LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA LANSIA DENGAN OSTEOARTRITIS
KEPERAWATAN GERONTIK
YULIYANTI
(5021031118)
3. Keracunan Oksigen
Teori tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel di
dalam tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen yang
mengandung zat racun dengan kadar yang tinggi, tanpa
mekanisme pertahan diri tertentu. Ketidakmampuan
mempertahankan diri dari toksik tersebut membuat struktur
membran sel mengalami perubahan dari rigid, serta terjadi
kesalahan genetic (Tortora dan Anaggnostakos, 1990).
Membran sel tersebut merupakan alat untuk memfasilitas sel
dalam berkomunikasi dengan lingkungannya yang juga
mengontrol proses pengambilan nutrisi dengan proses ekskresi
zat toksik di dalam tubuh. Fungsi komponen protein pada
membran sel yang sangat penting bagi proses di atas,
dipengaruhi oleh rigiditas membran tersebut. Konsekuensidari
kesalahan genetik adalah adanya penurunan reproduksi sel oleh
mitosis yang mengakibatkan jumlah sel anak di semua jaringan
dan organ berkurang. Hal ini akan menyebabkan peningkatan
kerusakan sistem tubuh (Azizah, 2011)
4. Sistem Imun
Kemampuan system imun mengalami kemunduran pada masa
penuaan. Walaupun demikian, kemunduran kemampuan sistem
yang terdiri dari sistem limfatik dan khususnya seldarah putih,
juga merupakan faktor yang berkontribusi dalam proses
penuaan. Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca
tranlasi, dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem
imun tubuh mengenali dirinya sendiri. Jika mutasi isomatik
menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel,
maka hal ini akan dapat menyebabkan sistem imun tubuh
menganggapsel yang mengalami perubahan tersebut sebagai se
lasing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi
dasar terjadinya peristiwa autoimun. Disisi lain sistem imun
tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada
proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker menjadi
menurun, sehingga sel kanker leluasa membelah-belah (Azizah,
2011).
b) Teori Psikologis
1. Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)
Seseorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara
keaktifannya setelah menua. Sense of integrity yang dibangun
dimasa mudanya tetap terpelihara sampai tua. Teori ini
menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah meraka
yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial (Azizah,
2011).
3. Sistem Muskuloskeletal
Perubahan sistem muskuloskeletal pada lansia antara lain
sebagai berikut : Jaringan penghubung (kolagen dan elastin).
Kolagen sebagai pendukung utama kulit, tendon, tulang,
kartilago dan jaringan pengikat mengalami perubahan menjadi
bentangan yang tidak teratur.
b) Perubahan Kognitif
1. Memory (Daya ingat, Ingatan)
2. IQ (Intellegent Quocient)
3. Kemampuan Belajar (Learning)
4. Kemampuan Pemahaman (Comprehension)
5. Pemecahan Masalah (Problem Solving)
6. Pengambilan Keputusan (Decission Making)
7. Kebijaksanaan (Wisdom)
8. Kinerja (Performance)
9. Motivas
A. Konsep Osteoartritis
a. Pengertian
Adalah kondisi dimana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang
timbul karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi.
Sjamsulhidajat, dkk (2011) mendefinisikan OA sebagai kelainan sendi
kronik yang disebabkan karena ketidakseimbangan sintesis dan
degradasi pada sendi, matriks ekstraseluler, kondrosit serta tulang
subkondral pada usia tua.
b. Etiologi
Berdasarkan etiopatogenesisnya OA dibagi menjadi dua, yaitu OA
primer dan OA sekunder. OA primer disebut juga OA idiopatik yang
mana penyebabnya tidak diketahui dan tidak ada hubunganya dengan
penyakit sistemik, inflamasi ataupun perubahan lokal pada sendi,
sedangkan OA sekunder merupakan OA yang ditengarai oleh faktor-
faktor seperti penggunaan sendi yang berlebihan dalam aktifitas kerja,
olahraga berat, adanya cedera sebelumnya, penyakit sistemik,
inflamasi. OA primer lebih banyak ditemukan daripada OA sekunder
(Davey, 2006).
d. Patofisiologi
OA terjadi karena degradasi pada rawan sendi, remodeling tulang, dan
inflamasi. Terdapat 4 fase penting dalam proses pembentukan
osteoartritis yaitu fase inisiasi, fase inflamasi, nyeri, fase degradasi.
a) Fase inisiasi : Ketika terjadi degradasi pada rawan sendi, rawan
sendi berupaya melakukan perbaikan sendiri dimana khondrosit
mengalami replikasi dan memproduksi matriks baru. Fase ini
dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan suatu polipeptida yang
mengontrol proliferasi sel dan membantu komunikasi antar sel,
faktor tersebut seperti Insulin-like growth factor (IGF-1), growth
hormon, transforming growth factor b (TGF-b) dan coloni
stimulating factors (CSFs). Faktor-faktor ini menginduksi
khondrosit untuk mensintesis asam deoksiribo nukleat (DNA) dan
protein seperti kolagen dan proteoglikan. IGF-1 memegang peran
penting dalam perbaikan rawan sendi.
b) Fase inflamasi :Pada fase inflamasi sel menjadi kurang sensitif
terhadap IGF-1 sehingga meningkatnya pro-inflamasi sitokin dan
jumlah leukosit yang mempengaruhi sendi.IL-1 (Inter Leukin-1)
dan tumor nekrosis faktor-α (TNF-α) mengaktifasi enzim degradasi
seperti collagenase dan gelatinase untuk membuat produk
inflamasi pada osteoartritis. Produk inflamasi memiliki dampak
negatif pada jaringan sendi, khususnya pada kartilago sendi, dan
menghasilkankerusakan pada sendi.
c) Fase nyeri: Pada fase ini terjadi proses peningkatan aktivitas
fibrinogenik dan penurunan aktivitas fibrinolitik. Proses ini
menyebabkan penumpukan trombus dan komplek lipid pada
pembuluh darah subkondral sehingga menyebabkan terjadinya
iskemik dan nekrosis jaringan. Hal ini mengakibatkan lepasnya
mediator kimia seperti prostaglandin dan interleukin yang dapat
menghantarkan rasa nyeri. Rasa nyeri juga berupa akibat lepasnya
mediator kimia seperti kinin yang dapat menyebabkan peregangan
tendo, ligamen serta spasme otot-otot. Nyeri juga diakibatkan oleh
adanya osteofit yang menekan periosteum dan radiks saraf yang
berasal dari medulla spinalis serta kenaikan tekanan vena
intramedular akibat stasis vena pada pada proses remodelling
trabekula dan subkondrial.
d) Fase degradasi : IL-1 mempunyai efek multipel pada sel cairan
sendi yaitu meningkatkan sintesis enzim yang mendegradasi rawan
sendi. Peran makrofag didalam cairan sendi juga bermanfaat, yaitu
apabila terjadi jejas mekanis, material asing hasil nekrosis jaringan
atau CSFs akan memproduksi sitokin aktifator plasminogen (PA).
Sitokin ini akan merangsang khondrosit untuk memproduksi CSFs.
Sitokin ini juga mempercepat resorpsi matriks rawan sendi. Faktor
pertumbuhan dan sitokin membawa pengaruh yang berlawanan
selama perkembangan OA. Sitokin cenderung merangsang
degradasi komponen matriks rawan sendisedangkan faktor
pertumbuhan merangsang sintesis (Sudoyoet. et al, 2007)
e. Klasifikasi
Menurut Kellgren dan Lawrence osteoartritis dalam pemeriksaan
radiologis diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Grade 0: Normal, Tidak tampak adanya tanda-tanda OA pada
radiologis.
b) Grade 1: Ragu-ragu, tanpa osteofit.
c) Grade 2: Ringan, osteofit yang pasti, tidak terdapat ruang antar
sendi.
d) Grade 3: Sedang, osteofit sedang, terdapat ruang antar sendi yang
cukup besar.
e) Grade 4: Berat atau parah, osteofit besar, terdapat ruang antar sendi
yang lebar dengan sklerosis pada tulang subkondral.
f. Asuhan Keperawatan
a) Pengkajian
1. Identitas Klien
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
5. Tinjauan Sistem
6. Pengkajian Psikososial
7. Pengkajian Spiritual
8. Pengkajian Fungsional Klien
9. Pengkajian Status Mental
b) Analisa Data
c) Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan adanya inflamasi pada sendi
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan rentang
pergerakan sendi
No NIC Aktivitas
1 Manajemen Nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri
2. Ajarkan teknik non
farmakologi
3. Evaluasi keefektifan
control nyeri
2 Terapi: Mobilitas 1. Tentukan keterbatasan
dalam melakukan
pergerakan
2. Tentukan tingkat motivasi
pasien untuk
mempertahankan atau
mengembalikan mobilitas
sendi
3. Dukung latihan ROM aktif
dan atau pasif jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
http://www.depkes.go.id/resources/download/RAP%20Unit%20Utama
%202015-2019/5.%20Ditjen%20P2P.pdf. Diakses 10 November 2018
https://www.slideshare.net/nisagutherzigerengel/format-pengkajian-lansia-
new. Diakses 10 januari 2021
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_
%26_REKREASI/PRODI._ILMU_KEOLAHRAGAAN/198007212006042
IMAS_DAMAYANTI/Penyakit_pada_Lansia.pdf. Diakses 10 januari 2021