PENYAKIT STROKE
DI RT.01 DESA PAKU ALAM
Disusun Oleh:
Diar, S.Kep
11194692210134
Pada Laki-laki
a) Degeneratif organ reproduksi
b) Intensitas respons terhadap stimulus sex berkurang
c) Aktivitas seksual berkurang
d) Gangguan Kelenjar prostat
4) Pola Tidur
a) Butuh waktu lebih lama untuk tidur
b) Sering terbangun
c) Mutu tidur berkurang
d) Lebih lama berada di bed
5) Fungsi Kognitif
a) Beberapa lansia menunjukkan penurunan keterampilan intelektual, tapi
masih mampu mengembangkan kemampuan kognitif
b) Penurunan kemampuan mengingat/mengenali memori
c) Tidak ada/jarang penurunan intelegensi
6) Perubahan Penglihatan
a) Kornea kuning/keruh
b) Size pupil mengecil/atropi M. Ciliaris
c) Atropi sel-sel fotoreseptor
d) Penurunan suplai darah dan neuron ke retina
e) Pengapuran lensa: katarak
f) Konsekuensi:
Meningkatnya sensitivitas terhadap cahaya silau
Respons lambat terhadap perubahan cahaya
Lapangan pandang menyempit, perubahan persepsi warna
Lambat dalam memproses informasi visual
Sulit berkendara pada malam hari
7) Fungsi Kardiovaskuler
a) Pengerasan pembuluh darah
b) Hipertrofi dinding ventrikel kiri
c) Vena tebal, kurang elastik
d) Perubahan mekanisme konduksi
e) Peningkatan resistensi perifer
f) Konsekuensi:
Tekanan darah meningkat
Berkurangnya respons adaptif terhadap exercise
Berkurangnya aliran darah ke otak
Meningkatnya suseptibilitas untuk aritmia
Atherosclerosis dan varicosis
8) Perubahan Fungsi Respirasi
a) Otot-otot reseptor melemah
b) Kapasitas vital berkurang
c) Berkurangnya elastisitas paru
d) Alveoli melebar
e) Dinding dada mengeras
f) Konsekuensi:
Meningkatnya penggunaan otot tertentu
Meningkatnya energi yang dikeluarkan untuk respirasi
Menurunnya efisiensi pertukaran gas
Menurunnya tekanan oksigen arterial
9) Perubahan Fungsi Saraf
a) Gangguan Fungsi Luhur
b) Sukar bicara
c) Gerakan otot (kagok)
d) Gangguan pengenalan seseorang
e) Sukar tidur (insomnia)
f) Daya ingat lemah (demensia): atrofi sel otak
g) Inisiatif turun
h) Parkinson (otot-otot kaku, menggeletar)
10) Menurunnya Potensi Seksual
Menurunnya potensi seksual pada usila sering berhubungan dengan
gangguan fisik, sebagai berikut:
a) Gangguan jantung
b) Gangguan metabolisme: DM
c) Vaginitis
d) Setelah operasi prostatektomi
e) Kekurangan gizi
f) Gangguan obat-obat tertentu: obat hipertensi, golongan steroid,
transquilizer Faktor psikologik yang menyertai usila, antara lain: rasa
takut/malu bila dipertahankannya kehidupan seksual pada usila, sikap
keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang, kelelahan atau
kebosanan karena kurang variasi hidup, pasangan hidup yang
meninggal, disfungsi seksual yang disebabkan hormonal/masalah
kesehatan jiwa lainnya.
11) Perubahan Aspek Psikososial
a) Fungsi Mental
b) Kognitif
c) Proses belajar
d) Pemahaman
e) Pengertian
f) Tindakan
g) Perilaku cenderung lebih lambat
h) Fungsi mental
i) Psikomotor
j) Dorongan kehendak, bertindak, pada umumnya mulai melambat
sehingga reaksi dan koordinasi menjadi lebih lambat
k) Pekerjaan: Memasuki pensiun (kehilangan) pekerjaan,
kedudukan/jabatan/peran kegiatan dan harga diri.
12) Keterasingan Usila
a) Berkurangnya kemampuan pendengaran dan penglihatan serta
gangguan fisik kerap kali menimbulkan kelainan fungsional, bahkan
kecacatan pada usila.
b) Akan tersisihnya usila dan keterasingan
c) Perubahan sistem nilai
d) Ibu bekerja usila tambah beban wanita
13) Beban Psikologis
a) Apakah usila mengenal masalahnya
b) Apakah optimis memandang sesuatu
c) Sikap terhadap proses penuaan
d) Apakah merasa dibutuhkan
e) Bagaimana mengatasi masalah
f) Apakah sering mengalami kegagalan
g) Apa harapan usila
f. Pengkajian fokus keperawatan pada lansia
Menurut Doengoes & Marilynn (2019) pengkajian adalah tahapan seorang
perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus terhadap anggota
keluarga yang dibinanya. Secara garis besar data dasar yang dipergunakan
mengkaji status kesehatan adalah:
1) Identitas
Meliputi nama, jenis jenis kelamin (lebih sering pada pria daripada wanita),
usia (terutama pada usia 30-40), alamat, agama, bahasa yang digunakan,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi kesehatan, golongan
darah, nomor register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.
2) Keluhan Utama
Keluhan yang membuat seseorang datang ke tempat pelayanan kesehatan
untuk mencari pertolongan
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit mulai dari timbulnya keluhan yang di rasakan sampai
saat di bawa ke layanan kesehatan, apakah pernah memeriksakan dirinya
ke tempat lain serta pengobatan yang telah di berikan dan bagaimana
perubahannya.
4) Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit dahulu haruslah diketahui baik yang berhubungan
dengan sistem persyarafan maupun penyakit sistem sistemik lainnya.
Demikian pula riwayat penyakit keluarga terutama yang mempunyai
penyakit menular.
5) Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang menderita
penyakit yang sama seperti yang diderita klien sekarang ini.
6) Pengkajian Psikososial dan Spiritual
a) Psikologi : apakah klien mengalami peningkatan stress
b) Sosial : cenderung menarik diri dari lingkungan
c) Spiritual : kaji apa agama pasien, bagaimana pasien menjalankan
ibadah menurut agamanya
7) Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a) Kebutuhan nutrisi
Makan : kaji frekuensi, jenis, komposisi (pantangan makanan kaya
protein).
Minum : kaji frekuensi, jenis (pantangan alkohol)
b) Kebutuhan eliminasi
BAK : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
BAB : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
c) Kebutuhan aktivitas
Biasanya klien kurang / tidak dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari
secara mandiri akibat nyeri dan pembengkakan
8) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dari
ujung rambut hingga ujung kaki (head to toe). Pemeriksaan fisik pada
daerah sendi dilakukan dengan inspeksi dan palpasi. Inspeksi yaitu melihat
dan mengamati daerah keluhan klien seperti kulit, daerah sendi, bentuknya
dan posisi saat bergerak dan saat diam. Palpasi yaitu meraba daerah nyeri
pada kulit apakah terdapat kelainan seperti benjolan dan merasakan suhu
di daerah sendi dan anjurkan klien melakukan pergerakan yaitu klien
melakukan beberapa gerakan bandingkan antara kiri dan kanan serta lihat
apakah gerakan tersebut aktif, pasif atau abnormal.
9) Pengkajian keseimbangan untuk lansia
Pengkajian posisi dan keseimbangan (sullivan)
No Tes koordinasi Keterangan Nilai
1 Berdiri dengan postur normal
2 Berdiri dengan postur normal, menutup mata
3 Berdiri dengan kaki rapat
4 Berdiri dengan satu kaki
5 Berdiri, fleksi trunk dan berdiri ke posisi netral
6 Berdiri, lateral dan fleksi trunk
7 Berjalan, tempatkan tumit salah satu kaki didepan
jari kaki yang lain
8 Berjalan sepanjang garis lurus
9 Berjalan mengikuti tanda gambar pada lantai
10 Berjalan menyamping
11 Berjalan mundur
12 Berjalan mengikuti lingkaran
13 Berjalan pada tumit
14 Berjalan dengan ujung kaki
Jumlah
Keterangan
4 : mampu melakukan aktifitas dengan lengkap
3 : mampu melakukan aktifitas dengan bantuan
2 : mampu melakukan aktifitas dengan bantuan maksimal
1 : tidak mampu melakukan aktifitas
Nilai
42-54 : mampu melakukan aktifitas
28-41 : mampu melakukan sedikit bantuan
14-27 mampu melakukan bantuan maksimal
14 ≤ : tidak mampu melakukan
10) Pengkajian fungsional lansia
KATZ
Indeks kemandirian Katz untuk menilai aktifitas kehidupan sehari-hari
(ADL)
No Aktivitas Mandiri Terga
ntung
1 Mandi
Mandiri :
Bantuan hanya pada satu bagian mandi
(seperti punggung atau ekstremitas yang
tidak mampu) atau mandi sendiri sepenuhnya
Tergantung :
Bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh,
bantuan masuk dan keluar dari bak mandi,
serta tidak mandi sendiri
2 Berpakaian
Mandiri :
Mengambil baju dari lemari, memakai
pakaian, melepaskan pakaian,
mengancingi/mengikat
pakaian.
Tergantung :
Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya
sebagian
3 Ke Kamar Kecil
Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian
membersihkan genetalia sendiri
Tergantung :
Menerima bantuan untuk masuk ke kamar
kecil dan menggunakan pispot
4 Berpindah
Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk
duduk, bangkit dari kursi sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam naik atau turun dari tempat
tidur atau kursi, tidak melakukan satu, atau
lebih perpindahan
5 Kontinen
Mandiri :
BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri
Tergantung :
Inkontinensia parsial atau total; penggunaan
kateter,pispot, enema dan pembalut
( pampers)
6 Makan
Mandiri :
Mengambil makanan dari piring dan
menyuapinya sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam hal mengambil makanan dari
piring dan menyuapinya, tidak makan sama
sekali, dan makan parenteral ( NGT )
Keterangan :
Beri tanda ( v ) pada point yang sesuai kondisi klien
Analisis hasil/ nilai:
A : Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian, dan mandi.
B :emandirian dalam semua hal, kecuali satu dari fungsi tersebut.
C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi
tambahan.
D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian dan
satu fungsi tambahan.
E : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, ke
kamar kecil, dan satu fungsi tambahan.
F: Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar
kecil, berpindah, dan satu fungsi tambahan.
G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut.
11) Modifikasi Barthel Indeks
Barthel Indeks merupakan skala yang digunakan untuk mengukur
kinerja dalam aktifitas sehari-hari.
NILAI
KETERAN
No KRITERIA BANTUA
MANDIRI GAN
N
1 Makan 5 10
2 Berpindah dari kursi roda ke
5-10 15
tempat tidur, sebaliknya
3 Kebersihan diri, mencuci
muka, menyisir, mencukur 0 5
dan menggosok gigi
4 Aktivitas di toilet
5 10
(menyemprot, mengelap)
5 Mandi 0 5
6 Berjalan di jalan yang datar
(jika tidak mampu jalan /
10 15
melakukannya dengan kursi
roda)
7 Naik turun tangga 5 10
8 Berpakaian termasuk
5 10
mengenakan sepatu
9 Mengontrol BAB 5 10
10 Mengontrol BAK 5 10
Total
Penilaian:
0 – 20 : Ketergantungan
21 – 61 : Ketergantungan berat/ sangat ketergantungan
62 – 90 : Ketergantungan moderat
91 – 99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri
12) Pengkajian masalah emosional
a) Pertanyaan tahap 1
(1) Apakah klien mengalami susah tidur?
(2) Apakah klien sering merasa gelisah?
(3) Apakah klien murung atau menangis sendiri?
(4) Apakah klien sering was-was atau kuatir?
Lanjutkan pertanyaan tahap 2 jika jawaban “ya” 1 atau lebih.
b) Pertanyaan tahap 2
(1) Keluhan > 3 bulan atau > 1 kali dalam sebulan
(2) Ada masalah atau banyak pikiran
(3) Ada gangguan atau masalah dengan orang lain
(4) Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter
(5) Cenderung mengurung diri
Jika >1 atau = 1 jawaban “ya”, maka ada masalah gangguan
emosional.
e. Perintahkan kepada
klien untuk menulis
kalimat atau menyalin
gambar.
Klien menulis/
menggambar
Total nilai 30
Interpretasi hasil
> 23 : aspek kognitif dari fungsi mentak baik
1 – 22 : kerusakan aspek fungsi mental ringan
0 – 17 : terdapat kerusakan fungsi mental berat
14) Pengkajian skala jatuh pada lansia
Morse Fall Scale (MFS) digunakan untuk melakukan pengkajian
skala jatuh pada lansia
No Pengkajian Skala Nilai
1 Riwayat jatuh: Apakah lansia pernah jatuh Tidak : 0
dalam 3 bulan terakhir? Ya : 25
2 Diagnosa sekunder: Apakah lansia Tidak : 0
memiliki lebih dari satu penyakit? Ya : 15
3 Alat bantu jalan:
- Bed rest/ dibantu perawat 0
- Kruk/ tongkat/ walker 15
- Berpegangan pada benda-benda 30
disekitar (kursi, lemari, meja)
4 Terapi intravena : Apakah saat ini lansia Tidak : 0
terpasang infus? Ya : 20
5 Gaya berjalan/ cara berpindah
- Normal/ bed rest/ imobilisasi (tidak 0
dapat bergerak sendiri) 10
- Lemah (tidak bertenaga) 20
- Gangguan/ tidak normal (pincang,
diseret)
6 Status mental
- Lansia menyadari kondisi dirinya 0
sendiri 15
- Lansia mengalami keterbatasan daya
ingat
TOTAL SKALA
Tingkatan risiko jatuh
0 – 24 : Tidak berisiko (tindakan perawatan dasar)
25 – 50 : Risiko rendah (pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh
standar)
>51 : Risiko tinggi (pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh risiko)
15) Pengkajian tingkat depresi pada lansia
Geriatric Depression Scale merupakan skala yang digunakan untuk
pengkajian tingkat depresi pada lansia
No Pertanyaan Keterangan
1 Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda? Ya Tidak
2 Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan minat Ya Tidak
atau kesenangan anda?
3 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? Ya Tidak
4 Apakah anda sering merasa bosan? Ya Tidak
5 Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat? Ya Tidak
6 Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi Ya Tidak
pada anda?
7 Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup Ya Tidak
anda?
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? Ya Tidak
9 Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi ke Ya Tidak
luar dan mengerjakan sesuatu hal yang baru?
10 Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan Ya Tidak
daya ingat anda dibandingkan kebanyakan orang?
11 Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini Ya Tidak
menyenangkan?
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda Ya Tidak
saat ini?
13 Apakah anda merasa penuh semangat? Ya Tidak
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada Ya Tidak
harapan?
15 Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaanya dari Ya Tidak
anda?
SKOR
Keterangan:
Lingkari pilihan jawaban berdasarkan pernyataan klien
Skor : hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal
Setiap jawaban bercetak tebal mempunyai nilai 1
Skor antara 5 – 9 menunjukkan kemungkinan besar depresi
Skor 10 atau lebih menunjukkan depresi
16) Penilaian potensi dekubitus
Skor norton digunakan untuk menilai potensi dekubitus
No Item Penilaian Skor
1 Kondisi fisik:
Baik 4
Cukup baik 3
Buruk 2
Sangat buruk 1
2 Kondisi mental:
Waspada/ sadar penuh 4
Apatis 3
Bingung 2
Pingsan/ tidak sadar 1
3 Aktifitas:
Dapat berpindah sendiri 4
Berjalan dengan bantuan 3
Terbatas dikursi 2
Terbatas ditempat tidur 1
4 Mobilitas:
Penuh/ bergerak bebas 4
Sedikit terbatas 3
Sangat terbatas 2
Sulit bergerak 1
5 Inkontinensia:
Tidak ngompol 4
Kadang-kadang 3
Sering inkontinensia urin 2
Inkontinensia alvi dan urin 1
SKOR
Keterangan:
Skor < 14 : Resiko tinggi terjadinya ulkus diabetikum
Skor < 12 : Peningkatan risiko 50 kali lebih besar terjadinya ulkus
diabetikum
Skor 12 – 13 : Resiko sedang
Skor > 14 : Resiko kecil
Stroke adalah cedera mendadak dari pembuluh darah yang terjadi pada otak
sehingga aliran darah yang membawa oksigen dan glukosa terganggu,
sehingga oksigen dan glukosa yang merupakan nutrisi bagi sel otak untuk
menjalankan kehidupan dari seluruh sistem organ. Serangan stroke sering
terjadi secara mendadak dan menimbulkan gejala khusus sesuai bagian
otak yang tidak tersuplai darah. Maka itu, penderita stroke harus segera
mendapatkan pertolongan secepat mungkin agar kerusakan sel otak yang
terjadi minimal sehingga tidak menimbulkan cacat atau gejala sisa akibat
serangan. Cacat dapat berupa kelumpuhan anggota gerak, proses berpikir,
gangguan bicara dan memori, bahkan dapat menimbulkan kematian (Sari et
al., 2019).
b. Etiologi
Ada beberapa penyebab dari terjadinya stroke antara lain (Priyanto, 2019):
c. Patofisiologi
Oksigen sangat penting untuk otak, jika terjadi hipoksia seperti yang terjadi
pada kasus stroke, maka otak akan mengalami perubahan metabolik,
kematian sel dan kerusakan permanen. Pembuluh darah yang paling sering
terkena adalah arteri serebral dan arteri karotis interna yang ada di leher.
Adanya gangguan pada peredaran darah otak dapat mengakibatkan cedera
pada otak melalui beberapa mekanisme, yaitu :Penebalan dinding pembuluh
darah (arteri serebral) yang menimbulkan, penyempitan sehingga aliran
darah tidak adekuat yang dapat mengakibatkan stroke non hemoragik,
pecahnya dinding pembuluh darah yang dapat menimbulkan hemoragik,
sedangkan pada penyumbatan pada arteri serebri media dan arteri vertebra
basilates yang sering terjadi menyebabkan kelemahan otot dan spastisitas
kontralaterla, serta defisit sensorik (hemianestesia). Baik stroke hemoragik
dan non hemoragik berdampak pada gangguan sistem saraf, yang
menyebabkan penurunan fungsi pada nervus kranial yang terdiri dari 12
pasang (Ayuningtyas, 2020).
d. Pathway
e. Manifestasi Klinis