Anda di halaman 1dari 18

PREPLANNING SENAM OTAK

PADA NY. N USIA 88 TAHUN DENGAN HAMBATAN MEMORI


DI PANTI WREDHA HARAPAN IBU SEMARANG
Disusun untuk memenuhi tugas mata ajar program Profesi Ners
Praktik Keperawatan Gerontik

Dosen Pembimbing:
Nur Setiawati Dewi, M.Kep, Sp.Kom
Ns. Artika Nurrahima, M.Kep

Oleh:
Anisa Nur Ardillah
22020118220084

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXIII


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
I. PENDAHULUAN
A. LATARA BELAKANG
Lansia di Indonesia di prediksi meningkat lebih tinggi dari pada
lansia di wilayah Asia dan global setelah tahun 2050. Kantor Kementrian
Koordinator Kesejahteraan Rakyat (KESRA) pada tahun 2020
diperkirakan penduduk lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta jiwa dengan
usia harapan hidup sekitar 71,1 tahun (Kemenkes RI, 2013).
Perubahan psikologis yang terjadi yaitu adanya penurunan
intelektualitas yang meliputi persepsi, kemampuan kognitif, memori dan
belajar pada usia lanjut sehingga menyebabkan kesulitan untuk memahami
dan berinteraksi. Keluhan yang sering diungkapkan oleh lansia yaitu
pelupa. Beberapa kemampuan mental menurun seiring dengan proses
penuaan, misalnya memori jangka pendek (Triestuning E, 2018). Menurut
WHO penurunan fungsi kognitif lansia diperkirakan 121 juta manusia,
dengan presentase 5,8% laki-laki dan 9,5% perempuan. Pada lansia sering
terjadi mudah lupa dengan prevalensi 85% terjadi pada usia diatas 80
tahun. (Yuliati & Hidaayah N, 2017). Menurunnya fungsi kognitif dapat
mempengaruhi quality of life pada lansia.
Berdasarkan pengkajian pada Ny. N salah satu masalah
keperawatan yang muncul adalah adanya hambatan memori. Data
pengkajian menunjukan bahwa Ny. N mengatakan bahwa beliau memang
pelupa. Beliau hanya hafal 2 dari 35 nama teman di panti wreda, beliau
tidak ingat apa yang baru saja beliau makan, pengkajian SPMSQ
mendapatkan hasil jawaban salah ada 7 yaitu Ny.N mengalami gangguan
intelektual sedang.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi
hambatan memori pada Ny. N. Salah satu intervensi yang bisa digunakan
yaitu melakukan senam otak untuk meningkatkan memori jangka pendek
klien.
Senam otak merupakan serangkaian gerakan sederhana yang dapat
menyeimbangkan setiap bagian-bagian otak. Gerakan ringan dengan
permainan olah tangan dan kaki dapat memberikan ransangan atau stimulus
pada otak sehingga dapat meningkatkan keseimbangan antar kontrol emosi
dan logika, mengoptimalkan fungsi kinerja panca indra, menjaga
kelenturan dan keseimbangan tubuh, meningkatkan fungsi kognitif dan
menunda penuaan dini atau pikun serta perasaan kesepian. Penelitian dari
Yuliati dan Hidaayah N (2017) menunjukan bahwa ada pengaruh senam
otak terhadap fungsi kognitif pada lansia yang diberikan senam otak pada
lansia di RT 3 RW 1 Kelurahan Tandes Surabaya. Selain itu penelitian dari
Marettina N dan Maruti ED (2016) juga menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh senam otak terhadap peningkatan kemampuan mengingat
memori jangka pendek pada lansia di unit pelayanan sosial Pucang Gading
Semarang
B. Data yang Perlu Dikaji Lebih Lanjut
1. Pengkajian SPMSQ (short portable mental state quetionnaire)
C. Masalah Keperawatan
Hambatan Memori (00131): Gangguan neurologis (proses penuaan)
II. RENCANA KEPERAWATAN
A. Diagnosa Keperawatan
Hambatan Memori (00131): Gangguan neurologis (proses penuaan)
B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan intervensi selama 15-20 menit diharapkan hasil
pengkajian SPMSQ turun menjadi gangguan intelektual ringan atau tidak
gangguan
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan intervensi keperawatan diharapkan klien mampu
meningkatkan memori jangka pendek klien
III. RANCANGAN KEGIATAN
A. Topik
Senam otak pada Ny. N dengan hambatan memori di Ruang Anggrek,
Panti Harapan Ibu
B. Metode Pelaksanaan
Senam otak (demontrasi)
C. Sasaran dan Target
Ny. N sebagai penerima manfaat di Ruang Anggrek di Panti Harapan Ibu,
Ngaliyan, Semarang.
D. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam Teraupetik
“Selamat pagi mbah? Bagaimana kabarnya hari ini?”
b. Validasi
“Siapa namanya mbah? Masih ingat dengan saya mbah?”
c. Kontrak waktu
Topik: “Hari ini, kita akan melakukan senam otak mbah, jadi
nanti mbah Ngasipah dan saya bersama-sama mempraktikkan
senam otak”
Waktu: 15-20 menit
Tempat: Ruang Anggrek, Panti Harapan Ibu, Kasur Ny. N
2. Fase Kerja
a. Memepersiapkan Ny. N untuk melakukan senam otak
b. Memposisikan Ny. N senyaman mungkin
c. Meminta Ny.N untuk meminum air putih terlebih dahulu
d. Memulai demonstrasi senam otak
3. Fase Terminasi
a. Evalusai respon Ny. N terhadap tindakan keperawatan
1) Evaluasi Subjektif: “Nah, setelah senam otak tadi,
bagaimana perasaannya mbah?”.
2) Evaluasi Objektif: Memperhatikan ekspresi Ny. N pada saat
melakukan senam otak.
b. Tindakan lanjut
Memotivasi Ny. N untuk melakukan latihan secara mandiri
sesuai kondisi Ny. N
c. Kontrak
“Hari ini sudah cukup senam otak nya, besok kita melakukan
senam otak lagi, bagaimana? Apakah mbah bersedia?”.
E. Media dan Alat Bantu
Buku panduan
F. SETTING TEMPAT

Ny. N Pemateri

Supervisor

G. Susunan Acara
Hari : Selasa, 2 Juni 2019
Tempat: Tempat tidur Ny. N
Waktu Kegiatan
09.30 – 09.35 WIB Orientasi:
Perkenalan diri
Menjelaskan tujuan
Menjelaskan prosedur senam otak
Kontrak waktu
09.35 – 09.55 WIB Tahap kerja:
Melakukan senam otak bersama
09.55 – 10.00 WIB Terminasi dan evaluasi:
Evaluasi
Penutup dan kontrak waktu
H. Pengorganisasian
Fasilitator : Anisa Nur Ardillah
Peserta : Ny. N
Supervisior : Ns. Artika Nurrahima, M.Kep
I. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Menyiapkan preplanning
b. Kontrak waktu
c. Persipan peralatan dan bahan (sudah siap)
2. Proses
Klien antusias dan kooperatif
3. Hasil
a. Terjadi peningkatan pengetahuan Ny. N mengenai manfaat
senam otak
b. Memori jangka pendek klien meningkat
J. Materi (Lampiran)
SENAM OTAK

Senam Otak merupakan salah satu terapi non farmakologi yang


digunakan mengatasi hambatan memori pada lansia yang bertujuan untuk
meningkatkan memori jangka pendek dengan memberikan ransangan atau
stimulus pada otak. Senam otak dapat meningkatkan keseimbangan antar
kontrol emosi dan logika, mengoptimalkan fungsi kinerja panca indra,
menjaga kelenturan dan keseimbangan tubuh, meningkatkan fungsi kognitif
dan menunda penuaan dini atau pikun serta perasaan kesepian.
Senam otak dapat merangsang integrasi kerja bagian otak kanan dan kiri
untuk menghasilkan koordinasi fungsi otak yang harmonis sehingga dapat
meningkatkan kemampuan memori, kemampuan koordinasi tubuh,
kemampuan motorik halus dan kasar. Gerakan senam otak dibedakan menjadi
3 yaitu dimensi lateralis, dimensi pemfokusan dan dimensi pemusatan.
Aplikasi gerakan- gerakan senam otak tergantung dari kebutuhan seseorang
dan kondisi seseorang.
Aktifitas fisik dapat menstimulasi otak sehingga meningkatkan protein
di otak yang disebut BDNF (Brain Derived Neurotrophic Factor). Protein
BDNF yang berperan penting menjaga sel saraf tetap sehat dan bugar. Kadar
BDNF yang rendah dapat menyebabkan penyakit kepikunan. Aktivitas fisik
seperti senam otak dapat mencegah penyakit kepikunan pada lansia (Yuliati
& Hidaayah N, 2017). Selain itu juga dapat mengoptimalkan kedua hemisfer
sehingga dapat berfungsi secara bersamaan.
Alat dan Bahan :
1. Modul Senam otak (delapan tidur, mengaktifkan tangan, lambaian kaki,
luncuran gravitasi, tombol bumi, pasang telinga, pernapasan perut, hook-
ups)
2. Air putih untuk minum
Gerakan Senam Otak (Brain Gym) (Desiningrum, Ratri Dinie, Yeniar Indriana,
2018)
Gerakan Cara melakukan gerakan dan Fungsinya
Cara melakukan gerakan:
Menggerakkan secara bergantian pasangan kaki
dan tangan yang berlawanan, seperti pada gerak
jalan di tempat, dilakukan 8 hitungan tangan kanan
ke kaki kiri dan 8 hitungan untuk tangan kiri ke
kaki kanan. Gerakan bisa disederhanakan dengan
tidak usah mengangkat kaki terlalu tinggi. Atau jika
betul-betul tidak mampu, maka gerakan bisa dibuat
tangan yang menyentuh kaki secara silang,

Gambar 1. Cross/gerakan silang sehingga kaki tidak perlu diangkat.


Manfaat:
Gerakan silang mengaktifkan hubungan kedua sisi
otak dan merupakan gerakan pemanasan untuk
semua keterampilan yang memerlukan
penyebrangan garis tengah bagian lateral. Selain
mengaktifkan dua belahan otak, gerakan inipun
mampu meningkatkan daya pikir dan daya ingat,
meningkatkan koordinasi tubuh, dan merangsang
kelancaran aliran cairan otak.
Cara melakukan gerakan :
Gerakan hooks up yaitu kedua tangan disilangkan
di depan dada dan kaki disilangkan, kanan ke kiri
dan sebaliknya secara bergantian, lakukan setiap
bagian selama 8 hitungan. Untuk lansia yang
memiliki keterbatasan kekuatan fisik dan
pemahaman, posisi tangan bisa hanya sekedar
dirapatkan dan digenggamkan.
Gambar 2. Hooks up
Manfaat :
Gerakan ini dapat meningkatkan keseimbangan.
Ketika keseimbangan terus distimulasi, maka dapat
meminimalisir keluhan-keluhan fisik terkait
kesehatan jantung dan aliran darah. Gerakan ini
juga dapat meningkatkan koordinasi tubuh,
sehingga lebih optimal menjalankan aktivitas
sehari-hari. Dengan keseimbangan dan koordinasi
tubuh yang baik, maka lansia dapat terhindar
dari mudah jatuh.
Gerakan lazy eight seperti menggambar angka 8
tidur atau simbol “tak terhingga” di depan mata,
dengan ibu jari ditegakkan dan lengan diluruskan
ke depan. Gerakan dilakukan bergantian tangan
kanan terlebih dahulu, setelah itu tangan kiri
masing- masing sebanyak lima putaran. Pada saat
tangan membentuk delapan tidur, maka mata
mengikuti gerakan tangan.
Manfaat :
Gerakan ini bisa melatih daya penglihatan
Gambar 3. Lazzy Eight
sekaligus memelihara ketajaman persepsi visual.
Angka 8 digambar dalam posisi tidur dengan titik
tengah yang jelas, yang memisahkan wilayah
lingkaran kiri dan kanan dan dihubungkan
dengan garis yang tersambung. Hal ini
menstimulasi pusat koordinasi otak kanan dan kiri,
menjaga keseimbangan tubuh dan memelihara
psikomotorik lansia.
Cara melakukan gerakan :
Gerakan ini berpusat pada gerakan kepala yang
diputar di posisi depan saja, setengah lingkaran
dari kiri ke kanan, dan sebaliknya dari kanan ke
kiri, masing-masing arah sebanyak lima putaran.
Tidak disarankan mernutar kepala hingga ke
belakang. Gerakan ini dilakukan secara pelahan
dan disesuaikan dengan kemampuan lansia.
Manfaat :
Gambar 4. Putaran leher Pada gerakan ini, leher menunjang relaksnya
tengkuk dan melepaskan ketegangan yang
disebabkan oleh ketidakmampuan menyebrangi
garis tengah visual. Brakan ini dapat
meminimalisir kelelahan dan ketegangan leher.
Jika leher sehat dan relaks, maka distribusi darah ke
otak dan sebaliknya kinerja syaraf otak ke seluruh
tubuh dapat berjalan lancar.
Cara melakukan gerakan:
Pada gerakan ini, salah satu tangan diluruskan ke
atas di samping telinga. Tangan kedua melewati
bagian belakang kepala dan diletakkan di bawah
siku tangan pertama. Tangan yang lurus digerakkan
(diputar) ke arah luar, ke dalam, ke belakang dan
ke muka sambil tangan kedua menahannya
dengan tekanan halus. Hembuskan napas saat otot
tegang atau diaktifkan. Gerakan dilakukan
bergantian antara tangan kanan dan kiri masing-
masing 8 hitungan.
Gambar 5: Mengaktifkan tangan
Manfaat:
Mengaktifkan tangan dapat melepaskan
ketegangan di otot pundak dan dada bagian atas
dan juga pangkal lengan. Pundak adalah
penopang rangka manusia, yang secara psiko-
fisiologis menjadi pusat beban manusia, terlebih
jika manusia mengalami kelelahan fisik dan
ketegangan psikologis, maka pundak menjadi
terasa kaku bahkan nyeri. Dada dan pangkal lengan
juga merupakan pemilik otot-otot yang terhubung
langsung dengan otot pundak sehingga ketiga
bagian tersebut berkorelasi serta saling mendukung
fungsinya. Dengan gerakan ini, maka pusat stres di
tubuh lansia bisa berkurang.
Cara melakukan gerakan:
Gerakan ini merupakan gerakan memijat bahu.
Otot bahu dipijat/diurut, bahu kiri oleh tangan
kanan dan kepala menoleh ke kiri, demikian
sebaliknya, bahu kanan oleh tangan kiri dan kepala
menoleh ke kanan. Pijatan menyeluruh, mulai dari
pangkal bahu dekat leher hingga ke arah lengan
bagian bawah. Pijatan di bahu ini dilakukan
Gambar 6. Burung manguni masing-masing selama 8 hitungan. Saat satu bahu
selesai dipijat, tarik nafas dengan kepala di posisi
tengah, kemudian buang nafas ke samping atau ke
otot yang tegang di bahu tersebut, baru mulai pijat
bahu satunya. Ulangi hal ini pada bahu yang lain.
Manfaat:
Gerakan ini memiliki manfaat, pertama adalah
mengurangi ketegangan pada bahu. Pemijatan
secara langsung melenturkan otot- otot bahu dan
lengan, sehingga kelelahan fisik dan beban
psikologis bisa berkurang. Gerakan ini juga
mengintegrasikan otak bagian belakang dan bagian
depan, hal ini dapat melancarkan bahasa dan
kemampuan berkomunikasi, serta meningkatkan
konsentrasi.
Cara melakukan gerakan:
Pada gerakan ini, kedua tangan meraih
punggung telapak kaki, dengan posisi kaki
disilangkan, dan kepala mencium lutut. Untuk
lansia gerakan ini disederhanakan semampunya,
seperti hanya berusaha menyentuh lutut dan
menundukkan kepala, dengan kaki tetap
disilangkan. Gerakan ini dilakukan selama 8

Gambar 7. Luncuran Gravitasi hitungan.


Manfaat:
Gerakan luncuran gravitasi merupakan aktivitas
pembelajaran ulang gerakan untuk
mengembalikan keadaan alamiah dari otot betis
dan paha belakang, pinggul dan sekitarnya (pelvis).
Gerakan ini menggunakan keseimbangan dan
gravitasi untuk melepaskan ketegangan pinggul
dan pelvis, agar lansia dapat menemukan sikap
tubuh duduk dan berdiri yang nyaman.
Cara melakukan gerakan:
Saklar Otak adalah suatu gerakan menyentuh
bagian dada atas, tepatnya jaringan lunak di bawah
tulang clavicula di kiri dan kanan sternum, lalu
memijat dengan satu tangan, sementara tangan
yang lain memegang pusar. Bisa sambil
menundukan kepala dan berdoa ketika memijat
dada atas. Dilakukan selama kurang lebih 8
hitungan dengan mengganti tangan kanan dan kiri.
Gambar 8. Saklar otak Manfaat:
Saklar Otak merupakan titik akhir meridian ginjal
dan berada dekat pembuluh darah besar, sehingga
apabila diaktifkan akan melancarkan pengaliran
darah yang kaya zat asam ke otak. Selain itu,
dengan gerakan ini, lansia bisa memperbaiki pola
makannya dan merasakan badan lebih segar. Secara
menyeluruh, kondisi fisik dan kognitif yang baik
bisa menjernihkan pola pikir dan daya ingat.
Cara melakukan gerakan:
Gerakan ini dilakukan dengan cara ujung jari
(telunjuk) salah satu tangan menyentuh bawah bibir
dan sedikit menekan, lalu ujung jari lainnya ±15 cm
di bawah pusar.
Manfaat:
Tombol bumi adalah titik akupuntur (di
Meridian Sentral) yang berhubungan langsung
dengan kegiatan otak. Merasakan hubungan
antara tubuh atas dan bawah memungkinkan
individu mengkoordinasikannya untuk
Gambar 9. Tombol bumi
meningkatkan stabilitas. Dengan gerakan ini, lansia
dapat lebih sehat secara fisik, lansia membutuhkan
stimulasi dalam melakukan berbagai aktivitas
sehari-hari dan dapat lebih sehat baik fisik dan
psikologis.
Cara melakukan gerakan:
Pada gerakan ini, ujung jari satu tangan
menyentuh dan sedikit menekan atas bibir, dan jari
lainnya menekan lembut garis belakang pada
tulang ekor. Dilakukan selama kurang lebih 8
hitungan.
Manfaat:
Tombol angkasa adalah titik akupuntur (di
Gambar 10. Tombol angkasa meridian governur) yang berhubungan langsung
dengan otak, tulang belakang dan pusat sistem
saraf. Dengan mengaktifkan tombol ini
dimungkinkan untuk relaks. Dengan gerakan ini,
maka pusat syaraf (otak) dan syaraf tepi yang
dibuat relaks, akan menciptakan kondisi emosional
yang lebih tenang, dan kesehatan psikologis lansia
dapat terpelihara.
Cara melakukan gerakan:
Gerakan ini adalah perpaduan dari menguap, dan
memijat tulang pipi dan rahang. Dilakukan
sebanyak 8 hitungan menguap, dan pijatan
perlahan.
Manfaat:
Menguap merupakan refleks penapasan alami
yang meningkatkan peredaran udara ke otak dan
merangsang seluruh tubuh. Otak merupakan pusat
Gambar 11. Menguap berenergi kontrol dan koordinasi seluruh aktivitas fisik,
afeksi dan psikomotorik manusia, dengan
lancarnya peredaran darah ke otak, maka fungsi
otak dapat lebih optimal, dan metabolism tubuh
bisa lebih baik. Menguap sambil menyentuh
tempat-tempat yang tegang di rahang menolong
menyeimbangkan tulang tengkorak dan
menghilangkan ketegangan di kepala dan rahang.
Maka lansia dapat terhindar dari kondisi stres
berkepanjangan.
Cara melakukan gerakan:
Gerakan ini adalah gerakan memijat secara
lembut daun telinga sambil menariknya ke luar,
mulai dan ujung atas, menurun sampai sepanjang
lengkungan dan berakhir di cuping, menggunakan
ibu jari dan telunjuk. Gerakan dilakukan selama 8
hitungan
Manfaat Gerakan:
Kegiatan ini menolong lansia memusatkan
perhatian terhadap pendengarannya serta
menghilangkan ketegangan pada tulang-tulang
Gambar 12. Pasang telinga kepala. Pendengaran seringkali berkurang ketika
seseorang memasuki usia tua. Selain itu, organ
pendengaran juga sangat terkait dengan
keseimbangan tubuh. Pusat yaraf keseimbangan
terletak di batang otak dan bagian otak di sekitar
telinga, sehingga pemijatan secara terstruktur dan
rutin, bisa meningkatkan kemampuan pendengaran
dan keseimbangan lansia, serta menimbulkan
perasaan relaks.
LEMBAR EVALUASI SENAM OTAK
A. Evaluasi Persiapan
No Penilaian Iya Tidak
1. Menyiapkan preplanning sebelum pelaksanaan latihan
keseimbangan
2. Melakukan kontrak waktu dengan Ny. N sebelum kegiatan
berlangsung
3. Melakukan kontrak waktu dengan dosen pembimbing
B. Evaluasi Proses
No Penilaian Iya Tidak
1. Mahasiswa datang sesuai dengan kontrak yang disepakati.

2. Ny. N terlibat aktif dalam pelaksanaan kegiatan senam otak

3. Ny. N dapat menjelaskan tentang senam otak

4. Ny. N dapat menjelaskan manfaat senam otak

5. Diskusi dan tanya jawab berjalan dengan lancar

6. Media dan alat bantu dapat digunakan dengan efektif

7. Ny. N mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai


(kooperatif)
C. Evaluasi Hasil
No Penilaian Iya Tidak
1. Ny. N memahami apa itu senam otak
2. Ny. N mampu menyebutkan tujuan dilakukannya senam
otak
3. Ny. N mampu mempraktikkan cara senam otak
DAFTAR PUSTAKA

Desiningrum, Ratri Dinie, Yeniar Indriana. 2018. Modul Pelatihan Senam Otak
untuk Adiyuswa. Penerbit Fastindo: Semarang.
Herdman, T Heather. (2017). NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Definisi dan
Klasifikasi 2018-2019. Ed. I. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Triestuning, W. (2019). Pengaruh Senam Otak terhadap Peningkatan Short
Term Memory pada Lansia. Jurnal Nurse and Health: 7(1); 86-92
Yuliati & Hidaayah, N (2016). Pengaruh Senam Otak (Brain Gym) terhadap
Fungsi Kognitif pada Lansia di RT 03 RW 01 Kelurahan Tandes
Surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan: 10(1); 88-95
Marettina, N & Maruti, ED. (2016). Pengaruh Senam Otak terhadap
Peningkatan Kemampuan Mengingat Memori Jangka Pendek pada
Lansia di Unit Pelayanan Sosial Pucang Gading Semarang. Jurnal Ilmu
Keprawatan dan Kebidanan (JIKK): ;1-7

Anda mungkin juga menyukai