Anda di halaman 1dari 104

LAPORAN DIAGNOSIS DAN INTERVENSI KOMUNITAS

PENGETAHUAN RUMAH SEHAT PADA KELUARGA BINAAN KAMPUNG


JERUK PURUT RT 009/RW 004, DESA PASIR AMPO, KECAMATAN KRESEK,
KABUPATEN TANGERANG, PROVINSI BANTEN

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Ajeng Tri Rengganis 1102016014
Aliya Muhammad 1102016018
Annisa Nabila Asmahani 1102016028
Suci Puspapertiwi 1102016210
Syifa Khusnul Khotimah 1102016213

Pembimbing:
dr. Rita Komalasari, MoD, PhD

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 11 OKTOBER – 31 OKTOBER 2021
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan Diagnosis dan Intervensi Komunitas dengan judul “Laporan Diagnosis dan
Intervensi Komunitas Pengetahuan Rumah Sehat Pada Keluarga Binaan Kampung Jeruk
Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten” Periode 11 Oktober – 31 Oktober 2021 ini telah disetujui oleh pembimbing
untuk diseminarkan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Klinik
Kedokteran Komunitas Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.

Jakarta, Oktober 2021

Pembimbing,

dr. Rita Komalasari, MoD, PhD

2
KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan


terselesaikannya Laporan Diagnosis dan Intervensi Komunitas yang berjudul “Laporan
Diagnosis dan Intervensi Komunitas Pengetahuan Rumah Sehat Pada Keluarga Binaan
Kampung Jeruk Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten” Penulis menyusun laporan ini bertujuan untuk
memenuhi sebagian tugas Kepaniteraan Kedokteran Komunitas Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing, staf
pengajar, dokter dan tenaga medis Puskesmas, serta orang- orang sekitar yang terkait.

1. dr. Rita Komalasari, MoD, PhD selaku dosen pembimbing Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Keluarga Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi masukan
yang bermanfaat. Serta selaku koordinator dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Keluarga Universitas YARSI.
2. dr. Siti Maulidya Sari, M.Epid, Dipl-DK. selaku selaku Koordinator Kedokteran
Komunitas dan staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
3. Dr. dr. Fathul Jannah, M.Si, Sp.KKLP selaku kepala bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI dan staf pengajar Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
4. DR. Kholis Ernawati, Ssi, M.Kes, selaku pengajar bagian Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi
masukan yang bermanfaat.
5. dr. Deny Erfin, selaku Kepala Puskesmas Kresek, Kabupaten Tangerang.
6. Seluruh warga binaan Kampung Jeruk Purut, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kab.
Tangerang.
7. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama sehingga tersusun
laporan ini.

3
Dalam menyelesaikan penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan baik dari segi materi
maupun dari bahasa yang disajikan Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sebagai perbaikan sangat Penulis perlukan. Semoga laporan ini dapat dapat bermanfaat
khususnya bagi tim penulis dan pembaca pada umumnya. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, Oktober 2021

Penulis

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
PERNYATAAN PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR DIAGRAM x
BAB I LATAR BELAKANG 1
1.1 Gambaran Umum Kecamatan Kresek 1
1.1.1 Situasi Keadaan Umum Kecamatan Kresek secara Geografis 1
1.1.2 Batas Wilayah Kecamatan Kresek secara Geografis 1
1.1.3 Data Demografi Kecamatan Kresek 2
1.2 Profil Desa Pasir Ampo 4
1.2.1 Sejarah Pemekaran Desa Pasir Ampo 4
1.2.2 Profil Wilayah Desa 4
1.2.3 Demografi 5
1.2.4 Visi Misi Desa 5
1.2.5 Data Desa 5
1.3 Puskesmas Kecamatan Kresek 7
1.3.1 Profil Puskesmas Kecamatan Kresek 7
1.3.2 Visi, Misi dan Motto 8
1.3.3 Sistem Pelaporan 9
1.3.4 Upaya Kesehatan 13
1.3.5 Indeks Pembangunan Manusia 13
1.3.6 Keadaan Lingkungan 13
1.3.7 Masalah Kesehatan Sepuluh Penyakit Terbesar 16
1.4 Gambaran Seluruh Keluarga Binaan 19
1.4.1 Lokasi Seluruh Keluarga Binaan 19
1.5 Gambaran Masing-Masing Keluarga Binaan 19
1.5.1 Profil Keluarga Tn. Sanukri 19
1.5.2 Profil Keluarga Tn. Asmaya 24
1.5.3 Profil Keluarga Tn. Wani 29
1.5.4 Keluarga Tn. Suminta 34
1.5.5 Keluarga Tn. Rohadi 39
1.6 Menentukan Area Masalah 43
1.7 Area Masalah Sebagai Diagnosis Komunitas 43
1.8 Alasan Pemilihan Area Masalah 44
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 46
2 Keedokteran Komunitas, Pengetahuan, dan Rumah Sehat 46
2.1 Definisi Kedokteran Komunitas 46
2.2 Teori Pengetahuan 46
2.2.1 Definisi Pengetahuan 46
2.2.2 Tingkat Pengetahun 46
2.2.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Tingkat Pengetahuan 48
2.2.4 Cara Memperoleh Pengetahuan 49
2.2.5 Sumber Pengetahuan 50

5
2.2.6 Penilaian Pengetahuan 51
2.3 Rumah Sehat 51
2.3.1 Definisi Rumah Sehat 51
2.3.2 Kriteria Rumah Sehat 51
2.3.3 Parameter Rumah Sehat 54
2.3.4 Syarat Rumah Sehat 55
2.3.5 Faktor-Faktor Rumah Sehat 56
2.3.6 Rumah Sehat dalam Perspektif Islam 57
2.4 Kerangka Teori 58
2.5 Kerangka Konsep 58
2.6 Definisi Opeerasional 59
BAB III METODE PENELITIAN 62
3.1 Instrumen Pengumpulan Data 62
3.2 Desain Penelitian 62
3.3 Pengumpulan Data 62
3.4 Populasi 62
3.5 Sampel 63
3.6 Jenis dan Sumber Data 63
3.6.1 Jenis Data 63
3.6.2 Sumber Data 63
3.6.3 Skala Pengukuran 64
3.6.4 Instrumen Pengumpulan Data 64
3.7 Pengolahan dan Analisis Data 65
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 66
4.1 Analisis Univariat 66
4.1.1 Jenis Kelamin 66
4.1.2 Pengetahuan 66
4.1.3 Usia 67
4.1.4 Ekonomi 67
4.1.5 Tingkat Pendidikan 68
4.1.6 Sumber Informasi 68
4.2 Rencana Intervensi Masalah 69
4.3 Alternatif Pemecahan Masalah 71
4.4 Intervensi Pemecahan Masalah yang Terpilih 73
4.5 Menetapkan Kegiatan Operasional 73
4.6 Evaluasi Intervensi Pemecahan Masalah 74
4.7 Analisis Bivariat 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76
5.1 Saran 76
DAFTAR PUSTAKA 78
LAMPIRAN 79
6 Kuesioner Pre-survei 79
7 Kuesioner Survey 81
8 Soal Pre-Test dan Post-Test 83
9 Hasil SPSS 84
10 Poster 90
11 Dokumentasi 91

6
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Kecamatan Kresek (Sumber: Google Maps, 2021) 2


Gambar 2 Data Pekerjaan Terbanyak di Kecamatan Kresek Tahun 2020 3
Gambar 3 Peta Desa Pasir Ampo (Sumber: pasirampo.desa.id) 4
Gambar 4 Demografi Data Pekerjaan (pasirampo.desa.id) 6
Gambar 5 Demografi Data Perkawinan (pasirampo.desa.id) 6
Gambar 6 Data Agama Desa Pasir Ampo (pasirampo.desa.id) 7
Gambar 7 Data Pendidikan Desa Pasir Ampo (pasirampo.desa.id) 7
Gambar 8 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Kresek 8
Gambar 9 Grafik Penyakit Diare Puskesmas Kecamatan Kresek 11
Gambar 10 Jumlah Penemuan Penderita Kusta di UPTD Puskesmas Kresek Berdasar Sebaran
Tiap Desa Tahun 2020 12
Gambar 11 Jumlah Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Kresek Januari- Desember Tahun
2020 (Profil Puskesmas Kec. Kresek 2020) 16
Gambar 12 Denah Seluruh Keluarga Binaan 19
Gambar 13 Denah Rumah Tn. Sanukri 21
Gambar 14 Denah Rumah Tn. Asmaya 26
Gambar 15 Denah Rumah Tn. Wani 31
Gambar 16 Denah Rumah Tn. Suminta 36
Gambar 17 Denah Rumah Tn. Rohadi 40

7
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Kecamatan
Kresek tahun 2020 2
Tabel 2 Data Demografi Berdasar Populasi per Wilayah Desa Pasir Ampo 5
Tabel 3 Data Kasus DBD Puskesmas Kresek Tahun 2020 10
Tabel 4 Ketenagaan Puskesmas Kresek (Profil Puskesmas, 2020) 17
Tabel 5 Fasilitas Penunjang Puskesmas Kresek (Profil Puskesmas, 2020) 18
Tabel 6 Data Dasar Keluarga Tn. Sanukri 20
Tabel 7 Faktor Internal Keluarga Tn. Sanukri 23
Tabel 8 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Sanukri 23
Tabel 9 Data Dasar Keluarga Tn.Asmaya 24
Tabel 10 Faktor Internal Keluarga Tn. Asmaya 27
Tabel 11 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Asmaya 28
Tabel 12 Data Dasar Keluarga Tn. Wani 29
Tabel 13 Faktor Internal Keluarga Tn. Asmaya 32
Tabel 14 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Wani 33
Tabel 15 Data Dasar Keluarga Tn. Suminta 34
Tabel 16 Faktor Internal Keluarga Tn. Suminta 37
Tabel 17 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Suminta 38
Tabel 18 Data Dasar Keluarga Tn. Rohadi 39
Tabel 19 Faktor Internal Keluarga Tn. Rohadi 41
Tabel 20 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Rohadi 42
Tabel 21 Hasil Pre-Survey 43
Tabel 22 Definisi Operasional 59
Tabel 23 Pengumpulan Data 64
Tabel 24 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin pada Keluarga Binaan di Kampung Jeruk Purut
RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten 66
Tabel 25 Distribusi Responden Mengenai Pengetahuan Rumah Sehat pada Keluarga Binaan
di Kampung Jeruk Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten 66
Tabel 26 Distribusi Usia Responden pada Keluarga Binaan di Keluarga Binaan di Kampung
Jeruk Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten 67
Tabel 27 Distribusi Ekonomi Responden pada Keluarga Binaan di Keluarga Binaan di
Kampung Jeruk Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten 67
Tabel 28 Distribusi Tingkat Pendidikan Responden pada Keluarga Binaan di Kampung Jeruk
Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten 68
Tabel 29 Distribusi Sumber Informasi Responden pada Keluarga Binaan di Kampung Jeruk
Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten 68
Tabel 30 Hasil Frekuensi Deskriptif Statistik pada Pre-test dan Post-test 74

8
Tabel 31 Hasil Frekuensi Deksriptif Statistik pada Pre-test dan Post-test 74
Tabel 32 Hasil Distribusi Data Pre-Test dan Post-Test dengan Uji Shapiro-Wilk 75
Tabel 33 Hasil Tes Non-Parametrik Pre-Test dan Post-Test dengan Uji Wilcoxon 75
Tabel 34 Hasil Tes Non-Parametrik Pre-Test ke Post-Test dengan Uji Wilcoxon 75

9
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 Kerangka Teori 58


Diagram 2 Kerangka Konsep 58
Diagram 3 Fishbone 70

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Kecamatan Kresek


1.1.1 Situasi Keadaan Umum Kecamatan Kresek secara Geografis
Kecamatan Kresek merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Tangerang terletak
sebelah Barat Kabupaten Tangerang, dengan jarak ± 27,99 km dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Tangerang. Luas wilayah 27.99 km2, berupa dataran rendah dan berupa lahan
persawahan. Desa Pasir Ampo merupakan salah satu desa diantaranya (Profil Puskesmas
Kresek, 2020):
1. Desa Kresek
2. Desa Talok
3. Desa Renged
4. Desa Patrasana
5. Desa Pasir Ampo
6. Desa Koper
7. Desa Jengkol
8. Desa Kemuning
9. Desa Rancailat
1.1.2 Batas Wilayah Kecamatan Kresek secara Geografis
Kecamatan Kresek berupa dataran rendah dan berupa lahan pertanian dengan batas
wilayah Kecamatan Kresek sebagai berikut:
a) Sebelah Utara : Kecamatan Gunung Kaler
b) Sebelah Barat : Kabupaten Serang
c) Sebelah Timur : Kecamatan Kronjo
d) Sebelah Selatan : Kecamatan Sukamulya

10
Gambar 1 Peta Kecamatan Kresek (Sumber: Google Maps, 2021)

1.1.3 Data Demografi Kecamatan Kresek


1.1.3.1 Situasi Kependudukan

Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Kecamatan
Kresek tahun 2020

Jumlah Penduduk
No Kelompok Umur (Tahun) Laki-laki Perempuan Laki-laki dan
Perempuan

1. 0-4 2.976 2.772 5.748

2. 5-9 3.035 2.770 5.805

3. 10 - 14 3.107 2.908 6.015

4. 15 - 19 3.267 3.124 6.391

5. 20 - 24 3.264 3.045 6.309

6. 25 - 29 3.111 2.824 5.935

7. 30 - 34 2.552 2.648 5.200

8. 35 - 39 2.554 2.565 5.119

9. 40 - 44 2.284 2.331 4.615

10. 45 - 49 2.048 2.017 4.065

11. 50 - 54 1.800 1.711 3.511

12. 55 - 59 1.305 1.251 2.556

11
Jumlah Penduduk
No Kelompok Umur (Tahun) Laki-laki Perempuan Laki-laki dan
Perempuan

13. 60 - 64 1.057 1.079 2.136

14. 65 - 69 597 656 1.253

15. 70 - 74 344 489 833

16. >75 246 400 646

Jumlah (Kecamatan) 33.816 32.867 66.683


Sumber: Profil Puskesmas Kresek, 2020

Jumlah keseluruhan penduduk Kecamatan Kresek adalah 66.683 jiwa, yang terdiri dari
33.816 jiwa dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan sebanyak 32.867 jiwa. Jumlah
rumah di Kecamatan Kresek sebanyak 14.969 rumah dengan 18.889 kepala keluarga. Rata-
rata jumlah jiwa per RT adalah 3,5 jiwa, tingkat kepadatan penduduk mencapai 2382 jiwa per
km2.

Gambar 2 Data Pekerjaan Terbanyak di Kecamatan Kresek Tahun 2020

Pekerjaan terbanyak di Kecamatan Kresek antara lain:


1. Petani : 42%
2. Buruh/karyawan : 40%
3. Wiraswasta : 10%
4. Pegawai negeri : 5%
5. POLRI/TNI : 0,2%
6. Lainnya : 1,8%

12
1.2 Profil Desa Pasir Ampo
1.2.1 Sejarah Pemekaran Desa Pasir Ampo
Pada Tanggal 25 Mei 1979 diadakan pemilihan kepala desa Pasir Ampo. Pemilihan
tersebut berjalan dengan lancar, aman dan tertib sampai selesainya acara, sehingga
terciptanya pemimpin yang baru. Namun, ada beberapa pendukung tidak menerima hasil
penghitungan tersebut anggapannya ada kecurangan dalam penghitungan suara. Selanjutnya
dilakukan musyawarah kembali dengan tokoh masyarakat dan alim ulama pada tahun 1980,
terjadilah keputusan bersama bahwa pemekaran DESA KOPER harus dilakukan, dan untuk
menentukan nama desa hasil dari pemekaran mereka bermusyawarah kembali dan akhirnya
ditentukanlah nama PASIR AMPO sebagai nama desa yang timbul dari hasil voting para
tokoh masyarakat dan para alim ulama (pasirampo.desa.id).
1.2.2 Profil Wilayah Desa
Desa ini terletak di Kecamatan Kresek Kabupaten Tangerang. Batas-batas wilayah
Desa Pasir Ampo adalah sebagai berikut: (pasirampo.desa.id).
a) Sebelah Utara : Desa Patrasana Kecamatan Sukamulya
b) Sebelah Selatan : Desa Koper Kecamatan Kresek
c) Sebelah Barat : Kabupaten Serang
d) Sebelah Timur : Desa Kubang Kecamatan Sukamulya

Gambar 3 Peta Desa Pasir Ampo (Sumber: pasirampo.desa.id)

13
1.2.3 Demografi
Secara umum kondisi Desa Pasir Ampo baik secara demografi maupun geografis
dapat digambarkan sebagai berikut: (pasirampo.desa.id).
a) Luas wilayah : 450 Ha
b) Jumlah Penduduk : 6.196 jiwa
c) Laki-laki : 3.163 jiwa
d) Perempuan : 3.033 jiwa
1.2.4 Visi Misi Desa
a) VISI
“BERBENAH”
Bekerja Bersama Insya Allah Amanah. Gotong Royong Membangun Desa Pasir
Ampo Yang Jujur. Berbudaya Dan Berakhlak Mulia.
b) MISI
Agar Visi sebagaimana tersebut dapat tercapai maka ditetapkan Misi sebagai
berikut:
1. Terwujudnya Tata Pemerintahan Desa yang baik dan meningkatnya Partisi
Lembaga Masyarakat optimalisasi Layanan Publik dalam mensejahterakan
masyarakat;
2. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur setrategis wilayah yang berkualitas;
3. Membina Masyarakat dalam mengkatkan kehidupan sosial yang baik,
Ekonomi, dan budaya;
4. Pemberdayaan masyarakat untuk menggali segala potensi SDA dan SDM
dalam mensejahterakan kehidupan masyarakat Desa;
5. Pencegahan Kondisi darurat di tingat desa.
1.2.5 Data Desa
1.2.5.1 Data Demografi berdasarkan Populasi per Wilayah

Tabel 2 Data Demografi Berdasar Populasi per Wilayah Desa Pasir Ampo

No Lingkungan Jumlah Jumlah Jiwa Laki-laki Perempuan


RT KK
1 1 8 1062 3354 1718 1636
2 2 7 868 2613 1342 1271
Total 15 1930 5967 3060 2907

14
1.2.5.2 Data Pekerjaan
Berikut grafik data demografi berdasarkan pekerjaan di Desa Pasir Ampo
(pasirampo.desa.id).

Gambar 4 Demografi Data Pekerjaan (pasirampo.desa.id)

1.2.5.3 Data Pernikahan


Berikut grafik data demografi berdasarkan pekerjaan di Desa Pasir Ampo
(pasirampo.desa.id).

Gambar 5 Demografi Data Perkawinan (pasirampo.desa.id)

1.2.5.4 Data Agama


Mayoritas penduduk Desa Pasir Ampo memeluk agama Islam (pasirampo.desa.id).

15
Gambar 6 Data Agama Desa Pasir Ampo (pasirampo.desa.id)

1.2.5.5 Data Pendidikan


Gambar 7 menunjukkan tingkat pendidikan dalam KK, mayoritas tamat SD/sederajat.

Gambar 7 Data Pendidikan Desa Pasir Ampo (pasirampo.desa.id)

1.3 Puskesmas Kecamatan Kresek


1.3.1 Profil Puskesmas Kecamatan Kresek
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya di wilayah
kerjanya (Permenkes RI No. 75 tahun 2014).
Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Kresek memuat berbagai data tentang
kesehatan yang meliputi derajat kesehatan, upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan juga

16
menyajikan data pendukung yang lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti data
kependudukan dan data lingkungan (Profil Puskesmas Kresek, 2020).
Keseluruhan data yang ada merupakan gambaran tingkat pencapaian penyelenggaraan
pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal yang diukur melalui indikator
Indonesia Sehat dan indikator kinerja bidang kesehatan (Profil Puskesmas Kresek, 2020).
Puskesmas Kresek berupaya melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat secara maksimal, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan yang
mengutamakan kepuasan pelanggan dengan mengedepankan mutu setiap bidang pelayanan
dan berupaya menjangkau semua lapisan masyarakat yang berada di wilayah kerja
Puskesmas dalam memberikan pelayanan dan pembinaan kesehatan baik kegiatan dalam
gedung dan di luar gedung (Profil Puskesmas Kresek, 2020).

Gambar 8 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Kresek

1.3.2 Visi, Misi dan Motto


1. Visi
Dalam menjalankan fungsinya, maka Puskesmas Kresek telah menetapkan visi,
yaitu: “Puskesmas Kresek mewujudkan masyarakat yang mandiri untuk hidup
sehat.”
2. Misi
a) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara paripurna.
b) Meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam upaya pelayanan prima.
c) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat secara terpadu.
d) Meningkatkan upaya pencegahan penyakit.

17
e) Meningkatkan sinergi kemitraan dengan sektor terkait
3. Motto
Motto Puskesmas Kresek adalah “BERSINAR”, yang artinya adalah:
a) Bersih, adalah Puskesmas bebas dari sampah lingkungan, sampah medis dan
non medis, sampah organik dan anorganik.
b) Sehat, adalah memiliki lingkungan kerja yang sehat dan tidak menjadi sumber
penularan penyakit.
c) Indah, adalah keselarasan penataan lingkungan kerja.
d) Nyaman, adalah kondisi puskesmas yang menyenangkan dalam memenuhi
kepuasan pelanggan.
e) Amanah, menjalankan tugas dan tanggungjawab dengan sepenuh hati dan
bertanggungjawab.
f) Ramah, memberikan pelayanan dengan penuh kesantunan dengan motto
pelayanan 5S (senyum, sapa, salam, sopan, dan santun).
1.3.3 Sistem Pelaporan
Strategi penyusunan profil dilakukan dengan metode cek silang data analisa, korelasi
dari seluruh program, keakuratan dan informasi yang disajikan dapat memberikan gambaran
yang jelas dari kondisi dan situasi yang ada, sehingga dapat dilakukan pengolahan data di
tingkat Puskesmas. Penyajian data dilakukan dalam bentuk tabel dan grafik, sedangkan dalam
pembahasan menyajikan perbandingan pencapaian indikator dari tahun sebelumnya dan
target yang akan dicapai. Profil Puskesmas mengacu kepada tabel indikator Indonesia Sehat
2010 dengan sumber data yang diperoleh dari Kecamatan, Pendidikan, BPS Kecamatan,
Balai Pengobatan Swasta yang ada di Kecamatan Kresek dan dari kegiatan internal
puskesmas (Profil Puskesmas Kresek, 2020).
A. Jumlah Kesakitan
Didapatkan 10 besar penyakit di Puskesmas Kresek penyakit ISPA (Infeksi Saluran
Pernapasan Atas) berada di posisi teratas yaitu 9.208, diikuti Hipertensi Essensial
sebanyak 3.221 dan Fharingitis 2.626, sedangkan yang ke 10 (sepuluh) atau yang
terendah yaitu Penyakit Diare sebanyak 794 penderita (Profil Puskesmas Kresek,
2020). Selain itu, kunjungan Penyakit Tidak Menular seperti Hipertensi dan
Diabetes Melitus juga sangat tinggi, karena diharuskan setiap pasien untuk
melakukan kontrol secara teratur disamping itu memang jumlah kasus tersebut
cenderung meningkat (Profil Puskesmas Kresek, 2020).
B. Penyakit Menular

18
Penanganan, pencegahan, dan penanggulangan penyakit menular terdiri dari:
a) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD tahun ini menjadi
prioritas, dimana dititik beratkan pada kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang
Nyamuk) disemua wilayah dan sebagian kasus dilakukan foging fokus,
dikarenakan pada tahun 2016 terjadi peningkatan jumlah kasus DBD yaitu 81
kasus. Sedangkan untuk Tahun 2020 terjadi penurunan kasus yang sangat
signifikan yaitu tidak terdapat kasus yang dari Desa Kresek (Profil Puskesmas
Kresek, 2020).

Tabel 3 Data Kasus DBD Puskesmas Kresek Tahun 2020

Desa Jumlah Kasus (L+P) Meninggal (L+P)

Kresek 0 0
Talok 0 0
Renged 0 0
Patrasana 0 0
Pasirampo 0 0
Koper 0 0
Jengkol 0 0
Kemuning 0 0
Rancailat 0 0

Total 0 0

b) Malaria
Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi disebabkan oleh protozoa parasit
golongan Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan Nyamuk Anopheles. Di
wilayah Kec. Kresek sampai sekarang belum ditemukan penderita malaria
(Profil Puskesmas Kresek, 2020).
c) Filariasis
Filariasis atau penyakit kaki gajah adalah penyakit yang bersifat kronik
(menahun) disebabkan oleh cacing filariasis ditularkan melalui gigitan nyamuk,
di Puskesmas Kresek penderita Filariasis dalam lima tahun terakhir ini dari

19
tahun 2014 s/d 2018 tidak ditemukan kasus suspek Filariasis (Profil Puskesmas
Kresek, 2020).
C. Penyakit Menular Langsung
a) Penyakit Diare
Penyakit diare adalah sebuah penyakit buang air besar biasanya paling sedikit
3 kali dalam 24 jam dengan tinja lembek atau cair dapat juga disertai dengan
darah/lendir. Berdasar Sasaran Target yang ditetapkan Dinas Kesehatan
penemuan penderita penyakit diare tahun 2018 di Puskesmas Kresek adalah
sebanyak 1.788 kasus / penderita, dimana realisasi kasus penemuan yang
ditangani tahun 2018 adalah sebanyak 1.146 kasus / penderita (64,1%), hal ini
menandakan bahwa kejadian kasus penyakit diare di wilayah Puskesmas
Kresek dikategorikan masih rendah (Profil Puskesmas Kresek, 2020).

Gambar 9 Grafik Penyakit Diare Puskesmas Kecamatan Kresek

b) Kusta

20
Penyakit Kusta merupakan penyakit kronis yang disebabkan Mycobakterium
Leprae dengan masa inkubasi rata 3-5 tahun. Di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Kresek masih ditemukan kasus penyakit kusta sebanyak 26
penderita. Penderita Pausi Basiler (PB) / Kusta Kering tidak ditemukan dan
Kusta Multi Basiler (MB) / Kusta Basah sejumlah 25 orang, terdiri dari laki-
laki 13 penderita dan perempuan 12 penderita dengan sebaran penderita
digambarkan dalam grafik dibawah ini (Profil Puskesmas Kresek, 2020).

Gambar 10 Jumlah Penemuan Penderita Kusta di UPTD Puskesmas Kresek Berdasar Sebaran Tiap
Desa Tahun 2020

c) HIV/AIDS/IMS
HIV/AIDS/IMS penyakit ini menular melalui hubungan seksual (vaginal, oral,
anal) dengan pasangan yang sudah tertular, semakin sering ganti pasangan
semakin besar kemungkinan untuk tertular penyakit ini. Jumlah kasus HIV /
AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS) di UPTD Puskesmas Kresek pada
tahun 2020 menurut data sebanyak 7 kasus, terdiri dari penderita HIV 7 orang
(Profil Puskesmas Kresek, 2020).
d) Pneumonia Balita
Penyakit Pneumoni adalah penyakit peradangan pada paru yang dapat
disebabkan oleh virus, bakteri, jamur atau parasit juga dapat disebabkan oleh
iritasi kimia/fisik dari paru paru akibat penyakit lain (Profil Puskesmas
Kresek, 2020). Pada tahun 2020 di UPTD Puskesmas Kresek penderita
21
penyakit pneumonia pada Balita usia 0 – 59 bulan ditemukan dan ditangani
sejumlah 508 kasus terdiri dari laki-laki 278 orang dan perempuan 230 orang,
atau 76.62% dari jumlah perkiraan penderita yang ditetapkan oleh dinas
kesehatan dalam sasaran dan target penemuan (Profil Puskesmas Kresek,
2020).
e) TB Paru
Jumlah seluruh penderita penyakit Tuberculosis Paru (TB paru) di UPTD
Puskesmas Kresek tahun 2020 terdiri dari Suspek 409 kasus, jumlah seluruh
kasus TB 126, BTA positif 126 orang yang telah diobati, BTA negatif 283
orang, kasus TB anak 0 – 14 tahun sebanyak 12 orang. Angka kesembuhan
dan pengobatan lengkap sebagai berikut: BTA positif diobati sebanyak 126
orang, angka kesembuhan 29 orang (23.01%), pengobatan lengkap 68 orang
(53.96%) dan kematian selama pengobatan sebanyak 4 orang (Profil
Puskesmas Kresek, 2020)
1.3.4 Upaya Kesehatan
1. Pelayanan Kesehatan dari hasil kegiatan pemantauan rumah tangga ber PHBS
pada tahun 2018 jumlah sarana / rumah tangga sebanyak 14.969, jumlah rumah
yang diperiksa 1.890 rumah dan yang ber PHBS mencapai 1.264 rumah
(66,88%), ada kenaikan dari tahun sebelumnya yang hanya 61,64% (Profil
Puskesmas Kresek, 2020).
2. Perilaku Hidup Masyarakat dan Keadaan Lingkungan
Rumah tangga yang ber-PHBS belum ada peningkatan, yaitu hanya sebesar
66,88% masih sama dengan tahun 2017 (Profil Puskesmas Kresek, 2020).
1.3.5 Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator penting untuk mengukur
keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM
menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh
pendapatan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya. IPM dapat menentukan level
pembangunan suatu wilayah/negara. Di Indonesia, IPM merupakan data strategis karena
selain sebagai ukuran kinerja pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator
penentuan Dana Alokasi Umum (DAU). Penyusunan IPM berhubungan erat dengan tiga
komponen, yaitu angka harapan hidup, angka indeks pendidikan (lama sekolah) dan
kemampuan daya beli (PPP).

22
1.3.6 Keadaan Lingkungan
Salah satu faktor yang paling berpengaruh pada derajat kesehatan adalah faktor
lingkungan. Apabila keadaan lingkungan sehat maka derajat kesehatan masyarakat di
lingkungan tersebut akan terpelihara dan tentunya dapat meningkat, sebaliknya jika
lingkungan tidak sehat tentunya dapat berpengaruh terhadap status kesehatan masyarakatnya.
1. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu
bangunan yang memiliki jamban, sarana air bersih, tempat sampah dan sarana
pengelolaan air limbah, ventilasi rumah yang cukup, kepadatan hunian rumah yang
sesuai, dan lantai rumah bersih dan kedap air. Berdasarkan data program kesehatan
lingkungan Puskesmas Kresek tahun 2020, terdapat 14.969 rumah di wilayah
Puskesmas Kresek, jumlah rumah yang telah dilakukan pembinaan sebanyak 11.838
rumah (79.08%), jumlah rumah belum memenuhi syarat kesehatan 1.212 (10.23%)
sedangkan jumlah rumah yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 10.626 (89.76%)
dari jumlah rumah yang diperiksa (Profil Puskesmas Kresek, 2020).
2. Kepemilikan sarana sanitasi dasar
Sanitasi Dasar adalah sanitasi mínimum yang diperlukan untuk menyediakan
lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang menitikberatkan pada
pengawasan berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan
manusia. Kepemilikan sarana sanitasi dasar di wilayah Puskesmas Kresek meliputi:
(Profil Puskesmas Kresek, 2020).
a) Jamban Keluarga
Dari 66.683 jiwa penduduk yang ada di Kecamatan Kresek, jumlah penduduk
yang menggunakan jamban keluarga sebanyak 46.402 jiwa (70.09%) yang terdiri
dari 7.265 sarana leher angsa dan 12 sarana komunal.
b) Akses terhadap air bersih
Dari 66.683 jiwa penduduk yang ada di Kecamatan Kresek, penduduk dengan
akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas (layak) yang mendapat akses
air bersih ada 57.792 Jiwa (87.29%), yang terdiri dari sumur gali terlindung 1.332
jiwa, sumur bor dengan pompa 32.478 jiwa dan pengguna PDAM sebanyak
23.982 jiwa.
c) Tempat - Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)
TTU dan TPM adalah suatu sarana yang dikunjungi banyak orang dan
berpotensi menjadi tempat persebaran penyakit. TTU meliputi terminal, pasar,

23
tempat ibadah, stasiun, tempat rekreasi, dll. Sedangkan TUPM meliputi hotel,
restoran, depot air dll. TTU dan TPM yang sehat adalah yang memenuhi syarat
kesehatan yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
pembuangan air limbah (SPAL), ventilasi yang baik dan luas lantai ruangan yang
sesuai dengan jumlah pengunjung dan memiliki pencahayaan yang cukup.
Jumlah Tempat-tempat Umum (TTU) yang ada di Kecamatan Kresek
sebanyak 71 unit, sedangkan TTU yang memenuhi syarat kesehatan 48 unit
(67.60%). Untuk Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) berjumlah 86 unit TPM,
sedangkan TPM yang memenuhi syarat kesehatan berjumlah 55 unit (63.95%).
3. Keadaan Perilaku Masyarakat
Perilaku dapat diartikan sebagai suatu keadaan jiwa (berpikir, berpendapat,
bersikap) untuk memberikan respon terhadap situasi di luar subyek yang dapat
bersifat pasif (tanpa tindakan) atau aktif yaitu dengan adanya tindakan. Komponen
perilaku terdiri dari aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan, dari mulai mengetahui
lalu menerima atau menolak dan melakukan tindakan sebagai perwujudan dari pikiran
dan jiwa (Notoatmodjo, 2010).
Untuk menggambarkan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap kesehatan
digunakan indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang terdiri dari 10
indikator (Kemenkes, 2013).
4. Rumah Tangga Sehat
Jumlah PHBS Rumah Tangga, yaitu 1.890 rumah tangga dan jumlah rumah tangga
tersebut yang yang mempunyai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat hanya 647 rumah
tangga (34.42%) menunjukan bahwa persentase rumah tangga sehat di Kecamatan
Kresek masih kurang jika dibandingkan dengan standar pelayanan minimal (65%).
5. ASI Eksklusif
Air Susu Ibu diyakini dan terbukti merupakan makanan bayi yang paling tinggi
manfaatnya bagi bayi dari semua aspek di Kecamatan Kresek dari berbagai kegiatan
seperti penyuluhan kepada ibu hamil pembentukan Kelompok Peminat Kesehatan Ibu
dan Anak (KPKIA) dari seluruh bayi 0-6 bulan yang ada 1354 bayi yang diberi ASI
mencapai 1344 bayi (99.25 %), cakupan ini sudah melampaui target pencapaian
dibandingkan standar pelayanan minimal yaitu (80%).
6. Posyandu
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kepada masyarakat berbagai upaya
dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat dengan

24
Posyandu merupakan salah satu UKBM yang sangat populer. Posyandu
dikelompokkan menjadi Pratama, Madya, Pumama dan Mandiri. Di Kecamatan
Kresek jumlah Posyandu ada 58 pos, terdiri dari Posyandu Pratama berjumlah 58
posyandu, Madya 0 Posyandu, Purnama 0 Posyandu dan Mandiri 0 posyandu. Dari
data tersebut Posyandu di wilayah Kecamatan Kresek masih di dominasi oleh Strata
Madya.
7. Polindes dan Poskesdes
Pondok Bersalin Desa (POLINDES) didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan ibu dan anak khususnya di wilayah pedesaan yang jauh dari
jangkauan pelayanan kesehatan. Dalam upaya mendukung pelaksanaan desa siaga di
wilayah Kecamatan Kresek terdapat 3 polindes terdiri dari Polindes di Desa
Kemuning, Desa Jengkol, dan Polindes desa Renged.
8. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin
Dalam rangka meningkatkan jangkauan pelayanan masyarakat yang jauh Puskesmas
kresek melaksanakan Puskesmas Keliling yang menjangkau 9 desa dilaksanakan
setiap hari selasa dengan mobil puskesmas keliling.
1.3.7 Masalah Kesehatan Sepuluh Penyakit Terbesar
1. Sepuluh Penyakit Terbesar
a) Berdasarkan grafik dibawah ini, 10 besar penyakit di Puskesmas Kresek adalah
ISPA sebanyak 9208 kasus, Hipertensi sebanyak 3221 kasus, Faringitis 2626
kasus, DM 1729 kasus, Myalgia 1588 kasus, Dermatitis 1532 kasus, Gastritis
1411 kasus, Obs Febris 998 kasus, Infeksi Kulit 857 kasus dan Diare 794 kasus.

Gambar 11 Jumlah Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Kresek Januari- Desember Tahun 2020
(Profil Puskesmas Kec. Kresek 2020)

25
b) Sarana Kesehatan
Puskesmas Kresek memiliki gedung utama dan gedung tambahan yang
diuraikan sebagai berikut:

i. Gedung Utama / Rawat Jalan


● Ruang Loket / Pendaftaran
● Ruang Tunggu
● Ruang Pelayanan Umum
● Ruang Pelayanan Kesehatan Anak
● Ruang Pelayanan Gigi
● Ruang Pelayanan Obat / Apotik
● Ruang Pelayanan Kesehatan Ibu
● Ruang Gudang Farmasi
● Ruang Bendahara / Keuangan
● Ruang Tata Usaha
● Ruang Pelayanan Terbatan 24 jam (UGD)
● Ruang Kepala Puskesmas
● Mushola untuk pegawai
● Ruangan Rawat Inap dengan 5 tempat tidur
● Ruangan Persalinan (PONED)
● Ruang Klinik Gizi
● Ruang Aula
● Ruang Laboratorium
ii. Gedung Tambahan yang berada di depan gedung utama, terdiri dari:
● Ruang Periksa TB Paru
● Pos satpam
● Gudang PMT
● Gudang Pis-PK
● Gudang Penyimpanan Barang Kebersihan
iii. Untuk sarana penunjang kegiatan Puskesmas dilengkapi, antara lain:
● Mobil Puskesmas Keliling 1 Unit
● Mobil Ambulan Untuk Merujuk Pasien Gawat Darurat 2 Unit
● Sepeda Motor Dinas 4 Unit

26
c) Ketenagaan

Tabel 4 Ketenagaan Puskesmas Kresek (Profil Puskesmas, 2020)

No Kategori Tenaga PNS Status Honorer Jumlah


PTT/TKK

1 Kepala Puskesmas 1 - - 1

2 Kepala Tata Usaha 1 - - 1

3 Dokter Umum 1 2 - 3

4 Dokter Gigi 1 - - 1

5 Bidan 10 6 6 22

6 Perawat 5 - 7 13

7 Sanitarian - - - -

8 Nutrition 1 - 1 2

9 Perawat Gigi 1 - - 1

10 Pekarya - - - -

11 Asisten Apoteker - - 2 2

12 Analis Kesehatan 1 - 1 2

13 SMA/administrasi - - 8 8

14 Petugas Kebersihan - - 5 5

15 Sopir - - 3 3

16 Petugas Keamanan - - 5 5

Jumlah 21 9 36 67

d) Fasilitas Penunjang Lainnya

Tabel 5 Fasilitas Penunjang Puskesmas Kresek (Profil Puskesmas, 2020)

No Fasilitas Kesehatan Jumlah

1 Rumah Sakit Umum 0

2 Rumah Sakit Jiwa 0

3 Rumah Sakit Bersalin 0

4 Rumah Sakit Lainnya 0

27
No Fasilitas Kesehatan Jumlah

5 Puskesmas 1 (sarana)

6 Poskesdes 0

7 Puskesmas Keliling 1

8 Posyandu 58 ( Pos )

9 Polindes 3 (sarana)

10 Posbindu 9 (Pos)

11 Rumah Bersalin 0

12 Balai Pengobatan / Klinik 12 (sarana)

13 Apotik 4 (sarana)

14 Toko Obat 0

15 Praktek Dokter Umum 5 (sarana)

16 Praktek Dokter Gigi 1

17 Praktek Dokter Spesialis 0

18 Bidan Praktek swasta 14

Jumlah 106

1.4 Gambaran Seluruh Keluarga Binaan


1.4.1 Lokasi Seluruh Keluarga Binaan
Keluarga binaan bertempat tinggal di Kampung Jeruk Purut RT 009 / RW 004 Desa
Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Keluarga binaan
kelompok penulis terdiri dari lima kepala keluarga, yaitu:
1. Keluarga Tn. Sanukri
2. Keluarga Tn. Asmaya
3. Keluarga Tn. Wani
4. Keluarga Tn. Suminta
5. Keluarga Tn. Rohadi
Berikut adalah gambaran lokasi pemukiman keluarga binaan kami (Gambar 12):

Keluarga Tn.
Sanukri
Keluarga
Keluarga Tn. Wani
Tn. Asmaya
28
Keluarga Keluarga
Tn. Rohadi Tn. Suminta
Gambar 12 Denah Seluruh Keluarga Binaan

1.5 Gambaran Masing-Masing Keluarga Binaan


1.5.1 Profil Keluarga Tn. Sanukri
A. Data Profil Keluarga Tn. Sanukri
Keluarga Tn. Sanukri bertempat tinggal di Kampung Jeruk Purut RT 009 / RW
004 Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten. Tn. Sanukri tinggal di rumah tersebut bersama istri beserta empat anak
nya.

Tabel 6 Data Dasar Keluarga Tn. Sanukri


No Nama Status Jenis Usia Pendidikan Pekerjaan
Keluarga Kelamin Terakhir
1 Tn. Sanukri Kepala Laki-laki 34 tahun SMP Wirausaha
Keluarga pembuat
lumpia
kulit
2 Ny. Mistri Istri Perempuan 30 tahun SMA Ibu Rumah
Tangga
(IRT)
3 Tn. Mustib Anak Laki-laki 23 tahun SMA Buruh
4 An.Yulianti Anak Perempuan 16 tahun SMP Pelajar
5 An.Santi Anak Perempuan 14 tahun SD Pelajar
6 An.Abdahal Anak Laki-laki 9 bulan - -

Tn. Sanukri berusia 34 tahun merupakan seorang Wirausaha pembuat kulit


lumpia. Pendapatan keluarga Tn. Sanukri berasal dari Tn. Sanukri dengan
penghasilan berkisar Rp. 2.000.000 per bulan dari hasil bekerja membuat kulit
lumpia di rumahnya. Istri Tn. Sanukri bernama Ny. Mistri berusia 30 tahun
merupakan seorang ibu rumah tangga dan tidak bekerja. Anak Tn. Sanukri
bernama Mustib berusia 23 tahun seorang buruh di pabrik kain. Anak kedua
dan ketiga Tn. Sanukri bernama An. Yulianti 16 tahun dan An.Santi 14 tahun
mereka seorang pelajar. Anak keempat bernama An. Abdahal berusia 9 bulan.
B. Bangunan Tempat Tinggal

29
Keluarga Tn. Sanukri tinggal di sebuah bangunan rumah milik pribadi dengan
luas tanah sekitar 150 m2 dan luas bangunan berukuran 10 m x 8 m. Di rumah
tersebut memiliki 3 kamar tidur, ruang tamu, 2 dapur dan 1 kamar mandi. Ruang
tamu berukuran 4 x 5 m, tiga kamar tidur masing-masing berukuran 2 x 2 m,
kamar mandi berada di luar rumah dengan ukuran kamar mandi berukuran 2 x 2
m dan dapur berada tepat depan kamar mandi dengan ukuran 3 x 4 m dan dapur
untuk membuat lumpia berada di sebelahnya dengan ukuran 3 x 3 m. Ruangan di
dalam rumah berlantaikan tanah dengan dinding yang terbuat dari triplek dan
kayu yang di cat dan beratapkan langsung genteng. Rumah ini terletak di dalam
gang dengan bagian depan terdapat teras dan halaman kosong.
Di rumah tersebut memiliki 1 pintu utama, 1 pintu belakang di area dapur, 4
jendela dan lubang ventilasi di atas pintu depan dan dapur. Ventilasi di rumah
tersebut hanya diatas pintu, seluruh jendela di rumah tersebut jarang dibuka
sehingga udara tidak dapat masuk ke rumah tersebut, namun cahaya matahari
dapat masuk melalui jendela.
Kamar mandi sekaligus jamban memiliki pintu. Kamar mandi digunakkan
untuk mandi, membuang air dan mencuci baju. Untuk saluran pembuangan
dialirkan ke selokan dan memiliki septic tank yang terletak di belakang rumah.
Keluarga Tn. Sanukri memiliki sumber air bersih. Untuk mendapatkan sumber
air bersih Tn. Sanukri menggunakan jetpump. Air tersebut digunakan sebagai
sumber untuk keperluan mandi dan memasak serta untuk keperluan mencuci
baju. Untuk keperluan minum keluarga Tn. Sanukri menggunakan air gallon isi
ulang. Keluarga Tn. Sanukri mengatakan selalu mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan, setelah buang air, serta setelah membuang sampah dengan air
mengalir dan terkadang mengunakan sabun.
Skor rumah sehat Tn. Sanukri adalah 618, yang berarti <1068 dikategorikan
sebagai rumah tidak sehat. 8
m

Kamar
Dapur II Mandi 2
Dapur I 3x3 m2 2x2 m2
3x4 m2

Kamar Tidur
10 1
2x2 m2 Ruang Tamu
m
4x5 m2
Kamar Tidur 30
2
2x2 m2

Kamar Tidur
Gambar 13 Denah Rumah Tn. Sanukri

C. Lingkungan Pemukiman
Rumah keluarga Tn. Sanukri terletak di pemukiman padat penduduk. Bagian
depan rumah terdapat teras dan halaman yang gersang. Pengelolaan sampah
keluarga Tn. Sanukri biasanya sampah ditumpuk hingga penuh dan dibakar di
halaman disekitar rumah.
D. Pola Makan
Keluarga Tn. Sanukri rata-rata makan 3 kali sehari, yaitu pagi, siang dan malam.
Makanan sehari-hari dimasak sendiri antara lain nasi, tahu, tempe, sayur dan
terkadang memasak ikan satu atau dua kali dalam seminggu. Keluarga Tn.
Sanukri jarang mengkonsumsi buah karena keterbatasan biaya. Keluarga Tn.
Sanukri biasanya menggunakan air yang bersumber dari jetpump untuk mencuci
piring dan makanan serta menggunakan air gallon isi ulang untuk minum.
Keluarga Tn. Sanukri selalu mencuci tangan menggunakan air mengalir sebelum
dan sesudah makan, dan menggunakan sabun.
E. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Saat ini tidak ada yang hamil di rumah Tn. Sanukri. Anak Tn. Sanukri lahir secara
spontan dibantu bidan di dekat rumah. Pada saat istrinya mengandung rutin
kontrol kehamilannya di bidan. Tn. Sanukri mengatakan anaknya diberikan
imunisasi secara lengkap dan ASI eksklusif hingga anaknya berusia 2 tahun
F. Kebiasaan Berobat
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga Tn. Sanukri biasanya berobat ke
bidan dekat rumahnya. Apabila tidak sembuh mereka akan pergi ke puskesmas
terdekat.
G. Penyakit Saat Ini

31
Pada saat ini Tn. Sanukri dan keluarga dalam keadaan sehat
H. Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit seperti diabetes, riwayat stroke, hipertensi atau TB tidak
didapatkan.
I. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
Kegiatan sehari-hari Tn. Sanukri selalu bekerja, kalau sedang libur biasanya di
habiskan untuk kumpul dengan keluarga. Tn. Sanukri merupakan seorang perokok
dengan konsumsi rokok sekitar 1 - 2 bungkus per hari. Tn Sanukri lebih sering
merokok di luar rumah tepatnya di halaman depan rumahnya. Tn. Sanukri
terbiasa olahraga bermain bola di lapangan dekat rumahnya setiap minggu.
Keluarga Tn. Sanukri memiliki kebiasaan mandi 2 kali sehari pada pagi dan sore.
Kegiatan bersih-bersih rumah seperti menyapu dilakukan 1 kali dalam sehari.
Tempat penyimpanan air dibersihkan 1 kali dalam seminggu.

Tabel 7 Faktor Internal Keluarga Tn. Sanukri

No Faktor Internal Permasalahan

1 Pola Makan Keluarga Tn. Sanukri memasak sendiri dengan


komposisi makanan berupa nasi, tahu, tempe,
ikan dan sayur. Mereka jarang mengkonsumsi
buah.

2 Pola Pencarian Apabila sakit biasanya berobat ke bidan setempat.


Pengobatan Apabila tidak sembuh juga akan ke puskesmas.

3 Kebiasaan Tn. Sanukri merupakan perokok dengan


Merokok konsumsi rokok 1 - 2 bungkus per hari dan sering
merokok diluar rumah.

4 Olahraga Keluarga Tn. Sanukri terbiasa berolahraga main


bola setiap minggunya.

5 Pengelolaan Pengelolaan sampah keluarga Tn. Sanukri


Sampah biasanya di bakar di halaman sekitar rumah.

Adapun faktor eksternal yang ada pada keluarga Tn. Sanukri dapat dilihat pada Tabel 8

Tabel 8 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Sanukri

No Kriteria Masalah

1 Luas bangunan Berukuran 10 m x 8 m

32
No Kriteria Masalah

2 Ruangan dalam Rumah tidak bertingkat, terdiri dari 3 kamar tidur, ruang
rumah tamu, 2 dapur dan 1 kamar mandi

3 Ventilasi Ventilasi di rumah tersebut hanya di atas pintu depan. Di


rumah tersebut memiliki 1 pintu utama, 1 pintu belakang
di area dapur, 4 jendela dan lubang ventilasi di atas pintu
depan.

4 Pencahayaan Cahaya matahari dapat masuk melalui jendela dan


ventilasi. Terdapat 1 lampu berwarna putih pada setiap
ruangan

5 MCK Memiliki jamban, bak mandi yang terletak di luar rumah

6 Sumber air Menggunakan air jetpump untuk kegiatan sehari hari dan
air galon isi ulang untuk air minum

7 Saluran Limbah rumah tangga dibuang ke selokan belakang


pembuangan rumah

8 Tempat Sampah rumah tangga dibuang di halaman rumah yang


pembuangan akan ditumpuk terlebih dahulu sebelum di bakar di
sampah halaman rumah

9 Merokok Tidak ada keluarga yang merokok

J. Daftar Masalah Keluarga Tn. Sanukri


1) Masalah Medis
a. Saat ini Tn. Sanukri dan keluarga tidak ada keluhan
2) Masalah Non-Medis
a. Tidak memenuhi kriteria rumah sehat
b. Kebiasaan merokok
c. Pengelolaan sampah kurang baik dan kebiasaan membakar sampah

1.5.2 Profil Keluarga Tn. Asmaya


A. Data Profil Keluarga Tn. Asmaya
Keluarga Tn. Asmaya bertempat tinggal di Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Tn. Asmaya tinggal di rumah tersebut
bersama istrinya. Tn. Asmaya memiliki empat orang anak diantaranya dua anak
laki-laki dan dua anak perempuan. Dua anak perempuan dan satu anak laki – laki
nya sudah menikah dan tidak tinggal bersama Tn. Asmaya.

33
Tabel 9 Data Dasar Keluarga Tn.Asmaya
No Nama Status Jenis Usia Pendidikan Pekerjaan
Keluarga Kelamin Terakhir

1 Tn. Kepala Laki-laki 55 tahun SD Petani


Asmaya Keluarga
2 Ny. Sayana Istri Perempuan 50 tahun SD IRT
3 An. Yanto Anak Laki-laki 18 tahun SMP Kurir
lumpia

Tn. Asmaya berusia 55 tahun merupakan seorang petani dan istrinya, Ny.
Sayana berusia 50 tahun merupakan seorang Ibu Rumah Tangga. Pendapatan
keluarga Tn. Asmaya berasal dari hasil bertani dengan penghasilan kurang lebih
berkisar Rp5.000.000,00,- setiap kali panen. Tn. Asmaya tidak memiliki
pendapatan tetap setiap bulan dan hanya mendapatkan pendapatan dari hasil
panen per 6 bulan.
B. Bangunan Tempat Tinggal
Keluarga Tn. Asmaya tinggal dirumah milik pribadi dengan luas tanah sekitar
120 m2 dan luas bangunan 7 x 4 m. Bangunan tempat tinggal terdiri atas 1 lantai
tidak bertingkat dan terdiri dari satu ruang tamu 2 x 3 m, dua kamar tidur
masing-masing berukuran 3 x 2 m, satu kamar mandi 1 x 2 m dan satu dapur 2 x
2 m. Ruang tamu dan kamar berlantaikan keramik dengan dinding yang terbuat
dari batu bata dan semen yang di cat dan beratapkan asbes.
Rumah ini memiliki jendela pada masing-masing ruangan namun keluarga Tn.
Asmaya jarang membuka jendelanya. Ventilasi biasanya berasal dari pintu
depan, pintu samping. Rumah ini memiliki 2 pintu utama di depan dan di
belakang serta 2 pintu untuk masing-masing kamar tidur. Terdapat masing-
masing 1 lampu berwarna putih dari setiap kamar dan terdapat 1 lampu berwarna
putih di ruang tengah. Dapur dan kamar mandi memiliki satu lampu.
Keluarga ini memiliki 1 kamar mandi sekaligus jamban yang berada di dalam
rumah, tidak beratap, dinding tidak kedap air, dan letaknya bersebelahan dengan
dapur, dan tidak memiliki pintu. Tempat cuci baju dan cuci piring menjadi satu
di lahan depan kamar mandi. Untuk saluran pembuangan dialirkan ke selokan
belakang rumah dan tidak memiliki septic tank. Keluarga Tn. Asmaya
mempunyai tempat penampungan air pribadi di rumahnya.

34
Skor rumah sehat Tn. Asmaya adalah 812, yang berarti <1068 dikategorikan
sebagai rumah tidak sehat.

4m

Kamar
Dapur mandi
2x2 m2 2x1 m2

Ruang Tamu
7 Kamar Tidur I
m 2x3 m2 3x2 m2

Kamar Tidur
II
3x2 m2

Gambar 14 Denah Rumah Tn. Asmaya

C. Lingkungan Pemukiman
Rumah keluarga Tn. Asmaya terletak di pemukiman padat penduduk. Pengelolaan
sampah keluarga Tn. Asmaya biasanya sampah dikumpul disamping rumah dan di
buang ke depan gang yang terdapat tong sampah besar.

D. Pola Makan
Keluarga Tn. Asmaya rata-rata makan 2 kali sehari, yaitu pagi menjelang siang
dan sore hari. Makanan sehari-hari dimasak sendiri antara lain nasi, tahu, tempe,
sayur. Keluarga Tn. Asmaya juga jarang mengkonsumsi buah, karena kendala
biaya. Biasanya Keluarga Tn. Asmaya biasanya menggunakan air jetpump yang di
masak untuk diminum. Keluarga Tn. Asmaya selalu mencuci tangan
menggunakan air mengalir sebelum dan sesudah makan, namun terkadang lupa
menggunakan sabun.

35
E. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Saat ini tidak ada yang sedang hamil di rumah Tn. Asmaya. Anak Tn. Asmaya
lahir secara spontan dibantu oleh paraji. Pada saat istrinya mengandung tidak
pernah kontrol kehamilannya. Tn. Asmaya mengatakan anaknya tidak diberikan
imunisasi secara lengkap namun anaknya mendapatkan ASI eksklusif hingga usia
2 tahun.

F. Kebiasaan Berobat
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga Tn. Asmaya biasanya membeli
obat di warung, sangat jarang berobat ke klinik atau ke puskesmas sekitar.
Menurut keluarga Tn. Asmaya, setelah minum obat warung biasanya sakit yang
diderita sembuh.
G. Penyakit Saat Ini
Pada saat ini Tn. Sanukri dan keluarga dalam keadaan sehat
H. Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes, asam urat, kolesterol, tumor atau
kanker, tidak ada pada keluarga Tn. Asmaya.
I. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
Kegiatan sehari-hari Tn. Asmaya tidak menentu terkadang ia ke sawah untuk
bertani. Namun apabila tidak bertani Tn. Asmaya biasanya hanya bersantai di
rumah. Tn. Asmaya merupakan seorang perokok dengan konsumsi rokok sekitar 2
bungkus setiap hari. Tn Asmaya lebih sering merokok di luar rumah dibandingkan
di dalam rumah. Tn. Asmaya sudah merokok sejak usia muda, kurang lebih
merokok sudah lebih dari 40 tahun. Tn. Asmaya mengaku tidak pernah lepas dari
rokok, selalu merokok setiap hari, karena Tn. Asmaya merasa apabila tidak
merokok ia menjadi pusing dan mulutnya terasa pahit. Tn. Asmaya tidak pernah
mengkonsumsi alcohol. Tn. Asmaya dan istri juga rutin mengkonsumsi kopi
setiap hari 1 gelas.
Tn. Asmaya dan Ny. Sayana tidak pernah melakukan kegiatan olahraga, karena
dianggap bertani sudah merupakan bagian dari olahraga sehari-hari. Selain itu,
Ny. Sayana juga mengatakan bahwa setiap hari membersihkan rumah sehingga
kegiatan tersebut juga dianggap berolahraga.

36
Tabel 10 Faktor Internal Keluarga Tn. Asmaya

No Faktor Internal Permasalahan

1 Pola Makan Keluarga Tn. Asmaya memasak sendiri dengan


komposisi makanan berupa nasi, tahu, tempe, dan
sayur. Jarang mengkonsumsi buah

2 Pola Pencarian Apabila sakit biasanya membeli obat di warung.


Pengobatan Sangat jarang mencari pertolongan ke dokter.

3 Kebiasaan Tn. Asmaya merupakan perokok aktif dengan


Merokok konsumsi rokok 2 bungkus setiap hari. Tn. Asmaya
mengaku apabila tidak merokok ia merasa pusing dan
mulutnya terasa pahit.

4 Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah keluarga Tn. Asmaya biasanya


di kumpul di samping rumah dan setelah penuh
dibuang di depan gang di tong besar

5 Perilaku cuci tangan Tn. Asmaya dan istri mencuci tangan sebelum makan
dan setelah makan menggunakan sabun

6 Kebiasaan olahraga Tn. Asmaya tidak terbiasa dengan olahraga karena


menurutnya pekerjaannya di sawah sudah termasuk
berolahraga. Keluarga Tn. Asmaya tidak terbiasa
berolahraga hanya melakukan aktivitas ringan seperti
membereskan rumah.

7 Kebiasaan Ny. Sayana setiap hari membersihkan rumah.


membersihkan
rumah

Adapun faktor eksternal yang ada pada keluarga Tn. Asmya dapat dilihat pada Tabel 11

Tabel 11 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Asmaya

No Kriteria Masalah

1 Luas bangunan Luas tanah sekitar 120 m 2 dan luas bangunan 7 x 4


dengan lantai keramik pada ruang tamu dan kamar,
dan berdinding batu bata dengan semen.

2 Ruangan dalam Rumah tidak bertingkat terdiri dari satu ruang tamu,
rumah dua kamar tidur, satu kamar mandi dan satu dapur.

3 Ventilasi Ventilasi rumah ini memiliki jendela pada masing-


masing ruangan namun jarang dibuka. Ventilasi
didapatkan dari pintu depan serta pintu samping
rumah.

4 Pencahayaan Terdapat masing-masing 1 lampu berwarna putih dari


setiap kamar dan terdapat 1 lampu berwarna putih di

37
No Kriteria Masalah

ruang tengah. Dapur dan kamar mandi memiliki


lampu.

5 MCK Memiliki jamban dan bak mandi yang terletak


didalam rumah, namun tidak beratap dan dinding
tidak kedap air. Toilet keluarga Tn. Asmaya terletak
bersebelahan dengan dapur, sehingga udara yang
tersebar berada dalam ruang lingkup yang sama.

6 Sumber air Menggunakan air dari jetpump untuk kegiatan sehari


hari dan air dimasak untuk air minum

7 Saluran pembuangan Limbah rumah tangga dibuang ke selokan belakang


rumah

8 Tempat pembuangan Sampah rumah tangga dibuang di samping rumah


sampah yang akan ditumpuk terlebih dahulu sebelum di buang
ke depan gang.

9 Luas bangunan Luas tanah sekitar 120 m 2 dan luas bangunan 7 x 4


dengan lantai keramik pada ruang tamu dan kamar,
dan berdinding batu bata dengan semen.

J. Daftar Masalah Keluarga Tn. Asmaya


1) Masalah Medis Saat ini
Saat ini Tn. Asmaya dan keluarga tidak ada keluhan
2) Masalah Non-Medis
a. Jarang berolahraga
b. Kebiasaan Merokok
c. Pengelolaan sampah kurang baik
d. Pola makan tidak sesuai gizi seimbang
e. Mencuci tangan belum sesuai standar WHO
f. Tidak memenuhi kriteria rumah sehat

1.5.3 Profil Keluarga Tn. Wani


A. Data Profil Tn. Wani
Keluarga Tn. Wani bertempat tinggal di Kampung Jeruk Purut, Desa Pasir Ampo,
Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Tn. Wani tinggal di
rumah tersebut bersama istri dan 2 orang anak.

Tabel 12 Data Dasar Keluarga Tn. Wani

38
No Nama Status Jenis Usia Pendidikan Pekerjaan
Keluarga Kelamin Terakhir

1 Tn. Wani Kepala Laki-laki 19 tahun Tidak Buruh


Keluarga sekolah
2 Ny. Istri Perempuan 35 tahun Tidak IRT
Nursari sekolah
3 An. Anak Laki-laki 4 tahun - -
Ridwan
4 An. Diki Anak Laki-laki 6 bulan - -

B. Bangunan Tempat Tinggal


Keluarga Tn. Wani tinggal di rumah milik pribadi dengan luas tanah sekitar 80
m² dan luas bangunan berukuran 6 m x 7 m. Bangunan tempat tinggal Tn. Wani
tidak memiliki pagar. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat, terbuat dari
triplek dan kayu beralaskan tanah serta beratapkan genting.
Bagian dalam rumah keluarga Tn. Wani terdapat 1 ruang tamu 2 x 3 m, 2 kamar
tidur dengan 2 kamar tidur diantaranya berukuran 3 x 2 m yang masing-masing
digunakan oleh Tn. Wani dan Ny. Nursari beserta kedua anaknya, 1 kamar mandi
1 x 2 m, 1 dapur berukuran 1 x 4 m. Setiap kamar tidak tersedia jendela. Jendela
pada rumah Tn. Wani berjumlah 1 buah yang hanya terdapat pada bagian depan
rumah. Sirkulasi udara dan cahaya matahari hanya didapatkan dari 1 pintu masuk
di depan rumah karena jendela yang ada tidak pernah dibuka oleh keluarga Tn.
Wani. Terdapat 1 lampu berwarna putih yang bisa menerangi seluruh ruangannya.
Keluarga ini memiliki 1 kamar mandi sekaligus jamban yang berada di dalam
rumah dan terletak berdekatan dengan dapur. Kamar mandi tidak memiliki pintu
dan beralaskan tanah. Untuk saluran pembuangan air cucian dialirkan ke selokan
terbuka dan jamban tidak memiliki septic tank. Tn. Wani memperoleh air dari
jetpump dan dimasak untuk diminum.
Pembuangan sampah pada rumah keluarga Tn. Wani terdapat di lahan sebelah
kanan rumahnya, ketika sampah sudah menumpuk biasanya keluarga Tn. Wani
membakarnya sekitar seminggu sekali.
Skor rumah sehat Tn. Wani adalah 418, yang berarti <1068 dikategorikan
sebagai rumah tidak sehat.

39
6
m

Kamar
mandi
1x2 m2 Dapur
1x4 m2

Ruang Tamu
7m 2x3 m2
Kamar Tidur I
3x2 m2

Kamar Tidur II
3x2 m2

Gambar 15 Denah Rumah Tn. Wani

C. Lingkungan Pemukiman
Keluarga Tn. Wani tinggal di daerah pemukiman padat penduduk. Bagian depan
rumah terdapat teras, bagian samping kanan rumah terdapat tempat pembakaran
sampah, bagian samping kiri dan belakang rumah terdapat rumah tetangga.
D. Pola Makan
Keluarga Tn. Wani rata-rata makan 2 kali sehari, yaitu pagi menuju siang dan
sore. Makanan sehari-hari dimasak sendiri antara lain nasi, dengan lauk tersering
tahu. Keluarga Tn. Wani jarang sekali memasak daging sapi, namun sesekali
memasak daging ayam. Keluarga Tn. Wani jarang sekali mengkonsumsi buah-
buahan yaitu sekitar 1 – 2 kali sebulan. Keluarga Tn. Wani biasanya
menggunakan air jetpump untuk mencuci piring dan makanan serta menggunakan
untuk minum. Keluarga Tn. Wani selalu mencuci tangan menggunakan air
mengalir sebelum dan sesudah makan dengan menggunakan sabun namun tidak
dengan cara WHO.
E. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak

40
Saat ini tidak ada yang sedang hamil di keluarga Tn. Wani. Anak Tn. Wani lahir
secara spontan dibantu bidan. Istri Tn. Wani telah melahirkan 2 orang anak laki –
laki. Ny. Nursari mengatakan kontrol kehamilannya ke bidan. Ny. Nursari juga
mengatakan imunisasi anaknya tidak lengkap. Anak Ny. Nursari diberikan ASI
hingga anaknya berusia 2 tahun. Ny. Nursari sedang menjalani KB jenis suntik
yang digunakan selama 3 minggu satu kali.
F. Kebiasaan Berobat
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga Tn.Wani biasanya membeli obat
di warung dan membaik dengan sendirinya sehingga jarang sekali pergi ke
puskesmas.
G. Penyakit Saat Ini
Pada saat ini Tn. Wani dan keluarga dalam keadaan sehat
H. Riwayat Penyakit
Ny. Nursari memiliki riwayat penyakit vertigo.
I. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
Kegiatan sehari-hari Tn. Wani membuat kulit lumpia, Tn. Wani merupakan
seorang perokok aktif dengan konsumsi rokok mencapai sekitar 1 bungkus selama
dua hari. Tn. Wani lebih sering merokok di luar rumah dibandingkan di dalam
rumah. Keluarga Tn. Wani tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan tidak pernah
berolahraga
Keluarga Tn. Wani mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun dan
masing-masing anggota keluarga menggunakan handuk serta sikat gigi pribadi.
Keluarga Tn. Wani. Keluarga Tn. Wani juga mengatakan jarang membersihkan
rumahnya setiap hari.
Tn. Asmaya dan Ny. Sayana tidak pernah melakukan kegiatan olahraga, karena
dianggap bertani sudah merupakan bagian dari olahraga sehari-hari. Selain itu,
Ny. Sayana juga mengatakan bahwa setiap hari membersihkan rumah sehingga
kegiatan tersebut juga dianggap berolahraga.

Tabel 13 Faktor Internal Keluarga Tn. Asmaya

No Faktor Internal Permasalahan

1 Pola Makan Keluarga Tn.Wani memasak sendiri dengan komposisi


makanan berupa nasi,tahu. Mereka jarang sekali
mengkonsumsi daging sapi atau buah.

41
No Faktor Internal Permasalahan

2 Pola Pencarian Apabila sakit biasanya keluarga Tn.Wani membeli obat


Pengobatan di warung. Mereka jarang sekali berobat ke bidan atau
puskesmas setempat.

3 Kebiasaan Tn.Wani merokok sebanyak satu bungkus selama dua


Merokok hari

4 Olahraga Keluarga Tn.Wani tidak terbiasa berolahraga

5 Pengelolaan Pengelolaan sampah keluarga Tn.Wani biasanya dibakar


Sampah di lahan samping kanan rumah.

6 Pemeriksaan Ny.Nursari melakukan pemeriksaan rutin ke bidan


Antenatal dan Riwayat imunisasi keluarga Ny. Sari tidak lengkap.
Riwayat
Imunisasi

7 Kebiasaan Keluarga Tn.Wani tidak membersihkan rumahnya setiap


Membersihkan hari.
Rumah

Adapun faktor eksternal yang ada pada keluarga Tn. Wani dapat dilihat pada Tabel 14

Tabel 14 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Wani

No Kriteria Masalah

1 Luas Bangunan Luas tanah sekitar 80 m2 dan luas bangunan 6 m x 7 m


dengan beralaskan tanah serta beratap genting.

2 Ruangan Rumah tidak bertingkat terdiri dari 1 ruang tamu 2 x 3 m, 2


dalam rumah kamar tidur dengan ukuran 3 x 2 m, 1 kamar mandi 1 x 2
m, 1 dapur berukuran 1 x 4 m.

3 Ventilasi Tn. Wani tidak memiliki ventilasi hanya memiliki satu


jendela di bagian depan rumah yang tidak pernah dibuka.

4 Pencahayaan Terdapat 1 lampu berwarna yang menerangi semua


ruangan

5 MCK Terdapat 1 kamar mandi sekaligus jamban yang berada di


dalam rumah dan terletak berdekatan dengan dapur. Kamar
mandi sekaligus jamban tidak memiliki pintu dan
beralaskan tanah.

6 Sumber air Menggunakan air jetpump untuk kegiatan sehari hari.

7 Saluran Limbah rumah tangga dibuang ke selokan terbuka

42
No Kriteria Masalah

pembuangan belakang rumah. Tidak memiliki septic tank.

8 Tempat Sampah rumah tangga dibuang dan ditampung terlebih


pembuangan dahulu sebelum dibakar di lahan samping kanan rumah.
sampah

9 Luas Bangunan Luas tanah sekitar 80 m2 dan luas bangunan 6 m x 7 m


dengan beralaskan tanah serta beratap genting.

J. Daftar Masalah Keluarga Tn. Wani


1) Masalah Medis Saat ini
Saat ini Tn. Wani dan keluarga tidak ada keluhan
2) Masalah Non-Medis
a. Kebiasaan merokok
b. Pola makan tidak sesuai gizi seimbang
c. Pola pencarian pengobatan tidak ke pelayanan kesehatan
d. Mencuci tangan belum sesuai standar WHO
e. Jarang berolahraga
f. Kriteria rumah sehat tidak terpenuhi
g. Tidak memenuhi kriteria rumah sehat

1.5.4 Keluarga Tn. Suminta


A. Data Profil Tn. Suminta
Keluarga Tn. Suminta bertempat tinggal di Kampung Jeruk Purut RT 09 / RW 04
Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Tn. Suminta tinggal di rumah tersebut bersama istri beserta dua anak nya.

Tabel 15 Data Dasar Keluarga Tn. Suminta


No Nama Status Jenis Usia Pendidikan Pekerjaan
Keluarga Kelamin Terakhir

1 Tn. Suminta Kepala Laki-laki 47 tahun SMP Ojek


Keluarga motor
2 Ny. Sumarni Istri Perempua 40 tahun SMP IRT
n
3 An. Susi Anak Perempua 20 tahun SD Tidak
n bekerja

43
4 An. Sunandar Anak Laki-laki 6 tahun Belum Tidak
sekolah bekerja

Tn. Suminta berusia 47 tahun merupakan seorang ojek motor. Pendapatan


keluarga Tn. Nadi berasal dari Tn. Nadi dengan penghasilan berkisar Rp. 50.000
– 70.000 per hari dari hasil bekerja sebagai ojek motor. Istri Tn. Suminta
bernama Ny. Sumarni berusia 40 tahun merupakan seorang ibu rumah tangga.
Anak Tn. Suminta bernama Susi berusia 20 tahun dan tidak bekerja serta
Sunandar berusia 6 tahun dan belum sekolah.
B. Bangunan Tempat Tinggal
Keluarga Tn. Suminta tinggal di sebuah bangunan rumah milik orang tua Ny.
Sumarni dengan luas tanah sekitar 50 m2 dan luas bangunan berukuran 5 m x 7 m.
Di rumah tersebut memiliki 2 kamar tidur, ruang tamu, dapur, gudang, dan kamar
mandi. Ruang tamu berukuran 2 x 5 m, dua kamar tidur masing-masing berukuran
3 x 2 m, kamar mandi berada di dalam rumah dengan ukuran kamar mandi
berukuran 2 x 2 m dan dapur berada tepat depan kamar mandi dengan ukuran 3 x
2 m. Ruangan di dalam rumah berlantaikan keramik dengan dinding yang terbuat
dari batu bata dan semen yang Sebagian di cat Sebagian tidak dan beratapkan
asbes. Rumah ini terletak di dalam gang dengan bagian depan dan samping kanan
terdapat teras dan halaman kosong di sebelah kiri.
Di rumah tersebut memiliki 1 pintu utama, 1 pintu samping di area ruang
keluarga, 7 jendela dan lubang ventilasi pada ruang keluarga, masing-masing 2
jendela dan ventilasi di kamar tidur. dan 2 jendela dan ventilasi di dapur. Ventilasi
di rumah tersebut terdapat di atas pintu dan jendela, tetapi 3 jendela di ruang tamu
tersebut jarang dibuka namun cahaya matahari dan udara dapat masuk melalui
jendela.
Kamar mandi sekaligus jamban memiliki pintu. Kamar mandi digunakkan untuk
mandi, membuang air dan mencuci baju. Untuk saluran pembuangan dialirkan ke
selokan yang bermuara di sumur belakang rumah.
Keluarga Tn. Suminta memiliki sumber air bersih. Untuk mendapatkan sumber
air bersih Tn. Suminta menggunakan jet pump. Air tersebut digunakan sebagai
sumber untuk keperluan mandi dan memasak serta untuk keperluan mencuci baju.
Untuk keperluan minum keluarga Tn. Suminta menggunakan air galon. Keluarga

44
Tn. Suminta mengatakan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan,
setelah buang air, serta setelah membuang sampah dengan air mengalir dan selalu
mengunakan sabun.
Skor rumah sehat Tn. Suminta adalah 822, yang berarti <1068 dikategorikan
sebagai rumah tidak sehat.

Dapur Kamar
Mandi

Gudang Lokasi
Bakar
7M Sampah
Ruang Kamar
Keluarg Tidur 2
a
Kamar
Tidur 1

5M
Gambar 16 Denah Rumah Tn. Suminta

C. Lingkungan Pemukiman
Rumah keluarga Tn. Suminta terletak di pemukiman padat penduduk. Bagian
depan dan samping kanan rumah terdapat teras. Pengelolaan sampah keluarga Tn.
Suminta biasanya sampah ditumpuk hingga penuh dan dibakar setiap hari di
halaman disekitar rumah.
D. Pola Makan

45
Keluarga Tn. Suminta rata-rata makan 3 kali sehari, yaitu pagi, siang dan malam.
Makanan sehari-hari dimasak sendiri antara lain nasi, tahu, tempe, sayur dan
terkadang memasak ikan dan ayam dua atau tiga kali dalam seminggu. Keluarga
Tn. Suminta jarang mengonsumsi buah karena keterbatasan biaya. Keluarga Tn.
Suminta biasanya menggunakan air yang bersumber dari jet pump untuk
mencuci piring serta menggunakan air galon untuk minum. Keluarga Tn.
Suminta selalu mencuci tangan menggunakan air mengalir dengan sabun
sebelum dan sesudah makan.
E. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Saat ini tidak ada yang hamil di rumah Tn. Suminta. Kedua anak Tn. Suminta
lahir secara spontan dibantu bidan di rumah. Pada saat istrinya mengandung rutin
kontrol kehamilannya di bidan. Ny. Sumarni mengatakan anaknya melakukan ASI
eksklusif hingga anaknya berusia 2 tahun namun jarang diberikan imunisasi.
F. Kebiasaan Berobat
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga Tn. Suminta biasanya membeli
obat di warung. Apabila tidak sembuh mereka akan pergi ke puskesmas terdekat.
G. Penyakit Saat Ini
Pada saat ini Tn. Sanukri dan keluarga dalam keadaan sehat
H. Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit seperti diabetes, riwayat stroke, hipertensi atau TB tidak
didapatkan.
I. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
Kegiatan sehari-hari Tn. Suminta bekerja sebagai ojek motor dari jam 10 pagi
sampai 8 malam. Tn. Suminta merupakan seorang perokok dengan konsumsi
rokok sekitar 2-3 bungkus per hari. Tn Suminta lebih sering merokok di luar
rumah tepatnya di teras rumah. Tn. Suminta terbiasa jalan pagi mengelilingi
kampungnya 3 kali seminggu. Tn. Suminta rutin mengkonsumsi kopi atau teh
setiap paginya untuk sarapan. Keluarga Tn. Suminta tidak terbiasa berolahraga
hanya melakukan aktivitas ringan seperti membereskan rumah. Keluarga Tn.
Suminta memiliki kebiasaan mandi 2 kali sehari pada pagi dan sore. Kegiatan
bersih-bersih rumah seperti menyapu dilakukan 1 kali dalam sehari. Tempat
penyimpanan air dibersihkan 2 kali dalam seminggu.
Tabel 16 Faktor Internal Keluarga Tn. Suminta

46
No Faktor Internal Permasalahan

1 Pola Makan Keluarga Tn. Suminta


memasak sendiri
dengan komposisi
makanan berupa nasi,
tahu, tempe, ikan,
ayam dan sayur.
Keluarga Tn. Suminta
jarang mengonsumsi
buah.

2 Pola Pencarian Apabila sakit biasanya


Pengobatan membeli obat di
warung. Apabila tidak
sembuh akan ke
puskesmas terdekat.

3 Kebiasaan Merokok Tn. Suminta


merupakan perokok
dengan konsumsi
rokok 2-3 bungkus per
hari dan sering
merokok di teras
rumah.

4 Olahraga Keluarga Tn. Suminta


tidak terbiasa
berolahraga hanya
melakukan aktivitas
ringan seperti
membereskan rumah.

5 Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah


keluarga Tn. Suminta
biasanya di bakar di
halaman sekitar rumah
setiap harinya.

Adapun faktor eksternal yang ada pada keluarga Tn. Suminta dapat dilihat pada Tabel 17

Tabel 17 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Suminta

No Kriteria Masalah

1 Luas bangunan berukuran 5 m x 7 m

2 Ruangan dalam Rumah tidak bertingkat, terdiri dari 2 kamar tidur, ruang
rumah tamu, dapur, gudang dan kamar mandi

3 Ventilasi Ventilasi di rumah tersebut terdapat di atas pintu dan


jendela. Di rumah tersebut memiliki 1 pintu utama, 1 pintu

47
No Kriteria Masalah

samping di daerah ruang keluarga, 7 jendela dan lubang


ventilasi pada ruang keluarga, masing-masing 2 jendela
dan ventilasi di kamar tidur. dan 2 jendela dan ventilasi di
dapur.

4 Pencahayaan Cahaya matahari dapat masuk melalui jendela dan


ventilasi. Terdapat 1 lampu berwarna putih pada setiap
ruangan

5 MCK Memiliki jamban, bak mandi yang terletak didalam rumah

6 Sumber air Menggunakan air jet pump untuk kebutuhan sehari hari
dan air galon untuk air minum

7 Saluran Limbah rumah tangga dibuang ke saluran yang bermuara


pembuangan ke sumur belakang rumah

8 Tempat Sampah rumah tangga dibuang di halaman rumah yang


pembuangan akan ditumpuk terlebih dahulu sebelum di bakar di
sampah halaman rumah setiap harinya

J. Daftar Masalah Keluarga Tn. Suminta


1) Masalah Medis
a. Saat ini Tn. Suminta dan keluarga tidak ada keluhan
2) Masalah Non-Medis
a. Tidak memenuhi kriteria rumah sehat
b. Kebiasaan merokok
c. Pengelolaan sampah kurang baik dan kebiasaan membakar sampah
d. Pola makan tidak sesuai gizi seimbang
e. Jarang berolahraga

1.5.5 Keluarga Tn. Rohadi


A. Data Profil Tn. Rohadi
Keluarga Tn. Rohadi bertempat tinggal di Kampung Jeruk Purut RT 009 / RW
004 Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten. Tn. Rohadi tinggal di rumah tersebut bersama istri beserta satu anak nya.

Tabel 18 Data Dasar Keluarga Tn. Rohadi


No Nama Status Jenis Usia Pendidikan Pekerjaan
Keluarga Kelamin Terakhir

1 Tn. Rohadi Kepala Laki-laki 25 tahun SMP Buruh


Keluarga pabrik

48
2 Ny. Arsanih Istri Perempua 23 tahun SMP IRT
n
3 An. Sanusi Anak Laki-laki 2 tahun - -

Tn. Rohadi berusia 25 tahun merupakan seorang buruh pabrik produksi minyak
sayur. Pendapatan keluarga Tn. Rohadi tidak menentu terkadang dapat mencapai
Rp. 2.500.000 per bulan dari hasil bekerja. Istri Tn. Roadi bernama Ny. Arsanih
berusia 23 tahun merupakan seorang ibu rumah tangga dan tidak bekerja. Anak Tn.
Rohadi bernama Sanusi berusia 2 tahun.
B. Bangunan Tempat Tinggal
Keluarga Tn. Rohadi tinggal di sebuah bangunan rumah milik pribadi dengan
luas tanah sekitar 100 m2 dan luas bangunan berukuran 10 m x 8 m. Di rumah
tersebut memiliki 1 kamar tidur, ruang tamu, dapur dan 1 kamar mandi. Ruang
tamu berukuran 2 x 3 m, satu kamar tidur berukuran 2 x 2 m, kamar mandi berada
di bagian belakang rumah dengan ukuran kamar mandi berukuran 2 x 3 m dan
dapur berada sebelum kamar mandi dengan ukuran 2 x 4 m. Ruangan di dalam
rumah berlantaikan keramik dengan dinding yang terbuat dari triplek dan kayu
yang di cat. Atap rumah berupa triplek beratapkan langsung genteng. Bagian
depan rumah terdapat teras dan halaman kosong.
Di rumah tersebut memiliki 1 pintu utama, 1 pintu belakang menuju kamar
mandi, 4 jendela dan lubang ventilasi di atas pintu depan. Ventilasi di rumah
tersebut terdapat diatas pintu, dan dari bagian belakang rumah yang ditutupi
dinding yang terbuat dari anyaman triplek dan terdapat ventilasi.
Kamar mandi sekaligus jamban memiliki pintu. Kamar mandi digunakkan untuk
mandi, membuang air dan mencuci baju. Untuk saluran pembuangan dialirkan ke
selokan dan memiliki septic tank yang terletak di belakang rumah.
Skor rumah sehat Tn. Rohadi adalah 548, yang berarti <1068 dikategorikan
sebagai rumah tidak sehat.

10 m

Kamar mandi
2x3 m2
Dapur
2x4 m2

49
Ruang Tamu
8
m 2x3 m2
Kamar Tidur
II
2x2 m2

Gambar 17 Denah Rumah Tn. Rohadi

C. Lingkungan Pemukiman
Rumah keluarga Tn. Rohadi terletak di pemukiman padat penduduk. Bagian
depan rumah terdapat teras dan halaman yang gersang. Pengelolaan sampah
keluarga Tn. Rohadi biasanya ditumpuk dan dibuang ke empang yang berada
dibelakang rumah.
D. Pola Makan
Keluarga Tn. Rohadi rata-rata makan 3 kali sehari, yaitu pagi, siang dan malam.
Makanan sehari-hari dimasak sendiri antara lain nasi dengan sayur dan lauk
berupa ikan asin atau tahu tempe dan terkadang memasak ayam satu atau dua kali
dalam seminggu. Keluarga Tn. Rohadi jarang mengkonsumsi buah. Keluarga Tn.
Rohadi menggunakan air gallon isi ulang untuk minum. Keluarga Tn. Rohadi
selalu mencuci tangan menggunakan air mengalir sebelum dan sesudah makan,
dan menggunakan sabun.
E. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Saat ini tidak ada yang hamil di rumah Tn. Rohadi. Anak Tn. Rohadi lahir secara
spontan dibantu dokter di Rumah Sakit. Pada saat istrinya mengandung rutin
kontrol kehamilannya di bidan. Tn. Rohadi mengatakan anaknya diberikan
imunisasi secara tidak lengkap dan anaknya mendapat susu formula sejak lahir
serta tidak diberikan ASI eksklusif.
F. Kebiasaan Berobat
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga Tn. Rohadi biasanya berobat ke
bidan dekat rumahnya.

50
G. Penyakit Saat Ini
Pada saat ini Tn. Rohadi dan keluarga dalam keadaan sehat
H. Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit seperti diabetes, riwayat stroke, hipertensi atau TB tidak
didapatkan.
I. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
Kegiatan sehari-hari Tn. Rohadi selalu bekerja, kalau sedang libur biasanya di
habiskan untuk kumpul dengan keluarga. Tn. Rohadi terbiasa olahraga jalan kaki
pagi dan sore disekitar desa setiap minggu. Keluarga Tn. Rohadi memiliki
kebiasaan mandi 2 kali sehari pada pagi dan sore. Kegiatan bersih-bersih rumah
seperti menyapu dilakukan 1 kali dalam sehari. Tempat penyimpanan air
dibersihkan 1 kali dalam sebulan.

Tabel 19 Faktor Internal Keluarga Tn. Rohadi

No Faktor Internal Permasalahan

1 Pola Makan Keluarga Tn. Rohadi


memasak sendiri
dengan komposisi
makanan berupa nasi,
ikan asin, tahu tempe.
Keluarga Tn. Rohadi
jarang mengonsumsi
buah.

2 Pola Pencarian Apabila sakit biasanya


Pengobatan Tn. Rohadi berobat ke
bidan setempat dengan
jalan kaki.

3 Kebiasaan Merokok Keluarga Tn. Rohadi


bukan merupakan
seorang perokok.

4 Olahraga Keluarga Tn. Rohadi


terbiasa berolahraga
jalan pagi dan sore.

5 Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah


keluarga Tn.Rohadi
biasanya di buang ke
empang belakang
rumah.

51
Adapun faktor eksternal yang ada pada keluarga Tn. Rohadi dapat dilihat pada Tabel 20

Tabel 20 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Rohadi

No Kriteria Masalah

1 Luas bangunan berukuran 10 m x 8 m

2 Ruangan dalam Rumah tidak bertingkat, terdiri dari 1 kamar tidur, ruang
rumah tamu, dapur dan 1 kamar mandi

3 Ventilasi Ventilasi di rumah tersebut terdapat diatas pintu depan. Di


rumah tersebut memiliki 1 pintu utama, 1 pintu belakang di
kamar mandi untuk akses ke bagian halaman belakang
rumah, 4 jendela dan lubang ventilasi di atas pintu depan
dan kamar mandi

4 Pencahayaan Cahaya matahari dapat masuk melalui jendela dan


ventilasi. Terdapat 1 lampu berwarna putih pada setiap
ruangan

5 MCK Memiliki jamban, bak mandi yang terletak dibelakang


rumah

6 Sumber air Menggunakan air jetpump untuk kegiatan sehari hari dan
air galon isi ulang untuk air minum

7 Saluran Limbah rumah tangga dibuang ke selokan belakang rumah


pembuangan

8 Tempat Sampah rumah tangga dibuang di empang belakang


pembuangan halaman rumah
sampah

J. Daftar Masalah Keluarga Tn. Rohadi


1) Masalah Medis
a. Saat ini Tn. Rohadi dan keluarga tidak ada keluhan
2) Masalah Non-Medis
a. Tidak memenuhi kriteria rumah sehat
b. Pengelolaan sampah kurang baik dan kebiasaan membuang sampah
sembarangan
c. Jarang berolahraga

1.6 Menentukan Area Masalah


Dari beberapa rumusan masalah keluarga binaan yang didapat, masalah terbesar yang
menjadi usulan untuk diangkat menjadi area masalah antara lain:

52
A. Masalah Medis:
1) Satu dari lima keluarga binaan mempunyai riwayat vertigo
B. Masalah Non - Medis:
1) Kelima keluarga binaan tidak memenuhi komponen rumah sehat karena
didapatkan luas ventilasi <10% dari luas lantai, jendela jarang dibuka, bahan
lantai tidak kedap air, ventilasi berdebu, perilaku pembuangan sampah kurang
baik.
2) Empat dari lima keluarga binaan memiliki pengelolaan sampah kurang baik dan
membakar sampah
3) Empat dari lima keluarga binaan memiliki kebiasaan merokok
4) Tiga dari lima keluarga binaan jarang berolahraga
1.7 Area Masalah Sebagai Diagnosis Komunitas
Terdapat 2 metode yang dapat digunakan untuk menentukan area masalah yaitu metode
Delbeq dan metode Delphi. Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang
dibuat oleh suatu kelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama. Proses penetapan
Metode Delphi dimulai dengan identifikasi masalah yang akan dicari penyelesaiannya.
Dari sekian masalah yang ada pada keluarga binaan, peneliti memutuskan untuk
mengangkat permasalahan mengenai Rumah Sehat pada Keluarga Binaan Desa Pasir Ampo,
Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten karena didapatkan luas ventilasi
<10% dari luas lantai, jendela jarang dibuka, bahan lantai tidak kedap air, ventilasi berdebu,
perilaku pembuangan sampah kurang baik.
Selanjutnya, dilakukan pre-survey pada keluarga binaan untuk menilai aspek
pengetahuan, sikap dan perilaku dari keluarga binaan yang berhubungan dengan masalah
tersebut.

Tabel 21 Hasil Pre-Survey

Aspek Baik (%) Buruk (%)


Pengetahuan 20 80
Sikap 80 20
Perilaku 60 40

53
Hasil dari presurvey lima keluarga binaan didapatkan memiliki pengetahuan yang
buruk mengenai rumah sehat dengan rerata sebesar 80% dan sikap buruk dengan nilai 20%,
sedangkan perilaku buruk memiliki nilai yaitu sebesar 40%

1.8 Alasan Pemilihan Area Masalah


Pemilihan area masalah didasarkan atas berbagai pertimbangan, yaitu:
1. Data Primer
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada kelima keluarga binaan
didapatkan seluruhnya memiliki karena didapatkan luas ventilasi <10% dari luas
lantai, jendela jarang dibuka, bahan lantai tidak kedap air, ventilasi berdebu,
perilaku pembuangan sampah kurang baik. Hal tersebut dikarenakan keluarga
binaan tidak pernah mendengar tentang rumah sehat. Hasil pre-survey didapatkan
pengetahuan yang buruk tentang Rumah Sehat sebesar 80%.
2. Data Sekunder
Berdasarkan data sekunder yang didapatkan dari Puskesmas Kresek pada tahun
2020, jumlah rumah di wilayah UPTD Puskesmas Kresek adalah 14.969 rumah,
jumlah rumah yang dilakukan pembinaan adalah 11.838 rumah (79,08%), sebanyak
10.626 rumah (89,76%) di antaranya telah memenuhi syarat kesehatan, tetapi
rumah keluarga binaan penulis masih masuk ke dalam kriteria rumah tidak sehat
sebanyak 1.212 (10,23%) (Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Kresek, 2020).
3. Data Tersier
Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang tahun 2018 bahwa dari
366.638 rumah yang diperiksa, sebesar 75,4% memenuhi syarat kesehatan. Upaya
penyehatan rumah yang dilakukan tahun 2018 adalah secara berkala melaksanakan
pemeriksaan rumah/ inspeksi rumah sehat, pemberdayaan masyarakat untuk
meningkatkan kepemilikan sarana sanitasi dasar dengan pemicuan STBM,
penyehatan rumah gakin dengan masalah kesehatan, pemberian stimulant
pembangunan sanitasi dasar, pelayanan klinik sanitasi dan kunjungan rumah. Dinas
Kesehatan Kabupaten Tangerang tahun 2010 menyatakan bahwa dari 217.932
rumah yang diperiksa saat melakukan inspeksi sanitasi, sebanyak 143.480 rumah
(65,84%) telah dinyatakan memenuhi syarat kesehatan dan sekitar 34,16% rumah di
Kabupaten Tangerang merupakan rumah tidak sehat yang menandakan bahwa
masih banyak warga, khususnya di Kabupaten Tangerang, yang tetap berisiko

54
berada dalam lingkungan yang tidak sehat (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Desain
Institut Sains dan Teknologi Pradita, 2020).
4. Ditinjau berdasarkan aspek agama Islam: ayat-ayat Al-Qur'an memberikan
pedoman untuk interaksi manusia dan melakukan tugas sehari-hari yang berkaitan
dengan ruang rumah. Terdapat aturan tertentu seperti menempatkan WC di toilet
menurut ajaran Islam. Menghadap WC tidak diutamakan menghadap kiblat saat
BAB/K sebagaimana disebutkan dalam hadits “Jika salah seorang dari kalian
pergi buang air besar, janganlah dia menghadap ke arah kiblat, melainkan
menghadap ke timur atau ke barat.” (Imam Ahmad an-Nasai, Sunan An-Nasai).
Posisi slang air sangat diperhatikan karena lebih disukai berada di sebelah kanan
WC sehingga keran air dapat dengan mudah digunakan dengan tangan kanan dan
membersihkan dengan tangan kiri yang merupakan cara Islam membersihkan aurat.
Untuk wastafel atau kran air sebaiknya menghadap kiblat karena sunnah
menghadap kiblat saat mengambil wudhu (Malik, Sana dan Beenish Mujahid,
2016).

55
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2 Ke
2.1 Definisi Kedokteran Komunitas
Kedokteran komunitas (community medicine) adalah cabang kedokteran yang
memusatkan perhatian kepada kesehatan anggota-anggota komunitas, dengan menekankan
diagnosis dini penyakit, memperhatikan faktor-faktor yang membahayakan (hazard)
kesehatan yang berasal dari lingkungan dan pekerjaan, serta pencegahan penyakit pada
komunitas. Kedokteran komunitas memberikan perhatian tidak hanya kepada anggota
komunitas yang sakit tetapi juga anggota komunitas yang sehat. Sebab tujuan utama
kedokteran komunitas adalah mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan anggota-
anggota komunitas. Karena menekankan upaya pencegahan penyakit, maka kedokteran
komunitas kadang-kadang disebut juga kedokteran pencegahan (preventive medicine).
Kedokteran komunitas memberikan pelayanan komprehensif dari preventif, promotif, kuratif
hingga rehabilitative (The Free Dictionary, 2010).

2.2 Teori Pengetahuan


2.2.1 Definisi Pengetahuan
Menurut Notoatmojo (2007) pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu subyek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran penciuman, rasa, dan raba.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat berperan untuk terbentuknya suatu
tindakan seseorang. Berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari
oleh pengetahuan akan lebih bertahan lama daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).
2.2.2 Tingkat Pengetahun
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) (Notoatmodjo,
2007). Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang cukup dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan, yaitu:
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

56
terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima. Oleh sebab itu, “Tahu” ini adalah merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah, kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang telah dipelajari antara lain menyabutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
mengenai obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan, contoh menyimpulkan, merencanakan, dan
sebagainya terhadap obyek yang telah dipelajari.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain. Dalam menggunakan prinsip-
prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) didalam pemecahan
masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke
dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan
masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata-kata kerja. Dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan
suatu kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria
yang telah ada.
57
2.2.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi terbagi atas dua,
yaitu faktor internal dan eksternal:

A. Faktor Internal
1. Intelegensi
Intelegensi merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang
memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Orang
berpikir menggunakan inteleknya atau pikirannya. Cepat atau tidaknya dan
terpecahkan tidaknya suatu masalah tergantung kemampuan intelegensinya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan pesan dalam komunikasi
adalah taraf intelegensi seseorang. Secara umum, dapat dikatakan bahwa
orang-orang yang lebih intelegen akan lebih mudah menerima suatu pesan.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang mempunyai taraf
intelegensi tinggi akan mempunyai pengetahuan yang baik dan sebaliknya.
2. Usia
Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun.
Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat,
seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum
cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan
kematangan jiwanya, makin tua seseorang maka makin kondusif dalam
menggunakan koping terhadap masalah yang dihadapi (Azwar, 2009).
B. Faktor Eksternal
1. Pendidikan
Tokoh pendidikan abad 20 Masehi, J. Largevelt, yang dikutip oleh
Notoatmodjo (2007) mendefinisikan bahwa pendidikan adalah setiap usaha,
pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju
kepada kedewasaan. Sedangkan GBHN Indonesia mendefinisikan bahwa
pendidikan sebagai suatu usaha dasar untuk menjadi kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
2. Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan primer ataupun sekunder, keluarga dengan
status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibanding dengan keluarga dengan

58
status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi
termasuk kebutuhan sekunder. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ekonomi dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai hal.
3. Informasi
Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai
pemberitahuan seseorang adanya informasi baru mengenai suatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal
tersebut. Pesan-pesan sugestif dibawa oleh informasi tersebut apabila arah
sikap tertentu. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggunakan
kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang berpengaruh perubahan
perilaku, biasanya digunakan melalui media massa.
4. Kebudayaan / Lingkungan
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kebudayaan adalah
sebagai pikiran, adat istiadat, sesuatu yang sudah berkembang, sesuatu yang
menjadi kebiasaan yang sukar diubah. Kebudayaan dimana kita hidup dan
dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pengetahuan kita. Apabila
dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk selalu menjaga kebersihan
lingkungan maka sangat mungkin berpengaruh dalam pembentukan sikap
pribadi atau sikap seseorang.
5. Pengalaman
Suatu objek psikologis terhadap objek tertentu untuk menjadi dasar
pembentukan sikap pengalaman pribadi dengan syarat meninggalkan kesan
yang kuat. Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman
pribadi tersebut dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan,
pengalaman akan lebih mendalam dan lama membekas.
2.2.4 Cara Memperoleh Pengetahuan
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: cara tradisional
(non-ilmiah) dan cara modern (ilmiah).

1. Cara Tradisional (Non-Ilmiah)


Cara ini dipakai untuk memperoleh pengetahuan sebelum ditemukannya metode
ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan logis. Cara penentuan
pengetahuan secara tradisional, antara lain sebagai berikut:

59
a) Coba-coba dan salah
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin
sebelum adanya peradaban. Cara ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan tersebut tidak berhasil akan dicoba dengan kemungkinan yang
lain.
b) Cara kekuasaan (Otoritas)
Prinsip dalam cara ini adalah orang lain menerima pendapat yang ditemukan
oleh orang yang mempunyai aktivitas tanpa menguji atau membuktikan
kebenaran terlebih dahulu berdasarkan fakta empiris atau berdasarkan
penalaran sendiri.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau merupakan suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan. Dilakukan dengan cara mengulang
kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang
ada pada masa lalu. Pengalaman pribadi dapat menuntun kembali seseorang
untuk menarik kesimpulan dengan benar. Untuk menarik kesimpulan dari
pengalaman dengan benar, diperlukan berpikir kritis dan logis.
d) Melalui jalan pikir
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan
jalan pikirannya secara induksi dan deduksi.
2. Cara Modern (Ilmiah)
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada saat ini lebih
sistematis, logis, dan ilmiah. Dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan
jalan mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan terhadap semua
fakta sebelumnya dengan obyek penelitian (Notoatmodjo, 2007).
2.2.5 Sumber Pengetahuan
Menurut Istiarti (2000), pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari berbagai
macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan,
media leaflet, kerabat dekat, dan sebagainya. Sumber pengalaman dapat berupa pemimpin-
pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan
dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005).

60
2.2.6 Penilaian Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan penulis menggunakan pengkategorian menurut
Notoadmodjo (2007), yaitu:

a) Baik, bila subjek mampu menjawab dengan benar 76-100% dari seluruh
pertanyaan.
b) Cukup, bila subjek mampu menjawab dengan benar 56-75% dari seluruh
pertanyaan.
c) Kurang, bila subjek mampu menjawab dengan benar <56% dari seluruh
pertanyaan

2.3 Rumah Sehat


2.3.1 Definisi Rumah Sehat
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, di samping kebutuhan
sandang, pangan dan kesehatan. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepas lelah,
tempat bergaul dan membina rasa kekeluargaan di antara anggota keluarga serta sebagai
tempat berlindung dan menyimpan barang berharga. Selain itu, rumah juga merupakan status
lambang sosial (Keman, 2005).
Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi kriteria minimal akses air minum, akses
jamban sehat, lantai, ventilasi dan pencahayaan (Kepmenkes No 829/Menkes/SK/VII/1999)
(Departemen Kesehatan RI, 1999). Kriteria minimal rumah sehat tersebut dimaksudkan agar
penghuni mampu meningkatkan mutu hunian sekaligus meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat penghuninya. Perumahan yang layak untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat
kesehatan sehingga penghuninya tetap sehat. Perumahan yang sehat tidak lepas dari
ketersediaan prasarana dan sarana yang terkait, seperti penyediaan air bersih, sanitasi
pembuangan sampah, transportasi, dan tersedianya pelayanan sosial (Keman, 2007).
2.3.2 Kriteria Rumah Sehat
Committee on the Hygiene of Housing yang ditunjuk oleh American Public Health
Association (APHA) pada tahun 1938, telah membuat prinsip-prinsip dasar perumahan sehat
yang menyediakan pedoman berkaitan dengan kebutuhan fundamental perumahan yang
dibutuhkan penghuninya. Kebutuhan fundamental tersebut meliputi (1) kebutuhan fisiologis;
(2) kebutuhan psikologis; (3) kebutuhan perlindungan terhadap bahaya penularan penyakit
penyakit; (4) perlindungan terhadap kecelakaan; (5) perlindungan terhadap bahaya kebakaran
dan arus pendek listrik; (6) perlindungan terhadap gas beracun dan eksplosif (Keman, 2007).

61
1. Kebutuhan Fisiologis Dasar
Perumahan yang sehat harus menyediakan kebutuhan fisiologis yang terdiri dari
dasar penghuninya sebagai berikut: (Keman, 2007).
a) Perlindungan terhadap elemen rumah;
b) Perlindungan terhadap lingkungan panas agar terhindar dari gangguan
kesehatan karena lingkungan panas;
c) Perlindungan terhadap lingkungan dingin yang menyebabkan hilangnya
panas dari tubuh;
d) Kondisi atmosfer dengan kualitas kimia yang cukup baik;
e) Penerangan yang adekuat dan mencegah kesilauan pada siang hari;
f) Mendapatkan sinar matahari yang dapat langsung masuk ke dalam rumah;
g) Tersedia penerangan buatan dan mencegah terjadinya kesilauan;
h) Perlindungan terhadap kebisingan yang berlebihan;
i) Tersedia tempat yang cukup luas untuk bermain anak-anak.
2. Kebutuhan Psikologis Dasar
Kebutuhan psikologis dasar untuk perumahan sehat meliputi tujuh hal sebagai
berikut: (Keman, 2007).
a) Kerahasiaan pribadi (privacy) untuk masing-masing penghuni;
b) Kesempatan untuk kehidupan normal berkeluarga;
c) Kesempatan untuk kehidupan normal bertetangga dan bermasyarakat;
d) Fasilitas yang memungkinkan kinerja tugas rumah tangga tanpa kelelahan
fisik dan mental;
e) Fasilitas untuk perawatan kebersihan perumahan dan perorangan;
f) Kemungkinan mendapatkan kepuasan estetik di dalam rumah dan lingkungan
sekitarnya;
g) Sesuai dengan standar sosial masyarakat di sekitarnya.

Kerahasiaan pribadi (privacy) dibutuhkan oleh kebanyakan orang pada tingkat dan
waktu tertentu. Semakin besar rumah dan semakin sedikit jumlah anggota keluarga akan
meningkatkan kerahasiaan pribadi (privacy). Idealnya setiap orang memiliki kamar sendiri-
sendiri, atau kalau tidak mungkin setiap kamar dihuni oleh dua orang dengan jenis kelamin
yang sama, kecuali suami istri dengan anak dibawah umur 2 tahun. Dianjurkan anak berumur
diatas 2 tahun tidur di kamar yang terpisah dari orang tuanya. Sebagai tambahan, kamar tidur

62
dan kamar mandi harus dapat diakses dengan mudah dari ruang keluarga. Penelitian telah
menunjukkan bahwa kekurangan ruangan atau terlalu padatnya hunian akan berdampak
terhadap kinerja anak sekolah (Keman, 2007).

3. Perlindungan terhadap Penularan Penyakit


Terdapat delapan cara untuk pencegahan penularan penyakit seperti berikut:
(Keman, 2007).
a) Tersedia air bersih yang aman dan saniter;
b) Perlindungan sistem penyediaan air bersih dari pencemaran;
c) Tersedia fasilitas toilet yang meminimalkan bahaya penularan penyakit;
d) Melindungi terhadap kontaminasi saluran pembuangan air limbah dari
permukaan bagian dalam perumahan;
e) Mencegah kondisi yang tidak saniter dekat perumahan;
f) Menghilangkan serangga dari perumahan yang mungkin memainkan peranan
dalam penularan penyakit infeksi;
g) Tersedia fasilitas melindungi makanan dan susu segar;
h) Memungkinkan lahan yang cukup luas pada kamar tidur untuk meminimalkan
bahaya infeksi kontak
4. Perlindungan terhadap Terjadinya Kecelakaan
Berdasarkan US Home Safety Council (2002) penyebab utama kematian karena
kecelakaan di dalam rumah adalah terjatuh (kebanyakan pada usia lanjut, lebih
dari 64 tahun, dan jatuh dari tangga atau yang berhubungan dengan hal itu sekitar
17% dari total kematian karena jatuh) dan penyebab kedua adalah karena
keracunan. Secara keseluruhan, kecelakaan terjatuh di dalam rumah merupakan
merupakan penyebab utama luka yang tidak fatal dan tidak parah, yang jumlahnya
diperkirakan sebanyak 5,6 juta kecelakaan (Appy, 2005).
5. Perlindungan terhadap Bahaya Kebakaran
Komponen penting keselamatan rumah adalah mengendalikan keadaan yang dapat
menyebabkan terjadinya dan penyebaran kebakaran. Paling tidak 80% kematian
terjadi karena kebakaran perumahan di Amerika Serikat dari tahun 1992 sampai
2001, yang kalau diperhitungkan mencapai 23% dari semua jenis kebakaran.
Kebakaran rumah yang ditinggali 1 atau 2 keluarga, kebakaran dimulai dari dapur
25,5%, dan dimulai dari kamar tidur 13,7%. Kebakaran apartemen paling sering
dimulai dari kebakaran dapur karena menyalakan kompor untuk memasak tanpa

63
ditunggui dan terjadi kesalahan karena faktor manusia dan yang kedua terbanyak
dimulai dari kamar tidur karena kelalaian meletakkan puntung rokok (Keman,
2007).
6. Perlindungan terhadap Bahaya Gas Beracun
Proteksi terhadap bahaya gas beracun telah menjadi problem semenjak
penggunaan bahan bakar fosil dikombinasikan dengan konstruksi ruangan yang
relatif ketat (Keman, 2007).
2.3.3 Parameter Rumah Sehat
Berdasarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007). Pedoman teknis ini
disusun berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 829/Menkes/SK/VII/1999
tentang persyaratan Kesehatan Perumahan. Parameter rumah yang dinilai yaitu: komponen
rumah (31%), sarana sanitasi (25%), dan perilaku penghuni (44%) (Keman, 2007).
1. Komponen rumah: langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela
ruang keluarga dan ruang tamu, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur dan
pencahayaan.
2. Sarana sanitasi:
a. Sarana air bersih, yang perlu diperhatikan adalah jarak sumber air dengan
sumber pengotoran minimal 10 meter, pada sumur gali sedalam 3 m dari
permukaan tanah dibuat kedap air yang dilengkapi dengan cincin dan bibir
sumur.
b. Sarana pembuangan kotoran tidak mencemari permukaan tanah, air
permukaan dan air tanah, jarak jamban > 10 m dari sumur dan bila
membuat lubang jamban jangan sampai dalam lubang tersebut mencapai
sumber air. Jamban yang sehat dapat dibuat dengan menggunakan leher
angsa atau dilengkapi dengan tutup.
c. Sarana pembuangan air limbah tidak mencemari sumber air dengan jarak >
10 meter.
d. Sarana pembuangan sampah terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan,
tidak mudah bocor dan kedap air, harus ditutup rapat sehingga tidak
menarik serangga atau binatang-binatang lainnya seperti tikus, ayam,
kucing dan sebagainya.
3. Perilaku penghuni seperti membuka jendela kamar tidur, membuka jendela ruang
keluarga, membersihkan rumah dan halaman, membuang tinja bayi dan balita ke
jamban, dan membuang sampah pada tempat sampah.
64
2.3.4 Syarat Rumah Sehat
Berdasarkan ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Kepmenkes No.
829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:
1. Lantai: Saat ini, ada berbagai jenis lantai rumah. Lantai rumah dari semen atau
ubin, kermik, atau cukup tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting disini
adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak becek pada musim hujan.
Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit.
2. Atap: Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun di
pedesaan. Di samping atap genteng adalah cocok untuk daerah tropis juga dapat
terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri.
Namun demikian banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu untuk itu maka
atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat dipertahankan. Atap seng maupun
asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan, disamping mahal juga menimbulkan
suhu panas di dalam rumah.
3. Ventilasi: Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Pertama, u ntuk menjaga
agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti
keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga.
Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 di dalam rumah yang
berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Di
samping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di
dalam ruangan naik karena terjadi proses penguapan cairan dari kulit dan
penyerapan. Kedua, Kelembaban akan merupakan media yang baik untuk bakteri-
bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit). Ada dua macam ventilasi
yaitu: ventilasi alami dan ventilasi buatan.
4. Cahaya: Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan
tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan rumah,
terutama cahaya matahari disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau
tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit.
Sebaliknya terlalu banyak cahaya di dalam rumah akan menyebabkan silau dan
akhirnya dapat merusakkan mata. Ada dua jenis cahaya yaitu cahaya alami dan
cahaya buatan.
5. Luas bangunan rumah: Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk
penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan
dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah
65
penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini berdampak
kurang baik terhadap kesehaan penghuninya, sebab disamping menyebabkan
kurangnya konsumsi O2 juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit
infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain.
6. Fasilitas di rumah sehat: Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas
sebagai berikut: Penyediaan air bersih yang cukup, Pembuangan tinja,
Pembuangan air limbah (air bekas), Pembuangan sampah, Fasilitas dapur, Ruang
berkumpul keluarga, Untuk rumah di pedesaan lebih cocok adanya serambi
(serambi muka atau belakang).
7. Kandang ternak: ternah harus terpisah dari rumah tinggal atau dibuatkan kandang
tersendiri
2.3.5 Faktor-Faktor Rumah Sehat
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun rumah adalah sebagai
berikut (Rahmah, dkk., 2015) :
1. Faktor Lingkungan (Alam)
Lingkungan yang dimaksud termasuk lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
Hal ini menyangkut kondisi lingkungan alam dan sosial di sekitar rumah yang
akan didirikan.
2. Tingkat Kemampuan Ekonomi
Individu yang ingin membangun suatu rumah tentunya akan mengukur tingkat
kemampuan ekonominya, terutama menyangkut kesiapan finansial. Hal-hal yang
perlu menjadi perhatian tiap-tiap individu dalam masyarakat yang akan
membangun rumah adalah diperlukan pemeliharaan rumah tersebut sehingga
dapat dipergunakan dalam waktu yang cukup lama bahkan dapat dinikmati oleh
anak cucunya.
3. Kemajuan Teknologi
Saat ini teknologi perumahan sudah begitu modern, namun rumah yang modern
belum tentu sesuai dengan selera individu di masyarakat. Teknologi modern selain
membutuhkan biaya dan perawatan yang juga mahal juga diperlukan pengetahuan
yang cukup agar mengerti tentang teknologi tersebut. Teknologi yang tinggi jika
diterapkan di daerah tertentu belum tentu sesuai.
4. Kebijaksanaan (Peraturan) Pemerintah Menyangkut Tata Guna Tanah Peraturan
pemerintah terkait tata guna bangunan jika tidak dibuat secara tegas dan jelas

66
dapat menyebabkan gangguan ekosistem seperti banjir, pemukiman kumuh, dan
lain-lain.

2.3.6 Rumah Sehat dalam Perspektif Islam


Rumah tinggal islami adalah rumah tinggal dan penghuninya yang menjadi satu
kesatuan yang tidak terpisahkan, karena karakter penghuninya akan berpengaruh pada
karakter ruang yang terwujud. Rumah tinggal islami juga berfungsi sebagai sarana membina
keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah. Rumah tinggal islami adalah rumah tinggal
yang privat dan kondusif untuk mengamalkan ketakwaan pada Allah (mengamalkan tauhid,
ibadah, akhlak, syari’ah dan muamalah sesuai Al Qur’an dan Hadits). Pengamalan aktivitas
itu terangkum dalam hablum minallah, hablum minannas dan hablum minal alamin
(Nurjayanti, dkk., 2014).
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa konsep rumah tinggal berkarakter islami dalam
hal: (1) aktivitas berdasar ibadah mencari ridho Allah; (2) penzoningan berkonsep muhrim
sesuai dengan struktur keluarga islam; (3) tata ruang islami berkonsep akhlak mulia; (4) seni
islami berupa seni tauhid untuk mendekatkan diri dan mengingat Allah; (5) bermanfaat bagi
diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitarnya dengan konsep rahmatan lil alamin
(Nurjayanti, dkk., 2014).
Posisi penempatan Water Closed (kamar kecil) dihindari untuk tidak menghadap dan
atau membelakangi kiblat. (HR. Muslim: “Jika kamu jongkok untuk melakukan hajat, maka
janganlah menghadap dan membelakangi arah kiblat”). Penerapan adab Islam lainnya adalah
dengan menggunakan hijab ruang. Hijab berarti pemisah, diterapkan untuk memisahkan
ruang tamu dengan ruang yang lain. Rumah bernuansa Islami adalah rumah penuh nuansa
religi dengan adab-adab Islam yang menjaganya, karena saat pintu rumah terbuka, maka
seperti terbukalah aurat penghuni rumah di hadapan orang lain. Maka, agar tak terlihat
auratnya ketika pintu rumah terbuka, dibuatlah pintu yang tidak langsung memperlihatkan
ruang tamu. Supaya saat pintu dibuka, ruangan yang berada di sebelahnya tidak terlihat
terbuka dari luar atau dari jalan (Nurjayanti, et al., 2014).
Ruang makan didisain sesuai dengan tata cara adab makan sesuai dengan tuntunan
Rasul, yaitu makan dalam posisi duduk (dalam kondisi normal), bukan dalam posisi berdiri.
Hal itu berimplikasi pada penyediaan sarana perabotan untuk makan dalam posisi duduk,
dalam arti posisi duduk di kursi, menggunakan meja kursi atau dengan posisi duduk di
bawah, menggunakan alas tikar, atau karpet. Pada prinsipnya aturan Islam tentang makan
minum dapat diterapkan (Nurjayanti, dkk., 2014).

67
Ruang luar dan sanitasi pada dasarnya adalah memberikan keseimbangan pada
bangunan, agar lahan tidak hanya berujud banguan, tetapi dimbangi dengan ruang luar yang
berupa taman, agar rumah menjadi sejuk dan perlu diperhatikan juga agar siklus air tetap
terjaga, pada saat hujan air dapat sebagian meresap kembali ke dalam tanah di halaman kita.
Hal tersebut merupakan salah satu contoh hubungan antara manusia dengan alam (hablum
minal alamin). Fungsi taman disamping menyejukkan pandangan, juga berfungsi mengurangi
polusi udara, ramah lingkungan, menaikkan derajat kesehatan dan ikut melestarikan siklus
alam. Dalam hal ini ajaran Islam bersifat Rahmatan lil alamin, yaitu memberi manfaat pada
diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitarnya (Nurjayanti, dkk., 2014).

2.4 Kerangka Teori

Faktor Internal
1. Usia
2. Tingkat kecerdasan/intelegensi

Pengetahuan
Faktor Eksternal
1. Pendidikan
2. Ekonomi
3. Informasi
4. Lingkungan/budaya
5. Pengalaman

Diagram 1 Kerangka Teori berdasarkan Teori Pengetahuan Menurut Notoatmojo (2007)

2.5 Kerangka Konsep


Berdasarkan teori yang telah dipaparkan, dapat dibuat suatu kerangka konsep yang
berhubungan dengan area permasalahan yang terjadi pada keluarga binaan Laporan Diagnosis
Dan Intervensi Komunitas Pengetahuan Rumah Sehat pada keluarga binaan, Kampung Jeruk
Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten.

68
1. Usia

2. Pendidikan Pengetahuan Rumah Sehat


pada keluarga binaan,
Kampung Jeruk Purut RT
3. Ekonomi 009/RW 004, Desa Pasir
Ampo, Kecamatan Kresek,
Kabupaten Tangerang, Provinsi
4. Informasi Banten

5. Lingkungan

Diagram 2 Kerangka Konsep dari Faktor internal dan Eksternal yang mempengaruhi pengetahuan

69
2.6 Definisi Opeerasional
Berikut adalah Definisi Operasional tentang Pengetahuan Rumah Sehat pada keluarga binaan di Kampung Jeruk Purut RT 009/RW 004,
Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Tabel 22 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
1 Pengetahuan Mengetahui kriteria rumah sehat yang Kuesioner Wawancara Baik: nilai ≥3 Ordinal
mengenai Rumah meliputi komponen rumah, sarana
Buruk: nilai ≤2
Sehat sanitasi, dan perilaku penghuni.
2 Usia Lama hidup responden dari lahir Kuesioner Wawancara Remaja awal: 12-16 Interval
sampai saat penelitian yang tahun
berkompeten dalam mengisi kuesioner
Remaja akhir: 17-25
tahun
Dewasa awal: 26-35
tahun
Dewasa akhir: >35
tahun

3 Pendidikan Tingkat pendidikan yang diikuti oleh Kuesioner Wawancara Pendidikan rendah: Ordinal
responden sampai mendapatkan ijazah tidak sekolah, ≤SD
atau bukti lulus pendidikan tersebut
Pendidikan
menengah: SMP,
SMA
Pendidikan tinggi:

70
Akademi/Perguruan
Tinggi
4 Ekonomi Pendapatan responden setiap bulan Kuesioner Wawancara Rendah: upah gaji Ordinal
berdasarkan UMR Kabupaten <Rp4.230.792,65
Tangerang adalah Rp4.230.792,65
Menengah: upah gaji
Rp4.230.792,65-
Rp5.000.000
Tinggi:
>Rp5.000.000
5 Sumber Informasi Perantara dalam menyampaikan Kuesioner Wawancara Tidak pernah Nominal
informasi terkait rumah sehat yang mendapatkan
dapat memberikan landasan kognitif informasi: 0
baru bagi terbentuknya sikap terhadap
Media elektronik
hal tersebut. Sumber informasi yang
(TV, radio) : 1
diakses oleh responden (media
elektronik, media cetak, media sosial, Media sosial
penyuluhan atau bahkan tidak ada (youtube, facebook,
sumber informasi) whatsapp, instagram,
twitter, dll) : 2
Penyuluhan : 3

6 Lingkungan Sebagai pikiran, sesuatu yang sudah Kuesioner Wawancara Baik: nilai ≥4 Ordinal
berkembang, sesuatu yang menjadi
Buruk: nilai ≤3
kebiasaan yang sukar diubah dalam
kehidupan sehari-hari responden
dalam lingkungan seperti

71
(membersihkan rumah, membuka
ventilasi, pengelolaan limbah, jamban
sehat, air bersih, dan pencahayaan
ruangan)

72
BAB III
METODE PENELITIAN

3 Metode Penelitian
3.1 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian dapat diartikan pula sebagai alat untuk mengumpulkan, mengolah,
menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan
memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Instrumen pengumpulan data
merupakan sarana yang dapat diwujudkan berupa benda atau alat, seperti checklist,
kuesioner, perangkat tes, kertas pedoman wawancara, kamera foto, dan sebagainya
(Nasution, 2016). Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini
adalah kuesioner

3.2 Desain Penelitian


Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan analisis univariat dan
bivariat. Analisis univariat digunakan jika jumlah variabel yang dianalisis hanya satu macam
untuk menggambarkan parameter dari masing-masing variabel. Parameter tersebut antara lain
nilai tengah (mean, median, modus), dan nilai dispersi (varians, standar deviasi, range).
Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel. Metode deskriptif
merupakan metode penelitian yang dimulai dengan mengumpulkan data, menganalisis data,
dan menginterpretasikannya dengan tujuan membuat gambaran atau deskripsi secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta serta sifat yang sedang diteliti. Penelitian ini
akan mendeskripsikan masalah yang terjadi pada lima keluarga binaan di Kampung Jeruk
Purut RT 009/RW 04, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten.

3.3 Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini sebelumnya telah dilakukan wawancara dan observasi kemudian
dilanjutkan pre-survey dengan teknik kuesioner sebagai instrumennya yang bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan, sikap ataupun perilaku keluarga binaan mengenai
masalah kesehatan. Hasil dari pre-survey terdapat masalah pengetahuan, kemudian dilakukan
survey dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen untuk mengumpulkan data.
3.4 Populasi
Populasi penelitian ini adalah keluarga binaan di Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Sampel pada penelitian ini adalah 5 keluarga binaan

73
yang terdiri dari 20 orang dalam keluarga binaan di Kampung Jeruk Purut RT 009/RW 04,
Desa Kresek, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

3.5 Sampel
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah dari populasi pengumpulan data pada
lima keluarga binaan di Kampung Jeruk Purut RT 009/RW 04, Desa Pasir Ampo, Kecamatan
Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten adalah 12 orang, yaitu: keluarga Tn. Sanukri
sebanyak 3 orang, Tn. Asmaya sebanyak 3 orang, Tn. Wani sebanyak 2 orang, Tn. Suminta
sebanyak 2 orang, dan Tn. Rohadi sebanyak 2 orang.

Kriteria inklusi yang memenuhi syarat sebagai sampel yaitu:

1. Bersedia untuk menjadi responden.


2. Usia responden ≥18 tahun
3. Merupakan anggota keluarga binaan, baik laki-laki maupun perempuan.
4. Sehat jasmani dan rohani.

Sementara, kriteria eksklusi sampel penelitian, yaitu:

1. Tidak bersedia menjadi responden


2. Anggota keluarga yang sedang bekerja hingga sulit untuk ditemui
3. Menderita sakit parah atau terdapat gangguan mental

3.6 Jenis dan Sumber Data


3.6.1 Jenis Data
a. Data Kualitatif
Data kualitatif berupa data dalam bentuk kata-kata. Data kualitatif diperoleh
melalui berbagai macam teknik pengumpulan data dalam bentuk wawancara
kepada sampel pada kriteria inklusi di desa binaan. Data kualitatif adalah analisis
akar penyebab masalah.
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif pada penelitian ini adalah hasil survey. Sumber data
merupakan data primer hasil survey yang diperoleh dari kuesioner survey yang
ditentukan berdasarkan definisi operasional melalui karakteristik responden
seperti usia, pekerjaan, penghasilan, pendidikan, informasi, pengalaman, dan
lingkungan dalam pengetahuan mengenai rumah sehat pada keluarga binaan.

74
3.6.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data para responden kelima keluarga binaan
di Kampung Jeruk Purut RT 009/RW 04, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten.

1. Data primer, data yang langsung didapatkan dari hasil wawancara dan
pengamatan langsung ke rumah keluarga binaan di Kampung Jeruk Purut RT
009/RW 04, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten.
2. Data sekunder, data yang didapat dari data yang ada di Puskesmas Kresek.
3. Data tersier, data yang didapatkan dari jurnal ilmiah
4. Data Agama

3.6.3 Skala Pengukuran


Skala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa skala ordinal,
nominal dan interval.

3.6.4 Instrumen Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini sebelumnya telah dilakukan wawancara dan observasi,
dilanjutkan dengan pre-survey menggunakan kuesioner sebagai instrumen untuk mengetahui
sejauh mana pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga binaan mengenai Rumah Sehat.
Selanjutnya kami lakukan survey dengan teknik wawancara dengan kuesioner sebagai
instrumen untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan di Kampung Jeruk Purut
RT 009/RW 04, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten. Pengumpulan data ini dilakukan dari tanggal 11 Oktober sampai 22 Oktober 2021
sebanyak 4 kali. Adapun rincian pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Tabel 23 Pengumpulan Data

Kegiat
Tanggal
an
Rabu, 13 a. Perkenalan dengan dokter dan staf Puskesmas Kresek
Oktober 2021 b. Perkenalan dengan kader
c. Pengumpulan data dasar dari Puskesmas Kresek
d. Perkenalan dan sambung rasa dengan kepala
keluarga dan anggota keluarga binaan
e. Berkunjung ke keluarga binaan untuk pengumpulan
data dasar pada masing-masing keluarga binaan
f. Observasi rumah keluarga binaan
Jumat, 15 a. Kunjungan ke keluarga binaan untuk mengambil data
pre-survey dengan mengisi kuesioner
75
Kegiat
Tanggal
an
Oktober b. Diskusi kelompok
2021
Senin, 18 a. Kunjungan ke keluarga binaan untuk survey dengan
Oktober mengisi kuesioner
b. Pengolahan data kuesioner dan membuat laporan
2021
Kamis, 21 a. Melakukan intervensi dengan mengunjungi
Oktober keluarga binaan untuk melakukan penyuluhan.
b. Keluarga binaan mengerjakan pre-test dan post-test
2021 c. Diskusi kelompok.
d. Melengkapi laporan.

3.7 Pengolahan dan Analisis Data


Untuk pengolahan data tentang “Pengetahuan Keluarga Binaan Tentang Rumah Sehat
di Kampung Jeruk Purut RT 009/RW 04, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten periode 11 – 31 Oktober 2021” digunakan cara manual dan
bantuan software pengolahan data Microsoft Excel dan SPSS v25.0. Untuk menganalisa data-
data yang sudah didapat adalah dengan menggunakan analisa univariat. Pada diagnosis dan
intervensi komunitas ini, variabel yang diukur adalah:

A. Variabel Dependen
Pengetahuan Rumah Sehat
B. Variabel Independen
1. Usia Responden yang memengaruhi pengetahuan responden mengenai Rumah
Sehat.
2. Ekonomi peran tingkat penghasilan yang didapatkan responden terhadap
perilaku mengenai Rumah Sehat).
3. Tingkat pendidikan yang memengaruhi pengetahuan responden mengenai
Rumah Sehat.
4. Pengaruh lingkungan secara langsung mengenai Rumah Sehat.
5. Informasi yang didapatkan responden mengenai rumah sehat

76
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4 Hasil dan Pembahasan
4.1 Karakteristik Responden
4.1.1 Jenis Kelamin
Hasil analisis ini disajikan melalui bentuk tabel yang diambil dari data responden
mengenai jenis kelamin yang terdiri dari lima keluarga binaan. Berdasarkan kiteria inklusi
yang sudah ditetapkan didapatkan responden untuk penelitian ini sebanyak 12 orang di
Kampung Jeruk Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten yakni: Keluarga Tn. Sa, Tn. A, Tn. W, Tn. Su, Tn. R.

Tabel 4.1.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin pada Keluarga Binaan di Kampung Jeruk
Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten
Jenis Kelamin Frekuensi (%)
Laki-laki 7 (58,3%)
Perempuan 5 (41,7%)
Total 12 (100,0%)

Berdasarkan Tabel 4.1.1 menunjukan bahwa responden mayoritas dengan jenis kelamin
yaitu laki-laki (58,3%).
4.2 Analisis Univariat
4.2.1 Pengetahuan
Variabel ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan responden mengenai rumah
sehat yang meliputi komponen rumah, sarana sanitasi, dan perilaku penghuni. Berdasarkan
data yang didapat dari kuesioner yang dibagikan kepada responden, maka diketahui distribusi
jawaban pengetahuan responden terhadap Rumah Sehat, sebagai berikut:

Tabel 4.2.1 Distribusi Responden Mengenai Pengetahuan Rumah Sehat pada Keluarga
Binaan di Kampung Jeruk Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Pengetahuan Frekuensi (%)
Baik 3 (25,0%)
Buruk 9 (75,0%)
Total 12 (100,0%)

77
Berdasarkan Tabel 4.2.1 didapatkan hasil bahwa sebanyak 9 responden (75,0%) yang
memiliki pengetahuan buruk mengenai Rumah Sehat.
4.2.2 Usia
Variabel ini bertujuan untuk mengetahui usia responden. Berdasarkan data yang
didapat dari kuesioner yang dibagikan kepada responden, maka diketahui distribusi tingkat
usia responden sebagai berikut:

Tabel 4.2.2 Distribusi Usia Responden pada Keluarga Binaan di Keluarga Binaan di
Kampung Jeruk Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten
Usia Frekuensi (%)
Remaja 5 (41,7%)
Dewasa 4 (33,3 %)
Lansia 3 (25,0 %)
Total 12 (100,0%)

Berdasarkan Tabel 4.2.2 didapatkan hasil bahwa usia paling banyak adalah remaja yaitu
sebanyak 5 responden (41,7%).
4.2.3 Ekonomi
Variabel ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ekonomi responden. Berdasarkan
data yang didapat dari kuesioner yang dibagikan kepada responden, maka diketahui distribusi
ekonomi responden sebagai berikut:

Tabel 4.2.3 Distribusi Ekonomi Responden pada Keluarga Binaan di Keluarga Binaan di
Kampung Jeruk Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten
Ekonomi Frekuensi (%)
Di atas UMR 0 (0%)
Di bawah UMR 12 (100,0 %)
Total 12 (100,0%)

78
Berdasarkan Tabel 4.2.3 didapatkan hasil bahwa seluruh responden memiliki
ekonomi di bawah UMR yaitu 12 responden (100,0%).

4.2.4 Tingkat Pendidikan


Variabel ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pendidikan responden. Berdasarkan
data yang didapat dari kuesioner yang dibagikan kepada responden, maka diketahui distribusi
tingkat pendidikan responden sebagai berikut:

Tabel 4.2.4 Distribusi Tingkat Pendidikan Responden pada Keluarga Binaan di Kampung
Jeruk Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten
Tingkat Pendidikan Frekuensi (%)
Rendah 4 (33,3%)
Menengah 8 (66,7 %)
Tinggi 0 (0%)
Total 12 (100,0%)

Berdasarkan Tabel 4.2.4 didapatkan hasil bahwa tingkat pendidikan responden paling
banyak adalah tingkat pendidikan menengah yaitu 8 responden (66,7%).
4.2.5 Sumber Informasi
Variabel ini bertujuan untuk mengetahui sumber informasi responden mengenai
pengetahuan rumah sehat. Berdasarkan data yang didapat dari kuesioner yang dibagikan
kepada responden, maka diketahui distribusi sumber informasi responden sebagai berikut:

Tabel 4.2.5 Distribusi Sumber Informasi Responden pada Keluarga Binaan di Kampung
Jeruk Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten
Sumber Informasi Frekuensi
Tidak pernah 12 (100 %)
Media elektronik 0 ( 0 %)
Media sosial 0 ( 0 %)
Penyuluhan 0 ( 0 %)
Total 12 (100,0 %)

79
Berdasarkan Tabel 4.2.5 didapatkan hasil bahwa seluruh responden tidak pernah
mendapatkan sumber informasi mengenai rumah sehat yaitu 12 responden (100,0%).
4.2.6 Lingkungan
Variabel ini bertujuan untuk mengetahui dukungan lingkungan responden mengenai
pengetahuan rumah sehat. Berdasarkan data yang didapat dari kuesioner yang dibagikan
kepada responden, maka diketahui distribusi lingkungan responden sebagai berikut:

Tabel 4.1.7 Distribusi Lingkungan Responden pada Keluarga Binaan di Kampung Jeruk
Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,

Lingkungan Frekuensi (%)


Baik 4 (33,3%)
Buruk 8 (66,7%)
Total 12 (100,0%)

Berdasarkan Tabel 4.1.7 didapatkan hasil bahwa mayoritas mempunyai lingkungan


yang buruk mengenai Rumah Sehat yaitu 8 responden (66,7%).

4.3 Rencana Intervensi Masalah


Setelah dilakukan analisis data hasil penelitian, untuk menentukan rencana intervensi
pemecahan masalah digunakan diagram fishbone. Tujuan pembuatan diagram fishbone yaitu
untuk mengetahui penyebab masalah dan akar penyebab masalah sehingga dapat ditentukan
rencana intervensi pemecahan masalah dari setiap akar penyebab masalah tersebut. Bagan
fishbone dapat dilihat pada Diagram 3.

80
Usia Pendidikan Ekonomi

Tingkat pendidikan responden


Pendapatan di bawah UMR
mayoritas menengah

Memilih untuk bekerja demi Keterbatasan lapangan


mendapatkan uang untuk pekerjaan Pengetahuan
kebutuhan sehari-hari Rumah Sehat
pada Keluarga
Binaan di
Rendahnya motivasi Kampung
Tidak ada untuk melanjutkan Rendahnya pendidikan dan Jeruk Purut
masalah pendidikan keterbatasan skill RT 009/RW
004, Desa
Pasir Ampo,
Kecamatan
Tidak ada Kurangnya penyuluhan Kurangnya informasi Kresek,
masalah mengenai rumah sehat penerapan rumah sehat di Kabupaten
Tangerang,
lingkungan sekitar
Provinsi
Keterbatasan informasi Banten
mengenai rumah sehat
Tidak adanya kebiasaan warga
tentang penerapan rumah sehat
Seluruh responden tidak pernah
mendapatkan pengetahuan Mayoritas responden mempunyai
tentang Rumah Sehat Lingkungan rumah sehat yang buruk

Jenis Kelamin Sumber Informasi Lingkungan

Diagram 3 Fishbone Pengetahuan Rumah Sehat pada Keluarga Binaan di Kampung Jeruk Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten

81
4.4 Alternatif Pemecahan Masalah

No Akar Penyebab Alternatif Pemecahan Rencana Intervensi Jangka Waktu


Masalah Masalah

1. Rendahnya pendidikan Meningkatkan motivasi 1. Memberikan informasi kepada warga binaan Jangka Pendek
dan keterbatasan skil untuk membuka mengenai program pemerintah yang dapat
wirausaha pada menunjang perekonomian penduduk seperti
keluarga binaan peminjaman bantuan modal usaha dan pelatihan
keterampilan
2. Koordinasi dengan pemerintah setempat dan
kader desa untuk meningkatkan pendidikan dasar
dan keterampilan untuk keluarga binaan Jangka Panjang
3. Memberikan masukan kepada aparat Desa untuk
bekerjasama dengan Perusahaan untuk membuka
lapangan pekerjaan yang sesuai keterampilan yang
telah dipelajari
Jangka Panjang
2. Rendahnya motivasi Meningkatkan motivasi 1. Menjelaskan kepada responden pentingnya Jangka Pendek
untuk melanjutkan untuk melanjutkan mengemban pendidikan
pendidikan pendidikan dengan 2. Advokasi ke lintas sektoral terkait pendataan dan Jangka Menengah
Menjelaskan bantuan pada anak berprestasi dan kurang mampu
pentingnya mengemban 3. Menyarankan kepada responden untuk ikut dalam Jangka Panjang
pendidikan agar program Kampus Merdeka yang dibiayai oleh
meningkatkan kualitas Pemerintah
Sumber Daya Manusia

82
No Akar Penyebab Alternatif Pemecahan Rencana Intervensi Jangka Waktu
Masalah Masalah
(SDM)

3. Kurangnya informasi Meningkatkan 1. Menjelaskan kepada responden tentang Jangka Pendek


penerapan rumah sehat di informasi mengenai pentingnya menerapkan perilaku rumah sehat
lingkungan sekitar penerapan rumah sehat dalam kehidupan sehari-hari
dan perilaku

2. Memberikan poster mengenai perilaku Rumah Jangka Pendek


Sehat yang dapat dibaca oleh warga sekitar
4. Kurangnya penyuluhan Meningkatkan 1. Memberikan penyuluhan secara langsung dan Jangka Pendek
mengenai rumah sehat pengetahuan tentang menggunakan media poster mengenai Rumah
rumah sehat dengan Sehat serta dapat menempelkannya di rumah-
memberikan informasi rumah
melalui penyuluhan

2. Bekerja sama dengan kader, tenaga kesehatan atau Jangka Panjang


Pemerintah setempat untuk memberikan informasi
melalui media cetak, media elektronik, media
sosial

83
4.5 Intervensi Pemecahan Masalah yang Terpilih
Memberikan intervensi kepada keluarga binaan tentang pentingnya mengetahui Rumah
Sehat dengan cara sebagai berikut:
1. Memberikan penyuluhan secara langsung menggunakan media poster mengenai
Rumah Sehat yang seharusnya dilakukan penghuni agar mendapatkan Rumah yang
Sehat
2. Bekerja sama dengan kader, tenaga kesehatan atau Pemerintah setempat untuk
memberikan informasi melalui media cetak, media elektronik, media sosial
Terpilihnya intervensi penyuluhan dikarenakan penyuluhan merupakan salah satu cara
yang cukup efektif dan efisien untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Rumah
Sehat sehingga keluarga binaan dapat mengubah perilakunya mengingat adanya keterbatasan
waktu untuk melakukan intervensi. Selanjutnya dilakukan pemberian Poster mengenai
Rumah Sehat kepada keluarga binaan yang akan diselenggarakan pada hari Kamis, 21
Oktober 2021 mengenai “Kriteria Rumah Sehat.” Menggunakan komunikasi secara langsung
dengan masing-masing keluarga binaan di Kampung Jeruk Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir
Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

4.6 Menetapkan Kegiatan Operasional


A. Konsep Persiapan Acara
1. Menentukan waktu pelaksanaan penyuluhan.
2. Mempersiapkan konsep acara dan media yang akan digunakan.
3. Menghubungi kader desa.
4. Mendatangi masing-masing keluarga binaan dan membatasi jumlah orang yang
melakukan penyuluhan agar tidak terjadi kerumunan di masa pandemik ini.
B. Pelaksanaan Acara
1. Penyuluhan dilaksanakan mulai pada pukul 10.00 WIB di masing-masing rumah
keluarga binaan.
2. Teknik pelaksanaan acara dilaksanakan dari rumah ke rumah dengan anggota
keluarga binaan sebagai peserta penyuluhan.
3. Sebelum dilakukan penyuluhan, anggota keluarga binaan melaksanakan pre-test.
4. Acara penyuluhan dilaksanakan menggunakan media informasi dalam bentuk
poster.
5. Setelah penyuluhan, anggota keluarga binaan melaksanakan post-test.
6. Acara berakhir pada pukul 13.00 WIB.

84
C. Waktu dan Tempat
Acara penyuluhan dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Oktober 2021 di halaman
depan rumah masing-masing keluarga binaan di Kampung Jeruk Purut RT 009/RW
004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten,
dan berlangsung pukul 10.00 - 13.00. Rincian pre-test 10 menit, penyuluhan poster 20
menit, post-test 10 menit dan sesi pertanyaan 20 menit.

4.7 Evaluasi Intervensi Pemecahan Masalah


Intervensi pemecahan masalah telah dilakukan di seluruh keluarga binaan pada hari
Kamis, 21 Oktober 2021 yang berlangsung pada pukul 10.00- 13.00 WIB. Dilakukan pre-test
dan post-test pada keluarga binaan. Hasil pre-test dan post-test dari 12 responden yang
mengikuti kegiatan intervensi tersaji pada Tabel 4.5.1 dan hasil frekuensi deskriptif statistik
dapat dilihat pada Tabel 4.6.1.

Tabel 4.6.1 Hasil Frekuensi Deskriptif Statistik pada Pre-test dan Post-test

Baik Buruk Total


Pre-test 4 8 12
Post-test 12 0 12

4.8 Analisis Bivariat

Tabel 4.6.2 Hasil Frekuensi Deksriptif Statistik pada Pre-test dan Post-test

N Mean Std. Deviasi Minimum Maksimum


Pre-test 12 50,0 9,535 30,0 60,0
Post-test 12 78,3 5,774 70,0 90,0

Berdasarkan Tabel 31 dapat dilihat nilai rata-rata Pre-Test senilai 50,0 dengan nilai
minimal dan maksimal masing-masing 30,0 dan 60,0. Sedangkan Post-Test didapatkan nilai
rata-rata 78,3 dengan nilai minimal dan maksimal masing-masing 70,0 dan 90,0. Selanjutnya,
kami melakukan uji normalitas pada hasil Pre-Test dan Post-Test dengan menggunakan Uji
Shapiro-Wilk karena sampel (N) kurang dari 50, yang tersaji pada Tabel 4.6.3.

Tabel 4.6.3 Hasil Distribusi Data Pre-Test dan Post-Test dengan Uji Shapiro-Wilk

85
Statistic df Sig.
Pre-test 0,862 12 0,041
Post-test 0,753 12 0,003

Berdasarkan Tabel 4.6.3 dapat dilihat nilai hasil dari uji Shapiro-Wilk menunjukkan p
sebesar 0,041 untuk pre-test dan 0,003 untuk post-test, dimana dapat disimpulkan bahwa
distribusi data tidak normal karena nilai p < 0,05. Sehingga, analisis dilanjutkan
menggunakan uji Wilcoxon yang tersaji pada Tabel 4.6.4

Tabel 4.6.4 Hasil Tes Non-Parametrik Pre-Test dan Post-Test dengan Uji Wilcoxon

Df Mean Rank Sum of Ranks


Negative 0 0,00
0,00
Ranks
Post-Test –
Positive Ranks 12 6,50 78,0
Pre-Test
Ties 0
Total 12

Berdasarkan Tabel 4.6.4 dapat ditemukan peningkatan nilai dari hasil Pre-Test ke
Post-Test dengan rata-rata peningkatan tersebut sebesar 6,50.

Selanjutnya, dilihat hubungan bermakna antara pemberian sebelum dan sesudah


penyuluhan yang disajikan pada Tabel 4.6.5

Tabel 4.6.5 Hasil Tes Non-Parametrik Pre-Test ke Post-Test dengan Uji Wilcoxon

Pre-Test – Post-Test
Z -3,108
Asymp. Sig (2-tailed) 0,002

Berdasarkan Tabel 4.6.5 dapat ditemukan nilai p = 0,002 (p < 0,05), sehingga dapat
dikatakan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pemberian sebelum dan sesudah
penyuluhan dengan peningkatan hasil Pre-test dan Post-test responden mengenai
Pengetahuan Rumah Sehat pada keluarga binaan.

86
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5 Kesimpulan dan Saran


a. Berdasarkan wawancara beserta observasi kepada Keluarga Binaan di Kampung
Jeruk Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten, didapatkan beberapa area masalah non medis, maka
dilakukan diskusi kelompok untuk merumuskan satu area masalah yaitu:
“Pengetahuan Rumah Sehat pada Keluarga Binaan di Kampung Jeruk Purut RT
009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten”.
b. Akar Penyebab Masalah yang ditemukan adalah rendahnya motivasi untuk
melanjutkan pendidikan, rendahnya pendidikan dan kurangnya skill, kurangnya
informasi penerapan rumah sehat di lingkungan sekitar, kurangnya penyuluhan
mengenai rumah sehat.
c. Alternatif Pemecahan Masalah yang ditentukan yaitu menjelaskan kepada responden
tentang pentingnya menerapkan perilaku rumah sehat dalam kehidupan sehari-hari,
memberikan poster mengenai perilaku Rumah Sehat yang dapat dibaca oleh warga
sekitar
d. Intervensi yang dilakukan yaitu memberikan penyuluhan menggunakan poster
mengenai “Kriteria Rumah Sehat” kepada masing-masing keluarga binaan.
e. Terdapat peningkatan bermakna sebelum dan sesudah penyuluhan pada Pengetahuan
responden mengenai Rumah Sehat terlihat dari nilai Pre-Test ke Post-Test pada
keluarga binaan.

5.1 Saran
1. Bagi Masyarakat
a. Keluarga binaan diharapkan dapat menerapkan hasil dari penyuluhan sehingga
kedepannya dapat memperbaiki perilaku agar tercipta Rumah yang Sehat.
b. Masyarakat diharapkan menciptakan lingkungan yang bersih, sehat dan
kondusif untuk kehidupan sehari-hari.
c. Keluarga binaan dapat mengaplikasikan intervensi dan menyebarluaskan
informasi mengenai rumah sehat kepada kerabat dan tetangga sekitar.
2. Bagi Tenaga Kesehatan

87
a. Memberikan penyuluhan secara berkala mengenai standarisasi rumah sehat.
b. Memberlakukan program simulasi mengenai cara mengolah sampah yang baik
ataupun program lainnya yang berkaitan dengan kriteria rumah sehat.
3. Bagi Perangkat Desa
a. Tenaga kesehatan dapat mengintervensi dalam mengedukasi warga, agar warga
dapat menambah dan mengaplikasikan informasi kesehatan yang didapat,
sehingga warga dapat memperbaiki perilaku Rumah Sehat yang diharapkan.
b. Melakukan pendataan rumah yang tidak termasuk kedalam kriteria rumah sehat
dan memberikan fokus lebih, agar menghindari terjadinya kecelakaan ataupun
penyakit menular.
c. Memberlakukan kegiatan kerja bakti secara berkala dan menyediakan lahan
untuk pembuangan sampah serta menyediakan wadah bagi karang taruna
ataupun masyarakat untuk mengelola sampah menjadi suatu barang bernilai jual

88
DAFTAR PUSTAKA

1. Appy, M.K., 2005. The home safety council and its challenge. American journal of
preventive medicine, 28(1), pp.70-71.
2. Azwar A. 2009. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Mutiara
Sumber Widya Press
3. Keman, Soedjajadi. 2005. Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Permukiman. Jurnal
Kesehatan Lingkungan Vol.2, No.1. [Online] Juli 2005. Diakses pada 23 Juli 2021.
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/KESLING-2-1-04.pdf.
4. Keman, Soedjajadi. 2007. Enam Kebutuhan Fundamental Perumahan Sehat. Jurnal
Kesehatan Lingkungan Vol. 3, No.2. [Online] Januari 2007. Diakses pada 23 Juli 2021.
https://media.neliti.com/media/publications/3933-ID-enam-kebutuhan-fundamental-
perumahan-sehat.pdf.
5. Kemenkes. 1999. Keputusan Menteri Kesehatan No.
829/Menkes/SK/VII/1999/Persyaratan Kesehatan Perumahan. Menteri Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta: Menteri Kesehatan.
6. Malik, S., & Mujahid, B. 2016. Perception of House Design in Islam: Experiences from
Saudi Arabia and Pakistan. Journal of Islamic Thought and Civilization, 6(2), 53-76.
7. Nurjayanti, W., Aly, A. and Ronald, A., 2014. Karakteristik Rumah Tinggal Dengan
Pendekatan Nilai Islami.
8. Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
9. Notoatmodjo, Soedkodjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta.
10. __________, (2004). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta: Rineka Cipta.
11. __________, (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
12. Puskesmas Kresek. 2020. Profil Puskesmas Kresek Tahun 2018. Banten: Puskesmas
Kresek.
13. Rahmah, Umi Dyah Muji Nur. 2015. Hubungan Karakteristik Kepala Keluarga dengan
Rumah Sehat di Desa Duwet Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Skripsi thesis:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
14. [Internet]. 2021 [cited 20 October 2021]. Available from: https://www.pasirampo.desa.id

89
LAMPIRAN

6 Kuesioner Pre-survei

Kuesioner Pre-survey
Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku tentang Rumah Sehat
I. Identitas Responden 4. Pencahayaan yang bagaimana
1. Nama : sebaiknya untuk rumah Anda?
2. Usia : (pilih salah satu)
3. Pendidikan terakhir: a. Terang dan tidak silau
a. Tidak sekolah/tidak tamat sehingga dapat dipergunakan
SD/Tamat SD/sederajat membaca normal (1)
b. SLTP/sederajat b. Kurang terang sehingga
c. SLTA/sederajat kurang jelas untuk membaca
e. Akademi/Perguruan tinggi dengan normal (0)
c. Tidak perlu terang karena
4. Penghasilan perkapita
bukan tempat untuk membaca
perbulan:
(0)
a. < Rp4.230.792
d. Tidak tahu (0)
b. ≥ Rp4.230.792

5. Bagaimana sebaiknya jarak


II. Pengetahuan
letak sumber air bersih dengan
1. Apakah Anda pernah
jarak septic tank? (pilih salah
mendengar tentang Rumah
satu)
Sehat? (pilih salah satu)
a. Kurang lebih 10 m dari letak
a. Ya (1)
sumber air (1)
b. Tidak (0)
b. Tidak lebih dari 1 m dari
sumber air (0)
2. Apakah rumah sehat harus
c. Tidak tahu (0)
punya ventilasi? (pilih salah
satu) Skoring Pengetahuan
a. Ya (1)
b. Tidak (0) Baik jika nilai 3-5

3. Apakah kegunaan dari Buruk jika nilai 0-2


membuka jendela pada pagi III.Sikap
hari? (pilih salah satu) 1. Apakah Anda setuju akan
a. Supaya cahaya matahari adanya syarat-syarat rumah
masuk ruangan (1) sehat? (pilih salah satu)
b. Supaya ruangan terang (0) a. Setuju (1)
c. Tidak tahu (0) b. Tidak setuju (0)

90
2. Air bersih dimasak terlebih b. Di dalam rumah (0)
dahulu sebelum diminum (pilih
salah satu) 4. Jika sampah sudah penuh, di
a. Setuju (1) manakah Anda membuang
b. Tidak setuju (0) sampah? (pilih salah satu)
3. Membersihkan tempat a. Pekarangan (0)
penampungan air bersih b. Kali/sungai (0)
seminggu sekali (pilih salah c. Tempat pembuangan
satu) sampah umum (1)
a. Setuju (1) d. Dibakar (0)
b. Tidak setuju (0) e. Dikubur (0)

4. Masyarakat yang membuang 5. Kemanakah Anda membuang


sampah ke sungai diberi sanksi air limbah cucian? (pilih salah
(pilih salah satu) satu)
a. Setuju (1) a. Dialirkan ke selokan
b. Tidak setuju (0) tertutup (1)
b. Dialirkan ke sungai (0)
5. Dapur harus memiliki cerobong c. Dialirkan ke kolam ikan (0)
asap (pilih salah satu) d. Dialirkan ke pekarangan
a. Setuju (1) belakang (0)
b. Tidak setuju (0)
Skoring Perilaku
Skoring Sikap
Baik jika nilai 3-5
Baik jika nilai 3-5
Buruk jika nilai 0-2
Buruk jika nilai 0-2
IV. Perilaku
1. Apakah jendela rumah Anda
setiap hari dibuka? (pilih salah
satu)
a. Ya (1)
b. Tidak (0)

2. Apakah Anda mempunyai


tempat sampah di rumah? (pilih
salah satu)
a. Ya (1)
b. Tidak (0)

3. Di manakah Anda meletakkan


tempat sampah? (pilih salah
satu)
a. Di luar rumah (1)

91
7 Kuesioner Survey
Kuesioner Survey
Pengetahuan, Sumber Informasi, Lingkungan/Budaya

I. Identitas Responden c. Bila ingat saja (0)


1. Nama:
2. Usia:
a. 15-30 tahun 4. Bagaimana saluran
b. 31-40 tahun pembuangan air limbah yang
c. >40 tahun baik? (pilih salah satu)
3. Pendidikan terakhir: a. Tertutup (mempunyai riol
a. Tidak sekolah/tidak tamat dan mengalir ke saluran
SD/Tamat SD/sederajat umum) (1)
b. SLTP/sederajat b. Terbuka dialirkan ke
c. SLTA/sederajat sungai (0)
d. Akademi/Perguruan tinggi c. Tanah (0)
4. Penghasilan perkapita perbulan:
a. <Rp4.230.792 5. Bagaimana sebaiknya jarak
b. ≥Rp4.230.792 letak sumber air bersih dengan
jarak septic tank? (pilih salah
II. Pengetahuan satu)
1. Apa saja persyaratan rumah a. Kurang lebih 10 m dari letak
sehat Anda ketahui? (pilih salah sumber air (1)
satu) b. Tidak lebih dari 1 m dari
a. Rumah terbuat dari bahan sumber air (0)
yang baik dan kuat (1) c. Tidak tahu (0)
b. Tidak mempunyai jendela
(0) 6. Bagaimana sebaiknya lokasi
c. Luas bangunan sempit (0) tempat pembuangan sampah?
d. Lantai dan dinding lembab (pilih salah satu)
dan berdebu (0) a. Tidak dekat dengan sumber
air minum atau sumber air
2. Berapa luas ideal lainnya yang digunakn
ventilasi/lubang angin di kamar manusia (mencuci, mandi
tidur? (pilih salah satu) dan sebaginya) (1)
a. <20% dari luas lantai (0) b. Tidak pada tempat yang
b. >20% dari luas lantai (1) sering terkena banjir (0)
c. Tidak tahu (0) c. Harganya murah dan
mudah didapat (0)
3. Kapan sebaiknya kita
membersihkan tempat Skoring Pengetahuan
penampungan air bersih
a. Seminggu sekali (1) Baik jika nilai 3-5
b. Dua minggu sekali (0)
Buruk jika nilai 0-2

92
III.Sumber Informasi 2. Apakah Anda membersihkan
1. Apakah Anda pernah rumah Anda setiap hari seperti
mendengar atau menonton menyapu dan mengepel?
tentang informasi mengenai a. Ya (1)
rumah sehat? (pilih salah satu) b. Tidak (0)
a. Ya
b. Tidak pernah 3. Apakah Anda membuang
sampah ke Sungai/Kali?
2. Darimana Anda mengetahui a. Ya (0)
informasi mengenai rumah b. Tidak (1)
sehat? (boleh pilih lebih dari
satu) 4. Apakah Anda mempunyai
a. Media cetak (koran atau septic tank untuk menghindari
majalah) pencemaran tanah?
b. Media elektronik (radio a. Ya (1)
atau TV) b. Tidak (0)
c. Media sosial (facebook,
youtube, instagram, 5. Apakah Anda mengolah air
whatsapp, line, dll) bersih dengan memasak air
d. Internet hingga mendidih 100oC sebelum
e. Penyuluhan diminum?
a. Ya (1)
IV. Lingkungan/Budaya b. Tidak (0)
1. Apakah Anda membuka
ventilasi dan membiarkan udara
6. Apakah cahaya ruangan Anda
segar masuk ke dalam rumah?
bersumber pada matahari pada
a. Ya (1)
pagi dan siang hari, serta cahaya
b. Tidak (0)
lampu pada malam hari?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)

Skoring Lingkungan/Budaya
c.
Baik jika nilai 3-5

Buruk jika nilai 0-2

93
8 Soal Pre-Test dan Post-Test
Soal Pre-Test dan Post-Test

1. Syarat Rumah Sehat adalah rumah yang memenuhi kebutuhan fisiologi (bangunan,
cahaya, ventilasi, luas yang cukup), psikologis (aman, kamar mandi), mencegah
penularan penyakit dan mencegah terjadinya kecelakaan (Benar/Salah)
2. Kriteria Rumah Sehat meiliputi komponen rumah, sarana sanitasi, dan perilaku penghuni
(Benar/Salah)
3. Bahan bangunan yang menjadi persyaratan rumah sehat seperti menghasilkan debu
(Benar/Salah)
4. Lantai pada Rumah Sehat merupakan lantai yang tidak kedap air dan mudah dibersihkan
(Benar/Salah)
5. Pencahayaan yang baik adalah yang dapat menerangi seluruh ruangan (Benar/Salah)
6. Membuka jendela harus setiap hari agar rumah mendapat sirkulasi udara yang baik
(Benar/Salah)
7. Lubang ventilasi untuk Rumah Sehat tidak permanen (Benar/Salah)
8. Limbah cair yang berasal dari rumah tangga tidak mencemari sumber air dan tidak
menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanah (Benar/Salah)
9. Syarat jamban sehat adalah jarak antara sumber air minum dengan lubang penampungan
(septic tank) minimal 2 meter (Benar/Salah)
10. Membuang sampah yang benar adalah dengan menumpuk sampah di depan rumah dan
membuangnya ke sungai ketika sudah penuh (Benar/Salah)

Skoring Pre-Test dan Post-Test

Nilai tertinggi: Benar semua (10)

Baik jika nilai ≥6

94
9 Hasil SPSS
HASIL SPSS
Jenis_Kelamin
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent

Vali Laki-laki 7 58.3 58.3 58.3


d
Perempuan 5 41.7 41.7 100.0

Total 12 100.0 100.0

Sumber_Informasi
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent

Vali Tidak pernah 12 100.0 100.0 100.0


d

Usia Responden
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent

Vali Remaja 5 41.7 41.7 41.7


d
Dewasa 4 33.3 33.3 75.0

Lansia 3 25.0 25.0 100.0

Total 12 100.0 100.0

LingkunganBudaya
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent

Vali Baik 4 33.3 33.3 33.3


d
Buru 8 66.7 66.7 100.0
k

Total 12 100.0 100.0

95
Tingkat Pendidikan
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent

Vali Rendah 4 33.3 33.3 33.3


d
Menenga 8 66.7 66.7 100.0
h

Total 12 100.0 100.0

Pengetahuan Responden
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent

Vali Baik 3 25.0 25.0 25.0


d
Buru 9 75.0 75.0 100.0
k

Total 12 100.0 100.0

Sumber_Informasi
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent

Vali Tidak pernah 12 100.0 100.0 100.0


d

Statistics
Post
Pre Post Pre Test Test

N Valid 12 12 12 12

Missing 0 0 0 0

Mean 50.00 78.33 1.33 2.00

Std. Error of Mean 2.752 1.667 .142 .000

Median 50.00 80.00 1.00 2.00

Mode 50 80 1 2

Std. Deviation 9.535 5.774 .492 .000

Variance 90.909 33.333 .242 .000

96
Range 30 20 1 0

Minimum 30 70 1 2

Maximum 60 90 2 2

Sum 600 940 16 24

Pre
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent

Vali 30 1 8.3 8.3 8.3


d
40 2 16.7 16.7 25.0

50 5 41.7 41.7 66.7

60 4 33.3 33.3 100.0

Tota 12 100.0 100.0


l

Post
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent

Vali 70 3 25.0 25.0 25.0


d
80 8 66.7 66.7 91.7

90 1 8.3 8.3 100.0

Tota 12 100.0 100.0


l

Pre Test
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent

Vali Buru 8 66.7 66.7 66.7


d k

Baik 4 33.3 33.3 100.0

Total 12 100.0 100.0

97
Post Test
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent

Vali Baik 12 100.0 100.0 100.0


d

Case Processing Summary


Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pre 12 100.0% 0 0.0% 12 100.0%

Post 12 100.0% 0 0.0% 12 100.0%

Descriptives
Std.
Statistic Error

Pre Mean 50.00 2.752

95% Confidence Interval Lower Bound 43.94


for Mean
Upper Bound 56.06

5% Trimmed Mean 50.56

Median 50.00

Variance 90.909

Std. Deviation 9.535

Minimum 30

Maximum 60

Range 30

Interquartile Range 18

Skewness -.755 .637

Kurtosis .161 1.232

Post Mean 78.33 1.667

95% Confidence Interval Lower Bound 74.67

98
for Mean Upper Bound 82.00

5% Trimmed Mean 78.15

Median 80.00

Variance 33.333

Std. Deviation 5.774

Minimum 70

Maximum 90

Range 20

Interquartile Range 8

Skewness -.063 .637

Kurtosis .655 1.232

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pre .250 12 .037 .862 12 .041

Post .364 12 .000 .753 12 .003

a. Lilliefors Significance Correction

Ranks
Mean
N Rank Sum of Ranks

Post - Negative Ranks 0a .00 .00


Pre
Positive Ranks 12b 6.50 78.00

Ties 0c

Total 12

a. Post < Pre

b. Post > Pre

c. Post = Pre

99
Test Statisticsa
Post -
Pre

Z -3.108b

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on negative ranks.

100
10 Poster

101
11 Dokumentasi

102
103
104

Anda mungkin juga menyukai