DISUSUN OLEH:
ALVIKA MILA (2017.03.0044)
EKA MARLIANA (2017.03.0049)
SUMARSONO (2019.03.0678)
DOSEN PEMBIMBING:
Vendi Eko Kurniawan S.Kep.,Ns.,M.Kep
Pada usia mereka yang telah lanjut, sebagian diri mereka masih
mempunyai kemanpuan untuk bekerja. Permasalahannya yang mungkin timbul
adalah bagaiman memfungsikan tenaga dan kemampunan mereka tersebut di
dalam situasi keterbatasan kesempatan kerja. Masalah – masalah pada lanjut usia
di kategorikan ke dalam empat besar penderitaan lanjut usia yaitu imobilisasi,
ketidakstabilan, gangguan mental, dan inkontinensia. Imobilisasi dapat
disebabkan karena alasan psikologis dan fisik. Alasan psikologis diantaranya
apatis, depresi, dan kebingungan. Setelah faktor psikologis, masalah fisik akan
terjadi sehingga memperburuk kondisi imobilisasi tersebut dan menyebabkan
komplikasi sekunder (Watson, 2003).
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata
yang melihat kejadian, yang mengakibatkan seseorangmendadak terbaring dan
terduduk di lantai atau tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan
kesadaran atau luka yang akibat jatuh dapat menyebabkan imobilisasi (Reuben,
1996 dalam Darmojo, 2000).
Gangguan mental merupakan yang sering terjadi sehubungan dengan
terjadinya kemerosotan daya ingat. Beberapa kasus ini berhubungan dengan
penyakit – penyakit yang merusak jaringan otak, sehingga kebanyakan masalah
turunnya daya ingat lanjut usia bukanlah sebagai akibat langsung proses penuaan
tetapi karena penyakit. Sebagian besar lanjut usia memerlukan perawatan karena
menderita gangguan mental. Konfusi (kebingungan) adalah masalah utama yang
memfunyai konsekuensi untuk semua aktivitas sehari – hari. Lanjut usia yang
mengalami konfusi tidak akan mampu untuk makan, tidak mampumengontrol diri,
bahkan menunjukkan perilaku yang agresif sehingga lanjut usia memerlukan
perawatan lanjutan untuk mengatasi ketidakmampuan dan keamanan lingkungan
tempat tinggal lanjut usia secara umum. Bantuan yang di berikan adalah melalui
petugas panti dan dukungan keluarga. Insiden inkontinensia biasanya meningkat
pada lanjut usia yang kehilangan kontrol berkemih dan defekasi. Hal ini
berhubungan dengan faktor akibat penuaan dan faktor nutrisi seperti yang telah di
jelaskan diatas adalah efek dari imobilisasi (Darmojo, 2000).
a) Teori Biologis
Teoti Aktivitas. Teori ini berlawanan dengan teori pelepasan dimana teori
ini berpandangan bahwa walaupun lanjut usia pasti terbebas dari aktivitas,
tetapi mereka secara bertahap mengisi waktu luangnya dengan melakukan
aktivitas lain sebagai kompensasi dan penyesuaian. dengan kata lain sebagai
orang yang telah berumur, mereka meninggalkan bentuk aktivitas yang pasti
dan mengkompensasikan dengan melakukan banyak aktivitas yang baru untuk
mempertahankan hubungan antara sitem sosial dan individu daru usia
pertengahan kelanjut usia.
a) Penuaan pada kemikal dengan manifestasi perubahan struktur kristal atau pada
makromolekular,
b) Penuaan ekstraseluler dengan manifestasi progresif pada jaringan kolagen dan
jaringan elastis atau kekurangan amiloid,
c) Penuaan intraseluler dengan menifestasi perubahan komponen sel normal atau
akumulasi substansi
d) Penuaan pada organism
Pada lansia sering terjadi komplikasi penyakit atau multiple penyakit. Hal ini
di pengaruhi berbagai faktor, terutama oleh perubahan-perubahan dalam diri
lansia tersebut secara fisiologis. Lansia akan lebih sensitive terhadap penyakit
seperti terhadap nyeri, temperature, dan penyakit berkemih.
1.1.6 Penyakit umum pada lanjut usia
1. Gangguan pendengaran
2. Bronkhitis kronis
3. Gangguan tungkai
4. Gangguan pada sendi
5. Dimensia
6. DM, osteomalasia, hipotiroidisme
1.2.3 Patofisiologi
d. Riwayat penyakit keluarga: Kaji adanya keluarga dari generasi terdahulu yang
mempunyai keluhan yang sama dengan klien karena klien gout dipengaruhi
oleh faktor genetic.
e. Aktivitas dulu dan sekarang: Seseorang yang tak pernah berolahraga atau
diikutsertakan dalam aktivitas mungkin memiliki kesukaran dalam memulai
suatu program latihan di usia lanjut, terutama jika aktivitas tersebut sulit atau
menyakitkan.
f. Pola nutrisi
Menggambarkan masukan nutrisi, nafsu makan, pola makan, kesulitan
menelan dan mual muntah.
g. Pola eliminasi
Menjelaskan pola fungsi ekskresi, defekasi, ada tidaknya masalah defekasi.
h. Personal Hygine
Berbagai kesulitan melaksanakan aktivitas pribadi, ketergantungan.
i. Neurosensori
Kebas / kesemutan tangan dan kaki, hilang sensasi jari tangan, pembengkakan
pada sendi.
Rencana tindakan:
1. kaji pengetahuan klien dan keluarga dalam hal perawatan bagi
penderita gangguan mobilitas
2. nilai keyakinan klien terhadap setiap usaha perawatan
3. monitor cara latihan yang telah dilakukan oleh klien
4. monitor tanda-tanda vital
5. monitor kekuatan otot dan ROM pada klien
6. diskusikan cara-cara melatih pergerakan pada klien
7. demonstrasikan cara-cara melatih pergerakan pada klien dan keluarga.
8. Kolaborasi, beri lingkungan yang aman dan anjurkan untuk
menggukan alat bantu
9. Kolaborasi obat – obatan sesuai indikasi (steroid).
3. Resiko injury
- Tujuan jangka panjang:
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam masalah
cidera klien tidak terjadi.
- Tujuan jangka pendek:
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam klien dapat
meminimalkan resiko cidera.
Criteria hasil:
1. tidak ada laporan jatuh darikeluarga atau klien
2. tidak terdapat tanda-tanda jatuh pada klien
Rencana:
1. kaji pengetahuan klien dan keluarga terhadap perubahan fisik pada
lanjut usia dan akibatnya
2. monitor tanda-tanda jatuh pada klien
3. diskusikan dengan klien dan keluarganya mengenai perubahan pada
lanjut usia proses menua, batasan lanjut usia, perubahan pada system
tubuh, akibat perubahan.
4. Gali pengetahuan klien dan keluarga mengenai upaya pencegahan agar
klien tidak jatuh
5. Monitor sumber-sumber dalam keluarga yang ada dan dan dapat
digunakan peralatan biaya tenaga
6. Kaji factor pendukung terjadinya jatuh: kondisi rumah, kondisi
penderita
7. Diskusikan cara-cara pencegahan jatuh pada klien modifikasi
lingkungan
8. Beri motivasi klien dan keluarga untuk mempraktekkan cara
pencegahan
9. Beri pujian atas usaha yang dilakukan.
TINJAUAN KASUS
2.1 Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny. A
Tempat tgl lahir : percut, 7 januari 1943
Jenis Kelamin : Perempuan
Status perkawinan : kawin
Agama : islam
Suku : melayu
Alamat : dusun XI desa percut
a) Ruangan
Terkesan tidak rapi atau berantakan
b) Penerangan
Kurang
c) Sirkulasi udara
Kurang karena hanya terdapat satu jendela didepan rumah
d) Sumber air minum
PAM
e) Keadaan kamar mandi
Kecil dan lantai licin dan berlumut
f) Pembuangan sampah
Ditumpuk didepan rumah
g) Resiko injury
Kamar mandi berlumut dan licin
4. Riwayat kesehatan
c) Pola kebiasaan
1) Makan dan minum
Ny. A mengatakan makan 3 kali sehari tapi makanan dikonsumsinya
sedikit tergantung nafsu makannya.
2) Eliminasi
Ny. A mengatakan BAK dan BAB dapat dilakukannya sendiri dengan
mandiri, tetapi keluhan yang dirasakan tidak dapat mengontrol BAK jika
mau ke kamar mandi, kadang sudah keluar sendiri sebelum sampai ke
kamar mandi.
3) Toileting
a. Mandi: Ny. A mengatakan mandi 1 hari sehari dilakukan sendiri
b. Gosok gigi: jarang dilakukan, karena merasa giginya sudah ompong
semua
c. Mencuci rambut: seminggu sekali
d. Berpakaian dan berhias: memakai sendiri tanpa bantuan.
d) Istirahat tidur
Ny. A mengtakan biasanya tidur malam mulai jam 21.00 WIB jika siang Ny.
A beristiahat di dalam rumah atau diluar rumah
e) Aktivitas
Ny. A mengatakan tidak pernah berolahraga, paling nyapu, berpindah masih
dilakukan secara mandiri tetapi Ny. A mengatakan sudah tidak mampu
berjalan jauh.
f) Neurosensori
Ny.A mengatakan tidak mampu jalan jauh kedua kaki kebas dan kesemutan.
g) Psikososial
a. Hubungan social
Ny. A mengatakan tiak mengikuti salah satu kegiatan di masyarakat
dengan alas an sudah tua
b. Konsep diri
Ny. A mengatakan semua bagian tubuhnya di sukai. Sekarang peran Ny. A
adalah sebagai ibu dan nenek yang diharapkan keluarganya dapat sebagai
tempat mengadu
i) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
sadar penuh (kompos mentis) orientasi terhadap orang, waktu, tempat
dan situasi baik. Penampilan kurang rapi, rambut di ikat tetapi acak-
acakan
b. tanda-tanda vital
TD: 130/90 mmHg
kepala dan rambut: rambut sebagian sudah beruban, tmpak
berminyak dan berbau.
Mata masih dapat melihat dengan jelas
Telinga bersih, fungsi pendengaran masih baik.
Mulut, gigi, bibir: mulut bau,
DS:
DO:
No Dx Diagnose Keperawatan
1 Kerusakan mobilitas fisik b/d ketidakmauan untuk melakukan
pergerakan di tandai dengan Ny.A mengatakan merasakan
sakit pada bagian kaki, seperti kesemutan, kebas, Ny.A
mengatakan dia tidak pernah berolahraga, paling nyapu, postur
tubuh tidak stabil ketika berjalan tremor perubahan gaya jalan
lambat kaki diseret.
2 Resiko injury b/d ketidakmampuan dalam bergerak ditandai
dengan Ny.A mengtakan dia sudah tidak mampu berjalan jauh,
kedua kaki saya kebas, dan kesemutan, keluarga mengatakan “
ya beginilah rumah kami seperti ini”, Ny.A tampak berjalan
tapi sempoyongan, lantai kamar mandi licin dan berlumut,
perabotan dan peralatan tidak rapi, penerangan kurang