DI SUSUN OLEH :
NIM: PO.71.33.0.21.0005
TAHUN 2024
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PROPOSAL TUGAS AKHIR
1.Pembimbing Utama
2.Pembimbing Pendamping
ii
BIODATA PENELITI
Nim : PO71330210005
Agama : Islam
Email : lianafbrnt222@gmail.com
Riwayat Pendidikan
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
kepada Ibu Jessy Novita Sari, S.Pd., M.Si selaku dosen pembimbing
utama dan kepada Ibu Rina Fauziah, S.Pd., M.Si selaku pembimbing
Proposal Laporan Tugas Akhir ini jika tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan rasa hormat
Kemenkes Jambi.
iv
3. Para dosen dan tenaga kependidikan Jurusan Kesehatan
dapat terselesaikan.
Liana Febrianti N. S
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................iv
DAFTAR ISI......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR..............................................................................viii
DAFTAR SINGKATAN........................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Skabies..........................................................................................9
Skabies..........................................................................................16
vi
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.........................................................25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR SINGKATAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Jambi
2022
xi
BAB I
PENDAHULUAN
disebabkan oleh tungau atau kutu kecil dari spesies Sarcoptes scabiei.
muda, tetapi penyakit ini juga dapat menyerang semua usia (Khairunisa,
2021).
rasa gatal pada bagian kulit seperti sela jari, siku, selangkangan
1
Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara
lain sosial ekonomi yang rendah hygiene yang buruk, sanitasi lingkungan
Raharyani, 2008).
faktor. Penyakit ini juga dapat ditularkan melalui kontak langsung atau
kontak fisik yang sangat erat dengan orang lain yang menderita skabies.
immunitas yang lemah dan buruk maka dapat memicu timbulnya kembali
2
Tabel 1.1
Data Penyakit Skabies Kota Jambi
No Puskesmas Angka Kejadian Skabies
1 Putri Ayu 682
2 Rawasari 427
3 Tahtul Yaman 399
4 Olak Kemang 324
5 Tanjung Pinang 229
6 Paal V 194
7 Pakuan Baru 158
8 Kenali Besar 142
9 Aur Duri 124
10 Paal Merah I 75
11 Simpang Kawat 69
12 Paal X 59
13 Kebun Handil 54
14 Paal Merah II 36
15 Payo Selincah 32
16 Simpang IV Sipin 16
17 Kebun Kopi 9
18 Koni 0
19 Talang Bakung 0
20 Talang Banjar -
Jumlah 3028
Sumber : Dinkes Kota Jambi Tahun 2022
Pada tabel 1.1 diatas dapat dijelaskan bahwa dari 20 puskesmas
yang ada di Kota Jambi, angka kejadian skabies paling tinggi berada di
Tabel 1.2
Jumlah Penderita Skabies di Puskemas Putri Ayu
No Penderita Umur Jumlah Persentase
(tahun)
1 Balita 0-5 201 30%
2 Anak-anak 6-16 261 38 %
3 Dewasa 17-59 152 22%
4 Lansia >60 68 10%
Jumlah 682 100%
Sumber : Puskesmas Putri Ayu 2022
3
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa penyakit skabies banyak
dialami oleh anak anak rentang usia 6 s/d 16 tahun dengan jumlah 261
kasus, yaitu 32% dari jumlah 682 penderita. Wilayah kerja Puskesmas
Putri
Ayu terdiri dari 5 kelurahan yaitu ; Legok, Sungai Putri, Murni, Solok Sipin,
dan Selamat.
Gambar 1.1
Diagram rekapitulasi anak-anak penderita skabies di Puskesmas Putri Ayu
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
Legok Murni Selamat Solok Sipin Sungai Putri Lainnya
4
hygiene. Begitu pula dengan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk yaitu
skabies. Hal ini juga dikemukakan oleh Risa Sri Rahmawati, dkk (2023)
5
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan suatu
6
1.4 Manfaat Penelitian
skabies.
7
Diharapkan mampu menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya
Putri Ayu, Kota Jambi. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret
- April 2024.
8
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Skabies
Indonesia skabies disebut juga dengan penyakit kudis, gudik, atau buduk
(Sungkar, 2016).
Sarcoptes Scabie yang menyebabkan gatal yang intens pada malam hari,
al, 2013). Penyakit scabies dengan mudah menular baik penularan secara
lain. Adapun penularan secara tidak langsung bisa menular dari baju,
handuk seprei, air, bantal, bahkan sisir yang sudah digunakan oleh Subjek
9
Infeksi yang di sebabkan oleh Sarcopte Scabei ini tidak
sebabkan tungau ini bisa menyebar dengan sangat cepat pada komunitas
ukuran yang sangat amat kecil serta di lihatnya hanya bisa dengan
mm, sedangkan ukuran yang jantan yaitu setengah dari ukuran betina
terowongan kulit, mengikuti jalan terowongan kulit yang dibuat oleh tungau
betina. Tungau menggali dan makan epitel-epitel kulit maupun cairan yang
10
mulai beberapa mm sampai cm. Dalam siklus hidup Sarcoptes scabiei
mengalami empat tahapan stadium dimulai dari telur, larva, nimfa dan
Dalam kurun waktu 3-5 hari telur akan menetas jadi larva yang
akan segera keluar dari terowongan kulit menuju permukaan kulit. Pada
waktu berada dipermukaan kulit banyak larva yang tidak bertahan hidup,
kulit.
pindah dari permukaan kulit dan kawin ditempat tersebut. Betina yang
untuk meletakkan telur disana. Lamanya daur hidup dari telur hingga
dewasa sekitar 10-19 hari. Tungau betina dapat hidup satu bulan pada
kulit manusia, tetapi bila tidak berada dikulit maka tungau hanya bertahan
11
Gambar 2.1 Siklus Hidup Sarcoptes scabiei
12
2.2.4 Cara Penularan Skabies
4 butir per hari sampai dua bulan. Hasil ekskresi dari tungau tersebut yang
menimbulkan rasa gatal dan meningkat pada malam hari yang disebabkan
karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan
panas.
Namun hanya kurang dari 10% dari telur ini yang akan berkembang
13
Skabies paling sering ditularkan melalui kontak langsung dari kulit
permenit pada kulit hangat. Dengan demikian dibutuhkan 15-20 menit dari
dan lingkungan, atau apabila banyak orang yang tinggal secara bersama-
sama di satu tempat yang relatif sempit. Penularan skabies terjadi ketika
pemondokan,
padat penduduknya.
14
c. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi
korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan, siku
bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mame (wanita), umbilikus,
bokong, genetalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi
pada kulit.
15
sebaiknya menerima perawatan sebagai penderita skabies untuk
tungau.
digunakan bergantian.
kulit manusia.
16
2.2 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penyakit Skabies
2.3.1 Pengetahuan
a. Tahu (Know)
Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang telah
menyatakan.
b. Memahami (Comprehension)
dipelajari.
17
c. Aplikasi (Aplication)
d. Analisis (Analysis)
sesuatu struktur organisasi, dan masih ada lainnya satu sama lain.
mengelompokkan.
e. Sintesis (Syntesis)
f. Evaluasi (Evaluation)
18
pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penilaian
atau responden.
kebersihan kulit, kuku, rambut, mulut dan gigi, pakaian, mata, hidung,
telinga, alat kelamin, dan handuk, serta alas tidur (Badri, 2008).
a. Kebersihan Kulit
kapasitas dan daya tahan yang luar biasa untuk pulih (Afni, 2011).
19
Sabun dan air adalah hal yang penting untuk mempertahankan
kebersihan kulit. Menjaga kebersihan kulit yaitu dengan mandi yang benar
dengan cara :
tropis.
kegiatan tersebut.
mandi sehari-hari.
(Frenki, 2011).
20
wilayah tubuh yang lain. Oleh karena itu, butuh perhatian
dann kuku
makanan.
(Frenki, 2011).
c. Kebersihan Genitalia
21
selain cebok, yang harus diperhatikan yaitu pemakaian celana dalam.
2011).
d. Kebersihan Pakaian
dirinya baik maka tungau lebih sulit menginfestasi individu karena tungau
e. Kebersihan Handuk
dan dari hasil uji statistik prilaku ini mempunyai hubungan dengan
skabies lebih tinggi terjadi pada responden yang tidak mencuci sprei dan
22
menjemur kasur minimal 2 minggu sekali dapat menyebabkan kejadian
d) Mencegah penyakit.
e) Menciptakan keindahan.
a) Body image
kebersihannya.
b) Praktik sosial
personal hygiene.
c) Status sosial-ekonomi
23
d) Pengetahuan
e) Budaya
f) Kebiasaan seseorang
g) Kondisi fisik
(Badri, 2007).
24
yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit terutama
sebagai berikut :
berbau.
patogen.
25
tersedianya air bersih sehingga dapat menimbulkan penyakit
2. Kelembaban
26
Udara segar dalam rumah diperlukan untuk mengganti udara
4. Pencahayaan
menyilaukan.
5. Kepadatan Hunian
27
Kepadatan hunian sangat berpengaruh terhadap jumlah
orang dalam satu ruang kamar tidur, kecuali anak dibawah usia 5
tahun.
2.3.4 Perilaku
penyebabnya), namun tak dapat dipungkiri bahwa penyakit kulit ini masih
28
status ekonomi rendah, tingkat pendidikan yang rendah dan kualitas
higienis pribadi yang kurang baik atau cenderung jelek. Rasa gatal yang
disiang hari juga ikut terganggu. Jika hal ini dibiarkan berlangsung lama,
Kartika 2008).
29
2.3 Kerangka Teori
Faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadi skabies
Sarcoptes
Scabiei
Kejadian Skabies
30
BAB III
METODE PENELITIAN
melakukan wawancara.
Personal Hygiene
a. kebersihan kuku
b. kebersihan kulit
c. kebersihan handuk
d. kebersihan tempat tidur
Kejadian Skabies
Sanitasi Lingkungan
a. Ketersediaan Air Bersih
b. Kelembaban
c. Ventilasi
31
3.4 Definisi Istilah
untuk menjaga kebersihan diri sendiri dan kesehatan pribadi. Hal ini
32
air yaitu tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau (Permenkes
No 32 Tahun 2017)
33
3.5.2 Sampel
berikut :
N
n= 2
N . e +1
261
n= 2
261. 0 , 05 +1
n=157 , 9
n=158
Keterangan :
n = Sampel
N = Populasi
Kota Jambi.
responden, dalam arti laporan tentang hal-hal yang dia ketahui (Arikunto,
2019).
34
sehingga responden tinggal memilih satu dari jawaban yang telah
1. Perizinan
2. Pengumpulan Data
3. Persiapan Alat
35
2. Pengumpulan data
1. Wawancara
2. Observasi
36
penelitian.. Observasi dilakukan dengan mengamati dan
3. Dokumentasi
pengukuran atau angka yang didapat kemudian data yang didapat yang
37
DAFTAR PUSTAKA
38
Lingkungan Pondok Pesantren Dairi Tahun 2019. In Universitas
Sumatera Utara.
Ma’rufi, Isa., Istiaji, Erdi., Witcahyo, Eri. 2012. Hubungan Perilaku Sehat
Santri dengan Kejadian Scabies di Pondok Pesantren Kabupaten
Lamongan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember
Mike, Edison, Mike, Hay, et al. Scabies 2012. Rev Med Suisse 2012: 718-
725. 11.
Rahmawati, Risa Sri, Syarifah Nur Ruliani, and Astrid Novita. 2022.
“Hubungan Kebersihan Diri Dan Sanitasi Lingkungan Dengan
Kejadian Skabies Pada Santri Di Pesantren Tanwiriyyah Cianjur
Tahun 2022.” Jurnal Kesehatan Siliwangi 4 (1): 1–10.
39
Sucipto, C. D. (2011) Vektor Penyakit Tropis. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Wang, C.-H., Lee, S.-C., Huang, S.-S., Kao, Y.-C., See, L.-C. & Yang, S.-
H. (2012) Risk Factors For Scabies in Taiwan. Journal of
Microbiology, Immunology and Infection – SciVerse ScienceDirect.pp
45: 276- 280
40
Lampiran 1
Kuesioner personal hygiene
Hari/Tanggal :
Pukul :
Lokasi :
Nama Responden : Umur :
Nama Penderita : Umur :
Kebersihan kulit
1. Apakah anak anda mandi minimal 2 kali dalam sehari?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah anak anda menggunakan sabun anti bakteri atau anti jamur
saat mandi?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah anak anda menggunakan pakaian yang bersih dan kering
setiap hari?
a. Ya b. Tidak
41
Kebersihan handuk
1. Apakah anda mencuci handuk secara rutin?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah anda menjemur handuk dibawah sinar matahari?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah setiap anggota keluarga memakai handuk yang sama
dengan handuk yang dipakai penderita?
a. Ya b. Tidak
42
Kelembaban
1. Apakah anda pernah melihat tanda-tanda pertumbuhan jamur di
dinding atau sudut sudut kamar anda?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah sinar matahari masuk ke kamar tidur ?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah terdapat jendela di kamar tidur?
a. Ya b. Tidak
pun." Artinya, jika responden tidak memenuhi salah satu kriteria, maka
Memenuhi = ≥7
Tidak memenuhi = ¿7
43
Lampiran 2
LEMBAR OBSERVASI
PADA RUMAH PENDERITA SKABIES
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI
Pengukuran Kelembaban:
Kelembaban :……%
Pengukuran Ventilasi:
44
Lampiran 3
45
Lampiran 4
46
Lampiran 5
47