Oleh:
Anggia Dewani Prasasti
NIM : AKX. 17. 010
ABSTRACT
Background: Aplastic anemia is a disorder of stem cells in the bone marrow,
anemia is accompanied by pancytopenia or bisithopenia in peripheral blood
caused by primary abnormalities in the bone marrow in the form of aplasia or
hypoplasia. The emergence of ineffective tissue perfusion is due to a decrease in
red blood cells (anemia) marked by a decrease in hemoglobin and hematocrit.
The decrease in Hb causes a decrease in the amount of oxygen sent to the tissues.
The world population that has anemia is around 30% or 2.20 billion people. the
prevalence of anemia nationally is 21.70%, and anemia is a disease with a
considerable amount in RSUD dr. Slamet Garut, namely 263 people in 2019.
Method: The research conducted is using a qualitative approach with a case
study method, that a case study is an exploration of a system that is bound from
time to time through in-depth data collection and involves a variety of rich
sources of information in a context. Result: After doing nursing care 3x24 hours
on both clients that the problem of the ineffectiveness of tissue perfusion can be
resolved. Discussion: Clients with problems of tissue perfusion ineffectiveness do
not always have the same response. This is influenced by the client's condition or
health status. So nurses must conduct comprehensive nursing care to deal with
nursing problems in each patient.
Keyword: Nursing Care, Ineffective Peripheral Tissue Perfusion, Aplastic
Anemia.
Bibliography: 15 Books (2010-2020) 1 Journals (2010-2020)
iv
KATA PENGANTAR
v
penulis untuk menjalankan tugas akhir perkuliahan ini.
8. Wita Juwita S.Kep.,Ners selaku CI Ruangan Marjan Bawah yang
telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam melakukan
kegiatan selama praktek keperawatan di RSU dr.Slamet Garut.
9. Kepada seluruh keluarga tercinta, khususnya ayahanda Caca
Permana, S.Kep.,Ners dan ibunda Haryanti Komalasari serta adik
saya Andreas Salihamidich yang telah mendoakan, memotivasi,
menyemangati, dan memfasilitasi penulis dalam penyusunan karya
tulis ilmiah ini.
10. Egi Giovani selaku kekasih yang selalu memberikan motivasi selama
kegiatan perkuliahan maupun praktek lapangan sehingga penulis bisa
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik.
11. Kepada grup Anak Orang Kaya selaku sahabat-sahabat saya yang
telah memberikan semangat, dan dukungan dalam menyelesaikan
penyusunan karya tulis ilmiah ini.
12. Kepada Anestesi 13 khususnya Kelas A selaku teman seperjuangan
yang saling memberikan semangat dan dukungan dalam
menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ini masih banyak
kekurangan sehingga penulis sangat mengharapkan segala masukan dan
saran yang sifatnya membangun guna penulisan karya tulis yang lebih
baik.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
Lembar Pernyataan i
Abstrak iv
Kata Pengantar v
Daftar Gambar x
Daftar Tabel xi
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan 4
1.4 Manfaat 5
1.4.1 Teoritis 5
1.4.2 Praktis 5
vii
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi 7
2.3 Etiologi 11
2.4 Klasifikasi 14
2.5 Patofisiologi 15
2.8 Penatalaksanaan 20
2.10.5 Evaluasi 51
viii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil 62
4.1.2 Pengkajian 62
4.1.5 Intervensi 85
4.1.6 Implementasi 90
4.1.7 Evaluasi 96
4.2 Pembahasan 97
4.2.1 Pengkajian 98
4.2.2 Diagnosa 98
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR BAGAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 Leaflet
Lampiran 4 Jurnal
xiii
DAFTAR SINGKATAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
manusia dan bergantung pada usia, jenis kelamin, dan tahap ketinggian
atau 2,20 miliar orang dengan sebagian besar diantaranya tinggal di daerah
1
2
(Kemenkes RI, 2018). Jumlah ibu hamil yang mengalami anemia paling
banyak pada usia 15-24 tahun sebesar 84,6%, usia 25-34 tahun sebesar
33,7%, usia 35-44 tahun sebesar 33,6%, dan usia 45-54 tahun sebesar 24%
(Riskesdas, 2018).
berdasarkan data yang diperoleh dari bagian rekam medik Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Slamet Garut, didapatkan bahwa jumlah kasus anemia
263 orang, sedangkan jumlah penyakit lainya adalah sebagai berikut: CKD
dengan jumlah 277 orang, GEA dengan jumlah 233 orang, DM dengan
jumlah 213 orang, tifoid dengan jumlah 178 orang, febris dengan jumlah
orang, dan PPOK dengan jumlah 2 orang. Dari data tersebut anemia
Bawah RSUD dr. Slamet Garut Periode tahun 2019. Berdasarkan data
penumpukan zat besi di dalam tubuh, ini dapat terjadi akibat sering
aktivitas, resiko tinggi kerusakan integritas kulit, dan resiko infeksi. Oleh
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
berikut :
1.4.1 Teoritis
1.4.2 Praktis
manfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam penelitian ini, yaitu
sebagai berikut :
1) Bagi Perawat
anemia.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
kadar Hb sampai dibawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat.
Anemia adalah istilah yang menunjukkan hitungan sel darah merah dan
atau bisitopenia pada darah tepi yang disebabkan oleh kelainan primer
pada sumsum tulang dalam bentuk aplasia atau hypoplasia tanpa adanya
7
8
2015).
satu atau seluruh sel darah, seperti sel darah merah, sel darah putih, dan
keseimbangan asam dan basa, mengatur suhu tubuh dengan cara konduksi,
membawa panas tubuh dari pusat produksi panas (hepar dan otot) untuk
pompa jantung. Selama darah berada dalam pembuluh, darah akan tetap
encer. Tetapi bila ada diluar pembuluh darah akan membeku. Pembekuan
9
ini dapat dicegah dengan mencampurkan sedikit sitras natrikus atau anti
fungsi metabolisme:
b. Nutrisi zat gizi yang diabsorpsi dari usus, dibawa plasma ke hati
Gambar 2.2
(Syaifuddin, A, 2016)
1. Air : 91%
2. Plasma darah
Terdiri dari air dan protein darah yaitu albumin, globulin, dan
serum darah.
2.3 Etiologi
2014). Berikut ini adalah berbagai faktor yang menjadi etiologi anemia
aplastik :
1
berikut :
1) Anemia Fanconi.
2) Diskeratosis bawaan.
- Sindrom Blackfand-Diamond.
- Trombositopenia bawaan.
- Agranulositosis bawaan.
benzen.
2.3.3 Infeksi
permanen.
1
1) Sementara
- Mononucleosis infeksiosa
- Tuberculosis
- Influenza
- Bruselosis
- Dengue
2) Permanen
buruk.
2.3.4 Radiasi
2.3.6 Idiopatik
terjadinya pansitopenia.
2.4 Klasifikasi
di klasifikasikan menjadi tiga yaitu, tidak berat, berat, dan sangat berat.
perdarahan.
2.5 Patofisiologi
lain: bahan kimia, obat, radiasi, faktor individu, infeksi, idiopatik. Apabila
secara teratur pada bahan kimia yang dapat menyebabkan anemia aplastik.
mungkin terjadi pada sel stem, prekusor granulosit, eritrosit dan trombosit,
2010).
dimana dapat menyerang pada selaput lendir, kulit, silia, saluran nafas
ulserasi dan nyeri pada mulut serta faring, sehingga mengalami kesulitan
Hypoplasia
Pajanan dilanjutkan
pansitopenia
-
Ekinosis Epistaksis Perdarahan SSP Perdarah
5. Resiko infeksi -
-Perdarahan
4. Berpengaruh pada -
saluran cerna
1. perubahan pertahanan fisis mekanis -
Intoleran
perfusi jaringan
Ulserasi pada mukosa
mulut dan faring
1) Sindrom anemia
e. Epitel dan kulit : kelihatan pucat, kulit tidak elastis atau kurang
1. Sel darah
ditemukan.
retikulositopenia.
sangat berat.
2
mempunyai laju endap darah lebih dari 100 mm dalam satu jam
pertama.
3. Faal hemostatik
4. Sumsusm tulang
5. Lain–lain
meningkat.
2.8 Penatalaksanaan
Secara garis besar terapi untuk anemia aplastik menurut (Rukman Kiswari,
1. Terapi kausal
tetapi sering hal ini sulit dilakukan karena etiologinya yang tidak jelas
2. Terapi supportif
- Hygiene mulut
generasi ketiga.
Transfusi PRC (packed red cell) jika Hb < 7 gdL atau ada tanda
netrofil.
4. Terapi definitive
a. Terapi imunosupresif
tahun.
hostdisease).
bermakna bagi tubuh manusia, salah satunya kematian, pada orang sehat,
memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi pada saat kondisi sakit tertentu,
dengan hipoksemia. Anemia juga dapat terjadi jika sel-sel darah merah
yang akan mengedarkan darah keseluruh tubuh sehingga sel darah merah
dapat mengalir kedalam tubuh dengan optimal (Wijaya & Putri, 2013).
keseluruh tubuh tidak maksimal atau efektif sehingga klien dengan anemia
2
mengalir keseluruh tubuh tidak sampai pada otak (Wijaya & Putri, 2013).
Pada kasus anemia aplastik berat dan sangat berat dengan jumlah
platelet < 10.000/uL (atau < 20.000/uL dengan gejala demam) dianjurkan
Ada 2 jenis transfusi darah yang sering diberikan pada anemia aplastik
yaitu berupa transfusi sel darah merah dan trombosit. Transfusi leukosit
tidak dianjurkan karena siklus hidupnya lebih singkat dan juga efek
2.10.1 Pengkajian
1) Identitas klien
(Rohmah, 2010)
3) Riwayat kesehatan
berkonsentrasi.
tersebut.
2
Pusing dirasakan pada waktu yang tidak menentu dan biasanya akan
riwayat penyakit yang sama dengan klien atau apakah ada penyakit
(Rohmah, 2010).
1. Pola nutrisi
2. Pola eliminasi
konsistensi, serta warna feses dan urine. Apakah ada masalah yang
Pola istirahat tidur pada klien anemia aplastik biasanya suah tidur
4. Personal hygiene
5. Aktivitas
orang lain. Pada klien anemia aplastik aktivitas klien akan terbatas
5) Pemeriksaan fisik
fluktuatif.
a. Sistem Pernafasan
b. Sistem Kardiovaskular
c. Sistem Pencernaan
menghitam.
d. Sistem Perkemihan
e. Sistem Endokrin
anemia aplastik.
f. Sistem Integumen
g. Sistem Muskuloskeletal
h. Sistem Persarafan
6) Data Psikologi
1. Body Image
dan bentuk
2. Idela Diri
3. Identitas Diri
4. Peran Diri
8) Data spiritual
9) Data penunjang
penunjang.
1. Laboratorium
2. Radiologi
oksigen/nutrient ke sel.
nutrisi.
kronis, malnutrisi.
sumber informasi.
2.10.3 Intervensi
3
- Waktu pengisian kapiler >3 - Membuat keputusan dengan miokardial
detik benar e. Kaji adanya respon verbal yang e. Dapat mengindikasi
Menunjukkan fungsi sensori melambat, mudah terangsang, gangguan fungsi serebral
- Warna tidak kembali ke
mptori cranial yang utuh : agitasi, gangguan memori, dan karena hipoksia atau
tungkai satu menit setelah
tingkat kesadaran membaik tidak bingung defisiensi vitamin B12
tungkai diturunkan
ada gerakan-gerakan involunter. f. Catat keluhan rasa dingin, f. Vasokontriksi menurunkan
- Perubahan tekanan darah di pertahankan suhu lingkungan sirkulasi perifer. Kenyaman
ektremitas dan tubuh hangat sesuai indikasi klien/kebutuhan rasa
hangat harus seimbang
- Pemendekan jarak bebas
dengan kebutuhan rasa
nyeri yang ditempuh dalam
hangat harus seimbang
uji berjalan 6
dengan kebutuhan untuk
menit\Penurunan nadi
menghindari panas
perifer
berlebihan pencetus
- Pelambatan penyembuhan vasodilatasi
luka perifer
g. Termoreseptor jaringan
- Pemendekan jarak total g. Hindari penggunaan bantalan
dermal dangkal karena
yang ditempuh dalam uji penghangat atau botol air panas,
gangguan oksigen
berjalan 6 menit ukur suhu air mandi dengan
h. Mengidentifikasi defesiensi
termomemeter
- Edema dan kebutuhan
h. Awasi pemeriksaan laboratorium
pengobatan/respon
- Nyeri ekstremitas (Hb, Ht, jumlah sel darah merah,
terhadap alergi
dan AGD)
- Bruit hemoral i. Meningkatkan jumlah sel
i. Berikan sel darah merah
pembawa oksigen,
- Klaudikasi intermiten lengkap/packed, produk darah
memperbaiki defesiensi
sesuai indikasi, dan awasi secara
- Perstesia untuk menurunkan risiko
ketat untuk komplikasi transfuse
perdarahan
3
- Warna kulit pucat saat tanda malnutrisi j. Berikan oksigen tambahan
elevasi - Tidak terjadi penurunan berat sesuai indikasi
k. Siapkan intervensi
Faktor yang berhubungan :
pembedahan sesuai indikasi
- Asupan garam tinggi
- Kurang pengetahuan tentang
proses penyakit
- Kurang pengetahuan tentang
faktor yang dapat diubah
- Gaya hidup kurang gerak
- Merokok
2. Ketidakseimbangan nutrisi NOC: NIC:
kurang dari kebutuhan tubuh Nutritional Status : food
berhubungan dengan anoreksia, Nutrition Management
and Fluid Intake a. Kaji adanya alergi makanan
mual dan muntah.
Definisi : Kriteria Hasil : b. Kolaborasi dengan ahli gizi
- Adanya peningkatan berat untuk menentukan jumlah
Asupan nutrisi tidak cukup badan sesuai dengan
untuk memenuhi kebutuhan kalori dan nutrisi yang
tujuan
metabolik. dibutuhkan klien.
- Berat badan ideal c. Anjurkan klien
Batasan karterisktik : sesuai dengan tinggi
untuk
badan
- Kram abdomen meningkatkan intake Fe
- Mampu mengidentifikasi
d. Anjurkan klien
- Nyeri abdomen kebutuhan nutrisi
untuk
- Tidak ada tanda
meningkatkan protein dan
3
vitamin C j. Memaksimalkan transport
oksigen ke jaringan
k. Transplantasi sumsum
tulang dilakukan pada
kegagalan
sumsum tulang/anemia
aplastik
3
- Gangguan sensasi rasa badan yang berarti e. Berikan substansi gula e. Sebagai pemenuh energi
f. Monitor jumlah nutrisi dan tubuh
- Berat badan 20% atau lenih kandungan kalori f. Memantau adekuatnya
di bawah rentang berat
asupan nutrisi pada klien
badan ideal
Nutrition Monitoring (Doengoes 2014)
- Kerapuhan kapiler
- Diare g. Monitor adanya penurunan
berat badan g. Memastikan nutrisi yang
- Kehilangan rambut h. Monitor lingkungan selama masuk secara maksimal
berlebihan makan h. Lingkungan yang nyaman
dapat meningkatkan nafsu
- Enggan makan makan
i. Monitor mual dan muntah
- Asupan makanan kurang i. Untuk mengidentifikasi
dari recommended daily j. Monitor kalori dan intake keseimbangan cairan
allowance (RDA) nuntrisi j. Keseimbangan nutrisi
berpengaruh dalam
- Bising usus hiperaktif penyembuhan luka
- Kurang informasi (Doengoes, 2014)
- Kurang minat pada
makanan
- Tonus otot menurun
- Kesalahan informasi
- Kesalahan persepsi
- Membran mukosa pucat
3
- Ketidakmampuan memakan
makanan
- Cepat kenyang setelah
makan
- Sariawan rongga mulut
- Kelemahan otot untung
menelan
- Penurunan berat badan
dengan asupan makan
adekuat
Faktor yang berhubungan :
- Asupan diet kurang
3. Intoleransi aktivitas NOC NIC
berhubungan dengan
Energy conservation Energy Management
ketidakseimbangan antara suplai
oksigen (pengiriman) dan Self Care : ADLs a. Observasi adanya pembatasan
Kriteria Hasil : klien dalam melakukan aktivitas a. Untuk mencegah
kebutuhan. kelelahan
- Berpartisipasi dalam b. Kaji adanya faktor yang
Definisi : menyebabkan kelelahan b. Aktivitas yang berlebihan
aktivitas fisik tanpa
disertai peningkatan akan menyebabkan
Ketidakcukupan energy kelemahan pada jaringan
psikologis atau fisiologis untuk tekanan darah, nadi, dan c. Monitor nutrisi dan sumber
RR energy yang adekuat c. Nutrisi dan sumber
mempertahankan atau energy yang adekuat
menyelesaikan - Mampu melakukan
kehidupan sehari-hari aktivitas
yang aktivitas sehari-hari berpengaruh dalam
menjaga stamina tubuh
(ADLs) secara mandiri
3
harus atau yang ingin dilakukan. d. Monitor pola tidur dan lamanya d. Pola tidur yang cukup
tidur/istirahat klien akan menjaga dan
Batasan karakteristik :
mempertahankan stamina
- Respon tekanan darah
tubuh pasien (Doengoes,
abnormal Activity Therapy 2014)
- Respon frekuensi jantung
e. Bantu klien untuk memilih e. Aktivitas yang cukup
abnormal terhadap aktivitas
aktivitas yang mampu dilakukan menjaga untuk tidak
- Perubahan
terjadi kelemahan otot
elektrokardiogram
(EKG) f. Bantu untuk memilih aktivitas f. Aktivitas harian yang
konsisten yang sesuai dengan sesuai dengan
- Ketidaknyamanan setelah
beraktivitas kemampuan fisik, psikologi dan kemampuan klien dapat
- Dyspnea setelah beraktivitas social diaplikasikan sesuai
kondisi tubuh agar tidak
- Keletihan
terjadi kelemahan otot
- Kelemahan umum
g. Bantu klien/keluarga untuk g. Peran keluarga sangat
Faktor yang berhubungan : mengidentifikasi kekurangan penting untuk
dalam beraktivitas mengembalikan kondisi
- Ketidakseimbangan antara tubuh dan kesehatan
suplai dan kebutuhan pasien (Doengoes, 2014).
oksigen
- Imobilitas
- Tidak pengalaman dengan
suatu aktivitas
- Fisik tidak bugar
- Gaya hidup kurang gerak
4
4. Resiko kerusakan integritas kulit NOC NIC
berhubungan dengan perubahan Tissue integrity : skin and
mucous membranes Pressure Management
siskulasi dan neurologi
Status nutrisi a. Anjurkan klien untuk
(anemia), gangguan mobilitas, a. Tindakan tersebut
Tissue perfusion perifer menggunakan pakaian yang
deficit nutrisi. meningkatkan kenyamanan
Definisi : Dialiysis acces integrity longgar
dan menurunkan suhu tubuh
Rentan mengalami kerusakan Kriteria hasil : b. Mengurangi kerusakan
b. Jaga kebersihan kulit agar tetap
epidermis dan/atau dermis, yang - Integritas kulit yang baik bias integritas kulit yang lebih
dipertahankan bersih dan kering
dapat menggangu kesehatan. parah
Faktor risiko : c. Mobilisasi klien (ubah posisi klien)
- Melaporkan adanya gangguan c. Berdiam diri dalam posisi
setiap dua jam sekali
Eksternal sensasi atau nyeri pada daerah yang lama dapat
- Agens cedera kimiawi kulit yang mengalami gangguan menurunkan sirkulasi
- Ekskresi - Menunjukkan pemahaman sirkusi ke luka dan dapat
- Kelembapan dalam proses perbaikan kulit d. Monitor aktivitas dan mobilisasi menunda penyembuhan
- Hipertermia dan mencegah terjadinya cedera klien d. Untuk mengetahui
- Hipotermia berulang perkembangan aktifitas
- Lembap - Mampu melindungi kulit dan e. Monitor status nutrisi klien mobilisasi klien
- Tekanan pada tonjolan mempertahankan kelembaban e. Nutrisi yang baik akan
tulang kulit dan perawatan alami berpengaruh dalam proses
- Sekresi - Status nutrisi adekuat penyembuhan luka
Internal - Sensasi dan warna kulit normal f. Memandikan klien dengan sabun f. Personal hygiene dapat
- Gangguan volume cairan dan air hangat mencegah dari infeksi
- Nutrisi tidak adekuat (Doengoes, 2014).
- Faktor psikogenik
4
5. Konstipasi atau diare NOC NIC
berhubungan dengan penurunan Bowel elimination
masukan diet, perubahan proses Hydration Constipation/impaction
pencernaan, efek samping terapi Kriteria hasil : Management a. Untuk melanjutkan
obat. - Mempertahankan bentuk feses a. Monitor tanda dan gejala keteraturan pola defekasi
Definisi: lunak setiap 1-3 hari konstipasi klien
Penurunan frekuensi normal - Bebas dari ketidaknyaman dan b. Untuk menentukan
konstipasi b. Monitor feses frekuensi, konsistensi dan
defekasi yang disertai kesulitan
atau pengeluaran feses tidak - Mengidentifikasi indicator volume feses
untuk mencegah konstipasi c. Identifikasi faktor penyebab dan c. Untuk mengetahui
tuntas dan/ atau feses yang
kontribusi konstipasi konsistensi feses
keras, kering, dan banyak. - Feses lunak dan berbentuk
d. Kolaborasikan pemberian laksatif d. Pemberian laksatif dapat
Batasan karakteristik :
- Nyeri abdomen memperlancar pengeluaran
e. Mendorong meningkatkan asupan feses
- Nyeri tekan abdomen
cairan, kecuali e. Meningkatkan asupan cairan
dengan teraba resistensi otot
dikontraindikasikan dapat melembekkan
- Nyeri tekan abdomen tanpa
teraba resistensi otot konsistensi feses
f. Anjurkan pasien/keluarga untuk f. Makan yang tinggi serat
- Anoreksia
diet tinggi serat dapat memperlancar proses
- Penampilan tidak khas pada
lansia pengeluaran feses
- Darah merah pada feses (Doengoes, 2014)
- Perubahan pola pada
defekasi
- Penurunan frekuensi
defekasi
- Penurunan volume feses
- Distensi abdomen
- Keletihan
4
- Feses keras dan berbentuk
- Sakit kepala
- Bising usus hiperaktif
- Bising usus hipoaktif
- Tidak dapat defekasi
- Peningkatan tekanan intra
abdomen
- Tidak dapat makan
- Feses cair
- Nyeri pada saat defekasi
- Perkusi abdomen pekak
- Sering flatus
- Adanya feses lunak, seperti
pasta didalam rectum
- Mengejan pada saat
defekasi
- Muntah
Faktor yang berhubungan :
- kelemahan otot abdomen
- rata-rata aktivitas fisik
harian kurang dari yang
dianjurkan menurut gender
dan usia
- penurunan motilitas traktur
gastrointestinal
- kebiasaan menekan defekasi
4
- kebiasaan makan buruk
- hygiene oral tidak adekuat
- asupan serat kurang
- asupan cairan kurang
- Kebiasaan defekasi tidak
teratur
- Penyalahgunaan laksatif
4
menghindari pemajanan klien dari sumber infeksi
pathogen h. Berikan terapi antibiotic bila perlu h. Untuk mencegah terjadinya
- malnutrisi infeksi (Doengoes, 2014).
- obesitas Infection protection (proteksi
- merokok terhadap infeksi)
i. Monitor tanda dan gejala infeksi i. Mencegah terjadinya
statis cairan tubuh sistemik dan lokal komplikasi lebih berat yang
diakibatkan infeksi bakteri
pathogen
j. Monitor hitung granulocit, WBC j. Mengetahui tingkat
virulensi sesuatu infeksi dan
bagaimana system imun
tubuh dalam
mempertahankan
kekebalannya
k. Monitor kerentangan terhadap k. Mengetahui sejauh mana
infeksi tubuh dalam
mempertahankan
kekebalannya dan mencegah
terjadinya komplikasi lebih
l. Berikan perawatan kulit pada area berat
epidema l. Mencegah perluasan area
infeksi
4
7. Defesiensi pengetahuan NOC NIC
(kebutuhan belajar) tentang Knowledge : disease process
Knoeledge : health behavior Teaching : disease process
kondisi prognosis dan kebutuhan
Kriteria hasil : a. Berikan penilaian tentang tingkat a. Mempermudah dalam
pengobatan berhubungan
pengetahuan klien tentang proses memberikan penjelasan pada
dengan kurang mengingat, salah - klien dan keluarga menyatakan
penyakit yang spesifik klien
interpretasi informasi, tidak pemahaman tentang penyakit,
mengenal sumber-sumber kondisi, prognosis dan program b. Meningkatkan pengetahuan
pengobatan b. Jelaskan patofisiologi dari dan mengurangi cemas
informasi.
penyakit dan bagaimana hal ini
Definisi : - klien dan keluarga mampu
berhubungan dengan anatomi dan
Ketiadaan atau defisien melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar fisiologi, dengan cara yang tepat
informasi kognitif yang
c. Gambarkan tanda dan gejala yang c. Untuk mengantisipasi
berkaitan dengan topic tertentu, - klien dan keluarga mampu terjadinya suatu penyakit dan
biasa muncul pada penyakit,
atau kemahiran. menjelaskan kembali apa yang cara penanggulangannya
dengan cara yang tepat
Batasan karakteristik : dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya d. Sediakan informasi pada klien
- ketidakakuratan mengikuti
perintah tentang kondisi, dengan cara yang d. Informasi yang jelas dapat
tepat memberikan pengetahuan
- ketidakakuratan melakukan yang tepat untuk pasien
tes e. Sediakan bagi keluarga informasi
tentang kemajuan klien dengan e. Mengurangi tingkat
- perilaku tidak tepat kecemasan keluarga terhadap
cara yang tepat
- kurang pengetahuan kondisi klien
f. Diskusikan perubahan gaya hidup
Faktor yang berhubungan : yang mungkin diperlukan untuk f. Mencegah terjadi
mencegah komplikasi di masa memburuknya suatu penyakit
- kurang informasi yang akan dating dan atau proses
- kurang minat untuk belajar pengontrolan penyakit
- kurang sumber pengetahuan g. Diskusikan pilihan terapi atau g. Memberikan gambaran
- keterangan yang salah dari penanganan tentang pilihan terapi yang
orang lain bisa digunakan
4
h. Dukung klien untuk terapi atau h. Memanfaatkan pelayanan
penanganan kesehatan semaksimal
mungkin dan meningkatkan
aktivitas klien terlibat dalam
upaya peningkatan kesehatan
dan pencegahan penyakit
(Doengoes, 2014).
4
4
2.10.4 Implementasi
2.10.5 Evaluasi
a) Evaluasi formatif
b) Evaluasi sumatif