DISUSUN OLEH:
EVA DESVITA
22090500011
A. Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian
- Data Dasar (Basic Conditioning Factor)
a. Identitas
1) Nama Klien : Tn. M
2) Usia : 08 Agustus 1957( 65 th )
3) Agama : Islam
4) Jenis kelamin : Laki -laki
5) Alamat : Cakung barat RT 04 RW 02 Cakung Barat Jak-Tim
6) Pendidikan : SMA
7) Pekerjaan : Pegawai Swasta
8) Status Perkawinan : Menikah
9) Sumber Informasi : Pasien dan keluarga
10) Tanggal masuk RS : 02 November 2022 Jam 17.07
11) Tanggal Pengkajian : 02 November 2022 Jam 17.30
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama : Kepala pusing berat dan berputar
2) Riwayat penyakit sekarang
Klien datang ke IGD RS Gatot Subroto dengan keluhan pusing berputar di
sertai muntah 3 kali sejak subuh pukul 04.00 pagi.Demam tidak ada ,Telinga
berdenging tidak ada ,Sesak nafas dan nyeri dada tidak ada.Riwayat pisan
dan kejang di sangkal oleh keluarganya.Pusing bertambah saat klien
membuka mata,dan pasien lebihnyaman dengan menutup mata. GCS 15 (E:
4, M:6, V:5), kekuatan motorik extermitas atas dan bawah sebelah kanan 5,
kekutan motorik extermitas atas bawah sebelah kiri : 5, akral pada setiap
extermitas hangat.
Tanda tanda vital : TD : 185/ 100 mmhg, Nadi 105x/menit, RR 18X/menit,
SH 36,5°C dan saturasi oksigen 98%.
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 02 November 2022 jam 17.30 WIB
Klien nampak lemah, GCS 15 (E: 4, M:6, V:5), Klien mengatakan kepala
pusing berat dan klien mengatakan lebih nyaman memejamkan matanya.
Klien dan keluarga mengatakan pada bulan maret 2022 di lakukan
Pemasangan ring di jantungnya dan di dapatkan hasil PCI dengan CAD 2VD.
Klien mempun
yai riwayat Hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan minum obat rutin pagi
valsartan ,malam Amlodipin dan riwayat DM sejak 2019. Pengkajian
NHISS dengan kriteria deficit neurologis ringan sedang dan hasil
pengkajian bartel index pasien dalam kategori ketergantungan sedang. Hasil
CT Scan Kepala : suspek akut infark kapsula interba kiri kornu posterior.
Hasil rongent thorax: Kardiomegali,Elongasi dan kalsifiksi ,Tidak tampak
kelainan di kedua paru.Hasil EKG : sinus Rytem HR x/menit, Axis normal
30°. Hasil pemeriksaan tanda tanda vital : Tanda tanda vital : TD : 151/ 85
mmhg, Nadi 68x/menit, RR 19X/menit, SH 36,5°C dan saturasi oksigen
99%.
h.Sumber-sumber
Hematologi:
g/dl
Hemoglobin 14,1 13.2-17.3
ribu/ul
Leukosit 12.53 3.80-10.60
ribu/ul
Trombosit 290 150 - 440
%
Hematokrit 43 40 – 52
Juta/ul
Eritrosit 4,7 4.4 – 5.9
Hitung Jenis
Basofil 0 % 0-1
Eosinofil 0 % 1-3
Neutrofil 3 % 3-5
Batang 81 % 50-70
Neutrofil segmen 11 % 25-40
Limfosit 5 % 2-8
Monosit
16
0-35
Kimia Klinik 21
0-40
SGOT 17 20-50
SGPT 0,5-1,5
1.02
Ureum Darah >90
Kreatinin Darah 76,77 normal,tinggi
eGFR 80-140
125
Gula darah sewaktu
ELEKTROLIT Mmol/L
144 135-147
Natrium (Na) Mmol/L 3,5-50
3.8
Kalium (K) 99-100
101 Mmol/L
Klorida (Cl)
Hasil pemeriksaan Laboratorium <200
Mg/dl
pada tanggal ( 02 November 2022) <160
Mg/dl
150 >35
Kolesterol Total 98 Mg/dl <100
Trigeliserida 45 Mg/dl 3,4-7,0
Kolesterol HDL 85 80-115
Mg/dl
Kolesterol mLDL 3,8 80-140
Mg/dl
Asam urat 96 Normal <5,7
Gula Darah puasa 170 Mg/dl Pre Diabetes
Gula darah 2 jam PP 5,7 5,7-6,4
HbA1C
-Hasil Pemeriksaan Thorax Tgl 2 Nov 2022
4 Briclot Trombosis 2x 10 mg
Keseimbangan Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik Wholly Compensantory □ Bersihan jalan nafas tidak
pemasukan System efektif
udara atau Inspeksi : Inspeksi : □ Gangguan penyapihan
oksigenasi □ Kesadaran □ Penurunan kesadaran Partially Compensatory ventilator
- composmentis (Apatis / Somnolen / Delirium / System □ Gangguan pertukaran gas
Hasil : sopor / koma) □ Gangguan ventilasi spontan
Composmentis Supportif dan Edukatif □ Pola napas tidak efektif
□ Risiko aspirasi
□ GCS : 15 □ GCS : □ Penurunan curah jantung
E: 4 M: 6 V: E: M: V: □ Risiko penurunan curah
5 Hasil: jantung
Hasil : 15 □ Risiko perfusi miokard tidak
□ Pernapasan spontan / efektif
□ Irama teratur tracheostomy / RM / simple □ Penurunan kapasitas adaptif
mask / NRM. Intra Kranial
□ Pernapasan tidak spontan /
ventilator. (modus....................)
□ Pola napas tidak teratur :
Dispnue / Bradipneu / Takipnue
/ Orthopnue / Biots / Kusmaul /
chynestokes /
Paroxysmal
nocturnal dispnea
□ RR : 12-22 x/mnt □ RR :
Hasil : 20x/mnt Hasil :
□ Pernapasan :
(dada / perut)
□ Pernapasan
□ Kemampuan □ penggunaan otot bantu
mengeluarkan napas
sputum □ cuping hidung
□ Bentuk dada □ retraksi dinding dada
(ratio AP / PA 1 : □ Ketidak mampuan
2) mengeluarkan sputum
Hasil : ratio AP / □ Bentuk dada Abnormal
PA 1 : 2 (Barel chest / Funnel chest /
Pigeon chest)
□ Gangguan tulang
belakang :(-)
□ Gangguan tulang belakang : ( +
□ Clubbing finger )
:(-) (kifosis / scoliosis / lordosis)
□ nyeri
□ Clubbing finger ( + )
□ Nyeri
:P:
Q:
R:
S:
T:
Palpasi □ Tools................................(form
□ Ekspansi dada Terlampir)
(simetris)
Palpasi
□ CRT < 2 detik □ Ekspansi dada (ansimetris)
□ distensi vena
jugularis (-)
□ Deviasi trakea ( - ) □ CRT < 2 detik
□ Taktil premitus ( - □ distensi vena jugularis ( + ) :
) ……… cm
□ Deviasi trakea ( + ) : kiri / kanan
□ massa, lesi, dan □ Taktil premitus ( + )
bengkak: ( - ) □ massa, lesi, dan bengkak : ( +
) Hasil: ……………….
□ Syncope : ( - ) □ Syncope : ( + )
Tanda Vital:
□ Tekanan Darah Tanda Vital:
- Hasil : mmHg □ TD : 151/85 mmHg
□ Nadi
60 – 100 x/menit
Hasil : x/menit
□ Irama
Regular,kuat □ Nadi radial : 68 x/menit
□ Bradikardi Takikardi
□ ECHO □ Ct scan
Kesimpulan : CAD 2VD Kesan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
di lakukan PCI 1 DES □ ECHO
RCA Kesan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Laboratorium
AGD
□ PH : 7.35 – 7.45 Laboratorium
AGD
□ PCO2 : 38 – 42 □ PH :
mmHg □ PCO2 :
□ PaO2 :
□ PaO2 : 75 – 100 □ HCO3 :
mmHg □ SaO2..........................%
Kesan :
□ HCO3 : 22 – 28
mmol/L
□ SaO2 : 94 – 100 %
Hasil :
□ Hemoglobin
□ Wanita : 12 – 16
gr/dl
□ Hemoglobin
Hasil : …g/dl □ Wanita : gr/dl
□ Pria : 14 – 18 gr/dl □ Pria : …..gr/dl
□ Hematokrit
□ Wanita : 37 – 43 %
Hasil : %
□ Hematokrit
□ Pria : 40 – 48 gr/dl
Hasil :
□ Wanita : %
□ Pria : 49%
□ Sputum
□ BTA : + / - □ Sputum
Hasil : - □ BTA : + / -
□ BTA : gen expert
□ BTA : gen expert
Hasil : . . . . . . . . Kesan : . . . . . . . . . . . . . .
....
Riwayat kesehatan
□ Riwayat penyakit dahulu
......................................................
Merokok : □ Ya □ Tidak
Konsumsi alkohol : □ Ya □ Tidak
Batuk produktif : □ Ya □ Tidak
Jika ya,
jumlah sputum : banyak / sedikit
Konsistensi sputum : kental / encer
Warna sputum : putih / hijau /
darah
□ Riwayat pengobatan :
Keseimbangan Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik Wholly Compensantory □ Gangguan sirkulasi spontan
Cairan dan Inspeksi : inspeksi System : □ Perfusi perifer tidak efektif
elektrolit □ Tidak ada tanda- □ Kekurangan cairan : □ Risiko gangguan sirkulasi
tanda dehidrasi □ Mukosa bibir kering spontan
Hasil : Tidak ada □ Turgor kulit tidak elastis Partially Compensatory □ Risiko perdarahan
tanda-tanda □ Mata cekung System : □ Risiko perfusi
dehidrasi gastrointestinal tidak efektif
□ Kelebihan cairan : Supportif dan Edukatif : □ Risiko perfusi perifer tidak
□ Asites efektif
□ Edema (ekstremitas, anasarka) □ Risiko perfusi renal tidak
□ Sesak napas efektif
□ Balance cairan
□ Balance cairan □ Intake :
□ intake (Minum / Diet cair / Transfuse
30 – 50 ml / kg BB / Infuse)
minum Hasil : RA: 500/ 8 jam
Hasil : 600cc □ Out put :
Cateter :
□ output
urin : 415cc Nyeri :
P:
Q:
R:
S:
Pemeriksaan T:
penunjang
Laboratorium
□ Elektrolit serum
□ Natrium : 136 –
145
Hasil :
139mmol/L Pemeriksaan penunjang
CT Scan Kepala
□ Kalium : 3,5 – Hasil : Infark lacunar multiple di
5,0 mmol basal ganglia dan thalamus kanan
Hasil :
□ Clorida : 98 – Laboratorium
106 mmol
Hasil : □ Elektrolit serum
104mmol/L Hasil : 3.6 mmol/L
□ Bikarbonat
(HCO3) : 22 – 26
mmol/l
Hasil :
auskultasi
auskultasi □ Bising usus x/mnt
□ Bising usus ( 9 –
12 x/mt)
Hasil : 9 x/mnt
palpasi
palpasi □ Nyeri abdomen
□ Tidak ada nyeri P:....................
tekan pada semua Q:....................
kuadran abdomen R:....................
S:....................
T:....................
□ Tidak ada □ Tools................................(form
pembesaran Terlampir)
organ Hasil palpasi
□ Hepatomegaly
Ukuran . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
cm
Hepar □ Splenomegali
□ wanita : 7,5 cm Ukuran . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
□ pria : 10,5 cm
cm
Hasil : 7.5 cm .
limpa
12 cm, 7cm tinggi,
4cm tebal dan
beratnya sekitar 150
gram
Hasil : 12 cm, 7cm
tinggi, 4cm tebal
dan berat 150 gram
.
perkusi
□ Suara timpani
pada semua
kuadran abdomen
(usus besar, usus
kecil)
□ Hasil : Suara
timpani pada
semua kuadran
abdomen (usus
besar, usus kecil)
Pemeriksaan
penunjang
□ USG abdomen
Kesan:
Rontgen
Kesan:
Laboratorium
□ Albumin (0 – 8 mg
/ dl) : mg/dl
□ SGOT : 0-35 u/L :
16 uL
□ SGPT : 0-35 u/L
:21 uL
GDS : 125 mg/dl
Palpasi Palpasi
Pemeriksaan abdomen □ Nyeri
Hasil : cembung, P:
supel, bunyi usus Q:
positif, hepar tidak R:
membesar. S:
T:
□ Tools...........................(form
Terlampir)
□ Distensi
Pemeriksaan
lain Bowel
Penggunaan Alat Bantu:
□ pampers
Bladder
Penggunaan alat bantu :
□ Cateter □ Kondom cateter
Kebutuhan Pemeriksaan Pemeriksaan Wholly Compensantory □ Intoleransi aktivitas
Aktivitas dan fisik Inspeksi fisik Inspeksi System : □ Gangguan mobilitas fisik
istirahat □ keletihan
Aktifitas Aktifitas Partially Compensatory □ kesiapan peningkatan tidur
□ Mampu naik-turun □ Kelemahan fisik System : □ risiko intoleransi aktifitas
tempat tidur □ Fraktur □ Gangguan Pola Tidur
□ Mampu ambulasi □ Rupture tendon Supportif dan Edukatif :
dan berjalan sendiri □ Kontraktur
□ Tonus otot □ Deformitas
maksimal □ Krepitasi
□ Mampu melakukan
aktivitas dan □
Nyeri aktifitas
berpindah P:
□ Tidak ada nyeri Q:
R:
S:
T:
□ Tools.............................(form
Terlampir)
□ Kekuatan otot menurun
□ Atrofi
□ Nyeri terus-menerus
Perkusi
perkusi □ Reflex patella : - /-
□ Reflex patella : + / □ Reflex Babinski : - /-
+ □ Reflex bisep/trisep : - /-
□ Reflex Babinski : + Hasil: …………………………..
/+
□ Reflex bisep/trisep istirahat
:+/+ □ Tidur : 6 jam/hri
Hasil: normal □ Insomnia
□ Keluhan
Istirahat Hasil : . . . . . . . . . . . .
□ Tidur 6-8 jam/hari
Hasil : 6 Jam sehari □ Sesak nafas
psikogenik
□ Siklus tidur normal (stress/depresi)
Hasil : Normal □ Dipsnea saat istirahat
Hasil :
□ Tidur nyenyak
□ Mata sayu
□ Lingkaran hitam
sekitar kelopak mata
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan □ Foto Rontgen
penunjang Kesan:
□ Foto Rontgen
Kesan: MRI □ Ct scan : CT Scan Kepala
Kesan: □ Kesan:
□ MRI
Kesan: …………………………
Interaksi dan □ Pasien mampu □ Ketidakmampuan berinteraksi Wholly Compensantory □ Ganguan identitas diri
isolasi Sosial berinteraksi yang baik dengan orang lain System : □ Ganguan interaksi sosial
dengan pasien lain Hasil : . . . . . . . . . . . . Partially Compensatory □ Harga diri rendah
dengan baik System : □ Gangguan
□ Ketidakmampuan berbicara Komunikasi verbal
□ Pasien mampu Hasil : . . . . . . . . . . . . Supportif dan Edukatif :
berinteraksi
dengan keluarga □ Ketidaksesuaian budaya
maupun perawat □ Ketidak mampuan kontak mata
dengan baik □ Disfonia (suara serak)
□ Pasien mampu
memodifikasi
teknik komunikasi
yang dapat
dimengerti
Pencegahan □ Tidak merokok □ Klien mengeluh nyeri Wholly Compensantory □ Kelelahan
terhadap Resiko □P: System : □ Resiko trauma
yang □Q: □ Resiko Injury
Mengancam □ Tidak □R: Partially Compensatory □ Gangguan rasa nyaman
Jiwa mengkonsumsi □S: System : nyeri
alcohol □T: □ Resiko Infeksi
Supportif dan Edukatif : □ Gangguan integritas kulit
□ Memperbaiki
ventilasi udara
□ Mengerti etika
batuk dan
bersin
□ Tidak adanya
deformitas
□ Tidak
terjadi
injury
□ Mengunakan
alat bantu dalam
beraktifitas
Hasil : . . . . . . . . . . .
.
□ Vaksinasi
Hasil : Sinovac 2x
□ Manajemen stress
yang Baik
□ Mekanisme
koping adequate
Peningkatan □ Pasien mematuhi □ Tidak mampu Wholly Compensantory □ Defisit perawatan diri
Fungsi dan instruksi perawat mandi/mengenakan System :
Perkembangan □ Pasien mampu pakaian
Hidup dalam mempertahankan /makan ke toilet Partially Compensatory
Kelompok keinginannya □ Minat melakuakan System :
Sosial untuk sembuh perawatan diri kurang
Keterbatasan pergerakan
Hasil : Supportif dan Edukatif :
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH SELF CARE
DEMAND
1 Data subjektif Penurunan Keseimbangan
o Klien mengatakan pusing Pemasukan
kapasitas udara atau
berputar
adaptif Intra oksigenasi
o Klien mengeluh perut terasa
Kranial
mual
Data objektif
o Keadaan umum lemah
o GCS 15 (E4M6V5)
o Terpasang IVFD Asering 20
tetes/menit
o Terpasang Folly kateter
o NIHSS : deficit neurologi
ringan
o Bartel Index :
Ketergantungan sedang
o Kekuatan otot extermitas atas
dan bawah sebelah kanan: 5,
sebelah kiri: 5
o Tanda tanda vital :
TD 151/85 mmHg,N 68x/m
RR 19x/m,Sh 36,5c
o Hasil CT Scant :
Suspect Akut infark kapsula
interna kiri kornu posterior
udara atau
oksigenasi
2 Data subjektif Gangguan Mempertahankan
o Klien mengatakan pusing mobilitas fisik status aktivitas
berputar yang adekuat
o Klien mengeluh perut terasa
mual
Data objektif
o Keadaan umum lemah
o GCS 15 (E4M6V5)
o Terpasang IVFD Asering 20
tetes/menit
o Terpasang Folly kateter
o NIHSS : deficit neurologi
ringan
o Bartel Index :
Ketergantungan sedang
o Kekuatan otot extermitas atas
dan bawah sebelah kanan: 5,
sebelah kiri: 5
o Tanda tanda vital :
TD 151/85 mmHg,N 68x/m
RR 19x/m,Sh 36,5c
o Hasil CT Scant :
Suspect Akut infark kapsula
interna kiri kornu posterior
o Terpasang IVFD
Asering 6 jam/kolf
o Terpasang folly
kateter
o Hasil CT Scan :
Suspect Akut infark kapsula
interna kiri kornu posterior
Setelah dilakukan pengkajian pada Tn. S berdasarkan model konsep Dorothea E. Orem
didapat bahwa self care agency klien pada universal self care Gangguan perfusi serebral
tidak epektif, resiko deficit nutrisi serta pemenuhan rasa aman nyaman yaitu gangguan
mobilitas fisik dan deficit perawatan diri sehingga klien membutuhkan self care defisit
dalam menyelesaikan masalah keperawatan :
1. Perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan iskemik jaringan otak
yang dapat dibuktikan dengan nilai NIHSS dengan skor deficit neurologi
ringan Perfusi serebral tidak epektif adalah terjadinya penurunan sirkulasi
darah ke otak.
Gangguan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau
lebih extermitas secara mandiri.
3. Deficit perawatan diri berhubungan dengan ganggua yang dapat dibuktikan
dengan skor bartel index: ketergantungan sedang.
Deficit perawatan diri adalah tidak mampu melakukan atau meyelesaikan aktivitas
perawatan diri.
INTERVENSI, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
5. Memonitor respon
terhadap pengobatan
R/: klien mengatakan pusing
berkurang dan badan terasa
lebih enak setelah
mendapatkan obat
6. Memberikan inj Citicoline
500mg
R/: obat diberikan intravena,
5 menit setelah pemberian
tidak ada efek negative.
2. Meningkatkan frekuensi
pemantauan neurologis
Supportif dan Edukatif :
1. Menjelaskan pematauan
neurologis dan tujuan
pemantauan.
2. Menginformasikan hasil
pemantauan
O:
2. Monitor tanda tanda vital
o GCS : 15
o TD : 148/70
R/:TD 148/70, ND:73, RR:21 o MAP : 96
SH: 36,2°C o Klien mengeluh nyeri kepala
P:nyeri bila kepala
3. Monitor status pernafasan menengadah
R/tingkat dan ritme pernafasan Q : nyeri seperti dtusuk tusuk
normal R : area kepala bagian tengah
S : 5 (nyeri sedang)
4. Monitor keluhan sakit T :terus menerus
kepala R/:
A: Masalah perfusi serebral tidak
Klien mengeluh nyeri kepala
efektif belum teratasi
P:nyeri bila kepala
P : Lanjutkan intervensi
menengadah
Pemantauan Nuerologis
Q : nyeri seperti dtusuk
Wholly Compensantory System :
tusuk
1. Monitor tingkat kesadaran
R : area kepala bagian
2. Monitor tingkat orientasi
tengah
3. Monitor tanda tanda vital
S : 5 (nyeri
4. Monitor status pernafasan
sedang) T :terus
5. Monitor keluhan sakit kepala
menerus
6. Berikan posisi headup 30°
5. Memonitor respon 7. Monitor respon terhadap
terhadap pengobatan pengobatan
R/: klien mengatakan kondisi
Partially Compensatory System :
sudah lebih enak
1. Hindari aktivitas yang dapat
6. Memberikan inj Citicoline
meningkatkan tekenan
1000mg/IV
intracranial
R:/ obat diberikan intravena,
2. Tingkatkan frekuensi
setelah pemberian tidak ada
pemantauan neurologis
efek negative.
7. Memberikan paracetamol
drip 1000mg/IV
R/: obat diberikan intravena,
setelah pemberian tidak ada
efek negative.
2.Ganggaun Setelah dilakukan Dukungan Mobilisasi Senin,06 Desember 2021 Senin,06 Desember 2021
mobilitas fisik intervensi Wholly Compensantory System : Wholly Compensantory System S:
berhubungan keperawatan 5x24 1. Identifikasi toleransi fisik 1. Mengdentifikasi toleransi fisik o Klien mengatakan susah
jam mobilitas melakukan pergerakan melakukan pergerakan untuk mengangkat tangan dan
penurunan
fisik 2. Monitor kondisi umum R/: klien mengatakan sulit kaki sebelah kiri
kekuatan otot
meningkat, dengan selama melakukan mobilisasi menggerakkan extermitas
yang dibuktikan O
kriteria hasil: 3. Kolaborasi pada ahli sebelah kiri dan kekuatan otot
dengan o Kekuatan otat extermitas
1. Pergerakan rehab medik extermitas atas dan bawah
penurunan sebelah kiri bagian atas dan
extermitas sebelah kiri: 3 dan kekuatan
bawah 3
kekuatan morik meningkat
pada extermitas 2. Kekuatan otot 4. Kolaborasi pemberian vitamin : otot extermitas atas dan bawah
sebelah kiri meningkat metilcobalamin 2x1 amp (06.00- sebelah kanan 5 o Kekuatan otot sebelah kanan
18.00) 2. melakukan kolaborasi ke bagian atas dan bawah 5
reham medik
R/: fisioterapi belum dapat
A: Gangguan mobilitas fisik belum
dikerjakan dikarena TD masih
teratasi
tinggi dan ada keluhan sakit
P: Lanjutkan intervensi
kepala
3. Memberikan inj
metilcobalamin 1 amp/IV
R/: obat diberikan secara IV
tidak ada side efek negatif
menerima ketergantungan
ketergantungan
5. membantu dalam perawatan
O:
o Skor bartel index : ketergantungan
ringan
o Perawatan diri klien dibantu perawat
dan keluarga
Deficit neurologi yang dialami pasien dalam hal ini adalah deficit
neurologi ringan. Dengan kondisi ini berdampak pada penurunan fungsi
syaraf motoric dimana terdapat kelemahan pada extermitas kanan bagian atas
dan bawah. Kelemahan tersebut berdampak pada keterbasan klien dalam
melakukan Aktivity of daily living secara mandiri. Penentuan kemandirian
fungsional dapat mengidentifikasi kemampuan dan keterbatasan klien
sehingga memudahkan pemilihan intervensi yang tepat . Instrumen yang
biasa digunakan dalam mengkaji status fungsional adalah barthel indeks.
Mekanisme slow stroke back massage (pijat lembut pada punggung) yaitu
meningkatkan relaksasi dengan menurunkan aktivitas saraf simpatis dan
meningkatkan aktivitas saraf parasimpatis sehingga terjadi vasodilatasi
diameter arteriol (Cassar, 2004). Sistem saraf parasimpatis melepaskan
neurotransmiter asetilkolin untuk menghambat aktifitas saraf simpatis dengan
menurunkan kontraktilitas otot jantung, volume sekuncup, vasodilatasi
arteriol dan vena kemudian menurunkan tekanan darah. Peneliti dalam
penelitian ini menggunakan penatalaksanaan nonfarmakologis terapi relaksasi
slow stroke back massage untuk menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi, dikarenakan terapi relaksasi tersebut merupakan cara yang mudah,
sederhana dan murah. Teknik ini dapat dilakukan oleh perawat dan dapat
diajarkan kepada keluarga pasien.
Ardi, M., & Ekowatiningsih, D. (2018). Efektivitas Slow Stroke Back Massage
Dalam Meningkatkan Relaksasi Pasien Stroke Di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Makassar. Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar,
12(1), 20. https://doi.org/10.32382/medkes.v12i1.32
Damhudi, D., Irawaty, D., & Hariyati, R. T. S. (2012). Efektifitas Metode NIHSS
dan ESS Dalam Membuat Diagnosa Keperawatan Aktual Pada Pasien Stroke
Berat Fase Akut. Jurnal Keperawatan Indonesia, 15(1), 7–12.
https://doi.org/10.7454/jki.v15i1.41
Hadisaputra, A. (2012). GAMBARAN INDEKS BARTHEL PADA PASIEN
STROKE DENGAN LEUKOSITOSIS DI RSUD ARIFIN ACHMAD
PROVINSI Alvin Hadisaputra 1 Riki Sukiandra 2 Rita Endriani 3.
Kedokteran, 1.
Kusuma, A. H., & Anggraeni, A. D. (2021). Kombinasi Posisi Kepala 30° Dan
Pasive Range of Motion Terhadap Skor Nihss Pada Pasien Stroke. Jurnal
Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal, 12(1), 30–37.
https://doi.org/10.34305/jikbh.v12i1.251
Prawesti, D. (2012). Slow Stroke Back Massage . 5(2), 133–143.
Rajashekar, D., Wilms, M., MacDonald, M. E., Schimert, S., Hill, M. D.,
Demchuk, A., Goyal, M., Dukelow, S. P., & Forkert, N. D. (2021). Lesion-
symptom mapping with NIHSS sub-scores in ischemic stroke patients.
Stroke and Vascular Neurology, svn-2021-001091.
https://doi.org/10.1136/svn-2021-001091
Saudin, D., Rajin, M., Kesehatan, F. I., Pesantren, U., Darul, T., Jombang, U.,
Kesehatan, F. I., Pesantren, U., Darul, T., & Jombang, U. (2017). Metode
pengkajian neurologis menggunakan national institutes of health stroke scale
pada pasien stroke di rsud dr iskak tulungagung. Jurnal EDUNursing, 1(1),
1–6.