Disusun Oleh:
Kelompok 2
Ajeng Tri Rengganis 1102016014
Aliya Muhammad 1102016018
Annisa Nabila Asmahani 1102016028
Suci Puspapertiwi 1102016210
Syifa Khusnul Khotimah 1102016213
Pembimbing:
dr. Rita Komalasari, MoD, PhD
Laporan Diagnosis dan Intervensi Komunitas dengan judul “Laporan Diagnosis dan
Intervensi Komunitas Pengetahuan Rumah Sehat Pada Keluarga Binaan Kampung Jeruk
Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten” Periode 11 Oktober – 31 Oktober 2021 ini telah disetujui oleh pembimbing
untuk diseminarkan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Klinik
Kedokteran Komunitas Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.
Pembimbing,
2
KATA PENGANTAR
Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing, staf
pengajar, dokter dan tenaga medis Puskesmas, serta orang- orang sekitar yang terkait.
1. dr. Rita Komalasari, MoD, PhD selaku dosen pembimbing Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Keluarga Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi masukan
yang bermanfaat. Serta selaku koordinator dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Keluarga Universitas YARSI.
2. dr. Siti Maulidya Sari, M.Epid, Dipl-DK. selaku selaku Koordinator Kedokteran
Komunitas dan staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
3. Dr. dr. Fathul Jannah, M.Si, Sp.KKLP selaku kepala bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI dan staf pengajar Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
4. DR. Kholis Ernawati, Ssi, M.Kes, selaku pengajar bagian Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi
masukan yang bermanfaat.
5. dr. Deny Erfin, selaku Kepala Puskesmas Kresek, Kabupaten Tangerang.
6. Seluruh warga binaan Kampung Jeruk Purut, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kab.
Tangerang.
7. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama sehingga tersusun
laporan ini.
3
Dalam menyelesaikan penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan baik dari segi materi
maupun dari bahasa yang disajikan Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sebagai perbaikan sangat Penulis perlukan. Semoga laporan ini dapat dapat bermanfaat
khususnya bagi tim penulis dan pembaca pada umumnya. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Penulis
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PERNYATAAN PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR DIAGRAM x
BAB I LATAR BELAKANG 1
1.1 Gambaran Umum Kecamatan Kresek 1
1.1.1 Situasi Keadaan Umum Kecamatan Kresek secara Geografis 1
1.1.2 Batas Wilayah Kecamatan Kresek secara Geografis 1
1.1.3 Data Demografi Kecamatan Kresek 2
1.2 Profil Desa Pasir Ampo 4
1.2.1 Sejarah Pemekaran Desa Pasir Ampo 4
1.2.2 Profil Wilayah Desa 4
1.2.3 Demografi 5
1.2.4 Visi Misi Desa 5
1.2.5 Data Desa 5
1.3 Puskesmas Kecamatan Kresek 7
1.3.1 Profil Puskesmas Kecamatan Kresek 7
1.3.2 Visi, Misi dan Motto 8
1.3.3 Sistem Pelaporan 9
1.3.4 Upaya Kesehatan 13
1.3.5 Indeks Pembangunan Manusia 13
1.3.6 Keadaan Lingkungan 13
1.3.7 Masalah Kesehatan Sepuluh Penyakit Terbesar 16
1.4 Gambaran Seluruh Keluarga Binaan 19
1.4.1 Lokasi Seluruh Keluarga Binaan 19
1.5 Gambaran Masing-Masing Keluarga Binaan 19
1.5.1 Profil Keluarga Tn. Sanukri 19
1.5.2 Profil Keluarga Tn. Asmaya 24
1.5.3 Profil Keluarga Tn. Wani 29
1.5.4 Keluarga Tn. Suminta 34
1.5.5 Keluarga Tn. Rohadi 39
1.6 Menentukan Area Masalah 43
1.7 Area Masalah Sebagai Diagnosis Komunitas 43
1.8 Alasan Pemilihan Area Masalah 44
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 46
2 Keedokteran Komunitas, Pengetahuan, dan Rumah Sehat 46
2.1 Definisi Kedokteran Komunitas 46
2.2 Teori Pengetahuan 46
2.2.1 Definisi Pengetahuan 46
2.2.2 Tingkat Pengetahun 46
2.2.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Tingkat Pengetahuan 48
2.2.4 Cara Memperoleh Pengetahuan 49
2.2.5 Sumber Pengetahuan 50
5
2.2.6 Penilaian Pengetahuan 51
2.3 Rumah Sehat 51
2.3.1 Definisi Rumah Sehat 51
2.3.2 Kriteria Rumah Sehat 51
2.3.3 Parameter Rumah Sehat 54
2.3.4 Syarat Rumah Sehat 55
2.3.5 Faktor-Faktor Rumah Sehat 56
2.3.6 Rumah Sehat dalam Perspektif Islam 57
2.4 Kerangka Teori 58
2.5 Kerangka Konsep 58
2.6 Definisi Opeerasional 59
BAB III METODE PENELITIAN 62
3.1 Instrumen Pengumpulan Data 62
3.2 Desain Penelitian 62
3.3 Pengumpulan Data 62
3.4 Populasi 62
3.5 Sampel 63
3.6 Jenis dan Sumber Data 63
3.6.1 Jenis Data 63
3.6.2 Sumber Data 63
3.6.3 Skala Pengukuran 64
3.6.4 Instrumen Pengumpulan Data 64
3.7 Pengolahan dan Analisis Data 65
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 66
4.1 Analisis Univariat 66
4.1.1 Jenis Kelamin 66
4.1.2 Pengetahuan 66
4.1.3 Usia 67
4.1.4 Ekonomi 67
4.1.5 Tingkat Pendidikan 68
4.1.6 Sumber Informasi 68
4.2 Rencana Intervensi Masalah 69
4.3 Alternatif Pemecahan Masalah 71
4.4 Intervensi Pemecahan Masalah yang Terpilih 73
4.5 Menetapkan Kegiatan Operasional 73
4.6 Evaluasi Intervensi Pemecahan Masalah 74
4.7 Analisis Bivariat 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76
5.1 Saran 76
DAFTAR PUSTAKA 78
LAMPIRAN 79
6 Kuesioner Pre-survei 79
7 Kuesioner Survey 81
8 Soal Pre-Test dan Post-Test 83
9 Hasil SPSS 84
10 Poster 90
11 Dokumentasi 91
6
DAFTAR GAMBAR
7
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Kecamatan
Kresek tahun 2020 2
Tabel 2 Data Demografi Berdasar Populasi per Wilayah Desa Pasir Ampo 5
Tabel 3 Data Kasus DBD Puskesmas Kresek Tahun 2020 10
Tabel 4 Ketenagaan Puskesmas Kresek (Profil Puskesmas, 2020) 17
Tabel 5 Fasilitas Penunjang Puskesmas Kresek (Profil Puskesmas, 2020) 18
Tabel 6 Data Dasar Keluarga Tn. Sanukri 20
Tabel 7 Faktor Internal Keluarga Tn. Sanukri 23
Tabel 8 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Sanukri 23
Tabel 9 Data Dasar Keluarga Tn.Asmaya 24
Tabel 10 Faktor Internal Keluarga Tn. Asmaya 27
Tabel 11 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Asmaya 28
Tabel 12 Data Dasar Keluarga Tn. Wani 29
Tabel 13 Faktor Internal Keluarga Tn. Asmaya 32
Tabel 14 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Wani 33
Tabel 15 Data Dasar Keluarga Tn. Suminta 34
Tabel 16 Faktor Internal Keluarga Tn. Suminta 37
Tabel 17 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Suminta 38
Tabel 18 Data Dasar Keluarga Tn. Rohadi 39
Tabel 19 Faktor Internal Keluarga Tn. Rohadi 41
Tabel 20 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Rohadi 42
Tabel 21 Hasil Pre-Survey 43
Tabel 22 Definisi Operasional 59
Tabel 23 Pengumpulan Data 64
Tabel 24 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin pada Keluarga Binaan di Kampung Jeruk Purut
RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten 66
Tabel 25 Distribusi Responden Mengenai Pengetahuan Rumah Sehat pada Keluarga Binaan
di Kampung Jeruk Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten 66
Tabel 26 Distribusi Usia Responden pada Keluarga Binaan di Keluarga Binaan di Kampung
Jeruk Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten 67
Tabel 27 Distribusi Ekonomi Responden pada Keluarga Binaan di Keluarga Binaan di
Kampung Jeruk Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten 67
Tabel 28 Distribusi Tingkat Pendidikan Responden pada Keluarga Binaan di Kampung Jeruk
Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten 68
Tabel 29 Distribusi Sumber Informasi Responden pada Keluarga Binaan di Kampung Jeruk
Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten 68
Tabel 30 Hasil Frekuensi Deskriptif Statistik pada Pre-test dan Post-test 74
8
Tabel 31 Hasil Frekuensi Deksriptif Statistik pada Pre-test dan Post-test 74
Tabel 32 Hasil Distribusi Data Pre-Test dan Post-Test dengan Uji Shapiro-Wilk 75
Tabel 33 Hasil Tes Non-Parametrik Pre-Test dan Post-Test dengan Uji Wilcoxon 75
Tabel 34 Hasil Tes Non-Parametrik Pre-Test ke Post-Test dengan Uji Wilcoxon 75
9
DAFTAR DIAGRAM
BAB I
PENDAHULUAN
10
Gambar 1 Peta Kecamatan Kresek (Sumber: Google Maps, 2021)
Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Kecamatan
Kresek tahun 2020
Jumlah Penduduk
No Kelompok Umur (Tahun) Laki-laki Perempuan Laki-laki dan
Perempuan
11
Jumlah Penduduk
No Kelompok Umur (Tahun) Laki-laki Perempuan Laki-laki dan
Perempuan
Jumlah keseluruhan penduduk Kecamatan Kresek adalah 66.683 jiwa, yang terdiri dari
33.816 jiwa dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan sebanyak 32.867 jiwa. Jumlah
rumah di Kecamatan Kresek sebanyak 14.969 rumah dengan 18.889 kepala keluarga. Rata-
rata jumlah jiwa per RT adalah 3,5 jiwa, tingkat kepadatan penduduk mencapai 2382 jiwa per
km2.
12
1.2 Profil Desa Pasir Ampo
1.2.1 Sejarah Pemekaran Desa Pasir Ampo
Pada Tanggal 25 Mei 1979 diadakan pemilihan kepala desa Pasir Ampo. Pemilihan
tersebut berjalan dengan lancar, aman dan tertib sampai selesainya acara, sehingga
terciptanya pemimpin yang baru. Namun, ada beberapa pendukung tidak menerima hasil
penghitungan tersebut anggapannya ada kecurangan dalam penghitungan suara. Selanjutnya
dilakukan musyawarah kembali dengan tokoh masyarakat dan alim ulama pada tahun 1980,
terjadilah keputusan bersama bahwa pemekaran DESA KOPER harus dilakukan, dan untuk
menentukan nama desa hasil dari pemekaran mereka bermusyawarah kembali dan akhirnya
ditentukanlah nama PASIR AMPO sebagai nama desa yang timbul dari hasil voting para
tokoh masyarakat dan para alim ulama (pasirampo.desa.id).
1.2.2 Profil Wilayah Desa
Desa ini terletak di Kecamatan Kresek Kabupaten Tangerang. Batas-batas wilayah
Desa Pasir Ampo adalah sebagai berikut: (pasirampo.desa.id).
a) Sebelah Utara : Desa Patrasana Kecamatan Sukamulya
b) Sebelah Selatan : Desa Koper Kecamatan Kresek
c) Sebelah Barat : Kabupaten Serang
d) Sebelah Timur : Desa Kubang Kecamatan Sukamulya
13
1.2.3 Demografi
Secara umum kondisi Desa Pasir Ampo baik secara demografi maupun geografis
dapat digambarkan sebagai berikut: (pasirampo.desa.id).
a) Luas wilayah : 450 Ha
b) Jumlah Penduduk : 6.196 jiwa
c) Laki-laki : 3.163 jiwa
d) Perempuan : 3.033 jiwa
1.2.4 Visi Misi Desa
a) VISI
“BERBENAH”
Bekerja Bersama Insya Allah Amanah. Gotong Royong Membangun Desa Pasir
Ampo Yang Jujur. Berbudaya Dan Berakhlak Mulia.
b) MISI
Agar Visi sebagaimana tersebut dapat tercapai maka ditetapkan Misi sebagai
berikut:
1. Terwujudnya Tata Pemerintahan Desa yang baik dan meningkatnya Partisi
Lembaga Masyarakat optimalisasi Layanan Publik dalam mensejahterakan
masyarakat;
2. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur setrategis wilayah yang berkualitas;
3. Membina Masyarakat dalam mengkatkan kehidupan sosial yang baik,
Ekonomi, dan budaya;
4. Pemberdayaan masyarakat untuk menggali segala potensi SDA dan SDM
dalam mensejahterakan kehidupan masyarakat Desa;
5. Pencegahan Kondisi darurat di tingat desa.
1.2.5 Data Desa
1.2.5.1 Data Demografi berdasarkan Populasi per Wilayah
Tabel 2 Data Demografi Berdasar Populasi per Wilayah Desa Pasir Ampo
14
1.2.5.2 Data Pekerjaan
Berikut grafik data demografi berdasarkan pekerjaan di Desa Pasir Ampo
(pasirampo.desa.id).
15
Gambar 6 Data Agama Desa Pasir Ampo (pasirampo.desa.id)
16
menyajikan data pendukung yang lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti data
kependudukan dan data lingkungan (Profil Puskesmas Kresek, 2020).
Keseluruhan data yang ada merupakan gambaran tingkat pencapaian penyelenggaraan
pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal yang diukur melalui indikator
Indonesia Sehat dan indikator kinerja bidang kesehatan (Profil Puskesmas Kresek, 2020).
Puskesmas Kresek berupaya melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat secara maksimal, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan yang
mengutamakan kepuasan pelanggan dengan mengedepankan mutu setiap bidang pelayanan
dan berupaya menjangkau semua lapisan masyarakat yang berada di wilayah kerja
Puskesmas dalam memberikan pelayanan dan pembinaan kesehatan baik kegiatan dalam
gedung dan di luar gedung (Profil Puskesmas Kresek, 2020).
17
e) Meningkatkan sinergi kemitraan dengan sektor terkait
3. Motto
Motto Puskesmas Kresek adalah “BERSINAR”, yang artinya adalah:
a) Bersih, adalah Puskesmas bebas dari sampah lingkungan, sampah medis dan
non medis, sampah organik dan anorganik.
b) Sehat, adalah memiliki lingkungan kerja yang sehat dan tidak menjadi sumber
penularan penyakit.
c) Indah, adalah keselarasan penataan lingkungan kerja.
d) Nyaman, adalah kondisi puskesmas yang menyenangkan dalam memenuhi
kepuasan pelanggan.
e) Amanah, menjalankan tugas dan tanggungjawab dengan sepenuh hati dan
bertanggungjawab.
f) Ramah, memberikan pelayanan dengan penuh kesantunan dengan motto
pelayanan 5S (senyum, sapa, salam, sopan, dan santun).
1.3.3 Sistem Pelaporan
Strategi penyusunan profil dilakukan dengan metode cek silang data analisa, korelasi
dari seluruh program, keakuratan dan informasi yang disajikan dapat memberikan gambaran
yang jelas dari kondisi dan situasi yang ada, sehingga dapat dilakukan pengolahan data di
tingkat Puskesmas. Penyajian data dilakukan dalam bentuk tabel dan grafik, sedangkan dalam
pembahasan menyajikan perbandingan pencapaian indikator dari tahun sebelumnya dan
target yang akan dicapai. Profil Puskesmas mengacu kepada tabel indikator Indonesia Sehat
2010 dengan sumber data yang diperoleh dari Kecamatan, Pendidikan, BPS Kecamatan,
Balai Pengobatan Swasta yang ada di Kecamatan Kresek dan dari kegiatan internal
puskesmas (Profil Puskesmas Kresek, 2020).
A. Jumlah Kesakitan
Didapatkan 10 besar penyakit di Puskesmas Kresek penyakit ISPA (Infeksi Saluran
Pernapasan Atas) berada di posisi teratas yaitu 9.208, diikuti Hipertensi Essensial
sebanyak 3.221 dan Fharingitis 2.626, sedangkan yang ke 10 (sepuluh) atau yang
terendah yaitu Penyakit Diare sebanyak 794 penderita (Profil Puskesmas Kresek,
2020). Selain itu, kunjungan Penyakit Tidak Menular seperti Hipertensi dan
Diabetes Melitus juga sangat tinggi, karena diharuskan setiap pasien untuk
melakukan kontrol secara teratur disamping itu memang jumlah kasus tersebut
cenderung meningkat (Profil Puskesmas Kresek, 2020).
B. Penyakit Menular
18
Penanganan, pencegahan, dan penanggulangan penyakit menular terdiri dari:
a) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD tahun ini menjadi
prioritas, dimana dititik beratkan pada kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang
Nyamuk) disemua wilayah dan sebagian kasus dilakukan foging fokus,
dikarenakan pada tahun 2016 terjadi peningkatan jumlah kasus DBD yaitu 81
kasus. Sedangkan untuk Tahun 2020 terjadi penurunan kasus yang sangat
signifikan yaitu tidak terdapat kasus yang dari Desa Kresek (Profil Puskesmas
Kresek, 2020).
Kresek 0 0
Talok 0 0
Renged 0 0
Patrasana 0 0
Pasirampo 0 0
Koper 0 0
Jengkol 0 0
Kemuning 0 0
Rancailat 0 0
Total 0 0
b) Malaria
Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi disebabkan oleh protozoa parasit
golongan Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan Nyamuk Anopheles. Di
wilayah Kec. Kresek sampai sekarang belum ditemukan penderita malaria
(Profil Puskesmas Kresek, 2020).
c) Filariasis
Filariasis atau penyakit kaki gajah adalah penyakit yang bersifat kronik
(menahun) disebabkan oleh cacing filariasis ditularkan melalui gigitan nyamuk,
di Puskesmas Kresek penderita Filariasis dalam lima tahun terakhir ini dari
19
tahun 2014 s/d 2018 tidak ditemukan kasus suspek Filariasis (Profil Puskesmas
Kresek, 2020).
C. Penyakit Menular Langsung
a) Penyakit Diare
Penyakit diare adalah sebuah penyakit buang air besar biasanya paling sedikit
3 kali dalam 24 jam dengan tinja lembek atau cair dapat juga disertai dengan
darah/lendir. Berdasar Sasaran Target yang ditetapkan Dinas Kesehatan
penemuan penderita penyakit diare tahun 2018 di Puskesmas Kresek adalah
sebanyak 1.788 kasus / penderita, dimana realisasi kasus penemuan yang
ditangani tahun 2018 adalah sebanyak 1.146 kasus / penderita (64,1%), hal ini
menandakan bahwa kejadian kasus penyakit diare di wilayah Puskesmas
Kresek dikategorikan masih rendah (Profil Puskesmas Kresek, 2020).
b) Kusta
20
Penyakit Kusta merupakan penyakit kronis yang disebabkan Mycobakterium
Leprae dengan masa inkubasi rata 3-5 tahun. Di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Kresek masih ditemukan kasus penyakit kusta sebanyak 26
penderita. Penderita Pausi Basiler (PB) / Kusta Kering tidak ditemukan dan
Kusta Multi Basiler (MB) / Kusta Basah sejumlah 25 orang, terdiri dari laki-
laki 13 penderita dan perempuan 12 penderita dengan sebaran penderita
digambarkan dalam grafik dibawah ini (Profil Puskesmas Kresek, 2020).
Gambar 10 Jumlah Penemuan Penderita Kusta di UPTD Puskesmas Kresek Berdasar Sebaran Tiap
Desa Tahun 2020
c) HIV/AIDS/IMS
HIV/AIDS/IMS penyakit ini menular melalui hubungan seksual (vaginal, oral,
anal) dengan pasangan yang sudah tertular, semakin sering ganti pasangan
semakin besar kemungkinan untuk tertular penyakit ini. Jumlah kasus HIV /
AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS) di UPTD Puskesmas Kresek pada
tahun 2020 menurut data sebanyak 7 kasus, terdiri dari penderita HIV 7 orang
(Profil Puskesmas Kresek, 2020).
d) Pneumonia Balita
Penyakit Pneumoni adalah penyakit peradangan pada paru yang dapat
disebabkan oleh virus, bakteri, jamur atau parasit juga dapat disebabkan oleh
iritasi kimia/fisik dari paru paru akibat penyakit lain (Profil Puskesmas
Kresek, 2020). Pada tahun 2020 di UPTD Puskesmas Kresek penderita
21
penyakit pneumonia pada Balita usia 0 – 59 bulan ditemukan dan ditangani
sejumlah 508 kasus terdiri dari laki-laki 278 orang dan perempuan 230 orang,
atau 76.62% dari jumlah perkiraan penderita yang ditetapkan oleh dinas
kesehatan dalam sasaran dan target penemuan (Profil Puskesmas Kresek,
2020).
e) TB Paru
Jumlah seluruh penderita penyakit Tuberculosis Paru (TB paru) di UPTD
Puskesmas Kresek tahun 2020 terdiri dari Suspek 409 kasus, jumlah seluruh
kasus TB 126, BTA positif 126 orang yang telah diobati, BTA negatif 283
orang, kasus TB anak 0 – 14 tahun sebanyak 12 orang. Angka kesembuhan
dan pengobatan lengkap sebagai berikut: BTA positif diobati sebanyak 126
orang, angka kesembuhan 29 orang (23.01%), pengobatan lengkap 68 orang
(53.96%) dan kematian selama pengobatan sebanyak 4 orang (Profil
Puskesmas Kresek, 2020)
1.3.4 Upaya Kesehatan
1. Pelayanan Kesehatan dari hasil kegiatan pemantauan rumah tangga ber PHBS
pada tahun 2018 jumlah sarana / rumah tangga sebanyak 14.969, jumlah rumah
yang diperiksa 1.890 rumah dan yang ber PHBS mencapai 1.264 rumah
(66,88%), ada kenaikan dari tahun sebelumnya yang hanya 61,64% (Profil
Puskesmas Kresek, 2020).
2. Perilaku Hidup Masyarakat dan Keadaan Lingkungan
Rumah tangga yang ber-PHBS belum ada peningkatan, yaitu hanya sebesar
66,88% masih sama dengan tahun 2017 (Profil Puskesmas Kresek, 2020).
1.3.5 Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator penting untuk mengukur
keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM
menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh
pendapatan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya. IPM dapat menentukan level
pembangunan suatu wilayah/negara. Di Indonesia, IPM merupakan data strategis karena
selain sebagai ukuran kinerja pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator
penentuan Dana Alokasi Umum (DAU). Penyusunan IPM berhubungan erat dengan tiga
komponen, yaitu angka harapan hidup, angka indeks pendidikan (lama sekolah) dan
kemampuan daya beli (PPP).
22
1.3.6 Keadaan Lingkungan
Salah satu faktor yang paling berpengaruh pada derajat kesehatan adalah faktor
lingkungan. Apabila keadaan lingkungan sehat maka derajat kesehatan masyarakat di
lingkungan tersebut akan terpelihara dan tentunya dapat meningkat, sebaliknya jika
lingkungan tidak sehat tentunya dapat berpengaruh terhadap status kesehatan masyarakatnya.
1. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu
bangunan yang memiliki jamban, sarana air bersih, tempat sampah dan sarana
pengelolaan air limbah, ventilasi rumah yang cukup, kepadatan hunian rumah yang
sesuai, dan lantai rumah bersih dan kedap air. Berdasarkan data program kesehatan
lingkungan Puskesmas Kresek tahun 2020, terdapat 14.969 rumah di wilayah
Puskesmas Kresek, jumlah rumah yang telah dilakukan pembinaan sebanyak 11.838
rumah (79.08%), jumlah rumah belum memenuhi syarat kesehatan 1.212 (10.23%)
sedangkan jumlah rumah yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 10.626 (89.76%)
dari jumlah rumah yang diperiksa (Profil Puskesmas Kresek, 2020).
2. Kepemilikan sarana sanitasi dasar
Sanitasi Dasar adalah sanitasi mínimum yang diperlukan untuk menyediakan
lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang menitikberatkan pada
pengawasan berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan
manusia. Kepemilikan sarana sanitasi dasar di wilayah Puskesmas Kresek meliputi:
(Profil Puskesmas Kresek, 2020).
a) Jamban Keluarga
Dari 66.683 jiwa penduduk yang ada di Kecamatan Kresek, jumlah penduduk
yang menggunakan jamban keluarga sebanyak 46.402 jiwa (70.09%) yang terdiri
dari 7.265 sarana leher angsa dan 12 sarana komunal.
b) Akses terhadap air bersih
Dari 66.683 jiwa penduduk yang ada di Kecamatan Kresek, penduduk dengan
akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas (layak) yang mendapat akses
air bersih ada 57.792 Jiwa (87.29%), yang terdiri dari sumur gali terlindung 1.332
jiwa, sumur bor dengan pompa 32.478 jiwa dan pengguna PDAM sebanyak
23.982 jiwa.
c) Tempat - Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)
TTU dan TPM adalah suatu sarana yang dikunjungi banyak orang dan
berpotensi menjadi tempat persebaran penyakit. TTU meliputi terminal, pasar,
23
tempat ibadah, stasiun, tempat rekreasi, dll. Sedangkan TUPM meliputi hotel,
restoran, depot air dll. TTU dan TPM yang sehat adalah yang memenuhi syarat
kesehatan yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
pembuangan air limbah (SPAL), ventilasi yang baik dan luas lantai ruangan yang
sesuai dengan jumlah pengunjung dan memiliki pencahayaan yang cukup.
Jumlah Tempat-tempat Umum (TTU) yang ada di Kecamatan Kresek
sebanyak 71 unit, sedangkan TTU yang memenuhi syarat kesehatan 48 unit
(67.60%). Untuk Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) berjumlah 86 unit TPM,
sedangkan TPM yang memenuhi syarat kesehatan berjumlah 55 unit (63.95%).
3. Keadaan Perilaku Masyarakat
Perilaku dapat diartikan sebagai suatu keadaan jiwa (berpikir, berpendapat,
bersikap) untuk memberikan respon terhadap situasi di luar subyek yang dapat
bersifat pasif (tanpa tindakan) atau aktif yaitu dengan adanya tindakan. Komponen
perilaku terdiri dari aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan, dari mulai mengetahui
lalu menerima atau menolak dan melakukan tindakan sebagai perwujudan dari pikiran
dan jiwa (Notoatmodjo, 2010).
Untuk menggambarkan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap kesehatan
digunakan indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang terdiri dari 10
indikator (Kemenkes, 2013).
4. Rumah Tangga Sehat
Jumlah PHBS Rumah Tangga, yaitu 1.890 rumah tangga dan jumlah rumah tangga
tersebut yang yang mempunyai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat hanya 647 rumah
tangga (34.42%) menunjukan bahwa persentase rumah tangga sehat di Kecamatan
Kresek masih kurang jika dibandingkan dengan standar pelayanan minimal (65%).
5. ASI Eksklusif
Air Susu Ibu diyakini dan terbukti merupakan makanan bayi yang paling tinggi
manfaatnya bagi bayi dari semua aspek di Kecamatan Kresek dari berbagai kegiatan
seperti penyuluhan kepada ibu hamil pembentukan Kelompok Peminat Kesehatan Ibu
dan Anak (KPKIA) dari seluruh bayi 0-6 bulan yang ada 1354 bayi yang diberi ASI
mencapai 1344 bayi (99.25 %), cakupan ini sudah melampaui target pencapaian
dibandingkan standar pelayanan minimal yaitu (80%).
6. Posyandu
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kepada masyarakat berbagai upaya
dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat dengan
24
Posyandu merupakan salah satu UKBM yang sangat populer. Posyandu
dikelompokkan menjadi Pratama, Madya, Pumama dan Mandiri. Di Kecamatan
Kresek jumlah Posyandu ada 58 pos, terdiri dari Posyandu Pratama berjumlah 58
posyandu, Madya 0 Posyandu, Purnama 0 Posyandu dan Mandiri 0 posyandu. Dari
data tersebut Posyandu di wilayah Kecamatan Kresek masih di dominasi oleh Strata
Madya.
7. Polindes dan Poskesdes
Pondok Bersalin Desa (POLINDES) didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan ibu dan anak khususnya di wilayah pedesaan yang jauh dari
jangkauan pelayanan kesehatan. Dalam upaya mendukung pelaksanaan desa siaga di
wilayah Kecamatan Kresek terdapat 3 polindes terdiri dari Polindes di Desa
Kemuning, Desa Jengkol, dan Polindes desa Renged.
8. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin
Dalam rangka meningkatkan jangkauan pelayanan masyarakat yang jauh Puskesmas
kresek melaksanakan Puskesmas Keliling yang menjangkau 9 desa dilaksanakan
setiap hari selasa dengan mobil puskesmas keliling.
1.3.7 Masalah Kesehatan Sepuluh Penyakit Terbesar
1. Sepuluh Penyakit Terbesar
a) Berdasarkan grafik dibawah ini, 10 besar penyakit di Puskesmas Kresek adalah
ISPA sebanyak 9208 kasus, Hipertensi sebanyak 3221 kasus, Faringitis 2626
kasus, DM 1729 kasus, Myalgia 1588 kasus, Dermatitis 1532 kasus, Gastritis
1411 kasus, Obs Febris 998 kasus, Infeksi Kulit 857 kasus dan Diare 794 kasus.
Gambar 11 Jumlah Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Kresek Januari- Desember Tahun 2020
(Profil Puskesmas Kec. Kresek 2020)
25
b) Sarana Kesehatan
Puskesmas Kresek memiliki gedung utama dan gedung tambahan yang
diuraikan sebagai berikut:
26
c) Ketenagaan
1 Kepala Puskesmas 1 - - 1
3 Dokter Umum 1 2 - 3
4 Dokter Gigi 1 - - 1
5 Bidan 10 6 6 22
6 Perawat 5 - 7 13
7 Sanitarian - - - -
8 Nutrition 1 - 1 2
9 Perawat Gigi 1 - - 1
10 Pekarya - - - -
11 Asisten Apoteker - - 2 2
12 Analis Kesehatan 1 - 1 2
13 SMA/administrasi - - 8 8
14 Petugas Kebersihan - - 5 5
15 Sopir - - 3 3
16 Petugas Keamanan - - 5 5
Jumlah 21 9 36 67
27
No Fasilitas Kesehatan Jumlah
5 Puskesmas 1 (sarana)
6 Poskesdes 0
7 Puskesmas Keliling 1
8 Posyandu 58 ( Pos )
9 Polindes 3 (sarana)
10 Posbindu 9 (Pos)
11 Rumah Bersalin 0
13 Apotik 4 (sarana)
14 Toko Obat 0
Jumlah 106
Keluarga Tn.
Sanukri
Keluarga
Keluarga Tn. Wani
Tn. Asmaya
28
Keluarga Keluarga
Tn. Rohadi Tn. Suminta
Gambar 12 Denah Seluruh Keluarga Binaan
29
Keluarga Tn. Sanukri tinggal di sebuah bangunan rumah milik pribadi dengan
luas tanah sekitar 150 m2 dan luas bangunan berukuran 10 m x 8 m. Di rumah
tersebut memiliki 3 kamar tidur, ruang tamu, 2 dapur dan 1 kamar mandi. Ruang
tamu berukuran 4 x 5 m, tiga kamar tidur masing-masing berukuran 2 x 2 m,
kamar mandi berada di luar rumah dengan ukuran kamar mandi berukuran 2 x 2
m dan dapur berada tepat depan kamar mandi dengan ukuran 3 x 4 m dan dapur
untuk membuat lumpia berada di sebelahnya dengan ukuran 3 x 3 m. Ruangan di
dalam rumah berlantaikan tanah dengan dinding yang terbuat dari triplek dan
kayu yang di cat dan beratapkan langsung genteng. Rumah ini terletak di dalam
gang dengan bagian depan terdapat teras dan halaman kosong.
Di rumah tersebut memiliki 1 pintu utama, 1 pintu belakang di area dapur, 4
jendela dan lubang ventilasi di atas pintu depan dan dapur. Ventilasi di rumah
tersebut hanya diatas pintu, seluruh jendela di rumah tersebut jarang dibuka
sehingga udara tidak dapat masuk ke rumah tersebut, namun cahaya matahari
dapat masuk melalui jendela.
Kamar mandi sekaligus jamban memiliki pintu. Kamar mandi digunakkan
untuk mandi, membuang air dan mencuci baju. Untuk saluran pembuangan
dialirkan ke selokan dan memiliki septic tank yang terletak di belakang rumah.
Keluarga Tn. Sanukri memiliki sumber air bersih. Untuk mendapatkan sumber
air bersih Tn. Sanukri menggunakan jetpump. Air tersebut digunakan sebagai
sumber untuk keperluan mandi dan memasak serta untuk keperluan mencuci
baju. Untuk keperluan minum keluarga Tn. Sanukri menggunakan air gallon isi
ulang. Keluarga Tn. Sanukri mengatakan selalu mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan, setelah buang air, serta setelah membuang sampah dengan air
mengalir dan terkadang mengunakan sabun.
Skor rumah sehat Tn. Sanukri adalah 618, yang berarti <1068 dikategorikan
sebagai rumah tidak sehat. 8
m
Kamar
Dapur II Mandi 2
Dapur I 3x3 m2 2x2 m2
3x4 m2
Kamar Tidur
10 1
2x2 m2 Ruang Tamu
m
4x5 m2
Kamar Tidur 30
2
2x2 m2
Kamar Tidur
Gambar 13 Denah Rumah Tn. Sanukri
C. Lingkungan Pemukiman
Rumah keluarga Tn. Sanukri terletak di pemukiman padat penduduk. Bagian
depan rumah terdapat teras dan halaman yang gersang. Pengelolaan sampah
keluarga Tn. Sanukri biasanya sampah ditumpuk hingga penuh dan dibakar di
halaman disekitar rumah.
D. Pola Makan
Keluarga Tn. Sanukri rata-rata makan 3 kali sehari, yaitu pagi, siang dan malam.
Makanan sehari-hari dimasak sendiri antara lain nasi, tahu, tempe, sayur dan
terkadang memasak ikan satu atau dua kali dalam seminggu. Keluarga Tn.
Sanukri jarang mengkonsumsi buah karena keterbatasan biaya. Keluarga Tn.
Sanukri biasanya menggunakan air yang bersumber dari jetpump untuk mencuci
piring dan makanan serta menggunakan air gallon isi ulang untuk minum.
Keluarga Tn. Sanukri selalu mencuci tangan menggunakan air mengalir sebelum
dan sesudah makan, dan menggunakan sabun.
E. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Saat ini tidak ada yang hamil di rumah Tn. Sanukri. Anak Tn. Sanukri lahir secara
spontan dibantu bidan di dekat rumah. Pada saat istrinya mengandung rutin
kontrol kehamilannya di bidan. Tn. Sanukri mengatakan anaknya diberikan
imunisasi secara lengkap dan ASI eksklusif hingga anaknya berusia 2 tahun
F. Kebiasaan Berobat
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga Tn. Sanukri biasanya berobat ke
bidan dekat rumahnya. Apabila tidak sembuh mereka akan pergi ke puskesmas
terdekat.
G. Penyakit Saat Ini
31
Pada saat ini Tn. Sanukri dan keluarga dalam keadaan sehat
H. Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit seperti diabetes, riwayat stroke, hipertensi atau TB tidak
didapatkan.
I. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
Kegiatan sehari-hari Tn. Sanukri selalu bekerja, kalau sedang libur biasanya di
habiskan untuk kumpul dengan keluarga. Tn. Sanukri merupakan seorang perokok
dengan konsumsi rokok sekitar 1 - 2 bungkus per hari. Tn Sanukri lebih sering
merokok di luar rumah tepatnya di halaman depan rumahnya. Tn. Sanukri
terbiasa olahraga bermain bola di lapangan dekat rumahnya setiap minggu.
Keluarga Tn. Sanukri memiliki kebiasaan mandi 2 kali sehari pada pagi dan sore.
Kegiatan bersih-bersih rumah seperti menyapu dilakukan 1 kali dalam sehari.
Tempat penyimpanan air dibersihkan 1 kali dalam seminggu.
Adapun faktor eksternal yang ada pada keluarga Tn. Sanukri dapat dilihat pada Tabel 8
No Kriteria Masalah
32
No Kriteria Masalah
2 Ruangan dalam Rumah tidak bertingkat, terdiri dari 3 kamar tidur, ruang
rumah tamu, 2 dapur dan 1 kamar mandi
6 Sumber air Menggunakan air jetpump untuk kegiatan sehari hari dan
air galon isi ulang untuk air minum
33
Tabel 9 Data Dasar Keluarga Tn.Asmaya
No Nama Status Jenis Usia Pendidikan Pekerjaan
Keluarga Kelamin Terakhir
Tn. Asmaya berusia 55 tahun merupakan seorang petani dan istrinya, Ny.
Sayana berusia 50 tahun merupakan seorang Ibu Rumah Tangga. Pendapatan
keluarga Tn. Asmaya berasal dari hasil bertani dengan penghasilan kurang lebih
berkisar Rp5.000.000,00,- setiap kali panen. Tn. Asmaya tidak memiliki
pendapatan tetap setiap bulan dan hanya mendapatkan pendapatan dari hasil
panen per 6 bulan.
B. Bangunan Tempat Tinggal
Keluarga Tn. Asmaya tinggal dirumah milik pribadi dengan luas tanah sekitar
120 m2 dan luas bangunan 7 x 4 m. Bangunan tempat tinggal terdiri atas 1 lantai
tidak bertingkat dan terdiri dari satu ruang tamu 2 x 3 m, dua kamar tidur
masing-masing berukuran 3 x 2 m, satu kamar mandi 1 x 2 m dan satu dapur 2 x
2 m. Ruang tamu dan kamar berlantaikan keramik dengan dinding yang terbuat
dari batu bata dan semen yang di cat dan beratapkan asbes.
Rumah ini memiliki jendela pada masing-masing ruangan namun keluarga Tn.
Asmaya jarang membuka jendelanya. Ventilasi biasanya berasal dari pintu
depan, pintu samping. Rumah ini memiliki 2 pintu utama di depan dan di
belakang serta 2 pintu untuk masing-masing kamar tidur. Terdapat masing-
masing 1 lampu berwarna putih dari setiap kamar dan terdapat 1 lampu berwarna
putih di ruang tengah. Dapur dan kamar mandi memiliki satu lampu.
Keluarga ini memiliki 1 kamar mandi sekaligus jamban yang berada di dalam
rumah, tidak beratap, dinding tidak kedap air, dan letaknya bersebelahan dengan
dapur, dan tidak memiliki pintu. Tempat cuci baju dan cuci piring menjadi satu
di lahan depan kamar mandi. Untuk saluran pembuangan dialirkan ke selokan
belakang rumah dan tidak memiliki septic tank. Keluarga Tn. Asmaya
mempunyai tempat penampungan air pribadi di rumahnya.
34
Skor rumah sehat Tn. Asmaya adalah 812, yang berarti <1068 dikategorikan
sebagai rumah tidak sehat.
4m
Kamar
Dapur mandi
2x2 m2 2x1 m2
Ruang Tamu
7 Kamar Tidur I
m 2x3 m2 3x2 m2
Kamar Tidur
II
3x2 m2
C. Lingkungan Pemukiman
Rumah keluarga Tn. Asmaya terletak di pemukiman padat penduduk. Pengelolaan
sampah keluarga Tn. Asmaya biasanya sampah dikumpul disamping rumah dan di
buang ke depan gang yang terdapat tong sampah besar.
D. Pola Makan
Keluarga Tn. Asmaya rata-rata makan 2 kali sehari, yaitu pagi menjelang siang
dan sore hari. Makanan sehari-hari dimasak sendiri antara lain nasi, tahu, tempe,
sayur. Keluarga Tn. Asmaya juga jarang mengkonsumsi buah, karena kendala
biaya. Biasanya Keluarga Tn. Asmaya biasanya menggunakan air jetpump yang di
masak untuk diminum. Keluarga Tn. Asmaya selalu mencuci tangan
menggunakan air mengalir sebelum dan sesudah makan, namun terkadang lupa
menggunakan sabun.
35
E. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Saat ini tidak ada yang sedang hamil di rumah Tn. Asmaya. Anak Tn. Asmaya
lahir secara spontan dibantu oleh paraji. Pada saat istrinya mengandung tidak
pernah kontrol kehamilannya. Tn. Asmaya mengatakan anaknya tidak diberikan
imunisasi secara lengkap namun anaknya mendapatkan ASI eksklusif hingga usia
2 tahun.
F. Kebiasaan Berobat
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga Tn. Asmaya biasanya membeli
obat di warung, sangat jarang berobat ke klinik atau ke puskesmas sekitar.
Menurut keluarga Tn. Asmaya, setelah minum obat warung biasanya sakit yang
diderita sembuh.
G. Penyakit Saat Ini
Pada saat ini Tn. Sanukri dan keluarga dalam keadaan sehat
H. Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes, asam urat, kolesterol, tumor atau
kanker, tidak ada pada keluarga Tn. Asmaya.
I. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
Kegiatan sehari-hari Tn. Asmaya tidak menentu terkadang ia ke sawah untuk
bertani. Namun apabila tidak bertani Tn. Asmaya biasanya hanya bersantai di
rumah. Tn. Asmaya merupakan seorang perokok dengan konsumsi rokok sekitar 2
bungkus setiap hari. Tn Asmaya lebih sering merokok di luar rumah dibandingkan
di dalam rumah. Tn. Asmaya sudah merokok sejak usia muda, kurang lebih
merokok sudah lebih dari 40 tahun. Tn. Asmaya mengaku tidak pernah lepas dari
rokok, selalu merokok setiap hari, karena Tn. Asmaya merasa apabila tidak
merokok ia menjadi pusing dan mulutnya terasa pahit. Tn. Asmaya tidak pernah
mengkonsumsi alcohol. Tn. Asmaya dan istri juga rutin mengkonsumsi kopi
setiap hari 1 gelas.
Tn. Asmaya dan Ny. Sayana tidak pernah melakukan kegiatan olahraga, karena
dianggap bertani sudah merupakan bagian dari olahraga sehari-hari. Selain itu,
Ny. Sayana juga mengatakan bahwa setiap hari membersihkan rumah sehingga
kegiatan tersebut juga dianggap berolahraga.
36
Tabel 10 Faktor Internal Keluarga Tn. Asmaya
5 Perilaku cuci tangan Tn. Asmaya dan istri mencuci tangan sebelum makan
dan setelah makan menggunakan sabun
Adapun faktor eksternal yang ada pada keluarga Tn. Asmya dapat dilihat pada Tabel 11
No Kriteria Masalah
2 Ruangan dalam Rumah tidak bertingkat terdiri dari satu ruang tamu,
rumah dua kamar tidur, satu kamar mandi dan satu dapur.
37
No Kriteria Masalah
38
No Nama Status Jenis Usia Pendidikan Pekerjaan
Keluarga Kelamin Terakhir
39
6
m
Kamar
mandi
1x2 m2 Dapur
1x4 m2
Ruang Tamu
7m 2x3 m2
Kamar Tidur I
3x2 m2
Kamar Tidur II
3x2 m2
C. Lingkungan Pemukiman
Keluarga Tn. Wani tinggal di daerah pemukiman padat penduduk. Bagian depan
rumah terdapat teras, bagian samping kanan rumah terdapat tempat pembakaran
sampah, bagian samping kiri dan belakang rumah terdapat rumah tetangga.
D. Pola Makan
Keluarga Tn. Wani rata-rata makan 2 kali sehari, yaitu pagi menuju siang dan
sore. Makanan sehari-hari dimasak sendiri antara lain nasi, dengan lauk tersering
tahu. Keluarga Tn. Wani jarang sekali memasak daging sapi, namun sesekali
memasak daging ayam. Keluarga Tn. Wani jarang sekali mengkonsumsi buah-
buahan yaitu sekitar 1 – 2 kali sebulan. Keluarga Tn. Wani biasanya
menggunakan air jetpump untuk mencuci piring dan makanan serta menggunakan
untuk minum. Keluarga Tn. Wani selalu mencuci tangan menggunakan air
mengalir sebelum dan sesudah makan dengan menggunakan sabun namun tidak
dengan cara WHO.
E. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
40
Saat ini tidak ada yang sedang hamil di keluarga Tn. Wani. Anak Tn. Wani lahir
secara spontan dibantu bidan. Istri Tn. Wani telah melahirkan 2 orang anak laki –
laki. Ny. Nursari mengatakan kontrol kehamilannya ke bidan. Ny. Nursari juga
mengatakan imunisasi anaknya tidak lengkap. Anak Ny. Nursari diberikan ASI
hingga anaknya berusia 2 tahun. Ny. Nursari sedang menjalani KB jenis suntik
yang digunakan selama 3 minggu satu kali.
F. Kebiasaan Berobat
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga Tn.Wani biasanya membeli obat
di warung dan membaik dengan sendirinya sehingga jarang sekali pergi ke
puskesmas.
G. Penyakit Saat Ini
Pada saat ini Tn. Wani dan keluarga dalam keadaan sehat
H. Riwayat Penyakit
Ny. Nursari memiliki riwayat penyakit vertigo.
I. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
Kegiatan sehari-hari Tn. Wani membuat kulit lumpia, Tn. Wani merupakan
seorang perokok aktif dengan konsumsi rokok mencapai sekitar 1 bungkus selama
dua hari. Tn. Wani lebih sering merokok di luar rumah dibandingkan di dalam
rumah. Keluarga Tn. Wani tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan tidak pernah
berolahraga
Keluarga Tn. Wani mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun dan
masing-masing anggota keluarga menggunakan handuk serta sikat gigi pribadi.
Keluarga Tn. Wani. Keluarga Tn. Wani juga mengatakan jarang membersihkan
rumahnya setiap hari.
Tn. Asmaya dan Ny. Sayana tidak pernah melakukan kegiatan olahraga, karena
dianggap bertani sudah merupakan bagian dari olahraga sehari-hari. Selain itu,
Ny. Sayana juga mengatakan bahwa setiap hari membersihkan rumah sehingga
kegiatan tersebut juga dianggap berolahraga.
41
No Faktor Internal Permasalahan
Adapun faktor eksternal yang ada pada keluarga Tn. Wani dapat dilihat pada Tabel 14
No Kriteria Masalah
42
No Kriteria Masalah
43
4 An. Sunandar Anak Laki-laki 6 tahun Belum Tidak
sekolah bekerja
44
Tn. Suminta mengatakan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan,
setelah buang air, serta setelah membuang sampah dengan air mengalir dan selalu
mengunakan sabun.
Skor rumah sehat Tn. Suminta adalah 822, yang berarti <1068 dikategorikan
sebagai rumah tidak sehat.
Dapur Kamar
Mandi
Gudang Lokasi
Bakar
7M Sampah
Ruang Kamar
Keluarg Tidur 2
a
Kamar
Tidur 1
5M
Gambar 16 Denah Rumah Tn. Suminta
C. Lingkungan Pemukiman
Rumah keluarga Tn. Suminta terletak di pemukiman padat penduduk. Bagian
depan dan samping kanan rumah terdapat teras. Pengelolaan sampah keluarga Tn.
Suminta biasanya sampah ditumpuk hingga penuh dan dibakar setiap hari di
halaman disekitar rumah.
D. Pola Makan
45
Keluarga Tn. Suminta rata-rata makan 3 kali sehari, yaitu pagi, siang dan malam.
Makanan sehari-hari dimasak sendiri antara lain nasi, tahu, tempe, sayur dan
terkadang memasak ikan dan ayam dua atau tiga kali dalam seminggu. Keluarga
Tn. Suminta jarang mengonsumsi buah karena keterbatasan biaya. Keluarga Tn.
Suminta biasanya menggunakan air yang bersumber dari jet pump untuk
mencuci piring serta menggunakan air galon untuk minum. Keluarga Tn.
Suminta selalu mencuci tangan menggunakan air mengalir dengan sabun
sebelum dan sesudah makan.
E. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Saat ini tidak ada yang hamil di rumah Tn. Suminta. Kedua anak Tn. Suminta
lahir secara spontan dibantu bidan di rumah. Pada saat istrinya mengandung rutin
kontrol kehamilannya di bidan. Ny. Sumarni mengatakan anaknya melakukan ASI
eksklusif hingga anaknya berusia 2 tahun namun jarang diberikan imunisasi.
F. Kebiasaan Berobat
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga Tn. Suminta biasanya membeli
obat di warung. Apabila tidak sembuh mereka akan pergi ke puskesmas terdekat.
G. Penyakit Saat Ini
Pada saat ini Tn. Sanukri dan keluarga dalam keadaan sehat
H. Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit seperti diabetes, riwayat stroke, hipertensi atau TB tidak
didapatkan.
I. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
Kegiatan sehari-hari Tn. Suminta bekerja sebagai ojek motor dari jam 10 pagi
sampai 8 malam. Tn. Suminta merupakan seorang perokok dengan konsumsi
rokok sekitar 2-3 bungkus per hari. Tn Suminta lebih sering merokok di luar
rumah tepatnya di teras rumah. Tn. Suminta terbiasa jalan pagi mengelilingi
kampungnya 3 kali seminggu. Tn. Suminta rutin mengkonsumsi kopi atau teh
setiap paginya untuk sarapan. Keluarga Tn. Suminta tidak terbiasa berolahraga
hanya melakukan aktivitas ringan seperti membereskan rumah. Keluarga Tn.
Suminta memiliki kebiasaan mandi 2 kali sehari pada pagi dan sore. Kegiatan
bersih-bersih rumah seperti menyapu dilakukan 1 kali dalam sehari. Tempat
penyimpanan air dibersihkan 2 kali dalam seminggu.
Tabel 16 Faktor Internal Keluarga Tn. Suminta
46
No Faktor Internal Permasalahan
Adapun faktor eksternal yang ada pada keluarga Tn. Suminta dapat dilihat pada Tabel 17
No Kriteria Masalah
2 Ruangan dalam Rumah tidak bertingkat, terdiri dari 2 kamar tidur, ruang
rumah tamu, dapur, gudang dan kamar mandi
47
No Kriteria Masalah
6 Sumber air Menggunakan air jet pump untuk kebutuhan sehari hari
dan air galon untuk air minum
48
2 Ny. Arsanih Istri Perempua 23 tahun SMP IRT
n
3 An. Sanusi Anak Laki-laki 2 tahun - -
Tn. Rohadi berusia 25 tahun merupakan seorang buruh pabrik produksi minyak
sayur. Pendapatan keluarga Tn. Rohadi tidak menentu terkadang dapat mencapai
Rp. 2.500.000 per bulan dari hasil bekerja. Istri Tn. Roadi bernama Ny. Arsanih
berusia 23 tahun merupakan seorang ibu rumah tangga dan tidak bekerja. Anak Tn.
Rohadi bernama Sanusi berusia 2 tahun.
B. Bangunan Tempat Tinggal
Keluarga Tn. Rohadi tinggal di sebuah bangunan rumah milik pribadi dengan
luas tanah sekitar 100 m2 dan luas bangunan berukuran 10 m x 8 m. Di rumah
tersebut memiliki 1 kamar tidur, ruang tamu, dapur dan 1 kamar mandi. Ruang
tamu berukuran 2 x 3 m, satu kamar tidur berukuran 2 x 2 m, kamar mandi berada
di bagian belakang rumah dengan ukuran kamar mandi berukuran 2 x 3 m dan
dapur berada sebelum kamar mandi dengan ukuran 2 x 4 m. Ruangan di dalam
rumah berlantaikan keramik dengan dinding yang terbuat dari triplek dan kayu
yang di cat. Atap rumah berupa triplek beratapkan langsung genteng. Bagian
depan rumah terdapat teras dan halaman kosong.
Di rumah tersebut memiliki 1 pintu utama, 1 pintu belakang menuju kamar
mandi, 4 jendela dan lubang ventilasi di atas pintu depan. Ventilasi di rumah
tersebut terdapat diatas pintu, dan dari bagian belakang rumah yang ditutupi
dinding yang terbuat dari anyaman triplek dan terdapat ventilasi.
Kamar mandi sekaligus jamban memiliki pintu. Kamar mandi digunakkan untuk
mandi, membuang air dan mencuci baju. Untuk saluran pembuangan dialirkan ke
selokan dan memiliki septic tank yang terletak di belakang rumah.
Skor rumah sehat Tn. Rohadi adalah 548, yang berarti <1068 dikategorikan
sebagai rumah tidak sehat.
10 m
Kamar mandi
2x3 m2
Dapur
2x4 m2
49
Ruang Tamu
8
m 2x3 m2
Kamar Tidur
II
2x2 m2
C. Lingkungan Pemukiman
Rumah keluarga Tn. Rohadi terletak di pemukiman padat penduduk. Bagian
depan rumah terdapat teras dan halaman yang gersang. Pengelolaan sampah
keluarga Tn. Rohadi biasanya ditumpuk dan dibuang ke empang yang berada
dibelakang rumah.
D. Pola Makan
Keluarga Tn. Rohadi rata-rata makan 3 kali sehari, yaitu pagi, siang dan malam.
Makanan sehari-hari dimasak sendiri antara lain nasi dengan sayur dan lauk
berupa ikan asin atau tahu tempe dan terkadang memasak ayam satu atau dua kali
dalam seminggu. Keluarga Tn. Rohadi jarang mengkonsumsi buah. Keluarga Tn.
Rohadi menggunakan air gallon isi ulang untuk minum. Keluarga Tn. Rohadi
selalu mencuci tangan menggunakan air mengalir sebelum dan sesudah makan,
dan menggunakan sabun.
E. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Saat ini tidak ada yang hamil di rumah Tn. Rohadi. Anak Tn. Rohadi lahir secara
spontan dibantu dokter di Rumah Sakit. Pada saat istrinya mengandung rutin
kontrol kehamilannya di bidan. Tn. Rohadi mengatakan anaknya diberikan
imunisasi secara tidak lengkap dan anaknya mendapat susu formula sejak lahir
serta tidak diberikan ASI eksklusif.
F. Kebiasaan Berobat
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga Tn. Rohadi biasanya berobat ke
bidan dekat rumahnya.
50
G. Penyakit Saat Ini
Pada saat ini Tn. Rohadi dan keluarga dalam keadaan sehat
H. Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit seperti diabetes, riwayat stroke, hipertensi atau TB tidak
didapatkan.
I. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
Kegiatan sehari-hari Tn. Rohadi selalu bekerja, kalau sedang libur biasanya di
habiskan untuk kumpul dengan keluarga. Tn. Rohadi terbiasa olahraga jalan kaki
pagi dan sore disekitar desa setiap minggu. Keluarga Tn. Rohadi memiliki
kebiasaan mandi 2 kali sehari pada pagi dan sore. Kegiatan bersih-bersih rumah
seperti menyapu dilakukan 1 kali dalam sehari. Tempat penyimpanan air
dibersihkan 1 kali dalam sebulan.
51
Adapun faktor eksternal yang ada pada keluarga Tn. Rohadi dapat dilihat pada Tabel 20
No Kriteria Masalah
2 Ruangan dalam Rumah tidak bertingkat, terdiri dari 1 kamar tidur, ruang
rumah tamu, dapur dan 1 kamar mandi
6 Sumber air Menggunakan air jetpump untuk kegiatan sehari hari dan
air galon isi ulang untuk air minum
52
A. Masalah Medis:
1) Satu dari lima keluarga binaan mempunyai riwayat vertigo
B. Masalah Non - Medis:
1) Kelima keluarga binaan tidak memenuhi komponen rumah sehat karena
didapatkan luas ventilasi <10% dari luas lantai, jendela jarang dibuka, bahan
lantai tidak kedap air, ventilasi berdebu, perilaku pembuangan sampah kurang
baik.
2) Empat dari lima keluarga binaan memiliki pengelolaan sampah kurang baik dan
membakar sampah
3) Empat dari lima keluarga binaan memiliki kebiasaan merokok
4) Tiga dari lima keluarga binaan jarang berolahraga
1.7 Area Masalah Sebagai Diagnosis Komunitas
Terdapat 2 metode yang dapat digunakan untuk menentukan area masalah yaitu metode
Delbeq dan metode Delphi. Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang
dibuat oleh suatu kelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama. Proses penetapan
Metode Delphi dimulai dengan identifikasi masalah yang akan dicari penyelesaiannya.
Dari sekian masalah yang ada pada keluarga binaan, peneliti memutuskan untuk
mengangkat permasalahan mengenai Rumah Sehat pada Keluarga Binaan Desa Pasir Ampo,
Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten karena didapatkan luas ventilasi
<10% dari luas lantai, jendela jarang dibuka, bahan lantai tidak kedap air, ventilasi berdebu,
perilaku pembuangan sampah kurang baik.
Selanjutnya, dilakukan pre-survey pada keluarga binaan untuk menilai aspek
pengetahuan, sikap dan perilaku dari keluarga binaan yang berhubungan dengan masalah
tersebut.
53
Hasil dari presurvey lima keluarga binaan didapatkan memiliki pengetahuan yang
buruk mengenai rumah sehat dengan rerata sebesar 80% dan sikap buruk dengan nilai 20%,
sedangkan perilaku buruk memiliki nilai yaitu sebesar 40%
54
berada dalam lingkungan yang tidak sehat (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Desain
Institut Sains dan Teknologi Pradita, 2020).
4. Ditinjau berdasarkan aspek agama Islam: ayat-ayat Al-Qur'an memberikan
pedoman untuk interaksi manusia dan melakukan tugas sehari-hari yang berkaitan
dengan ruang rumah. Terdapat aturan tertentu seperti menempatkan WC di toilet
menurut ajaran Islam. Menghadap WC tidak diutamakan menghadap kiblat saat
BAB/K sebagaimana disebutkan dalam hadits “Jika salah seorang dari kalian
pergi buang air besar, janganlah dia menghadap ke arah kiblat, melainkan
menghadap ke timur atau ke barat.” (Imam Ahmad an-Nasai, Sunan An-Nasai).
Posisi slang air sangat diperhatikan karena lebih disukai berada di sebelah kanan
WC sehingga keran air dapat dengan mudah digunakan dengan tangan kanan dan
membersihkan dengan tangan kiri yang merupakan cara Islam membersihkan aurat.
Untuk wastafel atau kran air sebaiknya menghadap kiblat karena sunnah
menghadap kiblat saat mengambil wudhu (Malik, Sana dan Beenish Mujahid,
2016).
55
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2 Ke
2.1 Definisi Kedokteran Komunitas
Kedokteran komunitas (community medicine) adalah cabang kedokteran yang
memusatkan perhatian kepada kesehatan anggota-anggota komunitas, dengan menekankan
diagnosis dini penyakit, memperhatikan faktor-faktor yang membahayakan (hazard)
kesehatan yang berasal dari lingkungan dan pekerjaan, serta pencegahan penyakit pada
komunitas. Kedokteran komunitas memberikan perhatian tidak hanya kepada anggota
komunitas yang sakit tetapi juga anggota komunitas yang sehat. Sebab tujuan utama
kedokteran komunitas adalah mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan anggota-
anggota komunitas. Karena menekankan upaya pencegahan penyakit, maka kedokteran
komunitas kadang-kadang disebut juga kedokteran pencegahan (preventive medicine).
Kedokteran komunitas memberikan pelayanan komprehensif dari preventif, promotif, kuratif
hingga rehabilitative (The Free Dictionary, 2010).
56
terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima. Oleh sebab itu, “Tahu” ini adalah merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah, kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang telah dipelajari antara lain menyabutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
mengenai obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan, contoh menyimpulkan, merencanakan, dan
sebagainya terhadap obyek yang telah dipelajari.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain. Dalam menggunakan prinsip-
prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) didalam pemecahan
masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke
dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan
masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata-kata kerja. Dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan
suatu kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria
yang telah ada.
57
2.2.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi terbagi atas dua,
yaitu faktor internal dan eksternal:
A. Faktor Internal
1. Intelegensi
Intelegensi merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang
memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Orang
berpikir menggunakan inteleknya atau pikirannya. Cepat atau tidaknya dan
terpecahkan tidaknya suatu masalah tergantung kemampuan intelegensinya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan pesan dalam komunikasi
adalah taraf intelegensi seseorang. Secara umum, dapat dikatakan bahwa
orang-orang yang lebih intelegen akan lebih mudah menerima suatu pesan.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang mempunyai taraf
intelegensi tinggi akan mempunyai pengetahuan yang baik dan sebaliknya.
2. Usia
Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun.
Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat,
seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum
cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan
kematangan jiwanya, makin tua seseorang maka makin kondusif dalam
menggunakan koping terhadap masalah yang dihadapi (Azwar, 2009).
B. Faktor Eksternal
1. Pendidikan
Tokoh pendidikan abad 20 Masehi, J. Largevelt, yang dikutip oleh
Notoatmodjo (2007) mendefinisikan bahwa pendidikan adalah setiap usaha,
pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju
kepada kedewasaan. Sedangkan GBHN Indonesia mendefinisikan bahwa
pendidikan sebagai suatu usaha dasar untuk menjadi kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
2. Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan primer ataupun sekunder, keluarga dengan
status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibanding dengan keluarga dengan
58
status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi
termasuk kebutuhan sekunder. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ekonomi dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai hal.
3. Informasi
Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai
pemberitahuan seseorang adanya informasi baru mengenai suatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal
tersebut. Pesan-pesan sugestif dibawa oleh informasi tersebut apabila arah
sikap tertentu. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggunakan
kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang berpengaruh perubahan
perilaku, biasanya digunakan melalui media massa.
4. Kebudayaan / Lingkungan
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kebudayaan adalah
sebagai pikiran, adat istiadat, sesuatu yang sudah berkembang, sesuatu yang
menjadi kebiasaan yang sukar diubah. Kebudayaan dimana kita hidup dan
dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pengetahuan kita. Apabila
dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk selalu menjaga kebersihan
lingkungan maka sangat mungkin berpengaruh dalam pembentukan sikap
pribadi atau sikap seseorang.
5. Pengalaman
Suatu objek psikologis terhadap objek tertentu untuk menjadi dasar
pembentukan sikap pengalaman pribadi dengan syarat meninggalkan kesan
yang kuat. Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman
pribadi tersebut dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan,
pengalaman akan lebih mendalam dan lama membekas.
2.2.4 Cara Memperoleh Pengetahuan
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: cara tradisional
(non-ilmiah) dan cara modern (ilmiah).
59
a) Coba-coba dan salah
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin
sebelum adanya peradaban. Cara ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan tersebut tidak berhasil akan dicoba dengan kemungkinan yang
lain.
b) Cara kekuasaan (Otoritas)
Prinsip dalam cara ini adalah orang lain menerima pendapat yang ditemukan
oleh orang yang mempunyai aktivitas tanpa menguji atau membuktikan
kebenaran terlebih dahulu berdasarkan fakta empiris atau berdasarkan
penalaran sendiri.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau merupakan suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan. Dilakukan dengan cara mengulang
kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang
ada pada masa lalu. Pengalaman pribadi dapat menuntun kembali seseorang
untuk menarik kesimpulan dengan benar. Untuk menarik kesimpulan dari
pengalaman dengan benar, diperlukan berpikir kritis dan logis.
d) Melalui jalan pikir
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan
jalan pikirannya secara induksi dan deduksi.
2. Cara Modern (Ilmiah)
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada saat ini lebih
sistematis, logis, dan ilmiah. Dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan
jalan mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan terhadap semua
fakta sebelumnya dengan obyek penelitian (Notoatmodjo, 2007).
2.2.5 Sumber Pengetahuan
Menurut Istiarti (2000), pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari berbagai
macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan,
media leaflet, kerabat dekat, dan sebagainya. Sumber pengalaman dapat berupa pemimpin-
pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan
dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005).
60
2.2.6 Penilaian Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan penulis menggunakan pengkategorian menurut
Notoadmodjo (2007), yaitu:
a) Baik, bila subjek mampu menjawab dengan benar 76-100% dari seluruh
pertanyaan.
b) Cukup, bila subjek mampu menjawab dengan benar 56-75% dari seluruh
pertanyaan.
c) Kurang, bila subjek mampu menjawab dengan benar <56% dari seluruh
pertanyaan
61
1. Kebutuhan Fisiologis Dasar
Perumahan yang sehat harus menyediakan kebutuhan fisiologis yang terdiri dari
dasar penghuninya sebagai berikut: (Keman, 2007).
a) Perlindungan terhadap elemen rumah;
b) Perlindungan terhadap lingkungan panas agar terhindar dari gangguan
kesehatan karena lingkungan panas;
c) Perlindungan terhadap lingkungan dingin yang menyebabkan hilangnya
panas dari tubuh;
d) Kondisi atmosfer dengan kualitas kimia yang cukup baik;
e) Penerangan yang adekuat dan mencegah kesilauan pada siang hari;
f) Mendapatkan sinar matahari yang dapat langsung masuk ke dalam rumah;
g) Tersedia penerangan buatan dan mencegah terjadinya kesilauan;
h) Perlindungan terhadap kebisingan yang berlebihan;
i) Tersedia tempat yang cukup luas untuk bermain anak-anak.
2. Kebutuhan Psikologis Dasar
Kebutuhan psikologis dasar untuk perumahan sehat meliputi tujuh hal sebagai
berikut: (Keman, 2007).
a) Kerahasiaan pribadi (privacy) untuk masing-masing penghuni;
b) Kesempatan untuk kehidupan normal berkeluarga;
c) Kesempatan untuk kehidupan normal bertetangga dan bermasyarakat;
d) Fasilitas yang memungkinkan kinerja tugas rumah tangga tanpa kelelahan
fisik dan mental;
e) Fasilitas untuk perawatan kebersihan perumahan dan perorangan;
f) Kemungkinan mendapatkan kepuasan estetik di dalam rumah dan lingkungan
sekitarnya;
g) Sesuai dengan standar sosial masyarakat di sekitarnya.
Kerahasiaan pribadi (privacy) dibutuhkan oleh kebanyakan orang pada tingkat dan
waktu tertentu. Semakin besar rumah dan semakin sedikit jumlah anggota keluarga akan
meningkatkan kerahasiaan pribadi (privacy). Idealnya setiap orang memiliki kamar sendiri-
sendiri, atau kalau tidak mungkin setiap kamar dihuni oleh dua orang dengan jenis kelamin
yang sama, kecuali suami istri dengan anak dibawah umur 2 tahun. Dianjurkan anak berumur
diatas 2 tahun tidur di kamar yang terpisah dari orang tuanya. Sebagai tambahan, kamar tidur
62
dan kamar mandi harus dapat diakses dengan mudah dari ruang keluarga. Penelitian telah
menunjukkan bahwa kekurangan ruangan atau terlalu padatnya hunian akan berdampak
terhadap kinerja anak sekolah (Keman, 2007).
63
ditunggui dan terjadi kesalahan karena faktor manusia dan yang kedua terbanyak
dimulai dari kamar tidur karena kelalaian meletakkan puntung rokok (Keman,
2007).
6. Perlindungan terhadap Bahaya Gas Beracun
Proteksi terhadap bahaya gas beracun telah menjadi problem semenjak
penggunaan bahan bakar fosil dikombinasikan dengan konstruksi ruangan yang
relatif ketat (Keman, 2007).
2.3.3 Parameter Rumah Sehat
Berdasarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007). Pedoman teknis ini
disusun berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 829/Menkes/SK/VII/1999
tentang persyaratan Kesehatan Perumahan. Parameter rumah yang dinilai yaitu: komponen
rumah (31%), sarana sanitasi (25%), dan perilaku penghuni (44%) (Keman, 2007).
1. Komponen rumah: langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela
ruang keluarga dan ruang tamu, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur dan
pencahayaan.
2. Sarana sanitasi:
a. Sarana air bersih, yang perlu diperhatikan adalah jarak sumber air dengan
sumber pengotoran minimal 10 meter, pada sumur gali sedalam 3 m dari
permukaan tanah dibuat kedap air yang dilengkapi dengan cincin dan bibir
sumur.
b. Sarana pembuangan kotoran tidak mencemari permukaan tanah, air
permukaan dan air tanah, jarak jamban > 10 m dari sumur dan bila
membuat lubang jamban jangan sampai dalam lubang tersebut mencapai
sumber air. Jamban yang sehat dapat dibuat dengan menggunakan leher
angsa atau dilengkapi dengan tutup.
c. Sarana pembuangan air limbah tidak mencemari sumber air dengan jarak >
10 meter.
d. Sarana pembuangan sampah terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan,
tidak mudah bocor dan kedap air, harus ditutup rapat sehingga tidak
menarik serangga atau binatang-binatang lainnya seperti tikus, ayam,
kucing dan sebagainya.
3. Perilaku penghuni seperti membuka jendela kamar tidur, membuka jendela ruang
keluarga, membersihkan rumah dan halaman, membuang tinja bayi dan balita ke
jamban, dan membuang sampah pada tempat sampah.
64
2.3.4 Syarat Rumah Sehat
Berdasarkan ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Kepmenkes No.
829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:
1. Lantai: Saat ini, ada berbagai jenis lantai rumah. Lantai rumah dari semen atau
ubin, kermik, atau cukup tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting disini
adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak becek pada musim hujan.
Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit.
2. Atap: Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun di
pedesaan. Di samping atap genteng adalah cocok untuk daerah tropis juga dapat
terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri.
Namun demikian banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu untuk itu maka
atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat dipertahankan. Atap seng maupun
asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan, disamping mahal juga menimbulkan
suhu panas di dalam rumah.
3. Ventilasi: Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Pertama, u ntuk menjaga
agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti
keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga.
Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 di dalam rumah yang
berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Di
samping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di
dalam ruangan naik karena terjadi proses penguapan cairan dari kulit dan
penyerapan. Kedua, Kelembaban akan merupakan media yang baik untuk bakteri-
bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit). Ada dua macam ventilasi
yaitu: ventilasi alami dan ventilasi buatan.
4. Cahaya: Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan
tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan rumah,
terutama cahaya matahari disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau
tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit.
Sebaliknya terlalu banyak cahaya di dalam rumah akan menyebabkan silau dan
akhirnya dapat merusakkan mata. Ada dua jenis cahaya yaitu cahaya alami dan
cahaya buatan.
5. Luas bangunan rumah: Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk
penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan
dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah
65
penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini berdampak
kurang baik terhadap kesehaan penghuninya, sebab disamping menyebabkan
kurangnya konsumsi O2 juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit
infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain.
6. Fasilitas di rumah sehat: Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas
sebagai berikut: Penyediaan air bersih yang cukup, Pembuangan tinja,
Pembuangan air limbah (air bekas), Pembuangan sampah, Fasilitas dapur, Ruang
berkumpul keluarga, Untuk rumah di pedesaan lebih cocok adanya serambi
(serambi muka atau belakang).
7. Kandang ternak: ternah harus terpisah dari rumah tinggal atau dibuatkan kandang
tersendiri
2.3.5 Faktor-Faktor Rumah Sehat
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun rumah adalah sebagai
berikut (Rahmah, dkk., 2015) :
1. Faktor Lingkungan (Alam)
Lingkungan yang dimaksud termasuk lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
Hal ini menyangkut kondisi lingkungan alam dan sosial di sekitar rumah yang
akan didirikan.
2. Tingkat Kemampuan Ekonomi
Individu yang ingin membangun suatu rumah tentunya akan mengukur tingkat
kemampuan ekonominya, terutama menyangkut kesiapan finansial. Hal-hal yang
perlu menjadi perhatian tiap-tiap individu dalam masyarakat yang akan
membangun rumah adalah diperlukan pemeliharaan rumah tersebut sehingga
dapat dipergunakan dalam waktu yang cukup lama bahkan dapat dinikmati oleh
anak cucunya.
3. Kemajuan Teknologi
Saat ini teknologi perumahan sudah begitu modern, namun rumah yang modern
belum tentu sesuai dengan selera individu di masyarakat. Teknologi modern selain
membutuhkan biaya dan perawatan yang juga mahal juga diperlukan pengetahuan
yang cukup agar mengerti tentang teknologi tersebut. Teknologi yang tinggi jika
diterapkan di daerah tertentu belum tentu sesuai.
4. Kebijaksanaan (Peraturan) Pemerintah Menyangkut Tata Guna Tanah Peraturan
pemerintah terkait tata guna bangunan jika tidak dibuat secara tegas dan jelas
66
dapat menyebabkan gangguan ekosistem seperti banjir, pemukiman kumuh, dan
lain-lain.
67
Ruang luar dan sanitasi pada dasarnya adalah memberikan keseimbangan pada
bangunan, agar lahan tidak hanya berujud banguan, tetapi dimbangi dengan ruang luar yang
berupa taman, agar rumah menjadi sejuk dan perlu diperhatikan juga agar siklus air tetap
terjaga, pada saat hujan air dapat sebagian meresap kembali ke dalam tanah di halaman kita.
Hal tersebut merupakan salah satu contoh hubungan antara manusia dengan alam (hablum
minal alamin). Fungsi taman disamping menyejukkan pandangan, juga berfungsi mengurangi
polusi udara, ramah lingkungan, menaikkan derajat kesehatan dan ikut melestarikan siklus
alam. Dalam hal ini ajaran Islam bersifat Rahmatan lil alamin, yaitu memberi manfaat pada
diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitarnya (Nurjayanti, dkk., 2014).
Faktor Internal
1. Usia
2. Tingkat kecerdasan/intelegensi
Pengetahuan
Faktor Eksternal
1. Pendidikan
2. Ekonomi
3. Informasi
4. Lingkungan/budaya
5. Pengalaman
68
1. Usia
5. Lingkungan
Diagram 2 Kerangka Konsep dari Faktor internal dan Eksternal yang mempengaruhi pengetahuan
69
2.6 Definisi Opeerasional
Berikut adalah Definisi Operasional tentang Pengetahuan Rumah Sehat pada keluarga binaan di Kampung Jeruk Purut RT 009/RW 004,
Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Tabel 22 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
1 Pengetahuan Mengetahui kriteria rumah sehat yang Kuesioner Wawancara Baik: nilai ≥3 Ordinal
mengenai Rumah meliputi komponen rumah, sarana
Buruk: nilai ≤2
Sehat sanitasi, dan perilaku penghuni.
2 Usia Lama hidup responden dari lahir Kuesioner Wawancara Remaja awal: 12-16 Interval
sampai saat penelitian yang tahun
berkompeten dalam mengisi kuesioner
Remaja akhir: 17-25
tahun
Dewasa awal: 26-35
tahun
Dewasa akhir: >35
tahun
3 Pendidikan Tingkat pendidikan yang diikuti oleh Kuesioner Wawancara Pendidikan rendah: Ordinal
responden sampai mendapatkan ijazah tidak sekolah, ≤SD
atau bukti lulus pendidikan tersebut
Pendidikan
menengah: SMP,
SMA
Pendidikan tinggi:
70
Akademi/Perguruan
Tinggi
4 Ekonomi Pendapatan responden setiap bulan Kuesioner Wawancara Rendah: upah gaji Ordinal
berdasarkan UMR Kabupaten <Rp4.230.792,65
Tangerang adalah Rp4.230.792,65
Menengah: upah gaji
Rp4.230.792,65-
Rp5.000.000
Tinggi:
>Rp5.000.000
5 Sumber Informasi Perantara dalam menyampaikan Kuesioner Wawancara Tidak pernah Nominal
informasi terkait rumah sehat yang mendapatkan
dapat memberikan landasan kognitif informasi: 0
baru bagi terbentuknya sikap terhadap
Media elektronik
hal tersebut. Sumber informasi yang
(TV, radio) : 1
diakses oleh responden (media
elektronik, media cetak, media sosial, Media sosial
penyuluhan atau bahkan tidak ada (youtube, facebook,
sumber informasi) whatsapp, instagram,
twitter, dll) : 2
Penyuluhan : 3
6 Lingkungan Sebagai pikiran, sesuatu yang sudah Kuesioner Wawancara Baik: nilai ≥4 Ordinal
berkembang, sesuatu yang menjadi
Buruk: nilai ≤3
kebiasaan yang sukar diubah dalam
kehidupan sehari-hari responden
dalam lingkungan seperti
71
(membersihkan rumah, membuka
ventilasi, pengelolaan limbah, jamban
sehat, air bersih, dan pencahayaan
ruangan)
72
BAB III
METODE PENELITIAN
3 Metode Penelitian
3.1 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian dapat diartikan pula sebagai alat untuk mengumpulkan, mengolah,
menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan
memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Instrumen pengumpulan data
merupakan sarana yang dapat diwujudkan berupa benda atau alat, seperti checklist,
kuesioner, perangkat tes, kertas pedoman wawancara, kamera foto, dan sebagainya
(Nasution, 2016). Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini
adalah kuesioner
73
yang terdiri dari 20 orang dalam keluarga binaan di Kampung Jeruk Purut RT 009/RW 04,
Desa Kresek, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
3.5 Sampel
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah dari populasi pengumpulan data pada
lima keluarga binaan di Kampung Jeruk Purut RT 009/RW 04, Desa Pasir Ampo, Kecamatan
Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten adalah 12 orang, yaitu: keluarga Tn. Sanukri
sebanyak 3 orang, Tn. Asmaya sebanyak 3 orang, Tn. Wani sebanyak 2 orang, Tn. Suminta
sebanyak 2 orang, dan Tn. Rohadi sebanyak 2 orang.
74
3.6.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data para responden kelima keluarga binaan
di Kampung Jeruk Purut RT 009/RW 04, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten.
1. Data primer, data yang langsung didapatkan dari hasil wawancara dan
pengamatan langsung ke rumah keluarga binaan di Kampung Jeruk Purut RT
009/RW 04, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten.
2. Data sekunder, data yang didapat dari data yang ada di Puskesmas Kresek.
3. Data tersier, data yang didapatkan dari jurnal ilmiah
4. Data Agama
Kegiat
Tanggal
an
Rabu, 13 a. Perkenalan dengan dokter dan staf Puskesmas Kresek
Oktober 2021 b. Perkenalan dengan kader
c. Pengumpulan data dasar dari Puskesmas Kresek
d. Perkenalan dan sambung rasa dengan kepala
keluarga dan anggota keluarga binaan
e. Berkunjung ke keluarga binaan untuk pengumpulan
data dasar pada masing-masing keluarga binaan
f. Observasi rumah keluarga binaan
Jumat, 15 a. Kunjungan ke keluarga binaan untuk mengambil data
pre-survey dengan mengisi kuesioner
75
Kegiat
Tanggal
an
Oktober b. Diskusi kelompok
2021
Senin, 18 a. Kunjungan ke keluarga binaan untuk survey dengan
Oktober mengisi kuesioner
b. Pengolahan data kuesioner dan membuat laporan
2021
Kamis, 21 a. Melakukan intervensi dengan mengunjungi
Oktober keluarga binaan untuk melakukan penyuluhan.
b. Keluarga binaan mengerjakan pre-test dan post-test
2021 c. Diskusi kelompok.
d. Melengkapi laporan.
A. Variabel Dependen
Pengetahuan Rumah Sehat
B. Variabel Independen
1. Usia Responden yang memengaruhi pengetahuan responden mengenai Rumah
Sehat.
2. Ekonomi peran tingkat penghasilan yang didapatkan responden terhadap
perilaku mengenai Rumah Sehat).
3. Tingkat pendidikan yang memengaruhi pengetahuan responden mengenai
Rumah Sehat.
4. Pengaruh lingkungan secara langsung mengenai Rumah Sehat.
5. Informasi yang didapatkan responden mengenai rumah sehat
76
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4 Hasil dan Pembahasan
4.1 Karakteristik Responden
4.1.1 Jenis Kelamin
Hasil analisis ini disajikan melalui bentuk tabel yang diambil dari data responden
mengenai jenis kelamin yang terdiri dari lima keluarga binaan. Berdasarkan kiteria inklusi
yang sudah ditetapkan didapatkan responden untuk penelitian ini sebanyak 12 orang di
Kampung Jeruk Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten yakni: Keluarga Tn. Sa, Tn. A, Tn. W, Tn. Su, Tn. R.
Tabel 4.1.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin pada Keluarga Binaan di Kampung Jeruk
Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten
Jenis Kelamin Frekuensi (%)
Laki-laki 7 (58,3%)
Perempuan 5 (41,7%)
Total 12 (100,0%)
Berdasarkan Tabel 4.1.1 menunjukan bahwa responden mayoritas dengan jenis kelamin
yaitu laki-laki (58,3%).
4.2 Analisis Univariat
4.2.1 Pengetahuan
Variabel ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan responden mengenai rumah
sehat yang meliputi komponen rumah, sarana sanitasi, dan perilaku penghuni. Berdasarkan
data yang didapat dari kuesioner yang dibagikan kepada responden, maka diketahui distribusi
jawaban pengetahuan responden terhadap Rumah Sehat, sebagai berikut:
Tabel 4.2.1 Distribusi Responden Mengenai Pengetahuan Rumah Sehat pada Keluarga
Binaan di Kampung Jeruk Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Pengetahuan Frekuensi (%)
Baik 3 (25,0%)
Buruk 9 (75,0%)
Total 12 (100,0%)
77
Berdasarkan Tabel 4.2.1 didapatkan hasil bahwa sebanyak 9 responden (75,0%) yang
memiliki pengetahuan buruk mengenai Rumah Sehat.
4.2.2 Usia
Variabel ini bertujuan untuk mengetahui usia responden. Berdasarkan data yang
didapat dari kuesioner yang dibagikan kepada responden, maka diketahui distribusi tingkat
usia responden sebagai berikut:
Tabel 4.2.2 Distribusi Usia Responden pada Keluarga Binaan di Keluarga Binaan di
Kampung Jeruk Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten
Usia Frekuensi (%)
Remaja 5 (41,7%)
Dewasa 4 (33,3 %)
Lansia 3 (25,0 %)
Total 12 (100,0%)
Berdasarkan Tabel 4.2.2 didapatkan hasil bahwa usia paling banyak adalah remaja yaitu
sebanyak 5 responden (41,7%).
4.2.3 Ekonomi
Variabel ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ekonomi responden. Berdasarkan
data yang didapat dari kuesioner yang dibagikan kepada responden, maka diketahui distribusi
ekonomi responden sebagai berikut:
Tabel 4.2.3 Distribusi Ekonomi Responden pada Keluarga Binaan di Keluarga Binaan di
Kampung Jeruk Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten
Ekonomi Frekuensi (%)
Di atas UMR 0 (0%)
Di bawah UMR 12 (100,0 %)
Total 12 (100,0%)
78
Berdasarkan Tabel 4.2.3 didapatkan hasil bahwa seluruh responden memiliki
ekonomi di bawah UMR yaitu 12 responden (100,0%).
Tabel 4.2.4 Distribusi Tingkat Pendidikan Responden pada Keluarga Binaan di Kampung
Jeruk Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten
Tingkat Pendidikan Frekuensi (%)
Rendah 4 (33,3%)
Menengah 8 (66,7 %)
Tinggi 0 (0%)
Total 12 (100,0%)
Berdasarkan Tabel 4.2.4 didapatkan hasil bahwa tingkat pendidikan responden paling
banyak adalah tingkat pendidikan menengah yaitu 8 responden (66,7%).
4.2.5 Sumber Informasi
Variabel ini bertujuan untuk mengetahui sumber informasi responden mengenai
pengetahuan rumah sehat. Berdasarkan data yang didapat dari kuesioner yang dibagikan
kepada responden, maka diketahui distribusi sumber informasi responden sebagai berikut:
Tabel 4.2.5 Distribusi Sumber Informasi Responden pada Keluarga Binaan di Kampung
Jeruk Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten
Sumber Informasi Frekuensi
Tidak pernah 12 (100 %)
Media elektronik 0 ( 0 %)
Media sosial 0 ( 0 %)
Penyuluhan 0 ( 0 %)
Total 12 (100,0 %)
79
Berdasarkan Tabel 4.2.5 didapatkan hasil bahwa seluruh responden tidak pernah
mendapatkan sumber informasi mengenai rumah sehat yaitu 12 responden (100,0%).
4.2.6 Lingkungan
Variabel ini bertujuan untuk mengetahui dukungan lingkungan responden mengenai
pengetahuan rumah sehat. Berdasarkan data yang didapat dari kuesioner yang dibagikan
kepada responden, maka diketahui distribusi lingkungan responden sebagai berikut:
Tabel 4.1.7 Distribusi Lingkungan Responden pada Keluarga Binaan di Kampung Jeruk
Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
80
Usia Pendidikan Ekonomi
Diagram 3 Fishbone Pengetahuan Rumah Sehat pada Keluarga Binaan di Kampung Jeruk Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten
81
4.4 Alternatif Pemecahan Masalah
1. Rendahnya pendidikan Meningkatkan motivasi 1. Memberikan informasi kepada warga binaan Jangka Pendek
dan keterbatasan skil untuk membuka mengenai program pemerintah yang dapat
wirausaha pada menunjang perekonomian penduduk seperti
keluarga binaan peminjaman bantuan modal usaha dan pelatihan
keterampilan
2. Koordinasi dengan pemerintah setempat dan
kader desa untuk meningkatkan pendidikan dasar
dan keterampilan untuk keluarga binaan Jangka Panjang
3. Memberikan masukan kepada aparat Desa untuk
bekerjasama dengan Perusahaan untuk membuka
lapangan pekerjaan yang sesuai keterampilan yang
telah dipelajari
Jangka Panjang
2. Rendahnya motivasi Meningkatkan motivasi 1. Menjelaskan kepada responden pentingnya Jangka Pendek
untuk melanjutkan untuk melanjutkan mengemban pendidikan
pendidikan pendidikan dengan 2. Advokasi ke lintas sektoral terkait pendataan dan Jangka Menengah
Menjelaskan bantuan pada anak berprestasi dan kurang mampu
pentingnya mengemban 3. Menyarankan kepada responden untuk ikut dalam Jangka Panjang
pendidikan agar program Kampus Merdeka yang dibiayai oleh
meningkatkan kualitas Pemerintah
Sumber Daya Manusia
82
No Akar Penyebab Alternatif Pemecahan Rencana Intervensi Jangka Waktu
Masalah Masalah
(SDM)
83
4.5 Intervensi Pemecahan Masalah yang Terpilih
Memberikan intervensi kepada keluarga binaan tentang pentingnya mengetahui Rumah
Sehat dengan cara sebagai berikut:
1. Memberikan penyuluhan secara langsung menggunakan media poster mengenai
Rumah Sehat yang seharusnya dilakukan penghuni agar mendapatkan Rumah yang
Sehat
2. Bekerja sama dengan kader, tenaga kesehatan atau Pemerintah setempat untuk
memberikan informasi melalui media cetak, media elektronik, media sosial
Terpilihnya intervensi penyuluhan dikarenakan penyuluhan merupakan salah satu cara
yang cukup efektif dan efisien untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Rumah
Sehat sehingga keluarga binaan dapat mengubah perilakunya mengingat adanya keterbatasan
waktu untuk melakukan intervensi. Selanjutnya dilakukan pemberian Poster mengenai
Rumah Sehat kepada keluarga binaan yang akan diselenggarakan pada hari Kamis, 21
Oktober 2021 mengenai “Kriteria Rumah Sehat.” Menggunakan komunikasi secara langsung
dengan masing-masing keluarga binaan di Kampung Jeruk Purut RT 009/RW 004, Desa Pasir
Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
84
C. Waktu dan Tempat
Acara penyuluhan dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Oktober 2021 di halaman
depan rumah masing-masing keluarga binaan di Kampung Jeruk Purut RT 009/RW
004, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten,
dan berlangsung pukul 10.00 - 13.00. Rincian pre-test 10 menit, penyuluhan poster 20
menit, post-test 10 menit dan sesi pertanyaan 20 menit.
Tabel 4.6.1 Hasil Frekuensi Deskriptif Statistik pada Pre-test dan Post-test
Tabel 4.6.2 Hasil Frekuensi Deksriptif Statistik pada Pre-test dan Post-test
Berdasarkan Tabel 31 dapat dilihat nilai rata-rata Pre-Test senilai 50,0 dengan nilai
minimal dan maksimal masing-masing 30,0 dan 60,0. Sedangkan Post-Test didapatkan nilai
rata-rata 78,3 dengan nilai minimal dan maksimal masing-masing 70,0 dan 90,0. Selanjutnya,
kami melakukan uji normalitas pada hasil Pre-Test dan Post-Test dengan menggunakan Uji
Shapiro-Wilk karena sampel (N) kurang dari 50, yang tersaji pada Tabel 4.6.3.
Tabel 4.6.3 Hasil Distribusi Data Pre-Test dan Post-Test dengan Uji Shapiro-Wilk
85
Statistic df Sig.
Pre-test 0,862 12 0,041
Post-test 0,753 12 0,003
Berdasarkan Tabel 4.6.3 dapat dilihat nilai hasil dari uji Shapiro-Wilk menunjukkan p
sebesar 0,041 untuk pre-test dan 0,003 untuk post-test, dimana dapat disimpulkan bahwa
distribusi data tidak normal karena nilai p < 0,05. Sehingga, analisis dilanjutkan
menggunakan uji Wilcoxon yang tersaji pada Tabel 4.6.4
Tabel 4.6.4 Hasil Tes Non-Parametrik Pre-Test dan Post-Test dengan Uji Wilcoxon
Berdasarkan Tabel 4.6.4 dapat ditemukan peningkatan nilai dari hasil Pre-Test ke
Post-Test dengan rata-rata peningkatan tersebut sebesar 6,50.
Tabel 4.6.5 Hasil Tes Non-Parametrik Pre-Test ke Post-Test dengan Uji Wilcoxon
Pre-Test – Post-Test
Z -3,108
Asymp. Sig (2-tailed) 0,002
Berdasarkan Tabel 4.6.5 dapat ditemukan nilai p = 0,002 (p < 0,05), sehingga dapat
dikatakan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pemberian sebelum dan sesudah
penyuluhan dengan peningkatan hasil Pre-test dan Post-test responden mengenai
Pengetahuan Rumah Sehat pada keluarga binaan.
86
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Saran
1. Bagi Masyarakat
a. Keluarga binaan diharapkan dapat menerapkan hasil dari penyuluhan sehingga
kedepannya dapat memperbaiki perilaku agar tercipta Rumah yang Sehat.
b. Masyarakat diharapkan menciptakan lingkungan yang bersih, sehat dan
kondusif untuk kehidupan sehari-hari.
c. Keluarga binaan dapat mengaplikasikan intervensi dan menyebarluaskan
informasi mengenai rumah sehat kepada kerabat dan tetangga sekitar.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
87
a. Memberikan penyuluhan secara berkala mengenai standarisasi rumah sehat.
b. Memberlakukan program simulasi mengenai cara mengolah sampah yang baik
ataupun program lainnya yang berkaitan dengan kriteria rumah sehat.
3. Bagi Perangkat Desa
a. Tenaga kesehatan dapat mengintervensi dalam mengedukasi warga, agar warga
dapat menambah dan mengaplikasikan informasi kesehatan yang didapat,
sehingga warga dapat memperbaiki perilaku Rumah Sehat yang diharapkan.
b. Melakukan pendataan rumah yang tidak termasuk kedalam kriteria rumah sehat
dan memberikan fokus lebih, agar menghindari terjadinya kecelakaan ataupun
penyakit menular.
c. Memberlakukan kegiatan kerja bakti secara berkala dan menyediakan lahan
untuk pembuangan sampah serta menyediakan wadah bagi karang taruna
ataupun masyarakat untuk mengelola sampah menjadi suatu barang bernilai jual
88
DAFTAR PUSTAKA
1. Appy, M.K., 2005. The home safety council and its challenge. American journal of
preventive medicine, 28(1), pp.70-71.
2. Azwar A. 2009. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Mutiara
Sumber Widya Press
3. Keman, Soedjajadi. 2005. Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Permukiman. Jurnal
Kesehatan Lingkungan Vol.2, No.1. [Online] Juli 2005. Diakses pada 23 Juli 2021.
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/KESLING-2-1-04.pdf.
4. Keman, Soedjajadi. 2007. Enam Kebutuhan Fundamental Perumahan Sehat. Jurnal
Kesehatan Lingkungan Vol. 3, No.2. [Online] Januari 2007. Diakses pada 23 Juli 2021.
https://media.neliti.com/media/publications/3933-ID-enam-kebutuhan-fundamental-
perumahan-sehat.pdf.
5. Kemenkes. 1999. Keputusan Menteri Kesehatan No.
829/Menkes/SK/VII/1999/Persyaratan Kesehatan Perumahan. Menteri Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta: Menteri Kesehatan.
6. Malik, S., & Mujahid, B. 2016. Perception of House Design in Islam: Experiences from
Saudi Arabia and Pakistan. Journal of Islamic Thought and Civilization, 6(2), 53-76.
7. Nurjayanti, W., Aly, A. and Ronald, A., 2014. Karakteristik Rumah Tinggal Dengan
Pendekatan Nilai Islami.
8. Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
9. Notoatmodjo, Soedkodjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta.
10. __________, (2004). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta: Rineka Cipta.
11. __________, (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
12. Puskesmas Kresek. 2020. Profil Puskesmas Kresek Tahun 2018. Banten: Puskesmas
Kresek.
13. Rahmah, Umi Dyah Muji Nur. 2015. Hubungan Karakteristik Kepala Keluarga dengan
Rumah Sehat di Desa Duwet Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Skripsi thesis:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
14. [Internet]. 2021 [cited 20 October 2021]. Available from: https://www.pasirampo.desa.id
89
LAMPIRAN
6 Kuesioner Pre-survei
Kuesioner Pre-survey
Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku tentang Rumah Sehat
I. Identitas Responden 4. Pencahayaan yang bagaimana
1. Nama : sebaiknya untuk rumah Anda?
2. Usia : (pilih salah satu)
3. Pendidikan terakhir: a. Terang dan tidak silau
a. Tidak sekolah/tidak tamat sehingga dapat dipergunakan
SD/Tamat SD/sederajat membaca normal (1)
b. SLTP/sederajat b. Kurang terang sehingga
c. SLTA/sederajat kurang jelas untuk membaca
e. Akademi/Perguruan tinggi dengan normal (0)
c. Tidak perlu terang karena
4. Penghasilan perkapita
bukan tempat untuk membaca
perbulan:
(0)
a. < Rp4.230.792
d. Tidak tahu (0)
b. ≥ Rp4.230.792
90
2. Air bersih dimasak terlebih b. Di dalam rumah (0)
dahulu sebelum diminum (pilih
salah satu) 4. Jika sampah sudah penuh, di
a. Setuju (1) manakah Anda membuang
b. Tidak setuju (0) sampah? (pilih salah satu)
3. Membersihkan tempat a. Pekarangan (0)
penampungan air bersih b. Kali/sungai (0)
seminggu sekali (pilih salah c. Tempat pembuangan
satu) sampah umum (1)
a. Setuju (1) d. Dibakar (0)
b. Tidak setuju (0) e. Dikubur (0)
91
7 Kuesioner Survey
Kuesioner Survey
Pengetahuan, Sumber Informasi, Lingkungan/Budaya
92
III.Sumber Informasi 2. Apakah Anda membersihkan
1. Apakah Anda pernah rumah Anda setiap hari seperti
mendengar atau menonton menyapu dan mengepel?
tentang informasi mengenai a. Ya (1)
rumah sehat? (pilih salah satu) b. Tidak (0)
a. Ya
b. Tidak pernah 3. Apakah Anda membuang
sampah ke Sungai/Kali?
2. Darimana Anda mengetahui a. Ya (0)
informasi mengenai rumah b. Tidak (1)
sehat? (boleh pilih lebih dari
satu) 4. Apakah Anda mempunyai
a. Media cetak (koran atau septic tank untuk menghindari
majalah) pencemaran tanah?
b. Media elektronik (radio a. Ya (1)
atau TV) b. Tidak (0)
c. Media sosial (facebook,
youtube, instagram, 5. Apakah Anda mengolah air
whatsapp, line, dll) bersih dengan memasak air
d. Internet hingga mendidih 100oC sebelum
e. Penyuluhan diminum?
a. Ya (1)
IV. Lingkungan/Budaya b. Tidak (0)
1. Apakah Anda membuka
ventilasi dan membiarkan udara
6. Apakah cahaya ruangan Anda
segar masuk ke dalam rumah?
bersumber pada matahari pada
a. Ya (1)
pagi dan siang hari, serta cahaya
b. Tidak (0)
lampu pada malam hari?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
Skoring Lingkungan/Budaya
c.
Baik jika nilai 3-5
93
8 Soal Pre-Test dan Post-Test
Soal Pre-Test dan Post-Test
1. Syarat Rumah Sehat adalah rumah yang memenuhi kebutuhan fisiologi (bangunan,
cahaya, ventilasi, luas yang cukup), psikologis (aman, kamar mandi), mencegah
penularan penyakit dan mencegah terjadinya kecelakaan (Benar/Salah)
2. Kriteria Rumah Sehat meiliputi komponen rumah, sarana sanitasi, dan perilaku penghuni
(Benar/Salah)
3. Bahan bangunan yang menjadi persyaratan rumah sehat seperti menghasilkan debu
(Benar/Salah)
4. Lantai pada Rumah Sehat merupakan lantai yang tidak kedap air dan mudah dibersihkan
(Benar/Salah)
5. Pencahayaan yang baik adalah yang dapat menerangi seluruh ruangan (Benar/Salah)
6. Membuka jendela harus setiap hari agar rumah mendapat sirkulasi udara yang baik
(Benar/Salah)
7. Lubang ventilasi untuk Rumah Sehat tidak permanen (Benar/Salah)
8. Limbah cair yang berasal dari rumah tangga tidak mencemari sumber air dan tidak
menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanah (Benar/Salah)
9. Syarat jamban sehat adalah jarak antara sumber air minum dengan lubang penampungan
(septic tank) minimal 2 meter (Benar/Salah)
10. Membuang sampah yang benar adalah dengan menumpuk sampah di depan rumah dan
membuangnya ke sungai ketika sudah penuh (Benar/Salah)
94
9 Hasil SPSS
HASIL SPSS
Jenis_Kelamin
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Sumber_Informasi
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Usia Responden
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
LingkunganBudaya
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
95
Tingkat Pendidikan
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Pengetahuan Responden
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Sumber_Informasi
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Statistics
Post
Pre Post Pre Test Test
N Valid 12 12 12 12
Missing 0 0 0 0
Mode 50 80 1 2
96
Range 30 20 1 0
Minimum 30 70 1 2
Maximum 60 90 2 2
Pre
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Post
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Pre Test
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
97
Post Test
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Descriptives
Std.
Statistic Error
Median 50.00
Variance 90.909
Minimum 30
Maximum 60
Range 30
Interquartile Range 18
98
for Mean Upper Bound 82.00
Median 80.00
Variance 33.333
Minimum 70
Maximum 90
Range 20
Interquartile Range 8
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Ranks
Mean
N Rank Sum of Ranks
Ties 0c
Total 12
c. Post = Pre
99
Test Statisticsa
Post -
Pre
Z -3.108b
100
10 Poster
101
11 Dokumentasi
102
103
104