Oleh :
Pembimbing :
Agita Diora Fitri, S.Kom, M.KKK, HIU
dr. Hj. Apriyanti, M.Kes
dr. Chitra Anggraini
Laporan
Oleh :
Telah diterima sebagai salah satu tugas dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik
Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan YME karena atas berkah
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan diagnosis komunitas yang
berjudul “Diagnosis Komunitas Wilayah Kerja Puskesmas Kalidoni
Palembang”. Laporan diagnosis komunitas ini disusun sebagai salah satu syarat
Kepaniteraan Klinik di Bagian/Departemen Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Kepala
Bagian IKM-IKK FK Unsri, dr. Emma Novita, M.Kes, Kepala Puskesmas
Kalidoni Palembang, dr. Hj. Apriyanti, M. Kes, dokter pembimbing Puskesmas
Kalidoni, dr. Chitra Anggraini, dosen pembimbing lapangan, bu Agita Diora Fitri,
S.Kom, M.KKK, HIU beserta staf - staf Puskesmas Kalidoni Palembang, teman-
teman dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan
laporan akhir ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
akhir ini disebabkan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi
perbaikan penulisan di masa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat
memberi manfaat dan pelajaran bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 3
1.2.1 Tujuan Umum 3
1.2.2 Tujuan Khusus 3
1.3 Manfaat 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Batasan Kesehatan Masyarakat 4
2.2 Faktor yang Memengaruhi Derajat Kesehatan 4
2.3 Masalah Kesehatan di Indonesia 6
2.3.1 Analisis Situasi 32
2.3.2 Identifikasi Masalah 33
1.3 Manfaat
1. Memberikan data mengenai penyebab masalah kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas Kalidoni
2. Mengetahui faktor-faktor risiko penyebab penyakit di wilayah kerja
Puskesmas Kalidoni
3. Menjadi tolak ukur tenaga kesehatan dan kader untuk meningkatkan
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kalidoni
4. Menambah pengetahuan dokter muda mengenai cara penegakkan
diagnosis komunitas
BAB II
TINJAUANPUSTAKA
4
mempunyai pengetahuan dalam hal ini, misalnya pimpinan puskesmas, kepala
daerah (camat, lurah) atau orang orang yang bergerak dalam bidang kesehatan.5
1. Faktor perilaku
Perilaku seseorang memiliki peranan penting dalam menjaga status
kesehatan, karena kesadaran dalam pribadi seseorang harus dimunculkan
untuk mencapai budaya hidup bersih dan sehat sehingga terhindar dari
berbagai penyakit.7
2. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu sumber berkembangnya suatu
penyakit yaitu karena kondisi sanitasi lingkungan yang buruk dan dapat
membahayakan kesehatan masyarakat kita. Penumpukan sampah yang
tidak dikelola dengan benar dapat menjadi penyebab. Tempat pelayanan
kesehatan sendiri memiliki beberapa program terkait dengan
pemeliharaan sanitasi lingkungan untuk mencegah terjadinya berbagai
penyakit seperti diare, namun masih terkendala dengan jumlah tenaga
kesehatan lingkungan yang masih kurang memadai.7
3. Faktor Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan yang menjadi penunjang dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
terbaik sangat dibutuhkan masyarakat untuk mencegah dan menurunkan
tingkat kematian yang disebabkan karena diare.7
4. Faktor Genetik
Faktor genetik mengarah kepada kondisi individu yang berkaitan dengan
asal- usul keluarga, ras, dan jenis golongan darah.7
Gambar 2. 1. Konsep H.L. Blum terkait Faktor yang Memengaruhi Derajat Kesehatan. 7
Masalah 2
39
Daftar pimpinan Puskesmas Kalidoni dari tahun 1979 s/d sekarang adalah sebagai
berikut:16
3.1.2 Kependudukan
Berikut adalah data kependudukan berdasarkan jenis kelamin di wilayah
kerja Puskesmas Kalidoni tahun 2023:16
Tabel 3.3 Sepuluh Penyakit Terbanyak di Puskesmas Kalidoni Periode Januari 2022-
Januari 2023.17
N NAMA PENYAKIT JUMLAH
o. KASUS
1 ISPA 3292
.
2 Hipertensi esensial 2843
.
3 DM tipe II 1701
.
4 Gastritis 849
.
5 Polimyalgia reumatik 503
.
6 Dermatitis Kontak Alergika 430
.
7 TB 137
.
8 Gastroentritis 129
.
9 Artritis 65
.
1 Gagal jantung akut dan kronis 51
0.
Tot 10000
al
3.3 Kinerja Sistem Kesehatan/Program Kesehatan
3.3.1 Data Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
Data PIS-PK Puskesmas Kalidoni bulan Mei tahun 2023 ditampilkan pada
tabel berikut:18
Tabel 3.4 Data PIS-PK Puskesmas Kalidoni Bulan Mei Tahun 2023. 18
Indikat Target Capaian
or (%) (%)
Tabel 3.5 Data Capaian SPM pada Bulan Mei Tahun 2023 di Puskesmas Kalidoni. 19
N SP Target( Capaian(
o. M %) %)
1 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Sesuai 100 41,92
Standar
2 Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin 100 42,51
sesuai standar
Tn. KAR
- Status : Kepala Keluarga
- Usia : 75 tahun
- Pekerjaan : Pedagang
- Agama : Islam
- BB : 51 kg
- TB : 165 cm
- Status Gizi : Gizi Baik
Riwayat Genetik
Riwayat penyakit genetik tidak ditemukan pada pasien ini.
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Sakit
Gaya Hidup
Tn. KAR sehari-hari melakukan kegiatan berjualan di
pasar. Tn. KAR lebih sering melakukan aktivitas di luar rumah dari
pagi hingga sore hari. Tn. KAR sering ke masjid untuk sholat dan
mengaji. Tn. KAR tidak merokok namun ia sering terpapar asap
rokok di lingkungan sekitar tempat kerja.
Diet
Assessment Lingkungan
Rumah pasien Tn. KAR terdiri dari satu lantai, berdinding
semen dan berlantai keramik. Atap rumah Tn. KAR terbuat dari
plafon. Ny. S selaku istri pasien mengatakan rumah pasien
sesekali disapu dan dibersihkan. Jarak antara rumah Tn. KAR
dengan rumah tetangganya juga diasumsikan dekat. Lingkungan
rumah Tn. KAR juga berada di lingkungan yang padat penduduk.
Hal ini merupakan faktor risiko terjadinya Tuberkulosis.
Rumah Tn. KAR terdiri dari ruang tamu, dua kamar tidur,
ruang dapur, dan satu kamar mandi. Pada ruang tamu, terdapat
dua buah jendela berukuran sedang yang ditutup menggunakan
gorden, terdapat lubang ventilasi (luas lubang ventilasi
diasumsikan < 5% luas bangunan), terdapat dua buah lampu
sebagai sumber pencahayaan serta karpet yang dibersihkan 2
bulan sekali. Di ruang tamu terdapat satu buah lemari kayu, satu
buah kursi panjang, tiga buah kursi kecil dan satu buah meja.
Terdapat juga barang-barang pribadi seperti foto-foto yang
tergantung di dinding dan karpet-karpet yang tersusun di sudut
ruang tamu. Pada kedua kamar tidur, masing-masing terdapat dua
jendela yang ditutup menggunakan gorden dan terdapat lubang
ventilasi (luas lubang ventilasi diasumsikan < 5% luas bangunan).
Antara ruang tamu dan kamar tidur yang pertama dibatasi oleh
dinding. Ruang dapur dan ruang makan berada di dua tempat
yang berbeda, dibatasi oleh dinding yang di tutup menggunakan
gorden. Pada ruang makan terdapat satu buah meja makan dan
empat kursi. Pada ruang dapur terdapat satu buah lemari
pendingin, satu buah dispenser, dan peralatan dapur yang
sebagian tersusun rapi. Sumber air minum pada keluarga ini
berasal dari air PDAM yang di masak sendiri. Sirkulasi di ruang
dapur diasumsikan baik karena ada lubang ventilasi dan
pencahayaan diasumsikan cukup baik karena terdapat lampu
diruangannya.
Kamar mandi di rumah ini berjumlah satu dan terletak di
dapur, dengan dinding sebagian semen dan sebagian keramik
semen dan lantai kamar mandi berupa keramik sehingga
penyerapan air di kamar mandi diasumsikan baik. Kamar mandi
ini berfungsi sebagai tempat mandi, buang air kecil dan buang air
besar. Di dalam kamar mandi terdapat jamban keluarga. Sumber
air untuk MCK menggunakan air PDAM yang ditampung di
dalam bak yang terbuat dari keramik. Menurut pengakuan
keluarga, bak tersebut dikuras dan dibersihkan tiap kurang lebih 3
kali sebulan.
Berdasarkan hasil pengamatan, ventilasi pada rumah
pasien diasumsikan kurang baik. Apabila ventilasi kurang baik,
dapat terjadi pembebasan udara ruangan dari bakteri-bakteri,
terutama bakteri patogen juga menjadi terhambat karena
sedikitnya aliran udara yang terjadi sehingga kelembapan ruangan
meningkat. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan
Kesehatan Perumahan, luas ventilasi alamiah yang permanen
minimal 10% dari luas lantai.
Gambar 4. 2. Dapur
Gambar 4. 3. Ruang Keluarga
Assessment Perilaku
Pasien bekerja sehari-hari sebagai pedagang di Pasar 26 Ilir.
Pasien mengatakan tidak merokok namun lingkungan kerja pasien
banyak dikelilingi perokok aktif sehingga membuat pasien menjadi
perokok pasif. Pasien juga mengatakan banyak teman kerjanya
yang mengalami batuk pilek. Semenjak terdiagnosis Diabetes
Mellitus, pasien memutuskan untuk tidak bekerja. Selama di
rumah, pasien menghabiskan waktu dengan cucunya dan sering
mengikuti kegiatan di masjid.
Keterangan:
a. Urgency: Urgency dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah
tersebut diselesaikan.
b. Seriousness: Seriousness dilihat dari dampak masalah tersebut terhadap
produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, dan membahayakan sistem
atau tidak.
c. Growth: Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau
dibiarkan.
Berdasarkan penentuan prioritas di atas, didapatkan bahwa prioritas
masalah di Puskesmas Kalidoni yang akan dicari akar penyebab masalah serta
alternatif dalam pemecahan masalah adalah Tuberkulosis.
Salah satu metode yang dapat dipergunakan dalam mencari akar penyebab
masalah yaitu diagram sebab akibat dari Ishikawa (diagram tulang ikan/fish
bone). Alat ini merupakan cara terbaik untuk mengidentifikasi kemungkinan
penyebab secara terfokus.
4.4 Penentuan Akar Penyebab Masalah dengan Bantuan Kerangka Fishbone
terlalu monoton
Alternatif Pemecahan
Faktor Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Masalah Terpilih
Manu - Tidak patuh minum obat dan - Melakukan pemantauan dan kontrol - Melakukan pemantauan dan
sia melakukan kontrol kesehatan berkala terhadap penderita TB untuk kontrol berkala terhadap
(Man) - Perilaku hidup tidak sehat melakukan pemeriksaan kesehatan rutin penderita TB untuk
- Terpapar dengan orang yang berkala melakukan pemeriksaan
terinfeksi TB dalam waktu lama di - Pelacakan pasien TB Paru di lingkungan kesehatan rutin berkala
lingkungan kerja dan rumah kerja Puskesmas - Menyelenggarakan pelatihan
- Meremehkan gejala batuk yang - Kemitraan dengan Unit Kesehatan Kerja dan seminar
diderita
tertentu untuk melakukan skrining pada dalam
- Merasa takut dan malu untuk
seluruh pekerjanya meningkatkan perilaku gidup
memeriksakan diri dengan
- Menyelenggarakan pelatihan dan seminar sehat
stigma masyarakat yang buruk
tentang TB dalam meningkatkan perilaku gidup sehat - Pemetaan penderita TB Paru
- Kurangnya kader TB kurang memadai - Pemetaan penderita TB Paru
- Menambah jumlah kader TB
Metod - Kurangnya partisipasi masyarakat - Melakukan pembinaan rutin terhadap kader - Melakukan pembinaan rutin
e saat dilakukan penyuluhan karena mengenai TB dan bagaimana cara untuk terhadap kader mengenai TB
(Meth penyuluhan dirasa kurang menarik memberikan edukasi kepada masyarakat dan bagaimana cara untuk
od)
- Penyuluhan mengenai TB dilakukan memberikan edukasi kepada
dengan cara yang mudah dimengerti dan masyarakat
menarik, seperti menggunakan poster dan - Penyuluhan mengenai TB
leaflet dilakukan dengan ara yang
- Membuat video edukasi mengenai TB yang mudah dimengerti dan
dapat ditayangkan di layar TV ruang menarik, seperti
tunggu menggunakan poster dan
puskesmas leaflet
Sarana - Tes TCM dan rontgen thorax tidak - Penyediaan test TCM di puskesmas - Bekerja sama dengan rumah
dan tersedia - Penyediaan rontgen thorax di Puskesmas sakit di wilayah kerja
Prasaran - Pada beberapa tempat, jarak - Bekerja sama dengan rumah sakit di puskesmas untuk dapat
a fasilitas kesehatan masih mengadakan
wilayah kerja puskesmas untuk dapat
(Materi tergolong jauh mengadakan pemeriksaan tuberkulin dan
al) - Kurang tersedianya media rontgen thorax pemeriksaan tuberkulin dan
informasi tentang TB rontgen thorax
Environment - Rumah penduduk yang padat dan - Melakukan penyuluhan terkait rumah sehat, - Melakukan penyuluhan terkait
kumuh PHBS, dan etika batuk. rumah sehat, PHBS, dan etika
- Ventilasi di rumah dan tempat kerja batuk.
yang jarang dibuka
- Kurangnya pencahayaan dari
sinar matahari di rumah dan tempat
kerja
- Kurangnya pergantian sirkulasi udara di
rumah dan tempat kerja
- Kurangnya penerapan PHBS dan etika
batuk
4.6 Rencana Usulan Kegiatan
Tabel 4.5 Rencana Usulan Kegiatan
5.1 Kesimpulan
b. Faktor Eksternal
Temuan yang didapatkan pada masyarakat adalah kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai TB sehingga masyarakat memiliki stigma negatif
dan malu untuk berobat jika memiliki gejala klinis TB. Selain itu, jumlah
dan pengetahuan kader TB yang kurang juga dapat menyebabkan
penemuan kasus TB paru yang belum optimal.
DAFTARPUSTAKA
1. Card AJ. Moving Beyond the WHO Definition of Health: A New Perspective for
an Aging World and the Emerging Era of Value‐Based Care‟. World Med Heal
Policy J. 2017;9(1):127–37.
2. Republik Indonesia. 2009. Undang-undang republik Indonesia nomor 36 tahun
2009 tentang kesehatan. Jakarta: Kementerian riset, teknologi dan pendidikan
tinggi.
3. Card A. Moving Beyond the WHO Definition of Health: A New Perspective for
an Aging World and the Emerging Era of Value‐Based Care. J World Heal Policy.
2017;
4. Prihartono J. Buku Keterampilan Klinis Ilmu Kedokteran Komunitas. Jakarta:
Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2014.
5. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Permenkes RI no 1501 Tahun 2010
tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan
Upaya Penanggulangannya.
6. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
2014.
7. Puskesmas Kalidoni. Data Kasus DBD Perbulan Puskesmas Kalidoni. Palembang;
2023.
8. Blum H. Planning For health, development and aplication of social
changestheory. Human Science Press. New York; 1974.
9. Khariri, Andriani L. Dominasi Penyakit Tidak Menular dan Pola Makan Yang
Tidak Sehat. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon. 2020;6(1):624–7.
10. Mboi N, Murty Surbakti I, Trihandini I, Elyazar I, Houston Smith K, Bahjuri Ali
P, et al. On the road to universal health care in Indonesia, 1990–2016: a
systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2016. Lancet
11. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta: PT Rineka Cipta,
Edisi I Cetakan I; 2012.
12. Agunawan. Faktor-faktor yang Berkaitan dengan Kejadian Penyakit Campak Pada
Anak Balita di Desa Saung Naga Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan
Komering Ulu Baturaja Sumatra Selatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Diponegoro. Semarang; 2014.
13. Puskesmas Kalidoni. Profil Kesehatan Puskesmas Kalidoni Tahun 2021. 2021;
(78):100.