Oleh:
YANI OKSANTI PUTRI
NIM :17.010.45
Oleh:
YANI OKSANTI PUTRI
NIM :17.010.45
LUAR BIASA”
vi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
karya tulis ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan
Diagnosa Medis Hepatitis Di Ruang Melati Rsud Bangil Pasuruan ini dengan
tepat waktu.
Penulisan karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya saya dapat
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik moril maupun material
4. Kusuma Wijaya Ridi P S.Kep, NS, MNS , selaku pembimbing pertama dalam
5. Faida Annisa, S.Kep, NS, MNS, selaku pembimbing kedua dalam pembuatan
6. Pihak-pihak yang turut berjasa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini yang
vii
Penulis sadar bahwa karya tulis ilmiah ini belum mencapai
maupun saran demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Penulis berharap karya
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Surat Pernyataan
Daftar Tabel v
Daftar Gambar vi
Daftar Lampiran vii
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 4
1.4 Manfaat Penelitian 4
1.5 Metode Penulisan 5
1.6 Sistematika penulisan 7
BAB 2 Tinjauan Pustaka
2.1 Konsep Hepatitis
2.1.1 Pengertian 9
2.1.2 Etiologi 9
2.1.3 Manifestasi Klinik 13
2.1.4 Patofisiologi 14
2.1.5Diagnosa banding 15
2.1.6Komplikasi….........................................................................15
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang 17
2.1.8 Penatalaksanaan 18
2.2 Dampak Masalah
2.2.1Dampak psikologi 19
2.2.2Dampak Sosial 19
2.2.3Dampak Ekonomi 19
2.3 Asuhan Keperawatan
2.3.1Pengkajian 20
2.3.2 Diagnosa Keperawatan 23
2.3.3 Intervensi Keperawatan 23
2.3.4 Implementasi Keperawatan 34
2.3.5Evaluasi Keperawatan 36
2.4 Pathway 39
BAB 3 Tinjauan Kasus
3.1 Pengkajian 41
3.2 Diagnosa Keperawatan 56
3.3 Intervensi Keperawatan 57
3.4 Implementasi Keperawatan 62
3.5 Evaluasi Keperawatan 83
BAB 4 Pembahasan
4.1 Pengkajian 86
4.2 Diagnosa Keperawatan 94
4.3 Intervensi Keperawatan 97
3.4 Implementasi Keperawatan 100
4.5 Evaluasi Keperawatan 102
BAB 5 Penutup
ix
5.1 Simpula
n 104
5.2 Sar
an 105 Daftar Pustaka
Lampiran
x
DAFTAR TABEL
No.Tabel Judul Tabel Hal
xi
DAFTAR
No.Gambar Judul Gambar Hal
xii
DAFTAR
No.lampiran Judul Lampiran
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
disebabkan oleh virus. Belum banyak orang yang tahu tentang penyakit
oleh pola makan, kebiasaan merokok, gaya hidup tidak sehat, penggunaa
penyebab dari penyakit ini. Belum banyak orang yang tahu tentang
lanjut. Kondisi inilah yang dialami hampir sebagian besar pasien hepatitis
dan dikenal dengan nama penyakit kuning, tapi sekarang penyakit ini
trepo, catatan hepatitis tertua tahun 3000 sebelum masehi, orang – orang
liver di anggap sebagai tempat adanya roh, dan serangan iblis pada liver
1
2
karena 100 kali lebih infeksi ketimbang HIV dan 10 kali lebih mudah
diperkirakan sekitar 250 juta dan penderita hepatitis C sekitar 150 juta.
sampai januari 2018 adalah 160 kasus (Rekam Medis RSUD Bangil, 2019)
tubuh termasuk organ hati. Akibatnya terjadi ikterus atau lebih dikenal
kuning yang disebut bilirubin didalam darah dan jaringan tubuh. Bilirubin
merupakan zat sisa yang dihasilkan ketika sel darah merah terurai.
sebagian besar bilirubin di buang dari tubuh dalam bentuk kotoran dan
urin, ini membuat urin dan tinja berwarna coklat. Ketika hati tidak bisa
dan mata penderita menjadi berwarna kuning. Penyakit ini apabila tidak
yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah kekebalan yang
dibuat oleh tubuh sendiri karena terpajan antigen plasma derived atau
kekebalan yang diperoleh dari luar tuubuh dengan cara pemberian HBIg
penderita Hepatitis. Oleh sebab itu dampak dari penyakit Hepatitis ini
pakaian harus dengan air panas serta jangan lupa untuk rutin minum obat
(Rahmayanti, 2012).
4
BangilPasuruan?”.
BangilPasuruan.
BangilPasuruan.
5
1.4 Manfaat
Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberi
manfaat :
1.4.1 Akademis, hasil tindak kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti
1.5.1 Metode
gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi kepustakaan
1.5.2.1 Wawancara
1.5.2.2 Observasi
1.5.2.3 Pemeriksaan
Data sekunder adalah data yang di peroleh dari keluarga atau orang
Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami studi
1.6.2 Bagian inti , terdiri dari lima bab, yang masing – masing bab terdiri dari sub
1.6.2.2 Bab 2 : Tinjauan pustaka, berisi tentang konsep penyakit dari sudut
kerangka masalah
8
1.6.2.3 Bab 3 : Tinjauan kasus berisi tentang diskripsi data hasil pengkajian,
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab 2 ini akan diuraikan secara teoritis mengenai konsep penyakit dan
dan cara penanganan secara medis. Asuhan Keperawatan akan diuraikan masalah
2.1.1 Pengertian
hubungan yang sangat erat dengan gangguan fungsi hati, dapat juga
pada sirosis hati dan rusaknya fungsi hati. Penularan hepatitis dapat melalui
hepatitis (Kemenkes,2012).
2.1.2 Etiologi
9
1
adalah darah, cairan vagina, dan air mani. Karena itu, berbagi pakai
alkohol berlebihan akan merusak sel-sel hati secara permanen dan dapat
2.1.2.3 Penggunaan obat-obatan melebihi dosis atau paparan racun juga dapat
menyebabkan hepatitis.
2.1.2.4 Autoimun
Pada Hepatitis, sistem imun tubuh justru menyerang dan merusak sel dan
jaringan tubuh sendiri, dalam hal ini adalah sel-sel hati, sehingga
dari yang ringan hingga berat. Hepatitis autoimun lebih sering terjadi pada
infeksi hati menular. Jenis virus ini ditularkan lewat konsumsi air atau
hati permanen. Namun, infeksi HAV juga bisa bersifat parah dan
kebersihan yang baik, termasuk sering mencuci tangan, adalah salah satu
hepatitis B (HBV). Virus ini ditularkan melalui kontak dengan darah, air
mani, dan cairan tubuh lainnya yang mengandung virus HBV. Penularan
juga bisa terjadi lewat transfusi darah dan produk darah yang
medis, dan dengan berbagi narkoba suntik. Selain itu, HBV juga bisa
ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya pada saat kelahiran atau
B kronis. HBV juga berisiko tinggi bagi petugas layanan kesehatan yang
secara tidak sengaja terkena tusukan jarum saat merawat pasien yang
terinfeksi HBV. Tersedia vaksin yang aman dan efektif untuk mencegah
HBV, tetapi tidak ada obat penyembuh jika Anda sudah terinfeksi. Obat-
1
pada hati.
(HCV). Virus ini paling banyak ditularkan melalui kontak dengan darah
sebagai infeksi yang paling serius dari segala jenis virus hepatitis. Tidak
dan HBV bisa menyebabkan penyakit yang lebih serius dan berakibat
infeksi HDV.
1
setengah matang dan transfusi darah yang terinfeksi juga bisa menjadi
dahulu virus ini akan melewati masa inkubasi. Waktu inkubasi tiap jenis
45 hari, HBV sekitar 45-160 hari, dan HCV sekitar 2 minggu hingga 6
bulan.
2.1.4.1 Mengalami gejala seperti flu, misalnya mual, muntah, demam, dan
lemas.
1
Nyeri perut.
2.1.5 Patofisiologi
Infeksi hepatitis berlangsung dalam dua fase. Selama fase proliferatif, DNA
dan semua antigen terkait. Ekspresi gen HBsAg dan HBcAg di permukaan sel
sitotoksik. Selama fase integratif, DNA virus meyatu kedalam genom pejamu.
kerusakan sel yang terinfeksi virus oleh sel sitotoksik CD8+ (Kumar et al, 2012).
Sel hati manusia merupakan target organ bagi virus Hepatitis . Virus Hepatitis
menembus sel dinding hati. Asam nukleat VHB akan keluar dari nukleokapsid
dan akan menempel pada DNA hospes dan berintegrasi pada DNA tersebut.
darah, terjadi mekanisme kerusakan hati yang kronis disebabkan karena respon
2.1.6.1 Kolesistisis
Bentuk infeksi pada hati yang disebabkan oleh infeksi, bakteri, parasit
hati.
hati.
2.1.7 Komplikasi
otak.
2.1.7.5 Hepoglikemia
Gangguan kesehatan yang terjadi ketika kadar gula berada dibawah kadar
normal.
2.1.7.6 Sepsis
2.1.7.7 Gelisah
2.1.7.8 Hepotensi
2.1.8.1 Enzim – enzim serum AST (SGOT), ALT (SPGT), LDH : meningkat
pada kerusakan sel hati dan pada keadaan lain terutama infark
miokardium.
gilbert.
2.1.8.5 Protein serum total : kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.
hati.
2.1.9 Pencegahan
2.1.9.1 Hepatitis A
2.1.9.2 Hepatitis B
Imunisasi
2.1.10 Penatalaksanaan
menyebar.
1. Pengobatan oral
Obat ini digunakan bagi dewasa maupun anak –anak, pemakaian obat ini
kronik, efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing,
interferon alfa, pegylated interferon alfa dan ribavirin. Pengobatan dan penderita
hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada penderita tertentu
hal ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu pada stadium awalnya.
2
1. Dampak ekonomi
Kondisi ini di perparah dengan beban keluarga dan negara dalam merawat
penderita serta biaya pengobatan yang besar. Apalagi, jika hepatitis sudah
hati.(Rudi,2017)
2. Dampak sosiologi
karena harus mengalami perawatan yang waktunya tidak sebentar dan juga
perasaan akan ketidakmampuan dalam melakukan kegiatan sehari – hari dan dapat
3. Dampak psikologi
masalah kesehatan mental. Secara psikologis ada stigma yang menempel dalam
dapat terisolasi, dan membuka jalan menuju depresi. Banyak dari mereka yang
tertekan karena merasa dihakimi atau di jauhi oleh orang lain. (Syarifah, 2014)
2.2.1 Pengkajian
2.2.1.2 Identitas
2
Pada penyakit hepatitis biasanya sering di temukan pada laki –laki pada usia
produktif 40-50 tahun. Perempuan dewasa relatif lebih rendah potensi terkena
hepatitis karena gen di organ hati tidak merasa perlu berganti menjadi gen
rawan terkena penyakit hepatitis.Pada tenaga medis dan tenaga PMI lah yang
2.2.1.5 Pemeriksaan
fisik B1(Breathing)
Inspeksi : bentuk dada simetris, susunan ruas tulang belakang normal, irama nafas
teratur, retraksi otot bantu nafas (-), nyeri dada (-), batuk(-) ,sputum(-).
B2(Blood)
Inspeksi : nyeri dada (-), sianosis (-), clubbing finger (-), JVP (-).
Palpasi : ictus cordis tidak teraba, CRT < 3 detik, nyeri tekan (-).
2
Perkusi : terdengar suara redup/ pekak , letak jantung masih dalam batas normal di
B3(Brain)
B4(bladder)
B5(Bowel)
Perkusi: pekak pada kuadran kanan atas, redup pada kuadran kana bawah
B6(Bone)
Inspeksi : kulit kering, oedema (+), kemampuan pergerakan terbatas, warna kulit
kemerahan.
Palpasi : CRT< 3 detik, turgor kulit < 3 detik, akral panas, kekuatan otot 5,5,4,4.
B7 (Penginderaan)
2
ada, ketajaman penglihatan : baik, alat bantu yang digunakan: tidak ada.
Hidung: normal, mukosa hidung: lembab, sekret: tidak ada sekret, ketajaman
Telinga : bentuk simetris kanan dan kiri, keluhan : tidak ada keluhan, ketajaman
B8 (Endokrin)
kondisinya.
dengan dehidrasi.
2.2.3 Intervensi
membantu klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat
kriteriahasil
keperawatan
2. Mengetahui perubahan
2. Observasi tanda – tanda
selama2x24 jam
tanda – tanda vital pasien.
vital.
diharapakan
3. Mencegah terjadinya
masalah 3. Anjurkan pasien untuk
dehidrasi sewaktu panas.
hipertermi banyak minum.
panas.
2.Akral pasien
diberikan tentang
5.Suhu normal
penyakitnya.
36,5 – 37,2oC
8. Kolaborasi/ delegatif
Tabel 2.2 Ansietas berhubungan dengan rasa takut dan cemas akan kondisinya.
hasil
keperawatan selama
2.Jelaskan semua prosedur 2. Menambah pengetahuan
2
1x24 jam cemas dan apa yang dirasakan pasien dan mengurangirasa
pemulihan
Kriteria hasil : 3. Untuk menambah
dan ketakutan.
2. Postur tubuh,
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
normal
per menit
menit
2
TD : 120/80 mmHg.
dengan anoreksia.
pentingnya dalam
Kriteria hasil:
makanan bagi pemberian
1. Mempertahankan
proses makanan pada
berat badan
penyembuhan. klien.
dalam batas
4. Ukur tinggi dan 3. Dengan
normal.
berat badan klien. pengetahuan
2. Klien mampu
5. Dokumentasikan yang baik
menghabiskan 1
masukan oral tentang nutrisi
porsi makanan
selama 24 jam, akan motivasi
yang disediakan.
riwayat makanan, untuk
3. Klien mengalami
jumlah kalori meningkatkan
2
menyenangkan. identifikasi
kalori,
Rumus : khususnya bila
kurang dari
Tinggi badan (m)
normal.
5. Mengidentifik
asi
ketidakseimba
ngan
kebutuhan
nutrisi.
6. Membantu
waktu makan
lebih
menyenangkan
, yang dapat
meningkatkan
2
nafsu makan.
7. Untuk
meningkatkan
nafsu makan,
untuk
memudahkan
proses makan.
posisi, massase, n
sakit. menanggulan
5. Instrusikan gi.
untuk n relaksasi/
menggunakan menurunkan
visualisasi/ ketegangan
bimbingan otot.
imajinasi, 5. Meningkatka
relaksasi n relaksasi
3
kortikosteroid mempertahankan
TD :120/80
sesuai ketentuan. masukan yang
mmHg.
7. Berikan deuretik diresepkan.
3. tidak ada
bila diresepkan. 6. untuk
edema.
menurunkan
4. Lingkar perut
ekskresi
normal wanita
proteinuria.
90 cm, laki – laki
7. untuk
80 cm.
menghilangkan
5. Tidak adanya
penghilangan
asites.
sementara dari
edema.
Tabel 2.6 Resiko kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
dehidrasi.
untuk hipovolemik.
Kriteria hasil :
meningkatkan 2. Untuk
1. Mukosa bibir
asupan oral. mengumpulk
lembab.
an dan
2. Turgor kulit
menganalisis
elastisc.
data pasien
3. TTV dalam batas
untuk
normal.
mengatur
Suhu : 37,5 – 38 C o
keseimbanga
menit 3. Untuk
tubuh secara
TD :120/80
parenteral.
mmHg.
4. Untuk
4. Tidak ada tanda-
mempertahan
tanda dehidrasi.
kan cairan.
- Elastisitas turgor
kulit baik.
- Membrane mukosa
lembab.
haus yang
berlebihan.
cairan seimbang.
Rumus :
Cairan
Tabel 2.7 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan sesak nafas.
hasil
bantu
nafas.
2.2.4 Implementasi
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012).
pasien untuk banyak istirahat, menganjurkan pasien untuk memakai baju tipis,
sesuai indikasi.
dan cemas akan kondisinya perawat membina hubungan saling percaya antara
ansietas dan diskusikan penyebabnya, temani atau atur supaya ada seseorang
pemecahan masalah.
tehnik ambulasi.
terhadap keluaran secara akurat, menimbang berat badan setiap hari, mengkaji
diresepkan.
status dehidrasi, memonitor intake cairan dan output, memberikan terapi IV sesuai
pernafasaan dan ekspansi dada, mengauskultasi bunyi nafas dan catat adanya
bunyi nafas tambahan, mengobservasi pola batuk dan karakter secret, memberikan
2.2.5 Evaluasi
suhu tubuh setelah dilakukan tindakan selama 2x24 jam pasien mengatakan
suhu tubuh, Akral pasien tidak teraba hangat / panas,Pasien tampak tidak
cemas akan kondisinya setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam pasien sudah
batas normal, Suhu : 37,5 – 38oC, Nadi : 60-100 kali per menit, RR: 12-24 kali
abdomen setelah dilakukan tindakan selama 2x24 jam pasien mengatakan tidak
mengalami nyeri lagi, dengan kriteria hasil Pasien menunjukkan ekspresi wajah
3
rileks,Pasien dapat tidur atau istirahat secara adekuat, Pasien menyatakan nyerinya
asites setelah dilakukan tindakan selama 2x24 jam pasien sudah tidak mengalami
kelebihan volume cairan lagi dengan kriteria hasil BB stabil berat badan sesuai
dengan IMT ,tanda-tanda vital dalam batas normal, Suhu : 37,5 – 38oC, Nadi : 60-
100 kaliper menit ,RR: 12-24 kali per menit, TD : 120/80 mmHg tidak ada edema,
Lingkar perut normal wanita 90 cm, laki – laki 80 cm, Tidak adanya asites.
dengan dehidrasi setelah dilakukan tindakan selama 2x24 jam pasien sudah tidak
mengalami kekurangan volume cairan lagi dengan kriteria hasil Mukosa bibir
lembab, Turgor kulit elastisc, TTV dalam batas normal: Suhu : 37,5 – 38oC, Nadi
: 60-100 kali per menit, RR: 12-24 kali per menit, TD :120/80 mmHg.Tidak ada
lembab,Tidak ada rasa haus yang berlebihan.Intake dan output cairan seimbang.
sesak nafas setelah dilakukan tindakan selama 2x24 jam pasien sudah bisa
Hepatitis A Hepatitis B
Hepatitis D
Peradangan Hepar
Hipertermi
4
Retensi Bilirubin
Rangsangan mual dan
nyerimuntah
akut
Perubah an status kesehata n feses menjadi lebih pucat atau coklat dan bau
Diekskre si di ginjal Kelebihan volume cairan
urinakan
Rasa takut dan cemas berwarna seperti teh
kondisi
Ansietas
Sesak , RR meningkat
Menurunnya
Kehilangan banyak cairan jumlah elektrolit Na,K,dll.
didalam tubuh
Resiko
kekurangan
volume Pola nafas
cairan dan
elektrolit
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini akan disajikan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan yang
pada tanggal 11 januari 2020 – 13 januari 2020 di ruang melati RSUD Bangil
Pasuruan.
3.1 Pengkajian
Data diambil tanggal : 11 Januari 2020. Jam : 06.00 WIB. Tanggal MRS : 9
Januari 2020
No rekamedis : 0019xxxx
3.1.1 Identitas
IGD RSUD Bangil Pasuruan jam 07.00 WIB mulai ditangani oleh
petugas di IGD jam 09.00 WIB dan diharuskan untuk rawat inap jam
Sebelumnya Riwayat
keluarganya.
4
makanan di luar
Penatalaksanaannya
Pantangan Makan - -
Sayur
Keluhan lain : mual,muntah 3x saat pasien sedang makan, dan membuat pasien
BB – 7 = 60 – 7 = 53
tubuh
3.1.5. Genogram
PX
Keterangan :
: Meninggal
: perempuan
: laki – laki
PX : pasien
4
: satu rumah
Respirasi : 20 x/menit
ada retraksi otot bantu nafas, tidak memakai alat bantu pernafasan,
dan kanannya.
Kuat di
x/ menit.
V midklavikula sinistra.
jantung tambahan.
tidak ada kejang, tidak ada kaku kuduk, tidak ada brudzinsky,tidak
ada nyeri kepala, tidak ada pusing, pasien tampak gelisah tidak ada
Normal,
hati.
S: 4
T: Saat beraktivitas
sendiri.
4
55
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan pada area mata, hidung, dan
telinga.
limfe.
Identitas
puas menjadi seorang anak dan seorang kakak, dan merasa puas
Peran
Ideal diri
masyarakat.
Harga diri
dimilikinya sekarang.
Data social
Data spiritual
5
sebuah ujian
Darah lengkap
Neutrofil % 50,2 35 – 66 %
Limfosil % 35,6 24 – 44 %
MCH L 23,81 26 – 34 pg
MCHC L 30,92 32 – 36 %
Kimia klinik
Faal hati
Faal Ginjal
ELEKTROLIT
Kimia klinik
Faal hati
Imunoserologi
Hepatitis
3.1.7 Terapi
meningkatkan
rendah, untuk
mencegah
kehilangan cairan
dan darah
infeksi akibat
5
bakteri seperti
infeksi saluran
pernafasan,
pencernaan,
jantung, saluran
kemih
masalah lambung
dan esophagus
menurunkan rasa
demam
peradangan pada
lambung dan
mencegah
perdarahan pada
saluran cerna
5
0019xxxx
kanan kuadran 1
S: 4 Nyeri bagian
Nadi : 85 x / menit
Suhu : 36,7 ◦C
RR: 22 x/ menit
Pasien tampak
Bb sebelum sakit : 70 kg
BBI : 53 kg
Anoreksia
Ketidakseimbangan
kebutuhan tubuh
5
tentang kondisi
penyakitnya. interprestasi
Kurang
pengetahuan
1. Nyeri akut
3. Defisiensi pengetahuan
No RM 0019xxxx
Hasil
berkurang / / resolusi
hilang. komplikasi.
mengeluh menanggulang
kesakitan. i.
TD : Sistolik : menurunkan
mmHg. 5.Meningkatkan
100x/menit sehat.
RR : 16-
20x/menit.
mampu normal.
n. terkait asupan
6
mi dengan
peningkat kebutuhan
an nafsu tubuhnya
makan.
7 Berat
badan
sesuai
IMT.
Rumus :
IMT : BB(kg)
Tinggi
badan (m)
cara
1. pasien pengobatannya
kondisi,p mencegah
an . penyakitnya, perawat.
keluarga
mampu
melaksan
akan
prosedur
yang
6
dijelaska
n secara
benar.
3. pasien
keluarga
mampu
menjelas
kan
kembali
apa yang
dijelaska
perawat.
6
tanda
tangan
januari nyeri
Q: seperti tertusuk
– tusuk
R: Di uluh hati
sebelah kanan
kuadran 1
S: 4
T: Saat beraktivitas
untuk
mengungkapkan
rasa nyerinya :
pasien mengatakan
beraktivitas.
6
- menganjurkan
pasien untuk
melakukan aktivitas
yang membuatnya
pasien mengatakan
melaksanakannya.
- menganjurkan
pasien dan
keluarga pasien
untuk melakukan
memahami yang
dijelaskan
- mengajarkan pasien
untuk melakukan
paham cara
melaksanakannya
6
Januari pemenuhan
pasien. : pasien
mengatakan kalau
- mengkaji penurunan
pasien mampu
melaporkan
makannya. Yani
- menjelaskan kepada
pasien tentang
pentingnya
kesembuhan :
memahami apa
6
yang telah
dijelaskan.
- memantau
penurunan berat
melaporkan bahwa
dia mengalami
penurunan berat
badan. Yani
07.15 - menganjurkan
memberi makan
pasien selagi
hangat. pasien
mampu melakukan
apa yang di
perintahkan.
07.20 untuk
mengungkapkan
perasaan terhadap
keterbatasan. klien
mampu
mengungkapkan
perasaannya. Yani
6
07.30
- mengkaji adanya
faktor yang
menyebabkan
kelelahan. klien
mengungkapkan
penyebab kelelahan
tidur.
- memonitor pola
susah tidur
2020 tantang
penyakitnya. klien
masih merasa
penyakitnya.
- menjelaskan tentang
proses penyakit
klien sedikit
6
memahami.
- menjelaskan tentang
program
Klien memahami
program
pengobatannya.
- mendiskusikan
perubahan gaya
hidup yang
mungkin digunakan
komplikasi.klien
mampu memahami
apa yang
didiskusikan.
- menanyakan
kembali
pengetahuan klien
tentang
penyakitnya,
prosedur perawatan
dan pengobatan.
klien mampu
7
memahami apa
yang didiskusikan
dan dijelaskan.
januari nyeri
Q: seperti tertusuk
– tusuk
R: Di uluh hati
sebelah kanan
kuadran 1
S: 3
T: Saat beraktivitas
untuk
mengungkapkan
rasa nyerinya :
pasien mengatakan
beraktivitas.
- menganjurkan
pasien untuk
melakukan aktivitas
7
yang membuatnya
pasien mengatakan
melaksanakannya.
- menganjurkan
pasien dan
keluarga pasien
untuk melakukan
memahami yang
dijelaskan
- mengajarkan pasien
untuk melakukan
paham cara
melaksanakannya
2020 pemenuhan
kebutuhan nutrisi
7
pasien. : pasien
mengatakan kalau
- mengkaji
penurunan nafsu
mampu melaporkan
penurunan nafsu
- menjelaskan kepada
pasien tentang
pentingnya
makanan bagi
kesembuhan :
yang telah
dijelaskan.
- memantau
penurunan berat
7
dia mengalami
penurunan berat
badan.
- menganjurkan
memberi makan
hangat. pasien
mampu melakukan
apa yang di
perintahkan.
- mendorong klien
untuk
mengungkapkan
keterbatasan. klien
mampu
mengungkapkan
perasaannya.
- mengkaji adanya
faktor yang
kelelahan. klien
7
mengungkapkan
penyebab kelelahan
tidur.
- memonitor pola
susah tidur.
penyakitnya. klien
bingung tentang
penyakitnya.
mampu memahami
program pengobatan.
Klien memahami
7
program
08.15 pengobatannya.
- mendiskusikan Yani
yang mungkin
digunakan untuk
mencegah
komplikasi.klien
pengetahuan klien
tentang penyakitnya,
prosedur perawatan
dijelaskan.
melaporkan bahwa
- Mendorong pasien
7
untuk mengungkapkan
mengatakan nyeri
untuk melakukan
aktivitas yang
nyerinya : pasien
mengatakan mampu
dan mau
melaksanakannya.
untuk melakukan
pasien mengatakan
memahami yang
- mengajarkan pasien
untuk melakukan
paham cara
melaksanakannya
pasien. : pasien
mengatakan sudah
pasien mampu
melaporkan penurunan
nafsu makannya.
pasien tentang
pentingnya makanan
bagi kesembuhan :
telah dijelaskan.
pasien melaporkan
perintahkan
mengungkapkan
perasaan terhadap
keterbatasan. klien
mampu
mengungkapkan
perasaannya.
faktor yang
menyebabkan
kelelahan. klien
mengungkapkan
penyebab kelelahan
nyenyak.
penyakitnya. klien
bingung tentang
penyakitnya.
mampu memahami
program pengobatan.
Klien memahami
program
8
pengobatannya.
yang mungkin
digunakan untuk
mencegah
komplikasi.klien
yang didiskusikan.
pengetahuan klien
tentang penyakitnya,
prosedur perawatan
dijelaskan.
Q : tertusuk – tusuk
R : kuadran 1
S:3
T : saat beraktivitas
Nadi 80x/menit
Suhu : 36,5◦C
RR: 20x/menit
A: masalah teratasi
sebagian
P: intervensi dilanjutkan
1,5
habis
N : 83 x/menit
S: 36 ◦C
RR: 22x/menit
A: masalah teratasi
P : intervensi dilanjutkan
5,8
penyakitnya.
penyakitnya.
A: masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
nyeri lagi
Nadi : 82 x/ menit
Suhu : 36 ◦C
RR: 20 x/menit
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
lemas lagi.
N : 86 x/menit
S: 36 ◦C
RR: 23x/menit
A: masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
penyakitnya.
penyakitnya.
A: masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
DISCHARGE PLANNING
PEMBAHASA
yang terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan
pada pasien dengan diagnose medis HEPATITIS di ruang Melati RSUD Bangil
4.1 Pengkajian
Pada dasarnya pengkajian antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus tidak
ditandai dengan nyeri bagian uluh hati, penurunan berat badan, mual muntah,
Pada tinjauan kasus didapatkan data pasien mengeluh nyeri bagian abdomen
makan.
4.1.1 Identitas
Antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus tidak ditemukan perbedaan yang
signifikan. Menurut opini penulis hal ini dikarenakan data pada tinjauan kasus dan
85
tinjauan pustaka sama – sama ditemukan data yang sama yaitu adanya keluhan
pasien nyeri bagian abdomen dan penurunan nafsu makan. Data yang di dapat
kan Tn.S berusia 21 tahun, belum menikah, berjenis kelamin laki – laki , bersuku
bangsa Jawa, agama Islam, mempunyai tingkat pendidikan S1, belum bekerja,
dan banyak meminum kopi dan juga dipengaruhi oleh faktor stress.
tinggi dan nyeri perut bagian kanan atas, pasien mengalami mual muntah dan
Pada tinjauan kasus didapatkan data pada pasien nyeri ulu hati ,mual
muntah dan mengalami penurunan berat badan. Pada tinjauan kasus dan tinjauan
pustaka tidak ada kesenjangan dikarenakan sama-sama ditemukan data antara lain
kg, nyeri akut, mual muntah. Menurut opini penulis, hal ini dikarenakan pasien
yang paling di keluhkan yang paling utama adalah nyeri uluh hati.
ulu hati. S: 4 sampai dengan 7. T: nyeri hilang timbul, terus menerus atau
87
nyeri pada bagian ulu hati. : P : Nyeri uluh hati, Q: Seperti di tusuk – tusuk , R:
pembengkakan pada hati. Hati terasa tertusuk – tusuk berada di ulu hati skala 4,
penyakit terdahulu. Pada tinjauan kasus didapatkan data pasien tidak pernah
menderita dan keluarga juga tidak pernah menderita penyakit hepatitis. Pada
tinjauan kasus tidak ada kesenjangan dengan tinjauan pustaka dikarenakan sama –
sama ditemukan data antara lain sama tidak mempunyai penyakit terdahulu.
Menurut opini penulis hal ini dikarenakan pasien tidak mengetahui jika terkena
hepatitis akan tetapi baru tahunya waktu di bawa ke rumah sakit dan dicek lab.
pernah menderita penyakit apapun. Pada tinjauan kasus didapatkan data keluarga
pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit hepatitis. Pada tinjauan kasus
ditemukan data antara lain tidak mempunyai penyakit keturunan dari keluarga.
Menurut opini penulis, hal ini dikarenakan bisa jadi dari lingkungan yang buruk
dan sering memakan makan yang tidak higienis sering mengkonsumsi suplemen
makan karena pasien mual muntah. Pada tinjauan kasus didapatkan data pasien
mengatakan saat makan dirumah 3x porsi habis tetapi saat dirumah sakit setiap
kali makan habis 5 sendok dikarenakan mual muntah. Pada tinjauan kasus tidak
data antara lain sama – sama mengalami penurunan nafsu makan dan mual mutah.
menurut opini penulis, hal ini dikarenakan pasien mengalami mual muntah.
pustaka didapatkan data inspeksi bentuk dada simetris, tidak ada retraksi otot
bantu nafas, tidak terjadi sesak nafas, tidak terpasang O2. Pada palpasi didapatkan
ekspansi dan taktil fremitus normal dan seimbangan antara kanan dan kiri . pada
perkusi didapatkan suara nafas normal sedangkan diagfragma menjadi datar dan
Pada tinjauan kasus didapatkan data bentuk dada simetris, tidak ada
pembengkokan susunan ruas tulang belakang,tidak terjadi sesak nafas, pola nafas
teratur, irama nafas teratur, tidak ada retraksi otot bantu nafas , suara nafas
dengan tinjauan kasus. Pada tinjauan pustaka dan tinjauan kasus sama-sama
89
ditemukan tidak adanya retraksi otot bantu nafas nafas yang teratur tidak adanya
pemakaian alat bantu nafas, dan Tidak ditemukannya suara nafas tambahan.
Menurut opini penulis, pada tinjauan pustaka tidak ditemukan adanya perbedaan
pada tinjauan kasus. Dikarenakan pasien tidak mengeluh sesak nafas , sehingga
didapatkan data inspeksi tidak terdapat sianosis, tidak oedema, tidak ada clubbing
finger. Pada palpasi didapatkan CRT < 3, terjadi peningkatan frekuensi nadi
Pada tinjauan kasus didapatkan tidak ada nyeri dada, irama jantung
teratur, pulsasi kuat, bunyi jantung S1 S2 tunggal, CRT < 3, tidak ada sianosis,
atau kardiomegali tekanan Vena jugularis normal, ictus cordis teraba CRT kurang
dari 3 detik nyeri tekan pada jantung tidak ada dan tidak ada suara jantung
tambahan atau S1 S2 tunggal. Menurut opini penulis, pada tinjauan pustaka tidak
orientasi baik, GCS 456 tidak ada kejang, tidak ada kaku kuduk.
Pada tinjauan kasus didapatkan data kesadaran compos mentis, GCS 456,
orientasi baik, tidak ada kejang, tidak ada kaku kuduk, tidak ada brudsky, tidak
ada nyeri kepala, istirahat tidur : siang 4 jam/hari dan malam 8 jam/hari, tidak ada
dengan tinjauan kasus. menurut opini penulis, pada tinjauan pustaka tidak
ditemukan adanya perbedaan pada tinjauan kasus. dikarenakan pasien tidak ada
kejang, tidak ada kaku kuduk, sehingga tinjauan kasus dan tinjauan pustaka tidak
ada masalah.
didapatkan inspeksi: bentuk kelamin normal, kebersihan alat kelamin bersih, urine
Pada tinjauan kasus didapatkan bentuk alat kelamin normal, libido normal,
,1500cc/24jam, bau khas, warna kuning gelap seperti the, tempat yang digunakan
dengan tinjauan kasus. menurut opini penulis pada tinjauan kasus tidak ditemukan
adanya perbedaan pada tinjauan pustaka yang ada, sehingga tinjauan kasus dan
abdomen ada benjolan, terdapat asites, kulit padaa perut licin dan terlihat tipis.
91
pada auskultasi bising usus meningkat pada area benjolan, terdapat nyeri tekan
pada hati
Pada tinjaun kasusu nyeri tekan pada perut bagian kanan atas, pada hepar
tinjauan kasus didapatkan mulut bersih, mukosa kering, bibir normal,gigi bersih,
tidak ada kesulitan menelan, terjadi nyeri abdomen P: uluh hati sebelah kanan
atas, S: Skala nyeri (4) T: Pada saat beraktivitas, Kebiasaan BAB : pasien
didapatkan data kuku berwarna kuning, kulit pucat, kelemahan disebabkan tidak
adekuatnya nutrisi.
sendi dan tungkai (ROM) bebas, kekuatan otot 5-5-5-5, tidak ada fraktur,tidak ada
dislokasi, kulit < 3 detik, akral hangat, turgor normal, kelembapan lembab, tidak
terjadi perubahan pada kuku. menurut opini penulis, hal ini dikarenakan pada
pustaka didapatkan data sclera berwarna kuning, mata simetris, pupil isokor,
Pada tinjauan kasus didapatkan data mata simetris, pupil isokor, reflek
ketajaman penglihatan normal, hidung normal, mukosa bibir tidak ada, secret
thyroid, tidak ada pembesaran kelenjar parotis, terjadi penurunan berat badan,
dengan tinjauan kasus. menurut opini penulis, pada tinjauan kasus tidak
ditemukan adanya perbedaan pada tinjauan pustaka yang ada, sehingga tinjauan
di rongga paritonium
terganggu
Pada tinjauan kasus, diagnose keperawatan yang mucul ada tiga yaitu
dengan pembengkakan hepar dan pada tinjauan kasus juga didapatkan diagnose
nyeri akut berhubungan dengan nyeri pada abdomen. dengan data objektif pasien
mengatakan nyeri uluh hati pada bagian kanan atas, nyeri seperti tertusuk – tusuk,
skla nyeri 4, nyeri saat beraktivitas, wajah tampak menyeringai keadaan umum
lemah. menurut opini penulis, hal ini dikarenakan nyeri seperti tertusuk – tusuk
pada daerah uluh hati. tetapi pasien juga mendapatkan terapi antibiotik untuk
nyerinya, dan pasien di berikan health education dari perawat seperti tarik nafas
dalam.
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia. pada tinjauan kasus
nafsu makan, porsi makan pasien 5 sendok, BB sebelum sakit 70 kg, BB sesudah
sakit 60 kg keadaan umum lemah. pasien juga mengatakan badannya lemas, mata
berkunang – kunang, keadaan umum pasien tampak lemas, compos mentis, GCS
95
456, TTV : TD: 110/70 mmHg, Nadi : 85x/menit, Suhu : 36,7 ◦C, RR: 22x/menit.
Menurut opini penulis, hal ini dikarenakan pasien tidak nafsu makan, pasien juga
mendapatkan terapi antiemetik Dan klien juga mendapat health education dari
tentang penyakitnya, dan klien tampak gelisah. Menurut opini penulis, hal ini
tetap tenang.
adanya peningkatan suhu. pada diagnose ansietas berhubungan dengan rasa takut
dan cemas akan kondisinya tidak ditemukan adanya kesenjangan karena pasien
tidak terlihat takut atau cemas. pada diagnose kelebihan volume cairan
tidak ditemukan adanya kesenjangan karena tidak ditemukan adanya data yang
mendukung untuk diangkat resiko kekuranga volume cairan. pada diagnose pola
nafas tidak efektif berhubungan dengan sesak nafas pada tinjauan kasus pasien
pada abdomen.
intervensi yang sama pada tinjauan kasus, alasannya karena data yang didapatkan
pasien mengeluh nyeri pada uluh hati. Dengan data objektif yang mendukung
dilakukan asuhan keperawatan 2x24 jam diharapkan nyeri pasien dapat berkurang
/ hilang. Dengan Kriteria hasil Pasien menunjukkan ekspresi wajah rileks, Pasien
dapat tidur atau istirahat secara adekuat, Pasien menyatakan nyerinya berkurang.
(Skala nyeri ringan 1-3),Pasien tidak mengeluh kesakitan, TTV dalam batas
tindakan paliatif, misalnya: perubahan posisi, massase, rentang gerak pada bagian
imajinasi, relaksasi progresif, teknik nafas dalam. Menurut opini penulis, dalam
pemberian analgesik sangat baik untuk mengurangi nyeri yang dirasakan pasien,
selain itu teknik relaksasi juga dapat membantu pasien dalam mengontrol nyeri
yang dirasakan dan teknik distraksi digunakan untuk mengalihkan rasa nyeri.
tinjauan kasus, alasanya pasien mengatakan tidak nafsu makan, porsi makan
diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi secara adekuat, dengan kriteria hasil
dapat berkolaborasi dengan ahli gizi agar mendapatkan gizi yang seimbang
dengan cara makan sedikit tapi sering, makan dalam kondisi yang hangat untuk
kurangnya informasi
4.4 Implementasi
pendokumentasikan intervensi.
pada abdomen.
Menurut opini penulis untuk mengatasi nyeri yang dialami pasien dapat
dikeluarkan lewat mulut secara berlahan dan teknik distraksi dengan cara
mengalihkan nyeri misal sambil menonton televisi. Dan memberi terapi non
anjurkan pasien makan sedikit tapi sering, hindangkan makan dalam kondisi
makan, kolaborasi dengan ahli gizi. Menurut opini penulis, untuk mengatasi
makan dalam kondisi yang hangat untuk memicu nafsu makan pasien.
kurangnya informasi.
pada pasien dan keluarga pasien perawat harus selalu menjelaskan tentang
dihindari.
4.5 Evaluasi
dapat dilakukan karena dapat diketahui keadaan pasien dan masalah secara
langsung.
Pada tinjauan kasus pada waktu dilakukan evaluasi tentang nyeri akut
berhubungan nyeri pada bagian abdomen dapat teratasi karena selama 3x24
jam dilakukan tindakan yang tepat, dan tujuan dan kriteria hasil telah tercapai
ditandai dengan pasien keadaan umum baik, P : Nyeri uluh hati , Q : Nyeri
101
seperti tertusuk – tusuk R : uluh hati sebelah kana atas, S: skala 3 , T : pada
saat beraktivitas..
yang tepat, dan tujuan, kriteria hasil telah tercapai dengan pasien keadaan
karena pasien 3x24 jam dilakuan tindakan yang tepat dan tujuan, kriteria hasil
telah tercapai dengan pasien dan keluarga pasien memahami tentang apa itu
hepatitis.
Pada akhir evaluasi semua tujuan dan kriteria hasil dapat tercapai karena
adanya kerja sama yang baik. Hasil evaluasi pada Tn. S sudah sesuai harapan,
masalah teratasi dan pasien KRS pada tanggal 13 januari 2020. penulis
PENUTUP
keperawatan secara langsung pada pasien dengan kasus Hepatitis di ruang Melati
5.1 Simpulan
berikut :
5.1.1 Pada pengkajian pada tinjauan kasus didapatkan data fokus nyeri perut
102
10
5.1.5 Evaluasi dilakukan oleh peneliti dengan metode per 24 jam dengan
pasien setiap saat. pada akhir evaluasi semua tujuan dicapai karena
adanya kerja sama yang baik antara pasien, keluarga, dan tim
kesehatan.
5.2 Saran
berikut :
lainnya.
dengan baik.