupakan cara yang paling mudah untuk

menikmati aromaterapi. Tambahkan beberapa tetes minyak aroma ke

dalam air berendam, kemudian berendamlah selama 20 menit. Minyak

esensial akan berefek pada tubuh dengan cara memasuki badan lewat

kulit. Campurkan minyak esensial dengan cara yang tepat, karena

beberapa minyak aroma tidak mudah larut dalam air penenang

(Maulana, Rachmah, & Nuraeni, 2021)

D. Kerangka Teori

Kehamilan Reaksi Kehamilan


Proses alamiah Perubahan respon
manusia yang dimulai fisiologis tubuh
dari masa konsepsi
sampai janin
dikeluarkan
Perubahan Intervensi Non
Keseimbangan Farmakologi
Hormon
Respon Mual dan Aromaterapi lemon
Efek yang Muntah
Ditimbulkan
Resiko cacat lahir dan
gangguan
perkembangan Intervensi Non
Farmakologi

Akupresur titik PC6

Skema 2.1 Kerangka Teori


(Sumber: Mariza & Ayuningtias (2019), Jannah & Rahmawati (2021), Komariah,
Mulyana, Maulana, Rachmah, & Nuraeni (2021))
31

E. Kerangka Konsep

Input Proses Output

A. Pemberian
Skala Mual Muntah Skala Mual Muntah
Akupresur PC6
B. pretest posttest
dan Aromaterapi

Pemberian Skala Mual Muntah


Skala Mual Muntah
Aromaterapi
pretest posttest
Lemon

Skema 2.1 Kerangka Konsep

F. Hipotesis

Ha1 : Terdapat pengaruh pemberian akupresur titik perikardium 6 terhadap

skala mual muntah ibu hamil trimester I di Puskesmas Sungai

Pakning

Ha2 : Terdapat pengaruh pemberian aromaterapi lemon terhadap skala

mual muntah ibu hamil trimester I di Puskesmas Sungai Pakning

H01 : Tidak terdapat pengaruh pemberian akupresur titik perikardium 6

terhadap skala mual muntah ibu hamil trimester I di Puskesmas

Sungai Pakning

H02 : Tidak terdapat pengaruh pemberian aromaterapi lemon terhadap

skala mual muntah ibu hamil trimester I di Puskesmas Sungai

Pakning
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra

eksperimen, menggunakan metode one group pre-test post-test dengan uji

paired T test yaitu rancangan penelitian yang terdiri dari kelompok

eksperimen tanpa kelompok kontrol yang dilakukan observasi pertama yang

menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen (Polit

& Beck, 2014)

Pre test Perlakukan Post test

O1 X O2

Skema 3.1
Desain Penelitian

Ket :

X : Pemberian akupresur titik PC6 dan aromaterapi lemon

01 : Derajat mual muntah sebelum diberikan terapi

02 : Derajat mual muntah sesudah diberikan terapi

B. Waktu dan Tempat

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Mei sampai Juni 2023.

32
33

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Sungai Pakning.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti

(Nursalam, 2020). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu

hamil primigravida trimester I di Puskesmas Rawat Inap Sungai

Pakning dari bulan Februari sampai April 2023 yaitu 34 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang

ditulis dan dianggap mewakili seluruh populasi. Dengan kata lain

sampel adalah elemen-elemen populasi yang dipilih berdasarkan

kemampuan mewakilinya (Nursalam, 2020). Teknik pengambilan

sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling.

Nursalam (2020) menyatakan bahwa pengambilan sampel secara total

sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan menjadikan seluruh

anggota populasi sebagai responden peneliti yaitu sebanyak 34 orang.

dengan memenuhi syarat kriteria inklusi dan ekslusi sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi

Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Ibu hamil primigravida trimester I yang mengalami mual

muntah

2) Ibu hamil yang tidak mengonsumsi antiemetik


34

3) Ibu hamil tanpa penyakit penyerta seperti hipertensi, DM.

b. Kriteria Ekslusi

Adapun kriteria ekslusi penelitian ini adalah:

1) Ibu hamil dengan cedera pada lengan

2) Ibu hamil dengan nyeri bagian ekstremitas atas

3) Ibu hamil yang menolak mengikuti tahapan penelitian hingga

selesai

D. Etika Penelitian

Adapun etika dalam penelitian sebagai berikut (Nursalam, 2020):

1. Autonomy (Tanpa Paksaan)

Peneliti memberi kebebasan kepada subjek penelitian untuk

memberikan informasi atau tidak memberikan informasi

(berpartisipasi).

2. Anonimity (Tanpa Nama)

Setiap orang mempunyai privasi dan kebebasan individu dalam

memberikan informasi. Setiap orang berhak untuk tidak memberikan

apa yang diketahuinya kepada orang lain. Oleh sebab itu peneliti tidak

boleh menampilkan informasi mengenai identitas dan kerahasiaan

identitas subjek. Peneliti cukup menggunakan coding sebagai ganti

identitas responden. Dalam penelitian ini tidak mencantumkan nama

responden pada lembar pengumpulan data, hanya menggunakan inisial

nama.
35

3. Beneficence

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal

mungkin bagi masyarakat pada umumnya, dan khususnya subjek

penelitian.

4. Nonmaleficence

Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang

merugikan bagi subjek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian harus

dapat mencegah atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stres,

maupun kematian subjek penelitian.

5. Justice

Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa membedakan

gender, agama, etnis, dan sebagainya.

6. Informed Concent

Informed concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Inform concent tersebut diberikan sebelum penelitian dengan

memberikan lembar persetujuan menjadi responden. Tujuan inform

concent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, dan

mengetahui dampaknya.
36

E. Alat Pengumpulan Data

Instrument penelitian adalah cara atau alat yang digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian atau alat ukur penelitian

(Polit & Beck, 2014).

Dalam penelitian ini alat pengumpulan data meliputi :

1. Kuesioner Demografi

2. Lembar observasi yang digunakan untuk mencatat hasil pengukran pada

saat pretest dan posttest menggunakan skala INVR. Kuesioner Rhodes

INVR memiliki 8 pertanyaan yang menggunakan skala likert dengan

skor 0 – 4. Kuesioner Rhodes INVR memiliki skor terendah adalah 0

dan skor tertinggi adalah 32. Hasil inerpretasi:

a. 0 = Tidak Mual

b. 1 – 8 = Mual muntah ringan

c. 9 – 16 = Mual muntah sedang

d. 17 – 24 = Mual muntah berat

e. 25 – 32 = Mual muntah buruk

Prosedur pengisian Rhode INVR:

a. Perhatikan petunjuk pada instrument!

b. Tulislah Nama inisial pasien, no responden, tanggal dan waktu.

c. Beri tanda (X), bila ditemukan tanda atau gejala yang ada dala tabel

pada diri pasien, selama 6 jam pasca operasi

d. Keterangan isi tabel :


37

1) Pada baris 1, bila pasien mengalami muntah, beri tanda (X) pada

kolom yang sesuai dengan frekuensi muntah yang terjadi pada

pasien.

0. Jika pasien tidak muntah

1. Jika pasien muntah 1-2 kali

2. Jika pasien muntah 3-4 kali

3. Jika pasien muntah 5-6 kali

4. Jika pasien muntah 7x/lebih

2) Pada baris 2, bila pasien mengalami retching (muntah tanpa

produksi), perhatikan perubahan kondisi yang terjadi pada pasien.

Keterangan:

0. Tidak mengalami yaitu jika tidak terjadi perubahan pada kondisi

pasien

1. Ringan yaitu jika terjadi sedikit perubahan pada diri pasien

tampak agak lemah.

2. Sedang yaitu jika terjadi perubahan pada diri pasien, pasien

tampak lemah, wajahnya agak pucat.

3. Berat yaitu jika pasien tampak lebih lemah, wajahnya pucat, dan

tampak sedih.

4. Parah yaitu jika terjadi perubahan besar pada kondisi pasien,

pasien menjadi sangat lemah, wajahnya pucat, dan tampak sedih

bahkan sampai meneteskan air mata.

3) Pada baris 3, bila pasien mengalami muntah, perhatikan perubahan

kondisi yang terjadi pada pasien. Keterangan:


38

0. Tidak mengalami yaitu jika tidak terjadi perubahan pada kondisi

pasien

1. Ringan yaitu jika terjadi sedikit perubahan pada diri pasien

tampak agak lemah.

2. Sedang yaitu jika terjadi perubahan pada diri pasien, pasien

tampak lemah, wajahnya agak pucat.

3. Berat yaitu jika pasien tampak lebih lemah, wajahnya pucat, dan

tampak sedih.

4. Parah yaitu jika terjadi perubahan besar pada kondisi pasien,

pasien menjadi sangat lemah, wajahnya pucat, dan tampak sedih

bahkan sampai meneteskan air mata.

4) Pada baris 4, bila pasien mengalami mual, dengan keterangan:

0. Jika pasien tidak mengalami mual

1. Jika pasien mual selama ≤ 1 jam

2. Jika pasien mual selama 2-3 jam

3. Jika pasien mual selama 4-6 jam

4. Jika pasien mual selama > 6 jam

5) Pada baris 5, bila pasien mengalami muntah, perhatikan perubahan

kondisi yang terjadi pada pasien. Keterangan:

0. Tidak mengalami yaitu jika tidak terjadi perubahan pada kondisi

pasien

1. Ringan yaitu jika terjadi sedikit perubahan pada diri pasien

tampak agak lemah.


39

2. Sedang yaitu jika terjadi perubahan pada diri pasien, pasien

tampak lemah, wajahnya agak pucat.

3. Berat yaitu jika pasien tampak lebih lemah, wajahnya pucat, dan

tampak sedih.

4. Parah yaitu jika terjadi perubahan besar pada kondisi pasien,

pasien menjadi sangat lemah, wajahnya pucat, dan tampak sedih

bahkan sampai meneteskan air mata

6) Pada baris 6, perhatikan jumlah keluaran (makanan atau cairan) yang

keluar dari tubuh pasien dan ukur dengan gelas 300cc. Keterangan:

0. Jika pasien tidak mengeluarkan apa-apa

1. Jika produksi muntah pasien sedikit (hampir ½ gelas)

2. Jika produksi muntah pasien sedang (1/2-2 gelas)

3. Jika produksi muntah pasien banyak (2-3 gelas)

4. Jika produksi muntah pasien sangat banyak (3gelas/lebih)

7) Pada baris 7, bila pasien mengalami mual, beri tanda silang (X) pada

kolom yang sesuai dengan jumlah frekuensi mual yang dialami oleh

pasien.

0. Jika pasien tidak mengalami

1. Jika pasien mengalami mual 1-2 kali

2. Jika pasien mengalami mual 3-4 kali

3. Jika pasien mengalami mual 5-6 kali

4. Jika pasien mengalami mual 7 kali atau lebih


40

8) Pada baris 8, bila pasien mengalami retching (muntah tanpa

produksi), beri tanda silang (X) pada kolom yang sesuai dengan

jumlah frekuensi retching yang dialami oleh pasien.

0. Jika pasien tidak mengalami

1. Jika pasien mengalami retching 1-2 kali

2. Jika pasien mengalami retching 3-4 kali

3. Jika pasien mengalami retching 5-6 kali

4. Jika pasien mengalami retching 7 kali atau lebih

F. Prosedur Pengumpulan Data

1. Tahap Persiapan

a. Menyusun proposal penelitian.

b. Melakukan survei pendahuluan untuk mengetahui jumlah populasi

ibu hamil trimester I di Puskesmas Sungai Pakning

c. Mengajukan surat ijin melakukan penelitian ke Puskesmas Sungai

Pakning untuk melakukan penelitian.

d. Melakukan screening terhadap ibu hamil yang sesuai dengan

kriteria inklusi penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pengumpulan data dengan melakukan wawancara terkait identitas

pasien.

b. Melakukan pengukuran (pretest) skala mual muntah INVR

sebelum diberikan intervensi.

c. Memberikan akupresur pada titik PC6 selama 15 menit


41

d. Melakukan pengukuran (posttest) skala mual muntah INVR setelah

diberikan intervensi

3. Tahap akhir

a) Pengolahan data dengan menggunakan SPSS.

b) Penyusunan hasil penelitian.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional mengidentifikasi variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti

untuk melakukan observasi atau pengukurn secara cermat terhadap suatu

objek atau fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter

yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran

merupakan cara di mana variabel dapat diukur dan ditentukan

karakteristiknya (Nursalam, 2020).

Definisi operasional pada penelitian ini digambarkan dengan

menggunakan tabel sebagai berikut

Tabel 3.1
Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Hasil Ukur


Ukur
1 Pemberian Memberikan tindakan - - -
akupresur titik penekanan pada titik
PC 6 dan akupresur di titik PC6
aromaterapi sambil menghirup
lemon aromaterapi minyak
esensial lemon
2 Derajat mual Tingkatan mual muntah Instrumen INVR Rasio 0 = Tidak
muntah yang dialami oleh ibu 1 – 8 = ringan
hamil 9 – 16 = sedang
17 – 24 = berat
25 – 32 = buruk
42

H. Analisis Data

1. Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada

umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi

dan persentase dari setiap variabel (Nursalam, 2020).

2. Bivariat

Nursalam (2020) menyatakan bahwa analisa bivariat hanya akan

menghasilkan hubungan antara dua variabel yang bersangkutan

(variabel independen dan variabel dependen). Uji hipotesis yang

digunakan adalah uji dependen t-test dan apabila data tidak berdistribusi

normal maka uji yang digunakan adalah Wilcoxon test. Uji tersebut

bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian akupresur titik PC6 dan

aromaterapi lemon terhadap mual muntah ibu hamil trimester I

Apabila dari uji statistik didapat ρ value ≤ dari α (0,05) maka

dapat dikatakan Ha diterima atau ada pengaruh pemberian akupresur

titik PC6 dan aromaterapi lemon terhadap mual muntah ibu hamil

trimester I.
DAFTAR PUSTAKA

Afriyanti, D., & Rahendza, N. H. (2020). Pengaruh pemberian aroma terapi lemon
elektrik terhadap mual dan muntah pada ibu hamil trimester i. Maternal
Child Health Care, 2(1), 192-201.
Alyamaniyah, U. H., & Mahmudah. (2019). Efektivitas Pemberian Wedang Jahe
(Zingiber Officinale Var. Rubrum) Terhadap Penurunan Emesis
Gravidarum Pada Trimester Pertama. Jurnal Biometrika Dan
Kependudukan, 3(No. 1 Juli 2014), 81–87.
Mariza, A., & Ayuningtias, L. (2019). Penerapan Akupresur Pada Titik P6
Terhadap Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester 1. Holistik Jurnal
Kesehatan, 13(3), 218–224. https://doi.org/10.33024/hjk.v13i3.1363
Balikova, M & Budgoza. (2018). Quality Of Women´S Life With Nausea And
Vomiting During Pregnancy. Central European Journal Of Nursing and
Midwifery, 2014, 5 (1), 29-35.
Cahyani, M. (2020). Pengaruh Kombinasi Aromaterapi Lavender Dan Healing
Touch Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas
Nguter Kabupaten Sukoharjo (Doctoral dissertation, STIKes Kusuma
Husada Surakarta).
Cahyanto, E.B. (2020). Asuhan Kebidanan Komplementer Berbasis Bukti.
Yogyakarta: CV Al qalam Media Lestari.
Dhilon, D. A., & Azni, R. (2018). Pengaruh Pemberian Terapi Aroma Jeruk
Terhadap Intensitas Rasa Mual dan Muntah pada Ibu Hamil di Wilayah
Kerja Puskesmas Harapan Raya. Jurnal Doppler Universitas Pahlawan
Tuanku Tambusai, 2(No 1), 1–8
Fengge, A. (2013). Terapi Akupresur Manfaat dan Teknik Pengobatan.
Yogyakarta: Crop Circle Corp.
Fitriana. (2022). Perbandingan Efektivitas akupresure pericardium dengan
Aromaterapi Terhadap Penurunan Mual Muntah pada Ibu Hamil di Pulau
Lombok. PrimA: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan.
Gahayu, P., & Ristica, O. D. (2021). Penerapan Teknik Akupresur Untuk
Mengurangi Keluhan Mual Muntah pada Kehamilan Trimester I di PMB
SIti Juleha Pekanbaru Tahun 2021. Jurnal Kebidanan Terkini (Current
Midwifery Journal), 1(2), 70-78.
Gunawan, K.,Manengkei, P.S.K, dan Ocviyanti,D., (2020), Diagnosis dan Tata
Laksana Hiperemisis Gravidarum, J.Indon Med Assoc, Volum,61.
Harahap, R. F., Dani, L., Alamanda, R., Harefa, I. L., & Indonesia, U. P. (2020).
Pengaruh Pemberian Air Rebusan Jahe Terhadap Penurunan Mual dan
Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I. Jurnal Ilmu Keperawatan, 8, 84–95.
Hizli, D. (2022). Hyperemesis Gravidarum and Depression in Pregnancy: is there
an association?. J Psychosom Obstet Gynaecol. 33(4):171-175.
Hutahaean. (2013). Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika.
Jannah, M., & Rahmawati, A. (2021). Efektivitas Pemberian Aromaterapi Lemon
untuk Menurunkan Frekuensi Mual & Muntah pada Ibu Hamil Trimester I:
Literatur Review. Promotif: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11(2), 191-195.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Panduan akupresur mandiri bagi pekerja di
tempat kerja. Jakarta : Kemenkes RI.
______________________. (2022). Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021.
Jakarta : Kemenkes RI.
Khadijah, S. R. (2020). Perbedaan Efektivitas Pemberian Aromaterapi Lemon
Dan Aromaterapi Peppermint Terhadap Ibu Hamil Dengan Mual Muntah
Trimester I Di BPM Nina Marlina Bogor, Jawa Barat, Tahun 2020. Jurnal
Health Sains, 1(2), 79-86.
Komariah, M., Mulyana, A. M., Maulana, S., Rachmah, A. D., & Nuraeni, F.
(2021). Literature Review Terkait Manfaat Terapi Akupresur Dalam
Mengatasi Berbagai Masalah Kesehatan. Jurnal Medika Hutama, 2(04).
Kusmiyati, Y. (2013). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.
Maheswara, A. N., Wahyuni, E. S., Istiqomah, & Kustiyati, S. (2020). Literature
Review: Terapi Komplementer Akupresur Pada Titik Perikardium 6 Dalam
Mengurangi Mual dan Muntah Pada Kehamilan. Jurnal Ners Lentera, 3(1),
40–50.
Mariza, A. & Ayuningtias, L. (2020). Penerapan Akupresur Pada Titik P6
Terhadap Emesis Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester 1 : Holistik Jurnal
Kesehatan.Vol 13 No.3 (2019).
Mayasari, D. A., & Savitri, W. (2013). Terapi Relaksasi Akupresur Untuk
Mengatasi Keluhan Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil. Media Ilmu
Kesehatan, 2(2), 96-100.
Oktavia, L. (2020). Kejadian Hiperemisis Gravidarum Ditinjau dari Jarak
Kehamilan dan Paritas. Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(2), 41-46.
Oktaviarini, D. (2022). Pemberian aromaterapi lemon dan peppermint terhadap
penurunan intensitas mual dan muntah pada ibu hamil trimester pertama:
literature review. Jurnal Medika Hutama, 4(01 Oktober), 3152-3162.
Prawirohardjo, S. (2018). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Shanti, E. F. A., Barokah, L., & Rahayu, B. (2020). Efektivitas Pemberian Pisang
Ambon Dan Vitamin B Untuk Menurunkan Hiperemesis Gravidarum Di
Bpm Endah Bekti. Media Ilmu Kesehatan, 7(1), 17-21.
Soma, P,.P., et al. (2016). Physiological Changes in Pregnancy. Cardiovascular
Africa Journal of Africa. 27(89-94). (Online)
Somoyani, N. K. (2020). Literatur Review : Terapi komplementer untuk
mengurangi mual muntah pada masa kehamilan. Jurnal Ilmiah Kebidanan:
The Journal of Midwifery. Vol. 8(1). 10-17. https://www.ejournal.poltekkes-
denpasar.ac.id/index.php/JIK/article/download/1193/405
Song HJ, Seo H-J, Lee H, Son H, Choi SM, Lee S. (2022). Effect of self-
acupressure for symptom management: a systematic review. Complement
Ther Med. 23(1):68–78.
Sulistiarini, U., Widyawati, M. N., & Rahayu, D. L. (2021). Studi Literatur:
Acupressure Pericardium Dan Aromatherapy Citrus Untuk Mengurangi
Mual Muntah Ibu Hamil. Jurnal Kebidanan, 8(2), 146-156.Studi Literatur:
Acupressure Pericardium Dan Aromatherapy Citrus Untuk Mengurangi
Mual Muntah Ibu Hamil. Jurnal Kebidanan, 8(2), 146-156.
Tanjung, W. W., & Nasution, E. Y. (2021). Akupresur Titik Perikardium 6 Pada
Ibu Hamil Trimester I. Jurnal Pengabdian Masyarakat Aufa (JPMA), 3(1),
100-103.
Tiran. (2018). Mual dan Muntah Kehamilan, Jakarta : EGC
Titisari, I., Suryaningrum, K. C., & Mediawati, M. (2021). Hubungan Antara
Status Gravida Dan Usia Ibu Dengan Kejadian Emesis Gravidarum Bulan
Januari-Agustus 2017 Di Bpm Veronika Dan Bpm Endang Sutikno Kota
Kediri. Jurnal Ilmu Kesehatan, 7(2), 342-348.
Walyani, E. S. (2020). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan (pertama).
Pustakabarupress.
Widyaningrum, H. (2019). Pijat refleksi dan 6 Alternatif Lainnya. In Jakarta:
Media Pressindo.
Widyastuti, D. E., Rumiyati, E., & Widyastutik, D. (2020). Terapi Komplementer
Akupresur P6 Untuk Mengatasi Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil
Trimester I Tahun 2018. Jurnal Kebidanan Indonesia: Journal of Indonesia
Midwifery, 10(1), 96-104.
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth. Ibu/Saudari


Responden Penelitian
Di Tempat

Dengan hormat,
Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Tengku
Maharatu Pekanbaru yang akan mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh
pemberian akupresur titik perikardium 6 dan aromaterapi lemon terhadap
skala mual muntah ibu hamil trimester I”.
Saya bermaksud melakukan pengambilan data yang dilakukan melalui
pengisian kuisioner yang telah disediakan. Jawaban yang akan Ibu/Saudari
berikan sangat membantu dalam penelitian ini. Data yang diperoleh hanya
dipergunakan untuk penelitian, kerahasiaan identitas Ibu/Saudari akan saya jaga.
Saya menghargai Ibu/Saudari untuk meluangkan waktu dalam mengisi
kuisioner ini dengan menandatangani lembar persetujuan (Informed Consent)
yang disediakan.
Atas kesediaan dan kerjasamanya saya mengucapkan terimakasih. Semoga
bantuan Ibu/Saudari dapat memberikan dukungan bagi perkembangan ilmu

Pekanbaru, 2023
Peneliti

OCH DELIMA ZULHAYATI


FORMAT PERSETUJUAN

(Informed Consent)

Setelah dijelaskan maksud penelitian, saya bersedia menjadi responden


dalam penelitian yang dilakukan oleh saudari OCH DELIMA ZULHAYATI
mahasiswa STIKes Tengku Maharatu Pekanbaru yang akan mengadakan
penelitian dengan judul “Pengaruh pemberian akupresur titik perikardium 6
dan aromaterapi lemon terhadap skala mual muntah ibu hamil trimester I”.
Demikian persetujuan ini saya tanda tangani atas dasar suka rela tanpa
paksaan dari siapapun.

Pekanbaru, 2023
Responden

(________________)
LEMBAR OBSERVASI

Inisial :

Umur :

Tingkat Pendidikan : SD Perguruan Tinggi

SMP Tidak Sekolah

SMA

Urutan kehamilan ke :

SKALA INVR

(INDEX NAUSEA VOMITING AND RETCHING)

Beri satu tanda (X) pada kotak disetiap baris yang sesuai dengan kejadian yang
dialami pasien.
No Pernyataan Skala
1 Pasien mengalami muntah 7x/lebih 5-6 kali 3-4 kali 1-2 kali Tidak muntah
sebanyak….kali
2 Akibat retching, pasien Tidak Ringan Sedang Berat Parah
mengalami penderitaan mengalami
yang……..
3 Akibat muntah, pasien Parah Berat Sedang Ringan Tidak
mengalami penderitaan mengalami
yang….
4 Pasien merasa mual atau sakit Tidak ≤ 1 jam 2-3 jam 4-6 jam > 6 jam
diperut selama… mengalami
5 Akibat mual-mual, pasien Tidak Ringan Sedang Berat Parah
mengalami penderitaan mengalami
yang……
6 Setiap muntah, pasien Sangat Banyak Sedang Sedikit Tidak
mengeluarkan muntahan banyak (2-3 (1/2-2 (hamper mengeluarkan
sebanyak…..gelas (3gelas/lebih) gelas) gelas) ½ apa-apa
gelas)
7 Pasien merasa mual atau sakit 7 kali atau 5-6 kali 3-4 kali 1-2 kali Tidak
perut sebanyak….kali lebih
8 Pasien mengalami muntah- Tidak 1-2 kali 3-4 kali 5-6 kali 7 kali atau
muntah/muntah berat tanpa mengalami lebih
mengeluarkan apa-apa,
sebanyak….kali
Total Skor : ................

TOTAL SKOR INVR PRETEST :………………………

TOTAL SKOR INVR POSTTEST :…………………….


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Tahap Pra Interaksi:


1. Memeriksa catatan medis pasien
2. Memvalidasi perasaan peneliti
3. Mempersiapkan alat dan bahan
4. Memastikan kuku jari tangan dalam keadaan pendek
5. Mencuci tangan

Tahap Orientasi:
1. Mengucapkan salam
2. Menjelaskan tujuan, prosedur, lama tindakan yang akan dilakukan
3. Memberi kesempatan klien untuk bertanya
4. Meminta klien menandatangani informed consent apabila menyetujui untuk
menjadi responden

Tahap Kerja:
1. Pastikan pasien dalam kondisi rileks, tidak sedang gangguan emosional, tidak
sedang lapar, atau tidak sedang kenyang yang berlebihan
2. Meminta pasien untuk memposisikan diri senyaman mungkin (berbaring atau
duduk)
3. Mengukur skala INVR sebelum pemberian intervensi
4. Meneteskan aromaterapi lemon pada bagian kiri dan kanan leher ibu (boleh pada
kulit leher atau pada jilbab)
5. Memberikan pijatan lembut menggunakan ibu jari pada titik perikardium VI
selama 10 sampai 15 menit
6. Mengukur kembali skala INVR setelah pemberian intervensi
7. Mencatat hasil pengukuran di lembar observasi
8. Mencuci tangan

Tahap Terminasi:
1. Melakukan evaluasi subjektif
2. Merapikan pasien
LEMBAR KONSULTASI

Nama : Och Dhelima Zulhayati


NIM : 2121204
Judul : Pengaruh Pemberian Akupresur Titik Perikardium VI dan Aroma
Terapi Lemon terhadap Skala Mual Muntah Ibu Hamil Trimester I di
Puskesmas Sungai Pakning

Pembimbing I : Ns. Shinta Dewi Kasih Bratha, M.Kep.

Materi Masukan Tanda


No Tanggal
Konsultasi Pebimbing Tangan
LEMBAR KONSULTASI

Nama : Och Dhelima Zulhayati


NIM : 2121204
Judul : Pengaruh Pemberian Akupresur Titik Perikardium VI dan Aroma
Terapi Lemon terhadap Skala Mual Muntah Ibu Hamil Trimester I di
Puskesmas Sungai Pakning

Pembimbing II : Erika, S.Kp. M.Kep. Sp.Mat. PhD.

Materi Masukan Tanda


No Tanggal
Konsultasi Pebimbing Tangan

Anda mungkin juga menyukai