Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN GERONTIK PADA LANSIA Tn. PK


DENGAN GASTRITIS DI BR. PACUNG, DESA PEJENG
KELOD, KECAMATAN TAMPAKSIRING,
KABUPATEN GIANYAR
TANGGAL 1 – 3 AGUSTUS 2022

OLEH :
SANG AYU PUTU WIDYA WISTARANI
NIM : C2121041

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2022
LAPORAN PENDAHULUAN PADA LANSIA

DENGAN GASTRITIS

I. KONSEP LANSIA

A. Proses Menua

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan

kemamuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti dengan mempertahankan fungsi

normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan

yang diderita (Constantinides, 1994).

Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik,

yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui,

ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan

melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan

fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia

yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase

hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004

dalam Psychologymania, 2013).

B. Batasan Lanjut Usia Lansia

Menurut organisasi kesehatan dunia WHO dalam psycologymania 2013 batasan

lanjut usia meliputi :

1. Usia pertengahan (middle age) : usia 45-54 tahun

2. Lanjut usia (elderly) : antara 60-74 tahun

3. Lanjut usia tua (old) : antara 75-90 tahun

4. Usia sangat tua (very old) : di atas 90 tahun.


Seseorang dikatakan sebagai orang jompo atau usia lanjut setelah yang

bersangkutan mencapai usia 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari

nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari, dan menerima nafkah dari orang

lain‖ (Santoso, 2009).

C. Karakteristik Lansia

Menurut Keliat dalam Maryam (2008), lansia memiliki karakteristik sebagai

berikut :

1. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) UU No.13 tentang

kesehatan)

2. Kebutuan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari

kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi

maladaptif

3. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.

Karakteristik penyakit yang dijumpai pada lansia diantaranya:

1. Penyakit yang sering multipel, saling berhubungan satu sama lain

2. Penyakit bersifat degeneratif, serta menimbulkan kecacatan

3. Gejala sering tidak jelas, berkembang secara perlahan

4. Masalah psikologis dan sosial sering terjadi bersamaan

5. Lansia sangat peka terhadap penyakit infeksi akut

6. Sering terjadi penyakit yang bersifat iatrogenik.

D. Teori Menua

Teori penuaan secara umum menurut Lilik Ma’rifatul (2011) dapat dibedakan

menjadi dua yaitu teori biologi dan teori penuaan psikososial.


1. Teori Biologi

a. Teori Seluler

Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan kebanyakan

sel–sel tubuh “diprogram” untuk membelah 50 kali. Jika sel pada lansia dari

tubuh dan dibiakkan di laboratrium, lalu diobrservasi, jumlah sel–sel yang akan

membelah, jumlah sel yang akan membelah akan terlihat sedikit. Pada beberapa

sistem, seperti sistem saraf, sistem musculoskeletal dan jantung, sel pada jaringan

dan organ dalam sistem itu tidak dapat diganti jika sel tersebut dibuang karena

rusak atau mati. Oleh karena itu, sistem tersebut beresiko akan mengalami proses

penuaan dan mempunyai kemampuan yang sedikit atau tidak sama sekali untuk

tumbuh dan memperbaiki diri (Azizah, 2011)

b. Sintesis Protein (Kolagen dan Elastis)

Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada lansia. Proses

kehilangan elastiaitas ini dihubungkan dengan adanya perubahan kimia pada

komponen protein dalam jaringan tertentu. Pada lansia beberapa protein (kolagen

dan kartilago, dan elastin pada kulit) dibuat oleh tubuh dengan bentuk dan

struktur yang berbeda dari protein yang lebih muda. Contohnya banyak kolagen

pada kartilago dan elastin pada kulit yang kehilangan fleksibilitasnya serta

menjadi lebih tebal, seiring dengan bertambahnya usia (Tortora dan

Anagnostakos, 1990). Hal ini dapat lebih mudah dihubungkan dengan perubahan

permukaan kulit yang kehilangan elastisitanya dan cenderung berkerut, juga

terjadinya penurunan mobilitas dan kecepatan pada system musculoskeletal

(Azizah, 2011).
c. Keracunan Oksigen

Teori tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel di dalam tubuh untuk

mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat racun dengan kadar

yang tinggi, tanpa mekanisme pertahan diri tertentu. Ketidakmampuan

mempertahankan diri dari toksink tersebut membuat struktur membran sel

mengalami perubahan dari rigid, serta terjadi kesalahan genetik (Tortora dan

Anaggnostakos, 1990). Membran sel tersebut merupakan alat untuk memfasilitas

sel dalam berkomunikasi dengan lingkungannya yang juga mengontrol proses

pengambilan nutrisi dengan proses ekskresi zat toksik di dalam tubuh. Fungsi

komponen protein pada membran sel yang sangat penting bagi proses di atas,

dipengaruhi oleh rigiditas membran tersebut. Konsekuensi dari kesalahan genetik

adalah adanya penurunan reproduksi sel oleh mitosis yang mengakibatkan jumlah

sel anak di semua jaringan dan organ berkurang. Hal ini akan menyebabkan

peningkatan kerusakan sistem tubuh (Azizah, 2011).

d. Sistem Imun

Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa penuaan. Walaupun

demikian, kemunduran kemampuan sistem yang terdiri dari sistem limfatik dan

khususnya sel darah putih, juga merupakan faktor yang berkontribusi dalam

proses penuaan. Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca tranlasi,

dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali

dirinya sendiri. Jika mutasi isomatik menyebabkan terjadinya kelainan pada

antigen permukaan sel, maka hal ini akan dapat menyebabkan sistem imun tubuh

menganggap sel yang mengalami perubahan tersebut sebagai selasing dan

menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya peristiwa


autoimun. Disisi lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami

penurunan pada proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker menjadi

menurun, sehingga sel kanker leluasa membelah-belah (Azizah, 2011).

e. Teori Menua Akibat Metabolisme

Menurut MC Kay et all., (1935) yang dikutip Darmojo dan Martono (2004),

pengurangan “intake” kalori pada rodentia muda akan menghambat pertumbuhan

dan memperpanjang umur. Perpanjangan umur karena jumlah kalori tersebut

antara lain disebabkan karena menurunnya salah satu atau beberapa proses

metabolisme. Terjadi penurunan pengeluaran hormon yang merangsang pruferasi

sel misalnya insulin dan hormon pertumbuhan.

2. Teori Penuaan Psikososial

a. Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)

Seseorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara keaktifannya setelah

menua. Sense of integrity yang dibangun dimasa mudanya tetap terpelihara

sampai tua. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah

meraka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial (Azizah, 2011).

b. Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Identity pada

lansia yang sudah mantap memudahkan dalam memelihara hubungan dengan

masyarakat, melibatkan diri dengan masalah di masyarakat, kelurga dan

hubungan interpersonal (Azizah, 2011).

c. Teori Pembebasan (Disengagement Theory)

Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara pelan

tetapi pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari

pergaulan sekitarnya (Azizah, 2011).


E. Tugas Perkembangan Lansia

Menurut Patricia Gonce Morton dkk, 2011 tugas perkembangan keluarg yaitu:

1. Memutuskan dimana dan bagaimana akan menjalani hidup selama sisa umurnya.

2. Memelihara hubungan yang suportif, intim dan memuaskan dengan  pasangan

hidupnya, keluarga, dan teman.

3. Memelihara lingkungan rumah yang adekuat dan memuaskan terkait dengan status

kesehatan dan ekonomi

4. Menyiapkan pendapatan yang memadai

5. Memelihara tingkat kesehatan yang maksimal

6. Mendapatkan perawatan kesehatan dan gigi yang komprehensif

7. Memelihara kebersihan diri

F. Perubahan-perubahan yang Terjadi Pada Lansia

Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara degeneratif

yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri manusia, tidak hanya

perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial dan sekual (Azizah, 2011).

1. Perubahan Fisik

a. Sistem Indra

Sistem pendengaran; Prebiakusis (gangguan pada pendengaran) oleh karena

hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama

terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit

dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60 tahun.

b. Sistem Intergumen
Pada lansia kulit mengalami atropi, kendur, tidak elastis kering dan berkerut.

Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan berbercak. Kekeringan

kulit disebabkan atropi glandula sebasea dan glandula sudoritera, timbul pigmen

berwarna coklat pada kulit dikenal dengan liver spot.

c. Sistem Muskuloskeletal

Perubahan sistem muskuloskeletal pada lansia antara lain sebagai berikut:

Jaringan penghubung (kolagen dan elastin). Kolagen sebagai pendukung utama

kulit, tendon, tulang, kartilago dan jaringan pengikat mengalami perubahan

menjadi bentangan yang tidak teratur.

d. Kartilago

Jaringan kartilago pada persendian lunak dan mengalami granulasi dan akhirnya

permukaan sendi menjadi rata, kemudian kemampuan kartilago untuk

regenerasi berkurang dan degenerasi yang terjadi cenderung kearah progresif,

konsekuensinya kartilago pada persendiaan menjadi rentan terhadap gesekan.

e. Tulang

Berkurangnya kepadatan tualng setelah di obserfasi adalah bagian dari penuaan

fisiologi akan mengakibatkan osteoporosis lebih lanjut mengakibatkan nyeri,

deformitas dan fraktur.

f. Otot

Perubahan struktur otot pada penuaan sangat berfariasi, penurunan jumlah dan

ukuran serabut otot, peningkatan jaringan penghubung dan jaringan lemak pada

otot mengakibatkan efek negatif.

g. Sendi

Pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament dan fasia

mengalami penuaan elastisitas.


h. Sistem Kardiovaskuler

Massa jantung bertambah, vertikel kiri mengalami hipertropi dan kemampuan

peregangan jantung berkurang karena perubahan pada jaringan ikat dan

penumpukan lipofusin dan klasifikasi Sa nude dan jaringan konduksi berubah

menjadi jaringan ikat.

i. Sistem Respirasi

Pada penuaan terjadi perubahan jaringan ikat paru, kapasitas total paru tetap,

tetapi volume cadangan paru bertambah untuk mengompensasi kenaikan ruang

rugi paru, udara yang mengalir ke paru berkurang. Perubahan pada otot,

kartilago dan sendi torak mengakibatkan gerakan pernapasan terganggu dan

kemampuan peregangan toraks berkurang.

j. Pencernaan dan Metabolisme

Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan, seperti penurunan produksi

sebagai kemunduran fungsi yang nyata :

1) Kehilangan gigi,

2) Indra pengecap menurun,

3) Rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun),

4) Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan,

berkurangnya aliran darah.

k. Sistem Perkemihan

Pada sistem perkemihan terjadi perubahan yang signifikan. Banyak fungsi yang

mengalami kemunduran, contohnya laju filtrasi, ekskresi, dan reabsorpsi oleh

ginjal.
l. Sistem Saraf

Sistem susunan saraf mengalami perubahan anatomi dan atropi yang progresif

pada serabut saraf lansia. Lansia mengalami penurunan koordinasi dan

kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

m. Sistem Reproduksi

Perubahan sistem reproduksi lansia ditandai dengan menciutnya ovary dan

uterus. Terjadi atropi payudara. Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi

spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara berangsur-angsur.

2. Perubahan Kognitif

a. Memory (Daya ingat, Ingatan)

b. IQ (Intellegent Quocient)

c. Kemampuan Belajar (Learning)

d. Kemampuan Pemahaman (Comprehension)

e. Pemecahan Masalah (Problem Solving)

f. Pengambilan Keputusan (Decission Making)

g. Kebijaksanaan (Wisdom)

h. Kinerja (Performance)

i. Motivasi

3. Perubahan Mental

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :

a. Pertama-tama perubahan fisik, khsusnya organ perasa.

b. Kesehatan umum

c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan (hereditas)

e. Lingkungan

f. Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.

g. Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.

h. Rangkaian dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan

famili.

i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri,

perubahan konsep diri.

4. Perubahan Spiritual

Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya (Maslow, 1970).

Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini terlihat dalam berfikir

dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan Zentner, 1970).

5. Kesehatan Psikososial

a. Kesepian

Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal terutama jika

lansia mengalami penurunan kesehatan, seperti menderita penyakit fisik berat,

gangguan mobilitas atau gangguan sensorik terutama pendengaran.

b. Duka cita (Bereavement)

Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau bahkan hewan kesayangan

dapat meruntuhkan pertahanan jiwa yang telah rapuh pada lansia. Hal tersebut

dapat memicu terjadinya gangguan fisik dan kesehatan.

c. Depresi

Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong, lalu diikuti

dengan keinginan untuk menangis yang berlanjut menjadi suatu episode depresi.
Depresi juga dapat disebabkan karena stres lingkungan dan menurunnya

kemampuan adaptasi.

d. Gangguan cemas

Dibagi dalam beberapa golongan: fobia, panik, gangguan cemas umum,

gangguan stress setelah trauma dan gangguan obsesif kompulsif, gangguan-

gangguan tersebut merupakan kelanjutan dari dewasa muda dan berhubungan

dengan sekunder akibat penyakit medis, depresi, efek samping obat, atau gejala

penghentian mendadak dari suatu obat.

e. Parafrenia

Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan waham (curiga), lansia

sering merasa tetangganya mencuri barang-barangnya atau berniat

membunuhnya. Biasanya terjadi pada lansia yang terisolasi/diisolasi atau

menarik diri dari kegiatan sosial.

f. Sindroma Diogenes

Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan perilaku sangat

mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena lansia bermain-main

dengan feses dan urinnya, sering menumpuk barang dengan tidak teratur.

Walaupun telah dibersihkan, keadaan tersebut dapat terulang kembali.

II. KONSEP LANSIA DENGAN GASTRITIS

1. Pengertian

Gastritis merupakan peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat

akut,dengan kerusakan’’Erosive “ karena permukaan hanya pada bagian mukosa

(Lin, 2004 dalam Andra, 2013)


Gastritis merupakan peradangan pada lapisan lambung (Medikasto, 2003

dalam Andra, 2013).Gastritis diartikan sebagai inflamasi mukosa gaster akut atau

kronis (Ovedort, 2002 dalam Andra, 2013).

Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa

lambung (Suyono, 2001 dalam Andra, 2013).

2. Epidemiologi

Kasus gastritis menunjukkan angka yang cukup tinggi diberbagai negara.

Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2019, persentase penyakit

gastitis dibeberapa negara yaitu, 69% di Afrika, 78% di Amerika Selatan, dan 51%

di Asia. Kejadian penyakit gastritis didunia mencapai 1.8 juta hingga 2.1 juta

penduduk setiap tahunnya. Sedangkan kejadian gastritis di Asia Tenggara sekitar

583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya (Azer & Akhondi, 2020).

Menurut WHO tahun 2017, persentase angka kejadian gastritis di Indonesia

adalah 40.8% dan mencapai prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa

penduduk di beberapa daerah di Indonesia. Data profil kesehatan Indonesia pada

tahun 2018 juga mencatat bahwa terdapat 30.154 kasus gastritis dan masuk sebagai

sepuluh besar penyakit terbanyak pada klien rawat inap di rumah sakit Indonesia

(Kurniawan, 2019). Kota yang memiliki catatan penyakit gastritis paling banyak di

Indonesia adalah kota Medan yang mencapai angka 91.6%, kemudian dibeberapa

kota lainnya seperti Jakarta 50%, Palembang 35.35%, Bandung 32.5%, Surabaya

31.2%, Denpasar 46%, Aceh 31.7%, dan Pontianak 31.2% (Handayani & Thomy,

2018).

3. Etiologi
Gastritis (inflamasi mukosa lambung) sering timbul akibat diet yang

sembrono. Individu ini makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan

makanan yang terlalu berbumbu, makanan yang mengandung mikroorganisme

(H.pylori) penyebab penyakit. Penyebab lain dari gastritis akut mencakup alcohol,

aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi (Suddrath,Brunner.2001).

Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali

kuat yang dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau perforasi.

Pembentukan jaringan parut dapat terjadi, yang mengakibatkan obstruksi pylorus.

Gastritis juga merupakan tanda pertama dari infeksi sistemik akut. Gastritis kronis

biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter Pylori

(Suddrath,Brunner.2001).

Adapun beberapa etiologi yang dapat menimbulkan gastritis antara lain ialah :

a. Inflamsi bakteri H.pylori

b. Stress Akut

c. Pemakaian Obat AINS dalam jangka waktu yang panjang

d. Penyakit Kronis (La,Sarif .2012)

4. Klasifikasi

Gastritis dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian,diantaranya :

a. Gastritis Akut

Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek dengan

konsumsi agen kimia atau makanan yang mengganggu dan merusak mukosa

gaster,biasanya disebabkan oleh bumbu, rempah-rempah, alcohol, obat-obatan,

radiasi, kemoterapi, dan mikroorganisme infektif (La,Sarif).

Mukosa lambung mampu memperbaiki diri sendiri setelah mengalami


gastritis.Kadang-kadang hemoragis memerlukan intervensi bedah.Bila

makanan pengiritasi tidak dimuntahkan tetapi mencapai usus,dapat

mengakibatkan kolic dan diare.Biasanya,pasien sembuh kira-kira sehari,

meskipun nafsu makan mungkin menueun selama 2 atu 3 hari kemudian

(Suddarth,Brunner.2001)

b. Gastritis Kronis

Gastritis ini dibgagi menjadi sua tipe yaitu tipe A dan B.Gastritis tipe A

mampu menghasilkan imun sendiri, tipe ini dikaitkan dengan atropi dari

kelenjar lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi gastric

mempengaruhi produksi antibody. Anemia pernisiosa berkembang dengan

proses ini. Gastritis tipe B lebih lazim, akan tetapi tipe ini dikaitkan dengan

infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding

lambung (La,Sarif.2012).

5. Patofisiologi

Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong, terletak dibagian kiri atas

perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa memiliki panjang berkisar

10 inchi. Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat seperti

sebuah akordion. Ketika lambung mulai terisi dan mengembang, lipatan-lipatan

tersebut secara bertahap terbuka. Lambung memproses dan menyimpan makanan

secara bertahap melepaskannya ke dalam usus kecil. Ketika makanan masuk ke

dalam esophagus dan lambung (esophageal Sphinter) akan membuka dan

membiarkan makanan masuk melewati lambung. Setelah makanan masuk ke

lambung,sphinter menutup kembali. Dinding lambung terdiri dari lapisan otot

yang kuat. Ketika makanan berada di lambung, dinding lambung akan mulai
menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang sama kelenjar-kelenjar yang

berada di mukosa pada dinding lambung mulai mengeluarkan cairan lambung

termasuk enzim-enzim dan asam lambung untuk lebih menghancurkan makanan

tersebut (La,Sarif.2012).

Suatu komponen cairan lambung adalah asam yang bersifat sangat korosif.

Dinding lambung dilindungi oleh mukosa-mukosa bikarbonat (sebuah lapisan

penyangga yang mengeluarkan ion bikarbonat secara regular sehingga

menyeimbangkan keasaman dalam lambung) sehingga terhindar dari sifat korosif

hidroklorida. Fungsi dari lapisan pelindung lambung ini adalah agar cairan asam

dalam lambung tidak merusak dinding lambung. Adapun terjadi nya proses

gastritis yang biasanya terkena oleh bakteri, obat-obatan anti nyeri yang

berlebihan, infeksi bakteri/virus makan keseluruhan factor diatas akan merusak

epitel-epitel sawar pada lambung. Ketika asam berdifusi ke mukosa, dengan

keadaan epitel sawar yang dihancurkan tadi maka akan terjadi penghancuran sel

mukosa. Hal ini mengakibatkan fungsi dari mukosa tidak berfungsi yang akhirnya

asam tidak dapat dikontrol sehingga terjadi peningkatan asam hidroklorida di

lambung dan ketika mengenai dinding lambung akan menimbulkan nyeri

lambung/perih karena dinding lambung mengalami inflamasi (La,Sarif.2012)

Dalam penghancuran sel mukosa oleh asam maka mengakibatkan

peningkatan histamine sehingga meningkatkan permeabilitas terhadap protein

meningkat kemudian plasma mengalami kebocoran di intestinum maka terjadi

odem dan akhirnya plasma bocor kedalam lambung sehingga terjadi (Hematoresis

dan melena). Ketika terjadi peningkatan asam klorida akan merangsang kolinergik

sehingga potilitas (sekresi) pepsinogen meningkat, yang kemudian akan diubah

menjadi pepsin dan berakibat akan menurun fungsi sawar dan kemudian terjadi
hancurnya vena-vena kecil dan kapiler kemudian terjadi perdarahan

(La,Sarif.2012).
6. Pathway Gastritis

7.
Alkohol, NSIAD
Nikotin dan rokok Stress dan pola
(aspirin)
makan buruk
Siklooksigenasi terhambat Mengurangi sekresi
bikarbonat Peningkatan sekresi
Kegagalan produksi asam lambung
prostaglandin Menghambat netralisir
asam lambung
Pembentukan mukus
lambung terganggu Asam lambung meningkat

Penurunan barrier
terhadap asam lambung
Iritasi mukosa lambung

Inflamasi Helicobacter pylory

Gastritis

Nyeri epigastrium Pelepasan vasoaktif Proses penyakit


dan tindakan

Nyeri akut Merangsang hipotalamus

Mual, muntah, anoreksia, Kurang info Cemas


tidak nafsu makan
Kurang pengetahuan

Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan

Gangguan pola tidur Ansietas


8. Manifestasi Klinis

a. Nyeri epigastrium hebat,dan nyeri ulu hati.

b. Perdarahan

c. Hematomesis

d. Melena

e. Anoreksia

f. Mual, muntah

g. Kembung

h. Rasa asam dimulut

9. Komplikasi

a. Perdarahan saluran cerna

b. Ulkus

c. Perforasi

d. Kanker Lambung (La,Sarif.2012)

10. Penatalaksana

a. Gastritis Akut

Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari

alcohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan

melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan

perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka

penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk

hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh


mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari

pengenceran dan penetralisasi agen penyebab.

1) Untuk menetralisir asam, digunakan antasida umum (mis,aluminium

hidroksida); untuk menetralisir alkali,digunakan jus lemon encer

atau cuka encer.

2) Bila korosi luas atau berat,emetic dan lavase dihindari karena

bahaya perforasi.

Terapi pendukung mencakup intubasi, analgetik dan sedative, serta cairan

intravena. Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan. Pembedahan darurat

mungkin diperlukan. Pembedahan untuk mengangkat ganggren atau jaringan

perforasi. Gastrojejunostomi atau reseksi lambung mungkin diperlukan untuk

mengatasi obstruksi pylorus (Suddart,Brunner.2001).

b. Gastritis Kronis

Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan

istirahat, mengurangi stress dan memulai farmaterapi. H.Pylori dapat diatasi

dengan antibiotic (seperti tetrasiklin atau amoksisilin) dan garam bismuth

(Pepto-Bismol). Pasien dengan gastritis A biasanya mengalami malabsorpsi

vitamin B12 yang disebabkan oleh adanya antibody terhadap factor instrinsik

(Suddart,Brunner.2001).

11. Pencegahan

Walaupun infeksi H.Pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran

untuk dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran untuk dapat mengurangi resiko

terkena gastritis :
a. Makan secara benar

Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas,

asam, gorengan atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan jenis

makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara memakannya.

Makanlah dengan jumlah yang cukup pada waktunya dan lakukan dengan

santai.

b. Hindari Alkohol

Penggunaan alcohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan mukosa

lambung serta dapat mengakibatkan peradangan dan perdarahan.

c. Jangan merokok

Merokok mengganggu kerja lapisan lambung,membuat lambung lebih

rentan terhadap gastritis dan borok. Merokok juga dapat meningkatkan asam

lambung sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab

utama terjadinya kanker lambung.

d. Lakukan olahraga secara teratur

Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan jantung, juga

dapat menstimulasi aktifitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan

limbah makanan dari usus secara lebih cepat.

e. Kendalikan stress

Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan

system kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit.

Stress juga dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperlambat

kecepatan pencernaan. Karena stress bagi sebagian orang tidak dapat


dihindari ,maka kuncinya adalah dengan mengendalikannya secara efektif

dengan cara diit yang bernutrisi,istirahat yang cukup, olahraga teratur dan

relaksasi yang cukup.

f. Ganti Obat penghilang nyeri

Jika memungkinkan hindari pengguanan obat anti inflamasi non steroid

(AINS), obat-obatan golongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan

dan akan membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti

dengan penghilang nyeri yang mengandung Acthaninophen.

g. Ikuti Rekomendasi Dokter

Untuk mengkomsumsi makanan yang sehat,yang tidak merangsang

asam lambung naik berproduksi banyak dan dapat menyebabkan perforasi

dinding lambung sehingga mengakibatkan terjadinya perdarahan.Hindari

minuman yang mengandung alcohol, merokok, hindari penggunaan obat-

obatan kera dalam jangka waktu yang panjang dan melakukan olahraga teratur

(La,Sarif.2012).
III. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOARTRITIS

A. Pengkajian

1. Pengkajian Fisik

a) Identitas

b) Keluhan utama

Klien mengeluh nyeri pada uluhati, mual, muntah, sering sendawa dan

perut kembung.

c) Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang dengan keluhan nyeri pada uluhati, mual, muntah, sering

sendawa dan perut kembung.

d) Pola fungsi Gordon

1) Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan

Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya, saat klien sakit

tindakan yang dilakukan klien untuk menunjang kesehatannya.

2) Nutrisi/metabolik

Kaji makanan yang dikonsumsi oleh klien, porsi sehari, jenis

makanan, dan volume minuman perhari, makanan kesukaan. Kaji

keluhan lain seperti mual, muntah

3) Pola eliminasi

Kaji frekuensi BAB dan BAK, ada nyeri atau tidak saat BAB/BAK

dan warna

4) Pola aktivitas dan latihan

Kaji kemampuan klien saat beraktivitas dan dapat melakukan

mandiri, dibantu atau menggunakan alat


5) Pola tidur dan istirahat

Kaji pola istirahat, kualitas dan kuantitas tidur, kalau terganggu kaji

penyebabnya

6) Pola kognitif-perseptual

Status mental klien, kaji nyeri dengan Provokasi (penyebab),

Qualitas 9nyerinya seperti apa), Reqion (di daerah mana yang

nyeri), Skala (skala nyeri 1-10), Time (kapan nyeri terasa bertambah

berat).

7) Pola persepsi diri

Pola persepsi diri perlu dikaji, meliputi; harga diri, ideal diri,

identitas diri, gambaran diri.

8) Pola seksual dan reproduksi

Kaji manupouse, kaji aktivitas seksual.

9) Pola peran dan hubungan

Kaji status perkawinan, pekerjaan

10) Pola manajemen koping stress

Sistem nilai dan keyakinan

2. Pengkajian Fungsional klien

a) Indeks Barthel yang dimodifikasi

Penilaian didasarkan pada tingkat bantuan orang lain dalam

meningkatkan aktivitas fungsional. Penilaian meliputi makan, berpindah

tempat, kebersihan diri, aktivitas di toilet, mandi, berjalan di jalan datar,

naik turun tangga, berpakaian, mengontrol defikasi dan berkemih. Cara

penilaian:
NO KRITERIA BANTUAN MANDIRI

1 Makan 5 10
2 Minum 5 10
Berpindah dari kursi roda ketempat 5-10 15
3
tidur/sebaliknya
Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, 0 5
4
menggosok gigi)
Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, 5 10
5
menyeka tubuh, menyiram)
6 Mandi 5 15
7 Jalan di permukaan datar 0 5
8 Naik turun tangga 5 10
9 Menggunakan pakaian 5 10
10 Kontrol bowel (BAB) 5 10
11 Kontrol Bladder (BAK) 5 10
Total skor

Cara penilaian:

< 60 : ketergantungan penuh/total

65-105 : ketergantungan sebagian

110 : mandiri

b) Indeks Katz

Pengkajian menggunakan indeks kemandirian katz untuk aktivitas

kehidupan sehari-hari yang berdasarkan pada evaluasi fungsi mandiri atau

bergantung dari klien dalam hal: makan, kontinen (BAB/BAK),

berpindah, ke kamar mandi, mandi dan berpakaian. Indeks Katz adalah

pemeriksaan disimpulkan dengan system penilaian yang didasarkan pada

tingkat bantuan orang lain dalam melakukan aktivitas fungsionalnya.

Salah satukeuntungan dari alat ini adalah kemampuan untuk mengukur


perubahan fungsi aktivitas dan latihan setiap waktu, yang diakhiri evaluasi

dan aktivitas rehabilitasi. Pengukuran pada kondisi ini meliputi:

Termasuk kategori manakah klien?

1) Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB/BAK), menggunakan

pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi.

2) Mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi diatas.

3) Mandiri kecuali mandi dan salah satu fungsi lain.

4) Mandiri kecuali mandi, berpakaian dan salah satu fungsi diatas.

5) Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet dan salah satu fungsi

yang lain.

6) Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu

fungsi yang lain.

7) Ketergantungan untuk semua fungsi diatas.

Keterangan :

Mandiri berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan efektif dari

orang lain, seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi

dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun ia dianggap mampu.

3. Pengkajian Status mental dan kognitif gerontik

a) Short Portable Mental Status Questioner (SPMSQ)

Digunakan untuk mendeteksi adanya tingkat kerusakan intelektual.

Pengujian terdiri atas 10 pertanyaan yang berkenan dengan orientasi,

riwayat pribadi, memori dalam hubungannya dengan kemampuan

perawatan diri, memori jangka panjang dan kemampuan matematis atau

perhitungan (Pfeiffer, 2002).


NO PERTANYAAN BENAR SALAH

1 Tanggal berapa hari ini

2 Hari apa sekarang

3 Apa nama tempat ini

4 Alamat anda?

5 Berapa umur anda?

6 Kapan anda lahir (minimal tahun lahir)

7 Siapa presiden indonesia sekarang?

8 Siapa presiden ndonesia sebelumnya?

9 Siapa nama ibu anda?

10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3


dari setiap angka baru, semua secara
menurun

Jumlah

Interpretasi hasil :

1) Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh

2) Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan

3) Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang

4) Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat

b) Mini Mental Status Exam (MMSE)

Mini mental status exam (MMSE) menguji aspek kognitif dari

fungsi mental: orientasi, registrasi, perhatian dan kalkulasi, mengingat

kembali dan bahasa. Nilai kemungkinan ada 30, dengan nilai 21 atau

kurang biasanya indikasi adanya kerusakan kognitif yang memerlukan

penyelidikan lanjut. Pemeriksaan memerlukan hanya beberapa menit

untuk melengkapi dan dengan mudah dinilai, tetapi tidak dapat digunakan

sendiri untuk tujuan diagnostik karena pemeriksaan MMSE mengukur


beratnya kerusakan kognitif dan mendemonstrasikan perubahan kognitif

pada waktu dan dengan tindakan. Ini merupakan suatu alat yang berguna

untuk mengkaji kemajuan klien yang berhubungan dengan intervensi. Alat

pengukur status afektif digunakan untuk membedakan jenis depresi serius

yang mempengaruhi fungsi-fungsi dari suasana hati. Depresi adalah

umum pada lansia dan sering dihubungkan dengan kacau mental dan

disorientasi, sehingga seorang lansia depresi sering disalah artikan dengan

dimensia. Pemeriksaan status mental tidak dengan jelas membedakan

antara depresi dengan demensia, sehingga pengkajian afektif adalah alat

tambahan yang penting.

No Aspek Nilai Nilai Kriteria


Kognitif Maks Klien
1 ORIENTASI 5 Menyebutkan dengan benar:
 Tahun ……………….
 Musim ……………...
 Tanggal …………….
 Hari ………………..
 Bulan ……………....
2 ORIENTASI 5 Dimana kita sekarang?
 Negara Indonesia
 Provinsi...................
 Kota........................
 Panti werda ................
 Wisma ....................
3 REGISTRASI 3 Sebutkan 3 objek (oleh pemeriksa) 1
detik untuk mengatakan masing-
masing objek, kemudian tanyakan
kepada klien ketiga objek tadi (untuk
disebutkan)
 Objek ………………
 Objek ………………
 Objek ………………
4 PERHATIAN 5 Minta klien untuk memulai dari
DAN angka 100 kemudian dikurangi 7
KALKULASI sampai 5 kali
 93 ………..
 86 ………..
 79 ………..
 72………..
 65 ………..

5 MENGINGAT 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga


objek pada nomer 2 (registrasi)
tadi,bila benar 1 poin untuk 1 objek
6 BAHASA 9 Tunjukkan pada klien suatu benda
dan tanyakan namanya pada klien
(misal jam tangan atau pensil)

Minta kepada klien untuk


mengulangi kata berikut “tak ada,
jika, dan, atau, tetapi” bila benar,
nilai 2 poin. Bila pernyataan benar 2-
3 buah, mis : tidak ada, tetapi maka
nilai 1 poin

Minta klien untuk mengikuti perintah


berikut yang terdiri dari 3 langkah :
“ambil kertas ditangan anda, lipat
dua dan taruh di lantai”
 Ambil kertas
 Lipat dua
 Taruh dilantai

Perintahkan pada klien untuk hal


berikut (bila aktivitas sesuai perintah
nilai 1 point)
 Tutup mata anda

Perintahkan pada klien untuk


menulis satu kalimat dan menyalin
gambar
 Tulis satu kalimat
 Menyalin gambar
Nilai Total
Interpretasi hasil :

>23 : aspek kognitif dari fungsi mental baik

18-22 : kerusakan aspek fungsi mental ringan

≤17 : terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat

c) Pengkajian Status Psikologis (skala depresi pada lansia)

Pilih jawaban yang sesuai sebagaimana yang anda rasakan dalam

seminggu terakhir.
No Pertanyaan Jawaban Skor
1 Pada dasarnya puaskah anda dengan
YA TIDAK*
hidup anda saat ini?
2 Apakah anda membatalkan banyak dari
YA* TIDAK
rencana kegiatan/minat anda?
3 Apakah anda merasa hidup anda ini
YA* TIDAK
hampa?
4 Seringkah anda merasa kebosanan? YA* TIDAK
5 Apakah anda memiliki suatu harapan
YA TIDAK*
dimasa depan?
6 Apakah anda terganggu dengan
memikirkan kesulitan anda tanpa jalan YA* TIDAK
keluar?
7 Apakah anda sering kali merasa
YA TIDAK*
bersemangat?
8 Apakah anda mengkhawatirkan sesuatu
YA* TIDAK
hal buruk bakal menimpa anda?
9 Apakah anda sering kali merasa
YA TIDAK*
gembira?
10 Apakah anda sering kali merasa tak
YA* TIDAK
terbantukan?
11 Apakah anda sering kali merasa gelisah
YA* TIDAK
dan resah?
12 Apakah anda lebih menyukai tinggal
dirumah daripada keluar rumah dan YA* TIDAK
melakukan sesuatu hal baru?
13 Apakah anda sering kali
YA* TIDAK
mengkhawatirkan masa depan anda?
14 Apakah anda merasa kesulitan dengan
YA* TIDAK
daya ingat anda?
15 Apakah anda berpikir/ bersyukur masih
YA TIDAK*
hidup saat ini?
16 Apakah anda sering kali merasa sedih
YA* TIDAK
dan putus asa?
17 Apakah anda merasa tidak berguna saat
YA* TIDAK
ini?
18 Apakah anda sering menyesalkan masa
YA* TIDAK
lalu anda?
19 Apakah menurut anda kehidupan ini
YA TIDAK*
penuh tantangan yang menyenangkan?
20 Apakah anda merasa kesulitan untuk
YA* TIDAK
mengawali suatu kegiatan tertentu
21 Apakah anda merasa diri anda penuh
YA TIDAK*
energi?
22 Apakah menurut anda keadaan yang
YA* TIDAK
dihadapi tanpa harapan?
23 Apakah menurut anda keadaan orang
YA* TIDAK
lain lebih baik dari anda?
24 Apakah anda seringkali merasa marah YA* TIDAK
hanya karena alasan sepele?
25 Apakah anda sering merasakan bagaikan
YA* TIDAK
menangis?
26 Apakah anda kesulitan berkonsentrasi? YA* TIDAK
27 Apakah anda bangun pagi dengan
YA TIDAK*
perasaan menyenangkan?
28 Apakah anda lebih suka menghindari
YA* TIDAK
acara/sosialisasi?
29 Apakah mudah bagi anda dalam
YA TIDAK*
mengambil suatu keputusan?
30 Apakah anda berpikiran jernih
YA TIDAK*
sebagaimana biasanya?
TO
TAL
*Tiap jawaban yang bertanda bintang dihitung 1 poin

Interpretasi hasil:

0-4 : depresi tidak terjadi

5-14 : suspek depresi

15-22 : depresi ringan

> 22 : depresi berat

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri Akut/Kronis berhubungan dengan Agens Cedera Biologis

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

anoreksia, masukan nutrient yang tidak adekuat

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan proses penyakit, proses penuaan

4. Ansietas berhubungan dengan proses penyakit, faktor afektif

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit, keterbatasan

kognitif
C. Intervensi Keperawatan

Diagnose
NOC NIC
Keperawatan
Nyeri Akut b/d Paint control 1605 Paint Management 1400
Agens Biologis Setelah dilakukan Pengkajian:
tindakan keperawatan 1. Kaji nyeri secara komprehensif meliputi
selama 1 x 24 jam lokasi,karakteristik,onset/durasi,frekuen
diharapkan masalah si,kualitas,intensitas dan factor
nyeri akut pada pasien penyebab.
dapat teratasi dengan 2. Observasi respon nonverbal
indicator: menunjukkan ketidaknyamanan
a) Pasien mampu terutama pada pasien yang tidak mampu
menyebutkan berkomunikasi secara efektif
factor prepitasi Mandiri:
nyeri 1. Gunakan strategi komunikasi teraupetik
b) Pasien untuk mengetahui nyeri dan respon
melaporkan pasien terhadap nyeri.
perubahan 2. Tentukan dampak nyeri yang dirasakan
gejala/nyeri pasien
terhadap 3. Kontrol factor lingkungan yang mampu
kesehatan. menimbulkan respon ketidaknyamanan
c) Pasien pada pasien.
melaporkan 4. Kurangi factor prepitasi nyeri
pengendalian Penyuluhan
nyeri 1. Ajarkan penggunaan teknik
nonpharmakogi (teknik relaksasi)
2. Ajarkan prinsip dalam penangan nyeri
Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lainnya untuk menentukan dan
menjalankan therapy jika perlu.

Paint Level Relaxation therapy 6040


2102 Intervensi :
Setelah dilakukan 1. Gambarkan keuntungan dan penggunaan
tindakan keperawatan teknik relaksasi dan type relaksasi yang
selama 1 x 24 jam akan digunakan.
diharapkan masalah 2. Berikan deskripsi yang detail mengapa
nyeri akut pada pasien memilih intervensi relaksasi
dapat teratasi dengan 3. Ketahui terlebih dahulu apa yang
indicator:
a) Reported pain dibutuhkan untuk relaksasi
b) Facial 4. Ajak pasien untuk rileks dan rasakan sensasi
expression of yang mungkin muncul
pain 5. Berikan waktu yang tidak mengganggu
c) Restlessness karena pasien butuh istirahat
6. Gunakan relaksasi sebagai strategi untuk
memberikan medikasi nyeri
7. Evaluasi dan dokumentasi kan respon pasien
dalam therapy relaksasi
Ketidakseimba Nutritional Status : Nutrition Management 7200
ngan nutrisi Food & Fluid Intake
Intervensi:
kurang dari 1008
kebutuhan Setelah dilakukan Pengkajian :
tubuh b/d tindakan keperawatan 1. Kaji apakah pasien memiliki riwayat alergi
anoreksia, selama 3 x 24 jam makanan
masukan diharapkan masalah 2. Tentukan makanan yang disukai pasien
nutrisi yang ketidakseimbangan
tidak adekuat nutrisi kurang dari 3. Tentukan jumlah kalori yang diperlukan
kebutuhan tubuh dapat tubuh
teratasi dengan 4. Tentukan jumlah protein, zat besi ,dan
indicator: vitamin yang di butuhkna oleh tubuh,jika
a) Pasien mampu perlu
memenuhi Mandiri :
kebutuhan nutrisi 5. Berikan makanan tambahan ( snack)
melalui oral. seperti jus buah, jika perlu
b) Pasien mampu 6. Timbang BB pasien pada interval yang tepat
memenuhi
7. Monitor pemasukan nutrisi dan kalori yang
kebutuhan cairan
dikomsumsi oleh tubuh
melalui oral.
Penyuluhan
c) Pasien mampu
mempertahankan 8. Berikan informasi tentang nutrisi yang
berat badan dibutuhkan oleh pasien dan bagaimana cara
untuk memenuhinya.
Kolaborasi
9. Lakukan kolaborasi dengan petugas ahli gizi
untuk menentukan program diet yang
sesuai.
Gangguan pola Sleep 0004 Sleep Enhancement 1850
tidur b/d Setelah dilakukan Pengkajian:
proses penuaan tindakan keperawatan 1. Kaji adanya perasaan stress situsional
selama 3 x 24 jam sebelum istirahat
diharapkan masalah 2. Tentukan efek medikasi dari kepatenan pola
gangguan pola tidur istirahat terhadap pasien.
dapat teratasi dengan Mandiri:
indikator : 1. Gambarkan pentingnya keadekuatan
a) Hour of sleep istirahat/tidur
b) Observerse hours 2. Monitor kepatenan itirahat/tidur dan durasi
of sleep tidur pasien.
c) Sleep efficiency 3. Promosikan waktu yang dibutuhkanpasien
untuk beristirahat
4. Persiapkan lingkungan yang nyaman untuk
mendukung pola istirahat
5. Persiapkan kondisi yang
nyaman,mis:masase,posisi dan sentuhan
yang efektif untuk mendukung pola tidur
Penyuluhan:
1. Instruksikan pasien untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi untuk mendukung pola
tidur.
2. Diskusikan dengan pasien/keluarga tentang
penggunaan teknik tidur
Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya
dalam pemberian therapy.

Rest 0003 Music Therapy 4400


Setelah dilakukan Intervensi :
tindakan keperawatan 1. Jelaskan perubahan spesifik dalam
selama 3 x 24 jam kebiasaan dan/psikologi yang diinginkan
diharapkan masalah (mis: relaksasi,stimuli,konsentrasi dan
gangguan pola tidur reduksi nyeri
dapat teratasi dengan 2. Tentukan seberapa penting music bagi
indikator : individu tertentu
a) Rest quality 3. Identifikasi jenis music yang disukai
b) Emotionally individu
rested 4. Bantu pasien untuk memberikan posisi
c) Amount of rest yang menyenangkan
5. Berikan batasan stimuli (mis:
cahaya, suara, pengunjung, penelpon) saat
pasien mendengar musik favoritnya
6. Gunakan headphone, sesuai indikasi
7. Pastika volume adekuat dan nyaman pada
pasien.
8. Evaluasi respon pasien.
Ansietas b/d Kontrol ansietas diri Mengurangi ansietas (5820)
faktor afektif (1402)
Pengkajian :
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
1. Kaji hal apa saja yang dapat menimbulkan
selama 3x24 jam
ketakutan klien
diharapkan kecemasan
2. Kaji faktor verbal dan non verbal kecemasan
teratasi dengan kriteria
pasien
hasil:
Mandiri :
a) Monitor intensitas
dari ansietas 3. Bantu pasien untuk
b) Menganjurkan beradaptasi dengan
istirahat yang keadaannya
adekuat 4. Dengarkan keluhan pasien
c) Respon kontrol 5. Ajarkan pasien untuk
ansietas menggunakan teknik
relaksasi
Penyuluhan :
6. Anjurkan keluarga utuk selalu berada di
dekat pasiesn
Kolaborasi :
7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
therapy jika diperlukan.
Defisiensi Cognition (0900) Cognitive stimulation (4720)
pengetahuan Setelah dilakukan
Pengkajian :
b/d tindakan keperawatan
Keterbatasan selama 3 x24jam a. Orientasi klien terhadap waktu tempat dan
kognitif diharapkan kecemasan orang
teratasi dengan kriteria b. Persiapkan planning stimulasi sensori
hasil : sediakan tempat ataupun objek familiar dan
a) Orientasi gambarkan lingkungan pasien
pengetahuan Mandiri :
b) Komunikasi yang 1. merangsang memory dengan cara
tepat sesuai usia memberikan pengulangan setelah
c) Memory menyatakan sesuatu
langsung 2. Coba berbincang bincang pada pasien
3. Gunakan memory langsung : ceklist, jadwal
dan notes kecil.
4. Minta pasien mengulangi informasi
5. Gunakan komunikasi perbal dan tuliskan
intruksi
6. Gunakan tv, radio, music sebagai bagian
dalam program planning stimuli
Penyuluhan:
7. Berkonsultasi dengan keluarga untuk
menetapkan kognitif pada pasien
8. Berikan waktu atau periode untuk istirahat
9. Gunakan sentuhan teraupetik

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang sudah

direncanakan dan sesuai dengan kondisi pasien.

E. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan dibuat sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil serta

disesuaikan dengan kondisi pasien saat diberikan asuhan keperawatan.


DAFTAR PUSTAKA

Brunner, Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Medah,Volume 2. Jakarta : EGC

Bulechek, M.G dkk. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC), 6th Indonesian

edition. Indonesia : Mocomedia.

Herdman, T. Heather. 2018. Nanda-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi

2018-2020. Edisi 11. Jakarta : EGC.

La, Sarif. 2012. Asuhan Keperawatan Gerontik.Yogjakarta: Nuha Medika ; diakses pada

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38265/5/Chapter%20I.pdf,

Sabtu, 30 Juli 2022

Mc, Joanne. 2008. Nursing Intervention Classification. St.Louis : Mosby

Moorhead Sue, dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC), 5 th Indonesian

edition. Indonesia : Mocomedia.

Moorhead, Sue. 2008. Nursing Outcomes Classification. St.Louis: Mosby

Saferi, Andra. 2013. Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa). Yogjakarta: Nuha

Medika

Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah :

Brunner dan Suddarth (ed.8, vol.2), Terjemahan oleh Agung Waluyo, (et,all).

Jakarta : EGC.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
BINA USADA BALI
SK MENDIKNAS RI. NOMOR 122/D/O/2012
TERAKREDITASI BAN PT.NOMOR 351/SK/BAN-PT/ Akred/ PT/IV/2015
Kompleks Kampus MAPINDO Jl. Padang Luwih, Tegal Jaya Dalung - Badung
Telp. (0361) 9072036, Fax. 419959 Email: binausada@yahoo.com Web: binausadabali.ac.id

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA Tn. PK DENGAN


GASTRITIS PADA TANGGAL 1 – 3 AGUSTUS 2022
DI BANJAR PACUNG, PEJENG KELOD, KECAMATAN TAMPAKSIRING,
KABUPATEN GIANYAR

Nama Mahasiswa : Sang Ayu Putu Widya Wistarani


NIM : C2121041
Ruang :-
Tanggal Pengkajian : 1 Agustus 2022 pukul 12.00 WITA
Tanggal Praktik : 1 Agustus 2022
Paraf :
……………….
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Klien
Nama klien : Tn. PK
No. Rekam Medis :-
Tempat/ tanggal lahir : Petemon, 23 Mei 1942
Umur : 80 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : Br. Pacung, Pejeng Kelod, Tampaksiring, Gianyar
Tgl. Masuk ke RS :-
Diagnosa medis : Gastritis

38
b. Penanggung jawab
Nama : Tn. MA
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 38 tahun
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Br. Pacung, Pejeng Kelod, Tampaksiring, Gianyar

2. KELUHAN UTAMA
Mual dan nyeri uluhati

3. GENOGRAM

Keterangan :
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Menikah
: Tinggal serumah

39
4. RIWAYAT KESEHATAN
Lansia “PK” mengatakan memiliki penyakit maag dari masih muda dan
belakangan cukup sering kambuh. Lansia “PK” mengatakan pernah menderita
penyakit TBC dan muntah darah saat berusia 20 tahun.

5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Lansia “PK” mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
TBC sebelumnya. Lansia “PK” mengatakan almarhum ibunya menderita penyakit
janung.

6. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP


Lansia “PK” sehari-hari tinggal di Banjar Pacung, Desa Pejeng kelod, Kecamatan
Tampaksiring, Gianyar. Lingkungan tempat tinggal lansia “PK” berada di tengah-
tengah pemukiman. Lansia “PK” tinggal serumah dengan anak laki-laki, menantu
dan dua orang cucunya.

7. RIWAYAT REKREASI
Lansia “PK” mengatakan tidak pernah berekreasi ke tempat-tempat wisata. Lansia
“PK” biasanya menonton televisi di siang dan sore hari. Terkadang setiap pagi atau
sore lansia “PK” pergi berkebun di sawah.

8. SUMBER/SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN


Pada saat memiliki masalah, lansia “PK” selalu mendiskusikannya dengan anak
laki-lakinya atau anak perempuannya yang sudah menikah. Apabila masalah
tersebut tidak dapat diselesaikan, maka lansia “PK” akan meminta pendapat dan
pertimbangan kepada adik-adiknya.

9. DESKRIPSI HARI KHUSUS


Lansia “PK” tidak pernah menentukan hari-hari khusus tertentu. Beliau hanya
menjalani hari-hari seperti biasanya sambil berkebun.

40
10. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Lansia “PK” mengatakan pernah menderita TBC dan muntah darah saat berusia 20
tahun dan dirawat di rumah sakit selama 4 bulan. Penyakit lain selain itu disangkal
lansia “PK”.

11. TINJAUAN SISTEM


a. Keadaan umum : Cukup
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. TTV : TD = 105/70mmHg N = 75x/menit
RR = 19x/menit S = 36,70C
d. IMT: 22,3
e. Integumen
S : Lansia “PK” mengatakan tidak pernah menggunakan lotion sehabis
mandi.
O:
I : Kulit lansia “PK” tampak kering dan keriput, warna kulit sawo matang.
P : turgor kulit baik
f. Kepala
S : Lansia “PK” mengatakan tidak memiliki masalah pada area kulit kepala.
Lansia “PK” mengatakan keramas 2 hari sekali.
O:
I : bentuk simetris, warna rambut sebagian besar tampak uban, penyebaran
rambut merata.
P: kulit kepala tampak bersih.
g. Mata
S : Lansia “PK” mengatakan menggunakan kaca mata hanya ketika
membaca. Pada kesehariannya lansia “PK” jarang menggunakan kaca
mata.
O:
I : bentuk simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, penglihatan jelas
P : tidak terdapat nyeri tekan pada bola mata.

41
h. Telinga
S : Lansia “PK” mengatakan tidak mengalami gangguan pendengaran. Suara
yang didengar jelas.
O:
I : Bentuk simetris, telinga tampak bersih, fungsi pendengaran baik.
P : Tidak terdapat nyeri tekan.
i. Hidung dan Sinus
S : Lansia “PK” mengatakan tidak ada masalah dengan hidung maupun
fungsi penciumannya.
O:
I : bentuk simetris, hidung tampak bersih.
P : tidak terdapat nyeri tekan.
j. Mulut dan tenggorokan
S : Lansia “PK” mengatakan tidak ada masalah dengan mulut dan
tenggorokannya.
O:
I : bentuk simetris, kebersihan mulut cukup, bibir lembab, susunan gigi
tidak lengkap.
P : tidak terdapat nyeri tekan.
k. Leher
S : lansia “PK” mengatakan tidak ada keluhan pada lehernya.
O:
I : bentuk simetris, kebersihan cukup
P : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat pembesaran
vena jugularis.
l. Payudara
S :-
O:
I : bentuk simetris
P : tidak terdapat benjolan, tidak terdapat nyeri tekan.
m. Pernapasan
S : Lansia “PK” mengatakan tidak memiliki keluhan atau gangguan pada
pernafasannya.
O:
42
I : tidak terdapat retraksi dada
P : tidak terdapat nyeri tekan, taktil premitus sama
P : redup
A: suara nafas vesikuler
n. Kardiovaskuler
S : Lansia “PK” mengatakan tidak pernah mengalami masalah nyeri dada.
O:
I : bentuk simetris, tidak terdapat pembesaran
P : tidak terdapat nyeri tekan
P : pekak
A: regular, tidak terdapat bunyi jantung tambahan
o. Gastrointestinal
S : Lansia “PK” mengatakan mengalami mual sejak kemarin siang, muntah
disangkal, nyeri uluhati (+) dengan skala 3 (0-10), sering sendawa dan
kehilangan nafsu makan.
O:
I : bentuk simetris
A: terdapat bising usus 8 x/menit
P : pada saat pengkajian terdapat nyeri tekan pada regional atas
P: timpani
p. Perkemihan
S : Lansia “PK” mengatakan tidak ada masalah BAB maupun BAK, lansia
“PK” biasanya BAB 1 x/hari dan BAK sekitar 6x/hari.
O:
I : tidak terkaji.
P : tidak terkaji.
q. Muskuloskeletal
S : Lansia “PK” mengatakan lututnya terasa kaku dan terkadang nyeri
terutama pada saat akan berdiri atau berjalan dari posisi duduk atau
jongkok.
O:
I : bentuk lutut simetris
P : pada saat pengkajian tidak terdapat nyeri tekan pada ekstremitas.

43
r. Sistem saraf pusat
S : lansia “PK” mengatakan masih dapat menggerakkan seluruh anggota
geraknya dengan baik, meskipun terkadang merasakan kaku pada daerah
lututnya.
O:
I : tidak terdapat kelainan bentuk.
P : reflek (+)
s. Reproduksi
S : Lansia “PK” mengatakan sudah tidak ada gairah lagi untuk melakukan
hubungan seksual.
O:
I : tidak terkaji
P : tidak terkaji

12. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL


a. Psikososial
Lansia “PK” mengatakan terkadang merasa bosan bila tidak ada kegiatan yang
dilakukan, sehingga memilih untuk pergi kesawah ketika lansia “PK” merasa
bosan. Lansia “PK” terkadang marah apabila cucu-cucunya melakukan hal
yang nakal atau tidak mendengarkan omongan lansia “PK”.

b. Identifikasi Masalah Emosional


Pertanyaan tahap 1
 Apakah klien mengalami kesulitan tidur? tidak
 Apakah klien sering merasa gelisah? tidak
 Apakah klien sering merasa murung dan menangis sendiri? tidak
 Apakah klien sering was-was dan khawatir? tidak
Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika lebih dari atau sama dengan 1 jawaban
“ya”
Pernyataan tahap 2
 Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan?
 Ada atau banyak pikiran?

44
 Ada gangguan/ masalah dengan keluarga lain?
 Menggunakan obat tidur/ penenang atas anjuran dokter?
 Cenderung mengurung diri?
Bila lebih dari atau sama 1 jawaban “ya”
MASALAH EMOSIONAL POSITIF (+) / NEGATIF (-)
Kesimpulan :
Lansia “PK” tidak memiliki masalah emosional.

c. Spiritual
Lansia “PK” mengatakan melakukan persembahyangan di hari-hari tertentu
atau ketika ada acara keagamaan di pura. Lansia “PK” biasanya melakukan
persembahyangan di Pura Kahyangan Tiga di Desanya dan di Merajan pada
hari-hari besar keagaaman.

PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIEN


a. INDEKS KATZ
Aktivitas Mandiri Tergantung
Mandi 1 0
Berpakaian 1 0
Toilet 1 0
Berpindah 1 0
Kontinensia (mengontrol) 1 0
Makan 1 0
Skor = 6
Keterangan :
Mandiri berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan efektif dari orang lain,
seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi,
meskipun ia dianggap mampu.
Skor: >4 = mandiri
3-4 = dibantu
<3 = tergantung

Kesimpulan :
Lansia “PK” mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri dengan
baik (tanpa pengawasan khusus).

45
b. MODIFIKASI DARI BARTHEL INDEKS
No. Kriteria Dengan Mandiri Ket
Bantuan
1 Makan Frek: 3 x/sehari
Jml: 1 porsi
5 10
Jenis: nasi, lauk-
pauk, sayur
2 Minum Frek: 8 x/sehari
5 10 Jml: ± 1500ml
Jenis: air putih
3 Berpindah dari kursi roda ke tempat -
5-10 15
tidur/ sebaliknya
4 Personal toilet (cuci muka, menyisir Frek : 1 x/sehari
0 5
rambut, menggosok gigi)
5 Keluar masuk toilet (mencuci Mampu dilakukan
5 10
pakaian, menyeka tubuh, menyiram) dengan baik
6 Mandi Mampu dilakukan
5 15
dengan baik
7 Jalan di permukaan datar 0 5 Frek : > 6 x/sehari
8 Naik turun tangga Mampu dilakukan
5 10
dengan baik
9 Menggunakan pakaian Mampu dilakukan
5 10
dengan baik
10 Kontrol bowel (BAB) Frek: 1 x/sehari
5 10
Kons: lembek
11 Kontrol bladder (BAK) Frek: 6 x/sehari
5 10
Warna: jernih
Nilai Total 110
Keterangan :
110 : mandiri
65-105 : Ketergantungan sebagian
≤ 60 : Ketergantungan Total
Kesimpulan:
Mandiri

13. PENGKAJIAN STATUS MENTAL GERONTIK


a. Identifikasi tingkat intelektual dengan Short Portable Mental Status
Questioner (SPSMQ). Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban
Catat jumlah kesalahan total berdasarkan total kesalahan berdasarkan 10
pertanyaan

46
No Pertanyaan Benar Salah
1 Tanggal berapa hari ini √
2 Hari apa sekarang √
3 Apa nama tempat ini √
4 Dimana alamat anda √
5 Berapa umur anda √
6 Kapan anda lahir (minimal tahun lahir) √
7 Siapa presiden Indonesia sekarang √
8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya √
9 Siapa nama ibu anda √
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap √
angka baru, semua secara menurun
Jumlah 8
Interpretasi hasil :
Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat
Kesimpulan:
Fungsi Intelektual Utuh.

b. Identifikasi aspek kognitif dan fungsi mental dengan menggunakan MMSE


No Aspek Nilai Nilai Kriteria
Kognitif Maks Klien
1 ORIENTASI 5 4 Menyebutkan dengan benar:
 Tahun “2022”
 Musim “Panas”
 Tanggal 25
 Hari “Senin”
 Bulan “Juli”
2 ORIENTASI 5 5 Dimana kita sekarang?
 Negara Indonesia
 Provinsi “Bali”
 Kota “Gianyar”
 Kecamatan “Tampaksiring”
 Desa “Pejeng Kelod”
3 REGISTRASI 3 3 Sebutkan 3 objek (oleh pemeriksa) 1 detik
untuk mengatakan masing-masing objek,
kemudian tanyakan kepada klien ketiga
objek tadi (untuk disebutkan)
 Objek “Pulpen”
 Objek “Jam dinding”
 Objek “Topi”
4 PERHATIAN 5 4 Minta klien untuk memulai dari angka 100
DAN kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali

47
KALKULASI  93 benar
 86 salah
 79 benar
 72 benar
 65 benar
5 MENGINGAT 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga objek
pada nomer 2 (registrasi) tadi,bila benar 1
poin untuk 1 objek
6 BAHASA 9 9 Tunjukkan pada klien suatu benda dan
tanyakan namanya pada klien (misal jam
tangan atau pensil) “1 poin”

Minta kepada klien untuk mengulangi kata


berikut “tak ada, jika, dan, atau, tetapi” bila
benar, nilai 2 poin. Bila pernyataan benar
2-3 buah, mis : tidak ada, tetapi maka nilai
1 poin “2 poin”

Minta klien untuk mengikuti perintah


berikut yang terdiri dari 3 langkah : “ambil
kertas ditangan anda, lipat dua dan taruh di
lantai”
 Ambil kertas
 Lipat dua
 Taruh dilantai
“3 poin”
Perintahkan pada klien untuk hal berikut
(bila aktivitas sesuai perintah nilai 1 point)
 Tutup mata anda
“1 poin”
Perintahkan pada klien untuk menulis satu
kalimat dan menyalin gambar
 Tulis satu kalimat
 Menyalin gambar
“2 poin”
Nilai Total 28

Interpretasi hasil :
>23 : aspek kognitif dari fungsi mental baik
18-22 : kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤17 : terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
Kesimpulan:
Aspek kognitif dari fungsi mental baik.

48
c. Status Psikologis (skala depresi pada lansia)
Pilih jawaban yang sesuai sebagaimana yang anda rasakan dalam seminggu terakhir
No Pertanyaan Jawaban Skor
1 Pada dasarnya puaskah anda dengan hidup 0
YA TIDAK*
anda saat ini?
2 Apakah anda membatalkan banyak dari 0
YA* TIDAK
rencana kegiatan/minat anda?
3 Apakah anda merasa hidup anda ini hampa? YA* TIDAK 0
4 Seringkah anda merasa kebosanan? YA* TIDAK 0
5 Apakah anda memiliki suatu harapan dimasa 0
YA TIDAK*
depan?
6 Apakah anda terganggu dengan memikirkan 1
YA* TIDAK
kesulitan anda tanpa jalan keluar?
7 Apakah anda sering kali merasa bersemangat? YA TIDAK* 0
8 Apakah anda mengkhawatirkan sesuatu hal 1
YA* TIDAK
buruk bakal menimpa anda?
9 Apakah anda sering kali merasa gembira? YA TIDAK* 0
10 Apakah anda sering kali merasa tak 0
YA* TIDAK
terbantukan?
11 Apakah anda sering kali merasa gelisah dan 0
YA* TIDAK
resah?
12 Apakah anda lebih menyukai tinggal dirumah 0
daripada keluar rumah dan melakukan sesuatu YA* TIDAK
hal baru?
13 Apakah anda sering kali mengkhawatirkan 1
YA* TIDAK
masa depan anda?
14 Apakah anda merasa kesulitan dengan daya 0
YA* TIDAK
ingat anda?
15 Apakah anda berpikir/ bersyukur masih hidup 0
YA TIDAK*
saat ini?
16 Apakah anda sering kali merasa sedih dan 0
YA* TIDAK
putus asa?
17 Apakah anda merasa tidak berguna saat ini? YA* TIDAK 0
18 Apakah anda sering menyesalkan masa lalu 0
YA* TIDAK
anda?
19 Apakah menurut anda kehidupan ini penuh 0
YA TIDAK*
tantangan yang menyenangkan?
20 Apakah anda merasa kesulitan untuk 0
YA* TIDAK
mengawali suatu kegiatan tertentu
21 Apakah anda merasa diri anda penuh energi? YA TIDAK* 1
22 Apakah menurut anda keadaan yang dihadapi 0
YA* TIDAK
tanpa harapan?
23 Apakah menurut anda keadaan orang lain 0
YA* TIDAK
lebih baik dari anda?
24 Apakah anda seringkali merasa marah hanya 0
YA* TIDAK
karena alasan sepele?
25 Apakah anda sering merasakan bagaikan 0
YA* TIDAK
menangis?

49
26 Apakah anda kesulitan berkonsentrasi? YA* TIDAK 0
27 Apakah anda bangun pagi dengan perasaan 0
YA TIDAK*
menyenangkan?
28 Apakah anda lebih suka menghindari 0
YA* TIDAK
acara/sosialisasi?
29 Apakah mudah bagi anda dalam mengambil 0
YA TIDAK*
suatu keputusan?
30 Apakah anda berpikiran jernih sebagaimana 0
YA TIDAK*
biasanya?
TOTAL 4
*Tiap jawaban yang bertanda bintang dihitung 1 poin
Interpretasi hasil:
0-4 : depresi tidak terjadi
5-14 : suspek depresi
15-22 : depresi ringan
> 22 : depresi berat
Kesimpulan:
Depresi tidak terjadi.

14. Pemeriksaan Laboratorium/Lainnya


Tidak ada.

15. Terapi Medis


-
No Nama Obat FrekuensixDosis Fungsi Cara
1. Antasida 3xCI Menetralkan asam Peroral sebelum
lambung makan
2. Domperidon 3x10 mg Meredakan mual dan Peroral sebelum
muntah makan

50
ANALISA DATA
Nama : “PK” Ruang : Br. Pacung, Pejeng Kelod
Usia : 80 tahun Tanggal : 1 Agustus 2022
Penyebab
No Tanggal /Jam Data Fokus Masalah
(pathway)
1. 1 Agustus DS: Lansia “PK” Ketidakseimbangan Pola makan tidak
2022 mengatakan merasa Nutrisi Kurang dari baik
mual sejak satu hari Kebutuhan Tubuh
yang lalu, muntah
disangkal, sering
Iritasi lambung
sendawa, kehilangan
nafsu makan dan
tidak bisa makan
dengan baik karena Inflamasi
rasa mual. Lansia
“PK” sudah pergi ke
puskesmas terdekat Pelepasan vasoaktif
pagi ini untuk
mendapatkan obat
tetapi keluhan mual
dan sendawa masih Rangsangan pada
dirasakan walaupun hipotalamus
sedikit berkurang.

DO: lansia “PK” tampak Mual, muntah dan


sedikit lemas tidak nafsu makan

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

2. 1 Agustus DS: Lansia “PK” Nyeri Akut Pola makan tidak


2022 mengatakan merasa baik
nyeri dan tidak
nyaman pada uluhati,
skala nyeri dikatakan
Iritasi lambung
3
(0-10).

DO: Lansia “PK” tampak Nyeri epigastrium


sesekali memegangi
dadanya
Nyeri akut

51
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS
Nama : Lansia “PK” Ruang : Br. Pacung, Pejeng kelod
Usia : 80 tahun Tanggal : 1 Agustus 2022

Tanggal
No Tanggal/Jam Diagona Keperawatan Paraf
Teratasi
1. 1 Agustus 2022 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari -
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual dan masukan nutrisi yang tidak
adekuat.
2. 1 Agustus 2022 Nyeri Akut berhubungan dengan agen 3 Agustus
cedera biologis (imflamasi). 2022

52
C. RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Lansia “PK” Ruang : Br. Pacung, Pejeng Kelod
Usia : 80 tahun Tanggal : 1 Agustus 2022
Diagnosa Nama/
No Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan Paraf
1. Ketidakseimbangan Nutritional Status : NIC
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh NOC : Food & Fluid Nutrition Management 7200
berhubungan dengan Intake Pengkajian :
mual dan masukan
nutrisi yang tidak 1008 1. Kaji apakah pasien memiliki 1. Membantu menentukan jenis
adekuat riwayat alergi makanan makanan yang bisa dimakan
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan 2. Tentukan makanan yang 2. Membantu menambah nafsu
selama 3 x 24 jam disukai pasien makan
diharapkan masalah 3. Tentukan jumlah kalori yang 3. Untuk memenuhi asupan
ketidakseimbangan diperlukan tubuh energy harian dalam
nutrisi kurang dari beraktivitas
kebutuhan tubuh dapat
Mandiri :
teratasi dengan
indicator: 4. Berikan makanan tambahan 4. Menambah asupan nutrisi dan
(snack) seperti jus buah, jika meningkatkan nafsu makan
- Pasien mampu perlu
memenuhi
kebutuhan nutrisi 5. Timbang BB pasien pada 5. Memonitoring risiko
interval yang tepat kekurangan nutrisi
melalui oral.
6. Monitor pemasukan nutrisi 6. Menjamin kecukupan asupan
- Pasien mampu nutrisi dan kalori untuk tubuh
dan kalori yang dikomsumsi
memenuhi
oleh tubuh

53
kebutuhan cairan Penyuluhan perhari
melalui oral.
7. Berikan informasi tentang
- Pasien mampu nutrisi yang dibutuhkan oleh
pasien 7. Menambah pengetahuan
mempertahankan tentang makanan yang baik
berat badan 8. Memberikan informasi untuk kondisi klien
tentang cara untuk
mengurangi rasa mual. 8. Membantu mengurangi
keluhan dengan cara non
9. Anjurkan lansia mengunjungi farmakologis
fasilitas pelayanan kesehatan
bila keluhan tidak membaik 9. Mencegah risiko terjadinya
perburukan kondisi dan
pemantauan kondisi lebih
lanjut

2. Nyeri Akut NOC : Paint control NIC


berhubungan dengan 1605
agen cedera biologis Paint Management 1400
Setelah dilakukan Pengkajian:
(imflamasi).
tindakan keperawatan 1. Kaji nyeri secara 1. Mengetahui keluhan secara
selama 1 x 24 jam komprehensif meliputi tepat untuk menentukan
diharapkan masalah lokasi, karakteristik, implementasi yang akan
nyeri akut pada pasien onset/urasi, frekuensi, diberikan selanjutnya
kualitas, intensitas dan
dapat teratasi dengan
faktor penyebab.
indikator: 2. Observasi respon 2. Mengkaji kemampuan atau
- Pasien mampu non verbal respon klien terhadap nyeri
menyebutkan faktor dan ketidaknyamanan
prepitasi nyeri terutama pada pasien yang
- Pasien melaporkan tidak mampu berkomunikasi
perubahan secara efektif

54
gejala/nyeri Mandiri:
terhadap kesehatan. 3. Gunakan strategi 3. Membangun rasa percaya dan
- Pasien melaporkan komunikasi teraupetik menghargai pada klien untuk
untuk mengetahui nyeri menggali informasi mengenai
pengendalian nyeri
dan respon pasien terhadap keluhan yang dialami
nyeri.
4. Tentukan dampak nyeri 4. Mencegah secara dini risiko
yang dirasakan pasien yang dapat ditimbulkan dari
rasa nyeri tersebut
5. Kontrol faktor lingkungan 5. Mencegah meningktnya
yang mampu menimbulkan respon terhadap nyeri dan
respon ketidaknyamanan memberikan rasa nyaman
pada pasien. terhadap klien
6. Kurangi faktor prepitasi 6. Untuk mengurangi risiko
nyeri terjadinya meningkatnya
keluhan nyeri klien
Penyuluhan
7. Ajarkan penggunaan 7. Untuk membantu mengurangi
teknik non pharmakologi keluhan nyeri
(teknik relaksasi)
8. Ajarkan prinsip dalam 8. Menjadikan suatu pegangan
penangan nyeri dalam mengurangi rasa nyeri
sebagai terapi non
farmakologis
Kolaborasi:
9. Kolaborasi dengan tenaga 9. Kolaborasi pemberian anti
kesehatan lainnya untuk nyeri dapat membantu
menentukan dan mempercepat berkurangnya
menjalankan therapy jika keluhan
perlu.

55
D. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Lansia “PK” Ruang : Br. Pacung, Pejeng Kelod
Usia : 80 tahun Tanggal : 1 Agustus 2022
Dx Nama/
No Hari, Tanggal/Jam Implementasi Respon Klien
Kep TTD
1. Senin, 1 Agustus 1,2 - Menciptakan lingkungan yang nyaman DS : Pasien mengatakan merasa lebih
2022 untuk pasien dengan posisi duduk di nyaman dengan duduk di kursi.
Pukul 13.00 WITA kursi. DO : Wajah pasien tampak tidak nyaman
sambil memegangi perutnya

Pukul 13.30 WITA 1,2 - Mengkaji keluhan pasien. DS : Pasien mengeluh merasa mual sejak
kemarin siang, perut terasa tidak
nyaman, sering bersendawa dan
nyeri pada uluhati dengan skala nyeri
3 (0-10). Keluhan muntah disangkal
dan pasien mengatakan nafsu
makannya menurun akibat mual
DO : pasien tampak memegangi perutnya
dan sempat bersendawa saat
berbicara

Pukul 13.50 WITA 1 - Mengkaji faktor penyebab keluhan DS : Pasien mengatakan pernah mengalami
mual sakit maag namun sudah lama tidak
pernah kambuh. Pasien mengatakan
beberapa hari belakangan sempat
telat makan karena harus
mengerjakan pekerjaan di lading.
Mulai kemarin nafsu makan pasien
menurun karena takut muntah
DO : Raut wajah pasien tampak tidak
nyaman
56
Pukul 14.10 WITA - Mengkaji keluhan dan status nyeri DS : Pasien mengatakan merasa nyeri di
area uluhati, rasa nyeri seperti
ditusuk-tusuk, frekuensi nyeri
2 dikatakan hilang timbul, dengan
skala nyeri 3 (0-10).
DO : pasien tampak sedikit lemas dan lesu.

Pukul 14.20 WITA - Mengkaji tanda-tanda vital, DS : Pasien mengatakan bersedia untuk
pemeriksaan antropometri dan diperiksa
melakukan pemeriksaan fisik DO : TD: 105/70 mmHg
1,2 Nadi : 75 x/mnt
RR : 19 x/mnt
Suhu : 36,7 ºC
Tinggi Lutut : 53cm
Berat Badan : 63 kg
IMT : 22,3
Pemeriksaan fisik : tidak terdapat
kelainan

Pukul 15.00 WITA - Memberikan penjelasan kepada pasien DS : Pasien dan keluarga mengatakan
dan keluarga pendamping pasien mengetahui tentang penyakit maag
tentang penyebab keluhan mual dan namun tidak terlalu paham tentang
1,2 nyeri uluhati dan cara untuk cara penanganannya
mengatasinya. DO : Pasien dan keluarga tampak serius
dan antusia memperhatikan
penjelasan yang diberikan dan
sesekali bertanya.
2. Selasa, 2 Agustus 1,2 - Menciptakan lingkungan yang nyaman DS : Pasien mengatakan merasa lebih hari
2022 untuk pasien ini merasa lebih nyaman
Pukul 13.00 WITA DO : Wajah pasien tampak lebih nyaman
dan masih terlihat sesekali
memegangi perutnya

57
Pukul 13.30 WITA 1,2 - Mengkaji ulang keluhan pasien. DS : Pasien mengeluh masih merasa mual
namun sudah berkurang dari hari
sebelumnya. Pasien mengatakan
masih cukup sering bersendawa,
nafsu makan masih belum membaik.
Keluhan nyeri uluhati masih namun
sedikit berkurang dari kemarin
dengan skala nyeri 2 (0-10)
DO : Raut wajah pasien sedikit tidak
nyaman, pasien tampak sesekali
bersendawa

Pukul 14.00 WITA 1 - Memberikan informasi mengenai DS : Pasien mengatakan akan mencoba
pemenuhan nutrisi, cara mengurangi untuk makan lebih sering dengan
rasa mual dengan minum air hangat dan porsi sedikit dan minum air hangat
makan sedikit tapi sering untuk mengurangi mual
DO : pasien tampak memahami informasi
yang diberikan

Pukul 14.20 WITA 2 - Mengajarkan pasien untuk mengatasi DS : Pasien mengatakan akan mencoba
nyeri dengan cara teknik relaksasi melakukan teknik relaksasi yang
otogenik. diajarkan secara perlahan
DO : Pasien dan keluarga tampak antusias
saat diajarkan teknik relaksasi
otogenik

Pukul 15.00 WITA 1,2 - Memberikan anjuran kepada pasien DS : Pasien mengatakan tetap minum obat
untuk tetap mengonsumsi obat yang yang diberikan dari puskesmas sesuai
didapat dari puskesmas sesuai aturan dengan aturan pakai. Pasien dan
minum keluarga mengatakan paham dengan
- Memberi anjuran kepada pasien dan penjelasan yang diberikan
keluarga untuk mengunjungi fasilitas DO : Pasien dan keluarga tampak paham

58
pelayanan kesehatan terdekat apabila dan memberikan respon positif
keluhan yang dialami tidak membaik terhadap informasi yang diberikan
atau semakin memburuk
3 Rabu, 3 Agustus 1,2 - Menciptakan lingkungan yang nyaman DS : Pasien mengatakan merasa lebih
2022 untuk pasien dengan posisi duduk di nyaman dan kondisinya lebih baik
Pukul 13.00 WITA kursi. hari ini
DO : Wajah pasien tampak lebih nyaman

Pukul 13.20 WITA 1,2 - Mengukur tanda-tanda vital DS : Pasien mengatakan bersedia untuk
dilakukan pengukuran tanda-tanda
vital
DO : TD: 120/80 mmHg
Nadi : 72 x/mnt
RR : 16 x/mnt
Suhu : 36,2 ºC

Pukul 14.10 WITA 1,2 - Mengkaji ulang keluhan pasien. DS : Pasien mengatakan keluhan mual
masih dirasakan tetapi sudah jauh
membaik dari sebelumnya, keluhan
sendawa sudah hilang dan nafsu
makan pasien lebih membaik. Pasien
mengatakan keluhan nyeri uluhati
sudah tidak dirasakan hari ini, skala
nyeri dikatakan 0 (0-10). Pasien
mengatakan merasa kondisi
tubuhnya jauh lebih baik dari
sebelumnya. Pasien mengatakan
mampu melakukan teknik relaksasi
otogenik walaupun belum sempurna
DO : Pasien tampak kooperatif dan
memberikan respon positif terhadap
pertanyaan yang diajukan.

59
E. EVALUASI
Nama : Lansia “PK” Ruang : Br. Pacung, Pejeng Kelod
Usia : 80 tahun Tanggal : 3 Agustus 2022

Tanggal/ Dx Nama/
No Evaluasi
Jam Kep Paraf
1. Rabu, 3 1 S : Pasien mengatakan keluhan mual masih
Agustus dirasakan tetapi sudah jauh membaik dari
2022 sebelumnya, keluhan sendawa sudah hilang
Pukul 14.15 dan nafsu makan pasien lebih membaik. Pasien
WITA mengatakan merasa kondisi tubuhnya jauh
lebih baik dari sebelumnya.
O : Pasien tampak kooperatif dan memberikan
respon positif
TD: 120/80 mmHg, N : 72 x/menit, RR: 16
x/menit, S : 36,20C.
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Lanjutkan intervensi

2. Rabu, 3 2 S : Pasien mengatakan keluhan nyeri uluhati sudah


Agustus tidak dirasakan hari ini, skala nyeri dikatakan 0
2022 (0-10). Pasien mengatakan merasa kondisi
Pukul 14.15 tubuhnya jauh lebih baik dari sebelumnya.
WITA Pasien mengatakan mampu melakukan teknik
relaksasi otogenik walaupun belum sempurna
O : Pasien tampak sedikit lemas, terdapat kantung
mata,
TD: 120/80 mmHg, N: 72 x/menit, RR: 16
x/menit, S: 36,20C.
A : Tujuan tercapai
P : Pertahankan dan tingkatkan kondisi

60
DOKUMENTASI

1. Senin, 1 Agustus 2022

2. Selasa, 2 Agustus 2022

61
3. Rabu, 3 Agustus 2022

62

Anda mungkin juga menyukai