WAWAN DATAU
P2.1345119906
WAWAN DATAU
P2.1345119906
Diare merupakan penyakit yang masih sulit diatasi, penyakit ini menurut World
Health Organization (WHO), pada tahun 2009 diare merupakan penyebab kematian
kedua pada anak di bawah umur 5 tahun.
Kasus diare dipengaruhi oleh banyak seperti faktor kemiskinan, faktor pendidikan ,
faktor sanitasi lingkungan, yang meliputisumber air bersih, jamban, kebersihan
lingkungan, dan lain sebagainya. Selain itu faktor prilaku, dan faktor layanan
kesehatan turut mempengaruhinya.
Penelitian ini merupakan deskripsi kejadian diare Desa Mekar Baru Kecamatan Petir,
Kabupaten Serang pada tahun 2020 . Penelitian ini merupakan penelitian kulitataif.
Populasi dalam penelitian ini adalah 1076 rumah warga Desa Mekar Baru.
Sedangkan sampelnya 110 rumah/KK yang diambil secara random dari 13 RT yang
ada di desa Mekar Baru. Adapun teknik pengumpulan data melalui instrumen
kuesioner dan ceklis yang disebarkan kepada responden yang merupakan sampel dan
didukung oleh data dokumen sebagai data sekundernya.
Hasil penelitian menunjukan gambaran deskripsi bagaimana kejadian diare , serta
bagaimana deskripsi faktor yang mempengaruhi diare di Desa Mekar baru
Kecamatan Petir.
ii
Karena itu Dinas Keshatan dan Pemerintah setempat hendaknya menggalakan
program penerapan prilaku hidup sehat (PHBS), terutama yang berkaitan dengan
penyedian tempat sampah, kebviasaan mencuci tangan dengan sabun, serta selalu
membuang tinja anak dengan cara yang benar.
iii
BIODATA PENULIS
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur , kupersembahkan Karya Tulis Ilmiah ini kepada
istri dan anak-anakku tercinta yang selalu mendoakan dan mendukungku.
Dan terimaksih kepada Kakanda yang telah membantu proses penyusunan
Karya Tulis Ilmiah.
vi
LEMBAR MOTTO
Yakinlah bahwa setiap menyemai kebajikan pasti akan menuai buah-buah kebaikan
vii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Mahakuasa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini dengan judul Studi Deskriptif Kejadian Diare di Desa Nekar Baru,
Kecamatan Petir.
Karya tulis yang disusun untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan pada Program
Diploma III. ) Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II Jurusan
Kesehatan Lingkungan, memberikan gambaran bagaimana kejadian diare di Deas
Mekar Baru, Kecamatan Petir pada tahun 2020
Tersusunnya karya tulis ini , tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :
viii
Akhirnya penulis berharap, semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis dan bagi siapa saja yang membacanya.
ix
DAFTAR ISI
RINGKASAN ii
BIODATA PENULIS iv
PERNYATAAN PESETUJUAN v
LEMBAR PERSEMBAHAN vi
LEMBAR MOTTO vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan Penelitian 2
1.4. Manfaat Penelitian 3
1.4.1. Manfaat Bagi Masyarakat 3
1.4.2. Manfaat Bagi Institusi 3
1.4.3. Manfaat Bagi Penulis 3
1.5. Ruang Lingkup 4
1.6. Sistematika Penulisan 4
x
2.2. Faktor Yang Berhubungan Dengan Diare 12
2.2.1. Kemiskinan 12
2.2.2. Keadaan Perumahan 13
2.2.3. Faktor sanitasi Lingkungan 14
2.2.4. Faktor Prilaku 19
xi
5.4.1. Data Primer 39
5.4.2. Data Sekunder 39
5.5. Pengolahan Data dan Analisis Data 40
5.5.1. Pengolahan Data 40
5.5.2. Analisis Data 40
BAB 7 PEMBAHASAN
7.1. Deskripsi Data Diare dan Tidak Diare 54
7.2. Deskripsi Kejadian Diare Ditinjau dari Faktor Pendidikan Keluarga 54
7.3. Deskripsi Kejadian Diare ditinjau dari Segi Faktor Sanitasi 54
7.4. Deskripsi Kejadian Diare Ditinjau dari Faktor Prilaku 56
BAB 8 PENUTUP
8.1. Simpulan 57
8.2. Saran 58
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
xii
No Tabel Hal
DAFTAR GAMBAR
xiii
No Judul Gambar Halaman
3.1.3 Peta Wilayah Kecamatan Petir 23
3.3.5. Sturktur Organisasi Desa Mekar Baru
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
4 Kuesioner kejadian diare untuk warga Desa Mekar Baru Kecamatan Petir tahun
2020
6 Dokumentasi
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
Diare merupakan penyakit yang menyebabkan mortalitas dan malnutrisi pada anak-
anak, World Health Organization (WHO) pada tahun 2009 menyatakan bahwa diare
merupakan penyebab kematian kedua pada anak di bawah umur 5 tahun. saat ini
diare masih merupakan masalah di masyarakat yang sulit untuk diatasi.(1)
Setiap tahun ada sekitar dua milyar kasus diare dengan angka mematian, 1,5 juta
pertahun. Pada negara berkembang, anak-anak di bawah usia 3 tahun rata-rata
mengalami 3 episode diare, yang setiap episodenya akan menyebabkan kehilangan
nutrisi yang dibutuhkan anak untuk pertumbuhan.(1)
Dari tahun ke tahun kasus diare terus meningkat. Survei morbiditas yang dilakukan
oleh Sub Audit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2000 s.d. 2020 terlihat
kecenderungan insidens naik. Pada tahun 2000 IR penyakit Diare 301/ 1000
penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374/1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi
423/1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk. Jumlah penderita
diare di Indonesia pada tahun 2012 sebanyak 2.843.801 penderita, sedangkan pada
tahun 2013 berjumlah 4.1282.56 penderita.(2)
Di Provinsi Banten kasus diare pada tahun 2018 sebanyak 326.127 kasus. Sedangkan
di Kabupaten Serang mencapai 40.236 kasus. Bahkan di Kecamatan Petir kasus diare
ini terjadi setiap bulan. Berdasarkan data dari Puskesmas Petir ,Sejak bulan Januari
2020 sampai Juli 2020 tercatat 620 kasus. Di Desa Mekar Baru yang berupakan
bagian wilayah Puskesmas Petir pada tahun 2020 sebanyak 46 kasus.
2
Dari sekian banyaknya penyakit menular, penyakit diare merupakan salah satu
penyakit yang paling sering menyerang masyarakat. Kasus diare sering terjadi di
setiap daerah, baik di Kota maupun di pedesaan.
Beberapa faktor yang diduga merpakan faktor resiko kejadian diare adalah faktor
host, faktor lingkungan, faktor prilaku, dan faktor pelayanan kesehatan. Melihat
keadan ini penulis tertarik untuk mengetahui gambaran kejadian kasus penyakit diare
di Desa Mekar Baru, Kecamatan Petir.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah “Bagaimana kejadian diare dan faktor yang
mempengaruhinya pada masyarakat di Desa Mekar Baru pada tahun 2020? “
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah memperoleh gambaran kejadian penyakit
diare dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada masyarakat Desa Mekar Baru.
Ruang lingkup penelitian tentang kejadian diare sejak bulan Januari s.d. Juli tahun
2020 di Desa mekar Baru, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang yang memiliki
jumlah KK 1.744 denga jumlah rumah sebanyak 1.076 rumah.. Adapun beberapa
faktor dalam penelitain diantaranya faktor Sanitasi lingkungan meliputi :
ketersediaan air bersih, ketersediaankepemilikan jamban, ketersediaan tempat
pembuangan sampah, dan faktor saluran pembuanga air limbah ; Faktor prilaku
meliputi kebiasaan mencucui tangan, dan kebiasaan membuang tinja .
Untuk memudahkan memahami keseluruhan isi dari dari Karya Tulis Ilmiah ini,
maka penulis sajikan dengan sistematika sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis mengemukakan tentang latar belakang penulisan,
permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan
sistematika penulisan
BAB 7 PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis mengemukakan hasil pembahasan terhadap semua data yang
telah disajikan pada bab 6, yang meliputi faktor pendidikan, faktor sanitasi
lingungan, dan pfaktor prilaku
2.1. Diare
Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak atau lebih
cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam. Sementara untuk
bayi dan anak-anak, diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja >10 g/kg/24 jam,
sedangkan rata-rata pengeluaran tinja normal bayi sebesar 5-10 g/kg/ 24 jam. (6)
Apabila diare berlangsung antara satu sampai dua minggu maka dikatakan diare yang
berkepanjangan
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak
seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan, peningkatan volume,
keenceran dan frekuensi dengan atau tanpa lender darah, seperti lebih dari 3 kali/hari
(6).
dan pada neonatus lebih dari 4 kali/hari
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau
cair (8).
Diare terjadi akibat adanya rangsangan terhadap saraf otonom di dinding usus
sehingga menimbulkan reflex mempercepat peristaltic usus, rangsangan ini dapat
ditimbulkan oleh
7
Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi empat kali atau
lebih dalam sehari, yang kadang disertai: muntah, badan lesu atau lemah, panas,
tidak nafsu makan, darah dan lendir dalam kotoran, rasa mual dan muntah-muntah
dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-
tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan
atau kelesuan. Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta
gejala- gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit
8
1. Kehilangan air dan elektrolit serta gangguan asam basa yang menyebabkan
dehidrasi, dan asidosis metabolik.
2. Gangguan sirkulasi darah dapat berupa renjatan hipovolemik atau prarenjatan
sebagai akibat diare dengan atau tanpa disertai dengan muntah, perpusi
jaringan berkurang sehingga hipoksia dan asidosismetabolik bertambah berat,
kesadaran menurun dan bila tak cepat diobati penderita dapat meninggal.(9)
terhadap diare pada bayi yang baru lahir. Pemberian ASI eksklusif mempunyai
daya lindung 4 kali lebih besar terhadap diare daripada pemberian ASI yang
disertai dengan susu botol. Flora usus pada bayi-bayi yang disusui mencegah
Pada bayi yang tidak diberi ASI secara penuh, pada 6 bulan pertama kehidupan
resiko terkena diare adalah 30 kali lebih besar. Pemberian susu formula
merupakan cara lain dari menyusui. Penggunaan botol untuk susu formula
biasanya menyebabkan risiko tinggi terkena diare sehingga bisa mengakibatkan
terjadinya gizi buruk. (9)
9
yang berbahaya bagi bayi sebab perilaku pemberian makanan pendamping ASI
benda yang tercemar dengan tinja misalnya air minum, jari-jari tangan,
makanan yang disiapkan dalam panci yang dicuci dengan air tercemar.
Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang benar-benar bersih
mempunyai resiko menderita diare lebih kecil dibandingkan dengan
masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih. Masyarakat dapat mengurangi
resiko terhadap serangan diare yaitu dengan menggunakan air yang bersih dan
melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai
penyimpanan di rumah. Yang harus diperhatikan oleh keluarga adalah:
1) Air harus diambil dari sumber terbersih yang tersedia.
2) Sumber air harus dilindungi dengan menjauhkannya dari hewan, membuat
lokasi kakus agar jaraknya lebih dari 10 meter dari sumber yang digunakan
serta lebih rendah, dan menggali parit aliran di atas sumber untuk
menjauhkan air hujan dari sumber.
3) Air harus dikumpulkan dan disimpan dalam wadah bersih. Dan gunakan
gayung bersih bergagang panjang untuk mengambil air.
4. Mencuci Tangan
Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting
dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan
sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak,
sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makanan anak dan sebelum
makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare.
5. Menggunakan Jamban
Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya penggunaan
jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan resiko terhadap
penyakit diare. Keluarga yang tidak mempunyai jamban harus membuat
jamban, dan keluarga harus buang air besar di jamban. (12) Yang harus
diperhatikan oleh keluarga :
11
1) Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat dipakai
oleh seluruh anggota keluarga.
2) Bersihkan jamban secara teratur.
3) Bila tidak ada jamban, jangan biarkan anak-anak pergi ke tempat buang air
besar sendiri, buang air besar hendaknya jauh dari rumah, jalan setapak
dan tempat anak-anak bermain serta lebih kurang 10 meter dari sumber air,
hindari buang besar tanpa alas kaki.
6. Membuang Tinja Bayi yang Benar
Banyak orang beranggapan bahwa tinja anak bayi itu tidak berbahaya. Hal ini
tidak benar karena tinja bayi dapat pula menularkan penyakit pada anak-anak
dan orangtuanya. Tinja bayi harus dibuang secara bersih dan benar, berikut hal-
hal yang harus diperhatikan:
1) Kumpulkan tinja anak kecil atau bayi secepatnya, bungkus dengan daun
atau kertas koran dan kuburkan atau buang di kakus.
2) Bantu anak untuk membuang air besarnya ke dalam wadah yang bersih
dan mudah dibersihkan. Kemudian buang ke dalam kakus dan bilas
wadahnya atau anak dapat buang air besar di atas suatu permukaan seperti
kertas koran atau daun besar dan buang ke dalam kakus.
3) Bersihkan anak segera setelah anak buang air besar dan cuci tangannya.
Anak harus diimunisasi terhadap campak secepat mungkin setelah usia 9 bulan.
Diare dan disentri sering terjadi dan berakibat berat pada anak-anak yang
sedang menderita campak dalam 4 mingggu terakhir. Hal ini sebagai akibat
dari penurunan kekebalan tubuh penderita. Selain imunisasi campak, anak juga
harus mendapat imunisasi dasar lainnya seperti imunisasi BCG untuk
mencegah penyakit TBC, imunisasi DPT untuk mencegah penyakit diptheri,
12
pertusis dan tetanus, serta imunisasi polio yang berguna dalam pencegahan
penyakit polio.
yaitu:(12)
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance).
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga
kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.
2. Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan (health
seeking behavior).
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat
menderita penyakit dan atau kecelakaan.
3. Perilaku kesehatan lingkungan
Adalah apabila seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
sosial budaya, dan sebagainya. Untuk menilai baik atau tidaknya perilaku
domain tersebut adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan. Dalam penelitian ini
dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Hal ini dapat secara jelas diamati
2.2.1 Kemiskinan
segar dan untuk membebasakan udara ruangan dari bakteri, terutama bakteri
pathogen. Luas ventilasi kurang lebih 15- 20% dari luas lantai rumah.
2. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup. Kurangnya cahaya
yangmasuk kedalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari disamping
kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat baik untuk hidup dan
berkembangnya bibit penyakit. Penerangan yang cukup baik siang ataupun
malam 100-200 lux.
3. Luas bangunan rumah
pada daerah yang memiliki sanitasi lingkungan yang buruk. Ruang lingkup
Sumber air bersih merupakan salah satu sarana sanitasi sangat penting
berkaitan dengan kejadian diare. Oleh sebab itu harus selalu tersedia dan
memenuhi syarat kesehatan baik secara fisik, kimia dan bakteriologis.
balita.(14)
secara teratur.(12 )
kejadian diare.(15)
3. Lantai rumah
Syarat dari rumah sehat adalah memiliki lantai yang tidak berdebu pada
musim kemarau an tidak basah di musim hujan. Lantai yang baik adalah
lantai dalam keadaan kering dan tidak lembab. Bahan lantai harus kedap air
dan mudah dibersihkan paling tidak diplester dan akan lebih baik jika dilapisi
Sampah dapat menjadi sumber penyakit. Karena itu perlu dikelola sehingga
19
Syarat tempat sampah yang dianjurkan yaitu: kuat, tidak mudah bocor,
sampah harus sedemikian rupa sehingga mudah untuk diangkat oleh satu
3. Umur balita
Semakin muda umur balita semakin besar kemungkinan terkena diare, karena
semakin muda umur balita keadaan integritas mukosa usus masih belum baik
sehingga daya tahan tubuh masih belum sempurna. Kejadian diare terbanyak
pada anak usia 7-24 bulan. Hal ini terjadi karena:
1) Bayi usia 7 bulan ini mendapat MMP-ASI dimana resiko ikut sertanya
kuman pada makanan tambahan adalah tinggi (terutama jika
sterilisasinya kurang)
2) Produksi ASI mulai berkurang yang berarti antibody yang masuk
bersama dengan ASI juga ikut berkurang.
Setelah usia 24 bulan tubuh anak mulai membentuk sendiri antibody dalam
jumlah cukup, sehingga serangan virus berkurang. Hasil penelitian
Shintamurniaawaty menyebutkan bahwa umur balita antara 0-24 bulan
diare.(13 )
5. Kebiasaan membuang tinja
Membuang tinja harus dilakukan dengan bersih dan benar. Banyak anggapan
bahwa tinja bayi tidaklah berbahaya, padahal sesungguhnya mengandung
22
7. Menggunakan jamban
Penggunaan jamban mempunyai dampak besar dalam penularan resiko
terhadap penyakit diare. Keluarga yang tidak memiliki jamban keluarga
hendaknya membuat jamban. Bila tidak tersedia jamban, pilih tempat untuk
Kecamatan Petir merupakan salah satu Kecamatan dari 29 Kecamatan yang ada di
Kabupaten Serang. Secara Topografi Kecamatan petir termasuk wilayah dataran <
500 m dari ketinggian permukaan air laut dan beriklim tropis. Wilayah Kecamatan
Petir terdiri dari 15 Desa, yaitu Desa ;
1. Petir 9. Padasuka
2. Mekar Baru 10. Sanding
3. Cirangkong 11. Bojong Nangka
4. Tambiliuk 12. Seuat
5. Cireundeu 13. Nagara Padang
6. Sindang Sari 14. Seuat Jaya
7. Kubang Jaya 15. Kampung Baru
8. Kadugenep
3.1.1. Demografis
Kecamatan Petir mempunyai luas wilayah 49.63 Km2, dengan batas wilayah :
Batas Sebelah Utara : Kecamatan Cikeusal
Batas sebelah Timur : Kecamatan Cikeusal
Batas Sebelah Selatan : Kecamatan Tunjung Teja dan Kabupaten Lebak
Batas Sebelah Barat : Kecamatan Baros dan Kabupaten Pandeglang
3.1.2. Penduduk
1. Keadaan Umum :
Dari Jumlah 15 Desa rata-rata katagori Desa Berkembang II
Jumlah Perangkat Desa : 175 Orang
Jumlah RW : 58 Rw
Jumlah RT : 248 Rt
24
2. Kependudukan:
Jumlah Penduduk adalah 53.910 Jiwa, terdiri dari ;
Laki-laki : 27.072 Jiwa
Perempuan : 26.823 Jiwa
Jumlah : 53.910 Jiwa
Jumlah KK : 17.793 KK
Jiwa pilih : 41.644 Jiwa ( L = 21.752 Jiwa, P= 19.892 Jiwa )
GAMBAR 3.1.2
Kasus diare di Kecamatan Petir pada tahun 2020 merupakan data skunder yang
Puskesmas Petir, tercatat kasus diare diKecamatan Petir mencapai 620 kasus , secara
TABEL 3.2.2
Desa Mekar Baru Kecamatan Petir Kabupaten lahir pada tahun 1985. Sebelumnya
wilayah Mekar Baru merupakan bagian dari Desa Petir yang dipimpin oleh Kepala
Desa yang bernama Bpk. Juhdi. Selanjutnya pada tahun 1985 Desa Petir di
Mekarkan menjadi dua desa yaitu Desa Petir dan Desa Mekar Baru, maka sejak
26
tahun 1985 Desa Mekar Baru berdiri dengan Kepala Desa yang pertama adalah Bpk.
Subro, dia menjabat dari tahun 1985 sampai dengan tahun 1993. Sampai saat ini
Desa Mekar Baru telah mengalai 5 kali pergantian Kepala Desa, yaitu sebagai
berikut :
1. SUBRO menjabat Kepala Desa tahun 1985 s.d. 1993
2. DULHAK menjabat Kepala Desa tahun 1993 s.d. 2001
3. MUSTADI menjabat Kepala Desa tahun 2001 s.d. 2007
4. SAPAROSI TOBING menjabat Kepala Desa tahun 2009 s.d. 2014
5. ASEP RUPAWAN menjabat Kepala Desa tahun 2014 s.d. 2020
Secara geokrafis Desa Mekar Baru terletak dibagian selatan Kabupaten Serang
dengan luas wilayah lebih kurang 246 Ha dengan batas sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Petir Kecamatan Petir.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tambiluk Kecamatan Petir
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sanding Kecamatan Petir.
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tambiluk Kecamatan Petir.
Luas wilayah Desa Mekar Baru adalah 246 Ha yang terdiri dari :
3.2.3. Demografis
1. Kependudukan
Jumlah penduduk yang besar biasa menjadi modal dasar pembangunan
sekaligus bisa menjadi beban pembangunan, jumlah penduduk Desa Mekar
Baru adalah 4.899 Jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 1.744 Kepala
keluarga. Agar dapat menjadi dasar pembangunan maka jumlah penduduk
yang besar harus disertai kualitas SDM yang tinggi. Penanganan
kependudukan sangat penting sehingga potensi yang dimiliki mampu menjadi
pendorong dalam pembangunan, khususnya pembanguna Desa Mekar Baru.
Berkaitan dengan kependudukan, aspek yang penting antara lain
perkembangan jumlah penduduk, kepadatan dan persebaran serta strukturnya.
Jumlah Penduduk Desa Mekar Baru sebanyak 4.899 jiwa, terdiri atas laki-
laki: 2.564 jiwa dan perempuan : 2.435 jiwa.
TABEL: 3.2.3
Jumlah Jumlah
No Rukun Tetangga Jumlah KK
Penduduk Rumah
1 RT 01 381 135 83
2 RT 02 427 140 92
3 RT 03 376 134 83
4 RT 04 396 140 86
5 RT 05 388 138 55
6 RT 06 377 351 83
7 RT 07 382 136 85
8 RT.08 332 120 74
9 RT.09 375 134 22
10 RT.10 354 127 79
11 RT.11 364 129 80
12 RT.12 393 139 85
13 RT.13 354 127 78
Jumlah 4.899 1744 1.076
Sumber : Profil Desa Mekar Baru Tahun 2020
TABEL 3.2.4
29
Jenis Kelamin
No Keterangan Laki- Perempua Jumlah Persentase
laki n
Tidak / Belum
1 511 459 970 19,95
Sekolah
2 Belum Tamat SD 195 184 379 7,60
3 SD 735 760 1495 30,96
4 SLTP 462 421 883 18,20
5 SLTA 589 367 956 19,53
6 Diploma I / II 33 33 66 1,25
7 Diploma III 26 16 42 0,71
8 Strata I 60 35 95 1,75
9 Strata II 8 5 13 0,04
10 Strata III 0 0 0 0,00
Jumlah 2.619 2.280 4.899 %
Sumber : Profil Desa Mekar Baru Tahun 2020
3. Kehidupan Beragama
Penduduk Desa Mekar Baru 100% memeluk agama islam. Dalam kehidupan
beragama kesadaran melaksanakan ibadah keagamaan khususnya agama islam
sangat berkembang dengan baik.
4. Budaya
Pada bidang budaya ini masyarakat Desa Mekar Baru menjaga dan
menjunjung tinggi budaya dan adat istiadat islam, hal ini terbukti ketika setiap
ada peringatan hari besar islam.
5. Politik
Proses reformasi yang bergulir sejak tahun 1997 telah memberikan peluang
untuk membangun demokrasi secara lebih nyata menuju arah proses
konsolidasi demokrasi. Lebih lanjut format politik ini terumuskan juga
berdasarkan UU Nomor 31 tahun 2002 tentang Partai Politik. UU Nomor 12
Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum, UU Nomor 22 Tahun 2003 tentang
Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD, serta UU Nomor 23
Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.
30
Sebagian besar penduduk Desa Mekar Baru bekerja di sektor Pertanian dan
Perkebunan. Hal ini didukung oleh faktor geografis Desa Mekar Baru yang
mayoritas penduduknya mempunyai lahan pertanian dan perkebunan.
Berikut ini tabel mata pencarian penduduk Desa Mekar Baru dari Tahun 2020
TABEL 3.2.5
JUMLAH PENDUDUK DESA KEKAR BARU
BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN
No. Jumlah
Mata Pencaharian Persentase
(Orang)
1 Petani 968 19,76%
2 Pertukangan 348 0,71 %
3 Pedagang \ Wiraswasta 279 0,57 %
4 Buruh Tani 621 12,68 %
5 Pensiunan 148 0,30 %
6 Jasa 236 0,48 %
7 PNS / TNI / POLRI 228 0,47 %
8 Buruh Harian Lepas 1033 21,1 %
9 Ibu Rumah Tangga 1038 21,2 %
Jumlah 4.899 100 %
Sumber : Profil Desa Mekar Baru Tahun 2020
Rumah penduduk Desa Mekar Baru yang terdiri atas 1.744 Kepala Keluarga
menempati lahan perumahan dan pekarangan seluas 68 ha, sehingga pemukiman
penduduk tidak termasuk pemukiman yang padat. Penduduk yang berjumlah 1.744
KK tersebut tersebar di 10 kampung ( 13 RT), yaitu :
1. Bojong Sowang
2. Bojong waliwis
3. Lembur Jengkol
4. Pasanggrahan
5. Rancakamurang
6. Lembur sawah cidokdok
7. Kebon Sawo
8. Nanggerang
9. Lembur Jati
10. Ciseuma
Rumah penduduk desa Mekar Baru yang berjumlah sekitar 946 rumah 85 %
merupakan rumah permanen dan 15 % rumah semi permanen dan rumah panggung.
Warga Desa Mekar Baru masih ada yang tidak memiliki jamban keluarga ,
umumnya yang tidak memiliki jamban keluarga adalah warga yang tinggal di
pinggrian desa atau yang pemukimannya dekat dengan sungai. Selain itu masih
terdapat septik tank jamban keluarga yang kurang memmenuhi standar kesehatan,
seperti septik tang terlalu dekat dengan sumur (sumber air bersih), septik tank yang
tidak tertutup rapih.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Petir , Sumber air bersih yang
dipergunakan warga Desa Mekar Baru umumnya bersumber dari sumur. Jumlah
sumur gali sebanyak 576, sumur gali plus 125, sumur pompa listrik 83, MCK ada 3
unit, dan sumber mata air 1. Data tersebut menunjukkan bahwa masih ada beberapa
sumber air ,terutama sumber dari mata air dan MCK umum yang digunakan oleh
beberapa keluraga.
32
Ditinjau dari segi kepemilikan jamban, ternyata jumlah jamban yang ada tidak
seimbang dengan jumlah warga. Kemungkuinan masih terdapat warga yang tidak
memiliki jamban sendiri. Hal ini terlihat pada data yaitu jumlah jamban dengan
septik tank sebanyak 367 unit, jamban tanpa septik tangk berjumlah 75, dan jamban
umum MCK berjumlah 3 unit.
Keadaan spal atau saluran pembuangan air limbah di Desa Mekar baru masih kurang
diperhatikan warga, karena menurut data spal yang memeuhi syarat kesehatan baru
60, sedangkan saluran pembuangan limbah lainya kurang memenuhi syarat
kesehatan. Warga desa Mekar Baru umumnya tidak memiliki tempat sampah khusus
untuk sampah rumah tangga. Mereka umumnya membuang sampah sebarangan di
belakang rumah, walaupun ada sebagian yang langsung membuang ke tempat
penampungan sampah atau lubang sampah.
BAB 4
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP
Berdasarkan teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadi kasus diare yaitu seperti pada bagan
berikut:
Faktor Pendidikan
Faktor Ekonomi
Kejadian Diare
Faktor Prulaku
Pada Masyarakat
Pemberian ASI
Penggunaan Botol Susu
Kebiasaan mencuci tangan
Kebiasaan membuang tinja
Penggunaan air minum tercemar
Penggunaan jamban
Keadaan Prumahan
34
Faktor Prilaku
TABEL 4.3.
DEFINISI OPERASIONAL
Dependen
Kejadian Peristiwa Wawancara Kuesioner 1. Diare Ordinal
diare terjadinya 2. Tidak diare
penyakit yang
ditandai dengan
seringnya buang
tinja dalam
bentuk encer,
bahkan dapat
berupa seperti air
saja.
Independen
Ketersediaan Ketersedian air Wawancara Kuesioner 1. Baik Ordinal
sumber air pada keluarga 2. Cukup
bersih untuk minum, baik
mandi, memasak, 3. Tidak baik
mencuci, dsb.
Ketersediaan Ketersedian air Wawancara Kuesioner 4. Baik Ordinal
sumber air pada keluarga 5. Cukup
bersih untuk minum, baik
mandi, memasak, 6. Tidak baik
mencuci, dsb.
Jamban Jamban yang Wawancara Kuesioner 1. Ada Ordinal
keluarga memenuhi syarat 2. Tidak ada
kesehatan terdiri
dari: konstruksi
jamban kuat,
memiliki resapan
(septic tank),
tidak
menimbulkan
bau
36
Definisi Skala
Variabel Cara mengukur Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
Jamban Jamban Wawancara Kuesioner 1. Ada Ordinal
keluarga yang 2. Tidak ada
memenuhi
syarat
kesehatan
terdiri dari:
konstruksi
jamban
kuat,
memiliki
resapan
(septic
tank), tidak
menimbulka
n bau
Tempat Tempat Wawancara Kuesioner 1. Baik Ordinal
pembuangan khusus 2. Cukup
sampah untuk baik
membuang 3. Tidak baik
sampah
RTatau
produksi
yang
memenuhi
syarat
kesehatan
Saluran Saluran Wawancara Kuesioner 1. Ada Ordinal
pembuangan untuk 2. Tidak ada
air limbah membuang
sisa air
bekas pakai
yang
berasal dari
rumah
tangga,
37
Definisi Skala
Variabel Cara mengukur Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
Kebiasaan Kebiasaan Wawancara Kuesioner 1. Baik ordinal
mencusi yang 2. Tidak baik
tangan berhubungan
dengan
kebersihan
perorangan
mencuci
tangan
dengan
sabun
terutama
sebelum
makan dan
setelah
makan,
sesudah
buang air
besar dan
sesudah
membuang
tinja anak
Kebiasaan Kebiasaan Wawancara Kuesioner 1. Baik ordinal
Membuang yang 2. Tidak baik
tinja anak berhubungan
dengan
kebersihan
dan
kesehatan
perorangan
cara
membuang
tinja anak ke
closed.
BAB 5
METODE PENELITIAN
Tempat penelitian adalah Desa Mekar Baru, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang,
Provinsi Banten. Sedangkan waktu penelitian dimulai sejak bulan Juli 2020 sampai
dengan bulan September 2020.
5.3.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek yang mempunyai
kuatitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan (17)
Mengacu pada pendapat di atas maka populasi dalam penelitian ini adalah keluarga
yang mengalami kejadian diare di Desa Mekar Baru , Kecamatan Petir yang
39
Menurut Sugiyono, bila jumlah populasi besar dan tidak mungkin dilakukan
penelitian terhadap seluruh anggota populasi, maka dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi tersebut minimal 10% dari jumlah populasi. Berdasarkan
pendapat tersebut, dalam penelitian ini penulis mengambil sampel 28 keluarga dari
jumlah 46 keluarga di Desa Mekar baru yang mengalami kejadian diare pada tahun
2020 bedasarkan data kasus diare di Puskesmas Petir .
10
keluarga ( X 1070 ¿ dibulatkan jadi 110 keluarga , dengan cara setiap RT
100
rata-rata diambil 8 s.d. 9 keluarga sebagai responden yang rumahnya bernomor
ganjil dengan interval 10. Seperti terlihat pada daftar berikut :
TABEL 5.3
DAFTAR NOMOR RUMAH RESPONDEN
DESA MEKAR BARU, KECAMATAN PETIR, KABUPATEN SERANG
TAHUN 2020
Jumlah
RT Nomor Rumah Responden Responen/keluar
ga
RT 1 1, 11, 21, 31, 41, 51, 61, 71, 81 9
RT 2 1, 11, 21, 31, 41, 51, 61, 71, 81 9
RT 3 1, 11, 21, 31, 41, 51, 61, 71 8
RT 4 1, 11, 21, 31, 41, 51, 61, 71, 81 9
RT 5 1, 11, 21, 31, 41, 51, 61, 71, 81 9
RT 6 1, 11, 21, 31, 41, 51, 61, 71, 81 9
RT 7 1, 11, 21, 31, 41, 51, 61, 71, 81, 9
40
Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui media perantara atau
secara tidak langsung berupa buku, jurnal, dokumen, atau sumber lainnya,
yang digunakan sebagai pembanding atau pendukung. Dalam penelitian ini,
data sekunder diperoleh melalui pencermatan dokumen yang diperoleh dari
dokumen Puskesmas Petir atas izin dari pihak Puskesmas.
41
Data yang sudah diolah dibuat ke dalam bentuk tabel kemudian dianalisis dengan
menggunakan analisis tabel dalam persentase terhadap kejadian diare di desa Mekar baru,
Kecamatan Petir, Kabupaten Serang-Banten. Kemudian dibahas dalam bentuk narasi
bersarkan teori-teori yang relevan serta peraturan perundangan yang berlak
BAB 6
HASIL PENELITIAN
Data warga yang pernah menderita diare dan yang tidak pernah menderita diare di
Desa Mekar Baru pada tahun 2020 berdasarkan hasil kuesioner yaitu seperti pada
tabel sebagai berikut :
TABEL 6.1
Berdasarkan tabel 6.1, Dari 110 keluarga di Desa Mekar Baru sebagai responden,
terdapat 30 keluarga yang pernah mengalami kejadian diare pada tahun 2020.
Sedangkan 80 warga lainnya tidak mengalami kejadian diare.
Faktor pendidikan pendidikan orang tua tidak termasuk sasaran atau tujuan khusus
dalam penelitian ini, namun sengaja ditampilkan datanya hanya sebagai penunjang
saja
43
TABEL 6.2
Jumlah
No Tingkat Pendidikan Persentase (%)
(orang)
1 Tidak Tamat SD 9 8,1
2 Tamat SD 10 9,0
3 SMP / SMA 91 82,9
4 Diploma/ Sarjana 0 0
Jumlah (orang) 110 100
Sumber : Data primeer diolah tahun 2020
Hasil penelitian mengenai ketersedian sumber air bersih di Desa Mekar Baru yang
meliputi kepemilikan sumber air bersih, sumber air, pengguna sumber, kejernihan
air, rasa air, dan bau atau aroma air . Data ketersediaan sumber air bersih seperti pada
tabel- tabel berikut:
44
TABEL 6.3
N
Kepemilikan Sumber Air Bersih Jumlah Persentase
o
1 Bukan milik sendiri 0 0
2 Milik sendiri, tidak memenuhi syarat 16 15,3
3 Milik sendiri memenuhi syarat 94 84,7
Jumlah 110 100
Sumber : Data primeer diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 6.3. sebagian besar responden memiliki sendiri sumber air bersih
dan memenuhi syarat (84,7%)
TABEL 6.4
Menurut data pada tabel 6.4, Jenis sumber air yang dimiliki responden adalah sumur
gali 7,3%, sumur pompa tangan 13,6% dan sebagian besra menggunakan sumur
perpipaan 79,1%
TABEL 6.5
Tabel 6.5 Menunjukkan bahwa jumlah keluarga yang memili jamban sebanyak 94,6
% s, sedangkan yang tidak memiliki jamban keluarga sebanyak 5,4 %.
TABEL 6.6
Tabel 6.6 dapat dilihat bahwa semua responden memiliki tempat sampah (100%)
TABEL 6.7
Tabel 6.7 menggambarkan kondisi tempat pembuangan sampah milik warga desa
Mekar baru, yaitu seluruh Warga yang memiliki tempat pebuangan sampah tidak
kedap air dan tidak tertutup
TABEL 6.8
Saluran PembuanganAir
No Jumlah Persentase
Limbah
1 Tidak ada 6 5,4
Ada,Diresapkan tidak
2 104 94,6
mencemari
Jumlah 110 100
Sumber : Data primeer diolah tahun 2020
Data ketersediaan saluran air limbah keluarga di Desa Mekar Baru sesuai dengan
data pada tabel di atas, Sebagian besar (94,6%) warga desa mekarbaru memiliki
47
saluran pembuangan air limbah, tetapi masih ada warga yang tidak memiliki saluran
pembuangan air limbah (5,4%)
TABEL 6.9
Saluran PembuanganAir
No Jumlah Persentase
Limbah
1 Tidak pakai sabun 40 36,4
2 Kadang-kadang pakai sabun 69 62,7
3 Tidak menjawab 1 0,9
Jumlah 110 100
Sumber : Data primeer diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 6.8 dapat dideskrpsikan bahwa warga desa Mekar Baru telah biasa
mencucitangan tetapi masih ada yang cuci tangan tidak pakai sabun (36,4%) dan
sebagian besar kadang-kadang menggunakan sabun (62,7%)
TABEL 6.10
Berdasarkan data bahwa kebiasaan warga Desa Mekar Baru dalam membuang tinja
anak adalah dibuang ke sungaai atau empang Sembarangan/ Pekarangan 76,4%, dan
yang biasa membuang tinja Ke Jamban yaitu 23,6 %.
BAB 7
PEMBAHASAN
Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian seperti disajikan
pada bab 6, maka dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Dari data yang dikumpulkan dalam penelitian yang diperoleh melalui instrument
kuesioner yang disebar pada 13 RT di Desa Mekar Baru, ternyata dari 110 rumah
(responden) hanya 30 keluarga atau rumah yang mengalami kasus diare pada tahun
2020. Sedangkan yang lainya sebanyak 80 keluarga tidak terkena diare.
Berdasarkan data penelitian dari 28 keluarga yang mengalami kasus diare di Desa
Mekar Baru, jika ditinjau dari faktor pendidikan kepala keluarga terlihat bahwa 9
Kepala Keluarga atau 8,1% berpendidikan tidak tamat SD, 10 Orang ( 9 %)
berpendidikan Tamat SD. Sedangkan yang berpendidikan Tamat SMP/ SMA
sebanyak 91 orang ( 82,9%.)
7.3.1. Deskripsi Gambaran Kejadian Kiare Ditinjau dari Faktor Sumber Air Bersih
Berdasarkan hasil penelitian faktor sumber air bersih yang digunakan warga di desa
Mekar Baru, Kecamatan Petir sudah baik atau memenuhi syarat kesehatan. Ditinjau
dari segi kepemilikan sumber air, asal sumber airi, kejernihan, warna, rasa, bau air
50
data menunjukkan 89,29 % baik, 5,72 % cukup, dan hanya 5,95% yang buruk.
Secara lebih lebih rinci adalah bahwa 89,29 % keluarga memiliki sumber air bersih
sendiri, yaitu 82,86 % bersumber dari sumur gali. Kualitas air bersih yang tersedia
juga cukup baik, karen 85,71 % responden menggunakan jernih, 100% air berasa
tawar, serta 92,86% tidak berbau.
7.3.2. Deskripsi Gambaran Kejadian Diare Ditinjau dari Faktor Ketersedian Jamban
Keluarga
Faktor ketersedian atau kepemilikan jamban keluaraga di Desa Mekar Baru adalah
85,71% memiliki keluaraga dan hanya 14,29 yang tidak memiliki jamban. Jamban
yang mereka miliki 82,14% berupa jamban leher angsa dan memakai septik tank
tertutup.
Jamban yang masih menimbulkan bau 21, 43 %. Sedangkan jarak septik tank dengan
sumber air bersih yang kurang dari 10 m terdapat 39,29 %
7.3.3. Deskripsi Gambaran Kejadian Diare Ditinjau dari Faktor Ketersedian Tempat
Pembuangan Sampah
Ditinjau dari faktor ketersediaan tempat sampah, ternyata umumnya warga Desa
Mekar baru tidak memiliki tempat sampah yang memunuhi syarat kesehaan. Tempat
sampah yang baik adalah tertutup, tudak menimbulkan bau, terpisah antara sampau
organic dan non organic, serta mudah dibersihkan. Sedangkan hasil penelitian
menunjukkan bawa hanya 25% yang memiliki tempat sampah (75% tidak memilki),
itu pun hanya 10,71% yang tempat sampahnya tertutup rapi. Sebanyak 42,46 %
warga Desa mekarbaru membuang sampah ke lubang sampah sekitar rumah, dan
28,57% mereka biasa membuang sampah ke halaman belakang rumah.
Kejadian diare ditinjau dari faktor ketersediaan saluran pembuangan air limbah
rumah tangga, data penelitian menunjukkan bahwa 75% keluarga memiliki saluran
pembungan air limbah. Kondisi saluran pembuangan air limbah 57 ,14 % berupa
saluran pipa, dan saluran air limbah berupa parit kecil masih 42,86 %
7.4.1. Deskripsi Gambaran Kejadian Diare Ditinjau Dari Faktor Kebiasaan Mencuci
Tangan
Kebiasaan mencuci tangan merupakan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang
perlu diperhatikan oleh masyarakat. Kebiasaan mencuci tangan ini merupakan faktor
yang berpengaruh terdap kasus diare. Hasil penelitian , kebiasaan mencuci tangan
warga Desa Mekar baru adalah sebagai berikut :
Warga Desa Mekar baru sudah terbiasa mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan, namun hanya 39,29 % yang biasa mencuci tangan dengan sabun, dan 60,71%
mencuci tangan tidak memakai sabun. Sedangkan kebiasaan mencuci tangan sesudah
BAB dan membuang tinja anak , yang biasa memakai sabun 57,14 % dan yang tidak
biasa memakai sabun 42,86 %
Ditinjau dari faktor kebiasaan membuang tinja anak , ternyata masyarakat Desa
Mekar Baru masih banyak 71,43 % yang memiliki kebiasaan yang tidak baik yaitu
membuang tinja anak di sekitar pekarangan rumah. Yang biasa membuang tinja nak
ke empang atau sungai 21,43 %. Sedangkan yang biasa membuang tnja anak dengan
menguburn hanya 7,14 %.
BAB 8
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan
Penelitian ini berupaya memberikan gambaran tentang kejadian diare di Desa Mekar
Baru serta kondisi faktor-faktor yang mempengaruhinya. Maka setelah melakukan
pembahasan terhadap semua data , maka penulis dapat menyimpulkan hasil
penelitian ini yang bekaitan dengan sebagai berikut :
1. Pada faktor pendidikan, kekurangan pengetahuan akibat rendahnya pendidikan
dapat berpengaruh terhadap kejadian diare . Hal ini terlihat dari data bahwa
kejadian diare pada Kepala Keluarga berpendidikan SD dan tidak tamat SD
mencapai 53,57 % ;
2. Faktor ketersedian sumber air bersih di Desa Mekar Baru sudah baik karena
kualitas air yang tersedia cukup baik, Ditinjau dari segi kepemilikan sumber
air, asal sumber airi, kejernihan, warna, rasa, bau air data menunjukkan 89,29
% baik, 5,72 % cukup, dan hanya 5,95% yang buruk.
3. Faktor ketersedian jamban di desa Mekar Baaru cukup memadai, karena
82,14% warga memiliki jamban leher angsa dan memakai septik tank tertutup;
4. Faktor ketersedian tempat sampah menunjukkan bahwa kasus diare terjadi
pada 75% warga yang tidak memilki tempat sampah yang memenuhi syarat
kesehatan . Sebanyak 42,46 % warga Desa Mekar Baru membuang sampah ke
lubang sampah sekitar rumah, dan 28,57% mereka biasa membuang sampah
ke halaman belakang rumah, sehingga dapat menimbulkan bau dan jadi sumber
penyakit;
5. Faktor ketersediaan saluran pembuangan air limbah keluarga menunjukkan 75
% warga sudah memiliki saluran pembuangan air limbah rumah ;
6. Faktor Prilaku : Sebanyak 60,71% warga Mekar Baru tidak membiasakan
mencuci tangan tidak memakai sabun. Hal ini dapat mempengaruhi terjadinya
diare ;
53
7. Kebiasaan membuang tinja anak dengan cara yang tidak baik masih banyak
terjadi di desa Mekar Baru, yaitu 71,43 % yang memiliki kebiasaan yang tidak
baik yaitu membuang tinja anak di sekitar pekarangan rumah.
8.2. Saran
7. Simadibrata M, Daldiyono. Diare Akut. In: Sudoyo, Aru W, et al, ed. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; .2006.
8. Boyle JT. Diare Kronis. In : Behrman, Kliegman & Alvin, Nelson, ed. Ilmu
Kesehatan Anak Vol.2 Edisi 15. Jakarta: EGC, 1354-1361; 2000.
12. Cahyono, I. Hubungan Faktor Lingkungan dengan Kejadian Diare pada Balita
di Wilayah Kerja Puskesmas Pondok Gede Kota Bekasi. ThesisFakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Jakarta 2013.
14. Yulisa. Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare pada Anak Balita (Studi
pada Masyarakat Etnis Dayak Kelurahan Kasongan Baru Kecamatan
Kentingan Kabupaten Kentingan KalimantanTengah)
http://wwwfkmundipmhtacid [diakses pada 6 Januari 2016]. 2011.
17. Soebagyo. Diare Akut Pada Anak. Surakarta: UNS Press; 2008.
19. Aziz, H A. Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba
Medika; 2010.
LAMPIRAN 1
SURAT IZIN PENELITIAN
LAMPIRAN 2
SURAT REKOMENDASI
LAPIRAN 3
STRUKTUR ORGANISASI
DESA MEKER BARU, KECAMATAN PETIR, KABUPATEN SERANG
LAMPIRAN 4
Assalamualaikum wr.wb!
Wassalamualaikum wr.wb.
Saya setuju untk ikut serta dalam penelitian ini sebagai responden
Nama : ____________________________________________
KUISIONER
No Pertanyaan Jawaban
IDENTITAS RESPRODEN
1. Nama Bapak/Ibu
2. Umur
Tidak sekolah/tidak tamat SD
Tamat SMP
3. pendidikan Terakhir
Tamat SMA
Tamat Diploma/Sarjana
PNS
Wiraswasta
4. Pekerjaan Karyawan swasta
Buruh tani/buruh harian
Tidak bekerja/IRT
PENGALAMAN TERSERANG DIARE
Keluarga Bapak/ Ibu pernah mederia Pernah
1
diare pada tahun 2020 ? Tidak Pernah
Anggota keluarga yang pernah diare:
9.
Nama
.
10.Umur
Laki-laki
3. Jenis Kelamin
Perempuan
FAKTOR SANITASI LINGKUNGAN
A. Ketersediaan Air Bersih
Ya
1. Memiliki sarana air bersih
Tidak
Air PDAM
Sumber air bersih untuk memasak dan Sumur Gali
2.
keperluan sehari-hari Mata air
Air Sungai
Sumber air bersih di pergunakan oleh Ya
3.
keluarga lain Tidak
Air yang dikonsumsi berwarna Tidak (jernih)
4
Ya (agak keruh)
Air yang dikonsumsi berasa Tidak (tawar)
5
Ya
Air yang dikonsumsi berbau Tidak
6
Ya
B. Ketersediaan Jamban Keluarga
Ya
1 Memuiliki jamban sendiri
Tidak
Jenis jamban yang digunakan Leher angsa
2
Cemplung
Jamban tersebut memiliki septic tank Ya
3
Tidak
Septik tank jamban tertutup rapi Ya
4
Tidak
Menimbulkan bau Ya
5
Tidak
Jarak septik tank atau rembesan Lebih dari 10 meter
6
jamban dengan sumber air bersih Kurang dari 10 meter
C. Ketersedian Tempat Sampah
Memiliki tempat sampah untuk Memiliki
sampah rumah tangga Tidak memiliki
Tertutup
Kondisi tempat sampah yang dimiliki
Terbuka
Pada tempat sampah yang tertutup
Lubang /galian tanah tempat
Kebiasaan membuang smapah
sampah
keluarga
Dibuang ke belakang rumah
LAMPIRAN 6
DOKUMENTASI
KEGIATAN PENELITIAN