Anda di halaman 1dari 14

PREPLANNING JALAN TANDEM PADA NY.

M USIA 76 TAHUN
DENGAN HIPERTENSI
DI PANTI WREDHA HARAPAN IBU SEMARANG
Disusun untuk memenuhi tugas mata ajar program Profesi Ners Praktik
Keperawatan Gerontik

Dosen Pembimbing:
Ns. Nurullya Rachma, M.Kep, Sp.KepKom

Disusun oleh:

Isnaini Nur Faizah


22020118210002

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXII


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
I. PENDAHULUAN
A. LATARA BELAKANG
Jumlah lanjut usia (lansia) di Indonesia cenderung semakin
meningkat. Kantor Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat
(KESRA) pada tahun 2020 diperkirakan penduduk lansia di Indonesia
mencapai 28,8 juta jiwa dengan usia harapan hidup sekitar 71,1 tahun
(kemenkes, 2010).
Jumlah lansia yang terus meningkat, mendapat perhatian dari
pemerintah yang ingin meningkatkan kualitas hidup lansia. Kualitas
hidup lansia dicapai salah satunya dengan pencegahan masalah yang akan
terjadi pada lansia. Jatuh merupakan salah satu masalah yang dihadapi
oleh lansia. Ketika lansia jatuh maka akan mengakibatkan penurunan
kemandirian lansia, meningkatnya biaya hidup lansia, bahkan kematian.
Sehingga perlu ada usaha pencegahan jatuh dengan mengidentifikasi
berbagai resiko jatuh pada lansia (Maryam, 2009).
Penyebab jatuh pada lansia adalah penyakit yang sedang diderita,
seperti hipertensi, stroke, sakit kepala atau pusing, nyeri sendi atau
osteroartritis, rematik dan diabetes melitus. Peruabahan akibat proses
penuaan seperti penurunan pendengaran, pengelihatan, status mental,
lambannya pergerakan, kelemahan otot ekstremitas bawah, gangguan
keseimbangan dn gaya berjalan. Faktor lingkungan terdiri dari
penerangan yang kurang, benda-benda yang dilantai, tangga tanpa pagar,
tempat tidur atau tempat air yang terlalu rendah, lantai yang tidak rata,
licin dan alat bantu jalan yang tidak sesuai (Nurkuncoro, 2015).
Berdasarkan pengkajian pada Ny. M salah satu masalah
keperawatan yang muncul adalah adanya resiko jatuh. Data pengkajian
menunjukan bahwa Ny. M memiliki riwayat jatuh 1 kali dalam 1 bulan
terakhir. Pengkajian dengan menggunakan skala jatuh Morse menunjukan
bahwa Ny. M masuk dalam kategori resiko jatuh tinggi Morse Fall Risk
dengan skor 65 dan nilai skala Berg 34 menunjukan keseimbangan
sedang.
Intervensi keperawatan yang dapat harus dilakukan untu
membantu mencegah keajadian jatuh pada Ny. M dan juga untuk
meningkatkan keseimbangan klien (Gusi, 2012). Salah satu intervensi
yang tepat adalah dengan melatih klien untuk melakukan latihan jalan
tandem atau latihan keseimbangan.
Latihan keseimbangan dapat membantu meningkatkan kekuatan
otot kaki dan juga meningkatkan sistem keseimbangan tubuh. Penelitian
dari Nurkuncoro (2015) menunjukan bahwa ada pengaruh antara latihan
keseimbangan terhadap resiko jatuh pada lansia di PTSW Yogyakarta
Unit Lansia. Selain itu, penelitian dari Gusi et al (2012) juga menunjukan
bahwa latihan keseimbangan efektif dalam mengurangi angka kejadian
jatuh dan memperbaiki keseimbangan tubuh pada lansia.
B. Data yang Perlu Dikaji Lebih Lanjut
1. Pengkajian Keseimbangan berdiri dan berjalan
2. Pengkajian Tingkat kemandirian Lansia
3. Pengkajian kekuatan otot dan riwayat jatuh yang pernah didalam klien
C. Masalah Keperawatan
Resiko Jatuh (00155): faktor resiko usia lanjut, penurunan kekuatan otot,
lingkungan yang berkelompok.
II. RENCANA KEPERAWATAN
A. Diagnosa Keperawatan
Resiko Jatuh (00155): faktor resiko usia lanjut, penurunan kekuatan otot,
lingkungan yang berkelompok. (Nanda, 2015)
B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan intervennsi selama 30 menit diharapkan skor resiko
jatuh menurun dari 65 menjadi 40 dan skor tingkat keseimbangan Ny. M
meningkat dari 34 menjadi 41.
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan intervensi keperawatan latihan keseimbangan
diharapkan klien dapat melakukan 4 gerakan dalam latihan keseimbanagn
secara mandiri.
III. RANCANGAN KEGIATAN
A. Topik
Latihan keseimbangan berdiri dan berjalan pada Ny. M dengan resiko
jatuh di Ruang Mawar, Panti Harapan Ibu
B. Metode Pelaksanaan
Aktivitas latihan keseimbangan (demontrasi)
C. Sasaran dan Target
Ny. M sebagai penerima manfaat di Ruang Mawar di Panti Harapan Ibu,
Ngaliyan, Semarang.
D. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam Teraupetik
“Selamat pagi mbah? Bagaimana kabarnya hari ini?”
b. Validasi
“Siapa namanya mbah? Masih ingat dengan saya mbah?”
c. Kontrak waktu
Topik: “Hari ini, kita akan melakukan latihan keseimbangan
mbah, jadi nanti mbah Musarofah saya pandu untuk duduk,
kemudian berdiri, dan berjalan dalam beberapa hitungan dan
cara yang akan saya pandu”
Waktu: 30 menit
Tempat: Ruang Mawar, Panti Harapan Ibu, Kasur Ny. M
2. Fase Kerja
a. Memepersiapkan Ny. M untuk latihan keseimbangan
b. Membantu Ny. M posisi duduk di kursi atau bed dengan badan
tegak kemudian berdiri dan tahan satu detik. Mengulangi
latihan sebanyak 3-5 set dengan 1 set 10 hitungan.
c. Membantu Ny. M berdiri tegak dan berjalan lurus perlahan
dengan kaki rapat tumit menyentuh ujung ibu jari kaki.
3. Fase Terminasi
a. Evalusai respon Ny. M terhadap tindakan keperawatan
1) Evaluasi Subjektif: “Nah, setelah latihan keseimbangan
tadi, bagaimana perasaannya mbah Musaropah?”.
2) Evaluasi Objektif: Memperhatikan anatusiass dan motivasi
Ny. M pada saat melakukan latihan keseimbangan.
b. Tindakan lanjut
Memotivasi Ny. M untuk melakukan latihan secara mandiri
sesuai kondisi Ny. M.
c. Kontrak
“Hari ini sudah cukup latihan keseimbangannya, besok kita
latihan bersama lagi, bagaimana? Apakah mbah Musaropah
bersedia?”.
E. Media dan Alat Bantu
Kursi dan kasur
F. SETTING TEMPAT

Ny. M Pemateri

G. Susunan Acara
Hari : Rabu, 14 November 2018
Supervisor
Tempat: Tempat tidur Ny. M

Waktu Kegiatan
09.30 – 09.35 WIB Orientasi:
Perkenalan diri
Menjelaskan tujuan
Menjelaskan prosedur latihan
keseimbangan
Kontrak waktu
09.35 – 09.55 WIB Tahap kerja:
Latihan keseimbangan
(demonstrasi)
09.55 – 10.00 WIB Terminasi dan evaluasi:
Evaluasi
Penutup dan kontrak waktu
H. Pengorganisasian
Fasilitator : Isnaini Nur Faizah
Peserta : Ny. M
Supervisior : Ns. Nurullya Rachma, M.Kep, Sp.KepKom
I. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Menyiapkan preplanning
b. Kontrak waktu
c. Persipan peralatan dan bahan (sudah siap)
2. Proses
Klien antusian dan kooperatif
3. Hasil
a. Terjadi peningkatan pengetahuan Ny. M mengenai manfaat dan
latihan keseimbangan
b. Ny. M berkeinginan untuk melakukan latihan keseimbangan
secara mandiri
J. Materi (Lampiran)

LATIHAN KESEIMBANGAN
Latihan keseimbangan adalah latihan yang ditujukan untuk membantu
meningkatkan kekuatan otot pada ekstremitas bawah dan untuk
meningkatkan sistem keseimbangan tubuh. Organ yang berperan dalam
sistem keseimbangan tubuh adalah balance perception. Latihan
keseimbangan sangan penting pada lansia Karena latihan ini sangat
membantu mempertahankan tubuh sehingga dapat mencegah resiko jatuh
pada lansia.
Latihan keseimbangan membutuhkan kerjasama dari organ otak, otot
dan tulang bekerja bersama-sama menajaga keseimbangan tubuh supaya
tetap seimbang dan mencegah terjatuh. Ketiga organ ini merupakan sasaran
yang terpenting dan harus dioptimalkan pada latihan kesimbangan untuk itu
program latihan integrase yang lengkap harus dipersiapkan oleh perawat atau
fisioterapis. Dasar untuk menciptakan program latihan keseimbangan yaitu
pada awalnya adalah latihan kesimbangan seperti berdiri dengan kaki atau
memejamkan mata.
Sensitivitas sensor proprioseptif berfungsi mengatur keseimbangan
tubuh inilah yang membuat kita menyadari posisi tubuh sedang berdiri,
duduk atau sedang melakukan aktivitas apapun sehingga tidak terjatuh atau
tubuh tidak seimbang ketika berdiri
Proprioseptif dapat ditemukan pada beberapa bagian tubuh seperti
seluruh kulit, otot dan sendi. Degenerasi fungsi proprioseptif merupakan
awal gangguan keseimbangan yang sering terjadi ketika mulai memasuki
usia ke 50 tahun. Proses alamiah tersebut akan menyebabkan metabolisme
otot menurun, sehingga lemak mudah mengumpul dan timbunan lemk ini
yang membuat otot kehilangan kekuatan, akibatnya keseimbangan tubuh
juga semakin berkurang.
Latihan keseimbangan bertujuan untuk mengasah sensitivitas sensor
proprioseptif. Prinsip gerakan latihan kesimbangan cukup mudah hanya
dengan duduk kemudian berdiri yang dialkukan berulang-ulang, tetapi dapat
menjadi sulit bagi mereka yang keseimbangan terganggu akan merasa seperti
jatug ketika berdiri.
Gerakan pada latihan keseimbangan meliputi :
a. Keseimbangan 1
Gerakan single limb stance, merupakan gerakan mempertahankan
keseimbangan tubuh dengan mengangkat salah satu kaki dan
menjadikan kaki lainnya sebagai tumpuan. Tujuan dari latihan
keseimbangan ini dalah untuk mengaktifkan otot core dan gluteus yang
berfungsi dalam memberikan postur yang baik pada tubuh dan dapat
menunjang keseimbangan postur pada lansia (Kause, 2009)
b. Keseimbangan 2
Gerakan balancing wand, merupakan latihan keseimbangan dengan
meletakan botol berisi air pada telapak tangan dalam keadaan duduk dan
lansia di instruksikan untuk mempertahankan botol berisi air tersebut
agar tidak jatuh selama yang klien bisa lakukan. Latihan ini berfungsi
untuk melatih koordinasi mata dengan lengan tangan sebagai efek dalam
mempertahankan pusat gravitasi tubuh ketika memproteksi tubuh
supaya tidak jatuh.
c. Keseimbangan 3
Gerakan tandem stance, berfungsi untuk meningkatkan keseimbangan
stastis dan menguatkan otot-otot ankle dalam upaya mempertahankan
pusat gravitasi tubuh
d. Keseimbangan 4
Gerakan Heel to toe, merupakan bentuk latihan keseimbangan pada
posisi tubuh dinamik, dimana kemampuan tubuh unutuk menjaga
keseimbangan pada posisi bergerak, dengan cara berdiri lurus
pandangan ke depan kemudian berjalan pada satu garis lurus.
LAMPIRAN GAMBAR

LANGKAH 1

LANGKAH 2

LANGKAH 3

LANGKAH 4
Catatan Perkembangan Latihan Keseimbangan Ny. M di Ruang Anggrek Panti
Wredha Harapan Ibu Ngaliyan, Semarang

Hari/Tanggal Gerakan Catatan Perkembangan


1 2 3
Single limb
stance
Balancing wand
Tandem stance
Heel to toe
Single limb
stance
Balancing wand
Tandem stance
Heel to toe
Single limb
stance
Balancing wand
Tandem stance
Heel to toe
Single limb
stance
Balancing wand
Tandem stance
Heel to toe
Single limb
stance
Balancing wand
Tandem stance
Heel to toe
Single limb
stance
Balancing wand
Tandem stance
Heel to toe
Single limb
stance
Balancing wand
Tandem stance
Heel to toe
Keterangan: 1 = Tidak Mampu, 2 = Dibantu, 3 = Mandiri

LEMBAR EVALUASI LATIHAN KESEIMBANGAN DAN


A. Evaluasi Persiapan
No Penilaian Iya Tidak
1. Menyiapkan preplanning sebelum pelaksanaan
latihan keseimbangan
2. Melakukan kontrak waktu dengan Ny. M sebelum
kegiatan berlangsung
3. Melakukan kontrak waktu dengan dosen
pembimbing
B. Evaluasi Proses
No Penilaian Iya Tidak
1. Mahasiswa datang sesuai dengan kontrak yang disepakati.
2. Ny. M terlibat aktif dalam pelaksanaan kegiatan Latihan
Keseimbangan (balance exercise)
3. Ny. M dapat menjelaskan tentang pengertian latihan
keseimbangan (balance exercise)
4. Ny. M dapat menjelaskan manfaat latihan keseimbangan
(balance exercise)
5. Diskusi dan tanya jawab berjalan dengan lancar
6. Media dan alat bantu dapat digunakan dengan efektif
7. Ny. M mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai
(kooperatif)
C. Evaluasi Gerakan
No Gerakan Evaluasi Gerakan
1 2 3
1 Single limb stance
2 Balancing wand
3 Tandem stance
4 Heel to toe
Keterangan: 1= tidak mampu, 2 = dibantu, 3 = mandiri
D. Evaluasi Hasil
No Penilaian Iya Tidak
1. Ny. M memahami apa itu latihan keseimbangan
2. Ny. M mampu menyebutkan tujuan dilakukannya latihan
keseimbangan minimal 2
3. Ny. M mampu mempraktikkan gerakan latihan
keseimbangan dibantu maupun mandiri
DAFTAR PUSTAKA

Astriyana, S. 2012. Pengaruh latihan keseimbangan terhadap penurunan risiko


jatuh pada lansia. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Herdman, T Heather. (2015). Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2015-2017. Jakarta: EGC
Ismaningsih. (2011). Perbedaan Pemberian Durasi Auto Static Stretching Otot
Hamstring Terhadap Keseimbangan Dinamis Pada Lansia. Skripsi.
Surakarta: UMS
Kemenkes RI. (2014). Pusat Data Informasi Kementrian Kesehatan RI: Situasi
dan Analisis Lanjut Usia. Jakarta: Kemenkes RI
Maryam R. S. (2009). Pengaruh Latihan Keseimbangan Fisik Terhadap
Keseimbangan Tubuh Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Wilayah
Pemda DKI Jakarta. Tesis. Depok: FIK UI
Nurkuncoro, Irawan D. (2015). Pengaruh Latihan Keseimbangan terhadap
Resiko Jatuh pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Yoyakarta Unit
Budhi Luhur Kasongan Bantul. Yogyakarta: STIKES Aisyiyah
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai