ABSTRACT
The patient complains of a lump in the eye, which is getting bigger and bleeding
at the time. The patient had a surgical resesction in 2021 and a tissue sample was
taken for examination biopsy in the anatomical pathology laboratory and the result
histopathology was a plasmoblastic lymphoma. Plasmablastic lymphoma (PBL) is
described as a subtype of non-Hodgkin's lymphoma under the category of diffuse
large B-cell lymphoma. We report a rare case of orbital plasmablastic lymphoma
with oral and oropharyngeal involvement where the immunohistochemical
markers were positive for CD138, CD43, CD45, CD79a and MUM1. Therapies
more intensive than cyclophosphamide, doxorubicin, vincristine and prednisone
(CHOP) are not associated with a prolong survival. The patient has carried out 3
series of CHOP chemotherapy, there is good progress from chemotheraphy series
1 – series 3, where the lump in the eye has reduced and there are no bleeding
wounds in the eye.
Keywords : Plasmablastic lymphoma, immunohistochemical, CHOP
2
PENDAHULUAN
Lymphoma merupakan penyakit keganasan primer dari jaringan limfoid yang
bersifat padat / solid meskipun dapat menyebar secara sistemik. Secara umum
lymphoma dibedakan menjadi 2 jenis yaitu : 1. Lymphoma Hodgkin (LH) dan
Lymphoma Non Hodgkin (LNH). LH merupakan keganasan yang mengenai sel B
limfosit dan ditandai khas dengan sel reed Sternberg, dengan latar radang
pleomorf. LNH merupakan kelompok keganasan primer limfosit yang dapat
berasal dari limfosit B atau limfosit T.1.3,12
Plasmablastik Lymphoma (PBL) adalah sub type dari diffuse large B cell
(DLBCL) yang sangat jarang dan bersifat agresif. Penyakit ini biasanya
menyerang System Organ seperti pada sistem pencernaan, kelenjar getah bening,
mukosa mulut, dan kadang-kadang kulit. Plasmoblastik lymphoma merupakan
penyakit yang sangat langka, dan belum ada standar terapi yang ditetapkan untuk
mengobati Plasmoblastik lymphoma. 1,3,13
Insidensi Plasmoblastik lymphoma dengan HIV- negatif pada pasien wanita
relatif lebih tinggi (34%) dibandingkan dengan plasmoblastik lymphoma dengan
HIV-positif, dan biasanya terjadi pada pasien yang lebih tua dengan usia rata-
rata 55 tahun. Plasmoblastik Lymphoma mempunyai prognosis yang buruk, dan
memiliki kekambuhan 60% dalam 5 tahun.4,5
ILUSTRASI KASUS
Seorang pasien perempuan berusia 47 tahun datang ke Unit gawat Darurat
dengan keluhan lemas badan yang dirasakan pada seluruh tubuh sejak tadi pagi.
Sebelumnya pasien dikatakan masih dapat diajak bicara dan makan minum
sendiri. Namun, sejak tadi pagi pasien cenderung lemas dan berbicara sedikit-
sedikit. Dikatakan nafsu makan pasien menurun sejak 3 hari sebelum masuk
rumah sakit, mual +, pasien mengeluhkan demam yang terjadi hilang timbul,
sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. keluhan lain seperti batuk, sesak nafas,
muntah disangkal. Pasien buang air besar dan buang air kecil dalam batas normal.
Pasien juga mengeluh nyeri pada kedua mata sejak 2 bulan yang lalu. Nyeri
dirasakan hilang timbul dan memberat sejak kemarin. Awalnya pasien
3
Riwayat keluarga
Tidak ada riwayat anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa dengan
pasien. Riwayat diabetes, hipertensi, penyakit ginjal, keganasan, penyakit liver
dalam keluarga disangkal.
Riwayat Sosial
Sebelum sakit pasien bekerja sebagai petani. Namun saat ini pasien hanya
diam di rumah. Riwayat merokok dan minum alkohol disangkal.
Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik, ditemukan tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 90
kali/menit, suhu 38,0 C, laju pernafasan 20 kali/menit, berat badan 55 kg. Pada
pemeriksaan mata didapatkan terlihat mata anemis, sklera tidak ikterik, tampak
4
edema pada kelopak mata, tidak tampak edema pada pipi, hidung. Pada
pemeriksaan fisik thorax (jantung dan paru–paru) didapatkan dalam batas normal.
Dari pemeriksaan abdomen ditemukan tidak membesar, shifting dullness negatif,
bising usus normal. Dari pemeriksaan 4 ekstrimitas didapatkan pembesaran pada
kaki kanan dan tidak terdapat pembesaran pada kaki kiri. Didapatkan pitting
udema dan nyeri tekan pada kaki kanan dan tidak terdapat pitting udema dan nyeri
tekan pada kaki kiri.
WBC 8,63 9,15 12,1 8,28 12,11 8,65 103/uL 4.1 – 11.0
Ne# 5,0 4,98 8,16 4,87 8,57 5,43 103/uL 2.50 – 7.50
Ly# 2,61 3,19 2,95 2,79 1,91 1,89 103/uL 1.00 – 4.00
Mo# 0,95 0,81 0,98 0,58 1,55 1,16 103/uL 0.10 – 1.20
Eo# 0,04 0,13 0,00 0,02 0,01 0,15 103/uL 0.00 – 0.50
Ba# 0.03 0,04 0,01 0,02 0,07 0,02 103/uL 0.0 – 0.1
RBC 2,11 3,29 1,88 3,32 3,09 3,17 106/uL 4.5 – 5.9
5
HGB 5,6 9,2 5,6 10,0 8,9 9,2 g/dL 13.5 – 17.5
Pemeriksaan PA 4/12/2021
10
PEMBAHASAN
Definisi
Bentuk sel ganas pada LNH adalah sel limfosit yang dibedakan berdasarkan
pada tingkat diferensiasinya, baik limfosit T atau limfosit B; bersifat heterogen dengan
spektrum yang bervariasi dari tumor yang sangat agresif sampai kelainan indolen.1,12
Epidemiologi
Menurut data Globocan, diperkirakan sebanyak 509,600 kasus baru LNH yang
didiagnosis secara global pada tahun 2018. Secara global risiko terkena LNH sekitar
6,7% di antara pria dan 4,7% di antara Wanita, dimana pria memiliki kecenderungan
lebih besar untuk terkena LNH.4,5,15
Insiden sebenarnya dari PBL dengan HIV positif dan HIV negatif tidak
diketahui. Diperkirakan bahwa PBL terdiri dari 2% dari semua kasus lymphoma terkait
HIV. Dominasi pada laki-laki dalam populasi HIV-positif, sedangkan populasi HIV-
negatif memiliki dominasi perempuan. Usia rata-rata diagnosis pada pasien HIV-positif
adalah 42 tahun dan 55 tahun pada populasi HIV-negatif.4,5
Patofisiologi
Diagnosis
Pada kasus ini, pasien pada tahun 2021 telah dilakukan operasi pada kepala oleh
tim dokter bedah saraf di RSUP sanglah dikarenakan terdapat benjolan pada bagian
mata sampai terdapat luka ke area kulit di kepala sekitar mata kanan. Sel tumor pada
kepala dilakukan biopsy dan didapatkan gambaran histopatologi plasmoblastik
lymphoma. Dari hasil biopsy tersebut pasien di konsulkan ke bagian hematologi di
RSUP Sanglah. Pasien akhirnya berobat ke poli hematologi dan direncanakan untuk
Tindakan kemoterapi. Pada bulan februari awal pasien dibawa ke UGD RSUP Sanglah
dengan keluhan lemas badan dan dan kaki sakit dikarenakan terjatuh. Pada saat
dilakukan pemeriksaan PCR pasien terdeteksi terkena covid 19. Akhirnya pasien masuk
ke ruangan perawatan isolasi covid 19. Dan dikarenakan pada saat itu kadar
hemoglobin pasien mencapai 5,6 mg/dl maka pasien dilakukan perawatan perbaikan
kondisi terlebih dahulu sebelum melaksanakan kemoterapi, dengan target hemoglobin
pada saat itu 10,0 mg/dl. Pasien dilakukan transfusi PRC dan kadar hemoglobin telah
mencapai 10mg/dl dan pasien telah siap untuk melaksanakan kemoterapi, namun pasien
Ketika dilakukan pengecekan Swab PCR menunjukan hasil Swab PCR masih positif
dan pasien tidak dapat melaksanakan kemoterapi dan pasien dapat pulang dengan status
isolasi mandiri di rumah, dan pasien akan melaksanakan kemoterapi apabila pasien
telah dinyatakan sembuh dari covid 19.
14
Gambaran Histologik
Variasi dalam LNH bukan hanya di temukan dari histologik ataupun morfologi
saja, melainkan dari lokasi primer limfoma.3,4 Gambaran histologis tersering adalah
limfoma derajat keganasan tinggi large B cell.3,5 Pada keganasan kepala dan leher
ditemukan 10 % kasus LNH ekstranodal yang seringkali ditemukan saat penentuan
stadium.3,4,18
Kriteria limfoma ekstranodal masih menjadi perdebatan sehingga insidens yang
dilaporkan beberapa institusi/ peneliti bervariasi. Lokasi primer ekstranodal kepala dan
leher antara lain: cincin waldeyer, sinus paranasalis, cavum nasi, laring, rongga mulut,
kelenjar ludah, tiroid dan orbita. Etiologi pasti terjadinya keganasan LNH pada manusia
masih belum jelas. Penelitian selama ini banyak dilakukan terhadap hewan
menunjukkan keterlibatan virus yang dikenal sebagai virus onkogenik. Faktor lain yang
15
diduga berperan pada terjadinya limfoma antara lain: mutasi, faktor lingkungan dan
imunodefisiensi.2,4,18
13/03/2022
Pasien pindah dari ruangan ratna bawah ke ruangan angsoka 2 untuk melaksanakan
kemoterapi. Regimen kemoterapi yang diberikan Cyclophosphamide 750mg/m2
(1000mg), doxorubicin 50 mg/m2 (75mg), vincristine 1,4 mg/m2 (2mg), prednisone
20mg tiap 8 jam per oral. Atau CHOP siklus di ulang setiap 21 hari. Sebelum
melaksanakan kemoterapi diberikan terlebih dahulu premedikasi diantaranya :
Dexamethason 10mg IV, dipenhidramin 10mg IV, ondansentron 8mg IV dan
paracetamol 1000mg PO.
13/04/2022
03/05/2022
Pasien pada tanggal 3 mei 2022 pasien masuk ke ruangan lely kamar 4, masuk melalui
poli hematologic untuk melaksanakan kemoterapi yang ketiga, namun pasien harus
melaksanakan perbaikan kondisi terlebih dahulu sebelum melaksanakan kemoterapi.
Setelah melaksanakan perbaikan kondisi (transfusi darah PRC) dan kadar hemoglobin
telah mencapai target maka pasien di ijinkan untuk melaksanakan kemoterapi regimen
CHOP yang ketiga.
08/05/2022
LBCL
Plasmabla HHV- ALK-
stic 8– IBL positive DLBCL
PBL myeloma positive DLBLC DLBCL ACI PEL
Bone
marrow
Disease Extrano and Extranod
distribution dal extranodal Nodal Nodal Nodal al Extranodal
HIV
infection ∼70% No Yes No No No Yes
EBV,
HIV, IL- HHV-8, EBV, IL-
Pathogenesis 10 IL-6 MCD ALK 10, IL-6 HHV-8
CD138,
IRF-4/M CD138, CD20−/+, IRF-4/
Positive UM-1, cytoplasmi CD138+/ CD20, ALK, CD4, CD20, MUM-1,
markers MYC c Ig, MYC −, IgM PAX-5, CD45 CD4 CD30−/+
CD20, PAX-5,
Negative CD20, PAX-5, CD4, CD20, CD20,
markers PAX-5 BCL-6 CD138 CD138 CD30, MYC ALK CD138, Ig
Proliferation
rate >90% >90% >90% ∼80% >90% >90% >90%
Cytoplasmic
immunoglob 50%- Uncomm Uncomm Uncommo
ulin 70% >90% IgA λ on Uncommon on n
EBV Commo
infection n No No No No Common Common
EBV latency
pattern I NA NA NA NA III I
HHV-8
infection No No Yes No No No Yes
LBCL
Plasmabla HHV- ALK-
stic 8– IBL positive DLBCL
PBL myeloma positive DLBLC DLBCL ACI PEL
FISH
abnormaliti mutation
genetics GR es ted Ig GR (p23;q23) s ated Is
mengikuti ISRT
Stage 3 Terdapat 2 pilihan
& - Clinical trail
Stage 4 - RCHOP untuk 2 – 4
siklus dengan assess
pengobatan lengkap
- untuk komplit atau
partial respon berikan 6
siklus RCHOP
- untuk respon atau
progressive mengikuti
guide 6 dan 7
25
RINGKASAN
Pasien terdiagnosa sebagai plasmoblastik lymphoma, penyakit ini merupakan
sub type dari diffuse large B cell (DLBCL) yang sangat jarang dan subtipe agresif
dari limfoma non-Hodgkin (LNH). Plasmoblastik Lymphoma menunjukkan
proliferasi difus sel neoplastik besar yang menyerupai B-imunoblas/plasmablas,
atau dengan gambaran plasmasitik dan imunofenotipe sel plasma.
Insidensi risiko terkena Lymphoma Non Hodgkin (LNH) sekitar 6,7% di
antara pria dan 4,7% di antara Wanita, dimana pria memiliki kecenderungan lebih
besar untuk terkena LNH.
Pasien ini termasuk dalam Lymphoma Non Hodgkin ekstranodal, dan fokus
lokasi di orbita dan ini merupakan LNH ektranodal yang jarang ditemukan.yang
disebabkan oleh limfosit yang abnormal yang akan bermultifikasi dengan cepat
dan tidak terkontrol, di luar nodulus sepanjang aliran limfatik.
27
DAFTAR PUSTAKA