TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Lansia
merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh manusia berasal dari dalam
tubu maupun luar tubuh. Menua merupakan proses alami tubuh dan melalui
beberapa taap keidupan berawal dari neonates, toddler, pra scool, school,
remaja, dewasa dan lansia.Dimulai dari usia tua terdapat banyak kemunduran
2. Klasifikasi Lansia
2011).
10
11
a. Teori Biologis
1. Teori Genetik
rentang hidup sekitar 110 tahun, sel yang berada didalam tubuh
deteriorasi.
2. Teori Cross-Linkage
akibat sel sudah terlalu tua dan akibat dari reaksi jaringan
4. Teori Immunologi
6. Teori Psikososial
7. Teori Sosiokultural
1) Disengagement theory
2) Teori Aktivitas
kuantitas aktivitas.
8. Penurunan Fisiologis
1) Penglihatan
2) Pendengaran
2009).
3) Perabaan
2015).
14
4) Musculoskeletal
5) Sistem Saraf
Utomo. 2003).
d. Perubahan Pernafasan
(Suhartin, 2010).
f. Perubahan Gastrointestinal
h. Perubahan Psikologis
darah (Dorland, 2010). Kadar glukosa darah akan meningkat secara ringan
setelah umur 50 tahun, kadar gula darah akan cepat meningkat pada saat
adalah pemeriksaan kadar gula darah saat puasa yaitu penilaian dari hasil
glukosa yang diukur pada saat pasien berpuasa selama 8 jam jika kadar
glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl, maka didiagnosa sebagai penderita diabetes
mellitus. Kedua yaitu Pemeriksaan kadar gula darah sewaktu yaitu nilai dari
hasil dari pemeriksaan glukosa yang diukur pada saat 2 jam setelah makan.
Jika kadar glukosa darah sewaktunya > 200 mg/dl makan pasien didiagnosis
diabetes melitus.
18
Pada orang yang tidak aktif dalam bergerak akan lebih cepat dalam
proses peningkatan kadar gula darah, biasanya kadar gula darah akan lebih
a. Sewaktu
Kadar gula darah sewaktu yaitu kadar gula darah yang diukur pada
saat 2 jam setelah makan. Jika kadar glukosa darah > 200 mg/dl nilai
b. Puasa
dilakukan setelah berpuasa selama 8 jam. Jika kadar glukosa darah puasa
dimana kadar gula darah tidak boleh turun terlalu rendah karena glukosa
yang berada didalam tubuh merupakan salah satu sumber energy yang
dihasikan oleh tubuh, yang dapat menyalur ke otak dan eritrosit (Mayes,
2003). Kadar glukosa darah tidak boleh pula terlalu tinggi karena dapat
dehidrasi (Guyton dan Hall, 2006). Kadar gula darah berasal dari
tubuh. Glukosa akan masuk kedalam sel-sel yang ada di hepar dengan bebas
dalam sel (Mayes & Bender, 2007). Terdapat peran insulin dalam
Tugas dari glukagon itu sendiri dapat menghambat enzimm fosforilase dan
membersihkan laktat yang berasal dari eritrosit dan otot yang dihasilkan
pada puncak 1 jam setelah makan (Reghavan and Garber, 2008), sekresi
Mengontrol kadar gula darah tidaklah mudah jika tidak didasari dengan
olahraga yang teratur, menjaga makanan, dan menjaga berat badan. Jika
sudah dilakukan 3 cara tersebut, kadar gula darah masih belum terkontrol
dengan baik maka dibutuhkan obat anti diabetes (OAD) (Ramdhani. R.,2008).
21
Pemeriksaan atau tes gula darah dalam penelitian ini adalah tes yang
dilakukan untuk mengetahui berapa kadar gula darah pada lansia dengan
resiko kadar gula darah dengan pemeriksaankimia darah. Adapun alat yang
pada ujung jari diberikan kapas yang sudah diberi alcohol, 2) Sampel diambil
darahnya pada ujung jari dengan menggunakan softclik dan lancet, 3) Setelah
darah keluar kemudian darah dioleskan pada reagent stick, 4) Setelah itu
reagent stick dimasukkan ke dalam accutrend GCU dan dalam waktu 10 detik
C. Diabtes Melitus
1. Pengertian
kadar gula darah dalam tubuh dikarenakan sekresi insulin tidak dapat bekerja
dengan baik dan hormone yang dihasilkan oleh tubuh tidak cukup dalam
mencukupi atau tidak dapat bekerja secara normal, padahal hormone ini
memiliki peran utama dalam mengatur kadar glukosa (gula) didalam darah.
2. Karakteristik Penderita DM
Pada usia 45 tahun manusia lebih rentan dengan peningkatan kadar gula
darah ataupun resiko diabetes mellitus dengan ukuran Berat Badan Relatif
mengakibatkan bayi cacat dan peningkatan kadar gula darah lebih cepat dari
3. Klasifikasi DM
(2006) yaitu :
berlebih dam memiliki riwayat diabetes dengan usia yang subur akan
lebih beresiko tinggi terkena GDM (Sri Wahyuni & Raihana, 2007)
riwayat melahirkan dengan berat badan bayi lahir >4000 gram atau
riwayat berat badan lahir rendah < 2,5 kg. Faktor lain yang
a. Obesitas
gula darah.
b. Hipertensi
darah perifer.
diabetes melitus.
d. Dislipedimia
e. Umur
f. Riwayat Persalinan
glukosa oleh hati. Berkurangnya sekresi insulin pada rangsang glukosa yang
berarti sel β yang mengalami desensitisasi terhadap glukosa Smeltzer & Bare
(2002)
5. Manifestasi klinik DM
kecil (poliurinaria), rasa yang mudah lapar (polifagia), rasa haus yang
membuat badan tidak fit, mudah sakit dan biasanya terjadi pada usia 30
tahun. Jika kadar glukosa darah masuk ke dalam saluran urin maka urin yang
tidak dibersihkan akan dikerubungi semut yang tandanya terdapat kadar gula
6. Patofisiologi
sel. sel α dan sel β bekerja secara berlawanan, tugas dari glucagon adalah
glukosa darah (Price & Wilson, 2006). Insulin yang dihasilkan oleh sel β bisa
akan bisa masuk jika jumlah insulin terlalu sedikit yang mengakibatkan
glukosa tidak bisa masuk ke dalam sel yang membuat kadar gula darah akan
meningkat (hiperglikemia).
insulin atau dalam keadaan normal, tetapi jumlah reseptor pada insulin
resptor insulin itu sendriri yaitu diibaratkan suatu kunci yang membuat
insulin itu sendiri untuk masuk kedalam sel, meski begitu banyak kunci
insulin tetapi jika lubangnya berkurang maka jumlah glukosa yang akan
masuk juga akan bekurang atau yang dinamakan dengan resitensi insulin,
meskipun terjadi resistensi insulin, dalam keadaan ini membuat produksi gula
insulin itu masih belum dapat menyebabkan diabetes melitus, dengan cara
insulin dapat disekresi secara berlebih untuk menormalisasi kadar gula darah
itu sendiri. Begitu juga jika sel β mengalami kelelahan akan menyebabkan
7. Komplikasi DM
dan kronik yang bisa timbul dalam waktu beberapa bulan atau tahun setelah
(Askandar, 2005) :
1. Komplikasi DM akut
a. Reaksi Hipoglikemia
b. Koma Diabetik
aseton, nafas menjadi lebih dalam, dan disertai dengan badan panas
c. Komplikasi kronik DM
karena aktivitas gerak apapun melibatkan persendian satu dengan yang lain.
Dengan cara aktivitas gerak yang dilakukan dikursi, diharapkan pada lansia
bisa bebas beraktivitas, olahraga untuk mengurangi resiko cedera dan mudah
dilakukan oleh lansia sehingga kualitas hidup para lansia tersebut terjaga.
Chair Based Exercise adalah suatu latihan yang dilakukan dikursi yang
lansia dipanti jompo Griya Asih Lawang. Pada latihan Chair Based Exercise
ini menunjukkan bahwa banyak dari latihan ini bisa membantu untuk
memperkuat otot dan tulang. Latihan ini bisa untuk memperkuat kegiatan
sehari-hari para lansia seperti berpakaian dan berjalan. Fisiologi dari Chair
Based Exercise kenapa bisa menurunkan kadar glukosa darah yaitu karena
pada saat seseorang beraktifitas atau melakukan Chair Based Exercise terjadi
peningkatan reseptor insulin di otot aktif. Masalah utama yang terjadi pada
glukosa tidak dapat masuk kedalam sel. Saat seseorang melakukan Chair
Based Exercise akan terjadi kontraksi otot yang pada akhirnya akan
Based Exercise akan menurunkan resistensi insulin dan pada akhirnya akan
meregangkan otot dan sendi, mencegah cedera. Dan bisa sebagai bentuk
gerakan inti untuk mengetahui adanya pengurangan kadar glukosa darah pada
lansia. Pada saat olahraga terdapat 3 tahap yaitu pemanasan, gerakan inti,dan
olahraga.
semula. Selain itu, pendinginan juga penting untuk mencegah cedera dan
mengalami perubahan dan merasa hangat karena gerakan dan kecepatan yang
1. GerakanLatihan Nafas
2. Gerakan Pemanasan 1
3. Gerakan Pemanasan 2
tubuh.
4. Gerakan Pemanasan 3
2) Pada gerakan pertama tangan lurus ke depan kedua telapak tangan posisi
3) Pada gerakan kedua tangan lurus kedepan kedua telapak tangan posisi
5. Gerakan Pemanasan 4
2) Dalam posisi duduk tegak kaki lurus ke depan tangan disamping badan.
5) Pada gerakan ini melatih otot pada kaki atau jari-jari kaki (m.tibialis
anterior, m.gastrocnemius)
6. Gerakan Pemanasan 5
7. Gerakan Pemanasan 6
tubuh.
samping tubuh.
5) Pada gerakan ini yaitu untuk melatih koordinasi, mobilisasi dan melatih
8. Gerakan Pemanasan 7
3) Pada gerakan kedua duduk tegak dikursi dengan kedua tangan lurus
kedepan.
4) Pada gerakan pertama pastikan kaki rata dilantai, kaki dan lutut harus
selebar pinggul.
9. Gerakan pemanasan 8
2) Posisi tangan dan kaki seperti saat berjalan tapi dalam posisi duduk
2) Pada gerakan pertama kedua tangan diatas paha seperti gerakan menepuk
paha.
Gambar 2.11 Gerakan Menepuk Samping Betis (Sumber : Data Pribadi, 2018)
36
4) Pada gerakan ini untuk melatih kekuatan otot deltoideus dan rotator cuff.
5) Pada gerakan ini melatih otot flexor carpi radialis, ulnaris dan
deltoideus.
3) Pada gerakan pertama arah teraband ke atas tubuh dan tidak terdapat
tarikan.
4) Pada gerakan kedua terdapat tarikan pada teraband ke atas pada satu sisi
2) Posisi pertama letakkan teraband pada kaki dan sedikit diberi tarikan dan
3) Posisi kedua kaki kedepan dan terdapat tarikan dengan dilawan oleh kaki
gastrocnemius.
5) Pada gerakan ketiga posisi tangan menyilang dengan adanya tarikan pada
teraband.
6) Pada gerakan ini melatih kekuatan otot pectoralis mayor, bicep, tricep,
Breathing Exercise.
bahu.
4) Pada gerakan kedua gerakkan bahu keatas dan kebawah tanpa mengubah
posisi duduk.
5) Pada gerakan ini untuk relaksasi pada saat elevasi (trapezius, elevator
dorsi)
41
3) Pada gerakan ini untuk relaksasi otot obique eksternal, deltoideus, teres
3) Pada gerakan ini untuk relaksasi otot trapezius, latisimus dorsi dan
rumboid.
2) Posisi satu tangan lurus ke atas tubuh satu tangan berada di belakang
tubuh.
3) Pada gerakan ini untuk relaksasi otot upper trapezius dan seratus
anterior.
43
3) Posisi tangan tetap dipaha bagian depan dan knee melebar kesampng.
kursi.
3) Pada gerakan kedua tempatkan tumit dilantai dengan posisi jari kaki
4) Pada gerakan ini untuk merelaksasi otot rectus abdominis, erector spine
2) Pada gerakan pertama salah satu kaki lurus kedepan satu kaki lainnya