Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH Psikologi

“Terapi Senam Otak untuk Menstimulasi Kemampuan Memori Jangka

Pendek pada Anak Autis”


Mata Kuliah Psikologi Umum 2

Dosen Pengampu:

Galih Mediana, S.Psi., M.Si.

Disusun oleh:

Andini Aprilianingrum 10522160

Eleonora Tanaya Daniswara 10522452

Farah Nabila Hadiyanto 10522510

Meidyna Apsari Putri 10522850

Muhammad Raihan Fa’iq 10522930

Panji Aria Ramadan 10522610

Risma Nur Amalia 11522265

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS GUNADARMA

DEPOK

2023
Judul : Terapi Senam Otak untuk Menstimulasi Kemampuan Memori
Jangka Pendek pada Anak Autis
Jenis Jurnal : Jurnal Psikologi
Volume/Halaman : Volume 43, Nomor 1: 30 – 41
Tahun : 2016
Penulis : Dinie Ratri Desiningrum

A. Pembahasan
Menurut Penelitian Dinie Ratri Desiningrum (2016) Senam otak yang dilakukan
selama 10 kali berhubungan dengan kemampuan memori jangka pendek pada anak ASD
(autism spectrum disorder) karena senam otak dapat membuka bagian otak yang
sebelumnya tertutup atau terhambat sehingga kegiatan belajar berlangsung baik yang
mengakibatkan seluruh bagian otak dipakai.
Temuan dalam penelitian ini, yaitu adanya atensi atau perhatian anak terhadap
instruktur senam otak, yang terus meningkat seiring dengan tahapan treatment. Hal ini
dapat dilihat dari hasil penelitian Dinie Ratri Desiningrum (2016) yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan skor pada pre-test dan post-test yang meningkat cukup
signifikan pada kemampuan memori jangka pendek bagi anak ASD.
Hasil penelitian, ketika pre-test dengan digit span, semua partisipan rata-rata
hanya mampu mengingat dua digit angka, dan pada saat post-test, meningkat menjadi
dapat mengulang 3-5 digit angka. Pada anak normal usia 6-12 tahun, ingatan jangka
pendek bisa berada pada skor pengulangan 6-8 angka. Pada anak autis terdapat kendala
yaitu kurang mampu menangkap informasi cepat dari pendengaran yang tidak diikuti
visual, sehingga tidak mampu mengulang langsung setelah mendengarkannya. Setelah
melalui terapi senam otak, maka kemampuan memori jangka pendek anak autis
meningkat.

B. Teori
1. Definisi Autis
a) Secara umum autisme adalah gangguan perkembangan yang ditandai dengan
perkembangan gangguan dalam komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku.
(Barbeau, Meilleur, Zeffiro dan Mottro, 2015).
b) Autisme adalah suatu gangguan perkembangan kompleks, yang biasanya muncul
pada usia 1-3 tahun. Tanda-tanda autisme biasanya muncul pada tahun pertama
dan selalu sebelum anak berusia 3 tahun. (Aden, 2010).
c) ASD (Autism Spectrum Disorder) adalah gangguan perkembangan saraf yang
mempengaruhi hampir satu dari 88 anak-anak, yang diduga akibat penyimpangan
konektivitas otak. (Supekar, et. al., 2013).

Menurut uraian di atas, autisme/ASD merupakan gangguan perkembangan


pada saraf anak yang menyebabkan kemampuan komunikasi dan sosialisasi anak.
Anak yang mengalami autisme/ASD memiliki kelambatan dalam perkembangan
kemampuannya.
2. Definisi Ingatan Jangka Pendek
a) Ingatan jangka pendek merupakan sistem penyimpanan aktif yang memiliki
kapasitas terbatas (Ling dan Calting, 2012).
b) Ingatan jangka pendek (short term memory) adalah bagian di mana pemrosesan
seperti aritmatika mental dilakukan (Atkinson dan Shiffrin, 1968).
c) Ingatan jangka pendek merupakan sistem penyimpanan yang dapat menahan
informasi dalam jumlah terbatas selama beberapa detik (Salvin, 2008).

Menurut uraian di atas, ingatan jangka pendek (short-term memory) adalah


sistem penyimpanan aktif yang memiliki kapasitas terbatas, ini adalah bagian di mana
pemrosesan seperti aritmatika mental dilakukan, ingatan jangka pendek mampu
menahan informasi dalam jumlah terbatas selama beberapa detik.

3. Definisi Senam Otak


a) Senam otak bisa dilakukan dalam waktu singkat (kurang dari lima menit), tidak
memerlukan bahan atau tempat khusus, memungkinkan belajar tanpa stres,
meningkatkan kepercayaan diri, memandirikan seseorang dalam hal belajar,
mengaktifkan potensi dan keterampilan, menyenangkan dan menyehatkan, serta
hasilnya bisa segera dirasakan (Demuth, 2008).
b) Sebuah analisis statistik double bind data menunjukkan bahwa anak-anak yang
telah melakukan Brain Gym lebih cepat dalam kegiatan membaca, dengan sedikit
kesalahan, dan lebih baik dalam pemahaman materi teks daripada dua kelompok
pembanding lainnya (Beigel, Steinbauer dan Zinke, 2002).
c) Senam otak dapat memberikan pengaruh positif pada peningkatan konsentrasi,
atensi, kewaspadaan dan kemampuan fungsi otak untuk melakukan perencanaan,
respons dan membuat keputusan (Ayinosa, 2008).

Menurut uraian di atas, senam otak adalah suatu teknik senam sederhana yang
dapat bermanfaat untuk mengaktifkan dan menyeimbangkan semua dimensi otak,
sehingga dapat berfungsi optimal.

C. Metode
Penelitian ini bertujuan untuk merangsang kemampuan memori jangka pendek dari
anak autis melalui terapi senam otak yang dilakukan dengan menggunakan metode
Quasi-Eksperimental, dengan One-Group Pretest-Posttest Design, pada 10 anak autis di
SLB ‘N’ Semarang. Penelitian ini menggunakan modul senam otak dengan audio visual,
dan lembar evaluasi Digit Span dari Weschler yang dikembangkan oleh David Wechsler
pada 1939 . Penelitian ini terdiri dari pre-test, senam otak dengan pengobatan 10 kali
dalam waktu 5 minggu, yang diberikan dengan metode (Program Pendidikan Individual)
IEP, dan yang terakhir adalah post-test. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon yang
ditemukan tahun 1945 pada sebuah paper penelitian yang dibuat oleh Frank Wilcoxon.
● Prosedur penelitian
1) Sebelum dilakukan roleplay, orang tua partisipan diberi penjelasan dan diminta
kesediaannya untuk menandatangani informed consent bagi anaknya untuk
menjadi partisipan penelitian.
2) Roleplay (uji coba) Senam Otak dilakukan terhadap partisipan, kemudian
ditetapkan gerakan senam otak yang sesuai kemampuan anak autis yaitu sejumlah
12 gerakan dari total 23 gerakan senam otak. Gerakan tersebut adalah cross, hooks
up, lazzy 8, putaran leher, mengaktifkan tangan, burung manguni, luncuran
gravitasi, saklar otak, tombol bumi, menguap berenergi, pasang telinga, dan titik
positif.
3) Kepada partisipan penelitian yaitu sebanyak 10 anak autis di SLB ‘N’ Semarang
diberikan pre-test, yaitu untuk mengukur kemampuan memori jangka pendeknya.
4) Kepada partisipan penelitian dilakukan terapi senam otak, yaitu sebanyak dua kali
seminggu, selama 15 menit, maka total adalah 10 kali senam otak yaitu selama
lima minggu.
5) Terakhir dilakukan post-test materi yang serupa, dan diukur perubahan skor yang
terjadi.
6) Metode dalam treatment dan evaluasi (pre-post test) adalah Individualized
Education Programme (IEP), karena kemampuan anak autis berbeda dengan
perbedaan yang tidak sesuai usia kronologi.

D. Hasil penelitian
Ini berarti bahwa senam otak yang dilakukan secara rutin oleh anak-anak dengan
autisme memiliki efek untuk meningkatkan kemampuan memori jangka pendek.
DAFTAR PUSTAKA

Desiningrum, D. R. (2016). Terapi Senam Otak Untuk Menstimulasi Kemampuan Memori


Jangka Pendek Pada Anak Autis, 43(1), 20–41.
https://journal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/10643/8946Terapi Senam Otak untuk
Menstimulasi Kemampuan Memori Jangka Pendek pada Anak Autis

Julianto, V. (2017). Meningkatkan Memori Jangka Pendek Dengan Karawitan, 2(2),


137–147. https://doi.org/10.23917/indigenous.v2i2.5451

Kristanti, L. A., & Sebtalesy, C. Y. (2019). Kapasitas Orang Tua Terhadap Personal Hygiene
Anak Autis. Uwais Inspirasi Indonesia. Retrieved June 16, 2023, from
https://www.google.co.id/books/edition/KAPASITAS_ORANG_TUA_TERHADAP_PE
RSONAL_HY/_HfDDwAAQBAJ?hl=en&gbpv=0.

Nofindra, R. (2019). Ingatan, Lupa, dan Transfer dalam Belajar dan Pembelajaran, 4(1),
21–34. Retrieved April 11, 2023, from
https://e-jurnal.stkiprokania.ac.id/index.php/jpr/article/view/188.

Anda mungkin juga menyukai