Anda di halaman 1dari 59

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ANEMIA

LAPORAN PENDAHULUAN

oleh
Imelda Desya Hajar Anggraini
NIM 172310101017

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019

1
LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP DASAR PENYAKIT ANEMIA

Disusun guna melengkapi tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal dengan


Dosen Pembimbing

Ns. Mulia Hakam, M.Kep., Sp.Kep.MB


NIP 198103192014041001

oleh
Imelda Desya Hajar Anggraini
NIM 172310101017

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
i
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal dengan Judul

“KONSEP DASAR PENYAKIT ANEMIA”

yang disusun oleh :

Imelda Desya Hajar Anggraini


NIM 172310101017

Telah disetujui untuk diseminarkan dan dikumpulkan pada :

Hari/Tanggal : Selasa/19 November 2019

Makalah ini dikerjakan dan disusun dengan pemikiran sendiri, bukan hasil
jiplakan atau reproduksi ulang makalah yang telah ada.

Penulis

Imelda Desya Hajar Anggraini


NIM 172310101017
Mengetahui
Penanggung jawab mata kuliah Dosen Pembimbing

Ns. Jon Hafan S, M.Kep., Sp.Kep.MB Ns. Mulia Hakam S, M.Kep., Sp.Kep.MB
NIP. 198401022015041002 NIP. 198103192014041001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
“Konsep Dasar Penyakit dan Asuhan Keperawatan Pasien Dewasa pada
Sistem Hematologi dan Imunitas : Leptospirosis” ini dengan baik. Makalah
ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan medikal.

Makalah ini dapat selesai dengan baik atas bantuan banyak pihak,
untuk itu kami mengucapkan terimakasih untuk mereka yang telah
membantu kami selama proses pembuatan makalah ini. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ns. Jon Hafan S., M.Kep., Sp. Kep. MB sebagai PJMK
Keperawatan Medikal
2. Ns. Mulia Hakam, M.Kep., Sp. Kep. MB sebagai Dosen
Pembimbing
3. Seluruh rekan kelas A angkatan 2017

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya,


untuk itu kami mohon maaf atas segala kekurangan dan menerima kritik
maupaun saran yang membangun demi kabaikan makalah ini. Kami
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat untuk para pembaca dan
bermanfaat pula untuk ilmu dasar keperawatan medikal kedepannya.

Jember, 19 November 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

BAB I KONSEP PENYAKIT


1.1 Anatomi Fisiologi 1
1.2 Definisi 3
1.3 Epidemiologi 4
1.4 Etiologi 5
1.5 Patofisiologi 5
1.6 Manifestasi klinik 7
1.7 Pemeriksaan penunjang 8
1.8 Penatalaksanaan Medis 9
1.9 Pathway 11

BAB II KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN 13


2.1 Pengkajian 13
2.2 Diagnosa 14
2.3 Intervensi Keperawatan 16

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 28


3.1 Pengkajian 28
3.2 Riwayat Kesehatan 28
3.3 Pengkajian Keperawatan 30
3.4 Pengkajian Fisik 35
3.5 Analisis Data 39
3.6 Diagnosa Keperawatan 42

iv
3.7 Intervensi Keperawatan 44
3.8 Catatan Perkembangan 46

BAB IV PENUTUP 49
4.1 Kesimpulan 50
4.2 Saran 51

DAFTAR PUSTAKA 52

v
BAB I

KONSEP PENYAKIT

1.1 Anatomi Fisiologi

Gambar 1. Struktur Darah


Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup yang berada
dalam ruang vaskuler, sebagai media komunikasi antar sel ke berbagai
bagian tubuh manusia yang berfungsi sebagai pembawa oksigen.
Darah juga membawa zat nutrien dari saluran cerna ke jaringan
kemudian menghantarkan sisa metabolisme melalui organ sekresi
seperti ginjal. Karakteristik darah yaitu warna darah arteri merah
muda karena terdapat banyak oksigen yang berkaitan dengan
hemoglobin dalam sel darah merah, sedangkan darah vena berwarna
merah tua/gelap karena kurang oksigen. pH darah bersifat netral
apabila pH darah 7.00, volume darah pada orang dewasa sekitar 70-75
ml/kg BB atau sekitar 4 sampai 5 liter darah. Komposisi darah
tersusun atas plasma darah yaitu bagian cair darah sekitar 55% yang
sebagian terdiri dari air 92%, protein 7%, nutrien 1%. Sel darah/
keping darah yaitu 45% bagian padat terdiri atas eritrosit atau sel
darah merah. Struktur sel darah ada 3 yaitu sel darah merah yang
tersusun atas membran yang sangat tipis sehingga sangat rentan
mengalami diffusi oksigen, sel darah merah mengandung 200-300 juta
hemoglobin yang mengandung 95% besi berfungsi membawa oksigen

1
dengan cara mengikat oksigen. sel darah putih/ leukosit jumlah
normalnya 5000-10.000 sel per mm3, Trombosit merupakan sel tak
berinti yang terdapat dalam sum-sum tulang, dalam keadaan normal
trombosit sekitar 150.000-300.000/ mL darah dan mempunyai masa
hidup sekitar 1-2 minggu (Tarwoto dan Wartonah, 2008).
1.2 Definisi

Gambar 2. Sel Darah Merah

Sel darah merah yang berbentuk cakram biokankf dengan diameter 7.5
mikron, tebal bagian tepi 2 mikron dan bagian tengahnya 1 mikron, sel
darah ini tersusun atas membran yang sangat tipis sehingga mudah terjadi
disfungsi oksigen, karbondioksida dan sitoplasma (Tarwoto dan Wartonah,
2008). Sel darah merah merupakan tipe sel darah yang paling banyak yaitu
99% dari seluruh sel darah. Rata-rata sel darah merah membawa sekitar 280
juta molekul hemoglobin, eritrosit dihasilkan di sumsum merah tulang yang
berada di ujung tulang panjang, tulang pipih, dan iregular (Ross dan Wilson,
2017). Apabila kadar sel darah merah dalam tubuh kurang maka akan
menyebabkan seseorang mengalami gangguan salah satunya yaitu anemia.
Anemia adalah keadaan di mana rendahnya sel darah merah, kadar
hemoglobin, dan hematokrit menunjukkan nilai di bawah normal
(Rahmawati, 2017). Hematokrit adalah presentase jumlah volume seluruh
sel darah merah yang ada dalam darah, pengukuran hematokrit yaitu darah

2
yang ada di dalam tabung tidak boleh dibiarkan menggumpal sehingga
diberikan antikoagulan. Untuk nilai hematokrit yang disepakati normal 45%
pada laki-laki sehat, 41% untuk perempuan dewasa, untuk mengetahui
apakah seseorang mengalami anemia yakni dengan cara membagi nilai
hematokrit dibagi dengan jumlah Sel darah merah (juta/mL). Anemia secara
umum biasanya disebut sebagai kurang darah. ). Anemia yaitu keadaan di
mana masa eritrosit dan masa hemoglobin yang beredar tidak memenuhi
fungsinya untuk menyediakan oksigen untuk memenuhi kebutuhan
fisiologis tubuh (WHO, 2011). Anemia adalah kondisi dimana seseorang
mengalami kekurangan kadar hemoglobin (hb) dalam darah yang
disebabkan akibat kekurangan zat besi yang di perlukan untuk pembentukan
hemoglobin,kadar hb normal yaitu 13,5 gr/dl pria, 11,5 g/dl pada
wanita,11,0 g/dl pada anak-anak (Fraser dan cooper, 2011). Secara umum
gejala yang dapat muncul pada seseorang dengan anemia yaitu pucat,
kelopak mata yang terlihat pucat, mudah lelah dan terlihat lemas dan lesu.
Menurut WHO (World Health Organization), Kriteria Klien dengan anemia:

a. Laki-laki dewasa :Hemoglobin < 13 g/dL


b. Wanita dewasa tidak hamil :Hemoglobin <12 g/dL
c. Wanita Hamil :Hemoglobin < 11 g/dL
d. Anak usia 6-14 tahun :Hemoglobin <12 g/dL
e. Anak usia 6 bulan – 6 tahun :Hemoglobin <11 g/dL

Derajat anemia berdasarkan kadar hemoglobin menurut WHO :

a. Anemia Ringan sekali : Hb 10 g/dL – batas normal


b. Anemia Ringan : Hb 8 g/dL – 9.9 g/dL
c. Anemia sedang : Hb 6 g/dL – 7.9 g/dL
d. Anemia Berat : Hb <6 g/dL

3
1.3 Epidemiologi
Pada umumnya anemia banyak dialami oleh wanita dan remaja putri
dibandingkan dengan pria, World Health Organization (2011) menyatakan
prevalensi kejadian anemia remaja putri di Asia yakni mencapai 191 juta
orang dan Indonesia menempati urutan ke-8 dari 11 negara di Asia setelah
Sri Lanka dengan prevalensi anemia sebanyak 7,5 juta jiwa di usia 10-19
tahun. Remaja putri rentan terkena anemia karena keadaan yang sering stres,
haid, dan terlambat makan. Berdasarkan data Depkes RI (2012) prevalensi
anemia defisiensi besi di Indonesia pada balita sebesar 40,5%, ibu hamil
sebesar 50,5%, ibu nifas sebesar 45,1%, remaja putri usia 10-18 tahun
sebesar 57,1%, dan pada Wanita Usia Subur (WUS) usia 19-45 tahun
sebesar 39,5%. Berdasarkan kelompok usia tersebut yang memiliki risiko
paling besar menderita anemia adalah remaja putri usia 10-18 tahun.
Berdasarkan data Riskesdas 2013, prevalensi anemia di indonesia
mencapai 21,7 % pada penderita usia 5-14 tahun, 39,5% pada usia 19-45
tahun. Dalam beberapa penelitian menyebutkan bahwa kejadian anemia
banyak terjadi pada remaja usia 14-24 tahun dan wanita usia produktif dan
terutama yang sering berisiko pada ibu hamil mencapai 50,5%.

1.4 Klasifikasi

Astuti dan Ertiana, 2016. Klasfikasi anemia berdasarkan


Etiopatogenesisnya yaitu sebagai berikut:

1. Akibat kurangnya produksi sel darah merah (eritrosit) dalam


sumsum tulang
A. Kekurangan bahan esensial pembentukan eritrosit
a. Defisiensi zat besi : keadaan kekurangan zat besi
dikarenakan asupan makanan yang mengandung zat besi
yang kurang, kebiasaan makan yang tidak tepat waktu.
b. Defisiensi vitamin B12 (Anemia pernisiosa) :
menurunnya kadar vitamin B12, Meningkatnya MCV
4
(Mean Cell volume). Dikarenakan kekurangan sumber
makanan hewani sebagai pembentuk protein sebagai
pengikat vitamin.
c. Defisiensi asam folat (Anemia Makrositik) : menurunnya
kadar asam folat, meningkatnya MCV (Mean Cell
volume). Dikarenakan kurangnya asupan dari luar atau
faktor kebiasaan yang buruk.
B. Gangguan penggunaan besi
a. Anemia akibat penyakit kronik (Kanker): MCV (Mean
Cell volume) normal, MCH (Mean cell haemoglobin),
menurunnya eritropoitin.
b. Anemia Sideroblastik : adanya sel darah imatur dalam
sirkulasi dan sumsum tulang.
C. Kerusakan sumsum tulang
a. Anemia aplastik : ketidaksanggupan sumsum
tulang membentuk sel-sel darah yang disebabkan
oleh zat yang dapat merusak sumsum tulang yaitu
Mielotoksin.
b. Anemia pada keganasan hematologi
c. Anemia diseritropoietik
d. Anemia pada sindrom mielodisplastik
D. Kekurangan Eritropoietin
a. Anemia gagal ginjal kronik
2. Anemia Akibat perdarahan
A. Pasca perdarahan akut
B. Akibat perdarahan kronik
C. Anemia hemolitik :
a. Anemia hemolitik intrakorpuskular :
- Gangguan membran eritrosis (membranopati)
- Gangguan enzim eritrosit (enzinopati) akibat
defisiensi G6PD
5
- Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati) dapat
menyebabkan thalasemia, hemoglobinopati
struktural (HbS, HbE, dll)
b. Anemia Hemolitik ekstrakorpuskuler
- Anemia hemolitik autoimun
- Anemia hemolitik mikroangiopati,dll

3. Hilangnya sel darah merah akibat perdarahan


Pada saat awal perdarahan, retikulosit meningkat, Hb dan Ht
normal, setelah itu Hb, MCV, Feritin dan besi menurun.
4. Hemolitik akibat meningkatnya destruksi
Gangguan eritropoisi sehingga MCV, Fragmentasi sel darah
merah menurun, meningkatnya retikulosit.
5. Anemia Sel sabit : anemia hemolitika berat ditandai SDM kecil
bentuk sabit, dan adanya pembesaran pada limpa akibat
kerusakan molekul Hb.

1.5 Etiologi
Anemia disebabkan karena adanya infeksi akut dan kronis,
kekurangan asam folat, vitamin B 12, dan Vitamin A, infeksi parasit,
kelainan yang berkaitan dengan sintesis hemoglobin dan produksi sel darah
merah (WHO, 2011). Etiologi anemia :
1. Anemia kekurangan zat besi :
Dikarenakan tidak adekuatnya diet besi dan intake makanan
menurun , salah satu penyebab terjadinya anemia gizi besi yaitu
akibat ketidakseimbangan pola makan yang mengandung zat besi.
Gangguan absorbsi besi pada usus, dapat disebabkan karena
infeksi, peradangan, neoplasma pada gaster, duaodenum maupun
jejenum. Kehilangan darah yang disebabkan perdarahan saluran
cerna , neoplasma, gastritis, hemoroid, dll. Pada wanita dengan
kekurangan zat besi diakibatkab karena menstruasi, zat besi yang
6
diserap oleh wanita menstruasi yaitu 3-4 mg dari diet setiap
harinya.Kebutuhan sel darah yang meningkat terutama pada wanita
hamil dan menyusui sangat membutuhkan asupan zat besi yang
besar.
2. Anemia megaloblastik
Rusaknya sintesis DNA yang mengakibatkan tidak sempurnanya
SDM disebabkan karena defisien vitamin cobalamin dan asam
folat. Sel megaloblas dihancurkan semasa berada di dalam sumsum
tulang sehingga terjadinya eritropoesis tidak efektif dan masa hidup
eritrosit pendek yang menyebabkan leukopenia, trombositopenia,
pansitonenia dan gastrointestinal.
3. Anemia defisiensi vitamin B12 (pernicious anemia)
- Gangguan pada mukosa lambung
- Tidak adanya intrinsik faktor
- Obat-obatan yang mertusak illenium
- Kerusakan absorbsi
(neoplasma,gastrointestinal,pembedahan reseksi illium)
4. Anemia aplastik
Dikarenakan zat yang dapat merusak sumsum tulang :
Idiopatik,kemoretapi / raioterapi, toksik pestisida, obat-obatan
Autoimundan adanya agen infeksi
5. Anemia hemolitik
Hb yang abnormal,thalasemia, reaksi autoimun, toksik
6. Anemia sel sabit
Banyaknya pada area endemik malaria dan herediter.

7
Adapun beberapa faktor yang berkaitan seperti :
1. Riwayat Genetik
a. Hemoglobinopati
b. Thalasemia
c. Abnormal enzim glikolitik
d. Fanconi anemia
2. Nutrisi
a. Defisiensi besi, defisiensi asam folat
b. Defisiensi cobal/vitamin B12
c. Alkoholis, kekurangan nutrisi/ malnutrisi
3. Perdarahan
4. Immunologi
5. Infeksi
a. Hepatitis
b. Cytomegalovirus
c. Parvovirus
d. Clostridia
e. Sepsis gram negatif
f. Malaria
g. Toksoplasmosis
6. Obat – obatan dan zat kimia
a. Agen chemoterapi
b. Anticonvulsan
c. Antimetabolis
d. Kontrasepsi
e. Zat kimia toksis
7. Trombotik trombositopenia purpura dan syndrome uremik
hemolitik
8. Efek fisik
a. Trauma
b. Luka bakar
8
c. Gigitan ular
9. Penyakit kronis dan maligna
a. Penyakit ginjal, hati
b. Luka bakar
c. Gigitan ular

Pada wanita dengan kekurangan zat besi dapat diakibatkan karena


menstruasi yang mengeluarkan darah banyak, untuk dapat menjada zat besi
agar adekuat maka wanita yang menstruasi harus menyerap 3-4 mg besi dari
diet setiap harinya. Sedangkan kebutuhan sel darah merah meningkat pada
wanita hamil dan menyusui yang kebutuhan besi sangat besar sehingga
memerlukan asupan besi yang besar pula agar dapat memenuhi
kebutuhannya (Tarwoto dan Wartonah, 2008).

1.6 Patofisiologi
Anemia menyebabkan transpor oksigen mengalami gangguan.
Hemoglobin yang berkurang atau jumlah SDM yang sangat menurun
menyebabkan oksigen yang tidak adekuat dibawa ke seluruh jaringan
sehingga berkembang hingga menjadi hipoksia jaringan menyebabkan
kelemahan dan kelelahan kulit pucat mukosa mulut pucat, RR
meningkat, dispneu, mengalami pusing dan letargi. Tubuh kemudian
mengompensasi keadaan tersebut dengan meningkatkan kebutuhan
SDM, curah jantung meningkat dengan meningktakan irama jantung,
darah di distribusi dari jaringan yang kebutuhan oksigennya rendah ke
jaringan yang kebutuhan oksigennya lebih tinggi ().
Zat besi masuk ke dalam tubuh melalui makanan. Pada
jaringan tubuh, zat besi berupa : hemoglobin, mioglobin dan enzim-
enzim, transferin dan ferritin serta hemosiderin. Zat besi yang
didapatkan dari makanan seperti daging, telur, sayuran hijau dan buah-
buahan yang diabsorpsi di usus halus. Rata – rata dari makanan yang di

9
masak mengandung 10 – 15 mg zat besi, tetapi yang dapat diabsorpsi
hanya 5-10%. Zat besi mengalami penyerapan yang dipengaruhi oleh
faktor protein hewani dan vitamin C. Yang dapat menghambat
penyerapan yaitu jika minum kopi, teh, garam kalsium dan magnesium
karena memiliki sifat sebagai pengikat zat besi. Jika asupan zat besi
menurun maka menyebabkan kadar/produksi hemoglobin juga akan
ikut menurun sehingga dapat mengalami anemia.

Anemia defisiensi besi disebabkan cacat pada sistesis hemoglobin


atau dapat dikatakan kurang pembebasan besi dari makrofak ke serum,
sehingga kandungan kandungan besi dalam hemoglobin berkurang.
Sedangkan yangkita tahu sebagian besar besi dalam tubuh dikandung
dalam hemoglobin yanh beredar dan akan digunakan kembali untuk
sintesis hemoglobin setelah sel darah merah mati. Bila defisiensi besi
berkembang, cadangan retikulo-endotelial (haemosiderin dan ferritin)
menjadi kosong sama sekali sebelum anemia.

Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi,


seperti yang terjadi pada sebagai kelainan hemolitik, maka hemoglobin
akan mucul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi
plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein peningkat
untuk hemoglobin bebas) untuk meningkatkan semuanya (apabila
jumlahnya lebih dari sekitar 100 mg/dl). Hemoglobin akan terdifusi
dalam glomerulus ginjal dan akan ke dalam urin (hemoglobinuria). Jadi
ada atau tidaknya adanya gemoglobenemia dam hemoglobinuria dapat
memberikan informasi mengenai lokasi penghancuran sel darah merah
abnormal pada klien dengan hemolisis dan dapat merupakan petunjuk
untuk mengetahui sifat proses hemolitik tersebut.

10
1.7 Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis pada anemia keadaan umum seseorang
yaitu mengalami pucat, keletihan berat, kelemahan, nyeri kepala,
demam, jaundice dan berat badan menurun. Tanda dan gejala yang
timbul akibat penyumbatan pembuluh yang menyebabkan infark
pada berbagai organ seperti ginjal, paru-paru, dan susunan saraf
pusat. Tanda-tanda pada sistem kardiovaskuler yaitu takhikardia,
palpitasi, murmur, angina, hipotensi, kardiomegali sampai gagal
jantung sering terjadi. Pada sistem muskuloskeletas biasanya
mengalami nyeri pinggang dan nyeri sendi, pada paru-paru
mengalami dyspnea dan orthopnea, infeksi paru- paru berulang
sehingga dapat mengganggu fungsi paru-paru. Tanda yang khas pada
anemia defisiensi besi :
- Adanya kuku sendok (spoon nail) kuku menjadi rapuh, bergaris
vertikal dan menjadi cekung mirip sendok
- Atropi papil lidah, permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap.
- Stomatitis angular, peradangan pada sudut mulut dan terlihat bercak
berwarna pucat keputihan
- Disfagia, rasa nyeri saat menelan karena rusaknya epitel hipofaring
- Atropi mukosa gaster
- Peradangan pada bagian mukosa mulut, pada lidah dan peradangan
pada bibir

Tanda dan gejala pada Anemia megaloblastik

- Anemia yang disertai ikterik


- Adanya glositis
- Gangguan neuropati seperti mati rasa, rasa terbakar pada jari
- Hb menurun
- Kadar bilirubin indirek serum dan LDH mengalami peningkatan

Tanda dan gejala Anemia Defisiensi Vitamin B12 (pernicious anemia)

11
- Hb, Ht , SDM rendah
- BB menurun, nafsu makan menurun, mual , muntah
- Distensi abdomen, diare, konstipasi
- Gangguan neurologi

Tanda dan gejala Anemia defisiensi asam folat

- Hampir sama dengan Defisiensi Vitamin B12 (gangguan daya ingat,


gangguan kepribadian)
- Disertai ketidakseimbangan elektrolit (magnesium,kalsium)

Tanda dan Gejala Anemia Aplastik

- Lemah, letih
- Nyeri kepala, dyspnea
- Nadi cepat, pucat
- Mudah infeksi : hepatitis
- Perdarahan pada hidung, gusi, darah pada feses
- Nyeri tulang
- Demam
- Leukosit kurang dari 1000/mm3
- SDM dibawah 1 jt/ mm3
- Trombosit 15000-30000/ mm3

Tanda dan gejala anemia sel sabit

- Hipoksia
- Masa hidup SDM pendek 15-25 hr
- Hb 7-10 g/dL
- Ikterik pada sklera
- Sumsum tulang membesar
- Takhikardia, murmur dan pembesaran jantung
- Gagal jantung
- Kadar oksigen rendah
12
- Infeksi dan nekrosis otak, jantung, paru-paru, ginjal akibat
meningkatnya fibrinogen dan pembekuan plasma

1.8 Pemeriksaan Penunjang

A. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium

Parameter Hasil Nilai Normal Interpretasi


WBC 11,07 (103/uL) 4,8-10,8 Meningkat
RBC 2,42 (106/uL) 4,2-10,8 Menurun
HGB 5,8 (g/dL) 12-16 gr/dL Menurun
HCT 20,1 (%) 37-47 (%) Menurun
MCV 80,7 (fL) 79-99 (fL) Normal
MCH 23,3 (pg) 27-31(pg) Menurun
MCHC 28.9 (g/dL) 33-37 (g/dL) Menurun
PLT 695(103/uL) 150-450 (103/uL) Meningkat
RDW-CV 16,5(%) 11,5-14,5 (%) Meningkat
RDW-SD 46,4(fL) 35-47 (fL) Normal
MPV 9,5 (fL) 7,2-11,1 (fL) Normal
PDW 9,1(fL) 9,0-13,0 (fL) Normal
P-LCR 19,6 (%) 15-25(%) Normal
Deferensial:
Neut 7,39 (103/uL) 1,8-8 (103/uL) Normal
Lymph 2,70 (103/uL) 0,9-5,2 (103/uL) Normal
Mono 0,70 (103/uL) 0,16-1(103/uL) Normal
Eo 0,26 (103/uL) 0,045-0,44(103/uL) Normal
Baso 0,02 (103/uL) 0,-0,2 (103/uL) Normal
Neut % 66,8 (%) 50-70 (%) Normal
Lymph % 24,4 (%) 25-80 (%) Menurun

13
Mono % 6,3 (%) 2-8 (%) Normal
Eo % 2,3 (%) 2-4 (%) Normal
Baso % 0,2 (%) 0-1(%) Normal

Creatinin : Nilai Normal : 0,5-1,2 mg/dl

Hasil : 2,43 mg/dl (peningkatan)

 adanya penurunan fungsi ginjal dalam


penyaringan zat dan pembentukan urin.
Kemungkinan adanya kerusakan ginjal

Urea uv : Nilai Normal : 10-50 mg/dl

Hasil : 95,9 mg/dl (peningkatan)

 Pemeriksaan Hematologi
Gambaran Darah Tepi :
- Eritrosit : anisositosis sedang, Polikomasi (positif),
poikilositosis berat (amilosit, sel pensil, tear drop,
fragmentosit, siferosit).
- Leukosit : estimasi jumlah meningkat, bentuk besar (positif),
tidak ada clumping.
HASIL : Anemia defisiensi besi dengan tanda hemolitik

Leukositosis  infeksi berat

Trombositosis  trombositosis reaktif (adanya infeksi


essensial trombositopenia)

1.9 Penatalaksanaan
1. Anemia Defisiensi besi
a. Pemberian diet tinggi zat besi
b. Atasi penyebab seperti cacingan, perdarahan
c. Pemberian vitamin C (dosis : 3 x 100 mg/hr )
14
d. Transfusi darah jika diperlukan
2. Anemia megaloblastik
a. Diet nutrisi dengan tinggi vitamin B12 dan asam folat
b. Pemberian hydroxycobalamin IM 200 mg/hari atau 1000 mg
diberikan setiap minggu selama 7 minggu.
c. Berikan asam folat 5 mg/hari selama 4 bulan.
3. Anemia Defisiensi vitamin B12
a. pemberian Vit. B12 oral.
b. pemberian diet zat besi (daging, hati, kacang hijau, telur, susu)
dan asam folat.
4. Anemia Defisiensi Asam Folat
a. Berikan asam folat 0.1-5 mg setiap hari
b. Berikan Vit. C untuk membantu penyerapan dan eritropoitis
c. Berikan diet tinggi asam folat (asparagus, brokoli, nanas, melon,
sayuran hijau, ikan, stroberi, kentang, roti)
5. Anemia aplastik
a. Monitor adanya perdarahan dan pansitopenia (menurunnya sel
darah merah, leukosit dan trombosit)
b. Transfusi darah
c. Transplantasi sumsum tulang
d. Pendidikan kesehatan untuk mencegah infeksi
a. Pemberian kortikosteroid
6. Anemia sel sabit
a. Penanganan nyeri
b. Mengurangi kekentalan darah
c. Pemberian cetiedil citrat yang berfungsi menjaga membran SDM

15
1.10. Penatalaksanaan Medis

1. Terapi Farmakologi

a. Pemberian preparat zat besi seperti sulfas ferosus(dosis : 3x 200


mg)
b. ferro glukonal 3x 200 mg per hari atau bisa diberikan obat per
orall 250 mg Fe (dosis : 3 mg/ kg BB)
c. Iron dextran mengandung Fe 50 mg/ml dengan IM, kemudian
100-250 mg tiap 1-2 hari.
d. Pemberian Vitamin C (dosis 3x 100 mg/hari)
e. Hydroxycobalamin IM 200 mg/hari atau 1000 mg diberikan
setiap minggu selama 7 minggu.
f. Pemberian Vitamin B12 oral.
g. Asam folat 0.1-5 mg setiap hari.
h. Pemberian kortikosteroid
i. Transplantasi sum-sum tulang
j. Transfusi darah
2. Terapi Non Farmakologi
a. Berikan diet zat besi (daging,hati, kacang hijau, telur, produk susu).
b. Berikan diet tinngi asam folat (asparagus, brokoli, nanas, melon,
sayuran hijau, ikan, hati, daging, stroberi,susu, telur, kentang, roti).

16
Pathway

Perdarahan masif

Kurang bahan baku pembuat sel darah (zat besi)

Penghancuran eritrosit yang berlebihan

Terhentinya pembuatan sel darah oleh sumsum tulang

Lemas dan
Hb Rendah
cepat lelah

ANEMIA

Anoreksia, mual, konstipasi


Muka pucat, kuku ikterik,
cepat lelah
Nafsu makan menurun
CRT kurang
Sel penghantar
Lemas dan dari 3 detik
keletihan oksigen berkurang
cepat lelah
TD menurun,
Sakit kepala,demam
BB turun Nadi cepat
dyspnea

Nutrisi
Ketidakefektifan
kurang dari perfusi jaringan Intoleransi
kebutuhan aktivitas
perifer
tubuh

17
BAB II
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Tujuan pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi


serta data dasar klien. Pengkajian dilakukan saat klien masuk
instansi layanan kesehatan. Data yang diperoleh dapat berguna
untuk proses keperawatan selanjutnya. Identitas klien yang perlu
dikaji seperti tabel berikut:

Pada penyakit Anemia lebih banyak ditemukan pada


perempuan usia remaja hingga usia produktif . Masyarakat dengan
ekonomi rendah dapat menghambat pengobatan.

A. Pengkajian Riwayat Keperawatan

Pengkajian Riwayat Keperawatan meliputi beberapa pengkajian


antara lain :

1) Keluhan Utama
Pada pengkajian ini didata mengenai keluhan utama yang
dirasakan oleh pasien, misalnya : dyspnea, nyeri kepala,
tubuh merasa lelah dan lemah.

2) Riwayat Penyakit Sekarang

Pengkajian pada penyakit sekarang yaitu pasien dikaji


mengenai apa yang dikeluhkan dan bagaimana keadaan
pasien saat ini.Keluhan yang diderita pasien sebelum
masuk ke rumah sakit sampai yang dirasakan di rumah
sakit.

18
1. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pengkajian pada riwayat penyakit dahulu yaitu
pengkajian mengenai penyakit yang pernah diderita
pasien pada masa sebelumnya. Riwayat kesehatan
dahulu perlu dikaji untuk mengetahui apakah pasien
pernah mengalami penyakit yang serupa dengan
sekarang, atau untuk penyakit lain yang pernah
diderita.

2. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pengkajian riwayat kesehatan keluarga diperlukan
untuk mengetahui apakah dari keluarga pasien pernah
menderita penyakit yang serupa atau penyakit
keturunan seperti : anemia defisien zat besi, anemia
aplastic, anemia megaloblastik,anemia defisien
vitamin B12, anemia defisien asam folat, anemia
hemolitik atau anemia sel sabit.

19
2.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis atas respon
pasien, keluarga, atau komunitas terhadap kesehatan dan proses
kehidupan aktual atau potensial. Diagnosa keperawatan merupakan
dasar atas pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang
mana perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat. Berikut
adalah diagnosa keperawatan klien Anemia defisiensi zat besi menurut
NANDA (2018)
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d tidak adekuatnya
sirkulasi darah, penurunan Hb darah, perubahan karakteristik kulit
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
intake makanan yang kurang d.d klien lemas dan tidak berenergi
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
4. keletihan d.d klien merasa pusing, dan tidak stabil

20
Intervensi Keperawatan

Tgl Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional


Hasil
1 ketidakefektifan perfusi NOC NIC 1. memberikan transfusi darah
jaringan perifer b.d tidak Tujuan : 4062-perawatan sirkulasi : pada klien , karena Hb klien
adekuatnya sirkulasi darah, Setelah dilakukan insufisiensi Arteri sangat rendah dari rentan
perubahan karakteristik intervensi 2x24 Jam 1.berikan transfusi darah yang sesuai normal.
kulit klien menunjukan 2.monitot intake output cairan setiap 2. Memonitor intake dan output
kebutuhan sirkulasi hari klien agar terpenuhi secara
mulai tercukupi dan 3390- pengecekan kulit balance
kulit dapat berubah 1.periksa kulit dan selaput lendir 3. Memeriksa kuku,kulit klien
secara normal dengan terkait dengan adanya kemerahan, apakah masih kering atau sudah
Kriteria Hasil: kehangatan ekstrim,edema, atau mulai membaik
1. capillary refill drainase 4. Mengajarkan anggota keluarga
dipertahankan pada 2.monitor kulit untuk adanya untuk mengetahui apa saja
skala 3(sedang dari kekeringan yang berlebihan dan tanda jika terjadi kerusakan

21
kisaran normal) kelembaban kulit dan cara penanganannya.
ditingkatkan ke 4 Ajarkan anggota keluarga mengenai
(ringan dari kisaran tanda-tanda kerusakan kulit
normal)
2. PaO2 (tekanan parsial
oksigen dalam darah
arteri) dipertahankan
pada skala 3 (sedang
dari kisaran normal)
ditingkatkan ke skala
4(ringan dari kisaran
normal)
3. wajah pucat
dipertahankan pada
skala 3(sedang)
ditingkatkan ke skala
5(normal)

22
4. perfusi jaringan
dipertahankan pada
skala 4 (sedikit
terganggu) ditingkatkan
ke skala 5 (tidak
terganggu)
5. integritas kulit
dipertahankan pada
skala 4(sedikit
terganggu) ditingkatkan
ke skala 5(tidak
terganggu)

2 Ketidakseimbangan NOC NIC


1. Menentukan kebutuhan dan
nutrisi kurang dari Tujuan: 1100-Manajemen nutrisi
keseimbangan nutrisi klien
kebutuhan tubuh b.d Setelah dilakukan 1. Kaji status nutrisi klien
intake makanan yang tindakan keperawatan 2.Identifikasi faktor-faktor yang 2. Banyak faktor yang menjadi

23
kurang d.d klien lemas dan selama 2 x 24 jam mempengaruhi status nutrisi klien penyebab kurang nutrisi sehingga
tidak berenergi diharapkan nutrisi 3.Tentukan jumlah kalori dan jenis perlu dikaji penyebab kurang nutrisi
klien dapat terpenuhi nutrisi yang dibutuhkan klien untuk pada klien dan merencanakan
dengan kriteria hasil: memenuhi kebutuhan gizi pemenuhan nutrisi
1. Hasrat 4.Instruksikan klien mengenai
3. Untuk panduan menjalankan
keinginan untuk kebutuhan nutrisi (membahas
program diet yang sehat
makan pedoman diet dan piramida
dipertajamkam makanan) 4. Klien dapat melaksanakan diet
pada cukup 5.Ciptakan lingkungan yang optimal yang sehat dan direkomandisikan
terganggu pada saat mengkonsumsi makanan
ditingkatkan ke 5. Agar klien merasa nyaman saat

ringan makan

2. Intake makanan 6. Mengetahui intake dan output

dipertahankan asupan nutrisi klien

pada cukup
terganggu
ditingkatkan ke

24
ringan
3. Intake nutrisi
dipertahankan
pada cukup
terganggu
ditingkatkan ke
ringan
Intake cairan
dipertahankan pada
cukup terganggu
ditingkatkan ke ringan
a
3. Intoleran aktivitas b.d. NOC NIC
5. Untuk meningkatkan kerja otot
ketidakseimbangan antara
Tujuan: 4310-Terapi aktivitas klien agar tidak lemas dan agar
suplai dan kebutuhan
Setelah dilakukan
1. 1. Pertimbangkan kemampuan klien mampu melakukan aktivitas
oksigen
tindakan keperawatan pasien dalam berpartisipasi melalui fisik
2X24 jam, intoleransi aktivitas fisik 6. Menanyakan pada klien aktivitas

25
aktivitas dapat teratasi
2. 2. Bantu pasien mengidentifikasi apa yang dapat ia lakukan agar
dengan kriteria hasil : aktivitas yang diinginkan mudah dalam mempraktikkannya
7. Membantu keluarga dan klien jika
1. Klien dapat
3. Bantu pasien memilih aktivitas terjadi kelemahan
melakukan ambulasi
4. Bantu klien dan keluarga 8. Merencanakan program aktivitas
2. Penurunan tingkat
harian dengan terapis untuk klien
untuk identifikasi kelemahan
keletihan
agar dapat menurunkan keletihan
dalam level aktivitas tertentu
3. Peningkat
Kolaborasi :
kenyamanan
lingkungan 1. Kolaborasi dengan ahli fisik,
okupasi dan terapis rekreasional
dalam perencanaan dan pemantauan
program aktivitas

4. Keletihan b.d penurunan NOC NIC


1. Status kesehatan klien dapat
tonus otot d.d klien merasa Tujuan: 1080-Manajemen Energi
diketahui
pusing, dan tidak stabil Setelah dilakukan 1. Kaji status fisiologis klien

26
tindakan keperawatan yang menyebabkan kelelahan
2.Hal yang menjadi sumber kelelahan
selama 2 x 24 jam 2. Anjurkan klien
klien dapat diketahui dan untuk acuan
diharapkan intoleransi mengungkapkan perasaan
memberi intervensi yang cocok
aktivitas dapat mengenai keterbatasan yang
dikurangi dengan dialami 3.Intervensi yang diberikan pada klien
Kriteria Hasil 3. Pilih intervensi
untuk sesuai dengan kondisi klien
0001-Daya tahan mengurangi kelelahan baik
1. Melakukan aktivitas farmakologis atau non- 4.Menentukan waktu dan lama tidur
rutin dipertahankan farmakologis klien

pada 2 (banyak
5.Agar klien mengerti pentingnya
terganggu) ditingkatkan
istirahat
ke 4 (sedikit terganggu)
2. Oksigen darah ketika 6.Mengetahui status kesehatan klien
beraktivitas
dipertahankan pada 2
(banyak terganggu)
ditingkatkan ke 4

27
(sedikit terganggu)

28
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Identitas Pasien
Nama : Ny.M

Umur : 40 th

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Berdagang

Alamat : blimbing

Suku Bangsa : Jawa / Indonesia

Diagnosa Medis : Anemia Defisien Zat Besi

Nomor RM : 641887

Masuk RS : 24/05/2018

Tanggal pengkajian : 24/05/2018

B. Riwayat Kesehatan
1. Diagnosa Medis
Anemia Defisien Zat Besi
2. Keluhan Utama
Ny.M mengeluh merasa lemas, tidak bertenaga,mual
Ny. M mengatakan tidak bisa BAB selama 5 hari. Pada hari ke 6 sudah
BAB tetapi sedikit dan berwarna hitam, kuku seperti sendok

29
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dari IGD dengan keluhan lemas, pusing, mual,
sesak,nafsu makan menurun, tidak bisa BAB BAK 5 hari
sebelum masuk RSUD Banyumas, keluarga mengatakan pasien
tampak lebih pucat, pasien mengeluh pusing, lemah, BAB hitam,
tidak ada muntah, nafsu makan mulai menurun.. Ny M
mengatakan ketika BAB sedikit dan berwarna hitam dengan
konsistensi keras, jari kuku terlihat seperti sendok, atropi pada
lidah, pasien diberikan

4. Riwayat Penyakit Dahulu


a. Penyakit yang pernah dialami
Klien mengatakan tidak pernah sakit
sebelumnya
b. Alergi (obat,makanan,plester,dll)
Tidak ada riwayat alergi
c. Imunisasi
Klien mengatakan jika lupa kapan terakhir
imunisasi
d. Lifestyle
Klien mengatakan aktivitas pekerjaannya
sangat padat dan sering panas-panasan dan
sering makan mie instan tidak pernah makan
sayur
e. Obat-obatan yang digunakan
Klien mengatakan tidak pernah beli obat jika
pusing digunakan untuk tidur

5. Riwayat Keluarga
Keluarga pasien mengatakan ibunya memiliki gejala penyakit
yang sama dengan pasien namun itu sudah lama

30
6. Genogram

Pengkajian Keperawatan
NO Pola Gordon Komponen Pengkajian
Ny. M mengatakan bahwa dia
mengalami sakit kurang darah, pasien
Pola persepsi
mengatakan jika ia jarang dibawa ke
dan
1 rumah sakit/puskesmas dan lebih
pemeliharaan
sering konsumsi jamu. Keluarga
kesehatan
sangat berharap pasien akan segera
membaik.
- Antropometri:
BB : 50
Pola nutrisi
TB : 154 CM
2 dan
metabolisme
- Biomedical sign : -
- Clinical sign :

31
TD : 150/70 mmHg
N : 98X/menit
RR : 25x.menit
Suhu: 370C
Mukosa bibir kering
Konjungtiva anemis
Bibir pucat
Stomatitis angular
Lidah atropi
Intepretasi : klien terlihat
lemah tak berenergi
- Diet pattern :
Sebelum MRS : Ny. M makan
3x/hari dengan nasi dan lauk
tampe, mie dan minum 6
gelas/hari
Setelah MRS : makan Ny. M
tidak teratur dan makan hanya
3 sendok, minum 3
gelas/hari.karena lemas dan
malas untuk makan

Ny. M belum bisa BAB selama 5 hari.


Pada tanggal 24 November 2019
Pola pasien BAB dengan konsistensi keras
3
eliminasi dan berwarna hitam.
Sedangkan untuk BAK 3x/hari
dengan warna kuning dan bau khas.
Selama sakit Ny.M melakukan
4 Pola aktivitas dan latihan
aktivitas ringan di bantu oleh

32
keluarga karena beliau merasa lemas.
Ny. M kebanyakan bed rest dan sering
5 Pola tidur dan istirahat
tidur.
Penglihatan normal tidak
berkacamata, pendengaran masih
6 Pola kognitif dan konseptual jelas, pasien masih dapat
membedakan antara manis dan pahit.
Pasien masih bisa mengingat.
Adanya perubahan-perubahan fungsi
diri pada pasien anemia kekurangan
zat besi mengakibatkan adanya
persepsi-persepsi negatif yang dapat
membuat pasien mengalami
7 Pola persepsi diri
kecemasan. Seperti takut jika sesak
terjadi henti nafas dan kehilangan
banyak darah. Pasien merasa lemah
dan tidak bisa melakukan pekerjaan
rumah.
Perawat mengkaji peran pasien dalam
keluarga, pekerjaan
dan sosial. Pasien dengan anemia
akan mengalami perubahan seperti
8 Pola peran dan hubungan
sering kelelahan sehingga dapat
menyebabkan kurangnya
sosialisai antara pasien dengan
lingkungan sosial.
Pada pasien anemia ini akan lebih
9 Pola seksualitas dan reproduksi mengharapkan kedekatan dengan
suami dan anaknya.
10 Pola manajemen koping stres Pada

33
pasien anemia tingkat stress akan
bertambah karena
memikirkan tentang kondisinya yang
lemah dan tidak berdaya.
Adanya gangguan penyakit yang
dideritanya, pasien memerlukan
11 Pola tata nilai dan kepercayaan
kepercayaan dengan apa yang sudah
menjadi takdirnya

Pemeriksaan Fisik
2. Kepala
a. Rambut : beruban, lurus, tidak berketombe dan kulit kepala
tidak ada luka.
3. Leher : tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
4. Mata : konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, lapang pandang
masih cukup bagus.
5. Hidung : bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret
6. Telinga : bentuk simetris, tidak ada serumen
7. Mulut : mukosa kering, bibir pucat, stomatitis angular, lidah atropi
8. Leher : tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
9. Thorax : tidak ada retraksi dinding dada
2) Paru-paru :
- Auskultasi : vesikuler
- Perkusi : Sonor
3) Jantung :
- Auskultasi : Lup-dup
- Jantung : Pekak
10. Abdomen : datar, supel, tympani.
1) Hepar : tidak teraba

34
2) Lien : tidak teraba
11. Punggung : Tidak ada lordosis, kifosis maupun skoliosis. Pasien
mengeluh ada nyeri punggung.
12. Genitalia : Perempuan
13. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas : terpasang infus NaCl
pada tangan kiri, pergerakan terbatas, kuku sendok rapuh
dan bergaris
2) Ekstremitas bawah : Tidak ada oedema,
tidak ada varises, pergerakan terbatas

3) Reflek dan kekuatan motorik :

Tangan kanan Tangan kiri

(5) (5)

Kaki kanan Kaki kiri

(4) (4)

Keterangan :

0 = tidak ada gerakan otot

1 = terlihat gerakan otot sedikit tetapi tidak mampu bergeser

2 = dapat bergerak tetapi tidak mampu mengangkat

3 = mampu mengangkat tetapi tidak mampu menahan


gravitasi lama

4 = mampu menahan gravitasi tetapi tidak mampu menahan


beban

35
5 = mampu menahan beban dan gravitasi

Kulit : Kulit Ny. M tampak keriput, turgor kulit lebih dari 2 detik, akral
dingin, capillary refill time >3 detik

C. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium

Parameter Hasil Nilai Normal Interpretasi


WBC 11,07 (103/uL) 4,8-10,8 Meningkat
RBC 2,42 (106/uL) 4,2-10,8 Menurun
HGB 5,8 (g/dL) 12-16 gr/dL Menurun
HCT 20,1 (%) 37-47 (%) Menurun
MCV 80,7 (fL) 79-99 (fL) Normal
MCH 23,3 (pg) 27-31(pg) Menurun
MCHC 28.9 (g/dL) 33-37 (g/dL) Menurun
PLT 695(103/uL) 150-450 (103/uL) Meningkat
RDW-CV 16,5(%) 11,5-14,5 (%) Meningkat
RDW-SD 46,4(fL) 35-47 (fL) Normal
MPV 9,5 (fL) 7,2-11,1 (fL) Normal
PDW 9,1(fL) 9,0-13,0 (fL) Normal
P-LCR 19,6 (%) 15-25(%) Normal
Deferensial:
Neut 7,39 (103/uL) 1,8-8 (103/uL) Normal
Lymph 2,70 (103/uL) 0,9-5,2 (103/uL) Normal
Mono 0,70 (103/uL) 0,16-1(103/uL) Normal
Eo 0,26 (103/uL) 0,045-0,44(103/uL) Normal
Baso 0,02 (103/uL) 0,-0,2 (103/uL) Normal
Neut % 66,8 (%) 50-70 (%) Normal
Lymph % 24,4 (%) 25-80 (%) Menurun
Mono % 6,3 (%) 2-8 (%) Normal

36
Eo % 2,3 (%) 2-4 (%) Normal
Baso % 0,2 (%) 0-1(%) Normal

Creatinin : Nilai Normal : 0,5-1,2 mg/dl

Hasil : 2,43 mg/dl (peningkatan)

 adanya penurunan fungsi ginjal dalam


penyaringan zat dan pembentukan urin.
Kemungkinan adanya kerusakan ginjal

Urea uv : Nilai Normal : 10-50 mg/dl

Hasil : 95,9 mg/dl (peningkatan)

 Pemeriksaan Hematologi
Gambaran Darah Tepi :
- Eritrosit : anisositosis sedang, Polikomasi (positif),
poikilositosis berat (amilosit, sel pensil, tear drop,
fragmentosit, siferosit).
- Leukosit : estimasi jumlah meningkat, bentuk besar (positif),
tidak ada clumping.
HASIL : Anemia defisiensi besi dengan tanda hemolitik

Leukositosis  infeksi berat

Trombositosis  trombositosis reaktif (adanya infeksi


essensial trombositopenia)

37
3.3 Analisa Data

Hari/Ta
No Data Etiologi Masalah Paraf
nggal

1. Kamis,
24-05-
DO :
- Pasien tampak
Anemia Ketidakefekt
ifan Perfusi
Ɛ
2019 pucat Jaringan Ns.
- Warna kulit penurunan suplai Perifer Desya
tampak putih Oksigen dalam darah
pucat
- Pasien tampak
lemah Hb 5,8 g/Dl
- Konjungtiva
anemis
- Akral pasien CRT >3detik
teraba dingin
- Capilary Refiil
Time : > 3 Konjungtiva anemis
detik
- Tanda Tanda
Vital : Kuku sendok

Tekanan darah
= 150/ 80
mmHg, Ketidakefektifan

Suhu = 37 0 C Perfusi Jaringan

Nadi : 82 Perifer

kali/menit,

DS :

- Pasien
mengeluh

38
lemah dan
tidak
bertenaga
- Keluarga
pasien
mengatakan
pergerakan
pasien dibantu
karena pasien
mengeluh
lemah
- Keluarga
pasien
mengatakan
saat berdiri
pasien
cenderung
sering jatuh

2. Kamis,
24-05-
DO :
- nafsu makannya
Anemia Ketidakseim
bangan
Ɛ
Mual
2019 menurun nutrisi Ns.
-BB turun nafsu makan kurang dari Desya
-Wajah pucat menurun kebutuhan
-mukosa bibir tubuh
BB turun
kering
- makan 3 sendok Lemas lesu tak
bertenaga
DS :
Ketidakseimbanga
-klien
n nutrisi kurang
mengatakan tidak

39
BAB selama 5 dari kebutuhan
hari dan setelah tubuh
BAB berwarna
hitam dan keras
-Klien
mengatakan
lemas dan tidak
bertenaga
-klien
mengatakan
makan tidak enak

3 Kamis,
24-05-
DO :
- Pasien tampak
Anemia Intoleransi
aktivitas
Ɛ
2019 lemah Ns.
- Pasien tampak Suplai oksigen Desya
kurang minat menurun
terhadap
sekitar
- Hb : 5,8 gr/dL lemah lesu
DS :

- Pasien
bed rest
mengeluh
lemah dan
tidak
aktivitas menurun
bertenaga
-Pasien mengeluh
tidak kuat jika
Intoleransi
berdiri sendiri
aktivitas

40
Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d tidak adekuatnya


sirkulasi darah, penurunan Hb darah, perubahan karakteristik kulit
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
intake makanan yang kurang d.d klien lemas dan tidak berenergi
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen, pola aktivitas yang menurun dan mudah lelah

41
INTERVENSI KEPERAWATAN

Tgl Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi

1 ketidakefektifan perfusi jaringan NOC NIC


perifer b.d tidak adekuatnya Tujuan : 4062-perawatan sirkulasi : insufisiensi Arteri
sirkulasi darah, perubahan Setelah dilakukan intervensi 1.berikan transfusi darah yang sesuai
karakteristik kulit 2x24 Jam klien menunjukan 2.monitot intake output cairan setiap hari
kebutuhan sirkulasi mulai 3390- pengecekan kulit
tercukupi dan kulit dapat 1.periksa kulit dan selaput lendir terkait dengan
berubah secara normal dengan adanya kemerahan, kehangatan ekstrim,edema,
Kriteria Hasil: atau drainase
1. capillary refill dipertahankan 2.monitor kulit untuk adanya kekeringan yang
pada skala 3(sedang dari berlebihan dan kelembaban
kisaran normal) ditingkatkan ke Ajarkan anggota keluarga mengenai tanda-tanda
4 (ringan dari kisaran normal) kerusakan kulit
2. PaO2 (tekanan parsial
oksigen dalam darah arteri)
dipertahankan pada skala 3

42
(sedang dari kisaran normal)
ditingkatkan ke skala 4(ringan
dari kisaran normal)
3. wajah pucat dipertahankan
pada skala 3(sedang)
ditingkatkan ke skala 5(normal)
4. perfusi jaringan
dipertahankan pada skala 4
(sedikit terganggu)
ditingkatkan ke skala 5 (tidak
terganggu)
5. integritas kulit dipertahankan
pada skala 4(sedikit terganggu)
ditingkatkan ke skala 5(tidak
terganggu)

43
2 Ketidakseimbangan nutrisi NOC NIC
kurang dari kebutuhan tubuh b.d Tujuan: 1100-Manajemen nutrisi
intake makanan yang kurang d.d Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji status nutrisi klien
klien lemas dan tidak berenergi keperawatan selama 2 x 24 2.Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
jam diharapkan nutrisi klien status nutrisi klien
dapat terpenuhi 3.Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
dengan kriteria hasil: dibutuhkan klien untuk memenuhi kebutuhan
5. Hasrat keinginan untuk gizi
makan dipertajamkam 4.Instruksikan klien mengenai kebutuhan nutrisi
pada cukup terganggu (membahas pedoman diet dan piramida
ditingkatkan ke ringan makanan)
6. Intake makanan 5.Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat
dipertahankan pada mengkonsumsi makanan
cukup terganggu
ditingkatkan ke ringan
7. Intake nutrisi
dipertahankan pada

44
cukup terganggu
ditingkatkan ke ringan
Intake cairan dipertahankan
pada cukup terganggu
ditingkatkan ke ringan
a

3. Intoleran aktivitas b.d. NOC NIC


ketidakseimbangan antara suplai
Tujuan: 4310-Terapi aktivitas
dan kebutuhan oksigen
Setelah dilakukan tindakan
1. 1. Pertimbangkan kemampuan pasien dalam
keperawatan 2X24 jam, berpartisipasi melalui aktivitas fisik
intoleransi aktivitas dapat
2. 2. Bantu pasien mengidentifikasi aktivitas yang
diinginkan

45
teratasi dengan kriteria hasil :
3. Bantu pasien memilih aktivitas
1. Klien dapat melakukan
ambulasi 8. Bantu klien dan keluarga untuk
identifikasi kelemahan dalam level
2. Penurunan tingkat keletihan
aktivitas tertentu
3. Peningkat kenyamanan
Kolaborasi :
lingkungan
1. Kolaborasi dengan ahli fisik, okupasi dan
terapis rekreasional dalam perencanaan dan
pemantauan program aktivitas

46
IX. CATATAN PERKEMBANGAN

N Hari/Tanggal Dx Implementasi keperawatan Paraf dan


Evaluasi Sumatif
o /Jam Nama
1 1. memposisikan klian untuk S:
. memaksimalkan ventilasi -Klien mengatakan sesak dan nyeri di dada
2. membersihkan kulit terutama pada berkurang
kuku sendok - nyeri di dada sudah berkurang
Ketidakefektifan 3. memberikan transfusi darah - kulit klien mulai membaik
Perfusi Jaringan 4. monitor intake output cairan setiap
Perifer hari Ɛ
O:
Ns. Desya
-Wajah klien nampak meringis menahan sakit
-Klien mendapat terapi antrain untuk
mengurangi nyeri
- TD 140/80 mmHg, RR 20 x/menit, N= 60
x/menit, S = 370C. CRT = >3 detik, Hb
13,5g/dL

47
A : Masalah teratasi sebagian

P:
1. Pantau TTV Klien
2. Pantau tingkat nyeri Klien
3. Ajarkan teknik nafas dalam untuk
mengurangi nyeri
4. pantau irama nafas klien

2 Ketidakseimbanga 1. Mengkaji status nutrisi klien S


n nutrisi kurang
dari kebutuhan
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi status nutrisi klien
-Klien mengatakan nafsu makan meningkat
-Klien mengatakan badannya sudah tidak
Ɛ
tubuh 3. Menentukan jumlah kalori dan jenis terasa lemas lagi Ns. Desya
nutrisi yang dibutuhkan klien untuk

48
memenuhi kebutuhan gizi O
4. Menginstruksikan klien mengenai -Klien menghabiskan 1 porsi makan RS
kebutuhan nutrisi (membahas -Klien makan 3 kali sehari
pedoman diet dan piramida makanan)
5. Menciptakan lingkungan yang A
optimal pada saat mengkonsumsi Masalah teratasi sebagian
makanan
6. Memonitor kalori dan asupan P
makanan -Lanjutkan diet makanan sehat terutama zat
besi
-Pantau asupan nutrisi klien

3 Intoleransi 1. Mengkaji status fisiologis klien yang S


aktivitas menyebabkan kelelahan
2. Menganjurkan klien mengungkapkan
-Klien mengatakan badannya tidak terasa
lemas lagi
Ɛ
perasaan mengenai keterbatasan yang -Klien mengatakan tidurnya tidak terganggu Ns. Desya
dialami

49
3. Memilih intervensi untuk mengurangi O
kelelahan baik farmakologis atau non- -Klien nampak dapat beraktivitas
farmakologis - nyeri di kepala sudah berkurang
4. Menentukan pola tidur klien
5. Menjelaskan pentingnya tidur untuk A
penderita anemia Masalah teratasi sebagian
6. Memonitor pola tidur dan catat
kondisi klien P
7. Mengatur rangsang lingkungan untuk -Lanjutkan intervensi untuk mengurangi
siklus tidur yang normal keletihan
-Pantau pola tidur dan catat kondisi klien

50
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Anemia merupakan kekurangan kadar hemoglobin (hb) dalam darah
yang disebabkan akibat kekurangan zat besi yang di perlukan untuk
pembentukan hemoglobin,kadar hb normal .Anemia menyebabkan transpor
oksigen mengalami gangguan. Hemoglobin yang berkurang atau jumlah
SDM yang sangat menurun menyebabkan oksigen yang tidak adekuat
dibawa ke seluruh jaringan sehingga berkembang hingga menjadi hipoksia
jaringan menyebabkan kelemahan dan kelelahan kulit pucat mukosa mulut
pucat, RR meningkat, dispneu, mengalami pusing dan letargi.
4.2 Saran
a. Untuk penderita anemia
Diharapkan penderita anemia selalu memenuhi kebutuhan zat
besi nya seperti memakan daging, sayuran dan buah secara
teratur
b. Untuk keluarga
Diharapkan keluarga mampu mengawasi dan memperhatikan
klien yang mengalami anemia, karena dukungan dari keluarga
juga hal yang penting untuk klien.
c. Untuk tenaga kesehatan
Diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang
terbaik, dan bertugas sesuai dengan tupoksi masing-masing.

51
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, M gloria, Howark K Butcher, Joanne M Dochterman, Cheryl M


Wagner. 2016 . Nursing Interventions Classification (NIC) edisi
keenam. Singapura : Elsevier Inc.

Herdman, T. H. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi


2012-2014; Alih Bahasa, Sumarwati, M., Subekti, N.B. Jakarta :
EGC.

Kasim, F., dkk. 2012. Informasi Spesialiate Obat Indonesia Volume 47


Tahun 2012-2013. . Jakarta : PT. ISFI penerbitan.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Pencegahan dan


Pengendalian Penyakit. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI

Nanda. 2018. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2018-2020


Edisi 11 Editor T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta:
EGC.
Price, S. A. 1994. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Ed 4.
Jakarta : EGC

World Health Organization. 2012.Good Health adds life to years. Global


brief for World Health Day 2012.

WHO. 2011. Hemoglobin concentrations for the diagnosis of anemia and


assessment of severity.

Price, S. A. 1994. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Ed 4.


Jakarta:EGC

52
53

Anda mungkin juga menyukai