PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
OLEH :
ERYK SYATRIADIN
13.20.036
Telah disetujui pada tanggal 13 Februari 2023, Seperti tertera di bawah ini.
Pembimbing
i
PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
TIM PENGUJI
Mengetahui,
Ketua Stikes KESDAM IX/Udayana
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa atas
dorongan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis
ini.
ini.
3. Ns. NLP Suardini Yudhawati, M.Kes., M.Kep. selaku Wakil ketua III
iii
4. Staf Stikes Kesdam IX/Udayana yang telah memberikan kemudahan
5. Orang tua, Istri dan keluarga besar tercinta yang selalu memberi doa,
dukungan dan motivasi yang tiada henti selama penyusunan penelitian dan
7. Dan berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberikan yang terbaik bagi
kita semua.
maupun tidak disengaja, penulis merasa masih banyak terdapat kekurangan, oleh
karena itu saran dan kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun sangat
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
vi
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32
LAMPIRAN...........................................................................................................34
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
biologis, lansia mempunyai ciri-ciri yang dapat dilihat secara nyata pada
perubahan- perubahan fisik dan mentalnya. Proses ini terjadi secara alami yang
tidak dapat dihindari dan berjalan secara terus menerus (Yan et al., 2019).
Semakin bertambahnya usia seseorang, beberapa fungsi vital dalam tubuh ikut
kabur, dan kekuatan fisiknya pun mulai melemah, kenyataan itulah yang dialami
oleh orang yang sudah masuk lanjut usia (Arrias et al., 2019). Berbagai persoalan
hidup yang menimpa lanjut usia sepanjang hayatnya seperti merasa di asingkan
bahwa dirinya tidak berguna lagi dan hanya menjadi beban bagi orang di
Menurut WHO (2022) jumlah lansia 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada
tahun 2050 diperkirakan jumlah lansia mencapai 3 kali lipat dari tahun 2020, dan
2020). Pada tahun 2019 sekitar 25,9 juta jiwa atau 3,67% (RI, 2019). Jumlah
lansia
Indonesia diproyeksikan akan meningkat menjadi 27, 5 juta atau 10, 3%, dan 57
juta jiwa atau 17, 9% pada tahun 2045 (Nations, 2019). Dilihat dari distribusi
penduduk lansia provinsi Bali tahun 2019 jumlah penduduk lansia di Bali 11,22
BAB I
1
2
Periode selama usia lanjut, terjadi kemunduran fisik dan mental terjadi
secara perlahan dan bertahap di kenal sebagai “senescene” yaitu masa proses
manjadi tua. Seseorang akan menjadi semakin tua pada usia limapuluhan atau
tidak sampai mencapai awal atau akhir usia enam puluhan, tergantung pada laju
kognitif, kematian teman, fasilitas hidup atau home care (Nuraini et al., 2018).
Akibatnya orang menurun secara fisik dan mental dan mungkin akan segera mati
laju kemunduran itu. Hal itu bisa di minimalisir dengan adanya kegiatan
Sari, 2021).
Interaksi sosial berasal dari kata interaksi artinya tindakan yang terjadi
secara dua orang atau lebih yang bereaksi akan timbal balik melalui kontak
peranan sangat penting pada kehidupan lansia. Kondisi kesepian dan terisolasi
secara sosial akan menjadi faktor yang berpengaruh bagi kesehatan. Sejumlah
penelitian telah mengaitkan antara kesepian dan isolasi sosial dengan peningkatan
terbatasnya, atau malah tidak ada sama sekali, hubungan dengan teman dan
terpencil dari orang lain karena merasa berbeda dengan orang lain. Perasaan ini
fisik dan mental pada lansia (Anita, 2021). Kesepian merupakan suatu perubahan
yang secara tidak langsung dialami oleh setiap orang. Pada beberapa individu,
kesepian merupakan bentuk yang persistent dalam hidup mereka. Interaksi sosial
yang buruk pada lansia dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia dimana hal
tersebut akan menyebabkan lansia merasa terisolir sehingga lansia jadi suka
Irlandia terdapat 435.000 orang yang berusia 65 tahun atau 11.2% dari seluruh
hidupnya. Selain itu menurut penelitian Keswara (2018) bahwa terdapat hubungan
antara interaksi sosial dengan kesepian pada lansia Di UPTD Panti Sosial Lanjut
Usia Tresna Werdha Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2015
bahwa kekuatan korelasi antara interaksi sosial lansia dengan kesepian masuk
dengan tingkat yang parah. Walaupun jumlah lansia yang melaporkan kesepian
mengalami kesepian tidak akan turun setelah usia 60 tahun. Untuk mengatasi
masalah yang terjadi pada lansia maka pemerintah membentuk suatu wadah yang
dinamakan panti werdha atau lebih dikenal dengan nama panti jompo. Pada
awalnya panti jompo diperuntukan bagi lansia yang terlantar atau dalam keadaan
kebutuhan akan perawatan bagi lansia maka kini berkembang panti-panti berbasis
salah satunya melalui program Posyandu Lansia dan Panti Werdha. Diharapkan
tertentu, dapat menjadi wadah yang mampu memberikan kegiatan, menjadi ruang
bagi berlangsungnnya hubungan sosial para lansia tersebut dengan teman sebaya,
interaksi sosial yang pada akhirnya juga meningkatkan kualitas hidup lansia itu
lansia mengatakan mereka merasa sedih dan kesepian karena tidak bisa
berinteraksi kembali dengan rekan-rekan sejawat seperti saat mereka masih aktif
bekerja dahulu, dan sebagian besar merasa bersedih karena anak-anak dan
keluarga lansia sibuk bekerja sehingga tidak mempunya waktu untuk sekedar
memilih untuk melakukan pekerjaan rumah dan hobinya untuk mengisi waktu
luang atau melupakan kesedihan yang dialami. Saat ini Puskesmas II Denpasar
Selatan sudah melaksanakan Posyandu Lansia, walaupun tidak banyak lansia yang
lansia yang di cari dalam penelitian ini adalah lansia permpuan dan laki – laki
berumur 65 tahun keatas yang merasa kesepian karena kurang berinteraksi dengan
Selatan”.
Denpasar Selatan’’
Selatan
6
Denpasar Selatan
1. Bagi Masyarakat
3. Bagi Penulis
TINJAUAN PUSTAKA
Lanjut usia merupakan bagian dari proses kehidupan yang tidak dapat
dihindari dan akan dialami oleh setiap manusia. Pada tahap ini manusia
mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental, dimana terjadi
Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas (Yan et
al., 2019).
Jadi dapat disimpulkan bahwa lanjut usia adalah seorang individu yang
berusia di atas 60 tahun yang akan mengalami kemunduran fisik dan psikis
7
8
Secara individual, tahap proses menua terjadi pada orang dengan usai
sehingga tidak ada satu faktor pun ditemukan untuk mencegah proses menua.
Menua terjadi akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-
molekul atau DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai
fungsional sel)
Sel-sel yang saling berinteraksi satu sama lain dan memengaruhi keadaan
tubuh akan baik-baik saja selama sel-sel masih berfungsi dalam suatu harmoni.
Tetapi bila tidak lagi demikian maka akan terjadi kegagalan mekanisme feed back
replikasi ribosomalDNA.
9
organ.
Teori radikal bebas dewasa ini lebih banyak dianut dan dipercaya sebagai
tubuh yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan sehingga tidak stabil dan
pengaruh sinar UV. Radikal bebas ini akan merusak enzim superoksida-dismutase
(SOD) yang berfungsi mempertahankan fungsi sel sehingga fungsi sel menurun
dan menjadi rusak. Proses penuaan pada kulit yang dipicu oleh sinar UV
khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut
sehingga jaringan
10
tubuh menjadi lemah dan sakit. Sebagai contoh ialah tambahan kelenjar timus
yang ada pada usia dewasa berinvolusi dan semenjak itulah terjadilah kelainan
autoimun.
Pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak
dalam kegiatan sosial. Ukuran optimum dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut
usia. Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori
ini merupakan gabungan dari teori di atas. Teori ini menyatakan bahwa perubahan
yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe
3. Teori disengagment.
penarikan diri oleh lansia dari peran masyarakat dan tanggung jawabnya. Proses
penarikan diri ini dapat diprediksi, sistematis, tidak dapat dihindari, dan penting
untuk fungsi yang tepat dari masyarakat yang sedang tumbuh. Lansia dikatakan
bahagia apabila kontak sosial berkurang dan tanggung jawab telah diambil oleh
Menurut Ricca (2018) beberapa perubahan yang akan terjadi pada lansia
1. Sel. Ketika individu mengalami usia lanjut atau penuaan, maka sel tubuh
mekanisme perbaikan sel akan terganggu dan proposi protein di otak, otot,
makin rapuh, keadaan tubuh akan lebih pendek, persendian kaku dan
tendon mengerut.
kemampuan otak maka seorang lansia akan kesulitan untuk menerima rangsangan
juga menurun.
lansia dalam mengatasi masalah atau pemecahan masalah, selanjutnya juga pada
proses menua ( Learning Ability ), pada aspek kognitif ini untuk meningkatkan
emosional adalah respon lansia terhadap perubahan – perubahan yang terjadi atau
yang berkaitan dengan suasana alam perasaan, sehingga lansia merasa tidak
dihargai merasa
13
sendiri dan tidak diperhatikan, mudah tersinggung dan selalu ingin didengarkan.
Perubahan mental pada lansia akan mudah curiga, bertambah pelit dan egois.
kehidupan dunia.
2.2.1 Definisi
Interaksi dalam kamus besar bahasa indonesia adalah aksi timbal balik
sedangkan sosial dalam kamus besar bahasa indonesia adalah berkenaan dengan
masyarakat. Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara individu atau lebih,
memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya (Oktaviani, 2020). Hal
ini sebenarnya merupakan keuntungan besar bagi manusia, sebab dengan adanya
dua macam fungsi yang dimiliki itu timbul kemajuan-kemajuan dalam hidup
bermasyarakat. Jika manusia ini hanya sebagai objek semata-mata maka hidupnya
tidak mungkin lebih tinggi dari pada kehidupan benda-benda mati. Sehingga
Gillin pernah melakukan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut (Nuraini et
14
al., 2018), ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya
interaksi sosial, yang pertama proses yang asosiatif (akomodasi, asimilasi dan
akulturasi), yang kedua adalah proses yang disasosiatif yakni persaingan dan
persepakatan sementara yang dapat diterima kedua belah pihak yang tengah
yang mau tak mau harus berkerja sama sekalipun dalam kenyataannya masing-
pihak-pihak atau warga- warga dari dua tiga kelompok yang tengah berasismilasi
bersama. Adapun akulturasi merupakan proses sosial yang melebur dua kelompok
budaya menjadi satu, yang pada ahirnya melahirkan sesuatu yang baru (Anita
Sari, 2021).
1. Imitasi
Imitasi berasal dari bahasa Inggris yaitu imitation yang berarti tiruan atau
interaksi sosial. Imitasi dalam hal ini diartikan sebagai suatu kegiatan
dimana
15
seseorang akan meniru oranglain yang disukai atau yang dapat dijadikan
contoh olehnya baik dalam hal tampilan fisik maupun tingkah laku.
Misalnya seseorang dapat meniru dari cara berpakain, gaya rambut, cara
bicara, cara bertingkah laku dan hal lain yang manarik lainnya. Imitasi ini
memiliki pengaruh yang baik apabila hal yang ditiru adalah hal-hal yang
baik, namun imitasi juga dapat memiliki pengaruh yang buruk apabila hal
norma.
2. Sugesti
maupun orang lain. Sugesti dalam pengertian ini yang dimaksud adalah
atau sikap seseorang yang kemudian diterima dan juga diikuti oleh orang
terhadap orang lain, misalnya orang yang memiliki sikap berbiwawa dan
oleh emosi. Yang kedua, ketika pikiran seseorang terpecah belah, maka
menerima pengaruh dari orang lain tanpa berfikir panjang terlebih dahulu.
Yang keempat karena adanya faktor mayoritas, yaitu proses sugesti akan
lebih mudah diterima apabila pendapat atau sugesti tersebut telah banyak
adanya faktor otoritas, yaitu proses sugesti akan lebih mudah terjadi
3. Identifikasi
Identifikasi hampir sama seperti imitasi, yaitu meniru pihak lain. Namun
Identifikasi adalah perilaku meniru hingga pada tingkah laku dan cara
berfikir seseorang agar sama persis dengan yang ditiru. Misalnya seorang
anak yang meniru ibunya. Dalam proses identifikasi ini turut membentuk
dan tidak memiliki cara berfikir sendiri, namun proses identifikasi ini pada
dahulu.
4. Simpati
Simpati adalah perasaan tertariknya orang satu terhadap yang lain. Simpati
ikatan yang lebih kuat dan hubungan baru yang lebih kuat juga.
berlebihan kuantitas dan atau kualitas hubungan sosial individu yang mana dapat
pengabaian terhadap individu pada saat usia dini, perilaku impulsif serta perilaku
agresif (Konadi et al., 2017). Seseorang dengan gangguan interaksi sosial akan
menunjukan rasa tidak nyaman dengan situasi sosial (Nuraini et al., 2018). Selain
hal-hal tersebut adapun beberapa gejala lainnya seperti kurang responsive atau
tertarik pada orang lain, tidak berminat melakukan kontak fisik dan emosi dengan
orang lain, terjadinya gejala cemas berat, kurangnya kontak mata, ekspresi wajah
yang tidak responsive, tidak kooperatif dalam berteman, serta perilaku yang
1. Indikator
manusia baik itu dalam sikap saling mempengaruhi maupun sikap saling menolak
antara satu sama lain. Interaksi sosial yang dimaksud adalah skor yang diperoleh
dari skala interaksi sosial lansia yang mencakup interaksi sosial antara lansia di
lingkungannya.
Aspek yang akan diteliti dalam penelitian ini diambil dari syarat-syarat
kemampuan interaksi sosial. Adapun syarat interaksi sosial yaitu adanya kontak
sosial dan adanya komunikasi. Indikator dari interaksi sosial yaitu (1) Aspek
kerjasama (2) Aspek persaingan (3) Aspek pertentangan (4) Aspek penyesuaian .
2. Alat Ukur
responden yang diteliti. Instrumen yang digunakan yaitu interaksi sosial yang
ini diadopsi dari penelitian Oktaviana (2018) terkait dengan interaksi sosial
Likert, yang dinyatakan dengan jawaban tidak pernah diberi skor 1, kadang-
KERANGKA KONSEP
Kerangka konsep adalah kaitan atau hubungan antara konsep satu dengan
konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep didapatkan
2015).
Definisi operasional variabel pada penelitian ini dijabarkan pada gambar 3.1 :
Tingkatan interaksi
Interaksi sosial :
Lansia Sosial 1. Tinggi
2. Rendah
Keterangan :
: Alur Pikir
Gambar 3.1
Kerangka konsep pada penelitian tentang gambaran interaksi sosial pada lansia di
Puskesmas II Denpasar Selatan
19
20
yang memiliki interaksi sosial yang dipengaruhi oleh empat faktor diantaranya;
menghasilkan sikap dan perilaku yang variatif atau berbeda-beda dari masing-
masing lansia.
2013).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu
Pada bagian ini berisi tentang penjelasan atau definisi yang di buat oleh
peneliti tentang fokus studi yang di rumuskan secara oprasional yang akan
1 2 3 4 5 6
Interaksi Interaksi sosial Responden Kuesioner Ordinal Nilai
Sosial adalah tindakan mampu Interaksi interaksi
Pada` yang terjadi pada menjawab Sosial social dengan
Lansia dua orang lansia pernyataan yang telah 20-60 dengan
atau lebih yang sesuai indikator dimodifik : Kriteria skor
bereaksi akan 1. suka asi oleh a. Selalu (3)
timbal balik. melakukan Oktaviana c. Kadang (2)
aktivitas (2018) e.Tidak
bersama-sama. Pernah (1)
2. mengikuti
senam pagi Interpretasi
bersama lainnya. hasil:
3. Saya dan
teman lain Tinggi :
membersihkan Jika skor <
wisma bersama- 30
sama
4. merasa Rendah :
mampu jika saya Jika skor >
melakukan 30
kegiatan bersama
teman-teman
5. suka
membantu teman
lainnya
6. berlomba
mengajak teman
saya untuk
membantu
menyelesaikan
masalah dengan
teman lainnya
7. bersaing
menggunakan
bahasa indonesia
untuk
berkomunikasi
dengan setiap
orang
8. berusaha
menolong teman
lain yang
memerlukan
bantuan
9. iri dengan
apa yang
dimiliki teman
lain
22
METODE PENELITIAN
objek apakah orang atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel yang
2012). Penelitian ini menggambarkan interaksi sosial pada lansia di wilayah kerja
beralamat di Jl. Danau Buyan III, Sanur, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret
2023
4.3.1 Populasi
Populasi adalah suatu kelompok yang terdiri dari objek atau subjek yang
mempunyai pola dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
23
24
penelitian ini adalah lansia yang berada di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar
4.3.2 Sampel
1. Sampel Penelitian
sama dengan populasi. Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki
sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
ukuran dari populasi yang telah diperoleh sebelumnya agar bisa mewakili
jumlah populasi untuk dijadikan sampel, hal ini dilakukan karena jumlah populasi
kurang dari 100 sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 84 orang lansia.
25
Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Data Primer
Data Primer didapat dari hasil kuesioner yang dibagikan pada
b. Data Sekunder
Data sekunder yang didapatkan dari Kepala puskesmas dan buku
menjadi responden.
langkah
yang menolak peneliti tidak boleh memaksa dan tetap menghormati hak
sosial.
berdasarkan karakteristik.
print.
27
memperoleh informasi dari responden dan laporan tentang hal-hal yang diketahui
responden yang diteliti. Instrumen yang digunakan yaitu interaksi sosial yang
Kuesioner interaksi sosial berisi tentang pertanyaan interaksi sosial berisi tentang
diadopsi dari penelitian Oktaviana (2018) terkait dengan interaksi sosial terhadap
Likert, yang dinyatakan dengan jawaban tidak pernah diberi skor 1, kadang-
kadang diberi skor 2, dan selalu diberi skor 3. Adapun kisi-kisi kuesioner interaksi
orang atau dalam satu kelompok dengan jumlah 5 pernyataan terdiri dari soal
3.aspek pertentangan adalah Proses sosial dengan cara mengancam atau tindak
dari soal
28
mempersiapkan data sedemikian rupa agar dapat dianalisi lebih lanjut dan
1. Editing
2. Koding
Adalah mengubah data dari bentuk huruf atau kalimat menjadi data angka
menjadi 2 yaitu Dimana nilai interaksi sosial 20-60 dengan kriteria skor
skor Tertinggi
Sebagai berikut :inisial,Umur kode 1 lansia, kode 2 usia tua ,Jenis kelamin
Dengan memasukan data yang telah didapat ke dalam media computer dan
jawaban
Data yang telah diolah kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif yaitu
suatu prosedur pengolahan data dengan meringkas data secara ilmiah dalam
bentuk table atau grafik (Nursalam, 2013). Pada penelitian ini peneliti
penelitian ini berskala data ordinal, sehingga penyajian data berbentuk table
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
3. Confidentiality (kerahasiaan)
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Anita Sari, L. (2021). Interaksi Sosial pada Lansia yang Tinggal Bersama
Keluarga. Jurnal Ilmiah Ners Indonesia, 2(2),
80–88. https://doi.org/10.22437/jini.v2i2.15575
Arrias, J. C., Alvarado, D., & Calderón, M. (2019). No 主観的健康感を中心と
した在宅高齢者における 健康関連指標に関する共分散構造分析 Title.
5–
10.
Astutik, D. (2019). Hubungan Kesepian Dengan Pychological Well-Being Pada
Lansia di Kelurahan Sananwetan Kota Blitar. In Repository Unair.
Frizky, A. (2021). Gambaran Kehilangan Harapan..., Ade Frizky, Fakultas Ilmu
Kesehatan UMP, 2016. 2005, 11–29.
Hananta. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Lansia Dalam
Pengendalian Hipertensi. Jurnal Keperawatan Komunitas, 4(2).
Konadi, A., Nauli, F. A., & Erwin. (2017). Studi Fenomenologi: Pengalaman
Keluarga Dengan Anggota Keluarga Yang Menderita Skizofrenia Pasca
Rawat Inap. Jurnal Ners Indonesia, 8(1), 42–55.
Lestari, N. K. Y., & Laksmi, G. A. P. S. (2020). Aktivitas Fisik dengan Kadar
Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Ilmu Kesehatan,
11(2), 296–305.
Nations, A. L. 2019. (2019). Prevelensi jumlah Lansia di Indonesia. 2045, 0–3.
Noerita. (2018). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN
HIPERTENSI PADA LANSIA DI KELURAHAN MANISREJO KOTA
MADIUN. Jurnal Husada Mulia, 5(1).
Notoatmodjo, S. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2018). Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Nuraini, Kusuma, F. H. D., & H., W. R. (2018). Hubungan Interaksi Sosial
Dengan Kesepian Pada Lansia Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang.
Nursing News: Jurnal Ilmiah Keerawatan, 3(1), 603–611.
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktik
Edisi 4. Salemba Medika.
Oktaviani, A. S. S. (2020). Interaksi Sosial Berhubungan Dengan Kualitas Hidup
Lansia. Jurnal Keperawatan Terpadu, 2(2), 120–129.
Pramitha, R. (2018). Hubungan kesejahteraan psikologis dengan kesepian pada
mahasiswa yang merantau di Yogyakarta skripsi. Skripsi, 1–120.
Ricca. (2018). FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANJUT
USIA (LANSIA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SURO
KECAMATAN SURO KABUPATEN ACEH SINGKIL. Jurnal USU, 4(2).
Rudi, A., & Setyanto, R. B. (2019). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Risiko
Jatuh Pada Lansia. Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan,
5(2), 162–166. https://doi.org/10.33485/jiik-wk.v5i2.119
Rukmini, Tumaji, & Kristiana, L. (2022). Implementasi Program Pelayanan
Kesehatan Lanjut Usia Di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan, 25(1), 19–31.
31
32
No. Soal
No Aspek Pernyataan UF F Jumlah
1 Kerjasama Usaha yang - 1,2,3,4,5 5
dilakukan
bersama antar
orang atau
dalam satu
kelompok
2 Persaingan Proses bersaing 9,10 6,7,8 5
untuk
mencapai
tujuan
3 Pertentangan Proses sosial 11,12,13,14,15 - 5
dengan cara
mengancam
atau tindak
kekerasan
untuk
memenuhi
tujuan
4 Penyesuaian Cara 16 17,18,19,20 5
penyelesaian
tanpa
menjatuhkan
Sumber : Oktaviana (2018)
33
34
Lampiran 2
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Saya mengerti bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini dan saya tahu
bahwa partisipasi saya untuk menjawab atau mengisi identitas ini tidak berakibat
negative pada diri saya. Saya diberitahu hasil penelitian ini akan menjadi masukan
bagi peningkatan pelayanan kesehatan dan menambah pengetahuan saya. Saya
telah diberi kesempatan untuk bertanya mengenai penelitian ini dan mengenai
peran saya dalam penelitian ini. Saya menyatakan secara suka rela berperan dalam
penelitian ini.
Responden
……………………..
35
Lampiran 3
Kepada :
Dengan Hormat,
Eryk Syatriadin
KP.13.20.036
36
Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk ;
1. Isi semua pertanyaan sesuai dengan keadaan diri Anda
2. Silakan mengisi pada tempat yang sesuai dan telah disediakan
3. Khusus untuk pertanyaan pilihan pengisian dengan memberikan tanda
centang (√) pada kotak pilihan yang telah disediakan
1. Inisial :
2. Umur : Lansia
Usia Tua
Perempuan
SD
SMP
SMA
Pergurun Tinggi
37
5.Perkerjaan
Tidak Bekerja
PNS/TNI/POLRI
Wiraswasta/swasta
38
LEMBAR KUESIONER
GAMBARAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI PUSKEMAS II
DENPASAR SELATAN
Petunjuk Pengisian :
1. Pilih sampai sejauh mana keyakinan dan kemampuan anda, bahwa anda
2. Beri tanda check list (Centang) pada angka di kolom yang sesuai :
.
No Pernyataan SL K TP
(3) (2) (1)
1 Saya suka melakukan
aktivitas bersama-sama
2 Saya mengikuti senam
pagi bersama lainnya
3 Saya dan teman lain
membersihkan wisma
bersama-sama
4 Saya merasa mampu jika
saya melakukan kegiatan
bersama teman-teman
5 Saya suka membantu
teman lainnya
6 Saya berlomba mengajak
teman saya untuk
membantu menyelesaikan
masalah dengan teman
lainnya
7 Saya bersaing
menggunakan bahasa
indonesia untuk
berkomunikasi dengan
setiap orang
8 Saya berusaha menolong
teman lain yang
memerlukan bantuan
9 Saya iri dengan apa yang
dimiliki teman lain
10 Saya ingin selalu lebih dari
teman lainnya
11 Saya bertengkar dengan
teman lainnya
12 Saya memarahi teman
lainnya
13 Saya mengambil barang
milik teman lain
14 Saya suka memaksa teman
lain untuk melakukan
sesuatu
15 Jika saya ada masalah
dengan orang lain maka
saya akan mengatakan
langsung
39
40
Waktu
Desembe Februa Juli Agustu Septemb
No KEGIATAN Januari Maret April Mei Juni
r ri s er
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul
Konsultasi usulan
2
tema
Penyusunan
3
laporan
4 Seminar laporan
5 Pengurusan ijin
6 Pengambilan data
Penyusunan hasil
7
studi kasus
8 Ujian KTI
9 Revisi
10 Pengumpulan KTI
41
Lampiran 6
A. Persiapan
B. Pelaksanaan
C. Tahan Akhir
42
Lampiran 7.
Rsp Kelamin
P P P P P P P P P P Skor Hasil
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
43
YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESDAM IX/UDAYANA
44
45
Plagiarism Checker X Originality Report
Similarity Found: 0%
Lansia merupakan seseorang yang berumur diatas 60 tahun. Secara biologis, lansia
mempunyai ciri-ciri yang dapat dilihat secara nyata pada perubahan-perubahan fisik dan
mentalnya. Proses ini terjadi secara alami yang tidak dapat dihindari dan berjalansecara
terus menerus (Yan et al., 2019) .
Semakin bertambahnya usia seseorang, beberapa fungsi vital dalam tubuh ikut mengalami
kemunduran fungsional. Pendengaran mulai menuran, penglihatan kabur,dan kekuatan
fisiknya pun mulai melemah, kenyataan itulah yang dialami oleh orang yang sudah masuk
lanjut usia (Arrias et al., 2019) .
Berbagai persoalan hidup yang menimpa lanjut usia sepanjang hayatnya seperti merasadi
asingkan sehingga tidak berguna, kurang mendapat perhatian sehingga mereka berpikir bahwa
dirinya tidak berguna lagi dan hanya menjadi beban bagi orang di sekelilingnya (Hananta, 2018) .
Menurut World Health Organization (WHO) (2018), jumlah lansia pada tahun 2015 mencapai
32.000 juta jiwa, pada tahun 2017 mengalami peningkatan yang signifikan hingga mencapai
38.100 juta jiwa sedangkan di Indonesia tahun 2011 usia harapan hidup lansia meningkat menjadi
66,2 tahun dari 15,6 juta jiwa dan tahun 2012 meningkat menjadi 68,7 tahun.
dari 16,2 juta jiwa. Pada tahun 2020 diperkirakan akan menjadi 19 juta orang denganangka
harapan hidup 70 tahun (Oktaviani, 2020) . Jumlah penduduk lansia di provinsiBali pada
tahun 16 2015 yaitu 4.618.990 jiwa (10.3%) (BPS, 2018). Di Kota Denpasar jumlah penduduk
lansia yaitu 102.000 jiwa, dan Denpasar Selatan jumlah lanjut usia
30.270 jiwa (Badan Pusat Statistik Kota Denpasar, 2018).
46