Anda di halaman 1dari 47

Visi

Pada tahun 2028 menghasilkan perawat yang unggul dalam penerapan ketrampilan keperawatan lansia
berbasis IPTEK keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Dokumentasi
Keperawatan

Disusun oleh:
Gina Giranti Putri (P3.73.20.1.19.014)
Hilaliyah (P3.73.20.1.19.015)
Leli Silvia Herani (P3.73.20.1.19.016)
Leyla Sukawati (P3.73.20.1.19.017)
Lucia Umikalsum (P3.73.20.1.19.018)
M.Fahmi Idrus (P3.73.20.1.19.019)
Milenia Anjarwati (P3.73.20.1.19.021)
2 Reguler A
Dosen Pengampu: Ns. Santun Setiawati, MKep.Sp, Kep An

JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
2020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam atas segala
karunia dan nikmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Makalah tentang “Asuhan Keperawatan pada Anak” disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Dokumentasi Keperawatan.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terimakasih atas segala ketulusan dalam
memberikan dukungan, doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Meski telah disusun secara maksimal, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengaharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.

Demikian yang dapat kami sampaikan, besar harapan kami makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca.

Bekasi, 12 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………............................................. i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………….... ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………… 1

A. Latar Belakang ………………………………………………….………… 1


B. Rumusan Masalah ………………………………………………..……….. 2
C. Tujuan Penulisan Makalah ……………………………………..…………. 2

BAB II Tinjauan Teoritis ………………………………………………………….. 3

A. Konsep Keperawatan Anak ……………………………………………… 3


1. Pengertian Keperawatan Kesehatan Anak ……………………………. 3
2. Tujuan Keperawatan Anak …………………………………………… 3
3. Filosofi Keperawatan Anak …………………………………………... 4
4. Paradigma Keperawatan Anak ………………………………………... 5
5. Ruang Lingkup Keperawatan Anak ……………………………………8
6. Prinsip Keperawatan Anak ……………………………………………. 9
7. Pengertian Family Centered Care …………………………………….. 10
8. Manfaat Penerapan Family Centered Care ……………………………. 11
9. Prinsip Family Centered Care ………………………………………….11
10. Peran Perawat dalam Keperawatan Anak ……………………………... 13
11. Atraumatic Care / Asuhan Atraumatik ………………………………... 15
B. Dokumentasi Khusus Keperawatan Anak ……………………………….. 17
1. Pengkajian …………………………………………………………….. 17
2. Diagnosa ………………………………………………………………. 23
3. Intervensi …………………………………………………………….... 23
4. Implementasi …………………………………………………………...23
5. Evaluasi ……………………………………………………………….. 24

BAB III Asuhan Keperawatan Anak ……………………………………………… 25

BAB IV PENUTUP ……………………………………………………………….. 42

ii
A. Kesimpulan …………………………………………………………........... 42
B. Saran …………………………………………………………………...….. 42

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………........…... 43

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan anak saat ini telah mengalami perubahan karena anak dipandang sebagai
pasien dan bukan lagi sebagai objek. Seorang anak yang menjadi pasien atau individu di
dalam dunia keperawatan merupakan seseorang anak yang berusia kurang dari 18 tahun
(Supartini, 2012). Anak adalah seseorang yang memiliki kebutuhan yang berbeda dengan
orang dewasa dan sangat spesifik. Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah hal yang
penting dalam perawatan anak, karena membutuhkan kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik,
psikologis, social, dan spiritual (Soetjiningsih, 2014).
Anak sebagai pasien tidak lagi dipandang sebagai miniature orang dewasa, melainkan
sebagai makhluk unik yang memiliki kebutuhan spesifik dan berbeda dengan orang dewasa.
Demikian juga keluarga tidak lagi dipandang sebagai pengunjung bagi anaknya yang sedang
sakit, akan tetapi sebagai mitra dalam menentukan kebutuhan anak dan pemenuhannya.
Prosedur tindakan yang diberikan kepada pasien anak harus berdasarkan atraumatic care atau
asuhan keperawatan yang tidak membuat efek trauma pada pasien. Perawat sangat perlu
memahami perspektif keperawatan sehingga dalam pemberian asuhan keperawatan pada
anak akan selalu berpegang pada prinsip atraumatic care.
Sebagai perawat, dalam pemberian asuhan keperawatan tidak hanya berfokus pada
pencegahan terjadiya trauma (atraumatic care) tetapi juga berpusat pada keluarga (family
center care). Family center care atau perawatan yang berfokus pada keluarga merupakan
unsur penting dalam perawatan anak karena anak merupakan bagian dari anggota keluarga,
sehingga kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga. Untuk itu keperawatan
anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai konstanta tetap dalam
kehidupan anak yang dapat mempengaruhi status kesehatan anak.
Sebagai calon perawat ahli madya, asuhan keperawatan sangat penting, terutama pada
asuhan keperawatan anak. Karakteristik anak yang berbeda-beda dan sangat unik menjadi
tantangan tersendiri bagi seorang perawat. Seorang perawat penting untuk mengetahui
konsep keperawatan dan pendokumentasiannya agar dalam melaksanakan praktik
keperawatan dapat secara berkualitas dan profesional.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud konsep perawatan anak?
2. Bagaimanakah dokumentasi khusus pada keperawatan anak?
3. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada anak?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan Umum

Dengan adanya penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran


mengenai konsep keperawatan dan pendokumentasian pada anak.

Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu:
1. Memahami konsep keperawatan anak
2. Memahami dokumentasi khusus pada keperawatan anak
3. Memahami asuhan keperawatan pada anak

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Keperawatan Anak


Proses keperawatan adalah proses pemecahan masalah yang menekankan pada
pengambilan keputusan tentang keterlibatan perawat yang dibutuhkan oleh pasien (Potter &
Perry, 2005). Proses keperawatan digunakan secara terus menerus ketika merencanakan dan
memberi asuhan keperawatan. Perawat menganggap pasien sebagai figure sentral dalam
rencana asuhan dan memastikan ketepatan semua aspek asuhan keperawatan dengan
mengobservasi respon pasien (Wilkinson & Ahem, 2011).

1. Pengertian Keperawatan Kesehatan Anak


Keperawatan anak yaitu suatu praktek keperawatan yang menekankan pada status
kesehatan anak (bayi-remaja). Keperawatan anak adalah pelayanan professional yang
didasarkan pada ilmu keperawatan anak berbentuk pelayanan secara bio-psiko-sosio dan
spiritual yang kompherensif dalam keadaan sehat maupun sehat dengan pendekatan
proses keperawatan. Keperawatan anak adalah asuhan keperawatan pada anak yang
berpusat pada keluarga dan upaya pencegahan trauma pada anak. Keperawatan anak
merupakan keyakinan atau pandangan yang dimiliki perawat dalam memberikan
pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus pada keluarga (family centered care),
pencegahan pada trauma (atraumatic care), dan manajemen kasus. Keluarga merupakan
unsur penting dalam perawatan anak. Untuk itu keperawatan anak harus mengenal
keluarga sebagai tempat tinggal dalam kehidupan anak ( Wong, Perry, & Hockenberry,
2020)

2. Tujuan Keperawatan Anak


a. Membantu anak sehat/sakit untuk mencapai sehat/sakit untuk mencapaiderajat
kesehatan yang optimal sesuai tingkat pderajat kesehatan yang optimal sesuai tingkat
perkembangan yangerkembangan yangberorientasi pada tindakan promotif dan

3
preventifyang berfokus berorientasi pada tindakan promotif dan preventifyang
berfokus pada pendekatan anak dan keluarga, pemberian asuhan keperawatan.
b. Mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan serta tingkat kesehatan anak
setinggi mungkin.
c. Meningkatkan maturasi atau kematangan.

3. Filosofi Keperawatan Anak


Filosofi adalah merupakan pandangan atau keyakinan yang dimiliki perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan pada anak .Keperawatan anak adalah konsisten
dengan pengertian keperawatan “the diagnosis and treatment of human respones to actual
or potential health problems” ( whaley & wong,1995, hal 14).
Tujuannya adalah pencapaian derajat kesehatan bagi anak sebagai suatu bagian dari
sistem pelayanan kesehatan di keluarga. Untuk menekankan pada tujuan tersebut.Pada
bagian ini akan diuraikan kunci filosofi keperawatan anak :
a. Family center care
Filosofi ini memperkenalkan keluarga sebagai suatu kehidupan yang konstan dan
seorang individu yang mendukung, menghargai dan meningkatkan kekuatan dan
kompetensi dalam memberikan asuhan terhadap anak (Johson, 1989).Hal ini
menjelaskan bahwa Keluarga merupakan unsur penting dalam merawat anak,
mengingat anak adalah bagian dari keluarga.Sebagai perawat, dalam memberikan
pelayanan keperawatan pada anak, harus mampu menfasilitasi keluarga dalam
berbagai bentuk pelayanan kesehatan baik berupa pemberian tindakan keperawatan
maupun pemberian penyuluhan kesehatan.
Ada 2 konsep dasar pada proses filosofi family center care, yaitu enabling dan
empowering. Enabling adalah dengan menciptakan kesempatan keluarga untuk
menunjukkan kemampuan dan kompetensinya yang berguna dalam memenuhi
kebutuhan anak dan keluarga.
Dukungan (empowering) menjelaskan interaksi profesional dengan keluarga
dimana keluarga memerlukan perasaan aman terhadap kehidupan keluarganya dan
mendukung perubahan yang positif sebagai dampak dari perilaku saling tolong
menolong, memperkokoh kemampuan dan tindakan yang diberikan.

4
Jadi dalam pemberian asuhan keperawatan anak diperlukan keterlibatan keluarga,
mengingat anak selalu membutuhkan orang tua ketika berada dirumah sakit.
Keterlibatan keluarga dengan tenaga kesehatan selama anak berada di rumah sakit
sangat diperlukan, karena itu menjadi dasar dalam memberikan asuhan keperawatan
yang berfokus pada keluarga. Perawat dengan memfasilitasi keluarga dapat
membantu proses penyembuhan anak pada anak yang sakit selama dirumah sakit,
sehingga kebutuhan keamanan dan kenyamanan bagi keluarga dan anak diperhatikan.
dan berdampak besar bagi program penyembuhan perawatan pada anak.
b. Atraumatic care
Kemampuan dalam memberikan asuhan keperawatan yang terapoutik oleh
individu melalui pelaksananaan intervensi keperawatan untuk membatasi /
mengurangi pengalaman yang tidak menyenangkan terhadap anak dan keluarga di
tatanan pelayanan kesehatan.
Tujuan utama dari atraumatic care adalah do no harm yang terdiri dari :
1) mencegah/mengurangi anak berpisah dari orang tua
2) perlindungan
3) mencegah/mengurangi trauma fisik dan nyeri
c. Primary nursing
Primary nursing adalah menjaga /merawat anak selama 24 jam, jika asuhan
keperawatan oleh perawat tidak berjalan. Primary nursing secara umum mendukung
pelaksanaan asuhan keperawatan pada anak dan menjadikan asuhan yang konsisten
terhadap anak serta berfokus pada unit keluarga sebagai bagian komponen integral
pada perencanaan dan pelaksanaan.
d. Case management
Merupakan sistem pemberian asuhan yang seimbang antara biaya dan kualitas
dengan memperhatikan pembiayaan yang berlebihan. Kemampuan perawat dalam
memgelola kasus dengan baik tentu berdampak pada proses penyembuhan pada anak.

4. Paradigma Keperawatan Anak


Paradigma keperawatan anak merupakan suatu landasan berpikir dalam penerapan
ilmu keperawatan anak. Landasan berpikir tersebut terdiri dari empat komponen,

5
diantaranya manusia dalam hal ini anak, keperawatan, sehat-sakit dan lingkungan yang
dapat digambarkan berikut ini:
M an
si (A n
u ak)

Se h
at-S kit gk u
Lin g an
n
e p
K eraw at n

Empat Komponen Landasan Berpikir Paradigma Keperawatan Anak


1) Manusia (Anak)
Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien) adalah anak yang
diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari 18 (delapan belas) tahun dalam
masa tumbuh kembang, dengan kebutuhan khusus yaitu kebutuhan fisik, psikologis,
sosial dan spiritual.
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan
perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Dalam proses berkembang anak
memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial. Ciri fisik
pada semua anak tidak mungkin pertumbuhan fisiknya sama, demikian pula pada
perkembangan kognitif adakalanya cepat atau lambat. Perkembangan konsep diri
sudah ada sejak bayi akan tetapi belum terbentuk sempurna dan akan mengalami
perkembangan seiring bertambahnya usia anak. Pola koping juga sudah terbentuk
sejak bayi di mana bayi akan menangis saat lapar.
Perilaku sosial anak juga mengalami perkembangan yang terbentuk mulai bayi
seperti anak mau diajak orang lain. Sedangkan respons emosi terhadap penyakit

6
bervariasi tergantung pada usia dan pencapaian tugas perkembangan anak, seperti
pada bayi saat perpisahan dengan orang tua maka responsnya akan menangis,
berteriak, menarik diri dan menyerah pada situasi yaitu diam.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan anak selalu diutamakan, mengingat
kemampuan dalam mengatasi masalah masih dalam proses kematangan yang berbeda
dibanding orang dewasa karena struktur fisik anak dan dewasa berbeda mulai dari
besarnya ukuran hingga aspek kematangan fisik. Proses fisiologis anak dengan
dewasa mempunyai perbedaan dalam hal fungsi tubuh dimana orang dewasa
cenderung sudah mencapai kematangan. Kemampuan berpikir anak dengan dewasa
berbeda dimana fungsi otak dewasa sudah matang sedangkan anak masih dalam
proses perkembangan. Demikian pula dalam hal tanggapan terhadap pengalaman
masa lalu berbeda, pada anak cenderung kepada dampak psikologis yang apabila
kurang mendukung maka akan berdampak pada tumbuh kembang anak sedangkan
pada dewasa cenderung sudah mempunyai mekanisme koping yang baik dan matang.
2) Sehat-sakit
Rentang sehat-sakit merupakan batasan yang dapat diberikan bantuan pelayanan
keperawatan pada anak adalah suatu kondisi anak berada dalam status kesehatan yang
meliputi sejahtera, sehat optimal, sehat, sakit, sakit kronis dan meninggal. Rentang ini
suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dalam setiap
waktu. Selama dalam batas rentang tersebut anak membutuhkan bantuan perawat baik
secara langsung maupun tidak langsung, seperti apabila anak dalam rentang sehat
maka upaya perawat untuk meningkatkan derajat kesehatan sampai mencapai taraf
kesejahteraan baik fisik, sosial maupun spiritual. Demikian sebaliknya apabila anak
dalam kondisi kritis atau meninggal maka perawat selalu memberikan bantuan dan
dukungan pada keluarga. Jadi batasan sehat secara umum dapat diartikan suatu
keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari
penyakit dan kelemahan.
3) Lingkungan
Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud adalah
lingkungan eksternal maupun internal yang berperan dalam perubahan status
kesehatan anak. Lingkungan internal seperti anak lahir dengan kelainan bawaan maka

7
di kemudian hari akan terjadi perubahan status kesehatan yang cenderung sakit,
sedang lingkungan eksternal seperti gizi buruk, peran orang tua, saudara, teman
sebaya dan masyarakat akan mempengaruhi status kesehatan anak.
4) Keperawatan
Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada
anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dengan
melibatkan keluarga. Upaya tersebut dapat tercapai dengan keterlibatan langsung
pada keluarga mengingat keluarga merupakan sistem terbuka yang anggotanya dapat
dirawat secara efektif dan keluarga sangat berperan dalam menentukan keberhasilan
asuhan keperawatan, di samping keluarga mempunyai peran sangat penting dalam
perlindungan anak dan mempunyai peran memenuhi kebutuhan anak. Peran lainnya
adalah mempertahankan kelangsungan hidup bagi anak dan keluarga, menjaga
keselamatan anak dan mensejahterakan anak untuk mencapai masa depan anak yang
lebih baik, melalui interaksi tersebut dalam terwujud kesejahteraan anak (Wong,
2012).

5. Ruang Lingkup Keperawatan Anak


Lingkup praktik keperawatan anak merupakan batasan asuhan keperawatan yang
diberikan pada klien anak dari usia 28 hari sampai 18 tahun atau usia bayi baru lahir
sampai 12 tahun (gartinah, dkk 1999). Dalam memberikan asuhan keperawatan pada
anak harus berdasarkan kebutuhan dasar anak yaitu kebutuhan untuk tumbuh kembang
anak seperti asuh, asih dan asah (Sularyo,1993).
a. Kebutuhan Asuh
Kebutuhan dasar ini merupakan kebutuhan fisik yang harus dipenuhi dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan ini dapat meliputi kebutuhan
akan gizi atau nutrisi,kebutuhan pemberian tindakan keperawatan dalam
meningkatkan dan mencegah terhadap penyakit, kebutuhan perawatan dan
pengobatan apabila sakit, kebutuha akan tempat atau perlindungan yang
layak,kebutuhan higiene perseorangan dan sanitasi lingkungan yang
sehat,kebutuhan akan pakaian, kebutuhan kesehatan jasmani dan akan rekreasi,
dan lain-lain.

8
b. Kebutuhan Asih
Kebutuhan ini berdasarkan adanya pemberian kasih sayang pada anak atau
memperbaiki psikologi anak. Perkembangan anak dalam kehidupan banyak di
tentukan perkembangan psikologis yang termasuk didalamnya adanya perasaan
ksih sayang atau hubungan dengan orang tua atau orang disekelilingnya karena
akan memperbaiki perkembangan psikososialnya.
c. Kebutuhan Asah
Kebutuhan ini merupakan yang harus dipenuhi pada anak, untuk mencapai
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dan sesuai dengan usia tumbuh
kembang. Pemenuhan kebutuhan asah (stimulasi mental) akan memperbaiki
perkembangan anak sejak dini sehingga perkembangan psikososial, kecerdasan,
kemandirian dan kreatifitas pada anak akan sesuai dengan harapan atau usia
pertumbuhan dan perkembangan.

6. Prinsip Keperawatan Anak


Prinsip Keperawatan Anak Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak tentu
berbeda dibandingkan dengan orang dewasa. Banyak perbedaan-perbedaan yang
diperhatikan dimana harus disesuaikan dengan usia anak serta pertumbuhan dan
perkembangan karena perawatan yang tidak optimal akan berdampak tidak baik secara
fisiologis maupun psikologis anak itu sendiri. Perawat harus memperhatikan beberapa
prinsip, mari kita pelajari prinsip tersebut. Perawat harus memahami dan mengingat
beberapa prinsip yang berbeda dalam penerapan asuhan keperawatan anak, dimana
prinsip tersebut terdiri dari:
a. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik, artinya
bahwa tidak boleh memandang anak dari segi fisiknya saja melainkan sebagai
individu yang unik yang mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan
menuju proses kematangan.
b. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai tahap
perkembangannya. Sebagai individu yang unik, anak memiliki berbagai
kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain sesuai tumbuh kembang.
Kebutuhan fisiologis seperti nutrisi dan cairan, aktivitas, eliminasi, tidur dan lain-

9
lain, sedangkan kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang akan terlihat
sesuai tumbuh kembangnya.
c. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit dan
peningkatan derajat kesehatan yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian pada anak mengingat anak adalah penerus generasi bangsa.
d. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada
kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif
dalam memberikan asuhan keperawatan anak. Dalam mensejahterakan anak maka
keperawatan selalu mengutamakan kepentingan anak dan upayanya tidak terlepas
dari peran keluarga sehingga selalu melibatkan keluarga.
e. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga untuk
mencegah, mengkaji, mengintervensi dan meningkatkan kesejahteraan hidup,
dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan aspek moral (etik)
dan aspek hukum (legal).
f. Tujuan keperawatan anak dan keluarga adalah untuk meningkatkan maturasi atau
kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk biopsikososial dan
spiritual dalam konteks keluarga dan masyarakat. Upaya kematangan anak adalah
dengan selalu memperhatikan lingkungan yang baik secara internal maupun
eksternal dimana kematangan anak ditentukan oleh lingkungan yang baik..
g. Pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan anak berfokus pada
ilmu tumbuh kembang, sebab ini yang akan mempelajari aspek kehidupan anak.

7. Pengertian Family Centered Care


Family Centered Care (FCC) atau perawatan yang berpusat pada keluarga
didefinisikan sebagai filosofi perawatan berpusat pada keluarga, mengakui keluarga
sebagai konstanta dalam kehidupan anak. Family Centered Care meyakini adanya
dukungan individu, menghormati, mendorong dan meningkatkan kekuatan dan
kompetensi keluarga. Intervensi keperawatan dengan menggunakan pendekatan family
centered care menekankan bahwa pembuatan kebijakan, perencanaan program
perawatan, perancangan fasilitas kesehatan, dan interaksi sehari-hari antara klien dengan
tenaga kesehatan harus melibatkan keluarga. Keluarga diberikan kewenangan untuk

10
terlibat dalam perawatan klien, yang berarti keluarga dengan latar belakang pengalaman,
keahlian dan kompetensi keluarga memberikan manfaat positif dalam perawatan anak.
Memberikan kewenangan kepada keluarga berarti membuka jalan bagi keluarga untuk
mengetahui kekuatan, kemampuan keluarga dalam merawat anak.

8. Manfaat Penerapan Family Centered Care


Manfaat penerapan family centered care adalah sebagai berikut :
a. Hubungan tenaga kesehatan dengan keluarga semakin menguat dalam meningkatkan
kesehatan dan perkembangan setiap anak.
b. Meningkatkan pengambilan keputusan klinis berdasarkan informasi yang lebih baik
dan proses kolaborasi
c. Membuat dan mengembangkan tindak lanjut rencana perawatan berkolaborasi dengan
keluarga
d. Meningkatkan pemahaman tentang kekuatan yang dimiliki keluarga dan kapasitas
pemberi pelayanan
e. Penggunaan sumber-sumber pelayanan kesehatan dan waktu tenaga profesional lebih
efisien dan efektif (mengoptimalkan manajemen perawatan di rumah, mengurangi
kunjungan ke unit gawat darurat atau rumah sakit jika tidak perlu, lebih efektif dalam
menggunakan cara pencegahan).
f. Mengembangkan komunikasi antara anggota tim kesehatan.
g. Persaingan pemasaran pelayanan kesehatan kompetitif.
h. Meningkatkan lingkungan pembelajaran untuk spesialis anak dan tenaga profesi
lainnya dalam pelatihan-pelatihan.
i. Menciptakan lingkungan yang meningkatkan kepuasan profesional.
j. Mempertinggi kepuasan anak dan keluarga atas pelayanan kesehatan yang diterima.

9. Prinsip Family Centered Care


Beberapa prinsip Family Centered Care meliputi :
a. Menghormati setiap anak dan keluarganya. Perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada anak menghormati anak dan keluarga sebagai subjek perawatan.

11
Perawat menghormati anak dan keluarga memiliki pilihan yang terbaik bagi
perawatan mereka
b. Menghargai perbedaan suku, budaya, sosial, ekonomi, agama, dan pengalaman
tentang sehat sakit yang ada pada anak dan keluarga. Perawat menghargai perbedaan
suku, budaya, sosial ekonomi, agama dan pengalaman tentang sehat sakit anak dan
keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan. Pelayanan yang diberikan
mengacu kepada standar asuhan keperawatan dan diperlakukan sama pada semua
pasien dan keluarga.
c. Mengenali dan memperkuat kelebihan yang ada pada anak dan keluarga. Mengkaji
kelebihan keluarga dan membantu mengembangkan kelebihan keluarga dalam proses
asuhan keperawatan pada klien
d. Mendukung dan memfasilitasi pilihan anak dan keluarga dalam memilih pelayanan
kesehatannya. Memberikan kesempatan kepada keluarga dan anak untuk memilih
fasilitas kesehatan yang sesuai untuk mereka, menghargai pilihan dan mendukung
keluarga
e. Menjamin pelayanan yang diperoleh anak dan keluarga sesuai dengan kebutuhan,
keyakinan, nilai, dan budaya mereka. Memonitor pelayanan keperawatan yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan, nilai, keyakinan dan budaya pasien dan keluarga
f. Berbagi informasi secara jujur dan tidak bias dengan anak dan keluarga sebagai cara
untuk memperkuat dan mendayagunakan anak dan keluarga dalam meningkatkan
derajat kesehatan. Petugas kesehatan memberikan informasi yang berguna bagi pasien
dan keluarga, dengan benar dan tidak memihak. Informasi yang diberikan harus
lengkap, benar dan akurat.
g. Memberikan dan menjamin dukungan formal dan informal untuk anak dan keluarga.
Memfasilitasi pembentukan support grup untuk anak dan keluarga, melakukan
pendampingan kepada keluarga, menyediakan akses informasi support grup yang
tersedia dimasyarakat.
h. Berkolaborasi dengan anak dan keluarga dalam penyusunan dan pengembangan
program perawatan anak di berbagai tingkat pelayanan kesehatan. Melibatkan
keluarga dalam perencanaan program perawatan anak, meminta pendapat dan ide
keluarga untuk pengembangan program yang akan dilakukan.

12
i. Mendorong anak dan keluarga untuk menemukan kelebihan dan kekuatan yang
dimiliki, membangun rasa percaya diri, dan membuat pilihan dalam menentukan
pelayanan kesehatan anak. Petugas kesehatan berupaya meningkatkan rasa percaya
diri keluarga dengan memberikan pengetahuan yang keluarga butuhkan dalam
perawatan anak (American Academy of Pediatric, 2003).

10. Peran Perawat dalam Keperawatan Anak


Perawat adalah salah satu anggota tim kesehatan yang bekerja dengan anak dan orang
tua.
Beberapa peran penting seorang perawat anak, yaitu:
a. Sebagai pembela (advocacy)
Perawat dituntut sebagai pembela bagi anak atau keluarganya pada saat mereka
membutuhkan pertolongan, tidak dapat mengambil keputusan atau menentukan
pilihan, dan meyakinkan keluarga untuk menyadari pelayanan yang tersedia,
pengobatan, dan prosedur yang dilakukan dengan cara melibatkan keluarga
b. Pendidik
Perawat berperan sebagai pendidik baik secara langsung dengan memberi
penyuluhan/pendidikan kesehatan pada orang tua anak maupun secara tidak langsung
dengan menolong orang tua/anak memahami pengobatan dan perawatan anaknya.
Kebutuhan orang tua terhadap pendidikan kesehatan dapat mencakup pengertian
dasar tentang penyakit anaknya, perawatan anak selama anak di rumah sakit serta
perawatan lanjut untuk persiapan pulang ke rumah. 3 domain yang dapat diubah oleh
perawat melalui pendidikan kesehatan adalah pengetahuan, keterampilan serta sikap
keluarga dalam hal kesehatan khususnya perawatan anak sakit.
c. Konselor
Suatu waktu anak dan keluarganya mempunyai kebutuhan psikologis berupa
dukungan atau dorongan mental. Sebagai konselor perawat dapat memberi konseling
keperawatan ketika anak dan orang tuanya membutuhkan. Hal inilah yang
membedakan layanan konseling dengan pendidikan Kesehatan. Dengan cara
mendengarkan segala keluhan, melakukan sentuhan, dan hadir secara fisik, perawat

13
dapat saling bertukar pikiran dan pendapat dengan orang tua anak tentang masalah
anak dan keluarganya dan membantu mencarikan alternatif pemecahannya
d. Koordinator
Dengan pendekatan interdisiplin, perawat melakukan koordinasi dan kolaborasi
dengan anggota tim kesehatan lain dengan tujuan terlaksananya asuhan yang holistik
dan komprehensif. Berada pada posisi kunci untuk menjadi koordinator pelayanan
kesehatan karena 24jam berada di samping pasien. Keluarga adalah mitra perawat.
Oleh karena itu, kerjasama dengan keluarga juga harus terbina dengan baik tidak
hanya saat perawat membutuhkan informasi dari keluarga saja melainkan seluruh
rangkaian proses perawatan anak harus melibatkan keluarga secara aktif
e. Pembuat keputusan etik
Perawat dituntut untuk dapat berperan sebagai pembuat keputusan etik dengan
berdasarkan pada nilai moral yang diyakini dengan penekanan pada hak pasien untuk
mendapat otonomi, menghindari hal-hal yang merugikan pasien, dan keuntungan
asuhan keperawatan, yaitu meningkatkan kesejahteraan pasien. Perawat juga harus
terlibat dalam perumusan rencana pelayanan kesehatan di tingkat kebijakan. Perawat
harus mempunyai suara untuk didengar oleh para pemegang kebijakan dan harus aktif
dalam gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anak. Perawat yang
paling mengerti tentang pelayanan keperawatan anak. Oleh karena itu, perawat harus
dapat meyakinkan pemegang kebijakan bahwa usulan tentang perencanaan pelayanan
keperawatan yang diajukan dapat memberi dampak terhadap peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan anak.
f. Peneliti
Sebagai peneliti, perawat anak membutuhkan keterlibatan penuh dalam upaya
menemukan masalah masalah keperawatan anak yang harus diteliti, melaksanakan
penelitian langsung, dan menggunakan hasil penelitian kesehatan atau keperawatan
anak dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas praktik atau asuhan keperawatan
pada anak. Untuk peran ini diperlukan kemampuan berpikir kritis dalam melihat
fenomena yang ada dalam layanan asuhan keperawatan anak sehari-hari dan
penelitian yang telah dilakukan serta menggunakan literatur untuk validasi masalah
penelitian yang ditemukan titik pada tingkat kualifikasi tertentu, perawat harus dapat

14
melaksanakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas atas praktik
keperawatan anak.

11. Atraumatic Care/Asuhan Atraumatik


a. Pengertian atraumatic care atau asuhan atraumatik
Atraumatic care atau asuhan atraumatik adalah penyediaan asuhan terapeutik
dalam lingkungan oleh seseorang (personal) dengan melalui penggunaan intervensi
yang menghilangkan atau memperkecil distres psikologis dan fisik yang dialami oleh
anak-anak dan keluarga mereka dalam sistem pelayanan kesehatan.
Atraumatic care yang dimaksud di sini adalah perawatan yang tidak menimbulkan
adanya trauma pada anak dan keluarga. Perawatan tersebut difokuskan dalam
pencegahan terhadap trauma yang merupakan bagian dalam keperawatan anak.
Perhatian khusus pada anak sebagai individu yang masih dalam usia tumbuh
kembang sangat penting karena masa anak-anak merupakan proses menuju
kematangan, yang mana jika proses menuju kematangan tersebut terdapat hambatan
atau gangguan maka anak tidak akan mencapai kematangan.

b. Prinsip-prinsip atraumatic care


Tujuan utama perawatan atraumatik adalah ˜Pertama, jangan melukai, yang
memberikan kerangka kerja untuk mencapai tujuan ini adalah dengan mencegah atau
meminimalkan pemisahan anak dari keluarganya, meningkatkan pengendalian
perasaan dan mencegah atau meminimalkan nyeri dan cedera pada tubuh. Beberapa
contoh pemberian asuhan atraumatik meliputi pengembangan hubungan anak-orang
tua selama dirawat di rumah sakit, menyiapkan anak sebelum pelaksanaan terapi dan
prosedur yang tidak dikenalinya, mengendalikan rasa sakit, memberikan privasi pada
anak, memberikan aktivitas bermain untuk mengungkapkan ketakutan dan
permusuhan, menyediakan pilihan untuk anak-anak dan menghormati perbedaan
budaya.
Beberapa kasus yang sering dijumpai di masyarakat seperti peristiwa yang
menimbulkan trauma pada anak adalah cemas, marah, nyeri dan lain-lain. Apabila hal
tersebut dibiarkan dapat menyebabkan dampak psikologis pada anak dan tentunya

15
akan mengganggu perkembangan anak. Dengan demikian atraumatic care sebagai
bentuk perawatan terapeutik dapat diberikan pada anak dan keluarga dengan
mengurangi dampak psikologi dari tindakan keperawatan yang diberikan seperti
memperhatikan dampak tindakan yang diberikan dengan melihat prosedur tindakan
atau aspek lain yang kemungkinan berdampak terjadinya trauma, untuk mencapai
perawatan tersebut beberapa prinsip yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain:
1) Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga.
Dampak perpisahan dari keluarga maka anak mengalami gangguan psikologis
seperti kecemasan, ketakutan, kurang kasih sayang sehingga gangguan ini
akan menghambat proses penyembuhan anak dan dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan anak.
2) Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak.
Melalui peningkatan kontrol orang tua pada diri anak, diharapkan anak
mandiri dalam kehidupannya, anak akan selalu berhati-hati dalam melakukan
aktivitas sehari-hari, selalu bersikap waspada dalam segala hal, serta
pendidikan terhadap kemampuan dan keterampilan orang tua dalam
mengawasi perawatan anak.
3) Mencegah dan mengurangi cedera (injury) dan nyeri (dampak psikologis).
Mengurangi nyeri merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam
keperawatan anak. Proses pengurangan rasa nyeri sering kali tidak bisa
dihilangkan secara cepat akan tetapi dapat dikurangi melalui berbagai teknik
misalnya distraksi, relaksasi, imaginary. Apabila tindakan pencegahan tidak
dilakukan maka cedera dan nyeri akan berlangsung lama pada anak sehingga
dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
4) Tidak melakukan kekerasan pada anak.
Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat
berarti dalam kehidupan anak. Apabila ini terjadi pada saat anak dalam proses
tumbuh kembang maka kemungkinan pencapaian kematangan akan
terhambat, dengan demikian tindakan kekerasan pada anak sangat tidak
dianjurkan karena akan memperberat kondisi anak.
5) Modifikasi lingkungan.

16
Melalui modifikasi lingkungan fisik yang bernuansa anak dapat meningkatkan
keceriaan, perasaan aman dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak
selalu berkembang dan merasa nyaman di lingkungannya.

B. Dokumentasi Khusus pada Keperawatan Anak


1. Pengkajian
Dalam pengkajian meliputi keluhan utama atau alasan masuk rumah sakit. Pada anak
usia di bawah 5 tahun, dilakukan pengkajian tentang pre natal care, natal, dan post natal.
Riwayat kesehatan keluarga, imunisasi, tumbuh kembang (pertumbuhan fisik,
perkembangan tiap tahap); riwayat nutrisi (pemberian ASI, susu formula, pola perubahan
nutrisi tiap tahap); riwayat psikososial, spiritual (support system).
Reaksi hospitalisasi, pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap, pemahaman
anak tentang sakit dan rawat inap. Aktivitas sehari-hari anak berupa nutrisi, cairan,
eliminasi (BAB dan BAK), istirahat, mobilitas fisik, dan rekreasi.
Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan fisik anak, mengobservasi keadaan umum,
mengukur TTV, antropometri, sistem pernafasan, kardiovaskular, pencernaan, indra
tubuh, saraf, muskulo skeletal, integument, endokrin, perkemihan, reproduksi, dan sistem
imun.
Adapun runtutan yang akan dibahas dalam pengkajian dokumentasi keperawatan
anak, sebagai berikut:
a. Identitas

b. Keluhan Utama
Untuk mengetahui alasan utama mengapa klien mencari pertolongan pada tenaga
profesional.

c. Riwayat Penyakit Sekarang


Untuk mengetahui lebih detail hal yang berhubungan dengan keluhan utama
1) Munculnya keluhan
2) Tanggal munculnya keluhan
3) Waktu munculnya keluhan (gradual / tiba-tiba)

17
4) Presipitasi / predisposisi (perubahan emosional, kelelahan, kehamilan,
lingkungan, toksin/allergen, infeksi)

d. Karakteristik
1) Karakter (kualitas, kuantitas, konsistensi)
2) Lokasi dan radiasi
3) Timing (terus menerus / intermiten, durasi setiap kalinya)
4) Hal-hal yang meningkatkan / menghilangkan / mengurangi keluhan
5) Gejala-gejala lain yang berhubungan

e. Masalah Sejak Muncul Keluhan Insiden


1) Serangan mendadak berulang
2) Kejadian mendadak berulang
3) Kejadian sehari-hari
4) Kejadian periodic
5) Perkembangan (membaik, memburuk, tidak berubah)
6) Efek dari pengobatan

f. Riwayat Masa Lampau


1) Prenatal
a) Keluhan saat hamil
b) Tempat ANC
c) Kebutuhan nutrisi saat hamil
d) Usia kehamilan (preterm, aterm, post term)
e) Kesehatan saat hamil dan obat yang diminum
2) Natal (untuk bayi/anak yang masih kecil)
a) Tindakan persalinan
b) Tempat persalinan
c) Obat-obatan

3) Post natal (untuk bayi/anak yang masih kecil)

18
a) Kondisi kesehatan sekarang
b) Apgar score
c) BB lahir, PB lahir, anomaly kongenital
4) Penyakit waktu kecil (gejala dan penanganannya)
5) Pernah dirawat di RS
a) Penyakit yang diderita
b) Respon emosional waktu dirawat
6) Obat-obatan yang digunakan (pernah/sedang digunakan)
a) Nama obat dan dosis
b) Schedule, durasi
c) Alasan penggunaan
7) Allergi
a) Pernah menderita Astma, eczema
b) Reaksi yang tidak biasa terhadap makanan, binatang, obat, tanaman/produk
rumah tangga
c) Kecelakaan (jenis kecelakaan, akibat dan penanganannya)
d) Imunisasi (imunisasi yang pernah didapat, usia dan reaksi waktu imunisasi)

g. Riwayat Keluarga
1) Penyakit yang pernah / sedang diderita oleh keluarga ( baik berhubungan / tidak
berhubungan dengan penyakit yang diderita klien )
2) Gambar genogram dengan ketentuan yang berlaku (symbol dan 3 generasi)

h. Riwayat Sosial
1) Yang mengasuh anak dan alasannya
2) Pembawaan secara umum (periang, pemalu, pendiam dan kebiasaan menghisap
jari, membawa gombal, ngompol)
3) Lingkungan rumah (kebersihan, keamanan, ancaman keselamatan anak, ventilasi,
letak barang-barang)

i. Keadaan Kesehatan Saat Ini

19
1) Diagnosis medis
2) Tindakan operasi
3) Obat-obatan
4) Tindakan keperawatan
5) Hasil laboratorium
6) Data tambahan

j. Pengkajian Pola Fungsi Gordon


1) Persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
a) status kesehatan anak sejak lahir
b) pemeriksaan kesehatan secara rutin, imunisasi
c) penyakit yang menyebabkan anak absent dari sekolah
d) praktek pencegahan kecelakaan (pakaian, menukar popok, dll)
e) Kebiasaan merokok orang tua
f) Keamanan tempat bermain anak dari kendaraan
g) Praktek keamanan orang tua (produk rumah tangga, menyimpan obatobatan,
dll)
2) Nutrisi metabolic
a) Pemberian ASI / PASI, jumlah minum, kekuatan menghisap
b) Makanan yang disukai/tidak disukai
c) Makanan dan minuman selama 24 jam, adakah makanan tambahan/vitamin
d) Kebiasaan makan
e) Alat makan yang digunakan
f) BB lahir dan BB saat ini
g) Masalah di kulit : rash, lesi, dll
3) Pola eliminasi
a) Pola edefekasi (kesulitan, kebiasaan, ada darah/tidak)
b) Menggunakan pakaian dalam/diapers (bayi)
c) Pola eliminasi urin (frekuensi ganti popok basak/hari, kekuatan keluarnya
urin, bau, warna)
4) Aktivitas dan pola latihan

20
a) Rutinitas mandi (kapan, bagaimana, dimana, sabun yang digunakan)
b) Kebersihan sehari-hari
c) Aktivitas sehari-hari (jenis permainan, lama, teman bermain, penampilan saat
bermain, dll)
d) Tingkat aktivitas anak/bayi secara umum, toleransi
e) Persepsi terhadap kekuatan (kuat/lemah)
f) Kemampuan kemandirian anak (mandi, makan, toileting, berpakaian, dll)
5) Pola istirahat tidur
a) Pola istirahat/tidur anak (jumlahnya)
b) Perubahan pola istirahat, mimpi buruk, nocturia
c) Posisi tidur anak? Gerakan tubuh?
d) Orang tua : pola tidur orang tua
6) Pola kognitif – persepsi
a) Responsive secara umum anak
b) Respons anak untuk bicara, suara, objek sentuhan
c) Apakah anak mengikuti objek dengan matanya? Respon untuk meraih mainan
d) Vocal suara, pola bicara kata-kata, kalimat
e) Guanakan stimulasi, bicara maianan, dsb
f) Kemampuan untuk engatakan nama, waktu, alamat, nomor telfon, dsb
g) Kemampuan anak untuk mengidentifikasi kebutuhan : lapar, haus, nyeri, tidak
nyaman
h) Masalah dengan penglihatan, pendengaran, sentuhan, dsb
i) Kesulitan membuat keputusan, judments
7) Persepsi diri – pola konsep diri
a) Status mood bayi/anak (irritabilitas)
b) Pemahanan anak terhadap identitas diri, kompetensi, dll
Anak / bayi :
c) Status mood?
d) Banyak teman/seperti yang lain?
e) Persepsi diri (“baik” umumnya waktu? Sulit untuk menjadi “baik”)
f) Kesiapan/takut?

21
g) Persepsi diri sebagai orang tua
h) Pendapat umum tentang identitas, kompetensi?
8) Pola peran – hubungan
a) Struktur keluarga
b) Masalah/stressor keluarga
c) Interaksi antara anggota keluarga dan anak
d) Respon baik?bayi terhadap perpisahan
e) Anak : ketergantungan? Pola bermain?
f) Anak : Temperantrum? Masalah disiplin? Penyesuaian sekolah?
g) Peran ikatan? Kepuasan?
h) Pekerjaan / social/ hubungan perkawinan
9) Sexualitas
a) Perasaan sebagai laki-laki / perempuan? (gender)
b) Pertanyaan sekitar sexuality? Bagaiamana respon orang tua?
Orang tua :
c) Riwayat reproduksi
d) Kepuasaan seksual / masalah?
10) Koping – pola toleransi stress
a) Apa yang menyebabkan stress pada anak? Tingkat stress? Toleransi?
b) Pola penanganan masalah, keyakinan agama
c) Sesuatu yang bernilai dalam hidupnya(spirituality) semangat untuk masa
depan?
d) Keyakinan
11) Nilai – pola keyakinan
a) Perkembangan moral anak, pemilihan perilaku, komitmen?
b) Keyakinan akan kesehatan, keyakinan agama
c) Sesuatu yang bernilai dalam hidupnya (spirituality) semangat untuk masa
depan?
Keyakinan akan kesembuhan, dampak penyakit dan tujuan

22
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan yang menguraikan respons aktual
atau potensial pasien terhadap masalah esehatan yang dapat diatasi oleh kompetensi
perawat.
Cara menentukan diagnosa dengan cara, seorang perawat menganalisa data
pengkajian pasien anak yang meliputi analisis dan interpretasi data, pengumpulan data,
mengindentifikasi masalah pasien anak, lalu perumusan diagnosa keperawatan.

3. Intervensi
Setelah diagnosa keperawatan pada pasien anak telah ditemukan, perawat
menetapkan prioritas diagnosa keperawatan yang dilihat berdasarkan urutan hierarki
Maslow. Rencana ini dilakukan untuk membantu pasien anak berlaih status dari status
kesehatan saat ini ke status kesehatan yang lebih baik.
Rencana asuhan keperawatan ini dirumuskan dengan tepat sesuai dengan diagnosa
yang didapatkan pada pasien anak. Dan rencana asuhan ini tertulis mengatur pertukaran
informasi dari satu perawat ke perawat lainnya sebagai informasi dalam laporan
pertukaran dinas dan dalam memberikan asuhan yang berkualitas dan konsisten.

4. Implementasi
Implementasi keperawatan anak ini merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaannya dimulai setelah rencana tindakan
disusun dan ditujukan untuk pasien anak dan keluarga guna mencapai tujuan yang
diharapkan.
Tindakan keperawatan anak dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu yang pertama
persiapan, tahap awal tindakan keperawatan ini menuntun perawat untuk mengevaluasi
hasil identifikasi pada tahap perencanaan. Tahap kedua intervensi yang meliputi
independen, dependen, dan interdependen. Tahap ketiga adalah dokumentasi pelaksanaan
yg harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap.

23
5. Evaluasi
Evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan
dalam pendokumentasian asuhan keperawatan anak. Keberhasilan dapat dilihat dengan
membandingkan proses dengan rencana yang dilakukan. Sedangkan, keberhasilan
tindakan asuhan keperawatan pada anak dapat dilihat dari tingkat kemajuan kesehatan
pasien dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.

24
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

Kasus :

Seorang anak laki laki umur (11 tahun) dirawat di RS karena keluhan batuk berdahak, bersin-
bersin, pilek dan demam naik turun yang sudah terjadi sejak 5 hari yang lalu. Ibu pasien
mengatakan anaknya sesak nafas karena sulit untuk mengeluarkan sekret, ibu pasien mengatakan
anaknya sering batuk tiap malam, dan saat menjelang bangun pagi tapi anaknya sulit
mengeluarkan sekret, ibu pasien mengatakan anak menolak makanan setiap kali diberi makan
karena sakit saat menelan, dan ibu pasien mengatakan anak susah diberi air minum dan anak
mengeluh tenggorokannya terasa perih, anak juga tampak lemah, rewel dan gelisah. Hasil
pemeriksaan fisik: TD 110/60 mmHg, nadi 95×/menit, suhu 38ºC, nafas 28 ×/menit.

A. Pengkajian
1) Identitas Pasien
1. Nama: An. K
2. Tanggal lahir: 14 April 2004 (11 tahun)
3. Jenis kelamin : laki –laki
4. Agama: Kristen Protestan
5. Pendidikan: SD
6. Alamat: Medan
7. Tanggal masuk RS: 25 Agustus 2019
8. Tanggal pengkajian: 25 Agustus 2019
9. Diagnosa medik: ISPA
10. Nomer rekam medik: 00-33-50-17

Penanggung Jawab
1. Nama : Ny.D (Ibu Pasien)
2. Umur : 35 tahun
3. Pendidikan : S1

25
4. Pekerjaan : Dosen
5. Suku/bangsa : Batak Toba/Indonesia
6. Agama : Kristen Pretestan
7. Alamat : Medan

2) Pengkajian data dasar


1. Pola menejemen kesehatan-persepsi tentang kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu mengatakan anak pernah demam pada usia 2 bulan dan dirawat di klinik.
Anak tidak pernah mengalami sakit perut, anak diberi obat dan anak kembali
sehat.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan anak mengalami batuk berdahak, bersin-bersin, pilek, sakit
tenggorokan bila batuk dan anak merasa sesak nafas karena sekret tidak bisa
dikeluarkan sehingga anak menjadi rewel. Anak sudah pernah dibawa berobat
ke klinik namun tidak ada perubahan.
c. Riwayat kehamilan dan kelahiran
Ibu mengatakan selama hamil ibu mengikuti perawatan prenatal sebanyak 2
kali selama kehamilan ibu tidak pernah mengkonsumsi alkohol ibu hanya
mengkonsumsi makanan yang cukup gizi. Anak lahir dalam keadaan normal
tidak ada kelainan bawaan anak lahir ditolong oleh bidan PB : 48 cm BB:
3500 gr dan sejak lahir anak mendapat ASI
2. Pola nutrisi metabolic
Ibu mengatakan anak selalu memakan makanan yang selalu disediakan. Anak
makan 3 kali sehari anak juga sejak lahir sudah diberi ASI sampai usia 6 bulan.
Pada usia 7 bulan anak sudah diberi makanan pendamping ASI seperti promina.
Dan pada usia 4 tahun susu anak berganti susu bebelac sampai sekarang. Anak
mulai makan makanan padat sejak usia 1 tahun. Anak makan dengan porsi 1
piring dan terkadang mau tambah anak tidak suka makanan yang pedas.

26
Ibu mengatakan sejak anak sakit susah diberi makan dan minum anak juga
menolak makanan setiap kali diberi makan karena sakit saat menelan anak tampak
lemah, rewel gelisah mukosa bibir pecah-pecah.
3. Pola eliminasi
a. Ibu mengatakan anak BAB teratur 2 kali sehari dengan warna kuning
konsisten lembek dan tidak pernah mengalami masalah BAB.
b. Ibu mengatakan bak 6-8 kali perhari dengan warna kuning jerami, anak mulai
dilatih toilet training pada usia 2 tahun
c. Sejak anak sakit ibu mengatakan tidak mengalami gangguan BAB dan BAK
4. Pola aktivitas dan latihan
Ibu mengatakan anak bisa telungkup pada usia 4 bulan, mulai duduk tanpa
bantuan pada usia 9 bulan dan mulai berjalan sendiri usia 12-16 bulan pada usia
sekarang anak sudah bisa makan sendiri. Semenjak anak sakit anak tidak mau
melakukan aktivitas sendiri.
5. Pola tidur dan istiraha
Ibu mengatakan sebelum tidur anak buang air kecil terlebih dahulu dan
kemudian minum susu satu gelas. Anak mulai tidur malam pukul 21.00-05.30
WIB. Dan pada siang hari anak hanya tidur selama 1 jam.
Tetapi setelah anak sakit, anak tidak dapat beristirahat dengan baik karena
batuk yang dideritanya, anak menjadi rewel dan gelisah.
6. Pola persepsi-kognitif
Ibu mengatakan anak tidak ada gangguan pendengaran, penglihatan, dan
perabaan. Saat ini berusia 11 tahun dan duduk dibangku SD, anak sangat aktif
dalam kegiatan sekolah dan mudah bergaul dengan temannya.
7. Pola persepsi diri- konsep diri
Ibu mengatakan anaknya mudah menyesuaikan diri, suka bermain dan mudah
bergaul. Penyebab anak sedih saat ini karena tidak bermain main. Anak lebih
dekat dengan ibunya. Jika ibunya pergi biasanya anak akan menangis dan anak
harus dibujuk baru diam.

27
8. Pola peran hubungan
Ibu mengatakan anak sudah mulai berbicara pada usia 11 bulan, bahasa yang
sering digunakan dirumah adalah bahasa indonesia. Ibu mengatakan anak sering
bermain dengan teman temannya dan terkadang bermain dengan ibunya.
9. Pola seksualitas- reproduksi
Ibu mengatakan anak lebih menyukai dan dekat dengan ibunnya. Anak suka
memperhatikan apa saja yang dilakukan ibunya. Anak sering bertanya kenapa
jenis kelamin ibunya berbeda dengan dia.
Ibu menjelaskan bahwa laki laki tandanya apa dan perempuan tandannya apa
saja.
10. Pola koping-toleransi stress
Ibu mengatakan apa yang diminta anak tidak diberikan, anak akan marah dan
menangis. Anak tidak mau menangis lama, biasanya jika anak menangis anak
akan mengantuk kemudian tidur.
11. Pola nilai-kepercayaan
Ibu mengatakan anak beragama Kristen Protestan. Anak selalu ke gereja
sekolah, selalalu berdoa sebelum makan dan sebelum tidur.

3) Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : anak tampak lemah
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tanda tanda vital
TD : 110/60 mmHg
Nadi : 95×/menit
Suhu : 38C
RR : 28×/menit
4. Kulit: warna tidak siatonik, lesi tidak ada
5. Kepala: rambut hitam, lebat dan tidak mudah robtok
6. Wajah: bentuk wajah bulat lonjong, ekspresi wajah lemah
7. Mata: palpebra tidak edema, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, pupil
isokor, gerakan bola mata teratur

28
8. Hidung: tidak ada kelainan bentuk hidung
9. Telinga: posisi telinga sejajar dengan mata, tidak ada kelainan bentuk telinga, dan
tidak memakai alat bantu pendengaran
10. Mulut: gigi sudah lengkap, karies tidak ada, gusi berwarna merah muda, lidah
bersih, dan mampu berbicara dengan baik
11. Tenggorokan dan leher: kelenjar tiroid tidak membesar, tidak ada kaku kuduk,
tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
12. Toraks dan pernapasan: bentuk dada simetris kiri dan kanan, irama pernapasan
tidak teratur, tidak ada nyeri tekan
13. Jantung : tidak aada pembesaran jantung
14. Abdomen : tidak membuncit, tidak ada luka
15. Genetalia dan anus: skrotum sudah ada, anus tidak lecet
16. Ekstremitas atas dan bawah: perkembangan anak sesuai dengan usia

29
DATA FOKUS

Nama Klien/umur : An. K./11 tahun


Ruangan/No.Kamar : Melati/209

Data Subjektif Data Objektif

- Anak rewel dan gelisah


-Ibu mengatakan sejak 5 hari yang
lalu, anak mengeluh batuk berdahak,
- Anak tampak lemah dan badan teraba
bersin-bersin, pilek dan demam naik
hangat
turun

- Ibu mengatakan anaknya merasakan


- Irama pernapasan tidak teratur
sesak nafas karena sulit untuk
mengeluarkan sekret
- Tanda tanda vital:
TD : 110/60 mmHg
- Ibu mengatakan anak sering batuk
Nadi : 95×/menit
tiap malam
S: 38ºC
RR: 28 ×/menit
- Ibu mengatakan saat menjelang
bangun pagi, anak batuk tapi anak
- Terdapat bakteri Staphylococcus pada
sulit mengeluarkan sekret
sputum,

- Ibu mengatakan anak menolak


- Mukosa bibir tampak pecah pecah
makanan setiap kali diberi makan
karena sakit saat menelan
- Anak meringis kesakitan saat
- Ibu mengatakan anak susah diberi air menelan makanan
minum dan anak mengeluh
tenggorokannya terasa perih - Nyeri sedang 4-6

30
ANALISA DATA

Nama Klien/umur : An.K/11 tahun


Ruangan/No.Kamar : Melati/209

No. Data Etiologi Masalah


1. DS : Penumpukan sekret Ketidakefektifan bersihan
jalan nafas
- Ibu mengatakan sejak 5 hari
yang lalu anak mengeluh batuk
berdahak, bersin-bersin, pilek dan
demam naik turun
- Ibu mengatakan anak merasa
sesak nafas karena sulit untuk
mengeluarkan sekret
- Ibu mengatakan anak sering
batuk tiap malam
- Ibu mengatakan saat menjelang
bangun pagi, anak batuk-batuk
tetapi anak sulit mengeluarkan
sekret
DO:
- Anak rewel dan gelisah
- Anak tampak lemah dan tubuh
teraba hangat
- Irama pernafasan tidak teratur
- Tanda-tanda vital
Nadi : 95×/menit
RR : 28×/menit
- Terdapat bakteri Staphylococcus
pada sputum

31
2. DS: Proses penyakit Kenaikan suhu tubuh
Ibu mengatakan sejak 5 hari yang
lalu anaknya mengeluh batuk
berdahak, bersin-bersin, pilek dan
demam naik turun.
DO:
- Anak rewel dan gelisah
- Anak tampak lemah dan kulit
teraba hangat
- Temperatur suhu 38ºC
- Mukosa bibir tampak pecah-
pecah

32
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama/Umur : An.K/11 tahun


Ruangan/No.kamar : Melati/209

No. Diagnosa Keperawatan Tanggal Tanggal Paraf dan


Ditemukan Teratasi Nama Jelass
1. Bersihan Jalan Napas 26 Agustus 2019 29 Agustus 2019 Β
Tidak Efektif b.d Sputum
Berlebih
(SDKI, D.0149)

2. Hipertermia b.d Proses 26 Agustus 2019 29 Agustus 2019 Β


Penyakit
(SDKI, D.0130)

33
RENCANA KEPERAWATAN

Nama/Umur : An.K/11 tahun


Ruangan/No.Kamar : Melati/209

Tanggal/ No. Diagnosa Tujuan dan Rencana Paraf


Waktu Keperawatan Kriteria Hasil Tindakan dan
Nama
Jelas
25
1 Bersihan Jalan Setelah dilakukan Manajamen Pola Napas Β
Agustus
Napas Tidak intervensi keperawatan Observasi
2019 Efektif b.d selama 3x24 jam, maka 1. Monitor pola napas
Sputum Berlebih bersihan jalan napas 2. Monitor bunyi napas
09.00
(SDKI, D.0149) membaik, dengan kriteria 3. Monitor sputum
WIB hasil:
1.produksi sputum Terapeutik
menurun 1. Posisikan semi fowler
2. dispnea menurun atau fowler
3. ortopnea menurun 2. Berikan minum hangat
4. gelisah menurun 3. Lakukan fisioterapi dada
5. frekuensi napas 4. Lakukan penghisapan
membaik lendir kurang dari 15
6. pola napas membaik detik
5. Berikan oksigen, jika
(SLKI, L.01001) perlu

Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari
2. Ajarkanteknik batuk
efektif

Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik
(SIKI, 01011)

34
2 Hipertermia b.d Setelah dilakukan Manajemen Hipertermia B
Proses Penyakit tindakan keperawatan Observasi
(SDKI, D.0130) selama 3x24 jam, maka 1. Identifikasi penyebab
pasien mengalami hipertermia
keseimbangan suhu 2. Monitor suhu tubuh
tubuh, dengan kriteria 3. Monitor keluaran urine
hasil: 4. Monitor TTV
1. Pucat di kulit
menurun Terapeutik
2. Takikardi 1. Longgarkan atau lepaskan
menurun pasien
25 3. Suhu tubuh dalam 2. Basahi dan kipasi
rentang normal permukaan tubuh
Agustus
yaitu 36,5-37,5 3. Berikan cairan oral
2019 derajat celcius 4. Ganti linen setiap hari
4. Tekanan darah atau lebih sering jika
09.00
membaik mengalami hiperhidrosis
WIB 5. Nadi dan RR
dalam rentang Edukasi
normal 1. Ajarkan tirah baring
6. Tidak ada
perubahan warna Kolaborasi
kulit 1. Kolaborasi pemberian
7. Tidak ada pusing cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
(SLKI, Hal 129)
(SIKI, Hal 181)

PELAKSANAAN (CATATAN KEPERAWATAN)

Nama/Umur : An.K/11 tahun


Ruangan/No. Kamar : Melati/209

Hari NO. Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf dan

35
Tanggal, DX Nama Jelas
Waktu
Senin 1 Memonitor pola napas, memonitor bunyi napas, Β
26/07 Memonitor sputum.
2020
07.00 DS: Pasien mengatakan nafasnya masih sesak
dan susah mengeluarkan sputum
DO: -
- Irama pernafasan masih tidak teratur
- Tanda-tanda vital
Nadi : 95×/menit
RR : 28×/menit

Mengkolaborasikan pemberian cairan dan


Senin 2 Β
pemasangan IV line
26/07
2020
DS: Pasien mengatakan tidak begitu merasa
09.00
lemas
WIB
DO: 38,2 derajad celcius

Memposisikan pasien fowler atau semi fowler,


Senin 1 Β
memberikan minum hangat, latihan batuk efektif
26/07/
2020
DS: Pasien mengatakan napasnya sudah sedikit
09.30
lancar karena sputumnya sudah keluar sebagian

DO:
- Pasien tidak terlihat gelisah lagi
- Irama pernapasan pasien mulai membaik
- TTV:
N :89/menit
RR: 27x/menit
Senin 2 Β
Mengidentifikasi penyebab hipertermia,
26/07/
memonitor suhu tubuh, Memonitor keluaran
2020
urine, Memonitor TTV
10.20
WIB
DS: Pasien mengatakan sudah BAK sebanyak 2x
sejak pagi tadi
DO:

36
TTV
S : 38 derajad celcius
N : 89x/menit
RR : 27x/menit
TD : 110/60 mmHg
Keluaran urine BAK 2X = 300cc

Menganjurkan asupan cairan 200ml/hari,


Senin 1 Β
melakukan fisioterapi dada, melakukan
26/07/
penghisapan lendir kurang dari 15 detik
2020
12.00
WIB DS: Pasien mengatakan napasnya sudah sedikit
membaik
DO:
-Pasien tidak terlihat rewel lagi
- N = 84x/menit
- RR = 25x/menit

Mengajarkan tirah baring, melonggarkan atau


Senin 2 B
melepaskan pakaian pasien, memberikan cairan
26/07
oral, mengganti linen
2020
14.00
DS: Pasien mengatakan nyaman dengan linen
WIB
yang sudah diganti

Do:
-Pasien dan keluarga pasien terlihat kooperatif
dalam hal mengajarkan pasien untuk tirah baring
- S= 37,9 derajad celcius

Selasa 1 B
Mengkolaborasi pemberian bronkodilator,
27/07
ekspektoran, mukolitik dengan dokter dan
2020
memberikan obat kepada pasien
07.00
WIB
DS : setelah meminum obat, pasien mangatakan
tidak sulit lagi untuk bernapas dan pasien
mengatakan sputum di tengorokannya sudah
tidak ada

37
DO :
-Irama napas pasien sudah teratur
- Pola napas pasien sudah normal
- N = 80x/menit
- RR = 25x/menit
- TD = 120/80 mmHg

38
EVALUASI

Nama/Umur : An.K/11 tahun


Ruangan/No.Kamar : Melati/209

NO. Hari, tanggal, Evaluasi Paraf dan


DX jam Nama Jelas
Selasa, 27 S: Pasien mengatakan napas nya masih B
1. Agustus 2019 sesak dan masih susah untuk mengeluarkan
07.00 WIB sputum
O:
- Irama napas pasien tidak teratur
- N= 95x/menit
- RR = 28X/menit

A: Masalah belum teratasi


P: Intervensi dilanjutkan

Selasa 27 S: Pasien mengatakan badannya tidak terlalu B


2. Agustus 2019 lemas tapi badan masih terasa panas
13.00 WIB O: S= 38 derajad celcius
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan

Selasa 27 S: Pasien mengatakan napasnya sudah mulai B


1. Agustus 2019 baikkan karena sputumnya sudah keluar
17.00 WIB sebagian
O:
-Pasien tidak terlihat gelisah lagi
- Irama pernapasan pasien mulai membaik
- N = 89x/menit
- RR= 27X/menit
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan

39
Rabu 28 S: Pasien mengatakan badannya masih B
2. Agustus 2019 terasa panas dan pasien mengatakan BAK
07.00 WIB 4x/hari sudah dua hari ini

O: TTV
S = 37,9 derajad celcius
N = 89x/menit
RR = 27x/menit
TD = 110/60 mmHg
Keluaran urine = BAK 4X = 600cc

A: Masalah teratasi sebagian


P: Intervensi dilanjutkan

Rabu 28 S: Pasien mengatakan napasnya sudah


1. Agustus 2019 mulai sedikit membaik dan sputum B
12.00 WIB ditenggorokan pasien sudah terasa tidak
terlalu banyak
O:
-Pasien terlihat tidak rewel lagi
- Pasien sudah bisa bercanda dengan ibunya
- N = 83x/menit
- RR = 24X/MENIT
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan

Kamis, 29 S: Pasien mengatakan badannya teraba tidak B


2. Agustus 2019 panas lagi
07.00 WIB Pasien mengatakan tidak lemas lagi
Pasien merasa nyaman dengan linen yang
telah diganti
O: S= 37 derajad celcius
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

Kamis, 29 S: Pasien mengatakan setelah minum obat B


1 Agustus 2019 sputum pasien dapat mudah keluar dan

40
13.00 WIB napas pasien sudah kembali normal

O:
-Irama napas pasien sudah teratur
- Pola napas pasien sudah normal
- N = 80x/menit
- RR = 23x/menit
- TD = 120/80 mmHg

A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

41
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keperawatan anak yaitu suatu praktek keperawatan yang menekankan pada status
kesehatan anak (bayi-remaja). Keperawatan anak adalah pelayanan professional yang
didasarkan pada ilmu keperawatan anak berbentuk pelayanan secara bio-psiko-sosio dan
spiritual yang kompherensif dalam keadaan sehat maupun sehat dengan pendekatan proses
keperawatan. Keperawatan anak adalah asuhan keperawatan pada anak yang berpusat pada
keluarga dan upaya pencegahan trauma pada anak.
Keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yang dimiliki perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus pada keluarga (family
centered care), pencegahan pada trauma (atraumatic care), dan manajemen kasus. Keluarga
merupakan unsur penting dalam perawatan anak. Untuk itu keperawatan anak harus
mengenal keluarga sebagai tempat tinggal dalam kehidupan anak
Dalam memberikan asuhan keperawatan anak secara profesional, perawat menggunakan
pengetahuan teoritis yang akurat dan sesuai kebenaran dari berbagai ilmu yang terkait dengan
ilmu keperawatan dan ilmu-ilmu dasar yang meliputi biologi, fisika, biomedik, perilaku dan
sosial sebagai landasan dalam melakukan tahapan proses keperawatan. Terkait pentingnya
pemberian asuhan keperawatan anak, maka seorang perawat harus menunjukkan kemampuan
keterampilan dan pengetahuan yang berkembang secara terus-menerus.

3.2 Saran
Dari hasil dan pembahasan yang telah dibahas di atas bahwa pelaksanaan asuhan
keperawatan atau implementasi keperawatan pada anak sangat perlu diperhatikan dengan
baik dan secara rinci setiap masalah status kesehatan yang dihadapi. Dalam pemberian
asuhan keperawatan pada anak secara langsung harus perlu dilihat secara detail dan rinci
sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat memberikan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan khususnya pada anak.

42
DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih, Christiana Hari. 2018. Perkembangan Anak: Sejak Pembuahan Sampai dengan
Kanak-kanak akhir. (Edisi 1. Cetakan ke-3). Jakarta: KENCANA.

Sudirjo, Encep dan Muhammad Nur Alif. 2018. Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik:
Konsep Perkembangan dan Pertumbuhan Fisik dan Gerak Manusia. Jawa Barat: UPI
Sumedang Press.

Nining, Yuliastati. 2016. Keperawatan Anak. Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan.

Yuliastati, & Amelia Arnis. (2016). Keperawatan Anak. Jakarta: Badan PPSDM Kesehatan.

Soetjiningsih. 2014. Tumbuh Kembang Anak. Edisi 2. EGC: Jakarta

Szucs, K.A. & Rosenman, M.B. 2013. Family-Centered, Evidence-Based Phototherapy


Delivery. Pediatrics. 131 : 6, e1982 - e1985

Wong, Donna L, Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong (6 ed.). Jakarta: EGC, 2012.

Wong, D.L, et all. (2009). Wong, Buku Ajar Keperawatan Pediatric. (6th ed.). Missouri; Mosby.

Hidayat, A. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika.

Supartini, Yupi (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

Scribd.com. doc. Konsep Dasar Keperawatan Anak.


https://www.scribd.com/doc/107106455/Konsep-Dasar-Keperawatan-Anak. Diakses pada
tanggal 12 Oktober 2020

43

Anda mungkin juga menyukai