Pada tahun 2028 menghasilkan perawat yang unggul dalam penerapan ketrampilan keperawatan lansia
berbasis IPTEK keperawatan
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Dokumentasi
Keperawatan
Disusun oleh:
Gina Giranti Putri (P3.73.20.1.19.014)
Hilaliyah (P3.73.20.1.19.015)
Leli Silvia Herani (P3.73.20.1.19.016)
Leyla Sukawati (P3.73.20.1.19.017)
Lucia Umikalsum (P3.73.20.1.19.018)
M.Fahmi Idrus (P3.73.20.1.19.019)
Milenia Anjarwati (P3.73.20.1.19.021)
2 Reguler A
Dosen Pengampu: Ns. Santun Setiawati, MKep.Sp, Kep An
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
2020
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam atas segala
karunia dan nikmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Makalah tentang “Asuhan Keperawatan pada Anak” disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Dokumentasi Keperawatan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terimakasih atas segala ketulusan dalam
memberikan dukungan, doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Meski telah disusun secara maksimal, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengaharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Demikian yang dapat kami sampaikan, besar harapan kami makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
A. Kesimpulan …………………………………………………………........... 42
B. Saran …………………………………………………………………...….. 42
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan anak saat ini telah mengalami perubahan karena anak dipandang sebagai
pasien dan bukan lagi sebagai objek. Seorang anak yang menjadi pasien atau individu di
dalam dunia keperawatan merupakan seseorang anak yang berusia kurang dari 18 tahun
(Supartini, 2012). Anak adalah seseorang yang memiliki kebutuhan yang berbeda dengan
orang dewasa dan sangat spesifik. Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah hal yang
penting dalam perawatan anak, karena membutuhkan kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik,
psikologis, social, dan spiritual (Soetjiningsih, 2014).
Anak sebagai pasien tidak lagi dipandang sebagai miniature orang dewasa, melainkan
sebagai makhluk unik yang memiliki kebutuhan spesifik dan berbeda dengan orang dewasa.
Demikian juga keluarga tidak lagi dipandang sebagai pengunjung bagi anaknya yang sedang
sakit, akan tetapi sebagai mitra dalam menentukan kebutuhan anak dan pemenuhannya.
Prosedur tindakan yang diberikan kepada pasien anak harus berdasarkan atraumatic care atau
asuhan keperawatan yang tidak membuat efek trauma pada pasien. Perawat sangat perlu
memahami perspektif keperawatan sehingga dalam pemberian asuhan keperawatan pada
anak akan selalu berpegang pada prinsip atraumatic care.
Sebagai perawat, dalam pemberian asuhan keperawatan tidak hanya berfokus pada
pencegahan terjadiya trauma (atraumatic care) tetapi juga berpusat pada keluarga (family
center care). Family center care atau perawatan yang berfokus pada keluarga merupakan
unsur penting dalam perawatan anak karena anak merupakan bagian dari anggota keluarga,
sehingga kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga. Untuk itu keperawatan
anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai konstanta tetap dalam
kehidupan anak yang dapat mempengaruhi status kesehatan anak.
Sebagai calon perawat ahli madya, asuhan keperawatan sangat penting, terutama pada
asuhan keperawatan anak. Karakteristik anak yang berbeda-beda dan sangat unik menjadi
tantangan tersendiri bagi seorang perawat. Seorang perawat penting untuk mengetahui
konsep keperawatan dan pendokumentasiannya agar dalam melaksanakan praktik
keperawatan dapat secara berkualitas dan profesional.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud konsep perawatan anak?
2. Bagaimanakah dokumentasi khusus pada keperawatan anak?
3. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada anak?
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu:
1. Memahami konsep keperawatan anak
2. Memahami dokumentasi khusus pada keperawatan anak
3. Memahami asuhan keperawatan pada anak
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3
preventifyang berfokus berorientasi pada tindakan promotif dan preventifyang
berfokus pada pendekatan anak dan keluarga, pemberian asuhan keperawatan.
b. Mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan serta tingkat kesehatan anak
setinggi mungkin.
c. Meningkatkan maturasi atau kematangan.
4
Jadi dalam pemberian asuhan keperawatan anak diperlukan keterlibatan keluarga,
mengingat anak selalu membutuhkan orang tua ketika berada dirumah sakit.
Keterlibatan keluarga dengan tenaga kesehatan selama anak berada di rumah sakit
sangat diperlukan, karena itu menjadi dasar dalam memberikan asuhan keperawatan
yang berfokus pada keluarga. Perawat dengan memfasilitasi keluarga dapat
membantu proses penyembuhan anak pada anak yang sakit selama dirumah sakit,
sehingga kebutuhan keamanan dan kenyamanan bagi keluarga dan anak diperhatikan.
dan berdampak besar bagi program penyembuhan perawatan pada anak.
b. Atraumatic care
Kemampuan dalam memberikan asuhan keperawatan yang terapoutik oleh
individu melalui pelaksananaan intervensi keperawatan untuk membatasi /
mengurangi pengalaman yang tidak menyenangkan terhadap anak dan keluarga di
tatanan pelayanan kesehatan.
Tujuan utama dari atraumatic care adalah do no harm yang terdiri dari :
1) mencegah/mengurangi anak berpisah dari orang tua
2) perlindungan
3) mencegah/mengurangi trauma fisik dan nyeri
c. Primary nursing
Primary nursing adalah menjaga /merawat anak selama 24 jam, jika asuhan
keperawatan oleh perawat tidak berjalan. Primary nursing secara umum mendukung
pelaksanaan asuhan keperawatan pada anak dan menjadikan asuhan yang konsisten
terhadap anak serta berfokus pada unit keluarga sebagai bagian komponen integral
pada perencanaan dan pelaksanaan.
d. Case management
Merupakan sistem pemberian asuhan yang seimbang antara biaya dan kualitas
dengan memperhatikan pembiayaan yang berlebihan. Kemampuan perawat dalam
memgelola kasus dengan baik tentu berdampak pada proses penyembuhan pada anak.
5
diantaranya manusia dalam hal ini anak, keperawatan, sehat-sakit dan lingkungan yang
dapat digambarkan berikut ini:
M an
si (A n
u ak)
Se h
at-S kit gk u
Lin g an
n
e p
K eraw at n
6
bervariasi tergantung pada usia dan pencapaian tugas perkembangan anak, seperti
pada bayi saat perpisahan dengan orang tua maka responsnya akan menangis,
berteriak, menarik diri dan menyerah pada situasi yaitu diam.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan anak selalu diutamakan, mengingat
kemampuan dalam mengatasi masalah masih dalam proses kematangan yang berbeda
dibanding orang dewasa karena struktur fisik anak dan dewasa berbeda mulai dari
besarnya ukuran hingga aspek kematangan fisik. Proses fisiologis anak dengan
dewasa mempunyai perbedaan dalam hal fungsi tubuh dimana orang dewasa
cenderung sudah mencapai kematangan. Kemampuan berpikir anak dengan dewasa
berbeda dimana fungsi otak dewasa sudah matang sedangkan anak masih dalam
proses perkembangan. Demikian pula dalam hal tanggapan terhadap pengalaman
masa lalu berbeda, pada anak cenderung kepada dampak psikologis yang apabila
kurang mendukung maka akan berdampak pada tumbuh kembang anak sedangkan
pada dewasa cenderung sudah mempunyai mekanisme koping yang baik dan matang.
2) Sehat-sakit
Rentang sehat-sakit merupakan batasan yang dapat diberikan bantuan pelayanan
keperawatan pada anak adalah suatu kondisi anak berada dalam status kesehatan yang
meliputi sejahtera, sehat optimal, sehat, sakit, sakit kronis dan meninggal. Rentang ini
suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dalam setiap
waktu. Selama dalam batas rentang tersebut anak membutuhkan bantuan perawat baik
secara langsung maupun tidak langsung, seperti apabila anak dalam rentang sehat
maka upaya perawat untuk meningkatkan derajat kesehatan sampai mencapai taraf
kesejahteraan baik fisik, sosial maupun spiritual. Demikian sebaliknya apabila anak
dalam kondisi kritis atau meninggal maka perawat selalu memberikan bantuan dan
dukungan pada keluarga. Jadi batasan sehat secara umum dapat diartikan suatu
keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari
penyakit dan kelemahan.
3) Lingkungan
Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud adalah
lingkungan eksternal maupun internal yang berperan dalam perubahan status
kesehatan anak. Lingkungan internal seperti anak lahir dengan kelainan bawaan maka
7
di kemudian hari akan terjadi perubahan status kesehatan yang cenderung sakit,
sedang lingkungan eksternal seperti gizi buruk, peran orang tua, saudara, teman
sebaya dan masyarakat akan mempengaruhi status kesehatan anak.
4) Keperawatan
Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada
anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dengan
melibatkan keluarga. Upaya tersebut dapat tercapai dengan keterlibatan langsung
pada keluarga mengingat keluarga merupakan sistem terbuka yang anggotanya dapat
dirawat secara efektif dan keluarga sangat berperan dalam menentukan keberhasilan
asuhan keperawatan, di samping keluarga mempunyai peran sangat penting dalam
perlindungan anak dan mempunyai peran memenuhi kebutuhan anak. Peran lainnya
adalah mempertahankan kelangsungan hidup bagi anak dan keluarga, menjaga
keselamatan anak dan mensejahterakan anak untuk mencapai masa depan anak yang
lebih baik, melalui interaksi tersebut dalam terwujud kesejahteraan anak (Wong,
2012).
8
b. Kebutuhan Asih
Kebutuhan ini berdasarkan adanya pemberian kasih sayang pada anak atau
memperbaiki psikologi anak. Perkembangan anak dalam kehidupan banyak di
tentukan perkembangan psikologis yang termasuk didalamnya adanya perasaan
ksih sayang atau hubungan dengan orang tua atau orang disekelilingnya karena
akan memperbaiki perkembangan psikososialnya.
c. Kebutuhan Asah
Kebutuhan ini merupakan yang harus dipenuhi pada anak, untuk mencapai
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dan sesuai dengan usia tumbuh
kembang. Pemenuhan kebutuhan asah (stimulasi mental) akan memperbaiki
perkembangan anak sejak dini sehingga perkembangan psikososial, kecerdasan,
kemandirian dan kreatifitas pada anak akan sesuai dengan harapan atau usia
pertumbuhan dan perkembangan.
9
lain, sedangkan kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang akan terlihat
sesuai tumbuh kembangnya.
c. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit dan
peningkatan derajat kesehatan yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian pada anak mengingat anak adalah penerus generasi bangsa.
d. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada
kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif
dalam memberikan asuhan keperawatan anak. Dalam mensejahterakan anak maka
keperawatan selalu mengutamakan kepentingan anak dan upayanya tidak terlepas
dari peran keluarga sehingga selalu melibatkan keluarga.
e. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga untuk
mencegah, mengkaji, mengintervensi dan meningkatkan kesejahteraan hidup,
dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan aspek moral (etik)
dan aspek hukum (legal).
f. Tujuan keperawatan anak dan keluarga adalah untuk meningkatkan maturasi atau
kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk biopsikososial dan
spiritual dalam konteks keluarga dan masyarakat. Upaya kematangan anak adalah
dengan selalu memperhatikan lingkungan yang baik secara internal maupun
eksternal dimana kematangan anak ditentukan oleh lingkungan yang baik..
g. Pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan anak berfokus pada
ilmu tumbuh kembang, sebab ini yang akan mempelajari aspek kehidupan anak.
10
terlibat dalam perawatan klien, yang berarti keluarga dengan latar belakang pengalaman,
keahlian dan kompetensi keluarga memberikan manfaat positif dalam perawatan anak.
Memberikan kewenangan kepada keluarga berarti membuka jalan bagi keluarga untuk
mengetahui kekuatan, kemampuan keluarga dalam merawat anak.
11
Perawat menghormati anak dan keluarga memiliki pilihan yang terbaik bagi
perawatan mereka
b. Menghargai perbedaan suku, budaya, sosial, ekonomi, agama, dan pengalaman
tentang sehat sakit yang ada pada anak dan keluarga. Perawat menghargai perbedaan
suku, budaya, sosial ekonomi, agama dan pengalaman tentang sehat sakit anak dan
keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan. Pelayanan yang diberikan
mengacu kepada standar asuhan keperawatan dan diperlakukan sama pada semua
pasien dan keluarga.
c. Mengenali dan memperkuat kelebihan yang ada pada anak dan keluarga. Mengkaji
kelebihan keluarga dan membantu mengembangkan kelebihan keluarga dalam proses
asuhan keperawatan pada klien
d. Mendukung dan memfasilitasi pilihan anak dan keluarga dalam memilih pelayanan
kesehatannya. Memberikan kesempatan kepada keluarga dan anak untuk memilih
fasilitas kesehatan yang sesuai untuk mereka, menghargai pilihan dan mendukung
keluarga
e. Menjamin pelayanan yang diperoleh anak dan keluarga sesuai dengan kebutuhan,
keyakinan, nilai, dan budaya mereka. Memonitor pelayanan keperawatan yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan, nilai, keyakinan dan budaya pasien dan keluarga
f. Berbagi informasi secara jujur dan tidak bias dengan anak dan keluarga sebagai cara
untuk memperkuat dan mendayagunakan anak dan keluarga dalam meningkatkan
derajat kesehatan. Petugas kesehatan memberikan informasi yang berguna bagi pasien
dan keluarga, dengan benar dan tidak memihak. Informasi yang diberikan harus
lengkap, benar dan akurat.
g. Memberikan dan menjamin dukungan formal dan informal untuk anak dan keluarga.
Memfasilitasi pembentukan support grup untuk anak dan keluarga, melakukan
pendampingan kepada keluarga, menyediakan akses informasi support grup yang
tersedia dimasyarakat.
h. Berkolaborasi dengan anak dan keluarga dalam penyusunan dan pengembangan
program perawatan anak di berbagai tingkat pelayanan kesehatan. Melibatkan
keluarga dalam perencanaan program perawatan anak, meminta pendapat dan ide
keluarga untuk pengembangan program yang akan dilakukan.
12
i. Mendorong anak dan keluarga untuk menemukan kelebihan dan kekuatan yang
dimiliki, membangun rasa percaya diri, dan membuat pilihan dalam menentukan
pelayanan kesehatan anak. Petugas kesehatan berupaya meningkatkan rasa percaya
diri keluarga dengan memberikan pengetahuan yang keluarga butuhkan dalam
perawatan anak (American Academy of Pediatric, 2003).
13
dapat saling bertukar pikiran dan pendapat dengan orang tua anak tentang masalah
anak dan keluarganya dan membantu mencarikan alternatif pemecahannya
d. Koordinator
Dengan pendekatan interdisiplin, perawat melakukan koordinasi dan kolaborasi
dengan anggota tim kesehatan lain dengan tujuan terlaksananya asuhan yang holistik
dan komprehensif. Berada pada posisi kunci untuk menjadi koordinator pelayanan
kesehatan karena 24jam berada di samping pasien. Keluarga adalah mitra perawat.
Oleh karena itu, kerjasama dengan keluarga juga harus terbina dengan baik tidak
hanya saat perawat membutuhkan informasi dari keluarga saja melainkan seluruh
rangkaian proses perawatan anak harus melibatkan keluarga secara aktif
e. Pembuat keputusan etik
Perawat dituntut untuk dapat berperan sebagai pembuat keputusan etik dengan
berdasarkan pada nilai moral yang diyakini dengan penekanan pada hak pasien untuk
mendapat otonomi, menghindari hal-hal yang merugikan pasien, dan keuntungan
asuhan keperawatan, yaitu meningkatkan kesejahteraan pasien. Perawat juga harus
terlibat dalam perumusan rencana pelayanan kesehatan di tingkat kebijakan. Perawat
harus mempunyai suara untuk didengar oleh para pemegang kebijakan dan harus aktif
dalam gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anak. Perawat yang
paling mengerti tentang pelayanan keperawatan anak. Oleh karena itu, perawat harus
dapat meyakinkan pemegang kebijakan bahwa usulan tentang perencanaan pelayanan
keperawatan yang diajukan dapat memberi dampak terhadap peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan anak.
f. Peneliti
Sebagai peneliti, perawat anak membutuhkan keterlibatan penuh dalam upaya
menemukan masalah masalah keperawatan anak yang harus diteliti, melaksanakan
penelitian langsung, dan menggunakan hasil penelitian kesehatan atau keperawatan
anak dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas praktik atau asuhan keperawatan
pada anak. Untuk peran ini diperlukan kemampuan berpikir kritis dalam melihat
fenomena yang ada dalam layanan asuhan keperawatan anak sehari-hari dan
penelitian yang telah dilakukan serta menggunakan literatur untuk validasi masalah
penelitian yang ditemukan titik pada tingkat kualifikasi tertentu, perawat harus dapat
14
melaksanakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas atas praktik
keperawatan anak.
15
akan mengganggu perkembangan anak. Dengan demikian atraumatic care sebagai
bentuk perawatan terapeutik dapat diberikan pada anak dan keluarga dengan
mengurangi dampak psikologi dari tindakan keperawatan yang diberikan seperti
memperhatikan dampak tindakan yang diberikan dengan melihat prosedur tindakan
atau aspek lain yang kemungkinan berdampak terjadinya trauma, untuk mencapai
perawatan tersebut beberapa prinsip yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain:
1) Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga.
Dampak perpisahan dari keluarga maka anak mengalami gangguan psikologis
seperti kecemasan, ketakutan, kurang kasih sayang sehingga gangguan ini
akan menghambat proses penyembuhan anak dan dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan anak.
2) Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak.
Melalui peningkatan kontrol orang tua pada diri anak, diharapkan anak
mandiri dalam kehidupannya, anak akan selalu berhati-hati dalam melakukan
aktivitas sehari-hari, selalu bersikap waspada dalam segala hal, serta
pendidikan terhadap kemampuan dan keterampilan orang tua dalam
mengawasi perawatan anak.
3) Mencegah dan mengurangi cedera (injury) dan nyeri (dampak psikologis).
Mengurangi nyeri merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam
keperawatan anak. Proses pengurangan rasa nyeri sering kali tidak bisa
dihilangkan secara cepat akan tetapi dapat dikurangi melalui berbagai teknik
misalnya distraksi, relaksasi, imaginary. Apabila tindakan pencegahan tidak
dilakukan maka cedera dan nyeri akan berlangsung lama pada anak sehingga
dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
4) Tidak melakukan kekerasan pada anak.
Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat
berarti dalam kehidupan anak. Apabila ini terjadi pada saat anak dalam proses
tumbuh kembang maka kemungkinan pencapaian kematangan akan
terhambat, dengan demikian tindakan kekerasan pada anak sangat tidak
dianjurkan karena akan memperberat kondisi anak.
5) Modifikasi lingkungan.
16
Melalui modifikasi lingkungan fisik yang bernuansa anak dapat meningkatkan
keceriaan, perasaan aman dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak
selalu berkembang dan merasa nyaman di lingkungannya.
b. Keluhan Utama
Untuk mengetahui alasan utama mengapa klien mencari pertolongan pada tenaga
profesional.
17
4) Presipitasi / predisposisi (perubahan emosional, kelelahan, kehamilan,
lingkungan, toksin/allergen, infeksi)
d. Karakteristik
1) Karakter (kualitas, kuantitas, konsistensi)
2) Lokasi dan radiasi
3) Timing (terus menerus / intermiten, durasi setiap kalinya)
4) Hal-hal yang meningkatkan / menghilangkan / mengurangi keluhan
5) Gejala-gejala lain yang berhubungan
18
a) Kondisi kesehatan sekarang
b) Apgar score
c) BB lahir, PB lahir, anomaly kongenital
4) Penyakit waktu kecil (gejala dan penanganannya)
5) Pernah dirawat di RS
a) Penyakit yang diderita
b) Respon emosional waktu dirawat
6) Obat-obatan yang digunakan (pernah/sedang digunakan)
a) Nama obat dan dosis
b) Schedule, durasi
c) Alasan penggunaan
7) Allergi
a) Pernah menderita Astma, eczema
b) Reaksi yang tidak biasa terhadap makanan, binatang, obat, tanaman/produk
rumah tangga
c) Kecelakaan (jenis kecelakaan, akibat dan penanganannya)
d) Imunisasi (imunisasi yang pernah didapat, usia dan reaksi waktu imunisasi)
g. Riwayat Keluarga
1) Penyakit yang pernah / sedang diderita oleh keluarga ( baik berhubungan / tidak
berhubungan dengan penyakit yang diderita klien )
2) Gambar genogram dengan ketentuan yang berlaku (symbol dan 3 generasi)
h. Riwayat Sosial
1) Yang mengasuh anak dan alasannya
2) Pembawaan secara umum (periang, pemalu, pendiam dan kebiasaan menghisap
jari, membawa gombal, ngompol)
3) Lingkungan rumah (kebersihan, keamanan, ancaman keselamatan anak, ventilasi,
letak barang-barang)
19
1) Diagnosis medis
2) Tindakan operasi
3) Obat-obatan
4) Tindakan keperawatan
5) Hasil laboratorium
6) Data tambahan
20
a) Rutinitas mandi (kapan, bagaimana, dimana, sabun yang digunakan)
b) Kebersihan sehari-hari
c) Aktivitas sehari-hari (jenis permainan, lama, teman bermain, penampilan saat
bermain, dll)
d) Tingkat aktivitas anak/bayi secara umum, toleransi
e) Persepsi terhadap kekuatan (kuat/lemah)
f) Kemampuan kemandirian anak (mandi, makan, toileting, berpakaian, dll)
5) Pola istirahat tidur
a) Pola istirahat/tidur anak (jumlahnya)
b) Perubahan pola istirahat, mimpi buruk, nocturia
c) Posisi tidur anak? Gerakan tubuh?
d) Orang tua : pola tidur orang tua
6) Pola kognitif – persepsi
a) Responsive secara umum anak
b) Respons anak untuk bicara, suara, objek sentuhan
c) Apakah anak mengikuti objek dengan matanya? Respon untuk meraih mainan
d) Vocal suara, pola bicara kata-kata, kalimat
e) Guanakan stimulasi, bicara maianan, dsb
f) Kemampuan untuk engatakan nama, waktu, alamat, nomor telfon, dsb
g) Kemampuan anak untuk mengidentifikasi kebutuhan : lapar, haus, nyeri, tidak
nyaman
h) Masalah dengan penglihatan, pendengaran, sentuhan, dsb
i) Kesulitan membuat keputusan, judments
7) Persepsi diri – pola konsep diri
a) Status mood bayi/anak (irritabilitas)
b) Pemahanan anak terhadap identitas diri, kompetensi, dll
Anak / bayi :
c) Status mood?
d) Banyak teman/seperti yang lain?
e) Persepsi diri (“baik” umumnya waktu? Sulit untuk menjadi “baik”)
f) Kesiapan/takut?
21
g) Persepsi diri sebagai orang tua
h) Pendapat umum tentang identitas, kompetensi?
8) Pola peran – hubungan
a) Struktur keluarga
b) Masalah/stressor keluarga
c) Interaksi antara anggota keluarga dan anak
d) Respon baik?bayi terhadap perpisahan
e) Anak : ketergantungan? Pola bermain?
f) Anak : Temperantrum? Masalah disiplin? Penyesuaian sekolah?
g) Peran ikatan? Kepuasan?
h) Pekerjaan / social/ hubungan perkawinan
9) Sexualitas
a) Perasaan sebagai laki-laki / perempuan? (gender)
b) Pertanyaan sekitar sexuality? Bagaiamana respon orang tua?
Orang tua :
c) Riwayat reproduksi
d) Kepuasaan seksual / masalah?
10) Koping – pola toleransi stress
a) Apa yang menyebabkan stress pada anak? Tingkat stress? Toleransi?
b) Pola penanganan masalah, keyakinan agama
c) Sesuatu yang bernilai dalam hidupnya(spirituality) semangat untuk masa
depan?
d) Keyakinan
11) Nilai – pola keyakinan
a) Perkembangan moral anak, pemilihan perilaku, komitmen?
b) Keyakinan akan kesehatan, keyakinan agama
c) Sesuatu yang bernilai dalam hidupnya (spirituality) semangat untuk masa
depan?
Keyakinan akan kesembuhan, dampak penyakit dan tujuan
22
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan yang menguraikan respons aktual
atau potensial pasien terhadap masalah esehatan yang dapat diatasi oleh kompetensi
perawat.
Cara menentukan diagnosa dengan cara, seorang perawat menganalisa data
pengkajian pasien anak yang meliputi analisis dan interpretasi data, pengumpulan data,
mengindentifikasi masalah pasien anak, lalu perumusan diagnosa keperawatan.
3. Intervensi
Setelah diagnosa keperawatan pada pasien anak telah ditemukan, perawat
menetapkan prioritas diagnosa keperawatan yang dilihat berdasarkan urutan hierarki
Maslow. Rencana ini dilakukan untuk membantu pasien anak berlaih status dari status
kesehatan saat ini ke status kesehatan yang lebih baik.
Rencana asuhan keperawatan ini dirumuskan dengan tepat sesuai dengan diagnosa
yang didapatkan pada pasien anak. Dan rencana asuhan ini tertulis mengatur pertukaran
informasi dari satu perawat ke perawat lainnya sebagai informasi dalam laporan
pertukaran dinas dan dalam memberikan asuhan yang berkualitas dan konsisten.
4. Implementasi
Implementasi keperawatan anak ini merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaannya dimulai setelah rencana tindakan
disusun dan ditujukan untuk pasien anak dan keluarga guna mencapai tujuan yang
diharapkan.
Tindakan keperawatan anak dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu yang pertama
persiapan, tahap awal tindakan keperawatan ini menuntun perawat untuk mengevaluasi
hasil identifikasi pada tahap perencanaan. Tahap kedua intervensi yang meliputi
independen, dependen, dan interdependen. Tahap ketiga adalah dokumentasi pelaksanaan
yg harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap.
23
5. Evaluasi
Evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan
dalam pendokumentasian asuhan keperawatan anak. Keberhasilan dapat dilihat dengan
membandingkan proses dengan rencana yang dilakukan. Sedangkan, keberhasilan
tindakan asuhan keperawatan pada anak dapat dilihat dari tingkat kemajuan kesehatan
pasien dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
24
BAB III
Kasus :
Seorang anak laki laki umur (11 tahun) dirawat di RS karena keluhan batuk berdahak, bersin-
bersin, pilek dan demam naik turun yang sudah terjadi sejak 5 hari yang lalu. Ibu pasien
mengatakan anaknya sesak nafas karena sulit untuk mengeluarkan sekret, ibu pasien mengatakan
anaknya sering batuk tiap malam, dan saat menjelang bangun pagi tapi anaknya sulit
mengeluarkan sekret, ibu pasien mengatakan anak menolak makanan setiap kali diberi makan
karena sakit saat menelan, dan ibu pasien mengatakan anak susah diberi air minum dan anak
mengeluh tenggorokannya terasa perih, anak juga tampak lemah, rewel dan gelisah. Hasil
pemeriksaan fisik: TD 110/60 mmHg, nadi 95×/menit, suhu 38ºC, nafas 28 ×/menit.
A. Pengkajian
1) Identitas Pasien
1. Nama: An. K
2. Tanggal lahir: 14 April 2004 (11 tahun)
3. Jenis kelamin : laki –laki
4. Agama: Kristen Protestan
5. Pendidikan: SD
6. Alamat: Medan
7. Tanggal masuk RS: 25 Agustus 2019
8. Tanggal pengkajian: 25 Agustus 2019
9. Diagnosa medik: ISPA
10. Nomer rekam medik: 00-33-50-17
Penanggung Jawab
1. Nama : Ny.D (Ibu Pasien)
2. Umur : 35 tahun
3. Pendidikan : S1
25
4. Pekerjaan : Dosen
5. Suku/bangsa : Batak Toba/Indonesia
6. Agama : Kristen Pretestan
7. Alamat : Medan
26
Ibu mengatakan sejak anak sakit susah diberi makan dan minum anak juga
menolak makanan setiap kali diberi makan karena sakit saat menelan anak tampak
lemah, rewel gelisah mukosa bibir pecah-pecah.
3. Pola eliminasi
a. Ibu mengatakan anak BAB teratur 2 kali sehari dengan warna kuning
konsisten lembek dan tidak pernah mengalami masalah BAB.
b. Ibu mengatakan bak 6-8 kali perhari dengan warna kuning jerami, anak mulai
dilatih toilet training pada usia 2 tahun
c. Sejak anak sakit ibu mengatakan tidak mengalami gangguan BAB dan BAK
4. Pola aktivitas dan latihan
Ibu mengatakan anak bisa telungkup pada usia 4 bulan, mulai duduk tanpa
bantuan pada usia 9 bulan dan mulai berjalan sendiri usia 12-16 bulan pada usia
sekarang anak sudah bisa makan sendiri. Semenjak anak sakit anak tidak mau
melakukan aktivitas sendiri.
5. Pola tidur dan istiraha
Ibu mengatakan sebelum tidur anak buang air kecil terlebih dahulu dan
kemudian minum susu satu gelas. Anak mulai tidur malam pukul 21.00-05.30
WIB. Dan pada siang hari anak hanya tidur selama 1 jam.
Tetapi setelah anak sakit, anak tidak dapat beristirahat dengan baik karena
batuk yang dideritanya, anak menjadi rewel dan gelisah.
6. Pola persepsi-kognitif
Ibu mengatakan anak tidak ada gangguan pendengaran, penglihatan, dan
perabaan. Saat ini berusia 11 tahun dan duduk dibangku SD, anak sangat aktif
dalam kegiatan sekolah dan mudah bergaul dengan temannya.
7. Pola persepsi diri- konsep diri
Ibu mengatakan anaknya mudah menyesuaikan diri, suka bermain dan mudah
bergaul. Penyebab anak sedih saat ini karena tidak bermain main. Anak lebih
dekat dengan ibunya. Jika ibunya pergi biasanya anak akan menangis dan anak
harus dibujuk baru diam.
27
8. Pola peran hubungan
Ibu mengatakan anak sudah mulai berbicara pada usia 11 bulan, bahasa yang
sering digunakan dirumah adalah bahasa indonesia. Ibu mengatakan anak sering
bermain dengan teman temannya dan terkadang bermain dengan ibunya.
9. Pola seksualitas- reproduksi
Ibu mengatakan anak lebih menyukai dan dekat dengan ibunnya. Anak suka
memperhatikan apa saja yang dilakukan ibunya. Anak sering bertanya kenapa
jenis kelamin ibunya berbeda dengan dia.
Ibu menjelaskan bahwa laki laki tandanya apa dan perempuan tandannya apa
saja.
10. Pola koping-toleransi stress
Ibu mengatakan apa yang diminta anak tidak diberikan, anak akan marah dan
menangis. Anak tidak mau menangis lama, biasanya jika anak menangis anak
akan mengantuk kemudian tidur.
11. Pola nilai-kepercayaan
Ibu mengatakan anak beragama Kristen Protestan. Anak selalu ke gereja
sekolah, selalalu berdoa sebelum makan dan sebelum tidur.
3) Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : anak tampak lemah
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tanda tanda vital
TD : 110/60 mmHg
Nadi : 95×/menit
Suhu : 38C
RR : 28×/menit
4. Kulit: warna tidak siatonik, lesi tidak ada
5. Kepala: rambut hitam, lebat dan tidak mudah robtok
6. Wajah: bentuk wajah bulat lonjong, ekspresi wajah lemah
7. Mata: palpebra tidak edema, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, pupil
isokor, gerakan bola mata teratur
28
8. Hidung: tidak ada kelainan bentuk hidung
9. Telinga: posisi telinga sejajar dengan mata, tidak ada kelainan bentuk telinga, dan
tidak memakai alat bantu pendengaran
10. Mulut: gigi sudah lengkap, karies tidak ada, gusi berwarna merah muda, lidah
bersih, dan mampu berbicara dengan baik
11. Tenggorokan dan leher: kelenjar tiroid tidak membesar, tidak ada kaku kuduk,
tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
12. Toraks dan pernapasan: bentuk dada simetris kiri dan kanan, irama pernapasan
tidak teratur, tidak ada nyeri tekan
13. Jantung : tidak aada pembesaran jantung
14. Abdomen : tidak membuncit, tidak ada luka
15. Genetalia dan anus: skrotum sudah ada, anus tidak lecet
16. Ekstremitas atas dan bawah: perkembangan anak sesuai dengan usia
29
DATA FOKUS
30
ANALISA DATA
31
2. DS: Proses penyakit Kenaikan suhu tubuh
Ibu mengatakan sejak 5 hari yang
lalu anaknya mengeluh batuk
berdahak, bersin-bersin, pilek dan
demam naik turun.
DO:
- Anak rewel dan gelisah
- Anak tampak lemah dan kulit
teraba hangat
- Temperatur suhu 38ºC
- Mukosa bibir tampak pecah-
pecah
32
DIAGNOSA KEPERAWATAN
33
RENCANA KEPERAWATAN
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari
2. Ajarkanteknik batuk
efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik
(SIKI, 01011)
34
2 Hipertermia b.d Setelah dilakukan Manajemen Hipertermia B
Proses Penyakit tindakan keperawatan Observasi
(SDKI, D.0130) selama 3x24 jam, maka 1. Identifikasi penyebab
pasien mengalami hipertermia
keseimbangan suhu 2. Monitor suhu tubuh
tubuh, dengan kriteria 3. Monitor keluaran urine
hasil: 4. Monitor TTV
1. Pucat di kulit
menurun Terapeutik
2. Takikardi 1. Longgarkan atau lepaskan
menurun pasien
25 3. Suhu tubuh dalam 2. Basahi dan kipasi
rentang normal permukaan tubuh
Agustus
yaitu 36,5-37,5 3. Berikan cairan oral
2019 derajat celcius 4. Ganti linen setiap hari
4. Tekanan darah atau lebih sering jika
09.00
membaik mengalami hiperhidrosis
WIB 5. Nadi dan RR
dalam rentang Edukasi
normal 1. Ajarkan tirah baring
6. Tidak ada
perubahan warna Kolaborasi
kulit 1. Kolaborasi pemberian
7. Tidak ada pusing cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
(SLKI, Hal 129)
(SIKI, Hal 181)
35
Tanggal, DX Nama Jelas
Waktu
Senin 1 Memonitor pola napas, memonitor bunyi napas, Β
26/07 Memonitor sputum.
2020
07.00 DS: Pasien mengatakan nafasnya masih sesak
dan susah mengeluarkan sputum
DO: -
- Irama pernafasan masih tidak teratur
- Tanda-tanda vital
Nadi : 95×/menit
RR : 28×/menit
DO:
- Pasien tidak terlihat gelisah lagi
- Irama pernapasan pasien mulai membaik
- TTV:
N :89/menit
RR: 27x/menit
Senin 2 Β
Mengidentifikasi penyebab hipertermia,
26/07/
memonitor suhu tubuh, Memonitor keluaran
2020
urine, Memonitor TTV
10.20
WIB
DS: Pasien mengatakan sudah BAK sebanyak 2x
sejak pagi tadi
DO:
36
TTV
S : 38 derajad celcius
N : 89x/menit
RR : 27x/menit
TD : 110/60 mmHg
Keluaran urine BAK 2X = 300cc
Do:
-Pasien dan keluarga pasien terlihat kooperatif
dalam hal mengajarkan pasien untuk tirah baring
- S= 37,9 derajad celcius
Selasa 1 B
Mengkolaborasi pemberian bronkodilator,
27/07
ekspektoran, mukolitik dengan dokter dan
2020
memberikan obat kepada pasien
07.00
WIB
DS : setelah meminum obat, pasien mangatakan
tidak sulit lagi untuk bernapas dan pasien
mengatakan sputum di tengorokannya sudah
tidak ada
37
DO :
-Irama napas pasien sudah teratur
- Pola napas pasien sudah normal
- N = 80x/menit
- RR = 25x/menit
- TD = 120/80 mmHg
38
EVALUASI
39
Rabu 28 S: Pasien mengatakan badannya masih B
2. Agustus 2019 terasa panas dan pasien mengatakan BAK
07.00 WIB 4x/hari sudah dua hari ini
O: TTV
S = 37,9 derajad celcius
N = 89x/menit
RR = 27x/menit
TD = 110/60 mmHg
Keluaran urine = BAK 4X = 600cc
40
13.00 WIB napas pasien sudah kembali normal
O:
-Irama napas pasien sudah teratur
- Pola napas pasien sudah normal
- N = 80x/menit
- RR = 23x/menit
- TD = 120/80 mmHg
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
41
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan anak yaitu suatu praktek keperawatan yang menekankan pada status
kesehatan anak (bayi-remaja). Keperawatan anak adalah pelayanan professional yang
didasarkan pada ilmu keperawatan anak berbentuk pelayanan secara bio-psiko-sosio dan
spiritual yang kompherensif dalam keadaan sehat maupun sehat dengan pendekatan proses
keperawatan. Keperawatan anak adalah asuhan keperawatan pada anak yang berpusat pada
keluarga dan upaya pencegahan trauma pada anak.
Keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yang dimiliki perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus pada keluarga (family
centered care), pencegahan pada trauma (atraumatic care), dan manajemen kasus. Keluarga
merupakan unsur penting dalam perawatan anak. Untuk itu keperawatan anak harus
mengenal keluarga sebagai tempat tinggal dalam kehidupan anak
Dalam memberikan asuhan keperawatan anak secara profesional, perawat menggunakan
pengetahuan teoritis yang akurat dan sesuai kebenaran dari berbagai ilmu yang terkait dengan
ilmu keperawatan dan ilmu-ilmu dasar yang meliputi biologi, fisika, biomedik, perilaku dan
sosial sebagai landasan dalam melakukan tahapan proses keperawatan. Terkait pentingnya
pemberian asuhan keperawatan anak, maka seorang perawat harus menunjukkan kemampuan
keterampilan dan pengetahuan yang berkembang secara terus-menerus.
3.2 Saran
Dari hasil dan pembahasan yang telah dibahas di atas bahwa pelaksanaan asuhan
keperawatan atau implementasi keperawatan pada anak sangat perlu diperhatikan dengan
baik dan secara rinci setiap masalah status kesehatan yang dihadapi. Dalam pemberian
asuhan keperawatan pada anak secara langsung harus perlu dilihat secara detail dan rinci
sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat memberikan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan khususnya pada anak.
42
DAFTAR PUSTAKA
Soetjiningsih, Christiana Hari. 2018. Perkembangan Anak: Sejak Pembuahan Sampai dengan
Kanak-kanak akhir. (Edisi 1. Cetakan ke-3). Jakarta: KENCANA.
Sudirjo, Encep dan Muhammad Nur Alif. 2018. Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik:
Konsep Perkembangan dan Pertumbuhan Fisik dan Gerak Manusia. Jawa Barat: UPI
Sumedang Press.
Nining, Yuliastati. 2016. Keperawatan Anak. Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan.
Yuliastati, & Amelia Arnis. (2016). Keperawatan Anak. Jakarta: Badan PPSDM Kesehatan.
Wong, Donna L, Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong (6 ed.). Jakarta: EGC, 2012.
Wong, D.L, et all. (2009). Wong, Buku Ajar Keperawatan Pediatric. (6th ed.). Missouri; Mosby.
Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika.
Supartini, Yupi (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
43