Anda di halaman 1dari 11

Ciencias: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Volume 2, No.

2, Juli 2019, 68-78

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan


http://ejournal.upg45ntt.ac.id/index.php/ciencias/index

Efektivitas Senam Otak Dalam Meningkatkan Konsentrasi


Belajar Siswa
Lukas Dairo Bilia, Martina Dewi Lengob
ab
Universitas Persatuan Guru 1945 NTT, lukasbilly574@gmail.com

Info Artikel Abstrak


________________ ____________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam otak terhadap
Diterima: 10 Mei 2019 konsentrasi belajar dan untuk mengetahui perbedaan antara konsentrasi belajar
Direvisi: 26 Juni 2019 kelompok intervensi (senam otak) dengan kelompok kontrol (konvensional).
Disetujui: 26 Juli 2019 Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu (quasi experiment
________________ design). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA di SMA Negeri 6
Keywords: Kupang yang berjumlah 65 orang siswa. Sampel diambil berdasarkan rumus
brain gymnastics, n=15% x N (n=15% x 65= 9,75, dan dibulatkan menjadi 10). Jadi, sampel dalam
concentration of learning, penelitian ini berjumlah 10 orang siswa untuk kelompok eksperimen, dan 10 untuk
quasi-experiment design kelompok kontrol. Sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah purposive
____________________
sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wanwancara, observasi, dan kuisioner. Kuisioner yang digunakan untuk variabel
konsentrasi belajar adalah army alpha. Hasil uji hipotesis pertama menunjukkan
bahwa ada pengaruh senam otak terhadap konsentrasi belajar siswa, sedangkan
hasil uji hipotesis kedua menunjukkan bahwa ada perbedaan antara konsentrasi
belajar kelompok intervensi (senam otak) dengan kelompok kontrol
(konvensional).

Abstract
_______________________________________________________
The study aimed to know the influence of brain gymnastics on the concentration of
learning and to know the difference between the study concentration of
intervention groups (brain gymnastics) with the control group (conventional). This
research uses the design of quasi-experiment design. The population in this study is
a class XII IPA student at SMA Negeri 6 Kupang, amounting to 65 students. The
sample is extracted based on the formula n = 15% x N (n = 15% x 65 = 9.75, and
rounded to 10). So, the samples in this study numbered 10 students for the
experimental group, and 10 for the control group. While the sampling technique
used is purposive sampling. The method of data collection used in this study is
waning, observation, and questionnaire. The questionnaire used for a learning
concentration variable is the Army alpha. The first hypothesis test results showed
that there was a brain gymnastics influence on the concentration of student
learning, while the second hypothesis test results showed that there was a
difference between the study concentration of interventional groups (brain
gymnastics) with the control group (conventional).

Alamat korespondensi: p-ISSN: 2621-3087
Kampus FKIP, Jl. Perintis Kemerdekaan III/40, Kota Kupang e-ISSN: 2621-5721
E-mail: fkip.j3p@gmail.com

68
Ciencias: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan | Volume 2, No. 2, Juli 2019, 68-78

PENDAHULUAN respon, dan membuat keputusan. Senam otak


Salah salah satu kebutukan pokok bagi juga berpotensi menstimulus daya tangkap
seorang pelajar adalah belajar. Belajar seseorang terutama pada siswa.
merupakan suatu proses yang dilakukan Senam otak adalah serangkaian
individu untuk memperoleh suatu perubahan gerekan sederhana yang dilakukan untuk
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, merangsang kerja dan fungsi otak secara
sebagai hail pengalaman individu itu sendiri maksimal. Atau dengan kata lain metode
dalam interaksi dengan lingkungannya. senam otak menitikberatkan pada penggunaan
Dalam proses pembelajaran membutuhkan aktifitas gerakan-gerakan untuk menarik
konsentrasi belajar, sebab tanpa konsentrasi keluar seluruh potensi seseorang sehingga
belajar, maka peristiwa belajar itu diharapkan dengan gerakan-gerakan dalam
sesungguhnya tidak ada atau tidak senam otak dapat memperlancar aliran darah
berlangsung. Permasalahan yang sering dan merenggangkan saraf akibat kelelahan
dijumpai adalah pelajar sering kurang mampu dan stres belajar.
berkosentrasi atas apa yang dipelajarinya oleh Berdasarkan hasil wawancara tidak
karena memikirkan pekerjaan rumah, orang terstruktur terhadap 5 orang siswa dan 2 orang
lain, sesuatu yang akan dikerjakan, dan online wali kelas, ditemukan siswa sering
(gadget). Akibat dari ketidakkonsentrasian mengalami gangguan konsentrasi belajar oleh
siswa, maka hasil belajar pun tidak optimal. karena lemahnya minat dan motivasi belajar
Kosentrasi merupakan keadaan pikiran terhadap mata pelajaran yang dianggap tidak
atau asosiasi terkondisi yang diaktifkan oleh menarik seperti matematika dan fisika;
sensasi di dalam tubuh. Cara mengaktifkan timbulnya perasaan negatif seperti, tertekan,
sensasi di dalam tubuh adalah dengan marah, kwatir, takut, benci dan dendam yang
membuat tubuh berada dalam keadaan yang ditimbulkan oleh adanya konflik dengan
rileks dan suasana yang menyenangkan, pihak lain, sehingga menyita sebagian besar
karena dalam keadaan yang tegang seseorang perhatian siswa; suasana lingkungan belajar
tidak akan dapat menggunakan otaknya yang berisik dan berantakan oleh karena hiruk
dengan maksimal oleh karena pikiran menjadi pikuk kendaraan, suara orang bertengkar,
kosong (Dennison, 2010). Lebih lanjut ruang kelas yang kotor; dan bersifat pasif
Prihastuti (2011) menegaskan bahwa suasana dalam belajar. Persoalan-persoalan ini
yang menyenangkan berarti siswa berada merupakan hal mendasar yang membuat
dalam keadaan yang sangat rileks dan tidak kosentrasi siswa dalam belajar terganggu,
ada sama sekali keteganggan yang sehingga mempengaruhi hasil belajar mereka.
mengancam dirinya baik fisik maupun non Dalam konteks inilah guru perlu menerapkan
fisik. senam otak agar siswa lebih rileks dan siap
Perlunya treatment untuk menunjang untuk menerima pelajaran dengan baik.
kosentrasi serta kinerja otak, salah satunya Tujuan yang hendak dicapai ialah
yaitu dengan metode senam otak. Metode untuk mengetahui konsentrasi belajar siswa
senam otak dinilai sebagai salah satu sebelum dilakukan senam otak, untuk
alternatif untuk menjaga kinerja otak. mengetahui kosentrasi belajar siswa sesudah
Menurut riset yang dilakukan oleh Ayinosa dilakukan senam otak, dan untuk mengetahui
(2017), olahraga dan latihan pada senam otak perbedaan konsentrasi belajar siswa sebelum
dapat memberikan kosentrasi, atensi, dan sesudah dilakukan senam otak. Penelitian
kewaspadaan, dan meningkatkan kemampuan ini penting dilakukan oleh karena dapat
fungsi otak untuk melakukan perencanaan, meningkatkan kosentrasi belajar siswa

69
Ciencias: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan | Volume 2, No. 2, Juli 2019, 68-78

sehingga siswa menjadi lebih rileks, aspek-aspek konsentrasi belajar dapat


menyenangkan dan meningkatkan perhatian diuraikan sebagai berikut: 1). Pemusatan
siswa sehingga lebih mudah menerima pikiran, 2). Rasa Kwatir, 3). Perasaan
pelajaran yang disampaikan oleh guru mata tertekan, 4). Gangguan pikiran, 5). Gangguan
pelajaran, yang berdampak kepada hasil kepanikan, dan 6). Kesiapan belajar.
belajar mereka.
Senam Otak
KAJIAN PUSTAKA Senam otak merupakan serangkaian
Konsentrasi Belajar aktivitas sederhana yang didesain untuk
Slameto (2010) menjelaskan bahwa mengkoordinasikan fungsi otak melalui
konsentrasi belajar adalah pemusatan pikiran keterampilan gerak. Senam otak berfungsi
terhadap suatu mata pelajaran dengan sebagai semacam alat bantu mandiri yang
mengesampingkan semua hal lainnya yang mudah dan efektif (Dennison, 2010). Widianti
tidak berhubungan dengan pelajaran. dan Atikah (2010), menyatakan bahwa senam
Sedangkan menurut Sardiman (2014), otak merupakan sejumlah gerakan sederhana
kosentrasi belajar adalah kegiatan yang dapat menyeimbangkan setiap bagian-
memusatkan segenap kekuatan perhatian pada bagian otak, dan dapat menarik keluar tingkat
suatu situasi belajar. Hal ini menunjukkan konsentrasi otak, dan juga sebagai jalan
begitu pentingnya peranan konsentrasi dalam keluar babgi bagian-bagian otak yang
belajar. Siswa sebagai subjek dalam proses terhambat agar dapat berfungsi dengan
pembelajaran diharuskan untuk memiliki maksimal. Menurut Sunarlin dan Raharjo
kemampuan kosentrasi yang baik. Oleh (2010), senam otak adalah gerakan sederhana
karena dengan adanya kemampuan kosentrasi yang menyenangkan, dan yang mampu
yang baik, diharapkan hasil belajar juga meningkatkan kemampuan otak dengan
meningkat secara optimal. Berdasarkan menggunakan keseluruah otak. Berdasarkan
definisi yang ada, pengusul menyimpulkan definisi-definsi tersebut dapat disimpulkan
bahwa konsentrasi belajar adalah suatu proses bahwa senam otak adalah serangkaian
usaha yang dilakukan seseorang untuk aktivitas sederhana melalui gerak tubuh yang
memusatkan perhatian dan pikiran terhadap menyenangkan dan mampu meningkatkan
aktifitas belajar dengan mengesampingkan kemampuan otak.
semua hal yang tidak berkaitan dengan Senam otak merupakan suatu gerakan
aktivitas belajar. yang memiliki banyak manfaat, antara lain:
Faktor-faktor yang mempengaruhi 1). Membantu peserta didik dalam mengikuti
konsentrasi belajar antara lain: kemampuan proses belar mengajar secaa
untuk berkosentrasi akan tumbuh dan berkesinambangan, aktif dan kreatif, 2).
berkembang sesuai dengan usia individu, Memberikan stimulus terhadap aktivitas
konsisi sistem syaraf (neurogical system) belajar peserta didik dengan menggunakan
akan mempengaruhi kemampuan individu seluruh kemampuan otak, 3).
dalam menyeleksi sejumlah informasi dalam Mengoptimalkan kegiatan belajar peserta
kegiatan kosentrasi, pengetahuan dan didik, 4). Menjadikan peserta didik tidak
pengalaman turut berperan dalam usaha untuk mudah bosan dengan aktivitasnya, 5).
memusatkan perhatian, dan individu yang Menumbukan rasa senang pada peserta didik,
cerdas (inteligensi) akan lebih memiliki 6). Memungkinkan belajar tanpa stres, 7).
kemampuan dalamhal berkosentrasi (Slameto, Meningkatkan kepercayaan diri, 8).
2010). Sedangkan Menurut Nugroho (2013), Memandirikan individu dalam hal belajar dan

70
Ciencias: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan | Volume 2, No. 2, Juli 2019, 68-78

mengaktifkan seluruh potensi dan denngan subjek sebanyak 76 orang dengan


keterampilan yang dimiliki oleh individu rincian subjen untuk try out 37 orang dan
tersebut. untuk penelitian 39 orang. Analisis data yang
Menurut Dennison (2010), mekanisme digunakan dalam penelitian ini adalah statistik
kerja senam otak dibagi menjadi 3 dimenasi, non parametik uji Mann Whitney U-test.
yaitu: 1). Dimensi Lateralis. Dimensi ini Diperoleh nilai sebeasar u=80,000, p=0,002
berfungsi untuk merangsang otak kiri dan (p,0.05). Nilai rata-rata gain score konsentrasi
kanan. Dimensi ini juga bertujuan untuk belajar subjek pada kelompok eksperimen
mengoptimalkan kemampuan belajar siswa sebesar 25.50, sedangkan nilai rata-rata gain
dan mampu menyerap kemampuan score pada kelompok kontrol sebesar 14.21.
komunikasi yang lebih cepat, 2). Dimensi Nilai rata-rata ini dapat diinterpretasikan
pemfokusan. Menurut Andri (2012), dimensi bahwa ada perbedaan atau selisih rata-rata
ini berfungsi untuk meringankan atau pada hasil nilai kelompok eksperimen dengan
merelaksasi otak bagian belakang dan otak kelompok control. Artinya pemberian bran
bagian depan, dan 3). Dimensi pemusatan. gym sangat efektif dalam meningkatkan
Kemampuan untuk menyeberangi garis pisah konsentrasi belajar pada anak.
antara bagian atas dan bagian bawah tubuh Penelitian yang dilakukan oleh
dan mengkaitkan fungsi dari bagian tengah Pulungan (2017), dengan judul “Pengaruh
sistem limbis(midbrain) yang berhubungan Kegiatan Senam Otak Terhadap Konsentrasi
dengan informasi emosional serta otak besar Belajar Anak Usia 5-6 Tahun di TK Al-Ihsan,
(cerebrum) untuk berpikir sejenak. Kecamatan Medan Petisah Tahun Ajaran
2016/2017”. Hasil penelitian menunjukkan
Penelitian Sebelumnya bahwa thitung (12.40) > ttabel (1.725) pada taraf
Penelitian yang dilakukan oleh α=0.05. Dengan demikian, kegiatan senam
Nuryana dan Purwanto (2010) dengan judul otak berpengaruh secara signifikan terhadap
“Efektivitas Brain Gym dalam Meningkatkan konsentrasi belajar anak usia 5-6 tahun di TK
Konsentrasi Belajar Pada Anak”. Penelitian Al-Ihsan, Kecamatan Medan Petisah Tahun
ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas Ajaran 2016/2017.
brain gym dalam meningkatkan konsentrasi
belajar pada anak. Subjek dalam penelitian ini METODE PENELITIAN
adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Penelitian ini menggunakan rancangan
Serengan I, No. 70 Surakarta yang berusia 10 eksperimen semu (quasi experiment design).
tahun. Teknik pengambilan sampel dalam Desain penelitiannyan dapat digambarkan
penelitian adalah cluster randam sampling sebagai berikut:

Keterangan:
O1: pre test pada kelompok eksperimen
O2: post test pada kelompok eksperimen
O3: pre test pada kelompok kontrol
O4: post test pada kelompok kontrol
X: mendapat perlakuan senam otak

71
Ciencias: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan | Volume 2, No. 2, Juli 2019, 68-78

Populasi dalam penelitian ini adalah Analisa data menggunakan analisa


siswa kelas XII IPA di SMA Negeri 6 univariat untuk menghasilkan distribusi dan
Kupang yang berjumlah 65 orang siswa. presentase dari tiap variabel yang diteliti.
Sampel diambil berdasarkan rumus n=15% x Sedangkan analisa bivariat untuk mengetahui
N (n=15% x 65= 9,75, dan dibulatkan atau membuktikan hipotesis. Analisis
menjadi 10). Jadi, sampel dalam penelitian ini menggunakan uji statistik paired samples t-
berjumlah 10 orang siswa untuk kelompok test dan independent samples t-test dengan
eksperimen, dan 10 untuk kelompok kontrol. tingkat kemaknaan α < 0.05, yang dilakukan
Sedangkan teknik sampling yang digunakan dengan bantuan SPSS versi 18.0.
adalah purposive sampling.
Metode pengumpulan data yang HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan dalam penelitian ini adalah Hasil Penelitian
wanwancara, observasi, dan kuisioner. Distribusi umur responden
Kuisioner yang digunakan untuk variabel menunjukkan bahwa pada kelompok
konsentrasi belajar adalah army alpha. Tes intervensi dan kelompok kontrol memiliki
army alpha ini terdiri dari 12 soal. Penilaian distribusi frekuensi yakni responden berumur
skor tes army alpha dibagi menjadi 5 bagian, 17 tahun sebanyak 6 responden (60%), dan
sebagai berikut: responden berumur 18 tahun sebanyak 4
Skor 0-1 : tingkat konsentrasi sangat responden (40%). Demikian halnya pada jenis
rendah kelamin pada kelompok intervensi dan
Skor 2-4 : tingkat konsentrasi rendah kelompok kontrol menunjukkan jenis kelamin
Skor 5-7 : tingkat konsentrasi sedang laki-laki sebanyak 7 responden (70%), dan
Skor 8-10 : tingkat konsentrasi tinggi responden berjenis kelamin perempuan
Skor 11-12 : tingkat konsentrasi sangat sebanyak 3 responden (30%) (Tabel 1).
tinggi

Tabel 1. Karakteristik Responden


Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
No Karakteristik
Jumlah (f) Presentase Jumlah (f) Presentase
1 17 Tahun 6 60% 6 60%
Umur
18 Tahun 4 40% 4 40%
Total 10 100% 10 100%
2 Jenis Perempuan 3 30% 3 30%
Kelamin Laki-laki 7 70% 7 70%
Total 10 100% 10 100%

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif post test pada kelompok kontrol
deskriptif, diketahui pretest kelompok kontrol memiliki tingkat konsentrasi belajar berada
memilikitingkat konsentrasi belajar berada pada kategori Mean±SD (36,00±11,086),
pada kategori Mean±SD (4,90±1,101), sedangkan kelompok intervensi berada pada
sedangkan kelompok intervensi berada pada kategori Mean±SD (60,20±13,742).
kategori Mean±SD (7,00±1,333). Statistik

72
Ciencias: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan | Volume 2, No. 2, Juli 2019, 68-78

Tabel 2. Statistik Deskriptif Pre Test dan Post Test Kelompok Kontrol dan Intervensi
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pre Test Kelompok 10 5 9 7.00 1.333
Intervensi
Post Test Kelompok 10 41 84 60.20 13.742
Intervensi
Pre Test Kelompok Kontrol 10 3 6 4.90 1.101
Post Test Kelompok Kontrol 10 23 58 36.00 11.086
Valid N (listwise) 10

Pengujian hipotesis dilakukan dengan ini berarti data konsentrasi belajar


memperhatikan terlebih dahulu uji prasyarat, berdistribusi normal. Sedangkan berdasarkan
yaitu uji normalitas dan homegenitas data. output tabel 4, diperoleh nilai signifikansi
Kedua uji ini dilakukan dengan bantuan sebesar 0.373. Oleh karena nilai sig.
Statistical Packages for Social Sciences 0.373>0.05, maka dapat disimpulkan bahwa
(SPSS) version 18.0. Berdasarkan tabel 3, varian variabel konsentrasi belajar siswa
diketahui bahwa nilai signifikan dari adalah homogen. Sesuai dengan hasil uji
perhitungan Kolmogorov-Smirnov lebih besar normalitas dan homegenitas, maka uji
dari 0,05, yakni pre-test kontrol (0,103), pre- prasyarat telah terpenuhi dan dapat
test intervensi (0,033), post-test kontrol dilanjutkan dengan melakukan uji paired
(0,122), dan post-test intervensi (0,200). Hal samples t-test dan independent samples t-test.

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality
Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Konsentrasi Pre-Test Intervensi (Senam .273 10 .033 .859 10 .074
Belajar Otak)
Post-Test Intervensi (Senam .164 10 .200* .956 10 .737
Otak)
Pre-Test Kontrol .241 10 .103 .855 10 .067
(konvensional)
Post-Test Kontrol .236 10 .122 .923 10 .387
(Konvensional)

Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas


Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Konsentrasi Belajar Based on Mean .834 1 18 .373
Based on Median .934 1 18 .347
Based on Median and with .934 1 17.998 .347
adjusted df
Based on trimmed mean .918 1 18 .351

Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa kelompok intervensi (senam otak). Hasil ini
hasil uji paired samples test menunjukkan menunjukkan bahwa ada pengaruh senam
bahwa nilai sig. (2-tailed) sebesar 0.000<0,05, otak terhadap konsentasi belajar siswa, atau
maka dapat disimpulkan ada perbedaan rata- dengan kata lain senam otak efektif
rata konsentrasi belajar siswa untuk pre-test meningkatkan konsentrasi belajar siswa.
kelompok intervensi dengan post-test

73
Ciencias: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan | Volume 2, No. 2, Juli 2019, 68-78

Hasil uji independent samples t-test didukung juga oleh perolehan Mean±SD
(tabel 6) diketahui nilai sig. (2-tailed) untuk kelompok intervensi sebesar
0,000<0,05, maka dapat disimpulkan ada 60,20±13,742, sedangkan kelompok kontrol
perbedaan rata-rata hasil konsentrasi belajar sebesar 36,00±11,086. Hasil ini menunjukkan
siswa post-test kelompok intervensi dengan bahwa senam otak efektif dalam
post-test kelompok kontrol. Hasil ini meningkatkan konsentrasi belajar siswa.

Tabel 5. Hasil Uji Paired Samples T Test


Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence
Std. Interval of the
Std. Error Difference Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair 1 Pre-Test Intervensi (Senam -53.200 13.847 4.379 -63.105 -43.295 -12.150 9 .000
Otak) - Post-Test Intervensi
(Senam Otak)
Pair 2 Pre-Test Kontrol -31.100 11.130 3.520 -39.062 -23.138 -8.836 9 .000
(Konvensional) - Post-Test
Kontrol (Konvensional)

Tabel 6. Hasil Uji Independent Samples T Test


Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Interval of the
Sig. (2- Mean Std. Error Difference
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Konsentrasi Equal variances .834 .373 4.334 18 .000 24.200 5.583 12.470 35.930
Belajar assumed
Equal variances 4.334 17.229 .000 24.200 5.583 12.432 35.968
not assumed

Pembahasan (2016); Pulungan (2017); dan Ikbal, Sutria, &


Hasil uji hipotesis pertama Hidayah, (2017).
menunjukkan bahwa ada pengaruh senam Pelatihan senam otak yang dilakukan
otak terhadap konsentrasi belajar siswa, secara berturut-turut dan rutin dapat
sedangkan hasil uji hipotesis kedua meningkatkan dampak positif yaitu
menunjukkan bahwa ada perbedaan antara meningkatkan kognitif siswa dalam proses
konsentrasi belajar kelompok intervensi belajar mengajar di sekolah (Dennison, 2006).
(senam otak) dengan kelompok kontrol Pelatihan senam otak dilakukan pada pagi
(konvensional). Hasil ini juga menyatakan hari sebelum siswa menerima pelajaran, hal
bahwa senam otak efektif dalam ini dilakukan untuk membuat siswa menjadi
meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Hasil lebih rileks, lebih fokus dalam menerima
penelitian ini sejalan dengan penelitian materi pembelajaran di kelas serta untuk
Nuryana & Purwanto (2010); Setiani (2014); membuka titik-titik positif belajar. Pelatihan
Diana, Mafticha, & Adiesti (2016); Lestari senam otak juga dilakukan setelah siswa
menerima pembelajaran, hal ini dilakukan

74
Ciencias: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan | Volume 2, No. 2, Juli 2019, 68-78

untuk membuat santai/rileks akibat proses kerja dan fungsi otak secara maksimal. Senam
pembelajran yang melelahkan atau otak berpotensi menstimulus daya tangkap
menegangkan atau yang membutuhkan seseorang terutama siswa. Metode senam otak
konsentrasi tinggi (Muhammad, 2010). dapat memperlancar aliran darah dan
Keberhasilan suatu proses belajar merenggangkan otot-otot saraf akibat
dipengaruhi oleh kemampuan seseorang kelelahan dan stres belajar yang berlebihan.
dalam memusatkan perhatiannya terhadap Senam otak merupakan salah satu cara
objek yang sedang dipelajarinya. Terkait hal yang mudah untuk membantu siswa dalam
tersebut, konsentrasi merupakan aspek yang mengelola konsentrasi belajarnya. Senam otak
penting bagi siswa dalam mencapai dapat dilakukan untuk menyegarkan fisik dan
keberhasilan proses belajar, atau dengan kata pikiran siswa setelah menjalani proses
lain konsentrasi belajar memengaruhi prestasi pembelajaran yang mengakibatkan kelelahan
akedemik (Dami & Loppies, 2018). dan ketegangan pada otak sehingga akan
Konsentrasi sangat diperlukan oleh siswa, menurunkan konsentrasi belajar pada siswa
baik saat mengikuti proses pembelajaran di (Dennison, 2008). Senam otak memiliki
sekolah maupun agenda pembelajaran di luar beberapa manfaat antara lain menstimulasi
sekolah. Surya (2009) menyatakan bahwa dan memaksimalkan fungsi otak, dapat
tanpa adanya konsentrasi belajar, maka berpikir lebih positif, meningkatkan rasa
peristiwa belajar sesungguhnya tidak percaya diri, dapat mengendalikan stres
berlangsung. Konsentrasi merupakan suatu dengan baik dan meningkatkan konsentrasi.
keadaan pikiran yang diaktifkan oleh sensasi Oleh sebab itu, senam otak efektif digunakan
di dalam tubuh, untuk dapat mengaktifkan untuk meningkatkan konsentrasi.
sensasi didalam tubuh diperlukan keadaan Gerakan dalam senam otak akan
yang rileks dan suasana yang menyenangkan, mengaktifkan hubungan-hubungan saraf
karena ketika seseorang dalam kondisi tegang antara tubuh dan otak sehingga memudahkan
maka otak tidak dapat digunakan secara aliran energi elektro magnetis ke seluruh
maksimal. Seperti yang dikatakan oleh tubuh. Menuru Slameto (2010), salah satu
Prihastuti (2012) bahwa suasana yang faktor yang dapat mempengaruhi konsentrasi
menyenangkan dalam hal ini berarti seseorang adalah faktor fisik. Hal tersebut tentudapat
dalam keadaan yang sangat rileks, tidak ada berkaitan dengan kondisi otak seseorang,
sama sekali tegangan yang mengancam maksudnya bahwa kondisi saraf otak yang
dirinya baik secara fisik maupun non fisik. sehat dapat memicu timbulnya konsentrasi
Belajar akan menjadi sangat efektif yang tinggi. Kondisi sistem saraf juga dapat
apabila fungsi otak dapat bekerja secara mempengaruhi kemampuan individu dalam
optimal, apabila otak bekerja melebihi batas menyeleksi sejumlah informasi dalam
maksimal dari fungsi yang seharusnya, maka kegiatan perhatian.
akan terjadi ketidakseimbangan antara otak Sukadiyanto (2012) menjelaskan
kanan dan otak kiri yang dapat menyebabkan bahwa pemprosesan informasi yang berasal
otak menjadi lelah sehingga konsentrasi dari stimulus (rangsangan) sampai terjadi
dalam belajar menjadi menurun. Selain itu, suatu respon (berupa gerak)akan mengalir
diperlukan suatu metode menyenangkan melalui batang otak yang disalurkan oleh sel
sebagai penunjang siswa lebih rileks dalam saraf di dalam otak yang disebut dengan axon
belajar. Salah satunya yaitu senam otak. dan dendrit. Pada batang otak terdapat
Senam otak adalah serangkaian gerakan reticular formation yang merupakan suatu
sederhana yang dilakukan untuk merangsang jaringan komunikasi neuron melalui axon dan

75
Ciencias: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan | Volume 2, No. 2, Juli 2019, 68-78

dendrit yang kompleks. Apabila reticular antusias (Prasanti, 2015). Oleh sebab itu,
formation terstimulasi oleh adanya hormon endorphin akan memberikan
rangsangan maka reticular formation akan kenyamanan serta menjadikan tubuh lebih
teraktifasi dan muncullah konsentrasi. rileks ketika seseorang melakukan aktivitas
Reticular formation ini akan memilih gerak pada tubuhnya. Aktivitas gerak tubuh
informasi yang relevan saja dan mampu dapat tercipta ketika seseorang melakukan
menciptakan kesiagaan yang dapat gerakan senam otak, sehingga apabila
menunjang konsentrasi (Dennison, 2008). mahasiswa melakukan gerakan senam otak
Senam otak akan mengaktifkan tiga secara rutin, hal ini mampu memicu keluarnya
dimensi otak yaitu dimensi lateralis, dimensi hormon endorphin. Hormon endorphin dapat
pemfokusan dan dimensi pemusatan. Gerakan membuat siswa merasa lebih rileks dan tubuh
dalam senam otak juga akan mengaktifkan lebih mudah untuk dikontrol. Apabila tubuh
potensi belahan otak kanan dan belahan otak dalam keadaan rileks, maka siswa akan lebih
kiri sehingga pada akhirnya akan terjadi mudah untuk memfokuskan perhatiannya
integrasi atau kerjasama antar keduanya. pada saat proses belajar berlangsung.
Kedua hemisfer otak disambung oleh corpus Berdasarkan pemaparan tersebut,
collosum, dimana apabila sirkuit-sirkuit maka dapat dipahami bahwa dengan
informasi dari kedua belahan otak cepat melakukan gerakan senam otak, dapat
menyilang maka kemampuan belajar dapat membantu mengaktifkan bagian-bagian
maksimal dengan diimbangi oleh konsentrasi penting pada otak yang terkait dengan
belajar yang baik. Selain itu gerakan jasmani konsentrasi, seperti dapat menstimulasi dan
dalam gerakan senam otak mampu mengaktifkan reticular formation yang
meningkatkan kemampuan saluran mampu memilih informasi yang relevan saja,
pemprosesan informasi yaitu penerimaan mampu menstimulasi keluarnya hormon
rangsangan, pemilihan sampai dengan endorphin yang dapat membuat seseorang
munculnya aktivitas gerak. menjadi lebih rileks dan membantu
Gerakan dalam senam otak akan menghilangkan ketegangan pada saraf-saraf
memicu keluarnya hormone endorphin. otot serta dapat mengaktifkan ketiga dimensi
Endorphin merupakan hormon yang otak yaitu dimensi lateralis, pemfokusan dan
diproduksi oleh kelenjar pituitary yang pemusatan agar siswa menjadi lebih cerdas
terletak di hipotalamus (Prasanti, 2015). dalam belajar. Dengan begitu, fungsi otak
Hormon endorphin dihasilkan saat tubuh kita akan bekerja dengan optimal dan terciptalah
berolahraga. Hormon endorphin ini sering konsentrasi belajar yang baik. Konsentrasi
dianggap sebagai hormon kebahagiaan, hal ini belajar meningkat akan membuat siswa
disebabkan karena hormon endorphin mampu mengerti bahwa belajar bukanlah hanya suatu
membuat seseorang merasa bahagia. Hidup peristiwa, tetapi suatu proses inkuiri yang
yang bahagia mengindikasikan siswa telah berkelanjutan, artinya pembelajaran dicapai
mengalami kepuasan hidup; kepuasan terhadap ketika orang-orang datang bersama untuk
kondisi yang dicita-citakan; kondisi luar yang saling bertukar gagasan, mengartikulasi
biasa; perasaan bahagia; dan kepuasan terhadap masalah dari perspektif bersama, dan
hal-hal yang dianggap penting (Dami & mengkonstruksi makna supaya memahami
Curniati, 2018). Endorphin akan dilepaskan bersama (Dami, 2019). Hal ini
saat tubuh manusia perlu meredakan rasa mengindikasikan bahwa perlunya dukungan
sakit, selama berolahraga, relaksasi dan sosial baik itu berupa informasi atau nasehat,
selama melakukan aktivitas apa saja yang bantuan nyata, dan tindakan orang lain yang
membangkitkan rasa nyaman, senang atau
76
Ciencias: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan | Volume 2, No. 2, Juli 2019, 68-78

bermanfaat secara emosional bagi individu Dami, Z., A. (2019). Pedagogi Shalom:
(Dami & Parikaes, 2018). Analisis Kritis Terhadap Pedagogi Kritis
Henry A. Giroux dan Relevansinya Bagi
Pendidikan Kristen di Indonesia. Jurnal
SIMPULAN
Filsafat, Vol. 29, No. 1, 134-165, doi:
Hasil uji hipotesis pertama 10.22146/jf.42315.
menunjukkan bahwa ada pengaruh senam
otak terhadap konsentrasi belajar siswa, Dennison, P.E. (2010). Brain Gym. Jakarta:
sedangkan hasil uji hipotesis kedua Grasindo.
menunjukkan bahwa ada perbedaan antara
konsentrasi belajar kelompok intervensi Diana, S., Mafticha, E., & Adiesti, F. (2016).
Senam Otak Meningkatkan Prestasi
(senam otak) dengan kelompok kontrol
Belajar Anak Usia Prasekolah 4-6 Tahun.
(konvensional). Hasil ini didukung juga oleh Jurnal Keperawatan, Vol. IX, No. 3, 144-
perolehan Mean±SD untuk kelompok 147.
intervensi sebesar 60,20±13,742, sedangkan
kelompok kontrol sebesar 36,00±11,086. Ikbal, B., Sutria, E., & Hidayah, N. (2017).
Hasil ini menunjukkan bahwa senam otak Pengaruh Senam Otak Terhadap
efektif dalam meningkatkan konsentrasi Konsentrasi Belajar Mahasiswa
Keperawatan UIN Alauddin Makasar.
belajar siswa.
Journal of Islamic Nursing, Volume 2,
Nomor 2, 52-59.
DAFTAR PUSTAKA
Andri, Yanuarita (2012). Memaksimalkan Lestari, A., S. (2016). Keefektifan Senam
Otak Melalui Senam Otak (Brain Gym). Otak Kanan untuk Meningkatkan
Yogyakarta: Teranova Books. Kemampuan Konsentrasi Belajar Siswa
pada Layanan Klasikal BK Kelas XI di
Ayinosa. (2017). Brain Gym (Senam Otak). SMK Negeri 2 Kediri Tahun Pelajaran
Artikel. Diakses tanggal 11 Agustus 2018, 2016/2017. Skripsi (Tidak
dari http://book.store.co.id/2009. dipublikasikan). Bimbingan dan
Konseling, Universitas Nusantara
Dami, Z., A. & Parikaes, P. (2018). Regulasi Persatuan Guru Republik Indonesia,
Diri Dalam Belajar Sebagai Konsekuen. Kediri.
Ciencias: Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan, Volume 1, Muhammad, A. (2010). Bila Otak Kanan dan
No. 1, 82-95. Otal Kiri Seimbang. Yogyakarta: DIVA
Press.
Dami, Z., A., & Loppies, P., A. (2018).
Efikasi Akademik dan Prokrastinasi Nuryana, Aryati, & Purwanto, Setiyo. (2010).
Akademik Sebagai Prediktor Prestasi Efektivitas Brain Gym Dalam
Akademik. Kelola Jurnal Manajemen Meningkatkan Konsentrasi Belajar Pada
Pendidikan, Volume 5, No. 1, 74-85. Anak. Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala
Psikologi , Vol. 12, No.1, 88-99.
Dami, Z. A., Curniati, S. (2018). Pola Asuh
Autoritatif dan Jenis Kelamin sebagai Nugroho, W. (2013). Belajar Mengatasi
Prediktor Big Five Personality Factors: Hambatan Belajar. Surabaya: Prestasi
Implikasinya Bagi Pelayanan Bimbingan Pustaka.
dan Konseling. Jurnal Kajian Bimbingan
dan Konseling, 3(4), 182–196. Prasanti, Fadlia, Dewi. (2015). Pengaruh
https://doi.org/10.17977/um001v3i42018p Senam Otak Terhadap Konsentrasi
182 Belajar Pada Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 16 Surakarta Tahun Ajaran

77
Ciencias: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan | Volume 2, No. 2, Juli 2019, 68-78

2014/2015. Skripsi (tidak dipublikasikan),


Universitas Surakarta, Surakarta. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Prihastuti. (2011). Pengaruh Brain Gym Cipta.
Terhadap Peningkatan Kecakapan
Berhitung Siswa Sekolah Dasar. Sardiman. (2014). Interaksi dan Motivasi
Cakrawala Pendidikan. Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.

Pulungan, Annisa, Randatika. (2017) Sukadiyanto. (2012). Pengantar Teori dan


Pengaruh Senam Otak Terhadap Metodologi Melatih Fisik. Bandung:
Kosentrasi Belajar Anak Usia 5-6 Tahun Lubuk Agung.
di TK Al-Ihsan TA 2016/2017. Skripi
(tidak dipublikasikan). Medan: Fakultas Surya, H. (2009). Menjadi Manusia
Ilmu Pendidikan, PG-PAUD, Universitas Pembelajar. Jakarta: Elek Media
Negeri Medan. Komputindo.

Setiani, Amalia, C. (2014). Meningkatkan Sunarlin, Yayuk & Raharjo, Apriyatmoko.


Konsentrasi Belajar Melalui Layanan (2011). Pengaruh Senam Otak Terhadap
Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas Kemampuan Kognitif Lanjut Usia. Jurnal
VI SD Negeri 2 Karangcegak, Kabupaten Gizi dan Kesehatan, Vol. 1, No. 2.
Purbalingga Tahun.

78

Anda mungkin juga menyukai