Anda di halaman 1dari 54

PROPOSAL YANG DIAJUKAN SEBAGAI PERSYARATAN DALAM

PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

JUDUL

GAMBARAN TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA DALAM


PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING DI DESA
PINABETENGAN INDUK KECAMATAN
TOMPASO BARAT KABUPATEN
MINAHASA

Nama : Olivia Ervina Feronika Lumentah


NIM : 2020042
Pembimbing : Ns. Rivolta A. Musak, S.Kep., M.Kes.
Penguji I : Dr. Ns. Djoise Kaunang, S.Pd., S.Kep., M.Kes.
Penguji II : Dr. Ns. Andro Ruben. Runtu, S.Kep., M.Kep.
Hari/Tanggal : Rabu/ 01 Februari 2023
Jam : 09:00 WITA
Tempat : Ruang Ujian STIKES Bethesda Tomohon

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA
TOMOHON
2023
PROPOSAL YANG DIAJUKAN SEBAGAI PERSYARATAN DALAM
PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

JUDUL

GAMBARAN TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA DALAM


PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING DI DESA
PINABETENGAN INDUK KECAMATAN
TOMPASO BARAT KABUPATEN
MINAHASA

Nama : Olivia Ervina Feronika Lumentah


NIM : 2020042
Pembimbing : Ns. Rivolta A. Musak, S.Kep., M.Kes.
Penguji I : Dr. Ns. Djoise Kaunang, S.Pd., S.Kep., M.Kes.
Penguji II : Dr. Ns. Andro Ruben. Runtu, S.Kep., M.Kep.
Hari/Tanggal : Rabu/ 01 Februari 2023
Jam : 09:00 WITA
Tempat : Ruang Ujian STIKES Bethesda Tomohon

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA
TOMOHON
2023

ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

GAMBARAN TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA DALAM


PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING DI DESA
PINABETENGAN INDUK KECAMATAN
TOMPASO BARAT KABUPATEN
MINAHASA

Disusun Oleh :
Olivia Ervina Feronika Lumentah
NIM : 2020042

Telah disetujui untuk diseminarkan :


Pembimbing Akademik

Ns. Rivolta A. Musak, S.Kep., M.Kes.

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal ini telah disetujui untuk dilakukan penelitian


Tanggal: 01 Februari 2023

Tanda Tangan

Penguji: 1. Dr. Ns. Djoise Kaunang, S.Pd., S.Kep., M.Kes.

………………..

2. Dr. Ns. Andro Ruben. Runtu, S.Kep., M.Kep. ………………..

Pembimbing: Ns. Rivolta A. Musak, S.Kep., M.Kes. ………………..

Mengetahui
a.n. Ketua STIKES Bethesda Tomohon
Wakil Ketua Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni

Elizabeth Purba, S.Pd., SST., M.Kes.

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
COVER DALAM......................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR................................................................................... vi
DAFTAR SINGKATAN.............................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Lansia............................................................................ 7
B. Konsep Kemandirian.................................................................. 12
C. Konsep Activity Daily Living (ADL) ......................................... 15
D. Kerangka Konsep....................................................................... 19

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian..................................................................................... 21
B. Kerangka Kerja........................................................................................ 21
C. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................. 23
D. Populasi, Sampel dan Sampling.............................................................. 23
E. Definisi Operasional................................................................................ 25
F. Teknik Pengumpulan Data....................................................................... 28
G. Instrumen Penelitian................................................................................ 28
H. Pengolahan dan Analisis Data................................................................. 29
I. Etika Penelitian....................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 32
LAMPIRAN – LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1: Kerangka Konsep Penelitian................................................... 20


Gambar 3.1: Kerangka Kerja Penelitian....................................................... 21

vi
DAFTAR SINGKATAN

ADL : Activity Daily Living


BPS : Badan Pusat Statistik
Lansia : Lanjut Usia
DEPKES : Departemen Kesehatan
IRT : Ibu Rumah Tangga
Kec : Kecamatan
No : Nomor
PNS : Pegawai Negeri Sipil
RI : Republik Indonesia
RW : Rukun Warga
STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
UHH : Umur Harapan Hidup
WHO : World Health Organization

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Surat Permohonan Menjadi Responden


Lampiran II : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran III : Alat Instrumen/ Kuesioner
Lampiran IV : Kalender Kegiatan
Lampiran V : Rencana Anggaran
Lampiran VI : Lembar Konsultasi Bimbingan Proposal KTI

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) dalam Gemini (2021), lansia

adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia

merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir

dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi

suatu proses yang disebut aging process atau proses penuaan.

Lanjut usia sebagai individu sama halnya dengan klien yang digambarkan

oleh Orem yaitu suatu unit yang juga mengehendaki kemandirian dalam

mempertahankan hidup, Kesehatan dan kesejahteraannya. Kemandirian pada

lanjut usia tergantung pada kemampuan status fungsionalnya dalam

melakukan aktivitas sehari-hari. Kemandirian merupakan sikap individu

yang diperoleh secara komulatif dalam perkembangan dimana individu

akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai

situasi di lingkungan, sehingga individu mampu berfikir dan bertindak

sendiri. Dengan kemandirian seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk

berkembang ke yang lebih mantap (Rohaedi et al, 2016 dalam Emeliana, et al,

2022).

Di Indonesia Umur Harapan Hidup (UHH) pada tahun 2022 mencapai

71,85 tahun pada tahun 2022. Angka tersebut meningkat 0,28 tahun

dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 71,57 tahun. Jumlah lansia

60 tahun ke atas di Indonesia sebesar 10,8% atau sekitar 29,3 juta orang.

1
Angka tersebut diperkirakan terus mengalami peningkatan hingga mencapai

19,9% pada tahun 2045 menurut BPS, (2021).

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), UHH di Sulawesi Utara pada tahun

2022, yaitu 72,08 tahun dan data UHH di Kabupaten Minahasa pada tahun

2022, yaitu 71,49 (BPS, 2022).

Menurut Marlita, Saputra, Yamin (2018) Semakin lanjut usia seseorang

maka kemampuan fisiknya akan semakin menurun, sehingga dapat

mengakibatkan kemunduran pada peran-peran sosialnya. Hal ini

mengakibatkan pula timbulnya gangguan dalam hal mencukupi kebutuhan

hidupnya, sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang memerlukan

bantuan orang lain.

Kemandirian pada lanjut usia tergantung pada kemampuan status

fungsionalnya dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Kemandirian merupakan

sikap individu yang diperoleh secara kumulatif dalam perkembangan dimana

individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi

berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu mampu berfikir dan

bertindak sendiri. Dengan kemandirian seseorang dapat memilih jalan

hidupnya untuk berkembang ke yang lebih mantap (Rohaedi dan Karimah,

2016 dalam Sihaloho, 2021).

Activity Daily Living (ADL) ialah tindakan menyelesaikan pekerjaan,

jadwal, keseharian serta sebagai tindakan mendasar untuk merawat diri

sendiri. Tindakan kehidupan sehari-hari ialah suatu alat mengevaluasi batas

praktis seseorang dengan meminta aktivitas dari kehidupan sehari-hari, untuk

mengetahui lansia yang memerlukan bantuan orang lain dalam menyelesaikan

2
kegiatan kehidupan sehari-hari atau bisa melakukannya dengan bebas.

Menghasilkan data yang berharga untuk memutuskan keberadaan kerapuhan

pada lansia yang membutuhkan perawatan (Apriliyasari, 2016 dalam Sari,

Dewi, Susanto, 2022).

Berdasarkan hasil penelitian Inayah (2017), didapatkan dari 152 responden

seluruh Posbindu Sindangjawa, mayoritas paling banyak yaitu lansia berjenis

kelamin perempuan dengan jumlah 106 lansia (69,7%). Terdapat 85

responden (55,9%) lansia mempunyai tingkat kemandirian yang mandiri,

sedangkan 67 responden (44,1%) dikatakan tidak mandiri.

Berdasarkan hasil penelitian Pratama, Harun dan Usman (2017),

didapatkan bahwa dari 75 responden tingkat kemandirian lansia di Panti

Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari yaitu kategori mandiri sebesar 45

orang (60,0%), dan sebagian kecil ketergantungan ringan 23 orang

(30,7%), ketergantungan sedang 3 orang (4,0%), ketergantungan berat 3

orang (4,0%), dan lansia yang ketergantungan total 1 orang (1,3%).

Berdasarkan hasil penelitian Sihaloho (2021), didapatkan dari 35

responden menunjukan bahwa gambaran tingkat kemandirian lansia dalam

pemenuhan ADL di Lingkungan XIV Jalan Pembangunan USU Kelurahan

Padang Bulan Kecamatan Medan Baru tahun 2021 lansia dengan mandiri

sebanyak 13 orang (37.1%), ketergantungan ringan sebanyak 13 orang

(37.1%), ketergantungan sedang sebanyak 4 orang (11.4%), ketergantungan

berat sebanyak 3 orang (8.6%), ketergantungan total sebanyak 2 orang (5.7%).

3
Data lansia yang diperoleh dari Desa Pinabetengan Induk Kecamatan

Tompaso Barat pada bulan Januari - Desember tahun 2022 berjumlah 112

jumlah lansia yang tinggal di desa Pinabetengan Induk Kecamatan Tompaso

Barat Kabupaten Minahasa.

Berdasarkan pengamatan peneliti saat berada di desa Pinabetengan Induk,

terdapat beberapa lansia yang aktifitas sehari-hari dalam memenuhi

kebutuhannya tidak terkontrol, adanya ketergantungan dalam melakukan

aktivitas seperti dalam hal makan, buang air besar, kecil, mandi dan

berpakaian. Terkait dari beberapa masalah pada lansia dalam memenuhi

kebutuhan aktivitas sehari-hari, dari masalah tersebut peneliti tertarik

melakukan penelitian tentang Gambaran Tingkat Kemandirian Lansia Dalam

Pemenuhan Activity Daily Living (ADL) di Desa Pinabetengan Induk

Kecamatan Tompaso Barat Kabupaten Minahasa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, dapat dipahami bahw

a kemandirian dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari pada lansia sangatlah pe

nting. Dengan demikian, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaim

ana Gambaran Tingkat Kemandirian Lansia Dalam Pemenuhan Activity Daily

Living (ADL) di Desa Pinabetengan Induk Kecamatan Tompaso Barat Kabupa

ten Minahasa?

4
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini adalah mengetahui gambaran tingkat kemandirian lansia

dalam pemenuhan Activity Daily Living (ADL) di Desa Pinabetengan

Induk Kecamatan Tompaso Barat Kabupaten Minahasa.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik responden, umur, jenis kelamin, pekerjaan.

b. Mengetahui gambaran tingkat kemandirian lansia dalam pemenuhan

Activity Daily Living (ADL) di Desa Pinabetengan Induk Kecamatan

Tompaso Kabupaten Minahasa.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dengan adanya informasi dari tenaga kesehatan kiranya dapat menambah

pengetahuan pada lansia tentang gambaran tingkat kemandirian lansia

dalam pemenuhan Activity Daily Living (ADL) di Desa Pinabetengan

Kecamatan Induk Tompaso Barat Kabupaten Minahasa.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Masyarakat Desa Pinabetengan Induk

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

kesehatan yaitu pengetahuan lansia tentang tingkat kemandirian lansia

dalam pemenuhan Activity Daily Living (ADL).

5
b. Manfaat bagi Institusi STIKES Bethesda Tomohon

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumber informasi

pelayanan pengembangan Pendidikan dan proses pembelajaran

mengenai upaya preventif kesehatan pada lansia.

c. Manfaat bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan literasi dan

sumber informasi dalam penelitian selanjutnya.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Lansia

1. Definisi Lansia

Lansia adalah seseorang yang berusia >60 tahun dan tidak berdaya

mencari nafkah sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari

dan merupakan tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai dengan

penurunan kemampuan untuk beradaptasi (Ratnawati, 2017 dalam

Adriani, et al, 2021).

Lansia merupakan tahap lanjut dari satu proses kehidupan yang

ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan

stress lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan

seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kodisi stress

fisiologi (Friedman, 2014 dalam Adriani, et al, 2021).

Semakin lanjut usia seseorang maka kemampuan fisiknya akan

semakin menurun, sehingga dapat mengakibatkan kemunduran pada

peran-peran sosialnya. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya gangguan

dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya, sehingga dapat dapat

meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain.

(Tamher, et al, 2011 dalam Marlita, Saputra dan Yamin, 2018).

7
2. Batasan Lanjut Usia

Menurut organisasi kesehatan dunia WHO dalam Gemini (2021),

ada empat tahapan yaitu:

a. Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun

b. Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun

c. Lanjut usia tua (old) usia diatas 75-90 tahun

d. Usia sangat tua (very old) usia diatas 90 tahun

3. Klasifikasi lanjut usia

Lansia dapat diklasifikasikan kedalam beberapa golongan. Berdasarkan

Depkes RI dalam Padila (2013), dalam Gemini (2021), ada lima klasifikasi

pada lansia terdiri dari:

a. Pralansia (prasenelis) yaitu seseorang yang berusia antara 45-59

tahun.

b. Lansia ialah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

c. Lansia resiko tinggi ialah sesorang berusia 70 tahun atau

lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah

kesehatan.

d. Lansia potensial ialah lansia yang masih mampu melakukan

pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa.

e. Lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari

nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

8
4. Ciri-ciri lansia

Menurut (Emmelia, 2019 dalam Ovari dan Anggreini, 2022), ciri-ciri lansia

yaitu:

a. Lansia merupakan periode kemunduran.

Kemunduran pada lanjut usia Sebagian dari aspek fisik serta aspek

psikologis motivasi mempunyai kedudukan yang berarti dalam

kemunduran pada lanjut usia. Misalnya lanjut usia yang mempunyai

motivasi yang rendah dalam melaksanakan aktivitas, maka akan

mempermudah proses kemunduran fisik, namun terdapat pula lanjut

usia yang mempunyai motivasi yang besar, hingga kemunduran fisik

pada lanjut usia lebih lama terjadi.

b. Lansia memiliki status kelompok minoritas

Keadaan ini akibat dari perilaku sosial yang tidak mengasyikkan

terhadap lanjut usia serta diperkuat oleh komentar yang kurang baik,

misalnya lanjut usia yang lebih bahagia mempertahankan pendapatnya

hingga perilaku sosial di warga jadi negatif, namun terdapat pula lanjut

usia yang memiliki tenggang rasa kepada orang lain.

c. Menua memerlukan perubahan peran

Perubahan tersebut dilakukan sebab lanjut usia dilakukan atas dasar

kemauan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan tersebut.

Misalnya lanjut usia menduduki jabatan sosial di masyarakat selaku

ketua RW, hendaknya masyarakat tidak memberhentikan lanjut usia

selaku ketua RW karena umurnya.

9
d. Perlakuan yang buruk terhadap lansia

Membuat mereka mudah memiliki ide-ide buruk tentang diri mereka

sendiri, oleh karena itu mereka menunjukkan perilaku yang buruk.

Sebagai contoh, lansia yang tinggal bersama keluarganya sering kali

tidak berpastisipasi dalam pengambilan keputusan karena mentalitasnya

yangsudah tua sehingga menyebabkan lansia menjauh dari lingkungan,

cepat marah, bahkan merasa rendah diri.

5. Tipe - tipe Lanjut Usia

Menurut ahli dalam Dewi (2014) dalam Adriani, et al (2022), terdapat

beberapa tipe lansia, yakni:

a. Tipe arif bijaksana

Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan

zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana,

dermawan, memenuhi undangan dan menjadi panutan.

b. Tipe mandiri

Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam

mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.

c. Tipe tidak puas

Konflik lahir batin menantang proses penuaan sehingga menjadi

pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan

banyak menuntut.

d. Tipe pasrah

10
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan beribadah,

ringan kaki dan melakukan berbagai jenis pekerjaan.

e. Tipe bingung

Lansia yang sering kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri,

minder, menyesal, pasif dan acuh tak acuh.

6. Karakteristik lansia

Menurut pusat data dan informasi, Kementrian Kesehatan RI, (2016) dalam

Ruswadi dan Supriatun, (2022), karakteristik lansia dapar dilihat berdasarkan

kelompok berikut ini:

a. Jenis kelamin

Lansia lebih didominasi oleh jenis kelamin perempuan. Artinya, ini

menunjukkan bahwa harapan hidup yang paling tinggi adalah perempuan.

b. Status perkawinan

Penduduk lansia ditilik dari status perkawinannya Sebagian besar

berstatus kawin 60% dan cerai mati 37%.

c. Living Arrangement

Living arrangement atau angka beban tanggungan adalah angka yang

menunjukan perbandingan banyaknya orang tidak produktif (umur 65

tahun) dengan orang berusia produktif (15-64 tahun). Angka tersebut

menjadi cermin besarnya beban ekonomi yang harus ditanggung

penduduk usia produktif untuk membiayai penduduk usia nonproduktif.

d. Kondisi Kesehatan

Angka kesakitan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk

mengukur derajat kesehatan penduduk. Angka kesakitan bisa menjadi

11
indikator kesehatan negatif. Artinya, semakin rendah angka kesakitan

menunjukkan derajat Kesehatan penduduk yang semakin baik.

7. Perubahan yang terjadi pada lansia

Menurut Aspiani, (2014) dalam Maghfuroh et al, (2023), terdapat beberapa

perubahan yang terjadi pada lansia adalah:

a. Perubahan fisik

Banyak sekali perubahan fisik yang akan terjadi pada lanjut usia pada

semua sistem dalam tubuh baik pada sistem endokrin, sistem

kardiovaskuler (masa jantung betambah), sistem pernafasan

(kemampuan batuk menurun,kekuatan menghirup udara menurun, sistem

persyarafan (lambat dalam merespon, kurang sensitif terhadap sentuhan),

sistem gastrointestinal (kehilangan gigi, indra pengcap menurun,

konstipasi, rasa lapar menurun), sistem genitourinaria (fungsi ginjal

menurun, frekuensi BAK meningkat), sistem indera (pendengaran

menurun, menurunnya lapang pandang, hilangnya akomodasi), sistem

integument ( proteksi kulit menurun, pertumbuhan kuku lambat, kelenjar

keringat berkurang, elastisitas kulit menurun, keriput), sistem

musculoskeletal ( tulang rapuh, osteoporosis, kifosis, otot-otot mudah

kram, tremor), dan sistem reproduksi (fungsi seksual menurun, atrofi

payudara).

b. Perubahan kognitif

Perubahan kognitif pada lanjut usia berupa sikap yang semakin

egosentrik, mudah curuga, bertambah pelit jika memiliki sesuatu, lansia

12
kan mempertahankan hak dan hartanya, ingin tetap berwibawa, ingin

tetap memiliki peran dalam keluarga dan masyarakat.

c. Perubahan spiritual

Pada lanjut usia terjadi peningkatan spiritual karena lansia merasa sudah

tua dan mendekati kematian serta kesadaran tentang kematian meningkat

sehingga lansia lebih taat beribadah dan mendekatkan diri pada Tuhan

yang maha esa.

d. Perubahan psikososial

Perubahan psikososial yang terjadi pada lanjut usia berkaitan dengan

menurunnya produktivitas kerja, sehingga orang lanjut usia yang

memasuki masa pension akan mengalami:

1) Kehilangan finansial

Pada lanjut usia yang memasuki masa pension akan mengalami

kehilangan finansial atau berkurangnya pendapatan teragantung

pada profesi yang ditekuni sebelum pensiun.

2) Kehilangan jabatan atau status

Pada lanjut usia yang memasuki masa pensiun yang sebelumnya

bekerja dan memiliki jabatan maka akan kehilangan jabatannya dan

kehilangan status profesinya.

3) Kehilangan aktivitas atau kegiatan

13
Pada lanjut usia yang memasuki masa pensiun akan mengalami

kehilangan atau berkurangnya aktivitas ataupun kegiatan

dibandingkan dengan sebelum memasuki masa pensiunnya.

B. Konsep Kemandirian

1. Definisi Kemandirian

Kemandirian adalah kebebasan untuk bertindak, tidak

tergantung pada orang lain, tidak terpengaruh pada orang lain dan

bebas mengatur diri sendiri atau aktivitas seseorang baik individu

maupun kelompok dari berbagai kesehatan atau penyakit. Lebih lanjut

ditegaskan bahwa kemandirian pada lanjut usia tergantung pada

kemampuan status fungsionalnya dalam melakukan aktivitas sehari-

hari (Ediawati, 2012 dalam Triningtyas dan Muhayati 2018).

Kemandirian pada lansia sangat penting untuk merawat dirinya

sendiri dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia. Meskipun sulit

bagi anggota keluarga yang lebih muda untuk menerima orang tua

melakukan aktivitas sehari-hari secara lengkap adan lambat.

Kemandirian lansia dalam ADL (Activity Daily Living) didefinisikan

sebagai kemandirian seseorang dalam melakukan aktivitas dan fungsi-

fungsi kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh manusia secara rutin

dan universal (Ediawati, 2013 dalam Tinungki, Kalengkongan dan

Patras, 2022).

14
Kemandirian lanjut usia menjadi suatu hal yang sangat

diperlukan, Suwanti (2010) dalam Triningtyas dan Muhayati (2018)

menyatakan bahwa kemandirian itu memiliki beberapa aspek-aspek,

yakni:

a. Bebas, ditunjukkan melalui tindakan yang disesuaikan dengan

keinginan sendiri tanpa pengaruh dan paksaan serta tidak

tergantung orang lain.

b. Inisiatif, menculnya ide-ide untuk menghadapi dan memecahkan

masalah yang sedang dihadapi.

c. Gigih, tidak mengenal putus asa serta berusaha dengan giat unttuk

meraih prestasi dan merealisasikan harapan yang dimiliki.

d. Pengendalian diri, adanya kemampuan diri untuk menyesuaikan

keinginan sendiri dan memprngaruhi lingkungan atau

mempertahankan norma-norma yang berlaku dalam rangka

menyelesaikan problem yang dihadapi.

2. Ciri-ciri Kemandirian

Menurut Parker dalam Muskibin (2021), pribadi yang mandiri

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Tanggung jawab berarti memiliki tugas untuk menyelesaikan

sesuatu dan diminta hasil pertanggung jawaban atau hasil kerjanya.

b. Independensi adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak

tergantung kepada otoritas dan tidak membutuhkan arahan.

Independensi juga mencakup ide adanya kemampuan mengurus

diri sendiri dan menyelesaikan masalahnya sendiri.

15
c. Otonomi dan kebebasan untuk menentukan keputusan sendiri,

berarti mampu untuk mengendalikan atau mempengaruhi apa yang

akan terjadi kepada dirinya sendiri.

d. Keterampilan memecahkan masalah, dengan dukungan dan arahan

yang menandai, individu akan terdorong untuk mencapai jalan

keluar bagi persoalan-persoalan praktis relasional mereka sendiri.

3. Bentuk-bentuk Kemandirian

Robert Havighurts, dalam Muskibin (2021), membedakan

kemandirian menjadi empat, yaitu:

a. Kemandirian emosi, yaitu kemampuan mengontrol emosi sendiri

dan tidak tergantungnya kebutuhan emosi pada orang lain.

b. Kemandirian ekonomi, yaitu kemampuan mengatur ekonomi

sendiri dan tidak tergantung kebutuhan ekonomi orang lain.

c. Kemandirian intelektual, yaitu kemampuan untuk mengatasi

berbagai masalah yang dihadapi.

d. Kemandirian sosial, yaitu kemampuan untuk mengadakan interaksi

dengan orang lain dan tidak tergantung pada orang lain.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian lansia

Menurut Tamher, et al, (2011) dalam Marlita, Saputra dan Yamin

(2018), adapun yang mempengaruhi tingkat kemandirian lansia dalam

melakukan Activity Daily Living (ADL), sebagai berikut:

a. Usia

Berdasarkan indeks ADL menurut Katz, setelah dilakukan

pengamatan usia harapan hidup aktif pada suatu masyarakat, hasil

16
menunjukkan bahwa lansia setelah melewati 65-69 tahun

memiliki 10 tahun harapan hidup dalam keadaan aktif, sementara

mereka yang berusia diatasnya, periodenya lebih singkat.

b. Imobilisasi

Imobilitas pada lansia diakibatkan oleh adanya gangguan nyeri,

kekakuan, ketidakseimbangan, serta kelainan psikologis.

Penyebab imobilitas yang utama adalah takut jatuh. Tindakan

penting pada keadaan ini adalah pencegahan, perlu juga

ditekankan pemberian nutrisi secara adekuat juga exercise

secukupnya.

C. Konsep Activity daily living (ADL)

1. Definisi Activity daily living (ADL)

Menurut Agung (2010), dalam Damayanti, Rita et al, (2020)

Activity Daily Living (ADL) adalah pengukuran terhadap aktifitas yang

dilakukan rutin oleh manusia setiap hari. ADL meliputi aktifitas yang

penting untuk perawatan pribadi meliputi makan, eliminasi, transfering,

pergi ke kamar mandi, berpakaian dan mandi.

Activity daily living merupakan salah satu alat ukur untuk menilai

kapasitas fungsional seseorang dengan menanyakan aktivitas kehidupan

sehari-hari, untuk mengetahui lanjut usia yang membutuhkan

pertolongan orang lain dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-

hari atau dapat melakukan secara mandiri. Menghasilkan informasi

yang berguna untuk mengetahui adanya kerapuhan pada lanjut usia

17
yang membutuhkan perawatan (Wulandari, 2014 dalam Kurniawati,

Irma dan Dea Burhanto, 2021).

Lansia yang memiliki ketergantungan disebabkan kondisi lansia

banyak mengalami kemunduran fisik maupun psikis. Imobilitas fisik

yang kurang merupakan masalah yang sering dijumpai pada pada

pasien lansia akibat berbagai masalah fisik, psikologis dan lingkungan

yang dialami oleh lansia. Faktor ini mempengaruhi lansia terhadap

kemandirian lansia dalam pemenuhan Activity Daily Living (ADL). Hal

ini dikarenakan semakin lama lansia mendapat informasi tentang

kondisi kesehatannya maka lansia akan semakin tidak menerima akan

kenyataan pada kondisinya yang semakin rentan. Salah satu solusi yang

dapat diterapkan untuk meningkatkan kemandirian lansia yaitu dengan

cara memberi pengertian kepada lansia untuk selalu rutin memeriksakan

diri ke puskesmas terdekat atau tenaga kesehatan terdekat (Taviyanda

dan Siswanto, 2016).

2. Klasifikasi ADL (Activity Daily Living) menurut Adriani, Rita, et al

(2021).

a. Activity daily living (ADL) dasar yaitu keterampilan dasar yang

harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya, meliputi

berpakaian, makan dan minum, toileting, mandi dan berhias. Ada

juga yang memasukan kontinensi buang air besar dan buang air

kecil dalam kategori ADL ini.

b. Activity Daily Living (ADL) instrumental yaitu ADL yang

berhubungan dengan penggunaan alat atau benda penunjang

18
kehidupan sehari-hari seperti menyiapakan makanan, menggunakan

telepon, mengelola uang kertas serta hal-hal yang ada pada ADL

(Activity Daily Living) dasar.

c. Activity Daily Living (ADL) vokasional yaitu ADL (Activity Daily

Living) yang berhubungan dengan pekerjaan atau kegiatan sekolah.

d. Activity Daily Living (ADL) non vokasional yaitu Activity Daily

Living yang bersifat rekreasional, hobi dan mengisi waktu luang.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi ADL (Activity Daily Living)

Hardywinoto (2014), dalam Damayanti, Rita et al, (2020),

kemampuan dan kemauan untuk melakukan Activity Daily Living

tergantung pada beberapa faktor yaitu:

a. Umur dan status perkembangan

Umur dan status perkembangan seorang klien menurut tanda

kemauan dan kemampuan, atau bagaimana klien bereaksi terhadap

ketidakmampuan melaksanakan Activity Daily Living. Saat

perkembangan dari bayi sampai dewasa, seseorang secara perlahan-

lahan berubah dari tergantung menjadi mandiri dalam melakukan

Activity Daily Living.

b. Kesehatan fisiologi

Kesehatan fisiologi seseorang dapat mempengaruhi kemampuan

partisipasi dalam Activity Daily Living, contoh system nervous

mengumpulkan, menghantarkan dan mengelolah informasi dari

lingkungan. Sistem muskuloskeletal mengkoordinasikan dengan

sistem nervous sehingga dapat merespon sensori yang masuk

19
dengan cara melakukan gerakan. Gangguan pada sistem ini

misalnya karena penyakit, atau trauma injuri dapat menganggu

pemenuhan Activity Daily Living.

c. Fungsi kognitif

Tingkat kognitif dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam

melakukan Activity Daily Living. Fungsi kognitif menunjukkan

proses menerima, mengorganisasikan dan menginterpretasikan

sensor stimulus untuk berpikir dan menyelesaikan masalah. Proses

mental memberikan kontribusi pada fungsi kognitif dapat

menganggu dalam berpikir logis dan menghambat kemandirian

dalam melaksanakan Activity Daily Living.

d. Fungsi psikososial

Fungsi psikososial menunjukkan kemampuan seseorang untuk

mengingat sesuatu hal yang lalu dan menampilkan informasi pada

suatu cara yang realistic. Proses ini meliputi interaksi yang

kompleks antara perilaku intrapersonal dan interpersonal.

Gangguan pada Intrapersonal contohnya akibat gangguan konsep

diri atau ketidakstabilan emosi dapat mengganggu dalam tanggung

jawab keluarga dan pekerjaan. Gangguan interpersonal seperti

masalah komunikasi, gangguan interaksi social atau disfungsi

dalam penampilan peran juga dapat mempengaruhi dalam

pemenuhan Activity Daily Living.

20
e. Tingkat Stress

Tingkat stress merupakan respon fisik nonspesifik terhadap

berbagai macam kebutuhan. Faktor yang dapat menyebabkan stress

(stressor), dapat timbul dari tubuh atau lingkungan atau dapat

menganggu keseimbangan tubuh. Stressor tersebut dapat berupa

fisiologis seperti injuri atau psikologi seperti kehilangan.

f. Status Mental

Sataus mental menunjukkan keadaan intelektual seseorang.

Keadaan status mental akan memberi implikasi pada pemenuhan

kebutuhan dasar individu. Seperti yang diungkapkan oleh Cahya

yang dikutip dari Baltes, salah satu yang dapat mempengaruhi

ketidakmandirian individu dalam memenuhi kebutuhannya adalahn

keterbatasan status mental. Seperti halnya lansia yang memorinya

mulai menurun atau mengalami gangguan, lansia yang mengalami

apraksia tentunya akan mengalami gangguan dalam pemenuhan

kebutuhan-kebutuhan dasarnya.

D. Kerangka Konsep

Kerangka konsep menurut Sugiyono (2014) dalam Pribadi dan

Qomariyah (2021), adalah suatu hubungan yang menghubungkan secara

teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu, antara variabel independen

dengan variabel dependen yang akan di amati atau di ukur melalui penelitian

yang akan dilaksanakan. Kerangka konsep pada penelitian ini adalah

Gambaran Tingkat Kemandirian Lansia Dalam Pemenuhan Activity Daily

21
Living di Desa Pinabetengan Induk Kecamatan Tompasso Barat Kabupaten

Minahasa.

Gambaran Tingkat Kemandirian Lansia


Dalam Pemenuhan Activity Daily Living: Ya
- Mandi
(Mandiri)
- Berpakaian
- Toileting
- Makan
- Inkontinensia
Tidak
- Kebersihan diri
- Berjalan (jalan datar) (Tergantung/dibantu)
- Mengambil keputusan
- Lingkungan aktivitas fisik
- Spiritual

Keterangan:

: Variabel yang diteliti

: Arah garis pengaruh

Gambar 2.1: Kerangka Konsep penelitian

22
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian yang digunakan pada penelitian ini menggunakan

penelitian deskriptif dengan rancangan desain penelitian deskriptif

kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menghasilkan

penemuan, yang dilakukan menggunakan prosedur statistik atau cara lain

secara kuantitatif (pengukuran). Penelitian deskriptif dilakukan untuk

mengetahui nilai masing-masing variabel baik satu variabel atau lebih

sifatnya independent tanpa membuat hubungan maupun perbandingan

dengan variabel yang lain (Tersiana, 2018).

Desain penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran

Tingkat Kemandirian Lansia Dalam Pemenuhan Activity Daily Living di

Desa Pinabetengan Induk Kecamatan Tompaso Barat Kabupaten

Minahasa.

B. Kerangka Kerja

Kerangka kerja merupakan Langkah-langkah dalam aktivitas

ilmiah mulai dari penetapan populasi, sampel, dan seterusnya, yaitu

23
kegiatan sejak awal dilaksanakannya penelitian (Nursalam, 2014 dalam

Heri, Mochamad, 2021).

Persiapan administrasi dan permohonan izin melakukan


penelitian dari Institusi Pendidikan

Permohonan izin melakukan penelitian kepada Hukum Tua di


Desa Pinabetengan Induk Kecamatan Tompaso Barat

Populasi
Lansia yang tinggal di Desa Pinabetengan Induk, Kecamatan
Tompaso Barat berjumlah 153 orang

Sampel
Lansia yang tinggal di Desa Pinabetengan Induk, Kecamatan
Tompaso Barat berjumlah 111 orang

Sampling
Purposive Sampling

Pengumpulan Data
Menggunakan Instrumen Kuesioner

Pengolahan Data
Editing, Coding, Entry, Cleaning, Tabulating

Analisis Data
Analisis Univariat

Hasil dan Kesimpulan


Diseminarkan

24
Gambar 3.1 Kerangka Kerja Penelitian

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat di mana peneliti untuk

memperoleh informasi mengenai data yang diperoleh. Penelitian ini

akan dilakukan di Desa Pinabetengan Induk Kecamatan Tompaso

Barat Kabupaten Minahasa.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk

melaksanakan penelitian. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan

Maret - Mei 2023.

D. Populasi, Sampel dan Sampling

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri dari objek atau

subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditariknya

kesimpulan (Sujarweni, 2016 dalam Arifiyanto dan Kholidah, 2020).

Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang tinggal di Desa

Pinabetengan Induk, Kecamatan Tompaso Barat sebanyak 153 orang.

25
2. Sampel

Sampel penelitian adalah bagian yang memberikan gambaran secara

umum dari populasi. Sampel penelitian memiliki karakteristik yang

sama atau hampir sama dengan karakteristik populasi, sehingga sampel

yang digunakan dapat mewakili populasi yang diamati (Sugiyono,

2010 dalam Riyanto dan Hatmawan, 2020).

Dalam penelitian keperawatan, kriteria sampel meliputi kretria

inklusi dan kriteria eksklusi, di mana kriteria itu menentukan dapat dan

tidaknya sampel tersebut digunakan. Sampel dalam penelitian ini

adalah lansia yang tinggal di Desa Pinabetengan Induk, Kecamatan

Tompaso Barat Kabupaten Minahasa yang berjumlah 111 orang

dengan kriteria pemilihan sampel sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi:

1) Lansia yang bersedia menjadi responden

2) Lansia yang berusia 45 sampai 90 tahun

3) Lansia yang tinggal dengan keluarga

b. Kriteria Eksklusi:

1) Lansia yang tidak bersedia menjadi responden

2) Lansia yang memiliki gangguan kesehatan sehat/sakit.

Sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini ditentukan

dengan menggunakan Rumus Slovin, yaitu:

N
n=
1+ Ne2

dimana:

n = jumlah sampel

26
N = jumlah populasi

e = batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Dengan menggunakan Rumus Slovin, diperoleh jumlah sampel

sebagai berikut:

N
n= 2
1+ Ne

153
n= 2
1+153 ∙ 0.05

153
n=
1+153 ∙ 0.0025

153
n=
1+0,3825

153
n=
1,3825

n=110,6dibulatkan 111

Jadi, sampel yang harus diambil adalah 111 responden.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

Purposive Sampling. Sampling purposive adalah Teknik penentuan

sampel dengan mempertimbangkan bahwa sampel yang digunakan

telah mampu mewakili seluruh populasi (Sugiyono, 2019 dalam

Pribadi dan Qomariyah, 2021).

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penjelasan definisi dari variabel yang

telah dipilih oleh peneliti. Definisi operasional merupakan variabel

penelitian yang dimaksudkan untuk memahami arti setiap variabel

27
penelitian sebelum melakukan analisis, menentukan instrumen, serta

mengetahui sumber pengukuran (Gainau, 2016).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Indikator Alat Ukur Skala Skor

Operasional

Kemandirian Kemandirian Kemadirian Kuesioner Ordinal 1-12=

responden responden tergantung/diban

mengenai mengenai tu

Activity Daily mandi, 12-16= mandiri

Living dengan berpakaian,

parameter toileting,

pengukuran makan,

sesuai inkontinensia,

tingkatan kebersihan diri,

kemandirian berjalan,

mengambil

keputusan,

lingkungan

aktivitas fisik,

spiritual

Karakteristik Responden

Usia lansia Usia Pernyataan Kuesioner Ordinal 1=Usia

responden responden pertengahan 45-

28
adalah waktu terkait usia 59 tahun

yang terlewat 2=Lansia 60-74

sejak tahun

kelahiran 3=Lansia tua 75-

sampai pada 90 tahun

saat penelitian

dilakukan.

Jenis Kelamin Perbedaan Responden Kuesioner Nominal 1= Laki-laki

antara menjawab satu 2= Perempuan

perempuan pertanyaan

dan laki-laki mengenai jenis

secara kelamin

biologis sejak

seseorang

lahir.

Pekerjaan Jenis Responden Kuesioner Nominal 1=PNS

pekerjaan menjawab satu 2=Karyawan

yang pertanyaan Swasta

dikerjakan mengenai 3=Wiraswasta

oleh pekerjaan 4=IRT

seseorang, 5=Petani

baik itu yang 6=Tidak bekerja

dikerjakan

didalam

29
rumah

maupun diluar

rumah.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan proses dalam sebuah penelitian dan

merupakan bagian yang penting. Teknik pengambilan data harus benar dan

sesuai dengan tujuan penelitian awal atau hipotesis awal yang sudah

ditentukan. Kesalahan dalam mengumpulkan data akan berakibat pada

kesimpulan akhir, penelitian menjadi tidak relevan dan tentu waktu dan

tenaga yang dikeluarkan ketika pengumpulan data akan sia-sia (Sahir,

2021).

G. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini yaitu berupa kuisioner. Kusisioner merupakan alat

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat

pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sujarweni, 2019

dalam Khusairi dan Sarmigi, 2022).

Kuisioner dalam penelitian ini adalah kuisioner tertutup dimana

responden tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan, dan bersifat

langsung dimana responden menjawab tentang dirinya. Cara menjawab

kuisioner adalah dengan memberi tanda centang (√) pada salah satu kolom

pilihan. Seluruh pertanyaan dalam kuisioner ini adalah pertanyaan positif.

Kuisioner ini berisi 16 butir pertanyaan yang pada setiap jawaban benar

30
bernilai 1, dan pada setiap jawaban salah bernilai 0. Pada kuisioner ini,

kemandirian di nilai dengan menggunakan skala Guttman dan hasil

perhitungan ditetapkan dengan skala ordinal. Parameter yang diukur

adalah kemandirian yang mandiri dan kemandirian tergantung/dibantu.

Skor parameter yang digunakan dalam penelitian yaitu kemandirian yang

mandiri 12-16 jawaban yang benar dan kemandirian yang

tergantung/dibantu 1-12 jawaban benar.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

kuesioner yang diambil dari penelitian Vini Nurul Inayah (2017) dalam

penelitiannya tentang “Gambaran Tingkat Kemandirian Lansia Dalam

Pemenuhan Aktivitas Sehari-Hari di Posbindu Desa Sindang Jawa

Kabupaten Cirebon” dan telah mendapat izin untuk menggunakan

kuesioner tersebut setelah menghubungi melalui media sosial.

H. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Menurut Putri, (2017), pengolahan data merupakan proses untuk

memperoleh data atau meringkas data yang hanya diperlukan dalam

penelitian, sehingga menjadi data yang informatif. Penelitian akan

melalui tahap proses pengolahan data seperti di bawah ini:

a. Editing

Editing atau pemeriksaan data adalah tahap peneliti memeriksa daftar

pertanyaan yang telah terkumpul. Peneliti memeriksa kelengkapan

jawaban tiap pertanyaan, keterbacaan tulisan, dan relevansi jawaban.

Jika waktu masih memungkinkan dengan adanya ketidaksesuaian

31
jawaban atau ketidakterbacaan, maka peneliti dapat melakukan

pengambilan data ulang, namun dengan rencana yang lebih matang

dan resiko kesalahan seperti tidak terjawab/tulisan tidak

terbaca/relevansi jawaban bisa dihindari.

b. Coding

Coding atau pemberian kode adalah peneliti mengelompokkan data-

data dari responden berdasarkan kategori yang telah ditentukan. Pada

variabel kemandirian, kode 0 diberikan untuk kemandirian

tergantung/dibantu, kode 1 untuk kemandirian yang mandiri.

c. Entry

Entry atau merekap data adalah tahap dimana peneliti memasukkan

data atau merekap data dalam database berdasarkan kode dan

kelompok. Data akan dihitung jumlah frekuensinya, sehingga data

masuk dalam tabel yang dibuat secara manual atau kompeter

Microsoft office/excel 2019.

d. Cleaning

Cleaning atau pembersihan data adalah tahap dimana peneliti

memeriksa kembali dan melakukan pembersihan data untuk

memastikan apakah variabel data sudah benar atau belum.

e. Tabulating

Tabulating atau tabular adalah tahap dimana data penelitian disajikan

dalam bentuk angka yang disusun dalam tabel untuk menunjukkan

frekuensi kejadian dalam kategori berbeda.

32
2. Analisis Data

Analisis data adalah data yang sudah diolah sehingga hasil yang

diperoleh mudah dimengerti oleh pembaca penelitian. Analisis data

berupa informasi hasil data, mengelompokkan hasil dari pengolahan

data, meringkas hasil olah data sehingga membentuk suatu kesimpulan

penelitian (Sahir, 2021). Proses menganalisa data menggunakan

program Microsoft Excel 2015.

I. Etika Penelitian

Penelitian yang menggunakan manusia sebagai objek dalam

penelitian tidak boleh bertentangan dengan landasan teori. Masalah etika

yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut (Hidayat, 2014 dalam

Setiana dan Nuraeni, 2018).

1. Informent concent (lembar persetujuan penelitian)

Dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan kepada responden

disertai judul dan tujuan penelitian. Bila subjek menolak maka

peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak responden.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan subjek, peneliti tidak mencantumkan

nama pada lembar pengumpulan data hanya mencantumkan inisial

atau kode responden pada penelitian.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi atau atau data yang didapatkan dari responden

sangat dijamin oleh peneliti.

33
DAFTAR PUSTAKA

Adiputra, I. M. S, et al, 2021. Internet, Metodologi Penelitian


Kesehatan. Yayasan kita menulis.

Adriani, R. B, et al, 2021. Internet, Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Jawa


Barat. CV. Adanu Abimata.

Adriani, R. B, et al, 2022. Internet, Pengantar Keperawatan Gerontik, Pradina


Pustaka.

Badan Pusat Statistik, 2022. Internet, Umur Harapan Hidup Penduduk Indonesia.
https://dataindonesia.id/Ragam/detail/umur-harapan-hidup-di-indonesia-
sebesar-7185-tahun-pada 2022#:~:text=(2012%2D2022)&text=Badan
%20Pusat%20Statistik%20(BPS)%20melaporkan,yang%20sebesar
%2071%2C57%20tahun%202020, diakses pada tanggal 24 Januari 2023.

Badan Pusat Statistik, 2022. Internet, Umur Harapan Hidup (Tahun), 2020-2022.
https://sulut.bps.go.id/indicator/26/54/1/umur-harapan-hidup.html, diakses
pada tanggal 24 Januari 2023.

Badan Pusat Statistik, 2022. Internet, BKKBN: Jumlah Lansia.


https://m.mediaindonesia.com/humaniora/529728/bkkbn-jumlah-lansia-
meningkat-hingga-mencapai-199-persen-pada-2045#:~:text=Sedangkan
%20bila%20melihat%20laju%20pertumbuhan,atau%20lebih%20pada
%20tahun%202020, diakses pada tanggal 24 Januari 2021.

Damayanti, Rita, et al, 2020. Internet, Hubungan Activity Daily Living (ADL)
Dengan Tingkat Depresi Pada Lansia.
http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/422, diakses
pada tanggal 17 Januari 2023.

Emeliana P. P, et al, 2022. Internet, Tingkat Kemandirian Lansia Dalam


Pemenuhan Activity Daily Living (ADL) di Panti Pemenang Jiwa.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=tingkat+kemandirian+lansia+dalam+pemenuha
n+activity+daily+living&btnG=#d=gs_qabs&t=1674290034893&u=%23p
%3DG8MTcZTAuY8J, diakses pada tanggal 11 Januari 2023.

Gainau, Maryam, 2016. Internet, Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta. PT


Kansius.

Gemini, Savitri, et al, 2021. Internet. Keperawatan Gerontik. Aceh. Yayasan


Muhammad Zaini.

34
Heri, Mochamad, 2021. Internet, Obesitas Pada Anak Dalam Perspektif Orang
Tua. Jawa timur. CV. Penerbit Qiara Media.

Inayah, V. N, 2017. Internet, Gambaran Tingkat Kemandirian Lansia Dalam


Pemenuhan Aktivitas Sehari-hari di Posbindu Sindangjawa Kabupaten
Cirebon.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/36392,
diakses pada tanggal 11 Januari 2023.

Iskandar H. P dan Usman, 2017. Internet, Tingkat Kemandirian Lansia


Di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari
https://www.semanticscholar.org/paper/IDENTIFIKASI-TINGKAT-
KEMANDIRIAN-LANSIA-DALAM-%E2%80%93-DI-Pratama-Usman/
19c199e703fcc0bb7f64903b5e391cb435e42091, diakses pada tanggal 13
Januari 2023.

Kholidah, Nur, dan Mohammaad Arifiyanto, 2020. Internet, Faktor-Faktor Yang


Mempengarauhi Minat Mahasiswa Menggunakan Uang Elektronik
Berbasis Server. Jawa Tengah. PT. Nasya Expanding Management.

Khusairi dan Sarmigi, 2022. Internet, Peluang Wisata Budaya Dan Religi Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat (Pengaruh Budaya Kenduri
Tuai Padi Dan Religiusitas Terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Kerinci).
Jawa Timur. CV. Penerbit Qiara Media – Pasuruan.
Kurniawati, Irma dan Dea Burhanto, 2021. Internet, Gambaran Dukungan
Keluarga Terhadap Kemandirian Lansia Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Activity Daily Living: Literature Review.
https://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/2027, diakses pada tanggal 16
Januari 2023.

Marlita, Saputra, dan Moh. Yamin 2018. Internet, Faktor-Faktor Yang


Memepengaruhi Tingkat Kemandirian Lansia Dalam Melakukan
Activity Daily Living (ADL) Di UPT PSTW Khusnul Khotima.
http://jurnal.univrab.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/378, diakses
pada tanggal 16 Januari 2023.

Maghfuroh, et al, 2023. Internet, Asuhan Lansia (Makna, Identitas, Transisi, Dan
Manajemen Kesehatan). Bandung. Kaizen Media Publishi.

Muskibin, Imam, 2021. Penguatan Karakter Kemandirian, Tanggung Jawab


Dan Cinta Tanah Air. Jawa Barat. Nusa Media.

Ovari, Isna dan Nova Aggreini, 2022. Monograf: Dampak Progressive


Relaxation Terhadap Perubahan Tekanan Darah Lanjut Usia Dengan
Hipertensi. Jawa timur. CV. Global Aksara Pers.

35
Pribadi, R. G, dan Siti Qomariyah, 2021. Internet, Analisis Pendapatan Usaha
Tani Tembakau Bermita. Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada
Masyarakat Universitas KH. A Wahab Hasbullah.

Putri, D. M. Prihatin. 2017. Pengantar Riset Keperawatan: Konsep dan Aplikasi


Riset dalam Keperawatan, Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Riyanto, Slamet dan Aglis Andhita Hatmawan, 2020. Internet, Metode Riset
Penelitian Kuantitatif Penelitian Di Bidang Manajemen, Teknik,
Pendidikan Dan Eksperimen. Yogyakarta. CV. Budi Utama.

Rusdiana, 2022. Membangun Desa Peradaban, Palembang. MDP

Ruswadi, Indra dan Evi Supriatun, 2022. Keperawatan Gerontik, Jawa Barat.
CV.
Adanu Abimata.

Sahir, S. H, 2021. Internet, Metodologi Penelitian. Jawa Timur. Penerbit


KBM Indonesia.

Sari, Dewi dan Susanto, 2022. Internet, Gambaran Tingkat Kemandirian Lansia
Dalam Pemenuhan ADL (Activity Daily Living).
https://www.bajangjournal.com/index.php/JCI/article/view/3203/2313,
diakses pada tanggal 11 Januari 2023.

Setiana, Anang, dan Rina Nuraeni, 2018. Internet, Riset Keperawatan. Cirebon.
LovRinz Publishing.

Sihaloho, Nurhani, 2021. Internet, Gambaran Tingkat Kemandirian Lansia


Dalam Pemenuhan Activity Daily Living di Lingkungan XIV Jalan
Pembangunan Usu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.
http://ijsr.internationaljournallabs.com/index.php/ijsr/article/view/107/129,
diakses pada tanggal 11 Januari 2023.

Taviyanda, Dian, 2016. Internet, Penerapan Fungsi Afektif Keluarga Pada Lansia
Dalam Pemenuhan Activity Daily Living.
https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/
138/16diakses pada tanggal 17 Januari 2023.

Tersiana, Andra, 2018. Internet, Metode Penelitian. Yogyakarta. Anak Hebat


Indonesia.

Tinungki, Y. L, Detty Jeane Kalengkongan, Mareike Doherty Patras, 2022.


Internet,
Tingkat Kemandirian Lansia Dalam Pemenuhan ADL (Activity Daily Of
Living) Dengan Metode Barthel Indeks Di Posyandu Lansia Kecamatan
Tamako Kabupaten Kepulauan Sangihe.

36
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=konsep+kemandirian+menurut+ediawati&btnG=#d=g
s_qabs&t=1674913010783&u=%23p%3DVsk8RSobTDwJ, diakses pada tanggal
17 Januari 2023.

Triningtyas, D. A dan Siti Muhayati, 2018. Mengenal Lebih Dekat


Tentang Usia. Jawa Timur. CV. AE. Media Grafika.

37
Lampiran I

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Gambaran Tingkat Kemandirian Lansia Dalam Pemenuhan Activity Daily


Living Di Desa Pinabetengan Induk Kecamatan
Tompaso Barat Kabupaten Minahasa

Kepada Yth:
Bapak/Ibu
Di
Tempat

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Bethesda Tomohon
Nama : Olivia E. F. Lumentah
NIM : 2020042
Akan mengadakan penelitian dengan judul:
“Gambaran Tingkat Kemandirian Lansia Dalam Pemenuhan Activity Daily
Living Di Desa Pinabetengan Induk Kecamatan Tompaso Barat Kabupaten
Minahasa”
Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menandatangani
lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan dalam lembar angket/kuisioner.
Jawaban responden akan saya jaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian.
Atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.

Tomohon, …………........... 2023

38
Olivia E. F. Lumentah
Peneliti

Lampiran II

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Gambaran Tingkat Kemandirian Lansia Dalam Pemenuhan Activity


Daily Living Di Desa Pinabetengan Induk Kecamatan
Tompaso Barat Kabupaten Minahasa

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Umur : …………………………………………………………..

Jenis Kelamin : …………………………………………………………..

Pekerjaan : …………………………………………………………..

Dengan ini menyatakan bersedia turut berpartisipasi sebagai responden dalam


penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Olivia E. F. Lumentah dengan judul
“Gambaran Tingkat Kemandirian Dalam Pemenuhan Activity Daily Living
Di Desa Pinabetengan Induk Kecamatan Tompaso Barat Kabupaten
Minahasa”
Demikian pernyataan ini saya buat dengan benar.

Minahasa, ……………….… 2023


Responden

39
40
Lampiran III
KUESIONER PENELITIAN

Gambaran Tingkat Kemandirian Lansia Dalam Pemenuhan Activity Daily


Living Di Desa Pinabetengan Induk Kecamatan Tompaso Barat
Kabupaten Minahasa

A. Karakteristik Responden

1. Nama/ Inisial :

2. Usia :

3. Jenis Kelamin : ( ) 1. Laki-laki ( ) 2. Perempuan

4. Pekerjaan :

Kuisioner tentang Tingkat Kemandirian Lansia Dalam Pemenuhan ADL

(Activity Daily Living). Kuisioner Indeks Katz (Activity Daily Living)

Jawablah pertanyaan dengan tepat dan benar sesuai dengan yang saudara/I

ketahui. Berilah tanda ceklis (√) pada kotak yang telah disediakan.

No. Aktivitas Mandiri Tergantung/


dibantu

1. Pada saat mandi dikamar mandi, apakah nenek/kakek


menggosok, membersihkan dan mengeringkan badan
setelah mandi?

2. Apakah nenek/kakek menyiapkan pakaian dan


membuka pakaiannya sendiri?

3. Apakah nenek/kakek memakan makan yang telah


disiapkan?

41
4. Untuk memelihara kebersihan diri, apakah
nenek/kakek menyisir rambut, mencuci rambut,
menggosok gigi dan mencukur kumis?

5. Apakah nenek/kakek membersihkan dan


mengeringkan daerah bokong setelah buang air besar
di wc?

6. Apakah nenek/kakek dapat mengontrol buang air


besarnya dengan baik?

7. Apakah nenek/kakek dapat mengontrol buang air


besarnya dengan baik?

8. Apakah nenek/kakek membersihkan dan


membersihkan daerah kemaluan setelah buang air
kecil dikamar mandi?

9. Dapatkah nenek/kakek berjalan dilingkungan tanpa


menggunakan alat bantu seperti tongkat/kursi roda?

10. Apakah nenek/kakek dapat menjalankan ibadah sesuai


agama dan kepercayaan yang di anut?

11. Apakah nenek/kakek melakukan pekerjaan rumah,


seperti: merapihkan tempat tidur, mencuci pakaian,
memasak dan membersihkan ruangannya sendiri?

12. Apakah nenek/kakek berbelanja untuk kebutuhan


sendiri atau kebutuhan keluarganya dengan sendiri?

13. Apakah nenek/kakek mengelolah/mengatur


keuangannya dengan sendiri?

14. Jika nenek/kakek bepergian, apakah masih


menggunakan sarana transportasi umum seperti
angkot/bus?

15. Jika nenek/kakek sedang mengkonsumsi obat, apakah


menyiapkan obat dan meminum obatnya sesuai
dengan aturan yang diperintahkan oleh dokter?

42
16. Apakah nenek/kakek mengikuti aktivitas di waktu
luang seperti kegiatan keagamaan dan sosial?
Maryam, (2008) dalam (Vini Nurul Inayah, 2017

43
Lampiran V

Rencana Anggaran

1. Persiapan Pembuatan Proposal


- Penyusunan Proposal Rp. 150.000,-
- Penggandaan Proposal Rp. 100.000,-
2. Pelaksanaan Seminar Proposal
- Administrasi Seminar Proposal Rp. 1.500.000,-
- Pelaksanaan Seminar Proposal (Konsumsi) Rp. 300.000,-
- Perbaikan Proposal Rp. 100.000,-
3. Pembuatan Karya Tulis Ilmiah
- Penulisan KTI (Penelitian) Rp. 1.000.000,-
- Pengetikan Rp. 100.000,-
- Penggandaan KTI Rp. 150.000,-
- Pelaksanaan Seminar KTI Rp. 2.500.000,-
- Konsumsi Rp. 500.000,-
- Perbaikan Rp. 100.000,-
- Hard Cover Rp. 500.000,-

Jumlah Rp. 7.000.000,-

44
45
46

Anda mungkin juga menyukai