DISUSUN OLEH :
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatnya
kami dapat menyelesaikan tugas “FARMAKOLOGI DAN DIET PADA
GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN”. Tugas ini berhasil kami selesaikan
tentunya berkat bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak khususnya rekan-
rekan yang telah meluangkan waktunya untuk membantu proses pengerjaan tugas
ini.
Jombang,...Mei 2019
(Penulis)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I . PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3. Tujuan ........................................................................................................
BAB II . PEMBAHASAN
2.1. Glomerulonephritis Akut
2.1.1 Definisi...............................................................................................
2.1.2 Etiologi...............................................................................................
2.1.3 Manifestasi klinis............................................................................
2.1.4 Farmakologi...................................................................................
2.1.5 Terapi untuk gagal ginjal.................................................................
2.1.6 Penatalaksanaan Non farmakologi.................................................
2.2 Gagal Ginjal Akut
2.2.1 Definisi..............................................................................................
2.2.2 Etiologi.............................................................................................
2.2.3 Manifestasi Klinis..............................................................................
2.2.4 Farmakologi.....................................................................................
2.2.2 Diet pada gagal ginjal akut...............................................................
2.3 Sindrom Nefrotik
2.3.1 Definisi.............................................................................................
2.3.2 Etiologi.............................................................................................
2.3.3 Manifestasi Klinis...............................................................................
2.3.4 Penatalaksanaan sindrom nefrotik.....................................................
2.3.2 Diet..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Sindrom Nefrotik (SN) adalah suatu sindrom yang mengenai ginjal yang
di tandai dengan adanya proteinuria berat, hipoalbuminemia, edema dan
hiperkolesterolemia (Singapoera,1993). Berdasarkan etiologinya, dibagi
menjadi SN primer (idiopatik) dan SN sekunder.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan
menambah wawasan tentang penatalaksanaan farmakologi dan diet pada
glomerulonefritis akut, gagal ginjal akut, dan Sindrom Nefrotik.
BAB II
PEMBAHASAN
Gagal ginjal akut adalah keadaan di mana fungsi ginjal menurun secara
mendadak. Keadaan ini dapat disebabkan oleh berbagai penyebab seperti
kekurangan cairan, infeksi atau adanya sumbatan aliran keluar urine. Pada
umumnya, gagal ginjal akut merupakan komplikasi dari penyakit serius
lainnya. Jika tidak segera ditangani dengan baik, gagal ginjal akut bisa
memicu berhentinya fungsi ginjal dan bahkan membahayakan nyawa
penderitanya.
Penyebab gagal ginjal akut terbagi menjadi tiga faktor, yaitu faktor
prerenal, renal dan post renal.
1. Faktor prerenal merupakan faktor yang menyebabkan perburukan
fungsi ginjal sebelum organ ginjal. Salah satu penyebab prerenal
paling umum adalah syok hipovolemik, suatu kondisi kekurangan
cairan yang menyebabkan aliran darah ke ginjal berkurang.
2. Faktor renal berarti gagal ginjal terjadi akibat kerusakan yang
terjadi pada ginjal. Beberapa gangguan yang dapat menyebabkan
kerusakan ginjal secara langsung adalah toksin, metanol dan
infeksi.
3. Faktor post renal adalah suatu keadaan di mana ginjal dapat
membentuk urine dengan cukup baik, namun alirannya dalam
saluran kemih terhambat. Hal ini dapat dijumpai pada tumor
daerah perut bawah yang menyebabkan urine terbendung dan
menyebabkan kerusakan ginjal.
2.2.1 Farmakologi
Obat yang digunakan pada gagal ginjal akut
1) Diuretika kuat (loop diuretics)
Contoh obat: furosemid.
2) Dopamin
.
a) Mekanisme aksi: dopamin bekerja sebagai diuretik dan
natriuretik dengan cara menghambat reseptor DA1 melalui
sodium-potasium ATPase pada epitelium tubular.
b) Dosis awal penggunaan dopamin adalah 2-5 mcg/kgBB per
menit, melalui infus. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap
hingga 5-10 mcg/kgBB per menit.
c) Kontra indikasi: Takikardi, adenoma prostat, feokromositoma.
d) Efek samping: Denyut jantung ektropik, gangguan
gastrointestinal.
e) Interaksi Dopamin
Berikut ini adalah beberapa interaksi yang dapat terjadi jika
dopamin digunakan dengan obat lain:
Meningkatkan risiko aritmia, jika digunakan dengan gas
bius, seperti halothane.
Mengurangi efektivitas dopamin, jika digunakan dengan
obat golongan penghambat beta, seperti propranolol dan
metoprolol.
Penyempitan pembuluh darah, jika digunakan dengan
obat penghambat adrenergik (alfa), seperti doxazosin.
Meningkatkan potensi efek samping obat
hydrocholorthiazide atau furosemide
Berisiko menyebabkan hipotensi dan bradikardia, jika
digunakan dengan phenytoin.
Tabel 5. Bahan Makanan Sehari Untuk ARF dengan Katabolik Ringan, BBI 60 kg
Bahan Makanan berat (g) urt
Beras 150 3 gls tim
telur ayam 50 1 btr
Ayam 50 1 ptg sdg
Ikan 50 1 ptg sdg
Tempe 25 1 ptg sdg
1
Tahu 50 /2 bh bsr
Sayuran 150 11/2 gls
Buah 300 3 ptg sdg pepaya
Minyak 25 21/2 sdm
gula pasir 40 4 sdm
Madu 30 3 sdm
Susu 200 1 gls
kue RP*) 100 2 Porsi
Nilai Gizi
Energi 1801kkal Besi 17,1mg
Protein 51g (11% energi total) Vitamin A 26449RE
Lemak 58g (28% energi total) Tiamin 1mg
Karbohidrat 286g (61% energi total) Vitamin C 245mg
Kalsium 623mg
Pagi Siang/Malam
Beras 50 g = 1gls tim Nasi 50 g = 1gls tim
telur ayam 50 g = 1btr ikan/ayam 50 g = 1ptg sdg
sayuran 50g = 1/2gls tim tempe/tahu 25/50 g = 1ptg sdg
Minyak 5 g = 1/2sdm Sayuran 50 g = 1/2gls
Susu 200 g = 1gls tim Sayuran 150 g = 11/2ptg sdg pepaya
gula pasir 10 g = 1sdm Minyak 150 g = 1sdm
2.3.2 Etiologi
Penyebab Kriteria
Glomerulonefritis primer - GN lesi minimal (GNLM)
- Glomerulosklerosis fokal (GSF)
- GN membranosa (GNMN)
- GN membranoproliferatif (GNMP)
- GN poliferative lain
Keganasan:
- Adenokarsinoma paru, payudara,
kolon, limfoma Hodgin, mieloma
multiple, dan karsinoma ginjal
Lain- lain
- Diabetes melitus, amiloidosis, pre-
eklamsia, rejeksi alograf kronik,
refluks vesikoureter, atau sengatan
lebah
1. Edema
2. Oliguria
3. Tekanan darah normal
4. Proteinuria dari sedang sanpai berat
5. Hipoproteinemia dengan rasio albumin : globulin terbalik
6. Hiperkoleterolemia
7. Ureum/kreatinin darah normal atau meninggi
8. Beta 1C globulin (C3) normal
3) Diuretik
Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan
pembentukan urin. Fungsi utama diuretik adalah untuk memobililasi
cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan keseimbangan
cairan sehingga volume cairan ekstrasel kembali menjadi normal.
Secara umum diuretik dapat dibagi menjadi dua golongan besar
yaitu: (1) diuretik osmotik; (2) penghambat mekanisme transport
elektrolit di dalam tubuli ginjal, yaitu penghambat karbonik
anhidrase, benzotiadiazid, DIURETIK hemat kalium dan diuretik
kuat. (Petri,2001).
a) Diuretik Osmotik,
Contoh golongan obat ini adalah manitol, urea, gliserin, dan
isosorbid. Manitol paling sering digunakan karena manitol tidak
mengalami metabolisme dalam badan dan hanya sedikit sekali
direabsorbsi tubuli bahkan praktis dianggap tidak direbsorbsi.
Manitol harus diberikan secara IV, manitol didistribusikan ke
cairan ekstrasel. Oleh karena itu pemberian larutan manitol
hipertonis yang berlebihan akan meningkatkan osmolaritas
cairan ekstrasel , sehingga secara tidak diharapkan akan terjadi
penambahan jumlah cairan ekstrasel yang berbahaya pada
pasien payah jantung. Kadang-kadang manitol juga dapat
menimbulka hipersensitif. Manotol di kontraindikasikan pada
penyakit ginjal dengan anuria,kongesti atau udem paru yang
berat, dehidrasi berat dan pendarahan intrakranial kecuali bila
akan dilakukan kraniotomi. Infus manitol harus segera
dihentikan bila terdapat tanda-tanda gangguan fungsi ginjal yang
progresif, payah jantung dan kongesti paru. (Petri,2001)
b) Penghambat Karbobik Anhidrase
Karbonik anhidrase adalah enzim yang mengkatalisis reaksi
CO2+H2OH2CO3. Enzim ini terdapat antara lain dalm sel
korteks renalis, pancreas, mukosa lambung, mata, eritrosit dan
SSP tetapi tidak terdapat dalam plasma. Dalam tubuh, H2CO3
berada dalam keseimbangan dengan ion H dan HCO3 yang
sangat penting dalam system buffer darah. Contoh yang banyak
digunakan dalam klinik adalah asetazolamid yang merupakan
suatu sulfonamide tanpa aktivitas anti bakteri. (Sunaryo,1995).
Efek farmakodinamik yang utama dari asetazolamid adalah
penghambat karbonik anhidrase secara nonkompetitif pada sel
epitel tubulus proksimal. Sekresi H oleh sel tubuli berkurang
karena pembentukan H dan HCO3 yang berkurang, sehingga
pertukaran Na dan H terhambat. Hal ini mengakibatkan
meningkatnya eksresi bikarbonat, natrium dan kalium melalui
urin sehingga urin menjadi alkalis. Bertambahnya ekskresi
kalium disebabkan oleh pertukaran Na dan K menjadi lebih
aktif, menggantikan pertukaran H. Meningkatnya ekskresi
elektrolot menyebabkan bertambahnya eksresi
air.(Sunaryo,1995). Asetazolamid mudah diserap melalui
saluran cerna, kadar maksimal dalam darah dicapai dalam 2 jam
dan ekskresi melalui ginjal sudah sempurna dalam 24 jam.
Asetazolamid terikat kuat pada karbonik anhidrase, sehingga
terakumulasi dalam sel yang banyak mengandung enzim ini,
terutama sel eritrosit dan korteks ginjal. Obat penghambat
karbonik anhidrase tidak dapat masuk ke eritrosit, jadi efeknya
terbatas pada ginjal saja.
c) Tiazid
Tiazid merupakan obat diuretik yang paling banyak
digunakan. Obat-obat ini merupakan derivate sulfonamide dan
strukturnya berhubungan dengan penghambat karbonik
anhidrase. Tiazid memiliki aktivitas diuretik lebih besar
daripada asetazolamid, dan obat-obat ini bekerja di ginjal
dengan mekanisme yang berbeda-beda. Semua tiazid
mempengaruhi tubulus distal untuk menurunkan reabsorbsi Na
dengan menghambat kotransporter Na/Cl pada membrane
lumen, serta memiliki sedikit efek pada tubulus
proksimal.(Mycek,2001). Efek farmakodinamik tiazid yang
utama adalah meningkatkan ekskresi natrium, klorida dan
sejumlah air. Efek natriuresis dan kloruresis ini disebabkan oleh
penghambatan mekanisme reabsorbsi elektrolit pada tubulus
distal. Tiazid dapat mengurangi kecepatan filtrasi glomerulus,
terutama bila diberikan secara intravena. Efek ini mungkin
disebabkan oleh pengurangan aliran darah ginjal, tetapi hanya
mempunyai arti klinis bila fungsi ginjal sudah menurun.
Absorbsi tiazid melalui saluran cerna sangat baik dan efek obat
umumnya terlihat setelah satu jam. (Sunaryo,1995). Tiazid
diberikan sebagai terapi Sindrom Nefrotik yang disertai edema
hanya jika pengobatan dengan loop diuretic gagal.
(Mycek,2001).
d) Loop Diuretics
Bumetanid, furosemid, torsemid, dan asam etakrinat
merupakan empat diuretik yang efek utamanya pada pars
asendens ansa Henle. Dibandingkan semua kelas diuretik lain,
obat-obat ini memiliki efektivitas yang tertinggi dalam
memobilitas Na dan Cl dari tubuh. Loop diuretik menghambat
kotranspor Na/K/Cl dari membrane lumen pada pars asendens
ansa Henle, karena itu reabsorbsi Na, K, dan Cl menurun. Loop
diuretk merupakan obat yang paling efektif, karena pars
asendens bertanggung jawab untuk reabsorbsi 25-30% NaCl
yang disaring. Loop diuretic bekerja cepat, bahkan diantara
pasien dengan fungsi ginjal yang terganggu atau tidak bereaksi
terhadap tiazid atau diuretik lain.(Mycek,2001)
e) Diuretik Hemat Kalium
Obat – obat ini bekerja di tubulus renalis rektus untuk
menghambt reabsorbsi Na, sekresi K dan sekresi H. Diuretik
hemat kalium digunakan terutama bila kadar aldosteron dalam
tubuh berlebihan. Yang tergolong dalam kelompok ini adalah
antagonis aldosteron, triamteren dan amilirid yang efek
diuretiknya tidak sekuat loop diuretic. (Mycek,2001)
f) Penggunaan Diuretik Dalam Terapi Sindrom Nefrotik
Pemberian diuretik pada Sindrom Nefrotik serng tidak
efektif karena keadaan hipovolemia akibat penurunan kadar
albumin, kalaupun efektif sangat berbahaya bila diberikan
secara agresif,karena:
Sering terjadi pecahnya pembuluh darah serebral dan
trombosis vena besar akibat penurunan volume
intravaskuler bersam-sama dengan penurunan protein anti-
trombin
Mempercepat terjadinya hiponatremi (bersama-sama diet
rendah garam), hipokalemi dan gagal ginjal.
4) Kortikosteroid
Penatalaksanaan Sindrom Nefrotik dengan kortikosteroid
(Singadipoera,1993). Yaitu:
a) Sebelum pemberian kortikosteroid perlu dlakukan pemeriksaan
skrining untuk menentukan ada tidaknya TBC.
b) Obat golongan kostikosteroid yang sering dgunakan adalah
prednison dan prednisolon.
c) Pengobatan dengan prednison, secara luas dipakai standar
International Study of Kidney Disease in Children (ISKDC),
yaitu:
Empat minggu pertama: prednisom 60 mg/hari (2 mg/kg/BB)
dibagi dalam 3-4 dosis sehari. Dosis ini diteruskan selama 4
minggu tanpa memperhitungkan adanya remisi atau tidak
(maksimum 80 mg/hari).
Empat minggu kedua: predinison diteruskan dengan dosis 40
mg/hari, diberikan dengan cara intermitten, yaitu 3 hari
berturut-turut dalam 1 minggu depan dosis tunggal setelah
makan pagi atau alternate, yaitu selang sehari dengan dosis
tunggal setelah makan pagi.
Tapering-off. Prednison berangsur-angsur diturunkan tiap
minggunya menjadi 30 mg, 20 mg, 10 mg/hari, diberiakan
secara intermitten atau alternate.
Bila terjadi relaps, pengobatan diulangi dengan cara yang
sama.
5) Zat Alkilator
Zat akilator bekerja sebagai sititiksik dengan cara terikat
secara kovalen pada golongan nukleofilik konstituen berbagai jenis
sel. Dengan kata lain zat alkilator ini merusak transkipsi DNA
dengan cara menyerang rantai alkil pada basa purin. Alkilator
bersifat sitotoksik dan imunesupresif. Beberapa obat yang banyak
digunakan sebagai terapi SindromNefrotik adalah siklofosfamid,
nitrogen mustard, dan klorambusil. (Mycek,2001) Siklofosfamid
merupakan zat alkilator yang paling banyak digunakan.
Siklofosfamid akan mengalami biotransformasi hidroksilasi oleh
sistem sitokrom P-450. Zat antara hidroksilasi ini akan terurai dalam
bentuk aktif, mustard fosforamid dan akrolein. Reaksi fosforamid
mustard denganDNA dianggap bersifat sitotoksik. Obat ini
mempunyai spektrum klinik yang luas, digunakan baik tunggal atau
bagian dari suatu regimen pengonbatan berbagai jenis penyakit
neoplasma maupun non neoplasma seperti sindrom nefrotik
(Mycek.2001)
6) Antibiotik
Terapi antibiotik digunakan jika pasien Sindrom Nefrotik
mengalami infeksi. Infeksi ini harus diobati dengan adekuat untuk
mengurangi morbiditas penyalit. Jenis antibiotik yang banyak
dipakai yaitu golongan penisilin dan sefalosporin. (Hay
William,2003)
2.3.5 DIET
A. Jenis Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari atau Dapat Dikonsumsi
Diet rendah sodium membatasi asupan sodium per hari antara 1500-
2000 mg per hari
Chicken nugget,Chicken
Daging ayam
wings siap saji
Mi Instan
Mi Mi telur atau mi pabrikan Homemade pasta
lainnya
Buah segar
Buah - Buah dalam kaleng
Buah beku
Asinan sayur/acar
Sayuran segar
Sayuran yang sudah
Sayuran beku
Sayuran diasinkan
Sayuran dalam kaleng yang
Jus sayuran dalam
rendah sodium
kemasan
Cabe bubuk
Garam
Bubuk kari
Monosodium Glutamate
Cengkeh
(MSG)
Pala
Olives (zaitun)
Lada hitam dan putih
Barbeque sauce
Cuka
Bumbu Saus dan sambal
Bawang putih dan bawang
botol/dalam kemasan
putih bubuk
Kecap
Bawang bombay
Mustard
Paprika
Salad Dressing seperti
Daun salam
saus Thousand Island
Daun kemangi
Mentega
Margarin
Lemak Lemak dari daging
Minyak sayur
Mayonnaise
Minuman ringan
berkarbonasi (soft drink)
Minuman Jus buah dalam kemasan Air mineral
Minuman penambah
energi (energy drink)
Sangat rendah sodium (very low Sama dengan atau kurang dari 35 mg sodium per
sodium) takaran saji
Tanpa garam (Unsalted, no added Garam tidak ditambahkan selama proses pembuatan
salt, without added salt) makanan
Batasi konsumsi telur yakni maksimal 2 telur per minggu, atau konsumsi
hanya putih telurnya saja
Konsumsi daging tanpa lemak, daging ayam saja tanpa kulitnya, perbanyak
konsumsi ikan dan kacang-kacangan.
Gunakan minyak yang lebih sehat seperti olive oil, canola oil, dan minyak
kelapa (bukan minyak kelapa sawit).
Hindari konsumsi lemak jenuh (produk yang mengandung susu dan lemak
hewani) dan hentikan konsumsi trans fat (banyak terkandung di dalam
makanan olahan dan makanan siap saji)[5]
Hitung asupan air setiap hari dengan mengukur volume gelas atau botol
minum favorit pasien dan gunakan selalu gelas atau botol minum tersebut
untuk minum.
Hindari mengkonsumsi makanan yang asin karena lebih cepat
menyebabkan haus.
Es teh atau lemonade lebih bisa menghilangkan haus daripada minuman
berkarbonasi (soda).
Mengunyah permen karet atau permen yang keras dapat membantu
menghilangkan haus.
Berkumur dengan air dingin dapat membantu mengurangi rasa haus.
Menghisap lemon dapat merangsang saliva dan melembabkan rongga
mulut.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Glomerunefritis merupakan penyakit perdangan ginjal bilateral.
Glomerulonefritis akut paling lazim terjadi pada anak-anak 3 sampai 7
tahun meskipun orang dewasa muda dan remaja dapat juga terserang ,
perbandingan penyakit ini pada pria dan wnita 2:1.
Ginjal merupakan organ penting dari tubuh manusia karena ginjal
mempunyai fungsi regulasi dan ekskresi, serta mengekskresikan
kelebihannya (sisa metabolisme) sebagai kemih. Ginjal juga mengeluarkan
sisa metabolisme (seperti urea, kreatinin, dan asam urat) dan zat kimia
asing. Akibat suatu hal ginjal dapat mengalami ganguan fisiologis, salah
satunya adalah gagal ginjal. Gagal ginjal dapat terjadi secara langsung
(akut) atau dalam jangka waktu yang lama (kronis).
Sindrom Nefrotik adalah suatu sindrom yang mengenai ginjal yang
di tandai dengan adanya proteinuria berat, hipoalbuminemia, edema dan
hiperkolesterolemia (Singapoera,1993).
3.2 SARAN
Untuk keluarga dan penderita glomerulonefritis akut, gagal ginjal,
dan nefrotik sindrom lebih memperhatikan pola makan dan asupan protein
serta kalori yang dikonsumsi setiap harinya serta pengobatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Wiki Buku.2019. BUKU SAKU FARMAKOTERAPI/GAGAL GINJAL AKUT.
https://id.wikibooks.org/wiki/Buku_Saku_Farmakoterapi/Gagal_Ginjal_Akut.diak
ses tanggal 17 Mei 2019
https://health.detik.com/penyakit/d-1763329/glomerulonefritis-peradangan-pada-
alat-penyaring-ginjal