OLEH
RUDI SUGIARTO
2132325011
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal Penelitian
Sukabumi,....................
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
lepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
Muhammadiyah Sukabumi.
2. Ria Andriani, M.Kep., Sp. Kep. An. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan
penelitian ini.
izin untuk pengambilan data awal Dan penelitian di Rumah Sakit Umum
Daerah Jampangkulon.
iii
motivasi, dukungan dan banyak masukan dalam menyelesaikan Skripsi
penelitian ini.
7. Rekan-rekan Program Studi Pendidikan Profesi Ners yang telah banyak dan
8. Kedua orang tuaku tersayang, istri dan anakku tercinta yang telah
penelitian ini, baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak
Sukabumi,....................
Peneliti,
iv
DAFTAR ISI
v
x
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan proses alami bagi seorang Ibu dimana terjadi
pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang cukup bulan (37-42
minggu). Terdapat dua metode persalinan, yaitu persalinan melalui vagina
yang dikenal dengan persalinan alami dan persalinan Caesar atau Sectio
Caesarea (SC). Persalinan SC merupakan proses pembedahan untuk
melahirkan janin melalui irisan pada dinding perut dan rahim
(Cunningham, 2018).
No Tahun Jumlah
Pasien SC
1. 2019 473
2. 2020 563
3. 2021 736
4. 2022 (Januari- Oktober) 393
Khusus Bulan Oktober 74
B. Rumusan Masalah
Kecemasan pasien pre operasi disebabkan berbagai faktor, salah
satunya adalah faktor pengetahuan, dukungan keluarga, komunikasi atau
sikap perawat dalam mengaplikasikan pencegahan kecemasan pada pasien
pre operasi, dan jenis operasi. Kecemasan berhubungan dengan segala
macam prosedur asing yang harus dijalani pasien dan juga ancaman
terhadap keselamatan jiwa akibat prosedur pembedahan dan Tindakan
pembiusan. Keperawatan pre operatif merupakan tahapan awal dari
keperawatan perioperatif. Hal ini disebabkan fase ini merupakan awal
yang menjadi landasan untuk kesuksesan tahapan-tahapan berikutnya.
Pengkajian secara integral dari fungsi pasien meliputi fungsi fisik biologis
dan psikologis sangat diperlukan untuk keberhasilan dan kesuksesan suatu
operasi.
Berdasarkan latar belakang tersebut bahwa rumusan masalah pada
penelitian ini yaitu “Bagaimana Hubungan mekanisme koping dengan
tingkat kecemasan pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD
Jampangkulon Kabupaten Sukabumi?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi sectio
caesarea yang akan menjalani pembedahan di RSUD Jampangkulon.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteritik pasien pre operasi sectio caesarea
yang akan menjalani pembedahan di RSUD Jampangkulon.
b. Untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien pre operasi sectio
caesarea yang akan menjalani pembedahan di RSUD
Jampangkulon.
c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat
kecemasan pasien pre operasi sectio caesarea yang akan menjalani
pembedahan di RSUD Jampangkulon.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pihak Rumah Sakit
Diharapkan dapat menjadi masukan kepada petugas pelayanan
kesehatan khususnya perawat dan bidan agar mengetahui hubungan
mekanisme koping dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi sectio
caesarea, sehingga dapat menyusun intervensi yang tepat untuk pasien
dalam mengatasi mekanisme koping dengan tingkat kecemasan pre
operasi sectio caesarea untuk ke depannya.
2. Bagi Peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat, dan dapat dijadikan
sebagai referensi, serta dapat memberikan solusi atas permasalahan
pasien mengenai mekanisme koping dengan tingkat kecemasan pasien
pre operasi sectio caesarea.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan penelitian ini bisa memberikan referensi untuk peneliti
selanjutnya serta peneliti selanjutnya bisa mengembangkan dengan
variabel yang lain seperti dukungan keluarga, pengalaman operasi
sectio caesarea terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi sectio
caesarea.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah sebuah cara yang dilaksanakan dalam
menyelesaikan suatu permasalahan, penyesuaian diri terhadap perubahan,
dan juga respon terhadap situasi yang mengancam diri, atau sebuah upaya
seseorang dalam menghadapi perubahan lingkungan yang tujuannya untuk
menghilangkan stress tersebut (Mundung et al., 2019)
Menurut Nasi & Muhits, 2011 dalam (Madaniah, 2020) Mekanisme
koping adalah usaha yang sudah biasa di lakukan oleh seseorang untuk
menyelesaikan masalah dan mengelola ketidakseimbangan antara tuntutan
dan kemampuan seseorang dalam kondisi stress. Dengan kata lain kondisi
seseorang pada saat memiliki tekanan makai a akan mengambil sebuah
Tindakan untuk mengatasi stress yang dialaminya tersebut.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa
mekanisme koping merupakan suatu usaha seseorang agar dapat
mengendalikan stress yang dialami, atau juga pada saat adanya perubahan
dalam situasi kehidupannya
B. Karakteristik Mekanisme Koping
Menurut (Setiawaty & Yuliana, 2021) Mekanisme Koping dibagi
menjadi 2, yaitu Mekanisme koping adaftif dan mekanisme koping mal
adaftif.
1. Mekanisme koping adaftif
Yaitu mekanisme koping yang mendukung fungsi suatu integrasi
belajar dan mencapai suatu tujuan, contohnya seperti pengendalian
diri, koping aktif, pertolongan, perencanaan, penerimaan, agama,
humor, dan penyusunan positif. Dapat menceritakan secara verbal
tentang perasaan, mengembangkan tujuan yang realistis, dapat
mengidentifikasi sumber koping, dapat mengembangkan mekanisme
coping yang efektif, mengidentifikasi alternatif, memilih strategi yang
tepat, menerima dukungan.
2. Mekanisme koping maladaftif
Merupakan koping yang tidak mendukung fungsi integrasi,
menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan,
contohnya seperti adanya penolakan dari individu itu sendiri,
penggunaan zat, penggunaan dukungan emosional, ketidakberdayaan,
pelepasan, dan menyalahkan diri sendiri, menyatakan tidak mampu,
perasaan lemah, takut, irritable, tegang, gangguan fisiologis, adanya
stress kehidupan, dan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar.
C. Sumber Koping
Menurut Stuart 2013 dalam (Madaniah, 2020) sumber koping
merupakan pilihan-pilihan atau strategi yang membantu seseorang
menentukan apa yang dapat dilakukan dan apa yang menurutnya beresiko,
terdiri dari dua jenis sumber antara lain :
1. Sumber koping internal merupakan sesuatu yang berseumber dari
pengetahuan, keterampilan, komitmen, tujuan hidup, kepercayaan diri,
agama, control diri, komitmen, dan tantangan seseorang, hal tersebut
merupakan sumber mekanisme koping yang kuat dimana stressor
tersebut dapat dirubah menjadi suatu tantangan.
2. Sumber koping eksternal disebut juga sebagai sumber koping yang
utama, dimana adanya dukungan sosial sebagai rasa memiliki
informasi terhadap seseorang atau lebih, menyebabkan dirinya merasa
dianggap atau dihargai sehingga disebut dukungan harga diri.
Dukungan ini dapat meningkatkan kepribadian mandiri dan tidak
menyebabkan ketergantungan terhadap individu lainnya.
D. Kecemasan
1. Pengertian
Kecemasan adalah merupakan respon psikologis yang timbul terhadap
stress (Zahroh, R., 2017). Menurut Herdman, (2018), kecemasan
merupakan gejolak emosi seseorang yang berhubungan dengan sesuatu
diluar dirinya dan mekanisme diri yang digunakan dalam mengatasi
permasalahan, terlihat jelas bahwa kecemasan ini mempunyai dampak
terhadap kehidupan seseorang, baik dampak positif maupun negatif.
2. Rentang respon ansietas
7
8
3. Klasifikasi Kecemasan
Menurut Stuart.G ail. W, (2016) kecemasan dibagi menjadi empat
tingkat, yaitu:
a. Kecemasan ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam
kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada
dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan ini dapat memotivasi
belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
b. Kecemasan sedang
Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan
pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga
seseorang memilik rentang yang lebih selektif namun masih dapat
melakukan sesuatu lebih terarah.
c. Kecemasan berat
Kecemasan berat sangat mengurangi lapang persepsi individu/
seseorang. Semua perilaku ditunjukan untuk mengurangi keteganggan.
Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada area
lain.
d. Panik
Tingkatan panik dari ansietas berhubungan dengan terperangah,
kekhawatiran, dan teror. Hal yang terinci terpecah dari proporsinya
karena mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami panik
tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Tingkat
kecemasan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat
terjadi kelelahan dan kematian.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan
Menurut Harahap, (2016), faktor yang mempengaruhi
kecemasan pasien antara lain :
9
E. Sectio Caesaria
1. Pengertian
Sectio caesaria merupakan suatu persalinan buatan dimana janin
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding
rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas
500 gram (Zahroh, R., 2017). Operasi sectio caesaria merupakan
tindakan melahirkan janin beserta plasenta dan selaput ketuban secara
transabdominal melalui insisi uterus (Rahayu, Sukamto, & Fitriani, 2014).
Sectio Caesarea (SC) didefinisikan sebagai suatu metode
melahirkan janin melalui insisi dinding abdomen dan dinding uterus.
Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum abdomen
dalam kasus ruptur uteri/kehamilan abdominal. Tindakan ini dilakukan
untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-
kemungkinan komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut
berlangsung pervaginam (Cunningham, et al, 2018).
2. Epidemiologi
Di seluruh dunia, terjadi peningkatan operasi caesar baik di negara
maju maupun negara berkembang. Di Amerika tengah terjadi peningkatan
31%, di Amerika utara 24%. Di eropa terjadi peningkatan sekitar 25%
dari seluruh persalinan, sedangkan di amerika serikat diperkirakan
meningkat 32,2%. Pada tahun 2000 di Uni Eropa terdapat 221 operasi
sesar dari setiap 1000 kelahiran hidup dan 2011 jumlahnya meningkat
menjadi 268 per 1000 kelahiran hidup. Di Jerman. Presentase kelahiran
melalui operasi caesar lebih dari dua kali lipat antara tahun 1991 (15,3%)
dan 2012 (31,7%). Jumlah prosedur obstetri lainnya mengalami sedikit
penurunan seperti
14
operasi caesar karena itu dapat dibagi menjadi indikasi absolut dan relatif.
operasi caesar elektif, dilakukan semata-mata keinginan ibu, tanpa
indikasi medis, dianggap sebagai indikasi terpisah.Keputusan sering
dibuat atas dasar penilaian risiko, setelah diskusi yang luas dengan bidan
dan dokter yang terlibat, bersama-sama dengan ibu hamil dan
keluarganya.
a. Distosia
Beberapa bentuk distosia merupakan indikasi tersering pelahiran
caesar di Amerika Serikat. Namun, analisis mengenai distosia adalah
faktor predisposisi terhadap angka pelahiran caesar sulit dilakukan
karena adanya pewarisan heterogen pada kondisi ini (Cunningham,et
al, 2018).
Di negara maju meningkatnya tingkat operasi caesar untuk distosia
atau buruknya kemajuan persalinan pervaginam memberikan
kontribusi setidaknya sepertiga untuk tingkat operasi caesar secara
keseluruhan, dan dilakukannya operasi caesar pada persalinan saat ini
dan operasi caesar berikutnya juga memberikan kontribusi. Distosia
didiagnosis ketika tingkat dilatasi serviks pada fase aktif persalinan
lebih lambat dari rata-rata.Penggunaan partograms sebagai alat
sederhana untuk diagnosis dini partus lama yang dianjurkan oleh
WHO. Penyebab proses persalinan yang lama tidak dapat ditentukan
secara pasti, dpat disebabkan oleh gangguan kontraksi uterus atau
terdapatnya diporporsi. Setelah diagnosis partus lama ditegakkan,
maka tindakan pertama yang harus diambil adalah mengoptimalkan
aktivitas uterus. Hal ini biasanya dilakukan dengan melakukan
amniotomi dan pemberian oksitosin. Disertai dengan dukungan orang
sekitar akan meningkatkan kemajuan dalam proses persalinan.
Sehingga dapat menurunkan kejadian partus lama dan operasi caesar.
Jika aktivitas uterus telah dioptimalkan, seperti di atas, dan persalinan
masih tidak maju,, maka faktor mekanik dapat terlibat. Mungkin ada
yang disproporsi sefalopelvik mutlak atau disproporsi sefalopelvik
relatif karena malposisi dari kepala. Beberapa malposisi relatif dapat
dilakukan persalinan pervaginam dibantu bila sudah terjadi
pembukaan lengkap.
17
b. Gawat janin
Pemantauan janin elektronik dilakukan pada 85% persalinan di
Amerika Serikat pada tahun 2003. Kasus ini meningkatkan angka
pelahiran caesar, mungkin hingga sebanyak 40%. Meskipun mulanya
optimis, penatalaksanaan berdasarkan pemantauan elektronik
sayangnya diketahui tidak lebih baik dalam menurunkan kelumpuhan
serebral atau kematian perinatal daripada penatalaksanaan berdasarkan
auskultasi denyut jantung intermiten. Bahkan, pelahiran caesar sendiri
tidak berhubungan dengan prognosis pertumbuhan saraf bayi.
Sehubungan dengan diagnosis gawat janin merupakan
rekomendasi American Academy of Pediatrics and American College
of Obstetricians and Gynecologist (2007) yang menyatakan bahwa
fasilitas – fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan obstetri
mampu untuk memulai pelahiran caesar dalam waktu 30 menit setelah
keputusan tindakan. Pada beberapa keadaan, pelahiran dengan bedah
tidak perlu dilakukan dalam waktu 30 menit, Bloom dkk, 2001
melaporkan untuk Maternal – Fetal Medicine Units (MFMU) bahwa
69% dari 7.450 caesar yang dilakukan pada persalinan dimulai lebih
dari 30 menit setelah keputusan tindakan. Pada penelitian kedua,
bloom dkk (2006) mengevaluasi pelahiran caesar yang dilakukan
untuk indikasi darurat. Mereka melaporkan bahwa kegagalan untu
mencapai keputusan hingga waktu insisi pelahiran caesar kurang dari
30 menit tidak menyebabkan pengaruh negati pada prognosis
neonatus. Di sisi lain, saat berhadapan dengan kondisi janin yang
sangat memburuk dan akut, pelahiran caesar biasanya diindikasikan
secepat mungkin dan tidak mungkin ditunda (Cunningham, et al,
2018).
c. Presentasi bokong
Kekhawatiran atas cidera janin, dan kriteria percobaan persalinan
yang tidak sering terpenuhi pada presentasi bokong, menyebabkan
kontribusi presentasi bokong pada angka pelahiran caesar akan tetap
relatif statis (Cunningham, et al, 2018).
18
j. Makrosomia
Janin makrosomia (dari sebab apapun) menyebabkan morbiditas
baik pada janin maupun pada ibu meningkat. Operasi caesar
disarankan pada janin dengan berat diperkirakan 4000 – 4500gr.
Wagner et al menyarankan bahwa pemilihan operasi caesar pada
pasien diabetes dengan bayi makrosomia diharapkan akan mengurangi
risiko distosia bahu, tetapi dianjurkan percobaan persalinan
pervaginam.
k. Permintaan ibu
Operasi caesar atas permintaan ibu dengan tidak adanya indikasi
obstetri ini terus meningkat. Melakukan operasi caesar jika tidak ada
indikasi klinis secara etika dianggap tidak pantas, tapi pandangan
mungkin berubah. Bukti yang mendukung peningkatan tingkat
komplikasi ibu untuk caesar dilakukan di bawah anestesi regional
dengan cover antibiotik yang sesuai dan thromboprophylaxis. Dalam
penyelidikan baru-baru ini ke dalam kematian maternal, ada 45
kematian ibu langsung mengikuti operasi caesar, meskipun banyak
yang mungkin karena sudah ada penyakit. jangka panjang kerusakan
dasar panggul telah dikaitkan dengan persalinan pervaginam.
Keselamatan janin intrapartum juga dapat menjadi faktor untuk wanita
memilih melahirkan caesar. Risiko yang tepat dari persalinan
pervaginam untuk janin tidak diketahui tetapi bayi normal dengan
berat lebih dari 1500 g saat lahir diperkirakan memiliki risiko
kematian dari
1 dari 1500 di UK dan , tambahan, 1 dari 1750 hasil terdapat
ensefalopati iskemik hipoksik. Memilih operasi caesar mungkin
terkait dengan status sosial ekonomi yang lebih tinggi dalam budaya
tertentu, atau mungkin peningkatan keterlibatan perempuan dalam
pengambilan keputusan dengan menyediakan pilihan mode dan waktu
persalinan (Cunningham, et al, 2018).
4. Kontra Indikasi
Kontra indikasi dilakukan sectio caesarea adalah tidak adanya
indikasi yang tepat untuk melakukan sectio caesarea. Adapun secara
lebih rinci dari kontra indikasi sectio caesarea adalah janin mati,
21
F. Keaslian Penelitian
Tabel 2.1 Daftar Penelitian Sebelumnya
No Nama Peneliti Judul Penelitian Temuan
Jenis penelitian ini adalah penelitian
1 Ida Harum Sari Hubungan tindakan deskriptif korelasional dengan desain
(2019) persiapan perawatan crosssectional. Pengambilan sampel
pre operasi Dengan pada penelitian ini menggunakan
tingkat kecemasan metode accidental sampling dengan
pasien di ruang rawat jumlah sampel sebanyak 52
Inap bedah RST dr. responden. Hasil penelitian
Soedjono Magelang menunjukkan ada hubungan tindakan
persiapan perawatan pre operasi
dengan tingkat kecemasan pasien di
ruang rawat inap bedah RST dr.
Soedjono Magelang kuat (p value =
0,000).
2 Suhadi dan Ayu Pengaruh Hipnosis Desain penelitian: quasi experiment
Pratiwi (2020) Lima Jari Terhadap menggunakan rancangan One Group
Tingkat Kecemasan Pretest – Posttest. Populasi dalam
Pasien Pre Operasi Di penelitian ini adalah seluruh pasien
Ruang Perawatan pre operasi di RSUD Pakuhaji
Bedah RSUD Pakuhaji Kabupaten Tangerang tahun 2020
sebanyak 220 orang. Sampel diambil
dengan menggunakan rumus Slovin
dengan jumlah sampel sebanyak 114
responden. Pengambilan sampel
menggunakan tehnik accidental
sampling. Penelitian ini menggunakan
analisis univariat dan bivariat dengan
uji Wilcoxon. Hasil: berdasarkan
analisis univariat dari 142 orang, pada
pasien pre operasi yang belum
diberikan terapi hipnosis lima jari
mayoritas mengalami cemas berat
sebanyak 58 orang (40,8%) dan pada
pasien pre operasi yang sudah
diberikan terapi hipnosis lima jari
mayoritas mengalami cemas ringan
24
G. Kerangka Teori
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
Usia
Indikasi operasi sectio Mekanisme Koping
caesarea (SC) Dukungan Keluarga
Pengalaman
Kondisi medis
Tingkat pendidikan
Keputusan operasi oleh Akses Informasi
tim medis Proses adaptasi
Tingkat sosial ekonomi
H. Kerangka Berpikir
Berdasarkan landasan teori yang diuraikan pada tinjauan pustaka terdapat
dua variable yaitu independen yaitu Mekanisme Koping, yang menjadi
variabel dependen adalah Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio
Caesarea. Maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan
dalam bentuk skema sebagai berikut:
26
: Hubungan
I. Hipotesis
Ho : Tidak ada Hubungan mekanisme koping dengan tingkat kecemasan
pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD Jampangkulon Kabupaten
Sukabumi.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain atau rancangan penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan
untuk menjawab pertanyaan penelitian dan mengantisipasi kesulitan yang
dapat terjadi selama proses penelitian. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode Deskriptif Analitik dengan pendekatan cross-
sectional. Desain ini dimulai dengan peneliti melakukan observasi atau
pengukuran variabel pada satu saat, saat yang sama dan satu kali saja, tidak
dilakukan pemeriksaan/pengukuran ulangan (Hasibuan, 2016). Pada penelitian
27
ini dilakukan untuk mengetahui Hubungan mekanisme koping dengan tingkat
kecemasan pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD Jampangkulon
Kabupaten Sukabumi.
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
27
28
74
n=
1+ 74 (0,05)²
74
n=
1+ 74 (0.0025)
29
74
n=
1,185
n = 62,447
n = 62 orang.
3. Sampling
Sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam
penelitian dari populasi yang ada (A. Aziz Alimul Hidayat, 2013). Dalam
penelitian ini sampel yang akan diambil sebesar 62 responden. Sedangkan
pengambilan sampel yang digunakan adalah Sampling
Insidental/Accidental Sampling. Menurut Sugiyono (2017) Sampling
Insidental/Accidental Sampling adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja pasien yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang
orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel. Kriteria inklusi
dalam sampel ini adalah:
1) Pasien sectio caesarea yang akan menjalani pembedahan di RSUD
Jampangkulon.
2) Pasien sectio caesarea yang telah memberikan persetujuan untuk
dijadikan responden.
3) Responden yang bisa baca tulis.
4) Responden yang kooperatif.
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak
dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel
penelitian. Kriteria eksklusi dalam sampel ini adalah:
1) Pasien sectio caesarea yang tidak bersedia menjadi responden
2) Pasien sectio caesarea yang mengalami ganguan mental, tidak mengalami
ganguan pengelihatan dan pendengaran.
30
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen adalah variabel bebas yang nilainya menentukan
variabel lain (Nursalam, 2017). Variabel independen yaitu faktor-faktor
yang berhubungan dengan kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio
Caesarea
2. Variabel Dependen atau dikenal dengan variabel terikat adalah faktor yang
diamati dan diukur untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan
(Nursalam, 2017). Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu Tingkat
Kecemasan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sisitematis sehingga
lebih mudah diolah (Arikunto, 2019). Alat yang digunakan untuk
pengumpulan data tentang
31
c. Jika r hitung > r tabel, tapi bertanda negatif maka butir atau
variabel tersebut tidak valid.
d. Untuk melihat r hitung dapat dilihat pada corrected item-total
correlation.
Peneliti menggunakan kuesioner STAI (State Trait Anxiety Inventory) untuk
tingkat kecemasan. Taryana, dkk. (2017) melakukan uji validitas STAI dengan
hasil koefisien korelasi item berkisar antara 0,65-0,88. Sehingga kuesioner STAI
(State Trait Anxiety Inventory) ini valid dan sahih.
2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas merupakan uji kehandalan yang bertujuan untuk mengetahui
seberapa jauh sebuah alat ukur dapat dihandalkan atau dipercaya. Kehandalan
berkaitan dengan estimasi sejauh mana suatu alat ukur, apabila dilihat dari stabilitas
atau konsistensi internal dari jawaban atau pernyataan jika pengamat dilakukan
secara berulang. Apabila suatu alat ukur digunakan berulang dan hasil yang
diperoleh relatif konsisten maka alat ukur tersebut dianggap handal (reliabilitas).
Pengujian Reliabilitas terhadap semua item atau pernyataan yang
dipergunakan pada penelitian ini akan menggunakan formula Cronbach Alpha
(Koefisien Alpha Cronbach), dimana secara umum dianggap reliable apabila nilai
Alpha Cronbac ≥ r table maka instrument tersebut reliable, dan sebaliknya nilai
Alpha Cronbac < r table maka instrument tersebut tidak reliable. Instrument yang
dapat digunakan dalam suatu penelitian minimal mempunyai nilai reliability 0.80.
sedangkan menurut Arikunto, (2019) pernyataan dikatakan reliable apabila nilai
Alpha Cronbac ≥ 0.60. Rumus Alpha Cronbac sebagai berikut :
2
k ∑σ t
r11¿ [ ][1− 2 ]
( k−1 ) σt
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan
∑σ 2t = jumlah varian butir pertanyaan
2
σ t =¿varian total (Arikunto, 2006).
Jika nilai alpha > 0.7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability)
sementara jika alpha > 0.80 ini mensugestikan seluruh item reliable dan seluruh tes
secara konsisten memiliki reliabilitas yang kuat. Atau ada pula yang
memaknakannya sebagai berikut:
Jika alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna.Jika alpha antara 0.70-0.90 maka
reliabilitas tinggi. Jika alpha 0.50-0.70 maka reliabilitas moderat. Jika alpha < 0.50
35
maka reliabilitas rendah. Jika alpha rendah kemungkinan satu atau beberapa item
tidak reliabel.
Kuesioner STAI (State Trait Anxiety Inventory) sudah di uji reliabilitas oleh
Taryana, dkk. (2017) dengan koefisiensi reliabilitas alphauntuk state anxiety
sebesar 0,93 dan trait anxiety sebesar 0,91. Hal ini menunjukan bahwa Kuesioner
STAI telah memenuhi keandalan alat ukur atau reliabel.
I. Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul diteliti kelengkapannya, jika ada data yang
kurang lengkap dapat segera dilengkapi. Kemudian mengklasifikasikan
jawaban dengan cara memberikan simbol-simbol atau kode angka.Langkah-
langkah pengolahan data adalah sebagai berikut:
a. Editing
Penyuntingan data dimulai di lapangan dan setelah data terkumpul,
kuesioner diperiksa dan apabila terdapat kuesioner yang tidak lengkap
jawabannya, maka kuesioner tersebut akan dilengkapi kembali.
b. Coding
Apabila semua data terkumpul dan selesai di edit, kemudian peneliti
melakukan Coding atau pemberian kode pada data, untuk memudahkan
Entry dan menganalisis data.
c. Entry Data
Peneliti memasukkan data dari kuesioner ke komputer selanjutnya di
Input ke dalam lembar kerja SPSS For Windows 20.
37
d. Cleaning Data
Cleaning data dilakukan pada semua lembar kerja untuk
membersihkan kesalahan yang mungkin terjadi selama proses input data.
(Arikunto, 2019).
J. Analisa Data
Metode analisis data yang dilakukan sebagai berikut:
a. Analisis univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
penelitian dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi sehingga
menghasilkan distribusi dan persentase setiap variabel penelitian
(Arikunto, 2019).
b. Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hipotesis hubungan antara
setiap variabel independen yang diteliti dengan variable dependen.
Analisis bivariat akan dilakukan dengan menggunakan uji chi-square. Uji
chi- square digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan dua
buah variabel menggunakan program SPSS for Windows 20. (Arikunto,
2019).
K. Etika Penelitian
Etika penelitian merupakan bagian prosedur penelitian, dimana kedua belah
pihak memiliki hak dan kewajibannya sesuai dengan prinsip etika dan moral
(Komisi Nasioanal Etik Penelitian Kesehatan) dalam diantaranya sebagai
berikut:
a. Informed Consent
Pada penelitian ini, peneliti memberikan informed consent (lembar
persetujuan) kepada responden yang berisi tentang informasi yang
lengkap tentang tujuan penelitian dan prosedur penelitian. Responden
yang bersediamenjadi subyek penelitian, diminta untuk menandatangani
informed consent (formulir persetujuan) Namun, terhadap responden yang
menolak, peneliti tidak melakukan paksaan ataupun ancaman apapun.
b. Confidentiality
Pernyataan bahwa informasi apapun yang berkaitan dengan
responden tidak dilaporkan dengan cara apapun dan tidak mungkin
diakses oleh orang lain selain peneliti. Pada penelitian ini, kerahasiaan
responden dijaga
38
DAFTAR PUSTAKA
Eka Dwi Kusyati. (2018). Hubungan Antara Mekanisme Koping Dengan Tingkat
Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yangmenjalani Hemodialisis di
RSUD Wates. 13–1), 3( U اااااUاااا. http://dx.doi.org/10.1186/s13662- 017-1121-
6%0Ahttps://doi.org/10.1007/s41980-018-0101-
2%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.cnsns.2018.04.019%0Ahttps://doi.org/10.101
6/j.cam.2017.10.014%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.apm.2011.07.041%0Aht
tp://arxiv.org/abs/1502.020
Harahap, M.S., & F. (2016). Gambaran tingkat kecemasan pada ibu hamil dalam
menghadapi persalinan di desa tualang teungoh kecamatan langsa kota
kabupaten kota langsa tahun 2014. Jurnal Kedokteran, 16(1), 6–13.
Rosdahl, C. B., & Kowalski, M. T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar. Edisi
10. EGC.
41
Zahroh, R., & M. (2017). Pengaruh Slow Deep Breathing Terhadap Penurunan
Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea. Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan.
42
Lampiran 2
PENJELASAN PENELITIAN
KepadaYth
Bapak/Ibu
Di_
RSUD Jampangkulon
Dengan hormat,
Saya bernama, Rudi Sugiarto, NIM : 2132325011 adalah Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Sukabumi memohon bantuan Anda, yaitu Bapak/Ibu/Sdr/Sdri
Pasien RSUD Jampangkulon, agar berkenan memberikan jawaban kuesioner yang
telah saya sajikan dalam lembar berikutnya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre
Operasi Sectio Caesarea di Ruang Ok Rsud Jampang Kulon Kabupaten
Sukabumi.
Daftar pertanyaan dalam kuesioner berjumlah pertanyaan yang hendaknya
diisi dengan lengkap dan mohon jangan dibiarkan tidak terjawab. Kelengkapan
jawaban akan sangat mempengaruhi hasil analisis dalam penelitian ini dan tidak
mempengaruhi penilaian Rumah Sakit terhadap anda. Data pribadi anda tidak
akan dipublikasikan, sehingga anda dapat memberikan opini secara bebas.
Kerahasiaan informasi yang diperolehakan dijaga dengan baik dan informasi
tersebut hanya akan digunakan untuk kepentingan akademik.
Besar harapan saya atas partisipasi Anda terhadap pengisian kuesioner ini
karena jawaban Anda tersebut merupakan kontribusi yang berharga baik bagi
peneliti dan ilmu pengetahuan, maupun bagi kemajukan Rumah Sakit. Atas
perhatian Anda, saya ucapkan terimakasih.
Sukabumi, Oktober 2022
Peneliti,
Rudi Sugiarto
NIM : 2132325011
43
Lampiran 3
KepadaYth,
Bapak/Ibu Pasien RSUD Jampangkulon
Di_
Tempat
Dengn hormat,
Dalam rangka memenuhi syarat penyelesaian proses pendidikan sebagai
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Sukabumi, dengan ini saya meminta kesediaan
bapak/ibu untuk mengisi kuesioner yang diberikan. Saya mengharapkan bapak/ibu
mengisi kuesioner sesuai dengan kondisi yang dirasakan saat ini di rumah sakit
saudara. Saya akan menjamin kerahasiaan setiap informasi yang bapak/ibu
sampaikan.
Demikian permohonan ini saya sampaikan, atas partisipasinya diucapkan terima
kasih.
Rudi Sugiarto
NIM : 2132325011
44
Lampiran 4
SURAT PERNYATAAN
penelitian pada lembar penjelasan penelitian, maka saya memahami dan bersedia
menjadi respon den dalam penelitian ini. Saya mengetahui bahwa penelitian ini
menimbulkan resiko bagi saya. Segala informasi yang saya berikan pada
penelitian ini akan dijaga dan dijamin kerahasiaannya. Informasi dan penjelasan
yang diberikan membuat saya percaya bahwa penelitian ini bermanfaat bagi
menandatangani lembar persetujuan ini dalam keadaan sadar dan tanpa adanya
Lampiran 5
KUESIONER PENELITIAN
Kode kosioner :
A. Karakteristik Responden
Pilih salah satu jawaban yang menurut persepsi rekan sejawat paling
sesuai, caranya dengan memberikan tanda check list (√ ) pada kotak yang
tersedia.
1. Nama (Inisial) :
2. Umur : 20-25 tahun 26-30 tahun
31-40 tahun > 40 tahun
3. Tingkat Pendidikan : SMA/SMK, Akademi/D3
Perguruan Tinggi