SINDROMA NEFROTIK
Penyusun :
dr Afifatul Hakimah
Pendamping:
dr Resti Kurniawati
RSUD BATANG
2016
1
BORANG PORTOFOLIO
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
A. Nama: Sdr. KK
2
B. Usia: 15 tahun
C. Jenis Kelamin: Laki-laki
D. Agama: Islam
E. Pekerjaan: Pelajar
F. Alamat: Kab. B
G. No. CM: 334965
H. Tanggal Masuk RS: 11-1-2016
I. Cara Pembayaran: BPJS PBI
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama: Sesak nafas
B. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke Poli Dalam RSUD Batang dengan keluhan sesak
nafas sejak tadi malam. Sesak nafas berkurang jika pasien berdiri atau duduk
dan lebih terasa saat pasien tiduran. Sesak nafas tidak dipengaruhi oleh udara
dingin ataupun debu. Pasien juga mengeluh bengkak di wajah, tangan, perut
dan kaki. Bengkak awalnya muncul sedikit demi sedikit pada kedua kaki
sekitar sebulan yang lalu, tetapi pasien tidak terlalu menghiraukan bengkaknya.
Lama kelamaan bengkak muncul pada tangan dan perut semakin membesar,
dan 1 minggu SMRS mulai bengkak pada wajah. BAB normal, BAK volume
agak berkurang dari biasanya dan agak berbuih sedikit,warna kuning. 1
minggu SMRS pasien sudah ke Puskesmas dan di rujuk ke RSUD tetapi pasien
menolak karena akan menghadapi ujian di sekolahnya, tetapi karena semakin
sesak jika pasien berbaring, akhirnya mau berobat ke Poli Dalam RSUD
Batang.
3
III. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan di bangsal Melati, tanggal 12 Januari 2016 :
A. Status Generalis:
4. Pemeriksaan Kepala
Bentuk: Mesocephal
Wajah : tampak udem
Mata: Conjungtiva anemis -/- Sklera ikterik -/- Pupil isokor 2mm/2mm
reaktif +/+, udem palpebra +/+
THT: Napas cuping hidung -/- discharge -/- darah -/-
7. Thorax Pulmo: Datar, Simetris statis dan dinamis, tidak nampak jejas, SDV +/+
Rhonki -/- Wheezing -/- Stridor -/-
8. Cor: Tampak ictus cordis, S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-), ukuran jantung
dalam batas normal
10. Ekstremitas: Hangat, nadi isi dan tegangan cukup, simetris kanan dan kiri ;
capillary refill <2/<2, atas bawah edem +/+, kanan kiri +/+
4
11. Genitourinaria: Laki-laki, dalam batas normal, udem skrotum -
A. Laboratorium
pH 6.0 4-6-8
BJ 1.020 1.000-1.030
Blood POS 2
Mikroskopis Urine
Eritrosit 15 20 <5
Cilinder Negatif
Kristal Negatif
Bakteri Negatif
6
7
V. DIAGNOSA
Sindrom nefrotik
VI. PENATALAKSANAAN
A. Terapi
1. Infus Asering 12 tpm
2. Infus Plasbumin 4 kolf, 2 kolf
3. Captopril 2x 6.25 mg
4. Prednison 5mg 8-0-8
5. Simvastatatin 1x20mg
6. Furosemid 1x40mg
7. Letonal 1x1
B. Monitoring
1. Kesadaran
2. Keadaan Umum
3. Tanda-tanda Vital (suhu, nadi, TD, RR)
4. Tanda retensi cairan
5. Kadar protein dan koreksinya
6. Tanda kegawatan syok hipovolemik / syok septik (output urin dan
TTV)
C. Edukasi
8
1. Menjelaskan pada keluarga mengenai penyakit yang diderita pasien:
bahwa pasien telah mengalami menyumbatan pada ususnya oleh karena
adanya jaringan tumor sehingga merasa kesakitan dan perutnya
membesar.
2. Menjelaskan kepada keluarga bahwa terapi yang diberikan adalah
berupa tindakan operatif membuang jaringan usus yang terjadi
penyumbatan dan jaringan tumor
3. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengawasi adanya tanda-tanda
gawat darurat imbalance elektrolit seperti penurunan kesadaran, kejang,
spasme otot, hipotonus, keringat dingin, akral dingin, atau henti napas
mendadak.
VII. FOLLOW UP
S
Bengkak (+) (+) (+) (+) (+) (+) Min. (-)
wajah wajah
O
TD 115/79 125/72 114/80 108/70 115/59 118/75 130/80
(mmHg)
Nadi 84 88 92 86 84 80 82
(x/mnt)
RR 24 22 20 20 20 20 20
(x/mnt)
9
T (oC) 36,2 36,5 36,5 36,9 36,8 36,1 36,8
LA (cm) 88 87 87 85 83 82 80
Sindroma Nefrotik
A
P
IVFD 12 tpm 12 tpm 12 tpm 12 tpm 12 tpm 12 tpm 12 tpm
Asering
Captopril 2x 2x 2x 2x 2x 2x 2x
6.25mg 6.25mg 6.25mg 6.25mg 6.25mg 6.25mg 6.25mg
Diet + + + + + + +
TKTPRG
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
10
Sindrom nefrotik dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan klinis yang terdiri dari
GAMBARAN KLINIS
Edema (sembab) merupakan keluhan pertama (utama), tidak jarang merupakan satu-
satunya keluhan dari pasien dengan SN. Lokasi sembab pada daerah kelopak mata (puffy
face), dada, perut, tungkai dan genitalia. (8) Episode pertama penyakit sering mengikuti
mencapai 40% dari berat badan dan didapatkan anasarka. Penderita sangat rentan terhadap
infeksi sekunder. Selama beberapa minggu mungkin terdapat hematuria, azotemia dan
hipertensi ringan.(5)
akut abdomen seperti mual dan muntah, dinding perut sangat tegang. Keluhan jarang selain
malaise ringan dan nyeri perut. Hipertensi terjadi 15% pada minimal change disease dan 33%
ETIOLOGI
Sebab yang pasti belum diketahui; akhir-akhir ini dianggap sebagai penyakit
11
I. Sindrom nefrotik bawaan
adalah edema pada masa neonatus. Prognosis buruk dan biasanya penderita meninggal
Disebabkan oleh :
1. Kelainan minimal
elektron tampak foot processus sel epitel berpadu. Golongan ini lebih banyak terdapat
pada anak daripada orang dewasa. Prognosis lebih baik dibandingkan dengan
golongan lain.
2. Nefropati membranosa
proliferasi sel. Tidak sering ditemukan pada anak. Prognosis kurang baik.
3. Glomerulonefritis proliferatif
12
Terdapat proliferasi sel mesangial dan infiltrasi sel polimorfonukleus. Pembengkakan
ditemukan pada nefritis yang timbul setelah infeksi dengan streptococcus yang
berjalan progresif.
Pada anak-anak, 85-90% kasus sindrom nefrotik adalah idiopatik dan sensitif terhadap
steroid, sehingga respon terhadap prednisolon sangat baik. Pada biopsi ginjal akan didapatkan
Pada literatur lain dinyatakan pula tipe terbanyak SN pada anak-anak adalah minimal
change disease (MCD). Kondisi ini disebut MCD karena anak-anak dengan sindrom nefrotik
pada hasil biopsi ginjalnya menunjukkan normal atau hampir normal. Selain itu mikroskopik
hematuria terdapat pada 23% penderita dengan MCD dan 48% penderita dengan
GSFS.(2)
Untuk mengetaui secara pasti tipe dari SN adalah dengan melakukan biopsi ginjal,
Resisten steroid
13
Pemahaman patogenesis dan patofisiologi sangat penting dan merupakan pedoman
Proteinuria
Indikator utama pada SN adalah adanya proteinuria masif yaitu lebih dari 3,5 gram per
1,73 m2 luas permukaan badan perhari atau 25 x nilai normal (pada orang normal protein
dalam urine + 150 mg/hari).(10) Proteinuria ini sebagian besar berasal dari kebocoran
glomerulus (proteinuria glomerulus) dan hanya sebagian kecil berasal dari sekresi tubulus
(proteinuria tubular). Pada dasarnya proteinuria masif ini mengakibatkan dua hal :
Pertama : jumlah serum protein yang difiltrasi glomerulus meningkat sehingga serum protein
Kedua : kapasitas faal tubulus ginjal menurun untuk mereabsorbsi serum protein yang telah
difiltrasi glomerulus.
14
Mekanisme atau patogenesis proteinuria masif sangat kompleks, dan tergantung dari
banyak faktor. Albumin merupakan serum protein yang mempunyai berat molekul kecil dan
jumlahnya banyak sehingga mudah keluar bila terdapat kerusakan membran basalis ginjal.
Sebagian besar penderita SN pada usia muda dengan proteinuria selektif biasanya
mempunyai lesi histopatologik minimal atau minimal change lesion dan memperlihatkan
15
Hipoproteinemia
Plasma mengandung banyak macam protein dan sebagian besar mengisi ruangan
ekstravaskular. Plasma atau serum protein terutama terdiri dari albumin karena itu istilah
katabolisme albumin meningkat, intake protein berkurang karena penderita anoreksia atau
Hiperlipidemia
Pada sebagian besar pasien sindrom nefrotik ditemukan kenaikan kadar total
kolesterol. Hal ini terjadi akibat penurunan albumin serum dan penurunan tekanan onkotik
yang akhirnya merangsang sel hati untuk membentuk lipoprotein lipid atau lipogenesis.(8)
Klinis sembab atau edema menunjukkan adanya penimbunan cairan dalam ruang
interstitial di seluruh tubuh. Sembab atau edema sering merupakan keluhan pertama dan satu-
GAMBARAN LABORATORIUM
Pada pemeriksaan urin (urinalisa), jumlah protein pada sampel urine penderita SN
biasanya melampaui 100 mg/dl, dan nilainya dapat mencapai 1000 mg/L. (1) Mikroskopik
hematuria tampak pada permulaan penyakit 20-30% penderita dengan MCD, dan setelah itu
dapat tidak tampak. Sedimen urin dapat normal atau berupa torak hialin,granula, lipoid;
16
Kimia darah menunjukkan konsentrasi serum albumin kurang dari 2,5 g/dl dan
DIAGNOSA BANDING
GNA ialah suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau virus tertentu. Yang
sering terjadi ialah akibat infeksi kuman streptococcus. Sering ditemukan pada anak usia 3-7
tahun, dan lebih sering pada anak laki-laki. GNA didahului oleh infeksi ekstra-renal, di traktus
respiratorius bagian atas dan kulit oleh kuman streptococcus beta hemolyticus golongan A.(5)
Kadang-kadang disertai edema ringan yang terbatas di sekitar mata atau diseluruh tubuh. (5)
Edema bukan karena hipoproteinemia, tetapi karena retensi natrium oleh ginjal yang
mengakibatkan hipertensi berat atau edema paru.(7) hipertensi terdapat pada 60-70% anak
dengan GNA pada hari pertama, kemudian pada akhir minggu pertama menjadi normal
kembali.(5)
KOMPLIKASI
Gagal ginjal akut dapat terjadi pada semua tipe sindrom nefrotik, tetapi lebih jarang
terjadi pada penderita dengan minimal change disease (MCD). Hipertensi lebih sering
Hipoproteinemia
17
Hilangnya protein urine secara masif menyebabkan malnutrisi protein pada anak-anak
Terapi obat-obatan
face, obesitas, dan kelainan lainnya. Namun hal ini tergantung dosis, frekuensi dan
lamanya pengobatan.(1)
Infeksi Sekunder
Kolaps Hipovolemia
SN berat dengan proteinuria > 60 gr/hari (terutama pada pasien anak-anak) dapat
menyebabkan penurunan circulating protein pool dan diikuti hipovolemia berat. Klinis
PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa
secara praktis dengan menggunakan garam secukupnya dalam makanan dan menghindari
protifar).
18
4. Pungsi acites maupun hidrotoraks
Medikamentosa
Prednison dosis penuh : 60 mg/m2 luas permukaan badan/hari atau 2 mg/kgbb/hari (max.80
permukaan tubuh/hari atau 2/3 dosis penuh, yang diberikan 3 hari berturut-turut dalam
seminggu (intermitten dose) atau selang sehari (alternating dose) selama 4 minggu,
Bila terjadi relaps diberikan prednison dosis penuh seperti terapi awal sampai terjadi remisi
Bila terjadi relaps (sering) atau tidak terjadi remisi dianggap steroid non responsif, maka
2. Diuretika
Bila edema tidak berkurang dengan pembatasan garam dapat digunakan diuretika
Bila tidak ada respon atau terdapat hipoalbuminemia berat (albumin darah < 1,5 g%)
3. Antibiotika
Relaps : setelah mencapai remisi, pemeriksaan protein urine 3 hari berturut-turut > 2+ .
19
Relaps berulang (frequent) : relaps terjadi 2x atau lebih dalam 6 bulan atau > 4x relaps
dalam 12 bulan.
Steroid dependen : terjadi relaps 2x berturut-turut selama pengobatan steroid atau dalam
Steroid resisten : gagal mencapai respon (klinis dan laboratorium tidak memperlihatkan
PROGNOSIS
Prognosis sindrom nefrotik idiopatik pada umur muda dan anak dan pada wanita lebih baik
dari pasien umur lebih tua atau dewasa dan laki-laki. MCD mempunyai prognosis baik, dapat
terjadi remisi spontan pada pasien anak-anak. Hanya sebagian kecil pasien dengan MCD
20
DAFTAR PUSTAKA
3. Y. C. Tsao. Some Recent Advances in The Investigation and Treatment of The Nephrotic
Syndrome in Children in The Bulletin of The Hongkong Medical Association .
Departement of Pediatrics, University of Hongkong. Vol.23, 1971.
5. Abdoerrachman,M.H dkk. Sindrom Nefrotik. Dalam : Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak
Jilid 2. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 1997; 832-835
7. Rendle John, et al. Penyakit Ginjal. Dalam : Ikhtisar Penyakit Anak Edisi ke-6 Jilid II.
Binarupa Aksara. Jakarta : 1994; 122-125
8. Sukandar Enday. Sindrom Nefrotik. Dalam : Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit
FKUI . Jakarta : 1998 ; 282 305
21